Anda di halaman 1dari 15

KUTIPAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar

Disusun oleh

Dian Mentari Tambunan (2192411011)

Fathiya Khairunnisa (2193111048)

Rizki Annisa (2192411001)

Reguler C 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami ucapkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kutipan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada Bapak Drs. M. Joharis Lubis, M.M. M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Seminar, serta untuk Tim penulis terima kasih sudah dapat menyelesaikan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Kutipan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 17 April 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................. 2

LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 2

A. Pengutipan............................................................................................................................ 2

B. Kaidah Pengutipan Dalam Karya Tulis Ilmiah .................................................................... 2

C. Pengertian Sitasi................................................................................................................... 5

D. Aturan Umum Penulisan Sitasi ............................................................................................ 7

E. Macam-Macam Sumber Sitasi ............................................................................................. 8

F. Aturan Penulisan Sitasi ........................................................................................................ 8

G. Cara Menulis Sitasi .............................................................................................................. 9

BAB III ......................................................................................................................................... 10

PENUTUP..................................................................................................................................... 10

A. Simpulan ............................................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan isi berupa ilmu pengetahuan,
yang dikemas dalam format, sistematika, dan konvensi naskah tertentu, serta disampaikan
dengan menggunakan bahasa yang resmi. Kemampuan menulis karya tulis ilmiah seseorang
tidak hanya ditunjukkan dengan kemampuan mengelola gagasan atau ide dalam sarana tertulis,
namun ditunjukkan pula dengan kemampuannya dalam menguasai konvensi naskah. Salah
satu hal yang berkaitan dengan konvensi naskah adalah pengutipan.

Karya tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan dari peneliti
sebelumnya atau sumber-sumber yang memperkuat dan memperkaya penelitian. Untuk itu,
perlu dilakukan pengutipan terhadap hasil penelitian sebelumnya dan sumber-sumber lain
untuk mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya
materi penelitian di samping mencegah terjadinya plagiarisme. Ketika menetapkan
penegutipan dengan sistem atau gaya tertentu, peneliti harus konsisten dengan sistem atau gaya
tersebut.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengutip karya ilmiah yang benar sehingga dapat menghindari terjadinya
plagiasi?

C. Tujuan

Untuk mengetahui cara mengutip karya ilmiah yang benar sehingga dapat menghindari
terjadinya plagiasi.

1
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Pengutipan
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan
mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan
merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian
dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan)
terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”.
Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan
mengutip, yakni untuk dibahas dan ditelaah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan
memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.
Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya syarat dengan
kutipan (perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian haruslah merupakan hasil
gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan pendapat pihak lain. Jika akan mengutip
pertimbangkanlah jangan sering mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara tidak
langsung. Kutipan seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian.

B. Kaidah Pengutipan Dalam Karya Tulis Ilmiah

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena
itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan
Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari bagaimana teknik
pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu,
perlu diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip jika dirasa
sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.

Cara Mengutip

Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu sistem catatan dan
sistem langsung. Pada sistem pertama identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan halaman—
tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua identitas tersebut ditampilkan. Pada

2
3

sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab, yang ditulis agak ke
atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian angka tersebut akan dirujukan
kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal sistem
tradisional dan sistem Harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional digunkan kata
ibid, loc cit, dan op cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan dalam sistem Harvard
tidak demikian.

Dalam hal cara mengutip ini, banyak sistem lain di samping dua sistem yang disebutkan di
atas. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan sistem mengutip yang pada umumnya
digunakan di Indonesia. Sistem ini pada pandangan penulis merupakan hasil kolaborasi atau
kombinasi beberapa sistem yang dikenal di dunia. Makalah ini pun hanya akan menyajikan
sistem pengutipan sumber dengan sistem langsung, sedangkan sistem catatan tidak akan
dijelaskan. Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis,
tahun tanpa halaman.

Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.

1. Kutipan Tidak Langsung

Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa);


b. Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman)

Contoh 1:

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran


kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja
Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti
bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan
30).

2. Kutipan Langsung

Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil
4

ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono,
2005: 64).

Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.

a. Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek):


b. Dikutip apa adanya;
c. Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
d. Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
e. Dibubuhi tanda kutip (“….”);
f. Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit,
dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
g. Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
h. Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata
yang salah tadi;
i. Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga
biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di
bagian akhir kalimat;
j. Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung, nislnya,
(penggarisbawahan oleh penulis).

Contoh 2:

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30) mengatakan,
“Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada
Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan
Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti
bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,"

Lebih dari Empat Baris (Langsung Panjang):

a. Dikutip apa adanya;


b. Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah paparan penulis;
c. Jarak baris kutipan satu spasi;
5

d. Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit,
dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100).
e. Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan.

