METODE PENELITIAN
sains mahasiswa calon guru SD. Menurut Borg and Gall (2003: 772), penelitian
adalah usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan
produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada dengan melakukan
adalah untuk mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan dapat dengan
tepat menentukan pemecahan masalah yang akan diteliti. Selain adanya tahap
penggunaan model pengembangan ini adalah adanya tahap uji validasi produk
yang akan dilakukan pada orang yang benar-benar ahli pada bidang produk yang
langkah- langkah yang dilakukan oleh peneliti agar produk yang dirancangnya
Borg & Gall (2003:775), yaitu “research and information collecting, planning,
pengembangan Borg & Gall dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut
ini:
Gambar 3.1 Model Pengembangan Borg & Gall (Borg & Gall, 2003:775)
prosedural yang harus dilalui agar sampai ke produk yang diharapkan. Prosedur
penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (2003: 772) pada dasarnya
terdiri atas dua tujuan utama, yaitu: tahap pertama yaitu tahap mengembangkan
produk, dan tahap kedua menguji kevalidan, kepraktisan serta keefektifan produk
informasi)
pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap studi
pembelajaran yang akan digunakan. Dalam hal ini model desain pembelajaran
yang digunakan mengacu pada konsep Dick & Carey (2009) yang memiliki
digunakan
direvisi.
Pada tahap ini akan dirancang krangka konseptual dan hipotetik dari
Pada tahap ini pengembangan bentuk permulaan dari produk yang akan
instrumen penilaian untuk calon guru di sekolah dasar. Sampai tahap ini akan
dihasilkan selanjutnya dilakukan uji validasi. Uji validasi dalam penelitian ini
dilakukan oleh ahli dan praktisi terhadap produk yang dikembangkan. Ahli
dan praktisi yang dipilih yaitu ahli materi terkait konsep dasar IPA dan ahli
dikembangkan belum sesuai maka akan dilakukan revisi sesuai saran dan
masukan dari para ahli. Adapun kriteria ahli yang akan memvalidasi tingkat
pada:
pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan tahap awal dengan
dilakukan uji coba produk awal yang dilakukan kepada 4 orang dosen yang
mengajarkan konsep dasar IPA di prodi pendidikan guru sekolah dasar untuk
memperoleh masukan dan saran serta untuk melihat apakah produk yang telah
dikembangkan dapat digunakan untuk skala yang lebih luas. Selain itu pada
tahap ini juga akan dilakukan Forum Group Discussion (FGD) dan pelatihan
Setelah dilakukan kegiatan revisi produk utama akan diperoleh draft produk
Pada tahap ini akan dilakukan uji coba dalam skala terbatas. Uji coba
berjumlah 30 orang mahasiswa. Data yang dikumpulkan dalam uji coba ini
coba skala terbatas. Revisi yang dilakukan mengacu pada tingkat kepraktisan
yang siap untuk diuji coba pada tahap selanjutnya yaitu uji coba dalam skala
Pada tahap ini, produk yang telah dihasilkan akan diuji cobakan dalam skala
yang lebih luas. Uji coba akan dilaksanakan dengan melibatkan 4 kelas
mahasiswa PGSD semester 2. Tahap ini sering disebut uji coba diperluas. Uji
coba tahap ini menggunakan desain quasi eksperimen, post-tes only control
group desaign. Dalam desain eksperimen ini terdapat dua kelompok yaitu
control (kelompok yang tidak diberi perlakuan) yang dipilih secara random.
Tujuan dari uji coba ini adalah untuk menentukan apakah produk yang
tahap ini juga dilakukan analisis kelemahan atau kekurangan dari produk
kualitatif dan kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari uji coba ini dalam bentuk
baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun
Uji coba produk merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam
penelitian pengembangan. Uji coba ini dilakukan setelah rancangan produk selesai
apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak (Tim Puslitjaknov, 2008:
29). Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan di awal penelitian. Produk
sebanyak 3 kali yang meliputi: (1) Uji perorangan (dosen) (2) Uji terbatas
(field testing) terhadap kelompok yang lebih luas. Uji coba yang dilakukan
keefektifan produk yang telah dikembangkan (Seals dan Richey, 1994: 88).
