PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Salah satu nilai tertinggi karya tulis adalah keasliannya. Apabila
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembahasan makalah ini
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN PLAGIARISME
Kata plagiarisme berasal dari kata Latin plagiarius yang berarti
2.2.
FKUI,
yang
berjudul
Beberapa
Catatan
tentang
Plagiarisme,
Sudigdo
plagiarisme
dihubungkan
dengan
karya
tulis.
Namun
sebenarnya plagiarisme dapat berlaku pula untuk karya ilmiah dan seni
seperti karya sastra, lagu, musik, seni tari, lukis, patung, film, drama, dan
sebagainya. Dalam halhal tersebut yang seringkali menonjol adalah
plagiarisme ide. Dalam karya tulis ilmiah, plagiarisme ide sering
dihubungkan dengan laporan hasil penelitian replikatif. Penelitian replikatif
adalah penelitian yang secara garis besar mengulang penelitian orang lain,
dengan maksud untuk menambah data, menguji hipotesis apakah hasil yang
sudah ditemukan dalam suatu populasi berlaku pula untuk populasi yang lain.
Dalam kedokteran penelitian replikatif seperti ini dibenarkan, bahkan
dianjurkan, oleh karena variabilitas subyek yang amat luas (ras, jenis kelamin,
kelompok umur, derajat penyakit dan seterusnya). Sebagai contoh, manfaat
obat antikejang X di populasi dewasa perlu dikonfirmasi pada populasi anak.
Nilai diagnostik suatu prosedur yang baik untuk pasien dengan penyakit
ringan belum tentu sama dengan untuk kelompok dengan penyakit derajat
berat. Farmakodinamik obat Y dapat berbeda dengan perbedaan ras, dan
sebagainya.
Penelitian
replikatif
mempunyai
makna
yang
penting
bila
ia
ide orang lain, bahkan tidak jarang desain penelitian serta analisis yang
digunakan sama dan sebangun dengan penelitian sebelumnya. Hal itu pun
tidak diharamkan. Tindakan yang tidak dibenarkan adalah bila peneliti tidak
menyebut secara eksplisit bahwa penelitian yang dilakukannya diilhami atau
bahkan mengulang penelitian terdahulu, dengan alasan ilmiah yang layak
mengapa penelitian ulangan tersebut perlu dilakukan.
Pernyataan bahwa penelitian yang dilaporkan merupakan replikasi dari
penelitian sebelumnya harus disebut secaraeksplisit dengan rujukan yang
akurat dalam bab Pendahuluanatau Introduction suatu laporan penelitian.
Ungkapan secara eksplisit perlu digarisbawahi; tidak cukup bila peneliti
mencantumkan dalam daftar pustaka penelitian terdahulu yang ditiru tanpa
menyebutnya secara eksplisit. Bila pernyataan eksplisit tersebut tidak
dilakukan maka peneliti dianggap melakukan plagiarisme ide, karena seolaholah ide tersebut berasal darinya sendiri.
b. Plagiarisme isi (data penelitian)
Dalam pelaporan hasil penelitian, plagiarisme isi (data)penelitian sekaligus
juga merupakan fabrikasi dan ataufalsifikasi data, karena peneliti tidak
mempunyai data, ataudatanya tidak seperti yang dikehendaki. Peneliti
yangmengambil data orang lain dengan menimbulkan kesansebagai datanya
sendiri jelas melakukan plagiarisme beratyang tidak dapat ditoleransi.
Tindakan yang lebih banyak dilakukan adalah falsifikasidata; peneliti
memiliki data sendiri, namun data tersebut tidaksesuai dengan yang
diharapkan lalu peneliti mengubahnya,mematut-matutnya, dengan maksud
agar hasil penelitiansesuai dengan yang direncanakan. Misalnya, seorang
penelitiingin memperlihatkan bahwa salah satu faktor risiko terjadinyadiare
kronis di populasi adalah pendidikan orangtua, yaknilebih banyak orangtua
berpendidikan rendah pada pasiendengan diare kronis ketimbang anak yang
tidak menderitadiare kronis. Namun datanya ternyata memperlihatkan
halyang sebaliknya. Dalam keadaan ini mungkin peneliti tidakdiuntungkan
apa-apa, sekedar bahwa ia tidak mau repotmenjelaskan keadaan yang
bertentangan dengan hipotesisyang dibangunnya berdasarkan pada teori yang
menurutnyasahih serta pengamatannya sehari-hari. Secara epistemologis
sikap ini sebenarnya merugikan. Suatu data empiris yangmem-verifikasi
5
Plagiarisme parafrasa juga berlaku dalam hal tulisan asli itu diterjemahkan
dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa menyebutkan sumber aslinya.
