Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENELITIAN

RESEARCH and DEVELOPMENT

Oleh :

Anni Syifa Fauzia (1900018022)

M. Aldian Muzakky

Ayu Sa’adah Islahiyyah

PROGRAM MAGISTER ILMU AGAMA ISLAM

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan
pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat
fundamental, serta praktikpraktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena-
fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic
research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui
penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara
sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain
melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam
penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk
mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar
yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau
bahan ajar yang baik menuntut penelitian pengembangan.1
Penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode yang dapat
digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar dan terapan.
Sering kali ditemui adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar
yang bersifat teoritis dan hasil penelitian terapan yang bersifat praktis.
Kesenjangan ini dapat diatasi dengan penelitian dan pengembangan.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model penelitian Research and Development?
2. Bagaimana prosedur dan teknik penyusunan dari model penelitian
Research and Development?
3. Apa kelebihan dan kelemahan dari model penelitian Research and
Development?
4. Bagaimana contoh model penelitian Research and Development?

1
Nur Khoiri, Metodologi Penelitian Pendidikan: Ragam, Model & Pendekatan (Semarang:
South East Asian Publishing, t.t.), hlm 199-200.
2
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 126.

2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Research and Development
Metode penelitian dan pengembangan atau yang biasa disebut dengan
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.3
metode ini banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu murni khususnya ilmu
alam, teknik. Metode ini juga dapat digunakan pada perusahaan atau industri
yang ingin mengembangkan produk baru.4
Pendekatan Penelitian dan Pengembangan (research and development)
merupakan pendekatan penelitian untuk melakukan penelitian,
pengembangan, dan pengujian suatu produk. Untuk menghasilkan produk-
produk tertentu memerlukan penelitian yang bersifat dan mendasarkan pada
analisis kebutuhan. Selain itu, Penelitian dan Pengembangan dimaksudkan
untuk menguji keefektifan produk tersebut, supaya produk tersebut dapat
berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat.5
Menurut Sujadi, yang dikutip oleh Nur Khoiri, penelitian dan
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk, atau menyempurnakan produk yang telah ada
yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut, dijelaskan oleh Nur
Khoiri, tidak harus berupa buku, modul atau sesuatu yang berperangkat keras,
tetapi juga bisa berupa aplikasi komputer untuk mengolah data, aplikasi
pembelajaran kelas, ataupun seutau yang berupa perangkat lunak.6
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
saat ini merupakan salah jenis penelitian yang banyak dikembangkan.
Penelitian pengembangan merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat
menjadi penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar
dengan penelitian terapan. Penelitian pengembangan merupakan penelitian
yang berupaya mengembangkan produk tertentu sesuai dengan kebutuhan
masyarakat saat ini. Dalam pendidikan jasmani, rancangan penelitian
pengembangan dapat digunakan sebagai upaya pencegahan masalah
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 297.
4
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.
203.
5
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana, 2010).
6
Khoiri, Metodologi Penelitian Pendidikan: Ragam, Model & Pendekatan, hlm. 199.

3
pendidikan dan pembelajaran. Dalam bidang peneitian, produk-produk yang
dihasilkan penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas dan relevan
dengan kebutuhan.
Penelitian pengembangan ini mengikuti langkah-langkah secara siklus.
Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian
tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan
produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan
sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai dan melakukan
revisi terhadap hasil uji lapangan.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) adalah
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan suatu produk baru atau
bahkan menyempurnakan produk yang telah ada agar lebih efektif dan
relevan.
B. Prosedur Model Penelitian Reseacrh and Development
Sebelum menjelaskan mengenai prosedur atau langkah-langkah metode
penelitian dan pengembangan, perlu diketahui bahwa model dari metode
R&D banyak macamnya. Dijelaskan oleh Nur Khoiri, bahwa ada lima model
R&D yaitu, 1) Research and Development (R&D) versi Dick and Carey, 2)
Research and Development (R&D) versi Borg and Gall, 3) Research and
Development (R&D) versi 4D, 4) Research and Development (R&D) versi
ADDIE, 5) Research and Development (R&D) versi Kemp. Dalam makalah
ini akan menjelaskan model dari metode R&D versi Borg and Gall.
Borg and Gall mengemukakan pendapat “research and development is a
powerfull strategy for improving practice. It is a process used to develop and
validate educational product”. Produk pendidikan yang dimaksud dalam
penelitian dan pengembangan ini mengandung tiga pengertian pokok.
Pertama, produk tersebut tidak harus berupa perangkat keras, tetapi juga bisa
berupa perangkat lunak. Kedua, produk tersebut bisa berupa produk baru
ataupun memodifikasi produk yang sudah ada. Ketiga, produk yang
dikembangkan betul-betul berguna bagi dunia pendidikan. Keempat, produk
tersebut bisa dipertanggungjawabkan.7
7
Arifin, Penelitian Pendidikan, hlm. 127.