terlebih dahulu akan dilakukan kegiatan validasi terhadap ahli yang bertujuan
untuk mengetahui kevalidan produk sebelum dilakukan uji coba lapangan. Setelah
produk divalidasikan kepada ahli tahap selanjutnya akan dilakukan uji praktisi/
uji
perorangan yang akan melakukan penilaian terhadap produk model pembelajaran
masukan dan saran dari dosen selaku praktisi pembelajaran di prodi PGSD. Tahap
awal dari produk yang dikembangkan dilakukan melalui proses uji coba skala
terbatas. Uji coba skala terbatas ini dilakukan dengan kegiatan menerapkan model
akhir dilakukan melalui proses uji coba diperluas dengan menggunakan desain
eksperimen post-test control group design. Uji coba produk yang dikembangkan,
kepraktisan, dan keefektifan produk dapat diketahui melalui hasil analisis uji
Uji coba produk awal dilakukan untuk melihat kepraktisan awal produk
berdasarkan penilaian dari praktisi. Uji coba produk awal melibatkan 4 orang
dosen yang mengajarkan komponen konsep konsep dasar IPA pada mahasiswa
PGSD. Uji coba produk awal dilakukan kepada praktisi/ dosen yang bertujuan
Uji coba terbatas (uji coba utama) dilakukan dengan menggunakan 1 kelas
berjumlah 30 orang mahasiswa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
awal dari produk yang telah dikembangkan. Hasil uji coba akan digunakan
sebagai acuan dalam melakukan perbaikan produk lebih lanjut. Jika produk telah
direvisi dan dianggap valid maka akan digunakan untuk melakukan uji coba skala
diperluas.
Uji coba operasional atau uji diperluas merupakan kelanjutan dari iji coba
menggunakan independent sample t-statistic design yang disajika pada Tabel 3.1
berikut.
statistic design yang mensyaratkan bahwa kedua kelompok kontrol dan kelompok
kedua kelompok berasal dari universitas yang sama dengan prodi yang sama, 2)
komponen dasar IPA cenderung sama karena dari satu program studi, 4) kedua
kelompok berasal dari kelas paralel dengan jumlah mahasiswa cenderung sama,
dan
5) dilakukan uji statistik menggunakan uji-t terhadap hasil belajar mahasiswa pada
2. Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian ini terdiri dari subjek coba sebelum
dilakukan uji coba lapangan dan subjek coba penelitian di lapangan. Subjek coba
yang digunakan sebelum uji coba dilapangan adalah dosen ahli yang memiliki
bidang ilmu sesuai dengan fokus masalah dari produk yang akan dikembangkan
dan dosen pengampu matakuliah yang relevan dengan konsep dasar IPA.
semester 3 untuk uji coba terbatas dan mahasiswa semester 4 untuk uji coba skala
luas. Adapun pihak-pihak yang akan menjadi subjek coba dalam penelitian
adalah:
1. Subjek coba dalam uji validitas melibatkan 4 orang dosen ahli, di antaranya;
dua orang ahli materi/ konsep dasar IPA dan dua orang ahli desain
pembelajaran.
Data dari subjek coba dalam uji validitas produk digunakan untuk melihat
berbasis VR sebelum di uji coba lapangan. Uji coba produk awal melibatkan 4
dosen teknologi pembelajaran, dan dosen konsep dasar IPA SD. Data dari
subjek coba dalam uji coba produk awal ini akan digunakan untuk melihat
pembelajaran.
3. Subjek coba dalam uji coba skala terbatas/uji melibatkan dosen pengampu
yaitu kelas 3D yang berjumlah 30 orang mahasiswa. Data dari subjek coba uji
skala terbatas akan digunakan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan awal
dari produk yang dikembangkan sebelum di uji coba dalam skala luas.