(4) Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci
Plagiarisme parafrasa yang lebih terselubung adalah plagiarisme kata
kunci atau plagiarisme frasa kunci. Di sini pelaku plagiarisme hanya
mengambil sejumlah kata kunci atau frasa kunci dari tulisan aslinya.
Selanjutnya ia memformulasi ulang kalimat-kalimat dalam tulisan aslinya,
tetapi tetap memasukkan di sana-sini kata kunci atau frasa kunci dari si
penulis asli, tanpa mau menyebutkan sumber rujukannya.
(5) Plagiarisme Struktur Gagasan
Di antara semua jenis plagiarisme, plagiarisme struktur gagasan adalah
jenis yang paling tersembunyi dan paling sulit dilacak. Di sini pelaku
plagiarisme mencontek gagasan orang lain dan kemudian gagasan ini
dituangkan kembali melalui rangkaian kalimat, dengan kata kunci atau frasa
kunci yang berbeda. Gagasan orang lain itu bisa saja berasal dari sumber
tertulis, film, atau bahkan tuturan lisan yang disampaikan melalui berbagai
forum. Dalam konteks ini, kata kunci dan frasa kunci dari si pemilik gagasan
awal memang sudah tidak lagi dipakai, tetapi struktur gagasannya masih
sama. Pencontekan ide seperti ini sulit untuk dibuktikan karena kesamaan
gagasan seperti itu bisa diakui terjadi secara kebetulan.
Selanjutnya Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, MPHdalam makalahnya yang
berjudul Plagiarisme, memuat jenis jenis plagiarisme yang dikumpulkan dari
tulisan tulisan Hamp-Lyons & Courter 1984; Liles, Jeffrey A. and Micheal E.
Rozalski, 2004; Bambaum, 2006; Utorodewo, Felicia, dkk. 2007; Christle 2008.
1. Word by word Plagiarisme
Mengutip atau menjiplak kata kata, kalimat atau penggalan kalimat,
paragraf, bab bahkan seluruh karya orang lain sesuai dengan karya asli tanpa
mengubah kata kata atau susunan kalimatnya sedikitpun dan tapa
mencantumkan nama penulis asli dan sumber informasi. Word by word
plagiarisme sering juga disebut sebagai Block, Copy & Paste. Plagiarisme
seperti cara ini yang sering dilakukan padaword by word plagiarisme.
Mengutip bagian dari karya seorang tidaklah dilarang dan tidak pula
merupakan tindakan yang salah, namun mengutip juga ada batasannya.
dipakai dalam karya tulis sendiri tanpa mencantumkan nama penggagas dan
sumber informasi. Bila perlu, pada catatan kaki diberi keterangan yang cukup
sehingga pembaca memahami bahwa gagasan tersebut bukan merupakan
gagasan sendiri mealnkan gagasan penulis terdahulu.
Didalam membuat sebuah karya ilmiah, penulis harus benar-benar dapat
memilah dan membedakan mana yang adalah ide murni dari pemikiran
sendiri dan mana yang mengambil dan memanfaatkan ide orang lain dan
mana-mana yang memang menjadi pengetahuan umum. Beberapa literatur
mengatakan, bila ide tersebut berasal dari pengetahuan yang sudah menjadi
milik masyarakat dan umum sifatnya (public domain) maka tidak wajib
disebutkan sumbernya.
Idea plagiarism dapat juga terjadi bila si penulis mendapatkan ide tersebut,
dimana bila ia seorang mahasiswa; dari pembimbing atau sesama teman ,
kemudian ide tersebut dituangkan kedalam karya si penulis. Idealnya, pada
catatan kaki disebutkan sumber-sumber ide tersebut. Bila tidak yakin kapan
harus mencantumkan nama orang yang memberikan bantuan ide, atau ragu
memutuskan apakah ide tersebut adalah ide public domain, maka mahasiswa
dapat mendiskusikan dengan pembimbing sehingga pembimbing juga
mengetahui dan dapat membantu membantu mempertahankan karya
mahasiswanya.