4
Menurut Borg & Gall terdapat sepuluh langkah pelaksanaan strategi
penelitian pengembangan yaitu sebagai berikut:8
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal (research and
information collecting)
Penelitian dan pengumpulan informasi awal penelitian, yang
meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas, dan
persiapan laporan awal. Penelitan awal atau analisis kebutuhan
sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk
melakukan pengembangan.ini bisa dilakukan misalnya melalui
pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan, kajian pustaka
dan termasuk literatur pendukung terkait sangat diperlukan sebagai
landasan melakukan pengembangan.
2. Perencanaan (planning)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan–kemampuan
yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang
hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-
langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Pengembangan format produk awal (develop premilinary form of
product)
Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan
dikembangkan (desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan
prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan
pengembangan; 3) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di
lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat
dalam penelitian.9
4. Uji coba awal (preliminary field testing)
Uji coba awal dilakukan pada 6-12 orang responden terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang dapat
terjadi selama penerapan model yang sesungguhnya berlangsung. Uji
coba skala kecil juga bermanfaat untuk menganalisis kendala yang
mungkin dihadapi dan berusaha untuk mengurangi kendala tersebut
pada saat penerapan model berikutnya. Perangkat yang digunakan
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.
205-207.
9
Khoiri, Metodologi Penelitian Pendidikan: Ragam, Model & Pendekatan, hlm. 206.

5
untuk mengumpulkan data pada tahap ini berupa lembar observasi,
pedoman wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dan dievaluasi untuk memperbaiki penerapan model pada
tahap berikutnya.
Langkah ini meliputi: 1) melakukan uji lapangan awal terhadap
desain produk; 2) bersifat terbatas, baik substansi desain maupun
pihak-pihak yang terlibat; 3) uji lapangan awal dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi
maupun metodologi.10
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk
tahap pertama. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi
kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.
Berdasarkan data tersebut apakah masih diperlukan untuk melakukan
evaluasi yang sama dengan mengambil situs yang sama pula.
6. Uji coba lapangan (Main Field Testing)
Pengujian produk di lapangan disarankan mengambil sampel
yang lebih banyak yaitu 30-100 orang responden (5-15 sekolah).
Pada saat uji lapangan yang kedua ini, pengumpulan data kuantitatif
dan kualitatif mulai dilakukan untuk dievaluasi. Evaluasi kualitatif
dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang dicapai dengan
tujuan yang diharapkan. Evaluasi kuantitatif dapat dilakukan dengan
membandingkan kemampuan antara subjek sasaran pengembangan
model dengan subjek lain yang tidak menjadi sasaran pengembangan
model atau kemampuan sebelum dan sesudah penerapan model.
7. Revisi produk (operasional product revision)
Revisi produk selalu dilakuakan setelah produk tersebut
diterapkan atau di uji cobakan. Hal ini dilakukan terutama apabila
ada kendala-kendala baru yang belum terfikirkan pada saat
perencanaan. Revisi produk dilakukan untuk menyempurnakan
produk hasil uji lapangan.
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan
uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk
10
Khoiri, hlm. 206.

