Anda di halaman 1dari 37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk

menghasilkan produk berupa model pembelajaran untuk meningkatkan literasi

sains mahasiswa calon guru SD. Menurut Borg and Gall (2003: 772), penelitian

pengembangan pendidikan adalah penelitian yang berorientasi untuk

mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan yang dihasilkan.

Sedangkan menurut pendapat Gay, L. R. (1991: 198) penelitian pengembangan

adalah usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan

sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Selanjutnya, penelitian pengembangan

didefinisikan sebagai suatu pengkajian yang dilakukan secara sistematik terhadap

pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk

pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas

(Seels dan Richey, 1994: 98).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan adalah suatu langkah yang sistematis untuk mengembangkan suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada dengan melakukan

validasi, uji kepraktisan dan keefektifan produk dalam rangka mengatasi

permasalahan sesuai analisis kebutuhan awal. Pada dasarnya penelitian

pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan

penelitian pengembangan dan pengembangan produk untuk mengatasi

permasalahan berdasar pada analisis kebutuhan (need assesment).


Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pengembangan Borg & Gall. Pertimbangan yang mendasari penggunaan model

pengembangan ini adalah langkah pengembangan produk yang diawali dengan

adanya pengukuran kebutuhan atau studi pendahuluan. Pelaksanaan pengukuran

kebutuhan atau studi pendahuluan diperlukan untuk mengetahui permasalahan

yang terjadi dan digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pemecahan

persoalan. Menurut Arikunto (2012:45) salah satu manfaat studi pendahuluan

adalah untuk mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dapat dengan

tepat menentukan pemecahan masalah yang akan diteliti. Selain adanya tahap

analisis kebutuhan atau studi pendahuluan pertimbangan lain yang mendasari

penggunaan model pengembangan ini adalah adanya tahap uji validasi produk

yang akan dilakukan pada orang yang benar-benar ahli pada bidang produk yang

ingin dikembangkan. Sehingga melalui tahap validasi produk, akan dihasilkan

benar-benar sesuai untuk digunakan sebagai alternatif dalam memecahkan

persoalan yang terjadi.

Dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg & Gall.

Dalam model pengembangan, Borg and Gall memuat panduan sistematika

langkah- langkah yang dilakukan oleh peneliti agar produk yang dirancangnya

mempunyai standar kelayakan. Secara konseptual, pendekatan penelitian dan

pengembangan mencakup 10 (sepuluh) langkah umum, sebagaimana diuraikan

Borg & Gall (2003:775), yaitu “research and information collecting, planning,

develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product

revision, main field testing, operational product revision, operational field

testing, final product revision, and dissemination and implementation.” Ke

sepuluh langkah inilah yang


menjadi pedoman dalam penelitian ini. Adapun tahapan dari model

pengembangan Borg & Gall dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut

ini:

Research and Develop Preliminary


information Planning preliminary field testing
collecting form of product
Operational
field testing
Operational Main field Main product
product testing revision
revision

Final product Dissemination


revision and
implementation

Gambar 3.1 Model Pengembangan Borg & Gall (Borg & Gall, 2003:775)

B. Prosedur Penelitian Pengembangan

Pada tahap ini akan dibahas tentang prosedur pengembangan model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk mahasiswa calon guru di

sekolah dasar. Tahap pengembangan model pembelajaran ini mengikuti langkah-

langkah seperti dijelaskan pada model pengembangan yang digunakan. Prosedur

pengembangan berguna untuk lebih memperjelas tentang bagaimana langkah

prosedural yang harus dilalui agar sampai ke produk yang diharapkan. Prosedur

penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (2003: 772) pada dasarnya

terdiri atas dua tujuan utama, yaitu: tahap pertama yaitu tahap mengembangkan

produk, dan tahap kedua menguji kevalidan, kepraktisan serta keefektifan produk

yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan tahapan model

pengembangan Borg & Gall di atas, prosedur penelitian pengembangan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


1. Research and information collecting (penelitian awal dan pengumpulan

informasi)

Sebelum menentukan pemilihan produk yang akan dikembangkan

dilakukan terlebih dahulu sebuah pengumpulan data melalui studi

pendahuluan untuk mengumpulkan informasi terkait permasalahan yang

terjadi di lapangan. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah atau kelemahan yang dihadapi oleh dosen dan mahasiswa

dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat di tentukan alternatif

pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap studi

pendahuluan yaitu melakukan pengamatan kelas (observasi), wawancara,

menganalisis karakteristik dan kebutuhan mahasiswa, melakukan pengkajian

pustaka, melakukan analisis dokumen hasil belajar dan mengumpulkan serta

menganalisis jurnal penelitian terdahulu yang relevan.

Pengamatan kelas dan kegiatan wawancara dilakukan bertujuan untuk

mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas khususnya pada

beberapa matakuliah yang sedang ditempuh oleh mahasiswa PGSD semester

1 di Universitas Nusantara PGRI Kediri. Kegiatan menganalisis karakteristik

dan kebutuhan mahasiswa dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi oleh dosen dan mahasiswa serta untuk mengetahui karakteristik

mahasiswa PGSD. Kegiatan analisis dokumen hasil belajar dilakukan untuk

mengetahui kemampuan mahasiswa PGSD terkait penguasaan konsep dasar

IPA di Sekolah Dasar. Sedangkan pengkajian pustaka dan penganalisisan

jurnal penelitian terdahulu yang relevan dilakukan untuk memperoleh teori-

teori yang dapat digunakan menjadi landasan pijak untuk mengembangkan

alternatif pemecahan masalah yang akan dibuat.


2. Planning (perencanaan)

Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana penelitian yang

meliputi merumuskan alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan

sesuai dengan permasalahan yang ditemukan, menentukan model desain

pembelajaran yang akan digunakan. Dalam hal ini model desain pembelajaran

yang digunakan mengacu pada konsep Dick & Carey (2009) yang memiliki

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan identifikasi tujuan pembelajaran

b. Melakukan analisis pembelajaran

c. Melakukan analisis pebelajar dan konteks

d. Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik

e. Mengembangkan instrumen penilaian

f. Mengembangkan model pembelajaran

g. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang akan

digunakan

h. Mendesain dan melakukan evaluasi formatif

i. Hasil evaluasi formatif digunakan untuk merevisi produk

j. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif untuk mengetahui nilai

absolut atau relatif, kemudian produk dievaluasi secara formatif dan

direvisi.

Pada tahap ini akan dirancang krangka konseptual dan hipotetik dari

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dan kisi-kisi dari

perangkat pendukung dari model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis

VR. Kerangka konseptual dan hipotetik model IPA berdiferensiasi berbasis

VR dan kisi-kisi dari perangkat pendukung model pembelajaran IPA


berdiferensiasi berbasis VR akan digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan produk awal dari model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR dan perangkat pendukung yang akan digunakan untuk

menerapkan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR.