Cantumkan selalu darimana ide tersebut bersumber dan bila ide tidak
berasal dari referensi tertulis, maka hargailah pemberi ide dengan
mengucapkan terimakasih biasanya pada bab ucapan terimakasih atau
acknowledgment yang ditulis sebagai bagian terkahir dari karya ilmiah
tersebut . Diakui sangat sulit untuk menentukan idea plagiarism sebab ide
adalah hal yang sifatnya virtual. Diperlukan penelusuran pustaka yang cermat
dan pertimbangan yang sah dari para akhli dibidangnya termasuk para editor
majalah ilmiah.
6. Self Plagiarism
Self plagiarism dikenal juga dengan sebutan plagiarisme daur ulang atau
swaplagiarisme atau plagiarisme diri atau karya tulis duplikat atau publikasi
berulang,dan merupakan jenis plagiarisme yang banyak menimbulkan pro dan
kontradikalangan pada akhli.
10
Dalam hal ini penulis mengutip atau menjiplak sebagian atau seluruh
hasilkaryanya sendiri secara identik dan mengirimkannya ke sejumlah jurnal
untukditerbitkan, tanpa mencantumkan informasi tentang karya sendiri yang
dikutipnyaatau tanpa menyebutkan bahwa karyanya terdahulu sudah pernah
di dimuat olehsebuah majalah ilmiah sebelumnya. Bila karya ilmiah yang
sama tersebut sampaiberhasil dimuat pada lebih dari satu majalah, maka
publikasi semacam ini disebutpublikasi ganda atau multiple publication.
Beberapa rujukan mengatakan bahwaswa plagiarisme menjadi tidak etis bila
jurnal pertama sudah mengeluarkan hakcipta (copyright ), namum tulisannya
masih diterbitkan di majalah ilmiah lain danmendapat hak cipta juga. Namun
beberapa pengarang lain menyatakan bahwatidak ada pelanggaran hak cipta
sebab yang menerbitkan ulang adalahpengarangnya sendiri.
Keputusan Rektor UI pada Bab 1 Pasal 1 mendefenisikan plagiarisme diri
sebagai tindakan seseorang yang menggunakan berulang ulang ide atau
pikiran yangtelah dituangkan daalma bentuk tertulis dan / atau tulisannya
sendiri baik sebagianmaupun keseluruhannya tanpa menyebutkan sumber
pertama kalinya yang tealhdipublikasikan, sehingga seolaholah merupakan
ide, pikiran dan / atau tulisanyang baru dan menguntjungkan diri sendiri .
7. Plagiarism dari akses elektronik / internet
Dengan kemajuan di era digital dimana dalam hitungan detik informasi
sudahdapat terkases dengan mudah, makin banyak majalah ilmiah elektronik
dandiperkirakan plagiarisme akan makin mudah terjadi. Namun para editor
majalah2ilmiah terkemuka telah pula menyiapkan piranti lunak untuk
mencegahplagiarisme
elektronik,
antara
lain
tidak
dimungkinkannya
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Pengertian plagiarisme berdasarkan Kamus Inggris the Oxford Advanced
Laerners Dictionary (1998)adalah sebuah perbuatan yang tidak jujur sebab
mengambil karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya pribadi.
2. Jenis jenis plagiarisme berdasarkan beberapa pendapat, yaitu:
1). Dalam majalah Kedokteran Indonesia, dari Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI
(1) Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri
e. Plagiarisme ide
f. Plagiarisme isi (data penelitian)
g. Plagiarisme kata, kalimat, paragraf
h. Plagiarisme total
(2) Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme
c. Plagiarisme yang disengaja
d. Plagiarisme yang tidak disengaja
(3) Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat,
paragraf yang dibajak
d. Plagiarisme ringan : <30%
e. Plagiarisme sedang : 30-70%
f. Plagiarisme berat atau total : >70%
(4) Berdasarkan pada pola plagiarisme
12
SARAN
Plagiarisme sebaiknya disosialisasikan semenjak mahasiswa mulai diawal
13