4. Subjek coba dalam uji coba skala luas melibatkan 4 kelas yaitu 2 kelas 2A
Pemilihan subjek coba dilakukan secara acak dan dilakukan uji normalitas
dan homogenitas dari subjek coba yang akan digunakan sebagai subjek
penelitian. Data dari subjek coba uji skala luas akan digunakan untuk melihat
Adapun sebaran subjek coba dalam penelitian dan pengembangan ini dapat dilihat
Tahap pengembangan
Jumlah
Uji Uji Coba
Jenis subjek Subjek Uji Coba Uji Coba
Validasi Produk
Coba Terbatas Diperluas
Ahli Awal
Mahasiswa 178 - - 30 148
Dosen 4 - 4 1 1
Ahli/Praktisi 4 4 - - -
Pengamat 3 - - 1 2
a. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kualitatif berkaitan dengan aspek isi/materi dan desain dari
berbagai sumber yaitu ahli isi/materi konsep dasar IPA, ahli teknologi dan desain
pembelajaran dan pemecahan masalah IPA SD, serta mahasiswa PGSD. Data
kualitatif ini selanjutnya diberikan skor, sehingga data kualitatif diubah menjadi
data kuantitatif. Pada penelitian ini juga dikumpulkan data kuantitatif dari
penelitian ini, meliputi: (1) data tentang kevalidan dari model pembelajaran yang
telah dikembangkan berdasarkan hasil validasi ahli, (2) selain kevalidan produk
juga akan dilihat data kepraktisan dari produk yang dikembangkan berdasarkan
penelitian yang baik akan sangat menentukan kualitas data yang diperoleh oleh
jabaran aspek yang akan dinilai, instrumen yang digunakan, data yang diamati,
Tabel 3.3 Jabaran Aspek yang Dinilai dalam Pengembangan Model IPA
Berdiferensiasi berbasis VR untuk Calon Guru di Sekolah Dasar
Aspek yang Instrumen Data yang diamati Responden
dinilai
Analisis Observasi 1. Kegiatan pembelajaran Dosen dan mahasiswa
Kebutuhan dan 2. Perangkat pembelajaran
Wawancara 3. Kemampuan literasi sains mahasiswa
Validitas Angket 1. Model pembelajaran IPA 1. Ahli teknologi dan
Produk berdiferensiasi berbasis VR Desain
2. Buku Panduan Penggunaan Model Pembelajaran
3. Modul Perkuliahan IPA 2. Ahli materi konsep
dasar IPA
berdiferensiasi berbasis VR
Kepraktisan Angket dan Kemudahan dalam menggunakan Dosen dan mahasiswa
Produk lembar model pembelajaran IPA
observasi berdiferensiasi berbasis VR
Pengelolaan pembelajaran
Keterterpan model pembelajaran
Respon dosen dan mahasiswa
Keefektifan Lembar tes Kemampuan mahasiswa dalam Mahasiswa PGSD
produk dan lembar merancang dan mempraktekkan semester 2
observasi perangkat pembelajaran
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa untuk memperoleh
serta kegiatan analisis dokumen hasil belajar. Sedangkan untuk menguji validitas
produk instrumen yang digunakan adalah angket yang diberikan kepada ahli
teknologi dan desain pembelajaran, dan ahli materi konsep dasar IPA. Untuk
diberikan kepada praktisi serta angket dari respon dosen pengampu matakuliah
a. Panduan Wawancara
pada Tabel 3.8 tentang kisi-kisi pedoman wawancara yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Aspek Indikator
I Mengetahui informasi 1. Model pembelajaran yang biasa digunakan di kelas
kegiatan pembelajaran 2. Sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan
yang dilakukan 3. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan
untuk menunjang pembelajaran
4. Perangkat pembelajaran yang digunakan
5. Penilaian yang biasa digunakan
6. Karakteristik mahasiswa PGSD
II Kemampuan TPACK 1. Kesulitan mahasiswa dalam membuat perencanaan
Mahasiswa PGSD pembelajaran
2. Kesulitan mahasiswa dalam
mempraktikkan perencanaan pembelajaran
yang dibuat
3. Kesulitan mahasiswa dalam menggunakan teknologi
4. Kesulitan mahasiswa dalam memahami materi IPA SD
5. Solusi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa dalam membuat perencanaan pembelajaran
dan mempraktikkannya
6. Kegiatan dosen yang pernah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut
7. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains masiswa
8. Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran
dan kurikulum yang selama ini digunakan. Informasi tersebut diperoleh dari
b. Lembar Validasi
kisi, pembuatan butir- butir pernyataan, uji validasi ahli, revisi, dan penulisan
akhir. Lembar validasi ini akan diberikan pada ahli sesuai bidang ilmu masing-
masing yang bertujuan untuk memperoleh penilaian serta masukan dan saran
berbagai aspek yang meliputi: teori pendukung, isi model pembelajaran IPA
berdiferensiasi berbasis VR yang meliputi (teori pendukung pengembangan
No Aspek Indikator
model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.6.
No Aspek Indikator
berbasis VR untuk mahasiswa calon guru di sekolah dasar dapat dilihat pada Tabel 3.7
No Aspek Indikator
I Pendahuluan 1. Kata pengantar mencakup isi keseluruhan dari bahan ajar
2. Menguraikan secara jelas terkait bahan ajar yang
dikembangkan
3. Kejelasan petunjuk penggunaan bahan ajar
4. Menguraikan daftar isi dengan sesuai
5. Kelengkapan komponen pendahuluan dalam bahan ajar
II Aspek 1. Kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator
Pembelajaran
2. Kesesuaian kompetensi dasar dengan materi
3. Kejelasan judul setiap bagian bahan ajar / sub bab bahan ajar
4. Kejelasan sasaran pengguna
5. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
penerapan model IPA berdiferensiasi berbasis VR
6. Variasi penyampaian jenis informasi/data
7. Ketepatan dalam penjelasan materi teoritis
8. Ketepatan dalam penjelasan materi praktis
III Isi 1. Cakupan (keluasan dan kedalaman) isi/uraian materi
2. Keruntutan isi/uraian materi (Struktur organisasi/ urutan isi
materi)
3. Faktualisasi isi materi
4. Aktualisasi isi materi
5. Kejelasan dan kecukupan contoh yang disertakan
6. Kejelasan dan kesesuaian relevansi bahasa yang digunakan
7. Kemenarikan isi materi dalam memotivasi pengguna
IV Tugas dan 1. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes
Latihan
2. Runtutan soal yang disajikan komprehensif
3. Tingkat kesulitan soal
4. Kesesuaian latihan/tes dengan kompetensi dasar
5. Keseimbangan proporsi tugas/ tes dengan isi materi
6. Kejelasan evaluasi dalam pembelajaran
7. Kejelasan tindak lanjut hasil belajar yang akan
V Rangkuman 1. Kejelasan rangkuman bahan ajar (komprehensif)
2. Ketepatan rangkuman modul sebagai materi perulangan
3. Manfaat rangkuman sebagai bahan pengayaan
4. Glosarium/senarai/daftar istilah
5. Daftar pustaka
c. Lembar Penilaian Kepraktisan Model Pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR
Lembar penilaian kepraktisan produk digunakan untuk mengumpulkan
relevan, uji validasi ahli dan melakukan revisi. Pengguna dalam hal ini adalah
produk juga dilihat dari kemudahan dalam menerapkan sintaks model IPA
Selain itu kepraktisan produk juga dapat dilihat dari angket respon dosen dan
model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.8
berikut.
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun kisi-kisi lembar observasi pengelolaan
Angket respon dosen diisi oleh dosen setelah menerapkan model pembelajaran
IPA berdiferensiasi berbasis VR. Data hasil angket respon dosen akan digunakan
untuk mengetahui data terkait kemudahan dosen dalam menerapkan model
respon dosen juga digunakan untuk menilai kepraktisan awal dari produk yang
dikembangkan pada hasil uji coba perorangan. Adapun kisi-kisi angket respon
dosen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.
pembelajaran. Data terkait hasil penilaian mahasiswa diperoleh dari angket yang
berdiferensiasi berbasis VR dapat dilihat pada Tabel 3.11 Tabel 3.11. Kisi-kisi
No Aspek Indikator
1 Kemudahan mengikuti Kemudahan mengikuti pembelajaran
pembelajaran
2 Kemenarikan Kegiatan pembelajaran lebih menarik dan memotivasi
belajar
3 Bentuk Tugas Kemudahan dalam mengerjakan tugas
4 Contoh permasalahan Contoh permasalahan yang disajikan sebagai contoh
memudahkan untuk memahami materi
5 Konsep materi Kemudahan dalam memahami konsep perencanaan
pembelajaran
6 Teknologi dalam Kemudahan dalam memilih teknologi dalam
pembelajaran pembelajaran
7 Mengintegrasikan Teknologi Kemudahan dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran
8 Mengintegrasikan VR Kemudahan mengintegrasikan seluruh konsep dasar
IPA dalam pembelajaran
9 Implementasi konsep Kemudahan dalam memamahi cara mempraktikkan
dasar IPA perencanaan pembelajaran
10 Akses IPA berdiferensiasi Kemudahan dalam mengakses IPA berdiferensiasi
berbasis VR berbasis VR sebagai sumber belajar
mengajar sesuai konsep dasar IPA. Lembar penilaian kemampuan literasi sains
penilaian, pembuatan butir-butir pernyataan, uji validasi ahli, revisi, uji coba,
analisis hasil uji coba. Adapun isi-kisi instrumen lembar penilaian kemampuan
No Aspek Indikator
1 Identitas dan Kelengkapan
kompetensi Menuliskan kompetensi
2 Pengembangan dan Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran
pengorganisasian secara terstruktur dan jelas.
materi, sumber, dan Memilih media dan sumber belajar yang relevan dengan materi,
media delajar misalnya: internet, buku, LCD, Laptop, kamera, VCD/DVD.