Contoh 3:

Mengenai pentingnya penelitian di lokasi tersebut Triwurjani dkk. (1993: 7—43)


mengatakan sebagai berikut:

Penelitian secara lebih intensif di kawasan Danau Ranau pada tahun-tahun sesudahnya
masih dilakukan, yaitu pada tahun 1993 tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kembali
melakukan penelitian berupa survei pada situs-situs di kawasan Danau Ranau, baik yang secara
adminstratif berada di Kabupaten Lampung Barat maupun Kabupaten OKU (Ogan Komering
Ulu), Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan temuan-temuan
arkeologis dari beberapa situs yang diperoleh memiliki ciri prasejarah hingga klasik.

C. Pengertian Sitasi

KBBI (dalam Yuhdi, 2022: 27) mendefinisikan sitasi (kutipan) sebagai kegiatan
pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau
memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri. Gunawan (2021: 163) berpendapat bahwa sitasi
merupakan kegiatan merujuk artikel lain yang telah terbit (printed) atau sedang proses terbit
(in press) dalam rangka untuk mendukung hasil riset yang dituangkan dalam bentuk artikel.
Aini, dkk (2019: 94) berpendapat bahwa sitasi merupakan cara kita memberi tahu kepada
pembaca bahwa bagian-bagian tertentu dari artikel kita berasal dari sumber atau artikel yang
ditulis oleh penulis lain dan sudah pernah dipublikasi. Pendapat Darmawan & Ronda (2019:
30) sejalan dengan ketiga pendapat ahli di atas, yaitu sitasi atau sitiran adalah sebuah suatu
rujukan pada suatu teks atau bagian dari suatu teks yang menunjuk pada suatu dokumen
dimana teks tersebut dimuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sitasi merupakan kegiatan merujuk
kalimat dari hasil tulisan orang lain sebagai pendukung hasil tulisan sendiri.

Yuhdi (2022: 28) berpendapat bahwa sitasi sangat penting dalam penulisan karya ilmiah,
selain menghargai karya ilmiah orang lain sitasi juga bertujuan, sebagai berikut: 1.
Menyampaikan kepada pembaca dari mana sumber kalimat, ide dan fakta yang dituangkan
6

pada karya ilmiah kita, 2. Tidak semua referensi sesuai dengan ide penelitian yang diinginkan
bisa saja penelitian yang dilakukan merupakan ide yang lebih baik, dengan melakukan sitasi
memberikan perbandingan ide penelitian yang tuangkan dengan ide penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya, 3. Dengan melakukan sitasi dapat membantu menguatkan ide
penelitian yang dilakukan, dan 4. Sitasi memberikan gambaran kualitas karya ilmiah yang kita
buat, sumber-sumber yang relevan dan terbaru menunjukkan kualitas dan ide penelitian.
7

D. Aturan Umum Penulisan Sitasi


Beberapa aturan umum dalam penulisan sitasi dalam naskah (in-text citations), sumber
sitasi ditulis di awal atau diakhir;
a. Penulisan sitasi dilakukan dengan metode author-date, yaitu nama terakhir/belakang
penulis dan diikuti dengan tahun terbit sumber yang disitasi. Contoh: (Hartono, 2021);
b. Jika penulis lebih dari dua orang maka yang ditulisakan hanya nama terakhir/belakang
diikuti dengan et al., atau dkk., diikuti dengan tahun terbitan. Contoh: (Hartono, et al.,
2021);
c. Semua sitasi yang dituliskan dinaskah wajib dituliskan pada daftar pustaka/bibliografi.
Berikut beberapa aturan umum dalam menuliskan daftar pustaka, semua sumber
referensi yang disitasi dalam naskah wajib di munculkan di daftar pustaka;
d. Daftar pustaka ditulis diketik satu spasi, berurutan secara alfabet tanpa nomor; Contoh:
Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican immigration
in the United States and its implications for local law enforcement. Law Enforcement
Executive Forum Journal, 8(1), 73-82. Scruton, R. (1996). The eclipse of listening. The
New Criterion, 15(3),5-13.
e. Jika penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris maka indentasi pada baris kedua dan
seterusnya diberi jarak 1/2 inchi; Contoh: Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The
geographic expansion of Mexican immigration in the United States and its implications
for local law enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73-82. C
f. Jika sumber referensi ditulis oleh satu orang, maka nama belakan ditulis lebih dulu,
kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan
penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi; Contoh: Berndt, T. J.
(2002). Friendship quality and social development. Current Directions in Psychological
Science, 11, 7-10.
8