3. Develop preliminary form of product (pengembangan produk awal)

Pada tahap ini pengembangan bentuk permulaan dari produk yang akan

dihasilkan mulai dilakukan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan

komponen utama yaitu buku model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR dan komponen pendukung yaitu bahan ajar IPA berdiferensiasi

berbasis VR dan buku pedoman penggunaan model pembelajaran yang berisi

satuan acara perkuliahan, kontrak perkuliahan, perencanaan pembelajaran dan

instrumen penilaian untuk calon guru di sekolah dasar. Sampai tahap ini akan

diperoleh produk awal yang berupa model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR untuk calon guru di sekolah dasar, bahan ajar perkuliahan

berbasis IPA berdiferensiasi berbasis VR, dan buku panduan penggunaan

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR. Produk awal yang

dihasilkan selanjutnya dilakukan uji validasi. Uji validasi dalam penelitian ini

dilakukan oleh ahli dan praktisi terhadap produk yang dikembangkan. Ahli

dan praktisi yang dipilih yaitu ahli materi terkait konsep dasar IPA dan ahli

teknologi dan desain pembelajaran. Hasil validasi ahli digunakan untuk

mengetahui kevalidan produk yang telah dikembangkan, jika produk yang

dikembangkan belum sesuai maka akan dilakukan revisi sesuai saran dan

masukan dari para ahli. Adapun kriteria ahli yang akan memvalidasi tingkat

kevalidan dari produk penelitian yang dikembangkan adalah:


a. Ahli Materi terkait konsep konsep dasar IPA

Penetapan ahli materi didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

1) Minimal memiliki latar belakang pendidikan S3

2) Menguasai materi/konsep dasar IPA

b. Ahli teknologi dan desain pembelajaran

Penetapan sebagai ahli teknologi dan desain pembelajaran didasarkan

pada:

1) Memiliki latar belakang pendidikan minimal S3 ilmu pendidikan

2) Memiliki keahlian dalam bidang teknologi dan mendesain

pembelajaran

3) Sebagai dosen mata kuliah perencanaan/ pengembangan

pembelajaran jenjang S2/S3

4. Preliminary field testing (uji coba produk awal)

Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan tahap awal dengan

melibatkan praktisi atau dosen pengampu matakuliah. Pada tahap ini

dilakukan uji coba produk awal yang dilakukan kepada 4 orang dosen yang

mengajarkan konsep dasar IPA di prodi pendidikan guru sekolah dasar untuk

memperoleh masukan dan saran serta untuk melihat apakah produk yang telah

dikembangkan dapat digunakan untuk skala yang lebih luas. Selain itu pada

tahap ini juga akan dilakukan Forum Group Discussion (FGD) dan pelatihan

dengan dosen pengampu matakuliah pembelajaran dan konsep dasar IPA SD

selaku dosen yang akan menggunakan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR dalam kegiatan penelitian ini. Kegiatan FGD dan

pelatihan akan difokuskan pada prosedur dan implementasi dari model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR.


5. Main product revision (revisi produk utama)

Pada tahap ini dilakukan perbaikan terhadap produk awal yang

dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal/ uji perorangan. Perbaikan

ditekankan pada komponen perencanaan pembelajaran seperti silabus, kontrak

kuliah, perencanaan pembelajaran, bahan ajar dan instrumen penilaian.

Setelah dilakukan kegiatan revisi produk utama akan diperoleh draft produk

utama yang siap diuji coba lebih lanjut.

6. Main field testing (uji coba produk utama)

Pada tahap ini akan dilakukan uji coba dalam skala terbatas. Uji coba

yang dilakukan akan melibatkan 1 kelas mahasiswa PGSD semester 3 yang

berjumlah 30 orang mahasiswa. Data yang dikumpulkan dalam uji coba ini

terkait dengan kepraktisan model pembelajaran dan keefektifan dari model

pembelajaran yang dikembangkan dalam skala kecil/skala terbatas. Uji coba

produk utama dilakukan untuk mengetahui kelemahan produk yang

dikembangkan dan akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan

produk selanjutnya sebelum digunakan pada uji coba sekala luas.

7. Operational product revision (revisi produk operasional)

Pada tahap ini dilakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji

coba skala terbatas. Revisi yang dilakukan mengacu pada tingkat kepraktisan

model dan tingkat keefektifan dari model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR untuk mahasiswa calon guru di sekolah dasar. Setelah dilakukan

kegiatan revisi akan diperoleh produk berupa model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR yang sudah merupakan desain model operasional

yang siap untuk diuji coba pada tahap selanjutnya yaitu uji coba dalam skala

yang lebih luas.


8. Operational field testing (uji coba produk operasional)

Pada tahap ini, produk yang telah dihasilkan akan diuji cobakan dalam skala

yang lebih luas. Uji coba akan dilaksanakan dengan melibatkan 4 kelas

mahasiswa PGSD semester 2. Tahap ini sering disebut uji coba diperluas. Uji

coba tahap ini menggunakan desain quasi eksperimen, post-tes only control

group desaign. Dalam desain eksperimen ini terdapat dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan) dan kelompok

control (kelompok yang tidak diberi perlakuan) yang dipilih secara random.

Kemudian pada kurun waktu yang telah ditentukan kelompok eksperimen

tersebut diberi perlakuann. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengukuran

terhadap kedua kelompok. Perbandingan hasil antara kedua kelompok

menunjukkan efek dari perlakuan yang telah diberikan (Sugiono, 2010).

Tujuan dari uji coba ini adalah untuk menentukan apakah produk yang

dikembangkan memiliki tingkat keefektifan yang tinggi atau tidak. Pada

tahap ini juga dilakukan analisis kelemahan atau kekurangan dari produk

yang berupa model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk

mahasiswa calon guru di sekolah dasar. Pengumpulan data dilakukan secara

kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari uji coba ini dalam bentuk

evaluasi terhadap pencapaian hasil uji coba (desain produk) yang

dibandingkan dengan kelompok kontrol akan digunakan sebagai acuan untuk

melakukan revisi produk selanjutnya.

9. Final product revision (revisi produk final)

Pada tahap ini, dilakukan perbaikan akhir terhadap produk yang

dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final). Revisi dilakukan

berdasarkan hasil analisis dari tahap uji coba produk operasional.


10. Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi)

Pada tahap ini, dilakukan penyebarluasan produk yang dikembangkan kepada

khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah pendidikan. Langkah pokok

dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan,

baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun

pemaparan kepada stakeholders yang terkait dengan temuan penelitian.