6
awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses,
sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.11
8. Uji lapangan (operational field testing)
Setelah melalui pengujian dua kali dan revisi juga sudah
dilakukan sebanyak dua kali, implementasi model dapat dilakukan
dalam wilayah yang luas dalam kondisi yang senyatanya.
Implementasi model disarankan mengambil sampel sebesar 40-200
orang responden (10-30 sekolah). Pada tahap ini pengumpulan data
dilaksanakan dengan berbagai instrument seperti lembar observasi,
interview, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dan dilaporkan secara keseluruhan.
Langkah ini meliputi: 1) melakukan uji efektivitas dan
adaptabilitas desain produk; 2) uji efektivitas dan adaptabilitas
desain melibatkan para calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan
adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi
substansi maupun metodologi.12
9. Revisi produk akhir (Final Product revision)
Sebelum produk dipublikasikan kesasaran pengguna yang lebih
luas maka perlu dilakukan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal
yang masih kurang baik hasilnya pada saat implementasi produk.
Diharapkan dengan adanya revisi terakhir ini, produk sudah benar-
benar terbebas dari kekurangan dan layak digunakan pada kondisi
yang sesuai dengan persyaratan penggunaan produk.
Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang
dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk
lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah
didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.13
10. Desiminasi dan implementasi (Desimination and implementation)

11
Khoiri, hlm. 207.
12
Khoiri, hlm. 207-208.
13
Khoiri, hlm. 208.

7
Desiminasi dan implementasi adalah menyampaikan hasil
pengembangan (proses, prosedur, atau produk) kepada para
pengguna dan profesional melalui forum pertemuan atau menuliskan
dalam jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook.
Teknik analisis data, langkah-langkah dalam proses penelitian dan
pengembangan dikenal dengan istilah lingkaran research dan development
menurut Borg and Gall terdiri atas:
 Meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan;
 Mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian;
 Uji lapangan;
 Mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba
lapangan
Meskipun demikian, secara umum penelitian dan pengembangan sering
menjadi tiga metode, yaitu deskriptif, evaluatif, dan eksperiental. Metode
deskriptif digunakan untuk penelitian awal guna menghimpun data kondisi
yang ada, seperti (a) kondisi produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang akan dikembangkan. (b)
kondisi pihak pengguna produk, (c) konidisi faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang dihasilkan.
Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba
pengembangan suatu produk. Metode eksperimen diguanakan untuk menguji
keampuhan produk yang dihasilkan.14
Adapun teknik dari penelitian dan pengembangan, secara umum, dapat
disusun dengan sistematika sebagai berikut:15
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI

14
Arifin, Penelitian Pendidikan, hlm. 126.
15
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 311-312.

8
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Produk yang Akan Dihasilkan (Hipotesis)
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-Langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi Sampel Sumber Data
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Instrumen Penelitian
4. Analisis Data
5. Perencanaan Desain Produk
6. Validasi Desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji
2. Populasi dan Sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Instrumen Penelitian
5. Teknik Analisis Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Desain Awal Produk (gambar dan penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi)
D. Pengujian Tahap Ke-2
E. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi)
F. Pengujian Tahap Ke-3 (Bila Perlu)
G. Penyempurnaan produk
H. Pembahasan Produk
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA

9
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU
PENJELASANNYA
C. Kelemahan dan Kelebihan Model Reseacrh and Development
Metode penelitian R&D memiliki kelebihan dan kekurangan yang
dijadikan sebagai pertimbangan sebelum melakukan penelitian agar penelitian
mengungkapkan permasalahan secara valid. adapun kelebihan dan
kekurangan metode penelitian R&D sebagai berikut:16
1. Kelebihan
 Pendekatan R&D mampu menghasilkan suatu produk/ model
yang memilki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut
dihasilkan melalui uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli
 Pendekatan R&D akan selalu mendorong proses inovasi
produk / model yang tiada henti/memiliki nilai suistanibility
yang cukup baik sehingga diharapkan akan di temukan produk-
produk / model-model yang selalu actual sesuai dengan tuntutan
kekinian
 Pendekatan R&D merupakan penghubung antara penelitian
yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
 Metode penelitian yang ada dalam R&D cukup Komprehensif,
mulai dari metode deskriptif, evaluative dan ekspereimen
2. Kekurangan
 Pada prinsipnya pendekatan R&D memerlukan waktu yang
relative panjang, karena prosedur yang harus ditempuh juga
relative kompleks
 Pendekatan R&D dapat dikatakan sebagai penelitian “Here and
Now” penelitian ini tidak mampu digeneralisasikan secara utuh,
karena pada dasarnya penelitian ini pemodelannya pada sampel
bukan pada populasi.