g. Jika sumber referensi ditulis oleh dua orang, maka nama penulis pertama ditulis nama
belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama
tengah, gunakan tanda koma ( diikuti dengan simbol dan (&) kemudian tuliskan nama
belakang penulis kedua diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah
dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi; Contoh:
Wegener, D. T., & Petty, R. E. (1994). Mood management across affective states: The
hedonic contingency hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology, 66,
1034-1048.
h. Jika penulis lebih dari dua orang maka nama penulis pertama ditulis nama belakangnya
lebih dulu, kemudian diikuti singkatan inisial) nama depan dan nama tengah, gunakan
tanda koma (,) untuk memisahkan nama penulis kemudian gunakan simbol dan
(&)sebelum penulis terakhir dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari
sumber referensi. Contoh: Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C. R., Berry, A., Harlow,
T., & Bach, J. S. (1993). There's more to self-esteem than whether it is high or low:
The importance of stability of selfesteem. Journal of Personality and Social
Psychology, 65, 1190-1204.
E. Macam-Macam Sumber Sitasi
Setiap karya tulis ilmiah ada bagian yang diambil dari ide, argument, atau pun hasil
penelitian orang lain, yang disebut dengan kutipan atau sitasi (citation). Sitasi merupakan hal
yang penting, karena dapat mendukung argument dan analisis penelitian. Sitasi dapat diambil
dari berbagai sumber, misalnya dari buku, dokumen published, media print, atau online
(website), wawancara.
Semua sumber sitasi dalam karya ilmiah tersebut harus mencantumkan asal-usul kutipan
secara mendetail dalam daftar pustaka. Sitasi atau kutipan (citation) adalah refrensi untuk
segala jenis dokumen (buku, artikel, jurnal, disertasi, manuscript, koran, laporan, artikel dalam
website, komposisi, musik, video, dan lain-lain) yang secara jelas menunjukkan sumber sitasi
tersebut sebagai informasi yang mengenali sumber yang Anda gunakan dalam makalah
akademis formal, dan memungkinkan pembaca menemukan sumber tersebut melalui informasi
utama yang disajikan (MITlibraries dalam (Amir Salim, 2022).
F. Aturan Penulisan Sitasi
9

Berdasarkan pendapat (Yuhdi, 2022), ada beberapa aturan penulisan sitasi, yaitu sebagai
berikut:
a. Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian akhir kutipan.
b. Terkait penulisan nama penulis, maka penulisan nama hanya ditulis nama belakangnya
dulu, baru diikuti dengan nama depan si penulis. Barulah diikuti sumber kutipan tersebut
dicetak atau diterbitkan pada tahun berapa.
c. Apabila sitasi tersebut ditulis lebih dari satu orang, misal dua orang. Maka kedua nama
penulis wajib dituliskan atau dicantumkan dan menggunakan kata hubung ‘dan’.
d. Apabila penulisan sitasi didapati penulisnya lebih dari dua, maka cukup ditulis satu penulis
saja. Dibagian belakang barulah ditambah et al atau dkk.
e. Khusus penulisan sitasi yang diambil dari literatur terjemahan (berlaku untuk artikel, dan
buku) maka yang harus dituliskan bukan penerjemahnya, melainkan penulis aslinya.
Setelah itu, barulah diikuti oleh tahun terbit literatur asli.
G. Cara Menulis Sitasi
a. Cara menulis sitasi dengan 2 Sumber referensi atau lebih Jika kutipan diambil lebih dari
satu sumber, tentu saja penulisannya pun akan berbeda, akan tampak seperti berikut.
Contoh: Elisa (2019, 2020)
Jika ingin ditulis disertai dengan tahun terbit sama, maka penulisannya harus dibedakan.
Contoh sebagai berikut. Contoh: Irukawa (2009a, 2009b)
b. Cara menulis sitasi Tidak ada nama penulis
Misalnya, kita bisa mencantumkan atau menyebutkan lembaga atau badan yang tertulis di
identitas buku contoh, sebagai berikut.
Menurut Badan Pusat Statistik (2009) ...
Ikatan Dokter Gigi Indonesia (2020) berpendapat...
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pengetahuan cara mengutip yang benar perlu didapatkan oleh para penulis karya tulis
ilmiah. Hal ini bukan saja terkait dengan pengelolaan informasi dari sumber yang diperlukan,
melanikan juga terkait dengan persoalan keabsahan karya tulis itu sendiri karena karya tulis
harus terhindar dari praktik plagiarisme. Jika sudah menetapkan suatu sistem kutipan, penulis
harus konsisten dengan sistem tersebut. Berlatihlah untuk mengutip dengan cara yang benar.

B. Saran
Demikianlah tulisan ini yang dapat kami susun, semoga bermanfaat untuk kita semua dan
pastinya tulisan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon partisipasinya untuk
memberi saran dalam menelaah tulisan ini lebih jauh.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabart dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.

Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan Laporan Ilmiah. (Format dan Gaya).
Bandung: YIM Press.

Anggarani, Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi.
Yoyakarta: Citra Pustaka.

Hariwijaya, M. dan Triton P.B. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta: Oryza

Hs., Widjono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Kalijernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik Esai, Makalah, Artikel Jurna Ilmiah, Skripsi,
Tesis, Disertasi. Bandung: Widya Aksara Press.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Cet. XII. Ende: Nusa Indah.

Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.

Nasution, S. dan M.Thomas. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta:
Bumi Aksara.

Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kelompok
24 Pengajar Bahasa Indonesia.

Suyatno dan Aserp Jihad. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Multi
Solusindo.

11
12

Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Perlatihan, dan Contoh. Bandung: Refika
Aditama.

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor: FakultasTeknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai