TAHAPAN PEMBERIAN
KONSELING
1. Building relationships
2. Facilitating positive action
Building relationships
Entry: menyiapkan klien dan membuka hubungan
a. Menyiapkan klien
Tujuan: membuka wawancara dengan resistensi minimal,
menanamkan kepercayaan, membuat klien dapat
mengutarakan kebutuhannya dengan jelas dan nyaman
Cara: memberikan senyum dan tatapan mata yang
teduh,mempersilakan masuk dan duduk, tenang (tidak
mendesak), menerima dengan sepenuh hati
b. Membuka hubungan
1. Salam
2. Menanyakan tujuan klien datang
Bentuk pertanyaan harus vague agar
bisa disikapi klien dengan lebih bebas
Realitas yang harus
diperhatikan
• Tidak mudah untuk menerima bantuan
• Sulit untuk bertekad untuk berubah
• Sulit untuk menerima pengaruh konselor (self
esteem, integritas, kemandirian)
• Sulit untuk mempercayai dan terbuka pada
“strangers”
• Pada awalnya sulit untuk melihat masalah dengan
jelas
• Masalah mungkin terlalu luas, kompleks atau unik
sehingga sulit untuk dibagi
• Ada hambatan budaya
KETRAMPILAN POKOK PADA AWAL
KONSELING
• Hal apakah yang pertama kali terlintas dalam benak Anda saat peristiwa itu
terjadi?
• Bagaimana Anda dapat melalui masa-masa sulit yang Anda alami sebelum
ini?
• Upaya-upaya apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasi hal ini?
• Apa saja hal-hal yang ingin dilakukan tetapi tidak/ belum sempat Anda
jalankan ?
• "Siapakah yang kira-kira dapat membantu Anda dalam mengatasi hal ini?“
• Klien menangis
• Klien menjadi agresif
• Klien diam saja
• Klien mengeluh tentang gangguan fisik yang
dialaminya
• Yang DAPAT Anda Katakan:
Hal ini adalah reaksi normal saat terjadi peristiwa yang tidak
menyenangkan..
Apa yang Anda rasakan sangat bisa dipahami..
Anda tidak akan menjadi gila..
Ini semua bukan salah Anda, Anda telah berbuat yang
terbaik..
Mungkin semua telah berubah, namun Insyaallah semua akan
menjadi lebih baik, dan Anda akan merasa lebih baik pula..
Contoh:
memberi sepatah kata: mmmm….ya…..dll
pengulangan kata kunci: sedih….dll
pernyataan mendukung: kemudian….., selanjutnya
bagaimana? dll
Komponen-komponen
listening
B. Paraphrasing: menyatakan kembali inti
pembicaraan klien secara lebih singkat
Contoh:
"..Jadi Anda mengatakan bahwa..."
"..Saya tadi mendengar Anda berkata..."
• Tujuan Parafrase:
• Menyampaikan kepada klien bahwa Anda benar-
benar tertarik kepada kepada pengalamannya,
bahwa Anda memahaminya, dan bahwa Anda
berempati padanya.
• Parafrase ini juga digunakan untuk mengecek
kebenaran, mengklarifikasi kesalahpahaman
• Membuat klien tahu bahwa ia didengarkan dan
bahwa konselor ingin mendengarkan lebih
banyak lagi.
• Mempersiapkan klien untuk mengolah lebih
dalam lagi masalah-masalah yang diajukannya.
• Cara Memparaprase :
1. Dengarkan pesan utama klien
2. Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan
utamanya secara sederhana dan singkat
3. Amati pertanda atau minta respons dari klien akan
bantuan parafrase.
• Hindari
– Analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai
tentang pesan klien
– Hanya merespon bagian kecil dari pesan klien,
bukan kepada tema utamanya
– Menggunakan kata-kata teknis yang tidak
dimengerti klien
Komponen-komponen
listening
C. Clarifying: memperjelas topik
Dilakukan jika konselor tidak dapat
melakukan paraphrasing karena isi perbicaraan
sangat tidak jelas
Caranya:
1. Akui kebingungan kita
2. Lakukan restatement atau minta klien
memperjelas, mengulang atau memberi
contoh lebih lanjut tentang
pembicaraannya
D. Perception checking: meminta masukan/koreksi
klien mengenai keakuratan pemahaman kita
secara keseluruhan