Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


(Research and Development)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Kependidikan

Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd.
2. Dr. Sujarwata, M.T

Disusun oleh :
1. Candra Dewi (0403518001)
2. Anisa Furtakhul Janah (0403518002)
3. Ahmad Minanur Rohim (0403518003)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan yang menjadi sasaran yaitu guru dan peserta didiknya.
Seorang guru mempunyi tugas, yaitu melaksanakan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini menjadi salah satu tugas
dari seorang guru yang dapat dilakukan secara esensial, dalam hal ini dapat diartikan
sebagai sebuah aktivitas untuk membahas masalah-masalah yang terkait dengan
kehidupan, khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Dalam
melakukan penelitian, ada beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah
metode penelitian pengembangan.
Pada masa lalu, penelitian dalam bidang pendidikan tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi diarahkan untuk menemukan pengetahuan baru yang
berkenaan dengan fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
Penelitian tentang fenomena fundamental pendidikan tersebut dilakukan melalui
penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan
melalui penelitian terapan (applied research).

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dari penelitian dan pengembangan (Research and Development)?
2. Bagaimanakah ciri utama dari penelitian dan pengembangan (Research and
Development)?
3. Bagaimanakah langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development)?

III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Menurut Borg and Gall (1989:624), educational research and development is a
process used to develop and validate educational product. Atau dapat diartikan
bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian
pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan
juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Metode
penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2011:297).
Selanjutnya, penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki
praktik (Sukmadinata, 2009). Penelitian Pengembangan juga diartikan sebagai suatu
proses atau langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada tetapi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Sujadi,
2003:164).
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Richey and Klein (2007:1),
pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik
yang berkaitan dengan desain belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi
memproses dengan maksud menetapkan dasar empiris untuk mengkreasikan produk
pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan
pengembangan yang sudah ada. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat luas sehingga diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada dan menguji keefekitifannya, serta bersifat
longitudinal atau bertahap. Dengan demikian metode penelitian dan pengembangan
dapat dipakai untuk penelitian di bidang ilmu alam, teknik, dan juga ilmu sosial.

2. Ciri Utama Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)


Selanjutnya menurut Borg and Gall (1989) yang menjelaskan bahwa terdapat empat
ciri utama dari penelitian dan pengembangan, yaitu:
a. Studying research findings pertinent to the product to be development.
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan dari
sebuah penelitian yang terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings.
Artinya, mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
c. Field testing it in the setting where it will be used eventually.
Artinya, dilakukannya uji lapangan dalam sebuah perencanaan atau situasi nyata
di mana produk tersebut nantinya digunakan.
d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan pada tahap-tahap uji lapangan.
Dari empat ciri utama Research and Development tersebut, dapat memberikan
gambaran bahwa ciri utama penelitian dan pengembangan yaitu adanya langkah-
langkah penelitian awal terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan tersebut
dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki atau direvisi.
3. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Ada beberapa model penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan, antara
lain model Sugiyono dan model Borg and Gall. Untuk lebih memahami kedua model
tersebut maka diuraikan sebagai berikut.
a. Model Sugiyono
Menurut Sugiyono (2011:298), langkah-langkah penelitian dan pengembangan
ada sepuluh langkah yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3)
Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7)
Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi
missal. Adapun bagan dari langkah-langkah penelitiannya seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development


(R&D) menurut Sugiyono

Selanjutnya, untuk dapat memahami tiap langkah tersebut dapat dijelaskan


sebagai berikut:
1) Potensi dan Masalah
Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Menurut
Sukardi (2011:299) yang menyatakan bahwa, masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dengan relita yang terjadi. Masalah juga dapat
dijadikan potensi apabila dapat mendayagunakannya.
Sebuah masalah dapat diatasi melalui R & D dengan cara menelitinya
sehingga dapat ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini
dapat ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif jika dilakukan melalui
penelitian dan pengembangan. Tahap pertama, yaitu dengan cara melakukan
penelitian untuk menghasilkan informasi. Berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dapat dirancang model penanganan yang efektif. Untuk
mengetahui efektivitas model tersebut maka perlu diuji. Pengujian tersebut
dapat menggunakan metode eksperimen. Setelah model teruji maka dapat
diaplikasikan untuk mengatasi masalah yang dimaksud.
Potensi dan masalah dikemukakan pada sebuah penelitian dengan cara
menunjukkan data empiriknya. Data tentang potensi dan masalah tidak harus
dicari sendiri, tetapi juga bisa melalui laporan penelitian milik orang lain, atau
dokumen laporan kegiatan milik perorangan atau instansi tertentu yang masih
berlaku dan paling terbaru.
2) Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual dan up to date,
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut. Metode yang akan digunakan untuk penelitian
tergantung permasalahan tujuan yang ingin dicapai.
3) Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian research and development
bermacam-macam. Untuk menghasilkan sistem kerja baru maka peneliti harus
membuat rancangan kerja baru yang dibuat berdasarkan penilaian pada sistem
kerja yang lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan pada sitem kerja yang
lama. Dengan demikian dapat dibuat sistem kerja yang baru, namun sifatnya
masih hipotetik, karena efektivitasnya belum terbukti.
4) Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan menilai sebuah rancangan produk,
dalam hal ini apakah sistem kerja yang baru secara rasional akan lebih efektif
daripada yang lama. Dikatakan secara rasional karena validasi disini masih
bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional saja, belum merupakan
fakta di lapangan. Dengan demikian saat validasi ini dihadirkan berapa pakar
atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilainya.
5) Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan ahli,
sehingga dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desainnya. Yang bertugas
memperbaiki desain adalah peneliti yang hendak menghasilkan produk
tersebut.
6) Uji Coba Produk
Uji coba produk dapat dilakukan melalui eksperimen, yaitu
membandingkan efektifitas dan efisiensi keadaan sebelum dan sesudah
memakai sistem yang baru (before-after) atau dengan membandingkan
dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama.
Model eksperimen terbagi menjadi dua, yaitu: desain eksperimen (Before-
After) dan desain eksperimen dengan kelompok control (Pretest-Posttest
Control Group Desaign).
7) Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas menunjukkan bahwa kinerja
tindakan baru tersebut lebih baik dari tindakan lama.
8) Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak
terlalu penting.
9) Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat
kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem
kerja atau tindakannya.
10) Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diuji coba
dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
b. Model Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (1989:782), yang dimaksud dengan model
penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and validate
educational product”. Kadang-kadang penelitian ini juga disebut ‘research based
development’, yang muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Selain itu, untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-
hasil pendidikan, research and development juga bertujuan untuk menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru.
Menurut Borg dan Gall (1989: 783-795), pendekatan research and
development (R & D) dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah. Adapun bagan
langkah-langkah penelitiannya seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
1) Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.
2) Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan
langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R & D
meliputi: 1) merumuskan tujuan penelitian; 2) memperkirakan dana, tenaga
dan waktu; 3) merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya.
3) Pengembangan Desain (Develop Preliminary od Product)
Langkah ini meliputi, 1) menentukan desain produk yang akan
dikembangkan; 2) menentukan sarana dan prasarana penelitian yang
dibutuhkan; 3) menentukan tahap pelaksanaan uji desain di lapangan; 4)
menentukan deskripsi tugas pihak yang terlibat dalam penelitian.
4) Preliminary Field Testing
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkahnya meliputi: 1)
uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) bersifat terbatas, baik substansi
desain maupun pihak yang terlibat; 3) uji lapangan awal dilakukan secara
berulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi.
5) Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapangan terbatas.
6) Main Field Test
Langkah ini merupakan uji produk secara lebih luas. Kegiatannya meliputi 1)
melakukan uji efektivitas desain produk; 2) uji efektivitas desain; 3) hasil uji
lapangan sehingga diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi
maupun metodologi.
7) Revisi Hasil Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil
uji lapangan lebih luas akan lebih memantapkan produk yang kita
kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan
dengan adanya kelompok kontrol.
8) Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, dimana untuk
langkahnya sebagai berikut: 1) melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas
desain produk; 2) uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan para
calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan adalah diperoleh model desain
yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
9) Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final product Revision)
Pada langkah ini lebih menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk
yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang
tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
10) Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Desimination and
Implementation)
Laporan hasil dari Research and Development disampaikan melalui forum-
forum ilmiah, ataupun melalui media massa. Distribusi produk harus
dilakukan setelah melalui quality control.

c. Model Thiagarajani
Model yang dikembangkan adalah model 4-D. Model ini biasanya digunakan
digunakan untuk menghasilkan produk berupa media pop-up. Produk yang
dikembangkan kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar
peserta didik setelah pembelajaran. Menurut Thiagarajani, ada 4 tahap yang dapat
dilakukan menggunakan model 4-D ini, yaitu:
1) Define atau Pendefinisian
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian terhadap kebutuhan-kebutuhan pada
subjek penelitian serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan
dengan produk. Ada beberapa langkah proses pendefinisian yaitu:
a) Analisis Awal (Front-end Analysis)
b) Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)
c) Analisis Tugas (Task Analysis)
d) Analisis Konsep (Concept Analysis)
e) Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)
2) Design atau Pembuatan Desain
Tahap ini bertujuan untuk merancang suatu media pop-up yang dapat
digunalan dalam suatu objek penelitian. Pada tahap perancangan ini meliputi:
a) Penyusunan Tes (Criterion-test Construction)
b) Pemilihan Media (Media Selection)
c) Pemilihan Format (Formta Selection)
d) Desain Awal (Initial Design)
3) Develop atau Pengembangan
Pada tahap pengembangan dilakukan untuk menghasilkan media pop-up yang
sudah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada subjek
penelitian. Terdapat dua langkah dalam tahap ini, yakni sebagai berikut:
a) Validasi Ahli (Expert Appraisal)
b) Uji Coba Produk (Development Testing)
4) Disseminate atau Penyebarluasan Produk
Setelah dilakukan pengembangan dan uji coba, selanjutnya diadakan suatu
diseminasi. Tahap ini dilakukan untuk menyebarluaskan produk yang telah
dikembangkan sekaligus mempromosikan produk untuk bisa digunakan di
khalayak umum.

Thiagarajan, S., D. S. Semmel, & M. I. Semmel. 1974. Instructional Development for Training
Teachers of Exceptional Children. Bloomington: Indiana University

Anda mungkin juga menyukai