D. Contoh Penerapan Model Penelitian Research and Development

16
Tim Puslitjak, Metode Penelitian Pengembangan (Jakarta: Depdikmas, 2008).

10
Bentuk produk dari model penelitian Research and Development
biasanya dapat dilihat dari judul penelitian yang dicantumkan, seperti
kebanyakan jenis model penelitian lain. Disertasi dengan judul “Pengembangan
Model Pembelajaran Konstruktivis, Integratif, Dan Kontekstual Untuk
Menumbuhkan Kemampuan Koneksi Matematika” oleh Saminanto,
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang tahun 2018 ini salah satunya.
Dari judul yang dicantumkan terdapat kata “Pengembangan” yang
merupakan ciri khas dari penelitian Research and Development. Kemudian
terdapat produk yang dikembangkan yaitu “Model Pembelajaran”. Dari segi
pemilihan judul disertasi ini sudah sesuai dengan standar model penelitian
Research and Development.
Kemudian pada Bab I seperti pada umumnya sebuah penelitian terdapat
beberapa sub, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan dan sebagainya. Hal yang membedakan penelitian
Research and Development dengan penelitian lain adalah adanya sub
“Spesifikasi Produk yang dikembangkan”. Hal ini harus tercantum pada
penelitian Research and Development sebagai penjelasan produk apa yang akan
dikembangkan dalam penelitian tersebut. Dalam disertasi ini produk yang
dikembangkan adalah Model Pembelajaran Conincon dan Perangkat
Pembelajarannya yaitu berupa Buku Model Pembelajaran Conincon, RPP dan
LKS implementasi pembelajaran Conincon serta Video Pembelajaran Model
Conincon.
Pada Bab II penyusun disertasi sangat rinci dalam menjabarkan landasan
teori yang digunakan dalam penelitian ini. Hampir semua sisi dibahas oleh
peneliti. Bab II ini dibagi menjadi tiga pembahasan yatu Kajian Pustaka
membahas dari hal yang paling umum yaitu konsep Matematika, hingga tentang
model pembelajaran. Pembahasan selanjutnya yaitu Kerangka teoritis,
pembahasan ini lebih ditekankan kepada teori yang dipilih untuk diteliti, dalam
hal ini yaitu Model Pembelajaran Conincon. Pembahasan terakhir dalam bab II
yatu Kerangka Berpikir yang lebih mendalam membahas tentang kaitan teori
dengan kenyataan di lapangan.
Bab III, membahas tentang metodologi penelitian. Pada bab ini penyusun
disertasi menjabarkan langkah-langkah, instrumen serta metode yang digunakan
dalam proses penelitian ini. Penyusun mencantumkan jenis penelitian yaitu

11
penelitian Research and Development . Jenis produk yang dikembangkan ialah
Model Pembelajaran, dalam hal ini penyusun menganut teori pengembangan
model pembelajaran milik Plomp yang terdiri atas 5 fase, yaitu fase investigasi
awal, fase desain, fase realisasi, fase tes evaluasi dan revisi serta fase
implementasi. Prosesnya dapat dilihat sebagai berikut,
Pada fase investigasi, peneliti melakukan analisis awal terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian, mulai dari analisis permasalahan, analisis
teori model pembelajaran, analisis perangkat pembelajaran, aktivitas guru dan
murid serta analisis tentang lingkungan penerapan model pembelajaran. Pada
fase desain dan realisasi, peneliti mulai menerapkan analisis yang didapatkan
di fase investigasi untuk menjawab permasalahan yang ada serta
merealisasikannya dalam sebuah produk. Kemudian pada fase tes, evaluasi dan
revisi, peneliti melakukan uji produk, sesuai dengan indikator yaitu Valid,
Praktis dan Efektif. Uji produk pertama dilakukan oleh Pembimbing penelitian
serta orang yang ahli dalam bidang tersebut dalam hal ini Doktor di bidang
Pendidikan Matematika. Setelah uji produk Prototipe 1 dilaksanakan dan
mendapatkan berbagai kritik dan penilaian, dilakukan revisi produk Prototipe 1
yang menghasilkan Prototipe 2. Setelah itu dilakukan uji coba lapangan
menggunakan Prototipe 2 di sekolah dengan di awasi oleh ahli. Dalam penelitian
ini uji coba Prototipe 2 dilakukan di SMPN 16 Semarang. Kemudian hasil dari
uji coba lapangan yang telah direvisi disebut Prototipe Final. Fase
Implementasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan workshop
pengenalan produk, serta penerapan di 31 sekolah yang terdaftar dalam
workshop mulai dari tanggal 28 April sampai 7 Mei 2017. Data penelitian
diambil dari 3 sekolah yaitu SMPN 2 Semarang, MTsN 2 Semarang dan SMP
Islam Al Azhar 29 Semarang.
Untuk penilaian uji kevalidan Model Pembelajaran Conincon, peneliti
menggunakan lembar validasi yang berisi indikator-indikator tertentu yang
diserahkan kepada 3 validator untuk memberikan nilai, dengan menetapkan
range nilai mulai dari tidak baik hingga sangat baik. Model ini dikatakan valid
karena nilai Va (rata-rata penilaian validator terhadap model) berada direntang
3,4<Va≤ 4,2 yang berarti baik. Uji kevalidan ini juga dilakukan pada perangkat
pembelajaran dan lembar penilaian yang diajukan oleh peneliti. Untuk uji nilai
kepraktisan selain menggunakan lembar indikator kepraktisan, peneliti juga

12
menggunakan wawancara untuk mengetahui respon guru terhadap model
pembelajaran Conincon. Dalam uji kepraktisan juga melibatkan siswa sehingga
digunakan pula rumus Validitas (korelasi product moment), Reliabilitas, Daya
Pembeda serta tingkat kesukaran untuk menguji butir soal dalam instrumen tes
kemampuan koneksi matematika siswa. Sedangkan pada uji keefektifan
menggunakan nilai RHB ( rata-rata nilai semua siswa dalam rentang 0-100) dan
juga pretest dan posttest. Semua hasil dari uji kevalidan, kepraktisan serta
keefektifan terdapat pada pembahasan bab IV.
Pada bab V dijelaskan simpulan tentang penelitian yang berisi jawaban
terhadap rumusan masalah yang diteliti. Disana tertera bahwa Model
Pembelajaran Conincon merupakan Model Pembelajaran yang valid, praktis dan
efektif berdasarkan uji yang telah dilakukan. Model pembelajaran ini juga telah
diimplementasikan pada 31 sekolah jenjang SMP dan MTs. Model Pembelajaran
Conincon menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang
menyenangkan dan tidak menjadi momok bagi siswa.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut
2. Langkah-langkah melaksanakan model penelitian Research and
Development adalah sebagai berikut = Penelitian awal – Perencanaan –
Pengembangan Produk Awal – Uji coba I- Revisi I- Uji coba lapangan I –
Revisi II – Uji Coba Lapangan II- Revisi III- Implementasi Produk
3. Kelebihan dari Model Penelitian Research and Development adalah
model ini dapat menghasilkan produk yang valid, dan akan selalu inovatif
karena telah diuji dengan berbagai tes di lapangan. Sedangkan
kekurangannya adalah penelitian ini membutuhkan waktu yang lama dan
proses yang cukup kompleks
4. Salah satu contoh penerapan model penelitian Research and Development
terdapat pada disertasi oleh Saminanto tahun 2018 yang mengembangkan
model Pembelajaran Conincon.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.


Khoiri, Nur. Metodologi Penelitian Pendidikan: Ragam, Model & Pendekatan.
Semarang: South East Asian Publishing, t.t.
Neolaka, Amos. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana,
2010.
Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
———. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2010.
Tim Puslitjak. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdikmas, 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai