Anda di halaman 1dari 29

MENGANALIS DAN MEMFORMULASI BOHR AND GALL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. SINDI PERMATA SARI ( A1C119064 )
2. ADITH ANDRIZAL ( A1C119065 )

DOSEN PENGAMPU :
Dra.YUSNIDAR,M.Pd

PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
A. Hakikat Penelitian Research and Development Berdasarkan Desain
Pembelajaran Borg and Gall
Borg and Gall (1989) Mengemukakan, educational research and development
is a process used to develop and validate educational product, artinya bahwa
penelitian pengembangan pendidikan (R&D) adalah sebuah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Dengan pengantian
tersebut maka rangkaian langkah-langkah penelitian dan pengembangan dlakukan
secara siklis, dan pada setiap langkah yang akan dilalui atau dilakukan selalu
mengacu pada hasil langah sebelumnya hingga pada akhirnya diperoleh suatu
produk pendidikan yang baru.
Borg and Gall menyatakan bahwa untuk penelitian analisis kebutuhan
sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode
penelitian dasar (basic research). Kemudian untuk menguji produk yang masih
bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research. Setelah
produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan
eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research). Adapun
penelitian R & D bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi
suatu produk, dengan demikian penelitian R & D bersifat longitudinal.
Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang
spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan,
buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji
kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit
produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan
lain-lain .
Sugiyono (2009) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan
(R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode
survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan
produk tersebut (digunakan metode eksperimen).
Senada dengan ini Sukmadinata (2008), mengemukakan bahwa penelitian dan
pengembangan (R&D) merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan
bisa berbentuk software maupun hardware. Produk software seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen,dan sebagainya. Sedangkan produk hardware seperti buku, modul, alat
bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium, paket, atau program pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya
menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan
menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.

Gambar 1.1 perbedaan penelitian konvensional dengan R&D

B. Tujuan Penelitian Research and Development Berdasarkan Model Desain


Pembelajaran Borg and Gall
Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah-
langkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall (1983)
dalam Wahyudi menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan R & D pada
dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu:
1. Mengembangkan produk
2. Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua disebut
sebagai validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat
diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya
validasinya.

C. Karakteristik dan Bidang Kajian Penelitian Research and Development


Berdasarkan Model Desain Pembelajaran Borg and Gall
Terkait karakteristik dari R & D, Borg and Gall menjelaskan empat ciri utama
dalam penelitian R & D, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually
Artinya, dilakukannya uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di
mana produk tersebut nantinya digunakan.
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
Dari empat ciri utama R & D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri
utama R & D adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk
yang akan dikembangkan.
Adapun bidang kajian R & D menurut sumarno meliputi organisasi dan
manajemen, pembiayaan, mutu/pembelajaran, dan guru. Masalah-masalah di bidang
organisasi dan manajemen yakni terkait metodologi pengubahan perilaku sistemik
organisasi pendidikan, meliputi debirokratisasi struktural, demokratisasi kultural,
dan profesionalisme interaksional. Untuk masalah- masalah di bidang pembiayaan
pendidikan yakni meliputi model pembiayaan sekolah/ satuan penddikan, model
penggajian guru, model pendanaan masyarakat, dan model beasiswa.
Sementara masalah-masalah yang terkait bidang mutu pembelajaran antara
lain meliputi implementasi kurikulum, efektivitas kinerja program (akselerasi,
unggulan, pengembangan kultur, ujian akhir), dan model-model pembelajaran aktif
dan berbasis budaya. Sedangkan masalah-masalah di bidang guru antara lain
meliputi model diklat yang efektif, model LPMP yang efektif sebagai pusat
pengembangan karier guru, model peningkatan insentive atau kesejahteraan guru,
dan advokasi profesi.

Gambar 1.2 Langkah-langkah R&D

D. Langkah-langkah Penelitian Research and Development Berdasarkan


Model Desain Pembelajaran Borg and Gall
Borg dan Gall mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam
pendekatan ini, yaitu "research and information collecting, planning, develop
preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main
field testing, operational product revision, operational field testing, final product
revision, and dissemination and implementation". Apabila langkah-langkah tersebut
diikuti dengan benar,diasumsikan menghasilkan suatu produk pembelajaran yang
siap dipakai pada tingkat sekolah. Menurut Borg dan Gall (1989), penelitian R & D
dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yakni: (1) Research and Information
colletion, (2) Planning, (3) Develop Preliminary form of Product, (4) Preliminary
Field Testing, (5) Main Product Revision, (6) Main Field Testing, (7) Operational
Product Revision, (8) Operational Field Testing, (9) Final Product Revision, dan
(10) DiseminationandImplementasi. Skema langkah-langkah tersebut ditunjukkan
pada gambar berikut.

Research and Planning Develop Preliminary Field


Information Preliminary form Testing
Collecting of Product

Oprational Oprational Main Field Testing Main Product


Product Product Revision
Testing Revision

Final Product Dissemination and


Revision Implementation

Gambar 1.3 Langkah-langkah Penelitian R & D menurut Borg dan Gall

1. Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)


Tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap studi pendahuluan. Dalam tahap ini,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi pustaka yang melandasi
produk pembelajaran yang akan dikembangkan, obeservasi di kelas,dan merancang
kerangka kerja penelitian dan pengembangan produk pembelajaran. Langkah
pertama yang dilakukan adalah analisis kebutuhan, studi literatur dan riset kecil.
a. Analisis kebutuhan, Hal dilakukan dengan mencari informasi terkait masalah
yang dihadapi oleh lokasi atau wilayah yang dijadikan target pengembangan
produk. Selain itu, mencari informasi atau data terkait hal apa yang dibutuhkan
guna menyelesaikan masalah di lokasi tersebut. Sebagai contoh, jika akan
mengembangkan produk di sekolah maka, peneliti terlebih dahulu mencari
tahu masalah pembelajaran apa yang dihadapi guru dan siswa. Kemudian,
peneliti juga mulai mengidentifikasi hal atau produk apa yang sekiranya dapat
menyelesaikan masalah pembelajaran di sekolah tersebut.
b. Studi literatur, berkaitan dengan pencarian informasi dan data empiris melalui
teori dan penelitian relevan terkait produk yang akan dikembangkan. Hal ini
akan menuntun peneliti dalam mengembangkan produk yang akan dihasilkan.
c. Riset skala kecil, hal ini dimaksudkan sebagai hasil dari pengidentifikasian
yang telah dilakukan oleh peneliti terkait produk yang sekiranya dibutuhkan
untuk memastikan apakah produk yang akan peneliti kembangkan benar-benar
dapat menjadi produk yang dapat menyelesaikan masalah di tempat atau
sekolah tersebut.
Hasil dari kegiatan ini adalah diperolehnya profil implementasi system
pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan atau obyek pembelajaran
yang hendak ditingkatkan mutunya.
2. Planning (perencanaan)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai
dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan
pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)
Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan
(desain hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan
selama proses penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji
desain di lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian. Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran,
proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
4. Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji
lapangan awal terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain
maupun pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-
ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji
ini dilakukan di 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba
(guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
5. Main Product Revision (revisi hasil uji coba)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan
terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba
lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak
dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada
evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan
internal.
6. Main Field Testing (uji lapangan produk utama)
Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain
produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen
model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif,
baik dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misalnya dilakukan di 5
sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang
dampak sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas khusus,
yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah
menggunakan model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan
kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
7. Operational Product Revision (revisi produk)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan
berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan
perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan
yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan
lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba
lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang
digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal.
Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
8. Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)
Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas
dan adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain
melibatkan para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain
yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini
dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian
dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.
9. Final Product Revision (revisi produk final)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai "generalisasi" yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan
masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.
10. Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum
profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan.
Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial maupun free untuk
dimanfaatkan oleh publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melaluiquality
control. Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh
publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.
Penjelasan Borg and Gall menunjukkan jumlah 10 langkah dalam penelitian R&D
dapat dibatasi, apalagi jika sumber keuangan terbatas. Langkah delapan, sembilan
dan sepuluh, yaitu uji lapangan luas, revisi, diseminasi dan implementasi
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sangat dimungkinkan memerlukan jumlah
subjek uji coba yang berasal dari 10 sampai 30 sekolah dengan maksimal 200
subjek menggunakan teknik pengumpulan data campuran. Langkah selanjutnya
adalah merevisi untuk penyempurnaan produk. Diakhiri dengan diseminasi dan
implementasi, dilakukan dengan mengadakan seminar nasional dan laporan dalam
jurnal nasional maupun internasional, kemudian melakukan kerjasama dengan
penerbit. Kegiatan ini sangat memerlukan banyak biaya, sehingga peneliti
khususnya dalam penulisan skripsi, tesis atau disertasi membatasi pada langkah
ketujih saja.

E. Implementasi Model Desain Pembelajaran Borg and Gall


1. Jurnal Penelitian yang menggunakan model Borg and Gall
Judul : DESAIN DAN UJI COBA E-MODUL PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS BLOG PADA MATERI HIDROKARBON
Penulis : Novita Septryanesti dan Lazulva
Jurnal : Jurnal Tadris Kimia
Tahun : 2019
Volume : Vol. 4, No. 2
Metode Penelitian : Penelitian pengembangan atau Research and Development
(R&D) pada desain e-modul pembelajaran kimia berbasis blog
menggunakan model Borg & Gall
2. Analisis kesesuaian Jurnal dengan model desain pembelajaran Borg and Gall
Pada jurnal ini, hanya menggunakan 5 langkah dari model desain pembelajaran
Borg and Gall , diantaranya yaitu:
1) Riset dan pengumpulan informasi,
Pada Tahap penelitian dan pengumpulan informasi ini, peneliti
menggunakan studi literatur dan survei lapangan di SMK Pekanbaru. Studi
literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai e-modul
pembelajaran kimia. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau
landasan-landasan teoritis yang memperkuat produk e-modul pembelajaran
kimia. Melalui studi literatur ini juga dikaji ruang lingkup, keluasan penggunaan,
kondisi pendukung agar e-modul pembelajaran kimia dapat digunakan, serta
keunggulan dan keterbatasannya.
Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan survei lapangan berguna untuk
melengkapi literatur penelitian dalam memberikan dasar-dasar pengetahuan untuk
mendesain suatu produk e-modul pembelajaran kimia. Survei lapangan yang
dilakukan dengan mewawancarai guru kimia di SMK Pekanbaru.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sumber belajar kimia yang
digunakan siswa adalah buku teks pelajaran kimia. Ketersediaan buku teks
pelajaran kimia yang terbatas dan dengan sistem rolling ke setiap kelas
mengharuskan siswa menggunakan buku teks pada saat pembelajaran kimia saja.
Sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan. Oleh
karena itu diperlukan sumber belajar alternatif yang mudah diperoleh, mudah
dimengerti dan menarik minat pembaca seperti modul elektronik (e-modul).
Pembelajaran dengan e-modul dapat dilakukan melalui aplikasi web berupa
blogger.com, sehingga siswa dapat dengan mudah menggunakan e-modul ini
sebagai sumber belajar mandiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa
dibatasi ruang dan waktu.
2) Perencanaan
Dalam perencanaan ini, peneliti merancang modul berdasarkan hasil
analisis pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan
oleh peneliti, yaitu menentukan judul-judul modul, yang ditentukan berdasarkan
Kompetensi Dasar atau materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus.
Penulisan modul ini peneliti melakukan dengan menggunakan software Microsoft
Word 2010 dan Chemsketch, diunggah menggunakan aplikasi web berupa Desain
dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon.
Materi pada e-modul pembelajaran kimia ini disusun berdasarkan
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penyusunan materi
pada e-modul peneliti menggunakan beberapa buku kimia perguruan tinggi dan
buku kimia SMK/MAK yang relevan. Alat evaluasi dalam e-modul pembelajaran
kimia ini berupa latihan soal pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan soal
evaluasi pada akhir materi hidrokarbon. Selain itu, jugadilakukan penyusunan
instrumen-instrumen yang diperlukan selama penelitian, berupa angket uji
validitas ahli materi pembelajaran, angket uji validitas ahli media pembelajaran,
angket uji praktikalitas oleh guru, dan angket respon siswa. Penyusunan kerangka
e-modul pembelajaran kimia dilakukan sesuai dengan komponen penyusunan
modul.
3) Pengembangan produk awal,
Tahap pengembangan ini merupakan tahap mengembangkan bentuk modul
yang telah dirancang untuk dapat diuji cobakan di lapangan. Pada e-modul
pembelajaran kimia terdapat beberapa komponen modul, diantaranya
home/cover, kata pengantar, petunjuk penggunaan e-modul, Kompetensi Inti
(KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, peta konsep,
uraian materi hidrokarbon, evaluasi, glosarium, dan daftar pustaka. Cover pada e-
modul pembelajaran kimia dapat dilihat pada gambar 1. pembelajaran kimia
dapat dilihat pada gambar 1.

Pada materinya peneliti menggunakan materi hidrokarbon yang berisi


pemaparan materi hidrokarbon, contoh soal dan latihan setiap akhir pembelajaran.
Materi hidrokarbon yang digunakan terdiri dari 4 judul submateri, diantaranya:
a) pengenalan senyawa hidrokarbon,
b) hidrokarbon,
c) keisomeran hidrokarbon,
d) sifat-sifat fisis, sumber dan kegunaan hidrokarbon.
4) Uji lapangan produk awal,
Pada uji lapangan produk awal ini bertujuan untuk melihat tingkat
kepraktisan dan respon peserta didik terhadap e-modul pembelajaran kimia
berbasis blog dari sisi pengguna baik guru maupun peserta didik karena
berpraktik dalam situasi yang sesungguhnya baik keadaan, jumlah peserta didik,
maupun sarana dan fasilitas pembelajarannya seluruhnya dalam keadaan nyata di
sekolah.
5) Revisi produk berdasarkan uji lapangan produk awal
Peneliti melakukan revisi akhir terhadap e-modul pembelajaran kimia
berdasarkan komentar dan saran hasil uji lapangan yang telah dilakukan.

F. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Research and Development


Berdasarkan Model Pembelajaran Borg and Gall
Pada dasarnya Model Borg dan Gall bagian dari penelitian pengembangan
(R&D) yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
- Kelebihan :
a. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here- and-
now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan
pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang.
b. Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi,
karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
c. Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan
akan selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan
kekinian.
d. Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan.
- Kelemahan :
a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang
harus ditempuh relatif kompleks.
b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik),
bukan populasi.
c. Penelitian memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
JTK: Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215
Website: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
ISSN 2527-9637 (online) ISSN 2527-6816 (print)

DESAIN DAN UJI COBA E-MODUL PEMBELAJARAN KIMIA


BERBASIS BLOG PADA MATERI HIDROKARBON

Novita Septryanesti1* dan Lazulva1


1
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, Kampus II Raja Ali Haji. Jl. H. R. Soebrantas Km. 15 Tampan,
Pekanbaru, 28293, Indonesia
*E-mail: septryanesti@gmail.com

___________________________________________________

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan praktikalitas e-modul pembelajaran kimia
berbasis blog pada materi hidrokarbon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau R
& D dengan menggunakan model Borg & Gall yang terdiri dari 10 tahap, namun penelitian ini terbatas
sampai pada tahap ke 5. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli materi, ahli media, guru kimia dan siswa
kelas XII TKJ 2 SMK Pekanbaru. Objek penelitian ini adalah e-modul pembelajaran kimia berbasis blog pada
materi hidrokarbon. Teknik pengumpulan data diperoleh dari angket uji validitas, uji praktikalitas, uji respon
siswa, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat validitas e-modul pembelajaran kimia diperoleh
sebesar 90,5% (sangat valid), tingkat praktikalitas diperoleh sebesar 95,2% (sangat praktis) dan respon siswa
diperoleh sebesar 87,2% (sangat baik). Dari hasil tersebut mengidentifikasikan bahwa e-modul pembelajaran
kimia berbasis blog pada materi hidrokarbon yang diujicobakan layak dan praktis sebagai sumber belajar
mandiri di sekolah.

Kata kunci: blog, e-modul, hidrokarbon

ABSTRACT

This research aimed at knowing validity and practicality levels of the Blog based e-module that was valid and
practical. It was a R&D with Borg and Gall model. The subjects of this research were 2 material expert
lecturers, a media expert lecturer, 2 Chemistry subject teacher, and 10 students Vocational Pekanbaru High
School. The object was Blog based e-module on Hydrocarbon Chemistry subject lesson. The collecting
technique the data were validity test questionnaire, practicality, student response, interview, and
documentation. Analyzing data was done by using Descriptive qualitative and quantitative. The research
findings showed that the validity level of the e-module was 90.5% (very valid), the practicality level was 95.2%
(very practical), the student percentage response to e-module was 87.2% (very good). Based on these results, it
could be identified that Blog based e-module on Hydrocarbon Chemistry subject lesson was appropriate and
practical to be learning source at school.

Keywords: blog, e-module, hydrocarbon

DOI: http://doi.org/10.15575/jtk.v4i2.5659
N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
1. PENDAHULUAN kompetensi yang dicapai, isi materi, informasi
pendukung, latihan soal, evaluasi, dan balikan
Belajar merupakan proses perubahan tingkah hasil evaluasi (Rahmi dkk., 2014).
laku sebagai hasil dari interaksi seseorang
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah Namun kenyataannya modul yang ada di
laku yang dimaksud dapat berupa perubahan sekolah masih dalam bentuk konvensional
berkaitan dengan penambahan kemampuan atau cetak sehingga hanya dapat
berpikir, kemampuan bersikap. Keberhasilan menampilkan gambar dalam bentuk dua
proses belajar dipengaruhi oleh banyak dimensi. Modul yang selama ini digunakan
faktor, baik faktor internal maupun faktor dalam proses pembelajaran masih memiliki
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang layout sederhana dan isi yang hanya berupa
berasal dari dalam diri siswa antara lain materi pokok saja. Modul seperti ini
motivasi, minat, dan kemampuan berpikir membuat siswa cenderung merasa bosan
siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang dalam mempelajari materi pada setiap pokok
berasal dari luar, antara lain lingkungan bahasan sehingga diperlukan suatu
belajar, keluarga, masyarakat dan sekolah. pengembangan media pembelajaran berupa
Faktor sekolah meliputi kurikulum, metode modul yang dapat menarik minat siswa pada
mengajar, relasi antara siswa dengan guru materi kimia (Sari dkk., 2014).
maupun siswa dengan siswa, dan alat
pelajaran (Priyayi, 2016). Oleh sebab itu, untuk meningkatkan mutu
pendidikan yaitu dengan menyediakan bahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ajar yang mudah diperoleh, mudah
pelaksanaan pembelajaran di sekolah dimengerti dan menarik minat pembaca
diantaranya cara guru menyampaikan seperti modul elektronik dengan
pembelajaran, suasana kelas (lingkungan memanfaatkan perkembangan teknologi.
belajar), bahan ajar yang digunakan, dan Pembelajaran dengan modul elektronik dapat
sebagainya. Bahan ajar memiliki arti yang dilakukan melalui media internet,
penting bagi guru maupun siswa dalam macromedia flash, java, maupun media
kegiatan pembelajaran. Guru akan mengalami elektronik lainnya. Pembelajaran seperti ini
kesulitan dalam meningkatkan efektivitas dikenal dengan sebutan elektronik learning
pembelajaran apabila tidak mempunyai (e-learning) membawa pengaruh terjadinya
bahan ajar yang lengkap. Di samping itu, proses transformasi pendidikan konvensional
tanpa adanya bahan ajar, siswa juga akan ke dalam bentuk digital, baik secara isi
mengalami kesulitan dalam belajarnya (Rahmi ataupun sistemnya (Zulkarnain dkk., 2015).
dkk., 2014).
Blog sebagai salah satu layanan aplikasi dari
Bahan ajar adalah bahan atau materi internet dapat dimanfaatkan oleh guru dan
pelajaran yang disusun secara lengkap dan siswa sebagai sumber belajar yang tidak
sistematis berdasarkan prinsip-prinsip terbatas. Guru dapat mengunggah semua
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa informasi yang berkaitan dengan materi
dalam proses pembelajaran. Modul pembelajaran yang diajarkan dengan
merupakan bahan ajar yang ditulis dengan menambahkan multimedia (gambar, animasi,
tujuan agar siswa dapat belajar secara efek suara dan video) agar menarik dan lebih
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. mudah dipelajari. Dilihat dari sisi siswa, siswa
Modul berisi tentang petunjuk belajar, dapat mengunduh informasi yang sesuai

203 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
dengan topik dan tujuan yang diinginkan. nyaman, ruang media dengan fasilitas
Penggunaan blog sebagai media peralatan multimedia seperti komputer TV
pembelajaran sekaligus sebagai sumber Out (LCD) dan jaringan internet yang dapat
belajar paling tidak akan mengubah cara diakses di seluruh lingkungan sekolah
belajar dan teknik pembelajaran agar tidak merupakan faktor yang mendukung guru
monoton sehingga dapat memotivasi siswa dalam penerapan e-modul berupa blog dalam
dalam mempelajari sesuatu (Sartono, 2016). pembelajaran kimia. e-modul kimia berbasis
blog memiliki keuntungan bagi siswa yaitu
Kimia merupakan mata pelajaran ilmu siswa dapat dengan mudah mengunduhnya
pengetahuan alam yang cukup sulit untuk tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan cara
dipahami. Salah satu materi pokok kimia yang ini tentunya dapat menghemat waktu, tenaga
dianggap sulit adalah materi hidrokarbon. dan biaya.
Materi ini membutuhkan pemahaman konsep Kelebihan dan kemudahan dalam membuat
yang kuat dan bersifat komprehensif. Dalam blog ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
materi hidrokarbon siswa dituntut untuk menciptakan suatu media pembelajaran yang
dapat mengenal hidrokarbon, mengetahui menarik dan inovatif sehingga siswa dapat
tata nama hidrokarbon, isomer, serta sifat dan dengan mudah menggunakan media ini
kegunaan hidrokarbon dalam kehidupan sebagai media pembelajaran mandiri yang
sehari-hari (Agustina dkk., 2013). dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Guru dapat
Oleh karena itu, perlu dilakukan membagi semua informasi yang berkaitan
pengembangan bahan ajar berupa e-modul dengan materi pembelajaran yang diajarkan
yang dapat membantu siswa dalam dengan menambahkan multimedia (gambar,
memahami konsep pada materi hidrokarbon. animasi, efek suara, dan sebagainya) agar
Pada e-modul ini konsep hidrokarbon akan siswa lebih tertarik mempelajarinya. Melalui
dijelaskan dengan bahasa yang sederhana. blog siswa dapat dengan mudah mengunduh
Tata cara penamaan hidrokarbon juga akan materi atau informasi yang sesuai dengan
diuraikan secara bertahap sehingga akan topik dan tujuan yang diinginkan. Adanya e-
memudahkan siswa untuk mengikuti tahapan modul berupa blog dapat memberikan variasi
tersebut. Penyampaian materi hidrokarbon dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
dalam proses belajar mengajar yang menarik Seorang guru tidak harus selalu memberikan
akan dapat mengubah kimia yang sulit materi pelajaran yang mungkin
menjadi kimia yang menyenangkan. membosankan (Sari dkk., 2014).

Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan Berdasarkan latar belakang yang telah
di SMK Pekanbaru, sumber belajar yang diuraikan, maka tujuan dilakukan penelitian
digunakan berupa buku teks pelajaran. ini adalah untuk menghasilkan produk berupa
Ketersediaan buku teks pelajaran kimia yang e-modul pembelajaran kimia berbasis blog
terbatas dan dengan sistem rolling ke setiap pada materi hidrokarbon yang valid dan
kelas mengharuskan siswa menggunakan praktis.
buku teks pada saat pembelajaran kimia saja.
Sehingga siswa kurang memahami materi
pelajaran yang disampaikan. Adanya sarana
dan prasarana di SMK Pekanbaru yang
memadai yaitu gedung dan ruang kelas yang

204 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
2. METODE PENELITIAN dan ahli media pembelajaran, angket uji
praktikalitas oleh guru, dan angket respon
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis siswa. (3) Dokumentasi, dokumentasi dalam
penelitian pengembangan atau Research and penelitian ini berupa data yang mendukung
Development (R & D) (Sugiyono, 2014). penelitian lainnya.
Desain e-modul pembelajaran kimia berbasis
blog ini menggunakan model Borg & Gall Tabel 1. Skala Angket Penelitian
yang terdiri dari 10 tahap penelitian dan Jawaban Item Instrumen Skor
pengembangan, yaitu: 1) riset dan Sangat baik 5
pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) Baik 4
pengembangan produk awal, 4) uji lapangan Cukup baik 3
produk awal, 5) revisi produk awal, 6) uji Kurang baik 2
lapangan produk dalam skala yang lebih luas, Tidak baik 1
7) revisi produk, 8) uji lapangan pada skala
yang lebih luas, 9) revisi akhir produk Teknik analisis data yang digunakan adalah
berdasarkan hasil analisis data pada uji teknik analisis data deskriptif kualitatif dan
lapangan akhir, dan 10) desiminasi dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
melaporkan produk akhir hasil penelitian dan deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara
pengembangan (W. Sanjaya, 2013). Namun menganalisis data kualitatif yang berbentuk
penelitian ini terbatas sampai pada tahap ke kata-kata, bukan dalam bentuk angka
5, (Trianto, 2010). Teknik analisis deskriptif
yaitu : revisi produk berdasarkan hasil uji kualitatif digunakan untuk mengolah data
lapangan produk awal. hasil penilaian berupa komentar dan saran
oleh validator dan responden yang kemudian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester dianalisis secara deskriptif. Sedangkan
ganjil tahun ajaran 2018/2019 pada salah satu Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan
SMK di Pekanbaru. Waktu pengambilan data dengan cara menganalisis data kuantitatif
mulai dari bulan Agustus sampai November berupa angka atau bilangan (Trianto, 2010).
2018. Subjek dalam penelitian ini adalah Teknik analisis deskriptif kuantitatif
validator dan responden. Validator terdiri dari digunakan untuk menganalisis data hasil
2 dosen ahli materi pembelajaran, 1 dosen penilaian angket oleh validator dan
ahli media pembelajaran, dan 2 guru kimia. responden.
Sedangkan responden terdiri dari 10 siswa
kelas XII TKJ 2. Sedangkan objek dalam Untuk melakukan analisis deskriptif kualitatif
penelitian ini adalah e-modul pembelajaran e-modul yang dikembangkan digunakan
kimia berbasis blog pada materi hidrokarbon. skala likert dan diperoleh dengan cara
(Riduwan, 2007):
Teknik pengumpuan data terdiri dari (1)
wawancara, peneliti melakukan jenis 1) Menentukan skor maksimal ideal
wawancara tidak terstruktur dengan guru Skor maksimal ideal =
bidang studi kimia untuk menentukan jumlah butir komponen × skor maksimal.
kendala atau permasalahan yang dialami di 2) Menentukan skor yang diperoleh dengan
sekolah. (2) Angket, angket yang digunakan menjumlahkan skor dari masing-masing
disusun berdasarkan skala likert, diantaranya validator.
berupa angket uji validitas oleh ahli materi 3) Menentukan persentase kepraktisan:

205 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon

Persentase =
Skor yang diperoleh
× 100% 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Skor maksimal ideal

Hasil persentase kevalidan kemudian Penelitian ini menghasilkan suatu produk


ditafsirkan dalam pengertian kualitatif berupa e-modul pembelajaran kimia berbasis
berdasarkan pada tabel berikut ini. blog pada materi hidrokarbon. E-modul ini
didesain oleh peneliti agar dapat menjadi
Tabel 2. Kriteria Penilaian Uji Validitas E-modul sumber belajar alternatif yang dapat
No. Interval Kriteria membantu siswa belajar kapanpun dan di
1 81% - 100% Sangat Valid manapun. Selain itu, e-modul pembelajaran
2 61% - 80% Valid kimia juga didesain agar dapat membantu
guru dalam proses pembelajaran yang dapat
3 41% - 60% Cukup Valid
mengubah pola pembelajaran yang berupa
4 21% - 40% Kurang Valid
Teacher Centered menjadi Student Centered.
5 0 - 20% Tidak Valid
Pengguna blog dalam pembelajaran bisa
dijadikan media interaksi antara guru dan
Hasil persentase kepraktisan kemudian
pakar (guru) antara guru dan siswa, antar
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif
siswa dan siswa yang berkaitan dengan
berdasarkan pada tabel berikut ini.
materi Pendidikan (Mudasir, 2016).
Tabel 3. Kriteria Penilaian Uji Praktikalitas E-
modul Model yang digunakan dalam
No. Interval Kriteria pengembangan ini adalah model
1 81% - 100% Sangat Praktis pengembangan Borg & Gall yang
2 61% - 80% Praktis disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian
terdiri dari tahap penelitian dan
3 41% - 60% Cukup Praktis
pengumpulan informasi, tahap perencanaan,
4 21% - 40% Kurang Praktis
tahap pengembangan produk awal, tahap uji
5 0 - 20% Tidak Praktis
coba lapangan produk dalam skala kecil, dan
revisi produk.
Hasil persentase kepraktisan kemudian 3.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif Tahap penelitian dan pengumpulan informasi
berdasarkan pada tabel berikut ini.
merupakan kegiatan pemilihan suatu produk
pendidikan yang akan dihasilkan dengan
Tabel 4. Kriteria Penilaian Respon Siswa
mempertimbangkan apakah produk tersebut
Terhadap E-modul
betul-betul penting dan dibutuhkan dalam
No. Interval Kriteria
pendidikan. Tahap penelitian dan
1 81% - 100% Sangat baik
pengumpulan informasi ini terdiri dari studi
2 61% - 80% Baik
literatur dan survei lapangan. Studi literatur
3 41% - 60% Cukup baik
dilakukan untuk mengumpulkan berbagai
4 21% - 40% Kurang baik
informasi yang berhubungan dengan
5 0 - 20% Tidak baik penelitian yang akan dilakukan yaitu
mengenai e-modul pembelajaran kimia. Studi
ini ditujukan untuk menemukan konsep-
konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat produk e-modul pembelajaran

206 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
kimia. Melalui studi literatur ini juga dikaji blogger.com dengan menggunakan berbagai
ruang lingkup, keluasan penggunaan, kondisi variasi warna dan jenis tulisan. Jenis tulisan
pendukung agar e-modul pembelajaran kimia yang digunakan, diantaranya: Forte, Cooper
dapat digunakan, serta keunggulan dan Black, Times New Roman, Calibri, Ravie,
keterbatasannya. dengan skala spasi 1,15.

Pada tahap selanjutnya dilakukan survei Materi pada e-modul pembelajaran kimia ini
lapangan berguna untuk melengkapi literatur disusun berdasarkan kompetensi dasar dan
penelitian dalam memberikan dasar-dasar tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
pengetahuan untuk mendesain suatu produk Penyusunan materi pada e-modul
e-modul pembelajaran kimia. Survei lapangan menggunakan beberapa buku kimia
yang dilakukan dengan mewawancarai guru perguruan tinggi dan buku kimia SMK/MAK
kimia SMK Pekanbaru. Berdasarkan hasil yang relevan. Alat evaluasi dalam e-modul
wawancara diketahui bahwa sumber belajar pembelajaran kimia ini berupa latihan soal
kimia yang digunakan siswa adalah buku teks pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan
pelajaran kimia. Ketersediaan buku teks soal evaluasi pada akhir materi hidrokarbon.
pelajaran kimia yang terbatas dan dengan Selain itu, juga dilakukan penyusunan
sistem rolling ke setiap kelas mengharuskan instrumen-instrumen yang diperlukan selama
siswa menggunakan buku teks pada saat penelitian, berupa angket uji validitas ahli
pembelajaran kimia saja. Sehingga siswa materi pembelajaran, angket uji validitas ahli
kurang memahami materi pelajaran yang media pembelajaran, angket uji praktikalitas
disampaikan. Oleh karena itu diperlukan oleh guru, dan angket respon siswa.
sumber belajar alternatif yang mudah
diperoleh, mudah dimengerti dan menarik Penyusunan kerangka e-modul pembelajaran
minat pembaca seperti modul elektronik (e- kimia dilakukan sesuai dengan komponen
modul). Pembelajaran dengan e-modul dapat penyusunan modul. Adapun bagian-bagian e-
dilakukan melalui aplikasi web berupa modul yang akan dikembangkan yaitu
blogger.com, sehingga siswa dapat dengan cover/home, kata pengantar, petunjuk
mudah menggunakan e-modul ini sebagai penggunaan e-modul, kompetensi inti,
sumber belajar mandiri yang dapat kompetensi dasar, indikator, tujuan
digunakan sewaktu-waktu tanpa dibatasi pembelajaran, peta konsep, materi, evaluasi,
ruang dan waktu. glosarium dan daftar pustaka.

3.2 Tahap Perencanaan 3.3 Pengembangan Produk Awal


Modul dirancang berdasarkan hasil analisis Tahap pengembangan merupakan tahap
pada tahap penelitian dan pengumpulan mengembangkan bentuk modul yang telah
informasi. Ada beberapa hal yang dilakukan dirancang untuk dapat diuji cobakan di
pada tahap perencanaan, yaitu menentukan lapangan. Pada e-modul pembelajaran kimia
judul-judul modul, yang ditentukan terdapat beberapa komponen modul,
ditentukan berdasarkan Kompetensi Dasar diantaranya home/cover, kata pengantar,
atau materi pembelajaran yang terdapat petunjuk penggunaan e-modul, Kompetensi
dalam silabus. Penulisan modul dilakukan Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator,
dengan menggunakan software Microsoft tujuan pembelajaran, peta konsep, uraian
Word 2010 dan Chemsketch, diunggah materi hidrokarbon, evaluasi, glosarium, dan
menggunakan aplikasi web berupa daftar pustaka. Cover pada e-modul

207 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
pembelajaran kimia dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 1. Cover e-modul

Materi hidrokarbon, berisi pemaparan materi Gambar 3. Pembelajaran 2


hidrokarbon, contoh soal dan latihan setiap
akhir pembelajaran. Materi hidrokarbon
terdiri dari 4 judul submateri, diantaranya: a)
pengenalan senyawa hidrokarbon, b)
hidrokarbon, c) keisomeran hidrokarbon, d)
sifat-sifat fisis, sumber dan kegunaan
hidrokarbon.

Gambar 4. Evaluasi

Sebelumnya dilakukan validasi terhadap


instrumen yang akan digunakan sebagai alat
untuk mengukur produk yang dikembangkan.
Instrumen yang telah dirumuskan divalidasi
oleh 2 dosen ahli instrumen. Proses validasi
instrumen dilakukan sebanyak dua tahap,
yaitu validasi instrumen awal dan validasi
instrumen setelah revisi. Setelah instrumen
yang akan digunakan valid dan layak
digunakan untuk penelitian, tahap
Gambar 2. Pembelajaran 1

208 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
selanjutnya dilakukan validasi produk awal, E-modul pembelajaran kimia kemudian
antara lain: direvisi dan berdasarkan hasil validasi setelah
revisi. Persentase hasil validasi materi oleh
1) Validasi Oleh Ahli Materi Pembelajaran kedua ahli materi dapat dilihat pada Tabel 6.
Validasi ahli materi bertujuan untuk menilai
kesesuaian materi dengan kompetensi,
kesesuaian fitur dengan materi, penyajian dan
komponen kebahasaan e-modul Tabel 6. Hasil Validasi oleh Ahli Materi.
pembelajaran kimia. Validasi materi dilakukan No Indikator Persentase Kriteria
oleh 2 dosen ahli materi. Proses validasi Kesesuaian
Sangat
terhadap ahli materi dilakukan sebanyak dua 1 materi dengan 100,0%
valid
kali yaitu validasi awal dan validasi setelah kompetensi
revisi. Kesesuaian fitur Sangat
2 91,3%
dengan materi valid
Hasil validasi ahli materi I terhadap e-modul
Sangat
kimia yang didesain diperoleh aspek 3 Penyajian 92,5%
valid
kesesuaian materi dengan kompetensi
Komponen Sangat
dengan nilai 100,0%, aspek kesesuaian fitur 4 95,0%
kebahasaan valid
dengan materi memperoleh nilai 90,0%,
penyajian dengan nilai 90,0% dan aspek Sangat
Rata-rata total 94,0%
kebahasaan memperoleh nilai 90,0%. valid
Sedangkan hasil validitas materi oleh ahli
materi II diperoleh aspek kesesuaian materi Berdasarkan hasil validasi setelah revisi oleh
dengan kompetensi dengan nilai 80,0%, kedua ahli materi, maka diperoleh persentase
aspek kesesuaian fitur dengan materi rata-rata total sebesar 94,0% yang berarti
memperoleh nilai 72,5%, penyajian dengan bahwa e-modul pembelajaran kimia sangat
nilai 75,0% dan aspek kebahasaan valid.
memperoleh nilai 86,7%. Namun, karena ahli
materi II memberikan saran dan komentar 2) Validasi oleh Ahli Media
terhadap modul pembelajaran kimia perlu Validasi oleh ahli media bertujuan untuk
dilakukan revisi sesuai dengan komentar dan menilai kelayakan kegrafikan e-modul
saran yang diberikan oleh ahli materi II. pembelajaran kimia berbasis blog. Validasi
Adapun komentar dan saran dari ahli materi media dilakukan oleh 1 dosen ahli media.
adalah dapat dilihat pada Tabel 5. Proses penilaian dilakukan sebanyak dua kali
yaitu validasi awal dan validasi setelah revisi.
Tabel 5. Komentar dan Saran Ahli Materi.
Ahli Materi I Hasil penilaian modul pembelajaran kimia
Modul pembelajaran kimia layak diuji tahap pertama diperoleh nilai pada aspek
cobakan di lapangan tanpa revisi. panduan pemanfaatan sebesar 86,7%, pada
Ahli Materi II aspek tampilan fisik sebesar 45,0% dan pada
Perbaiki beberapa bagian pada materi aspek komponen media sebesar 54,0%
tatanama, sumber dan kegunaan serta soal sehingga rata-rata persentase kegrafikan
disesuaikan dengan indikator. pada validasi tahap pertama sebesar 57,7%
dengan kriteria cukup valid. Meskipun
demikian masih ada komentar dan saran dari

209 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
ahli media untuk perbaikan e-modul Tabel 9. Hasil Uji Validitas oleh Ahli Materi
pembelajaran kimia. Adapun komentar dan dan Ahli Media.
saran dari dosen ahli media dapat dilihat No Validasi Persentase Kriteria
pada Tabel 7. Ahli Sangat
1 94,0%
materi valid
Tabel 7. Komentar dan Saran Ahli Media. Ahli Sangat
2 87,0%
Ahli Media media valid
Perbaiki beberapa bagian tampilan blog dibuat Validasi Sangat
90,5%
interaktif, ditambahkan contoh video sesuai keseluruhan valid
materi, dan kuis disinkronkan dengan email
dan dibuat lebih interaktif. Berdasarkan tabel hasil uji validitas oleh ahli
materi dan media secara keseluruhan
Tahap selanjutnya setelah dilakukan revisi diperoleh persentase sebesar 90,5%. Hal ini
sesuai dengan komentar dan saran dari menunjukkan bahwa aspek kesesuaian materi
validator kemudian dilakukan kembali validasi dengan kompetensi, kesesuaian fitur dengan
e-modul pembelajaran kimia. Hasil dari materi, penyajian, komponen kebahasaan,
penilaian media oleh ahli media pada tahap panduan pemanfataan, tampilan fisik dan
kedua terhadap modul pembelajaran kimia komponen media e-modul pembelajaran
berbasis blog dapat dilihat pada Tabel 8. kimia berbasis blog pada materi hidrokarbon
sangat valid dan layak digunakan untuk uji
Tabel 8. Hasil Validasi oleh Ahli Media. coba di lapangan.
No Aspek Persentase Kriteria
Panduan Sangat 3.4 Uji Lapangan Produk Awal
1 93,3%
pemanfaatan valid Uji lapangan produk awal bertujuan untuk
Sangat melihat tingkat kepraktisan dan respon
2 Tampilan fisik 80,0%
valid peserta didik terhadap e-modul pembelajaran
Komponen Sangat kimia berbasis blog dari sisi pengguna baik
3 90,0%
media valid guru maupun peserta didik karena berpraktik
Sangat dalam situasi yang sesungguhnya baik
Rata-rata total 87,0%
valid keadaan, jumlah peserta didik, maupun
sarana dan fasilitas pembelajarannya
Berdasarkan tabel hasil validasi oleh ahli seluruhnya dalam keadaan nyata di sekolah.
media terhadap modul pembelajaran kimia,
dapat dilihat bahwa rata-rata total nilai 3.5 Uji Praktikalitas oleh Guru
validasi dari ahli media sebesar 87,0% dengan Uji praktikalitas bertujuan untuk menilai
kriteria sangat valid. kepraktisan e-modul pembelajaran kimia
melalui aspek kesesuaian materi dengan
3) Hasil Validasi oleh Ahli Media dan Ahli kompetensi, penyajian, komponen
Materi kebahasaan, kegrafikan. Uji praktikalitas
Data hasil uji validitas secara keseluruhan dilakukan oleh guru kimia, karena mereka
terhadap pengembangan modul punya pengalaman dan wawasan praktik
pembelajaran kimia berbasis blog dapat mengajar SMK.
dilihat pada Tabel 9.
Validator uji praktikalitas e-modul
pembelajaran kimia berbasis blog terdiri dari

210 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
2 orang guru kimia. Angket ini bertujuan pembelajaran kimia berbasis blog yang
untuk mengetahui tanggapan guru selaku didesain. Tahap ini melibatkan 10 orang
praktisi terhadap e-modul pembelajaran peserta didik kelas XII TKJ 2. Data respon
kimia berbasis blog pada materi hidrokarbon. peserta didik terhadap e-modul pembelajaran
Uji praktikalitas dilakukan dengan kimia diperoleh dengan memberikan angket
memberikan e-modul pembelajaran kimia respon kepada peserta didik setelah
dan lembar angket uji praktikalitas kepada mempelajari e-modul pembelajaran kimia
guru. mengerjakan soal evaluasi pada bagian akhir
e-modul pembelajaran kimia. Hasil uji respon
Hasil uji praktikalitas e-modul pembelajaran peserta didik terhadap e-modul pembelajaran
kimia berbasis blog oleh guru I diperoleh kimia dapat dilihat pada tabel 11.
persentase rata-rata sebesar 98,9%, guru II
diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,4% Tabel 11. Hasil Uji Respon Peserta Didik.
dengan kriteria sangat praktis. Adapun hasil No Indikator Persentase Kriteria
dari uji praktikalitas yang dilakukan oleh Sangat
kedua guru kimia terhadap e-modul 1 Ketertarikan 87,5%
Baik
pembelajaran kimia dapat dilihat pada Tabel Sangat
10. 2 Isi 84,0%
Baik
Sangat
Tabel 10. Hasil Uji Praktikalitas oleh Guru. 3 Bahasa 94,6%
Baik
No Indikator Persentase Kriteria Sangat
Rata-rata total 87,2%
Kesesuaian Sangat Baik
1 materi dengan 100,0% praktis
kompetensi 3.7 Revisi Produk Akhir
Sangat
2 Penyajian 95,0%
praktis Peneliti melakukan revisi akhir terhadap e-
Komponen Sangat modul pembelajaran kimia berdasarkan
3 93,3%
kebahasaan praktis komentar dan saran hasil uji lapangan.
Sangat 1) Guru Kimia
4 Kegrafikan 95,7%
praktis
Sangat Pada angket uji praktikalitas yang diisi oleh
Rata-rata total 95,2%
praktis guru terdapat komentar dan saran guru
terhadap e-modul pembelajaran kimia.
Berdasarkan tabel hasil uji praktikalitas oleh Adapun komentar dan saran yang diberikan
guru terhadap e-modul pembelajaran kimia oleh guru terhadap e-modul pembelajaran
diperoleh persentase rata-rata dari keempat kimia dapat dilihat pada tabel 12.
guru adalah 95,2% dengan kriteria sangat
praktis. Hal ini berarti e-modul pembelajaran Tabel 12. Komentar dan Saran oleh Guru.
kimia berbasis blog layak diuji cobakan Validasi
Validator
kepada peserta didik. Komentar dan Saran
e-modul berbasis blog ini sudah
3.6 Uji Respon Peserta Didik layak untuk diujicobakan
Tahap uji respon peserta didik terhadap e- Guru I dilapangan yang perlu
modul bertujuan untuk melihat bagaimana diperbanyak contoh, fakta dan
respon peserta didik terhadap e-modul ilustrasi sehingga siswa

211 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
Validasi terdapat dalam kurikulum 2013 revisi.
Validator
Komentar dan Saran Penelitian ini menggunakan model
bertambah paham lagi. pengembangan Borg & Gall dipilih karena
e-modul kimia layak untuk prosedurnya jelas, sistematis, dan memiliki
Guru II
diujicobakan tanpa revisi. keleluasaan untuk tidak diterapkan semua
(Utomo dkk., 2015). Alasan peneliti
Berdasarkan komentar dan saran yang membatasi sampai tahap kelima adalah
diberikan oleh guru kimia SMK, modul yang karena keterbatasan waktu penelitian dan
dikembangkan sudah layak dan praktis. hanya dikembangkan untuk satu sekolah.
Namun, ada perbaikan menurut komentar Tahapan penelitian Borg & Gall yang
dan saran guru II kemudian direvisi sesuai dilakukan dalam penelitian ini telah
dengan saran dan masukan guru untuk dimodifikasi dan dibatasi hanya sampai tahap
menghasilkan modul yang lebih baik kelima. Adapun tahapan Model Borg & Gall
sehingga dapat di uji cobakan kepada peserta yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
didik. penelitian dan pengumpulan informasi,
perencanaan, pengembangan produk awal,
2) Peserta Didik uji lapangan produk awal, dan revisi produk
Berdasarkan angket respon peserta didik berdasarkan uji coba produk awal.
diperoleh beberapa saran untuk perbaikan
modul yang dikembangkan. Adapun Salah satu materi pokok kimia yang dianggap
komentar dan saran peserta didik terhadap sulit adalah materi hidrokarbon. Materi ini
modul pembelajaran kimia dapat dilihat pada membutuhkan pemahaman konsep yang
tabel 13. kuat dan bersifat komprehensif (W. Sanjaya,
2013). Salah satu faktor yang menyebabkan
Tabel 13. Komentar dan Saran Peserta Didik. siswa kurang memahami konsep materi
No. Aspek Komentar dan Saran karena ketersediaan buku teks pelajaran
1 Ketertarikan - Pelajaran yang kimia yang terbatas. Dengan didesainnya e-
menyenangkan, e- modul pembelajaran kimia berbasis blog
modul nya bagus. pada materi hidrokarbon ini diharapkan siswa
- Modulnya sangat baik, mampu memahami konsep materi karena
saya dapat memahami siswa dapat dengan mudah menggunakan e-
materi dengan modul. modul pembelajaran kimia ini sewaktu-waktu
tanpa dibatasi ruang dan waktu.
No. Aspek Komentar dan Saran
2 Penyajian Modulnya cukup bagus, Blog sebagai media pembelajaran mandiri
blog tetapi pada saat ke dapat membantu siswa untuk mempelajari
evaluasi kalau bisa masuk materi pelajaran kapanpun dan di manapun
ke materi tanpa tanpa terbatas ruang dan waktu. Beberapa
memasukkan data diri keuntungan menggunakan blog adalah: 1)
lagi jika masuk kembali biayanya murah, 2) praktis dan efisien waktu,
ke menu evaluasi. 3) bahan bisa dipilih sesuai kebutuhan, 4)
orang dapat mengakses kapan dan di mana
E-modul pembelajaran kimia ini disusun saja (Sari dkk., 2014).
berdasarkan kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian yang