Mengembangkan materi dan media belajar dengan menggunakan
teknologi yang relevan
3 Menyusun skenario Menentukan kegiatan membuka pelajaran (apersepsi, informasi
pembelajaran materi, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran)
Menentukan jenis kegiatan pembelajaran (memilih metode,
model, strategi, pendekatan yang akan digunakan
Memilih teknologi yang sesuai dengan pendekatan/strategi
Memilih strategi pembelajaran dan teknologi yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan
Mengembangkan aktivitas dan tugas siswa yang melibatkan
penggunaan teknologi
Menentukan kegiatan akhir pembelajaran (membuat kesimpulan,
evaluasi, umpan balik dan tindak lanjut)
4 Merancang Menentukan penataan ruang dengan menyesuaikan materi
pengelolaan kelas Menentu kan cara-cara pengorganisasian siswa
Menentu kan cara-cara memotivasi siswa
5 Merencanakan Menentu kan prosedur (awal, proses, akhir) dan jenis penilaian
prosedur, jenis dan (lisan, tertulis, perbuatan)
penilaian Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
6 Tampilan desain Kebersihan dan kerapian
pembelajaran Penggunaan bahasa tulis
jenis teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis
deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data yang berupa masukan dan
saran dari dosen/praktisi dan dosen ahli. Analisis data statistik deskriptif
digunakan untuk mengolah data yang berupa angka hasil dari perolehan angket
dan tes. Berikut dipaparkan rincian analisis data yang akan dilakukan dalam
penelitian ini.
a. Kevalidan
Data kevalidan produk diperoleh dari uji validitas produk yang diperoleh
berdasarkan penilaian ahli. Data yang diperoleh dari angket yang telah diberikan
pada ahli materi dan ahli desain pembelajaran dianalisis menggunakan teknik
berikut.
∑𝑥
P= x 100%
∑𝑥𝑖
Keterangan:
Keterangan:
Vd = persentase kevalidan ahli desain pembelajaran
∑x = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑xi = jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu
item 100% = konstanta
mus untuk mengolah data kevalidan produk adalah sebagai berikut
Ru
𝑉𝑚+𝑉𝑑
V= 2
Keterangan:
V = persentase kevalidan produk
Vm = Presentase kevalidan materi
Vd = Presentase kevalidan desain pembelajaran
skor rata-rata minimal 75% dengan kategori valid dan batas minimal indikator
yang cukup valid adalah 5%. Apabila belum mencapai skor tersebut, maka perlu
dilakukan revisi sesuai dengan masukan dan saran dari validator. Setelah produk
direvisi maka perlu dilakukan validasi ulang hingga memperoleh skor minimal
75%.
uji validitas dan reliabilitas. Kategori validitas untuk setiap aspek akan dinilai
ada pada Tabel 3.15 untuk memutuskan suatu instrumen memiliki derajat validitas
yang memadai apa bila skor rerata (M) berdada pada kategori minimal cukup
valid atau pada rentangan skor 65-75. Sedangkan untuk mengetahui tingkat
adaptasi dari
Agreement (A)
PA = 𝐷𝑖𝑠𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 (D)+ 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡 (A) X 100 %
Keterangan:
A = Besarnya frekuensi kecocokan antara dua data validator
B = Besarnya frekuensi ketidak cocokan antara dua data validator
PA = Koefisien reliabilitas instrument
Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai koevisien reliabilitasnya (PA) lebih
dari 70% (Niko & Brookhart, 2007).
b. Kepraktisan
dengan model pembelajaran IPA berdiferensiasi berbasis VR. Selain itu tingkat
kepraktisan juga dilihat dari tingkat kemudahan dalam menerapkan sintaks model
dengan model IPA berdiferensiasi berbasis VR. Data kepraktisan dari angket dan
∑𝑥
P1 = x 100%
∑𝑥𝑔
Keterangan:
P1 = persentase kepraktisan
∑x = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑xg = jumlah keseluruhan skor ideal guru dalam
satu item 100% = Konstanta
praktis dan batas minimal indikator yang cukup praktis adalah 5%.
c. Keefektifan
1) Statistik deskriptif
kompetensi konsep dasar IPA baik pada kelas kontrol maupun kelas
2) Statistik Inferensial
menggunakan bantuan SPSS for Windows version 25. Uji beda rata-
rata kemampuan literasi sains mahasiswa antara kelas kontrol dan kelas
2003: 76).
bahwa sampel yang digunakan benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi
mengunakan statistik Kolmogrov Test dan Shapiro-Wilks Test (Candiasa, 2004: 66;
Santoso, 2002: 77). Kriteria pengujian: data memiliki sebaran distribusi normal
jika angka signifikansi yang dihasilkan dari hasil analisis yang dilakukan
memperoleh skor lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain data tidak berdistribusi
version 25.
data empiris bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi
data memiliki varians yang sama (homogen) jika angka signifikansi yang
diperoleh lebih besar dari 0,05 dan dalam hal lain varians sampel tidak sama (tidak
homogen). Uji ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan bantuan SPSS version
25.