C. Desain Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam

penelitian pengembangan. Uji coba ini dilakukan setelah rancangan produk selesai

dikembangkan. Tujuan dilakukan ujicoba produk ini adalah untuk mengetahui

apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak (Tim Puslitjaknov, 2008:

29). Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat

mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di awal penelitian. Produk

yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu: kriteria pembelajaran (instructional criteria)

dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba produk dilakukan

sebanyak 3 kali yang meliputi: (1) Uji perorangan (dosen) (2) Uji terbatas

dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk; (3) Uji-lapangan

(field testing) terhadap kelompok yang lebih luas. Uji coba yang dilakukan

digunakan untuk mengetahui tingkat tingkat kepraktisan produk dan tingkat

keefektifan produk yang telah dikembangkan (Seals dan Richey, 1994: 88).

Untuk mengetahui kelayakan produk sebelum diterapkan pada subjek coba

terlebih dahulu akan dilakukan kegiatan validasi terhadap ahli yang bertujuan

untuk mengetahui kevalidan produk sebelum dilakukan uji coba lapangan. Setelah

produk divalidasikan kepada ahli tahap selanjutnya akan dilakukan uji praktisi/

uji
perorangan yang akan melakukan penilaian terhadap produk model pembelajaran

IPA berdiferensiasi berbasis VR dan melakukan kegiatan FGD untuk memperoleh

masukan dan saran dari dosen selaku praktisi pembelajaran di prodi PGSD. Tahap

selanjutnya untuk mengetahui tingkat kepraktisan produk dan tingkat keefektifan

awal dari produk yang dikembangkan dilakukan melalui proses uji coba skala

terbatas. Uji coba skala terbatas ini dilakukan dengan kegiatan menerapkan model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dalam pembelajaran dengan jumlah

mahasiswa yang terbatas. Untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan produk

akhir dilakukan melalui proses uji coba diperluas dengan menggunakan desain

eksperimen post-test control group design. Uji coba produk yang dikembangkan,

meliputi hal-hal berikut.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba merupakan perencanaan dalam melaksanakan uji coba

produk yang telah dikembangkan. Produk pengembangan harus melewati

serangkaian uji coba untuk mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan dan

keefektivan dari produk yang telah dikembangkan. Tingkat kevalidan produk,

kepraktisan, dan keefektifan produk dapat diketahui melalui hasil analisis uji

perorangan, uji kelompok kecil, dan uji diperluas.

a. Uji Coba Produk Awal

Uji coba produk awal dilakukan untuk melihat kepraktisan awal produk

berdasarkan penilaian dari praktisi. Uji coba produk awal melibatkan 4 orang

dosen yang mengajarkan komponen konsep konsep dasar IPA pada mahasiswa

PGSD. Uji coba produk awal dilakukan kepada praktisi/ dosen yang bertujuan

untuk melihat apakah produk dari model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR yang dikembangkan dapat digunakan oleh dosen untuk


meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa calon guru di sekolah dasar.

b. Uji Coba Utama/ Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas (uji coba utama) dilakukan dengan menggunakan 1 kelas

mahasiswa PGSD semester 3 di Universitas Nusantara PGRI Kediri yang

berjumlah 30 orang mahasiswa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

keterterapan produk, kegiatan pengelolaan produk, kepraktisan dan keefektifan

awal dari produk yang telah dikembangkan. Hasil uji coba akan digunakan

sebagai acuan dalam melakukan perbaikan produk lebih lanjut. Jika produk telah

direvisi dan dianggap valid maka akan digunakan untuk melakukan uji coba skala

diperluas.

c. Uji Coba Operasional/ Uji Coba Luas

Uji coba operasional atau uji diperluas merupakan kelanjutan dari iji coba

utama (kelompok terbatas). Uji coba diperluas dilakukan dengan menggunakan 4

kelas mahasiswa PGSD semester 2 Universitas Nusantara PGRI Kediri. Dari 4

kelas tersebut, dipilah menjadi 2 kelas kelompok eksperimen dan 2 kelas

kelompok kontrol. Uji coba luas menggunakan rancangan quasi eksperimen

menggunakan independent sample t-statistic design yang disajika pada Tabel 3.1

berikut.

Tabel 3.1 Skema Post-test Only Control Group Design

Kelompok Perlakuan Pascates


Eksperimen X1 O1
Kontrol X2 O2
(Sugiono, 2011:206)
Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan menggunakan model IPA berdiferensiasi berbasis VR
X2 : Perlakuan dengan menggunakan Model Diskusi
O1 : Post Tes Kelas Eksperimen
O2 : Post Tes Kelas Kontrol
Penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan independent sample t-

statistic design yang mensyaratkan bahwa kedua kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen harus memiliki kesetaraan. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa

kedua kelompok tersebut memiliki tingkat kesetaraan yang sama dikarenakan: 1)

kedua kelompok berasal dari universitas yang sama dengan prodi yang sama, 2)

memiliki tingkat pengalaman akademik sama karena khususnya dalam pendidikan

di perguruan tinggi program studi PGSD, 3) dosen yang pernah mengajarkan

komponen dasar IPA cenderung sama karena dari satu program studi, 4) kedua

kelompok berasal dari kelas paralel dengan jumlah mahasiswa cenderung sama,

dan

5) dilakukan uji statistik menggunakan uji-t terhadap hasil belajar mahasiswa pada

matakuliah perencanaan pembelajaran yang telah ditempuh pada semester

sebelumnya (semester 1) untuk mengetahui tingkat kesetaraan .

2. Subjek Coba

Subjek coba dalam penelitian ini terdiri dari subjek coba sebelum

dilakukan uji coba lapangan dan subjek coba penelitian di lapangan. Subjek coba

yang digunakan sebelum uji coba dilapangan adalah dosen ahli yang memiliki

bidang ilmu sesuai dengan fokus masalah dari produk yang akan dikembangkan

dan dosen pengampu matakuliah yang relevan dengan konsep dasar IPA.

Sedangkan subjek coba penelitian di lapangan menggunakan dosen selaku praktisi

yang akan mengiplementasikan model pembelajaran pada mahasiswa PGSD

semester 3 untuk uji coba terbatas dan mahasiswa semester 4 untuk uji coba skala

luas. Adapun pihak-pihak yang akan menjadi subjek coba dalam penelitian

adalah:

1. Subjek coba dalam uji validitas melibatkan 4 orang dosen ahli, di antaranya;
dua orang ahli materi/ konsep dasar IPA dan dua orang ahli desain

pembelajaran.
Data dari subjek coba dalam uji validitas produk digunakan untuk melihat

tingkat kevalidan dari produk yang dikembangkan. Produk yang telah

divalidasi akan digunakan untuk melakukan uji coba di lapangan.

2. Subjek coba dalam produk awal menggunakan dosen/praktisi pembelajaran

yang akan mengimplementasikan model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR sebelum di uji coba lapangan. Uji coba produk awal melibatkan 4

orang dosen pengampu matakuliah pembelajaran dan pemecahan masalah

IPA SD, dosen perencanaan pembelajaran, dosen evaluasi pembelajaran,

dosen teknologi pembelajaran, dan dosen konsep dasar IPA SD. Data dari

subjek coba dalam uji coba produk awal ini akan digunakan untuk melihat

tingkat kelayakan awal produk sebelum diimplementasikan dalam

pembelajaran.

3. Subjek coba dalam uji coba skala terbatas/uji melibatkan dosen pengampu

matakuliah inovasi pembelajaran dan 1 kelas mahasiswa PGSD semester 3

yaitu kelas 3D yang berjumlah 30 orang mahasiswa. Data dari subjek coba uji

skala terbatas akan digunakan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan awal

dari produk yang dikembangkan sebelum di uji coba dalam skala luas.

4. Subjek coba dalam uji coba skala luas melibatkan 4 kelas yaitu 2 kelas 2A

dan 2B mahasiswa PGSD semester 4 Universitas Nusantara PGRI Kediri

yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan 2 kelas 2C dan 2E mahasiswa

PGSD semester 4 Universitas Nusantara PGRI Kediri sebagai kelas kontrol.

Pemilihan subjek coba dilakukan secara acak dan dilakukan uji normalitas

dan homogenitas dari subjek coba yang akan digunakan sebagai subjek

penelitian. Data dari subjek coba uji skala luas akan digunakan untuk melihat

tingkat dari kepraktisan dan keefektifan produk berupa model pembelajaran


IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk mahasiswa calon guru di sekolah dasar.

Adapun sebaran subjek coba dalam penelitian dan pengembangan ini dapat dilihat

sesuai pada Tabel 3.2 tentang sebaran subjek coba.

Tabel 3.2 Sebaran Subjek Coba Penelitian dan Pengembangan

Tahap pengembangan
Jumlah
Uji Uji Coba
Jenis subjek Subjek Uji Coba Uji Coba
Validasi Produk
Coba Terbatas Diperluas
Ahli Awal
Mahasiswa 178 - - 30 148
Dosen 4 - 4 1 1
Ahli/Praktisi 4 4 - - -
Pengamat 3 - - 1 2
a. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Data kualitatif berkaitan dengan aspek isi/materi dan desain dari

berbagai sumber yaitu ahli isi/materi konsep dasar IPA, ahli teknologi dan desain

pembelajaran, dosen perencanaan pembelajaran, teknologi pembelajaran, konsep

dasar IPA, dosen strategi pembelajaran, dosen pengampu matakuliah

pembelajaran dan pemecahan masalah IPA SD, serta mahasiswa PGSD. Data

kualitatif ini selanjutnya diberikan skor, sehingga data kualitatif diubah menjadi

data kuantitatif. Pada penelitian ini juga dikumpulkan data kuantitatif dari

mahasiswa berdasarkan hasil post-test terkait kompetensi konsep dasar IPA

mahasiswa PGSD semester 4.

Data-data tersebut memberikan gambaran tentang kevalidan, kepraktisan,

dan keefektifan produk yang dikembangkan. Data yang diperoleh dalam

penelitian ini, meliputi: (1) data tentang kevalidan dari model pembelajaran yang

telah dikembangkan berdasarkan hasil validasi ahli, (2) selain kevalidan produk

juga akan dilihat data kepraktisan dari produk yang dikembangkan berdasarkan

penilaian dari dosen pengampu matakuliah pembelajaran dan pemecahan masalah

IPA SD dan penilaian mahasiswa terkait implementasi model IPA berdiferensiasi


berbasis VR untuk mahasiswa PGSD serta (3) data tentang keefektifan dari model

pembelajaran yang telah dikembangkan dilihat dari hasil belajar mahasiswa

setelah mengikuti perkuliahan pembelajaran dan pengembangan IPA SD.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data sebagai salah satu bagian penelitian

pengembangan merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Instrument

penelitian yang baik akan sangat menentukan kualitas data yang diperoleh oleh

peneliti. Untuk memperoleh instrument yang valid maka instrument yang

dikembangkan akan di validasikan kepada ahli dan dilakukan analisis untuk

memperoleh kesakhihan dari instrument sebelum digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian yang dilakukan. Instrumen dalam penelitian

ini digunakan untuk mengukur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan

kevalidan, kepraktisan dan keefektifan produk berupa model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR untuk mahasiswa PGSD. Pada Tabel 3.2 disajikan

jabaran aspek yang akan dinilai, instrumen yang digunakan, data yang diamati,

dan responden yang terlibat dalam penelitian ini.

Tabel 3.3 Jabaran Aspek yang Dinilai dalam Pengembangan Model IPA
Berdiferensiasi berbasis VR untuk Calon Guru di Sekolah Dasar
Aspek yang Instrumen Data yang diamati Responden
dinilai
Analisis Observasi 1. Kegiatan pembelajaran Dosen dan mahasiswa
Kebutuhan dan 2. Perangkat pembelajaran
Wawancara 3. Kemampuan literasi sains mahasiswa
Validitas Angket 1. Model pembelajaran IPA 1. Ahli teknologi dan
Produk berdiferensiasi berbasis VR Desain
2. Buku Panduan Penggunaan Model Pembelajaran
3. Modul Perkuliahan IPA 2. Ahli materi konsep
dasar IPA
berdiferensiasi berbasis VR
Kepraktisan Angket dan Kemudahan dalam menggunakan Dosen dan mahasiswa
Produk lembar model pembelajaran IPA
observasi berdiferensiasi berbasis VR
Pengelolaan pembelajaran
Keterterpan model pembelajaran
Respon dosen dan mahasiswa
Keefektifan Lembar tes Kemampuan mahasiswa dalam Mahasiswa PGSD
produk dan lembar merancang dan mempraktekkan semester 2
observasi perangkat pembelajaran
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa untuk memperoleh

data terkait analisis kebutuhan digunakan instrument observasi dan wawancara

serta kegiatan analisis dokumen hasil belajar. Sedangkan untuk menguji validitas

produk instrumen yang digunakan adalah angket yang diberikan kepada ahli

teknologi dan desain pembelajaran, dan ahli materi konsep dasar IPA. Untuk

menguji kepraktisan produk digunakan angket kepraktisan, lembar penilaian

keterterapan model dan pengelolaan pembelajaran, angket kepraktisan yang

diberikan kepada praktisi serta angket dari respon dosen pengampu matakuliah

pengembangan dan pembelajaran IPA SD (praktisi) dan mahasiswa PGSD

semester 2. Sedangkan untuk mengetahui keefektifan produk dalam penelitian dan

pengembangan ini akan digunakan instrumen berupa lembar penilaian

perencanaan pembelajaran dan lembar penilaian praktik mengajar yang

dikembangkan. Deskripsi untuk masing-masing instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian ini dapat dipaparakan sebagai berikut:

a. Panduan Wawancara

Instrument awal yang digunakan untuk memperoleh data pada tahap

analisis kebutuhan adalah pedoman wawancara. Instrumen dalam bentuk

pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dari mahasiswa calon guru di sekolah dasar. Untuk

memudahkan kegiatan pelaksanaan wawancara maka disusun kisi-kisi instrument

penelitian yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk membuat

pedoman wawancara. Adapun kisi-kisi dari pedoman wawancara dapat dilihat

pada Tabel 3.8 tentang kisi-kisi pedoman wawancara yang dapat dipaparkan

sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Aspek Indikator
I Mengetahui informasi 1. Model pembelajaran yang biasa digunakan di kelas
kegiatan pembelajaran 2. Sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan
yang dilakukan 3. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan
untuk menunjang pembelajaran
4. Perangkat pembelajaran yang digunakan
5. Penilaian yang biasa digunakan
6. Karakteristik mahasiswa PGSD
II Kemampuan TPACK 1. Kesulitan mahasiswa dalam membuat perencanaan
Mahasiswa PGSD pembelajaran
2. Kesulitan mahasiswa dalam
mempraktikkan perencanaan pembelajaran
yang dibuat
3. Kesulitan mahasiswa dalam menggunakan teknologi
4. Kesulitan mahasiswa dalam memahami materi IPA SD
5. Solusi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa dalam membuat perencanaan pembelajaran
dan mempraktikkannya
6. Kegiatan dosen yang pernah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut
7. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains masiswa
8. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diperoleh data tentang pelaksanaan

perkuliahan yang selama ini dilakukan, kemampuan literasi sains mahasiswa,

dan kurikulum yang selama ini digunakan. Informasi tersebut diperoleh dari

dosen dan kepala program studi pendidikan guru sekolah dasar.

b. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui tingkat validitas model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dan perangkat pendukungnya

yang dikembangkan sendiri oleh peneliti melalui prosedur: penyusunan kisi-

kisi, pembuatan butir- butir pernyataan, uji validasi ahli, revisi, dan penulisan

akhir. Lembar validasi ini akan diberikan pada ahli sesuai bidang ilmu masing-

masing yang bertujuan untuk memperoleh penilaian serta masukan dan saran

untuk menyempurnakan produk. Validitas model pembelajara IPA

berdiferensiasi berbasis VR untuk calon guru di sekolah dasar dilihat dari

berbagai aspek yang meliputi: teori pendukung, isi model pembelajaran IPA
berdiferensiasi berbasis VR yang meliputi (teori pendukung pengembangan

model pembelajaran, struktur pengembangan model pembelajaran, dan),

petunjuk pelaksanaan, dan bahasa yang digunakan. Adapun kisi-kisi validitas

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada tabel

3.5 berikut ini:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Validasi Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi


berbasis VR untuk Mahasiswa PGSD

No Aspek Indikator

I Teori Pendukung 1. Teori belajar dan pembelajaran yang digunakan relevan


dengan model yang dikembangkan
2. Teori pembelajaran orang dewasa (andragogik) dan
perkembangan remaja cukup untuk digunakan sebagai
landasan dalam pengembangan model
3 Konsep dasar IPA relevan digunakan sebagai dasar
untuk pengembangan model pembelajaran
3. Teori tentang kompetensi utama sebagai seorang guru
cukup untuk digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
model pembelajaran
II Struktur Model 1. Latar belakang pengembangan model dinyatakan dengan
Pembelajaran jelas
2. Tujuan pengembangan model dinyatakan dengan jelas
3. Deskripsi model dinyatakan dengan jelas
4. Prinsip-prinsip reaksi dalam pembelajaran dinyatakan
dengan jelas
5. Sistem sosial dalam pembelajaran dinyatakan dengan jelas
6. Sistem pendukung dalam pembelajaran dinyatakan dengan
jelas
7. Kejelasan dampak intruksional dan dampak pengiring
8. Sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran
dinyatakan dengan jelas
9. Evaluasi dan penilain dinyatakan dengan jelas
III Implementasi 1. Kegiatan pada tahap perencanaan diuraikan dengan jelas
Model sesuai dengan model pembelajaran IPA berdiferensiasi
Pembelajaran berbasis VR
IPA 2. Setiap tahapan dalam kegiatan pembelajaran (awal, inti, dan
berdiferensiasi akhir) diuraikan sesuai dengan tahapan model
berbasis VR
pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat
dipahami dengan mudah
3. Kegiatan evaluasi kemampuan literasi sains calon guru di
uraikan dengan jelas termasuk jenis penilaian dan cara
untuk melakukan penilaian
Sedangkan untuk kisi-kisi dari lembar validasi buku panduan penggunaan

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Validasi Buku Panduan Penggunaan Model


Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk Mahasiswa
PGSD

No Aspek Indikator

I Gambaran umum tentang 1. Pendahuluan diuraikan dengan jelas


buku panduan 2. Tujuan dari buku panduan diuraikan dengan jelas
3. Pentingnya menggunakan buku panduan diuraikan
dengan jelas
4. Pengguna dari buku panduan diuraikan dengan jelas
II Petunjuk penggunaan model 1. Menguraikan petunjuk secara umum dalam
pembelajaran IPA menggunakan buku panduan
berdiferensiasi berbasis VR 2. Langkah-langkah model pembelajaran/ sintaks
dipaparkan dengan jelas
3. Kegiatan pembelajaran terkait dengan sistem sosial
diuraikan dengan jelas
4. Kegiatan terkait dengan prinsip reaksi dapat
dipahami dengan jelas
5. Sistem pendukung terkait pelaksanaan model
pembelajara diuraikan dengan jelas
6. Efek pembelajaran dalam buku panduan diuraikan
dengan jelas
III Pengelolaan Kelas 1. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan pada
tahap perencanaan
2. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan pada
tahap pelaksanaan
3. Menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan pada
tahap evaluasi
IV Instrumen Penilaian 1. Gambaran secara umum dari instrumen penilaian
dipaparkan secara jelas
2. Kompetensi yang akan dinilai menggunakan
instrumen dipaparkan dengan jelas
3. Uraian petunjuk penggunaan instrumen penilaian
dapat dipahami dengan mudah
V Rencana Pelaksanaan 1. Kontrak perkuliahan dikembangkan sesuai dengan
Pembelajaran tahapan model pembelajaran IPA berdiferensiasi
berbasis VR
2. Satuan acara perkuliahan yang dikembangkan sesuai
dengan tahapan model pembelajaran IPA
berdiferensiasi berbasis VR
3. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan
sesuai dengan tahapan model pembelajaran IPA
berdiferensiasi berbasis VR
Untuk kisi-kisi validasi bahan ajar dari model pembelajaran IPA berdiferensiasi

berbasis VR untuk mahasiswa calon guru di sekolah dasar dapat dilihat pada Tabel 3.7

berikut. Tabel 3.7 Kisi-kisi Validasi Bahan Ajar

No Aspek Indikator
I Pendahuluan 1. Kata pengantar mencakup isi keseluruhan dari bahan ajar
2. Menguraikan secara jelas terkait bahan ajar yang
dikembangkan
3. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar
4. Menguraikan daftar isi dengan sesuai
5. Kelengkapan komponen pendahuluan dalam bahan ajar
II Aspek 1. Kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator
Pembelajaran
2. Kesesuaian kompetensi dasar dengan materi
3. Kejelasan judul setiap bagian bahan ajar / sub bab bahan ajar
4. Kejelasan sasaran pengguna
5. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
penerapan model IPA berdiferensiasi berbasis VR
6. Variasi penyampaian jenis informasi/data
7. Ketepatan dalam penjelasan materi teoritis
8. Ketepatan dalam penjelasan materi praktis
III Isi 1. Cakupan (keluasan dan kedalaman) isi/uraian materi
2. Keruntutan isi/uraian materi (Struktur organisasi/ urutan isi
materi)
3. Faktualisasi isi materi
4. Aktualisasi isi materi
5. Kejelasan dan kecukupan contoh yang disertakan
6. Kejelasan dan kesesuaian relevansi bahasa yang digunakan
7. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna
IV Tugas dan 1. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
Latihan
2. Runtutan soal yang disajikan komprehensif
3. Tingkat kesulitan soal
4. Kesesuaian latihan/tes dengan kompetensi dasar
5. Keseimbangan proporsi tugas/ tes dengan isi materi
6. Kejelasan evaluasi dalam pembelajaran
7. Kejelasan tindak lanjut hasil belajar yang akan
V Rangkuman 1. Kejelasan rangkuman bahan ajar (komprehensif)
2. Ketepatan rangkuman modul sebagai materi perulangan
3. Manfaat rangkuman sebagai bahan pengayaan
4. Glosarium/senarai/daftar istilah
5. Daftar pustaka
c. Lembar Penilaian Kepraktisan Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR
Lembar penilaian kepraktisan produk digunakan untuk mengumpulkan

data kepraktisan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR. Lembar

penilaian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti melalui prosedur: penyusunan

kisi-kisi, pembuatan butir-butir pernyataan yang didasarkan oleh teori-teori yang

relevan, uji validasi ahli dan melakukan revisi. Pengguna dalam hal ini adalah

dosen pengampu matakuliah dan mahasiswa PGSD semester 2. Kepraktisan

produk juga dilihat dari kemudahan dalam menerapkan sintaks model IPA

berdiferensiasi berbasis VR dan kemudahan melaksanakan pengelolaan

pembelajaran dengan menggunakan model IPA berdiferensiasi berbasis VR.

Selain itu kepraktisan produk juga dapat dilihat dari angket respon dosen dan

angket respon mahasiswa dalam mengunakan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR. Adapun kisi-kisi instrument kepraktisan produk

dapat dipaparkan sebagai berikut.

1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR

Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR digunakan untuk mengetahui kepraktisan model

pembelajaran yang berkaitan dengan keterlaksanaan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR yang berkaitan dengan sintaks, system sosial, prinsip

reaksi dan sistem pendukung. Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.8

berikut.

Tabel 3.8. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran


IPA berdiferensiasi berbasis VR
No Aspek Indikator
1 Sintaks Keterlaksanaan setiap fase-fase pembelajaran
2 Sistem Sosial Keterlaksanaan kerja sama antar siswa dan siswa, siswa
dan guru
3 Prinsip Reaksi Keterlaksanaan prinsip reaksi dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif
4 Sistem pendukung Keterlaksanaan perangkat pembelajaran seperti bahan
ajar, RPP, media dan alat-alat praktik
2) Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan
Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR
Lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model

IPA berdiferensiasi berbasis VR digunakan untuk mengetahui kepraktisan model

pembelajaran yang berkaitan dengan keterlaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun kisi-kisi lembar observasi pengelolaan

model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk mahasiswa PGSD

dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Kisi-kisi Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajarann dengan


Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk Mahasiswa
PGSD
No Aspek Indikator
1 Pendahuluan Membuka pelajaran, menginformasikan materi, tujuan
dan Langkah-langkah pembelajaran
2 Kegiatan Inti 1) mengumpulkan informasi terkait komponen
penyusun
2) Melakukan investigasi permasalahan terkait
komponen penyusun
3) Menerapkan konsep dalam menyusun komponen
pembelajaran
4) Menggabungkan seluruh komponen perencanaan
pembelajaran secara utuh sesuai konsep
5) Mendemonstrasikan perencanaan pembelajaran yang
telah dibuat
6) Melakukan perbaikan/refleksi
7) Mengkolaborasikan hasil karya menjadi IPA
berdiferensiasi berbasis VR
3 Penutup Membuat kesimpulan, melakukan evaluasi, umpan balik
dan tindak lanjut

3) Angket Respon Dosen setelah Melaksanakan Pembelajaran dengan


Menggunakan Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR
Lembar angket respon dosen digunakan untuk mengetahui respon dosen

setelah menggunakan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR.

Angket respon dosen diisi oleh dosen setelah menerapkan model pembelajaran

IPA berdiferensiasi berbasis VR. Data hasil angket respon dosen akan digunakan
untuk mengetahui data terkait kemudahan dosen dalam menerapkan model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dalam pembelajaran. Angket

respon dosen juga digunakan untuk menilai kepraktisan awal dari produk yang

dikembangkan pada hasil uji coba perorangan. Adapun kisi-kisi angket respon

dosen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10. Kisi-kisi Angket Respon Praktisi/dosen setelah Menggunakan


Model IPA berdiferensiasi berbasis VR
No Aspek Indikator
1 Kemudahan penggunaan buku Kemudahan penggunaan buku model
model
2 Kemudahan penggunaan Kemudahan penggunaan bahan ajar
bahan ajar
3 Kemudahan dalam Kemudahan dalam menggunakan buku pedoman
menggunakan buku pedoman penggunaan model
4 Kemudahan penerapan sintaks Kemudahan penerapan sintaks
5 Kemudahan dalam Kemudahan dalam mengintegrasikan VR dalam
mengintegrasikan VR pembelajaran
6 Kemudahan mengajarkan Kemudahan mengajarkan materi onsep dasar IPA
materi konsep dasar IPA
7 Tampilan produk Tampilan dalam buku model, bahan ajar, dan buku
panduan didesain secara jelas dan menarik
8 Kemudahan memahami isi Kemudahan memahami kalimat dan paragrap yang
produk ada pada buku model, bahan ajar, dan buku panduan
9 Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam buku model, bahan
ajar, dan buku panduan mudah untuk dipahami
10 Materi konsep dasar IPA Materi yang diajarkan sesuai dengan konsep penyusun

4) Angket Respon Mahasiswa setelah Melaksanakan Pembelajaran dengan


Menggunakan Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR
Selain angket respon dosen tingkat kepraktisan produk berdasarkan

penilaian pengguna dapat dilihat berdasarkan respon dari mahasiswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis

VR. Angket respon mahasiswa digunakan untuk mengetahui kemudahan

mahasiswa dalam memahami dan menerapkan konsep dasar IPA dalam

pembelajaran. Data terkait hasil penilaian mahasiswa diperoleh dari angket yang

diberikan pada mahasiswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model IPA berdiferensiasi berbasis VR. Adapun kisi-kisi angket


respon mahasiswa setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.11 Tabel 3.11. Kisi-kisi

Kepraktisan Berdasarkan Respon dari Mahasiswa

No Aspek Indikator
1 Kemudahan mengikuti Kemudahan mengikuti pembelajaran
pembelajaran
2 Kemenarikan Kegiatan pembelajaran lebih menarik dan memotivasi
belajar
3 Bentuk Tugas Kemudahan dalam mengerjakan tugas
4 Contoh permasalahan Contoh permasalahan yang disajikan sebagai contoh
memudahkan untuk memahami materi
5 Konsep materi Kemudahan dalam memahami konsep perencanaan
pembelajaran
6 Teknologi dalam Kemudahan dalam memilih teknologi dalam
pembelajaran pembelajaran
7 Mengintegrasikan Teknologi Kemudahan dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran
8 Mengintegrasikan VR Kemudahan mengintegrasikan seluruh konsep dasar
IPA dalam pembelajaran
9 Implementasi konsep Kemudahan dalam memamahi cara mempraktikkan
dasar IPA perencanaan pembelajaran
10 Akses IPA berdiferensiasi Kemudahan dalam mengakses IPA berdiferensiasi
berbasis VR berbasis VR sebagai sumber belajar

d. Instrumen Penilaian Kemampuan Mahasiswa dalam Menyusun


Perangkat Pembelajaran berbasis VR
Data terkait keefektifan produk akan dilihat dari kemampuan literasi sains

mahasiswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR. Dalam penelitian ini kemampuan literasi sains

mahasiswa dapat dilihat berdasarkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun

perencanaan pembelajaran dan mempraktikkan perencanaan yang telah dibuat.

Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kedua kompetensi tersebut

adalah lembar penilaian perencanaan pembelajaran dan lembar penilaian praktik

mengajar sesuai konsep dasar IPA. Lembar penilaian kemampuan literasi sains

dikembangkan sendiri oleh peneliti melalui prosedur: penyusunan kisi-kisi

penilaian, pembuatan butir-butir pernyataan, uji validasi ahli, revisi, uji coba,

analisis hasil uji coba. Adapun isi-kisi instrumen lembar penilaian kemampuan

mahasiswa dalam menyusun rencana pembelajaran dan lembar penilaian dalam


mempraktikkan perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.12 dan 3.13.

Tabel 3.12 Kisi-kisi Lembar Penilaian Kemampuan Mahasiswa dalam

Menyusun Perangkat Pembelajaran berbasis VR

No Aspek Indikator
1 Identitas dan Kelengkapan
kompetensi Menuliskan kompetensi
2 Pengembangan dan Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran
pengorganisasian secara terstruktur dan jelas.
materi, sumber, dan Memilih media dan sumber belajar yang relevan dengan materi,
media delajar misalnya: internet, buku, LCD, Laptop, kamera, VCD/DVD.
Mengembangkan materi dan media belajar dengan menggunakan
teknologi yang relevan
3 Menyusun skenario Menentukan kegiatan membuka pelajaran (apersepsi, informasi
pembelajaran materi, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran)
Menentukan jenis kegiatan pembelajaran (memilih metode,
model, strategi, pendekatan yang akan digunakan
Memilih teknologi yang sesuai dengan pendekatan/strategi
Memilih strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan
Mengembangkan aktivitas dan tugas siswa yang melibatkan
penggunaan teknologi
Menentukan kegiatan akhir pembelajaran (membuat kesimpulan,
evaluasi, umpan balik dan tindak lanjut)
4 Merancang Menentukan penataan ruang dengan menyesuaikan materi
pengelolaan kelas Menentu kan cara-cara pengorganisasian siswa
Menentu kan cara-cara memotivasi siswa
5 Merencanakan Menentu kan prosedur (awal, proses, akhir) dan jenis penilaian
prosedur, jenis dan (lisan, tertulis, perbuatan)
penilaian Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
6 Tampilan desain Kebersihan dan kerapian
pembelajaran Penggunaan bahasa tulis

Tabel 3.13 Kisi-kisi Lembar Penilaian Kemampuan Mahasiswa dalam


Mempraktekkan Perangkat Pembelajaran berbasis VR
No Aspek Indikator
1 Membuka Pelajaran Menggunakan apersepsi
Menginformasilan materi
Menyampaikan tujuan
Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
3 Melaksanakan Penggunaan metode yang sesuai dengan materi
Kegiatan Inti Pengelolaan kelas secara efektif
Penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
untuk mengajarkan materi
Penguasaan materi
Pembelajaran menyenangkan
Keterkaitan metode dengan pengembangan kecakapan hidup
4 Refleksi dan Refleksi kegiatan pembelajaran
Penilaian Penilaian pembelajaran
5 Kesan Umum Praktik Penggunaan Bahasa
yang dilakukan Rasa Percaya Diri dan Penampilan
6 Mendemonstrasikan Menunjukkan kemampuan khusus dalam mengajarkan mata
Kemampuan Khusus pelajaran tertentu
E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalis data pada penelitian pengembangan ini digunakan tiga

jenis teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis

deskriptif kuantitatif, dan teknik analisis statistik inferensial. Analisis data

deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data yang berupa masukan dan

saran dari dosen/praktisi dan dosen ahli. Analisis data statistik deskriptif

digunakan untuk mengolah data yang berupa angka hasil dari perolehan angket

dan tes. Berikut dipaparkan rincian analisis data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini.

a. Kevalidan

Data kevalidan produk diperoleh dari uji validitas produk yang diperoleh

berdasarkan penilaian ahli. Data yang diperoleh dari angket yang telah diberikan

pada ahli materi dan ahli desain pembelajaran dianalisis menggunakan teknik

analisis statistik deskriptif dengan persentase yang menggunakan rumus sebagai

berikut.

∑𝑥
P= x 100%
∑𝑥𝑖

Keterangan:

P = persentase kevalidan ahli materi


∑x = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑xi = jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu
item 100% = konstanta
Rumus untuk mengolah data hasil validasi kepada ahli desain
pembelajaran adalah sebagai berikut.
∑𝑥
Vd = x 100%
∑𝑥𝑖

Keterangan:
Vd = persentase kevalidan ahli desain pembelajaran
∑x = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑xi = jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu
item 100% = konstanta
mus untuk mengolah data kevalidan produk adalah sebagai berikut
Ru
𝑉𝑚+𝑉𝑑
V= 2
Keterangan:
V = persentase kevalidan produk
Vm = Presentase kevalidan materi
Vd = Presentase kevalidan desain pembelajaran

Sebagai pedoman interpretasi ditetapkan kriteria pada Tabel 3.14.


Tabel 3.14 Kriteria Kevalidan produk
Kriteria Pencapaian Kategori
90 – 100 Sangat valid Tidak perlu revisi
75 – 89 Valid Sedikit revisi
65 – 74 Cukup valid Direvisi secukupnya
55 – 64 Kurang valid Banyak yang direvisi
0 – 54 Tidak Valid Diulangi membuat produk

Kriteria uji produk dinyatakan valid untuk digunakan apabila mencapai

skor rata-rata minimal 75% dengan kategori valid dan batas minimal indikator

yang cukup valid adalah 5%. Apabila belum mencapai skor tersebut, maka perlu

dilakukan revisi sesuai dengan masukan dan saran dari validator. Setelah produk

direvisi maka perlu dilakukan validasi ulang hingga memperoleh skor minimal

75%.

Instrument penelitian sebelum digunakan untuk mengambil data akan di

uji validitas dan reliabilitas. Kategori validitas untuk setiap aspek akan dinilai

berdasarkan pengkategorian yang diaptasi berdasarkan pendapat dari Koyan

(2012:19) yang disajikan pada Tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15 Pedoman Konversi Validitas Instrumen Penelitian


Rentangan Skor Kategori Keterangan
90 – 100 Sangat Valid Tidak perlu revisi
75 – 89 Valid Sedikit revisi
65 – 74 Cukup Valid Direvisi secukupnya
55 – 64 Kurang Valid Banyak hal yang direvisi
0–4 Sangat Kurang Diulangi membuat produk
Berdasarkan kriteria konversi pedoman validitas instrument penilaian yang

ada pada Tabel 3.15 untuk memutuskan suatu instrumen memiliki derajat validitas

yang memadai apa bila skor rerata (M) berdada pada kategori minimal cukup

valid atau pada rentangan skor 65-75. Sedangkan untuk mengetahui tingkat

reliabilitas instrument menggunakan Precentage of agreement (PA) yang di

adaptasi dari

Grennell (1988) dengan rumus sebagai berikut:

Agreement (A)
PA = 𝐷𝑖𝑠𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 (D)+ 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡 (A) X 100 %

Keterangan:
A = Besarnya frekuensi kecocokan antara dua data validator
B = Besarnya frekuensi ketidak cocokan antara dua data validator
PA = Koefisien reliabilitas instrument

Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai koevisien reliabilitasnya (PA) lebih
dari 70% (Niko & Brookhart, 2007).
b. Kepraktisan

Data yang digunakan untuk menentukan kriteria kepraktisan produk

diperoleh dari angket yang diberikan pada dosen pengampu matakuliah

pembelajaran dan pemecahan masalah IPA SD dalam menggunakan produk yang

dikembangkan dan angket respon mahasiswa setelah melakukan pembelajaran

dengan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR. Selain itu tingkat

kepraktisan juga dilihat dari tingkat kemudahan dalam menerapkan sintaks model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dan pengelolaan pembelajaran

dengan model IPA berdiferensiasi berbasis VR. Data kepraktisan dari angket dan

hasil observasi yang diberikan kepada dosen maupun mahasiswa diolah

menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sudijono (2008:43).

∑𝑥
P1 = x 100%
∑𝑥𝑔
Keterangan:
P1 = persentase kepraktisan
∑x = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑xg = jumlah keseluruhan skor ideal guru dalam
satu item 100% = Konstanta

Sebagai pedoman interpretasi ditetapkan kriteria yang dapat

dilihat pada Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16 Kriteria Kepraktisan Produk


Kriteria Pencapaian Kategori
90 – 100 Sangat praktis
75 – 89 Praktis
65 – 74 Cukup praktis
55 – 64 Kurang praktis
0 – 54 Sangat Kurang
(Diadaptasi dari Nieven, 1999)

Kriteria uji produk dinyatakan praktis apabila data uji

kepraktisan mencapai skor rata-rata minimal 75% dengan kategori

praktis dan batas minimal indikator yang cukup praktis adalah 5%.

Apabila belum mencapai skor tersebut, maka perlu dilakukan revisi

sesuai dengan masukan dan saran dari responden.

c. Keefektifan

Penelitian ini melibatkan dua fariabel yaitu model

pembelajaran C IPA berdiferensiasi berbasis VR (X) dan kemampuan

literasi sains mahasiswa. Data yang digunakan untuk menentukan

kriteria keefektifan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis

VR diperoleh dari lembar penilaian kemampuan mahasiswa dalam

membuat perencanaan pembelajaran dan lembar penilaian kemampuan

mahasiswa dalam mempraktikkan perencanaan pembelajaran. Analisis

statistik yang digunakan untuk menguji keefektifan model

pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR untuk mahasiswa calon


guru di sekolah dasar menggunakan penelitian kuasi eksperimen

dengan menggunakan independent sample t-statistic design.

1) Statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data yang telah

diperoleh dari analisis dokumen nilai hasil belajar mahasiswa terkait

kompetensi konsep dasar IPA baik pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Nilai mean, standar deviasi, skor minimum dan

maksimum akan disajikan dalam bentuk tabel dan histogram.

Perhitungan statistik ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS

for windows version 25.

2) Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian. Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara

kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran IPA

berdiferensiasi berbasis VR dengan kelas yang diajarkan dengan model

pembelajaran diskusi dan penugasan. Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS for Windows version 25. Uji beda rata-

rata kemampuan literasi sains mahasiswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen memiliki hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan kemampuan literasi sains

mahasiswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

H1 : Terdapat perbedaan kemampuan literasi sains mahasiswa

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji


hipotesis dilakukan pada taraf signifikasi 5%. Kriteria pengujiannya

adalah nilai signifikasi

> 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya jika nilai

signifikasi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima (Suter, 2012:399).

Sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan pengujian

prasyarat. Uji prasyarat menggunakan uji normalitas dan uji

homogenitas varians antar kelompok (Candiasa, 2004: 65; Santoso,

2003: 76).

1) Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk memperoleh data empiris

bahwa sampel yang digunakan benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi

normal sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Normalitas sebaran data

mengunakan statistik Kolmogrov Test dan Shapiro-Wilks Test (Candiasa, 2004: 66;

Santoso, 2002: 77). Kriteria pengujian: data memiliki sebaran distribusi normal

jika angka signifikansi yang dihasilkan dari hasil analisis yang dilakukan

memperoleh skor lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain data tidak berdistribusi

normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan SPSS

version 25.

Uji homogenitas varians antar kelompok digunakan untuk memperoleh

data empiris bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi

akibat adanya perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas varians antar

kelompok menggunakan Levene’s test of Equality of Error. Kriteria pengujian:

data memiliki varians yang sama (homogen) jika angka signifikansi yang

diperoleh lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain varians sampel tidak sama (tidak

homogen). Uji ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan SPSS version
25.

Anda mungkin juga menyukai