212 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
Desain uji coba e-modul pembelajaran kimia menyatakan bahwa kepraktisan e-modul
mulanya diujicobakan kepada ahli materi pembelajaran yang dihasilkan dapat
untuk mengetahui apakah materi yang ditentukan berdasarkan banyaknya
dikembangkan dalam media sudah sesuai presentase siswa yang termasuk kategori
atau masih perlu revisi. Setelah mendapatkan praktis yaitu > 70% atau lebih (Herwati, 2016).
hasil uji coba dari ahli materi, kemudian
media pembelajaran diujicobakan kepada ahli Hasil penelitian ini secara umum
media untuk mengetahui apakah media yang menunjukkan kelebihan e-modul
dikembangkan sudah layak atau perlu revisi pembelajaran kimia berbasis blog pada
(Farenta dkk., 2016). Selain itu, Uji kepraktisan materi hidrokarbon yang didesain peneliti
dilakukan untuk mengetahui tingkat memiliki kelebihan yaitu siswa dapat belajar
kepraktisan media pembelajaran yang secara mandiri di mana pun dan kapan pun
dikembangkan. Dalam penelitian ini, uji tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini
kepraktisan dilakukan melalui pemberian sejalan dengan sartono yang menyatakan
angket (Nasution dkk., 2016). media pembelajaran melalui blog memiliki
keuntungan, yaitu siswa dapat belajar materi
Berdasarkan hasil validitas e-modul lebih lengkap, waktu yang lebih lama dan
pembelajaran kimia dinyatakan sangat valid tentunya suasana yang lebih menyenangkan.
jika dilihat dari aspek kesesuaian materi Siswa dapat belajar di mana pun dan kapan
dengan kompetensi, kesesuaian fitur dengan pun, yang tentunya berbeda dengan
materi, penyajian, kebahasaan, panduan pembelajaran konvensional selama ini berupa
pemanfaatan, tampilan fisik, dan komponen tatap muka (Sartono, 2016).
media. Dilihat dari aspek-aspek tersebut
sesuai dengan penelitian sartono yang 4. KESIMPULAN
menyatakan bahwa guru dapat mengupload
semua informasi yang berkaitan dengan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
materi pembelajaran yang diajarkan dengan dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
menambahkan multimedia (gambar, animasi, produk yang dihasilkan berupa e-modul
efek suara, dan sebagainya) agar siswa lebih pembelajaran kimia berbasis blog pada
tertarik mempelajarinya (Sartono, 2016). materi hidrokarbon. Tingkat validitas e-modul
dengan kriteria sangat valid, tingkat
Secara keseluruhan hasil uji praktikalitas oleh praktikalitas dengan kriteria sangat praktis,
guru terhadap e-modul pembelajaran kimia dan respon peserta didik terhadap e-modul
blog pada materi hidrokarbon dinyatakan sangat baik.
praktis dan layak digunakan sebagai sumber
belajar mandiri. Hal ini didukung dengan
penelitian Haritsa Ulya yang menyatakan
bahwa kepraktisan e-modul yang
dikembangkan diukur berdasarkan
kepraktisan tanggapan guru dengan kategori
tinggi atau sangat tinggi (Ulya dkk., 2018).
Berdasarkan data hasil respon peserta didik
yang diperoleh persentase 87,2% dengan
kriteria sangat baik. Hal ini sejalan dengan
penelitian Dwi Indah Suryani yang

213 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Ayu., Yusrizal dan Ilham Maulana.
Agustina, Erna., Agung Nugroho dan Sri (2014). Pengembangan Bahan Ajar
Mulyani. (2013). Penggunaan Metode modul pada Materi Hidrokarbon di
Pembelajaran Jigsaw Berbantuan SMA Negeri 11 Banda Aceh, Jurnal
Handout Untuk Meningkatkan Aktivitas Pendidikan Sains Indonesia, 02(01), 13.
Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Hidrokarbon Kelas XC SMA Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-
Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran Pada Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Materi Pokok Hidrokarbon Kelas XC
SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran Sari, Ratna Almira., Sulistyo Saputro, Agung
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Nugroho Catur S. (2014).
(JPK), 2(4), 66. Pengembangan modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog Untuk Materi
Farenta, Arvi Sekar., Sulton, Punaji Setyosari. Struktur Atom Dan Sistem Periodik
(2016). Pengembangan E-Module Unsur SMA Kelas X, Jurnal Pendidikan
Berbasis Problem Based Learning Mata Kimia (JPK), 3(2), 8-14.
Pelajaran Kimia Untuk Siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Malang, Jurnal Sartono. (2016). Pemanfaatan Blog Sebagai
Pendidikan: Teori, Penelitian Dan Media Pembelajaran Alternatif di
Pengembangan, 1(6), 1160. Sekolah, Jurnal Tranformatika Guru
SMA Negeri 2, 123.
Herwati. (2016). Pengembangan Modul
Keanekaragaman Aves sebagai Sumber Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Belajar Biologi, Jurnal Lentera Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Pendidikan LPPM UM METRO, 1(1), 28- Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
36.
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian
Mudasir. (2016). Pembelajaran Berbasis Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Multimedia. Pekanbaru: Kreasi Edukasi. Kependidikan dan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Nasution, Syaiful Hamzah., Lathiful Anwar,
Sudirman dan Susiswo. (2016). Ulya, Haritsah., Ratu Beta Rudibyani, Tasviri
Pengembangan Media Pembelajaran Efkar. (2018). Pengembangan Modul
Untuk Mendukung Kemampuan Kimia Berbasis Problem Solving Pada
Penalaran Spasial Siswa Pada Topik Materi Asam Basa Arrhenius, Jurnal
Dimensi Tiga Kelas X, JURNAL KIP, 4(2), Pendidikan dan Pembelajaran Kimia,
906. 7(1), 136.

Priyayi, Desy Fajar. (2016). Analisis Bahan Ajar Utomo, Dedi Sasmito., Sumarmi, dan Singgih
Model Pembelajaran Alid (Accelerated Susilo. (2015). Pengembangan Bahan
Learning Included By Discovery) Pada Ajar e-learning Berbasis Edmodo Pada
Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI Materi Litosfer Kelas X SMA, Jurnal
SMA N 7 Surakarta, Jurnal Pendidikan Pendidikan Geografi, 2.
Sains, 04(01), 29.

214 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


N. Septryanesti & Lazulva Desain dan Uji Coba E-Modul Pembelajaran
Kimia Berbasis Blog pada Materi
Hidrokarbon
W. Sanjaya. (2013). Penelitian Pendidikan:
Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana.

Zulkarnain, Andi., Nina Kadaritna dan Lisa


Tania. (2015). Pengembangan E-Modul
Teori Atom Mekanika Kuantum
Berbasis Web Dengan Pendekatan
Saintifik, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Kimia, 4(1), 224.

215 Jurnal Tadris Kimiya 4, 2 (Desember 2019): 202-215

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Anda mungkin juga menyukai