Anda di halaman 1dari 2

REINFORCEMENT DAN PUNISHMENT

Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan


terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,
makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol),
atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2.      Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, dll).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam
penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang
dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak
rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman
menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock , 2007: 274).
A.Penguatan positif (positive reinforcement)
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid mengajukan pertanyaan yang Guru menguji murid Murid mengajukan lebih
bagus banyak pertanyaan
B.Penguatan negatif (negative reinforcement)
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyerahkan PR tepat waktu Guru berhenti menegur murid Murid makin sering
menyerahkan PR tepat waktu
C.Hukuman (punishment)
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyela guru Guru mengajar murid langsung Murid berhenti menyela guru

Contoh-Contoh Lain Reinforcement (Positif dan Negative) serta Punishment


-          Reinforcement Positif (Positive Reinforcement)
1.      Perilaku yang terbentuk : hobi menggambar
Proses :
Sejak Rita kecil, kira-kira mulai usia 4 tahun dia mulai hobi mencorat-coret di buku tulis. Corat-
coretannya berbentuk gambar-gambar abstrak. Dari hal itu orang tua Rita melihat bakat menggambar Rita. Setiap
kali Rita menyelesaikan sebuah gambar, mereka memuji Rita dan kemudian memberinya hadiah berupa pensil, dan
pensil warna. Karena ada respon yang baik dan adanya hadiah dari orang tua, Rita menjadi lebih percaya diri untuk
melanjutkan hobi menggambarnya. Akhirnya, hingga saat ini Rita menjadi benar-benar hobi menggambar.
Adapun reinforcement dari orang tua Rita termasuk positive reinforcement dan bentuknya adalah variabel
ratio, yaitu orangtua Rita memberikannya hadiah tidak menunggu sampai jumlah respon tertentu, misalnya Rita tidak
harus menyelesaikan 2 atau 3 gambar terlebih dahulu.
2.                   Sebuah keluarga yang mempunyai kebiasan makan siang bersama mampu menciptakan kehangatan tersendiri
di tengah tengah keluarga, kehangatan ini adalah wujud reinforcement sehingga para anggota keluarga selalu ingin
pulang agar bisa makan siang bersama keluaraga.
3.                   Seorang anak yang pada dasarnya memiliki sifat pemalu diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk
menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu sendiri. Setelah anak tersebut membacakan cerita, guru
memberikan pujian kepada anak tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut
berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas,
bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang.
4.                   Dalam perusahaan setiap karyawan akan diberikan penguatan positif berupa bonus apabila karyawan tersebut
melakukan empat kali kinerja yang sangat baik, tetapi bukan sesudah setiap kali melakukan kinerja baik. => fixed
ratio
5.                   Seorang pelajar yang mendapat hadiah dari orangtuanya karena memperoleh nilai bagus di semester awal
akan bersemangat belajar saat awal memulai pelajaran  baru dalam semester berikutnya, tetapi semangat tersebut akan
berangsur-angsur turun selama pertengahan  semester dan akan kembali meningkat saat mendekati ujian semester
(dikarenakan dia tahu bahwa dia akan mendapat penguat positif berupa hadiah kembali jika memperoleh nilai
bagus). => fixed interval

-          Reinforcement Negatif (Negative Reinforcement)


1.      Perilaku yang hilang : bertengkar dengan adik.
Proses :
Dahulu ketika masih dalam masa-masa TK, Donny sering bertengkar dengan adiknya, mereka sering saling
pukul. Namun tentunya hal ini membuat orangtuanya marah pada Donny. 
Setiap terjadi pertengkaran, orang tua mereka selalu memarahi Donny tidak peduli apakah itu
kesalahan Donny atau adiknya. Setiap kali Donny dan adiknya bertengkar orang tua Donny akan memarahi Donny dan
mengurungnya di kamar mandi yang kemudian lampunya sengaja dipadamkan. Karena adanya konsekuensi yang
seperti ini, maka semakin lama membuat Donny tidak ingin lagi melakukan pertengkaran dengan adiknya. Nah, karena
adanya konsekuensi yang tidak menyenangkan dari sebuah respon/tindakan yang Donny lakukan inilah maka pada
akhirnya membuat dia tidak ingin lagi melakukan tindakan itu dan artinya mampu menghilangkan perilaku tersebut.
Hal ini termasuk pula dalam Negative Reinforcement. Adapun bentuknya termasuk pada fixed ratio, yaitu
konsekuensi itu langsung Donny dapatkan setiap kali dia bertengkar dengan adiknya (sekali bertengkar langsung
mendapat konsekuensi).
2.                  Seorang ibu memarahi anaknya setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur, tetapi suatu pagi si anak
tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan
semakin rajin membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekwensi sikap kemarahan dari ibunya.
3.                  Seorang anak yang dikurung di dalam kamar selama satu  jam akan menangis sejadi-jadinya kemudian orang
tua yang tidak tega membiarkannya keluar dari kamarnya. Dalam kasus ini, telah terjadi penguatan negatif dimana
anak akan terbiasa melakukan hal tersebut jika di kurung di dalam kamar. => escape conditioning

-          Punishment (Hukuman)
a.       Punishment Positif
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian stimulus yang tidak menyenangkan
dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang.
Contoh :
1.             Pada kasus seorang anak wanita yang suka menampar dirinya sendiri. Saat wanita itu menampar dirinya sendiri,
peneliti segera menerapkan/memberikan shok elektric singkat dengan menggunakan alat shok hand-held. (walaupun
shok ini menyakitkan, tapi tidak membahayakan bagi wanita tersebut).
        Sebagai hasilnya, perilaku menampar diri sendiri pada wanita ini pun berkurang. Kasus ini merupakan contoh
penerapan positif reinforcement karena painful stimulus (stimulus yang menyakitkan) segera diberikan saat wanita itu
menampar dirinya sendiri, dan tingkah laku (menampar diri sendiri) berkurang sebagai hasilnya.
2.             Pada saat salah satu anggota keluarga, misalnya sang kakak saat pulang sekolah tidak langsung pulang ke
sekolah tapi main dan mampir dulu ke rumah teman dan dilakukan berulang ulang, maka pada saat ia pulang kerumah
tidak satupun dari anggota keluarga mau berbicara dengannya mulai dari ibu, ayah, dan adik karena ketidakikutsertaan
sang kakak dalam acara makan siang berssama. gara gara sikap acuh itulah si kakak merasa mendapatkan hukuman.

b.      Punishment negatif
Punishment negatif adalah kejadian suatu perilaku yang diperkuat dengan penghilangan stimulus dan dan
membuat tingkah laku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang.
Contoh :

1.             Pada kasus seorang anak yang suka menginterupsi (menyela/mengganggu) pekerjaan orang tuanya. Dengan
menggunakan prinsip negatif punishment, maka cara untuk mengurangi/menghilangkan tingkah laku suka
menginterupsi (menyela/mengganggu) ini adalah dengan menghilangkan beberapa penguat lainnya (yang disenangi
anak dan tidak berkaitan langsung dengan tingkah lakunya) – seperti dengan tidak memberikan uang jajan atau
larangan menonton TV – setiap kali anak melakukan interupsi (menyela/mengganggu) pekerjaan orang tua. Dengan
begitu, anak akan mengurangi perilaku suka menginterupsi-nya. Kasus ini merupakan contoh penerapan
negatif punishment karena stimulus yang memperkuat segera dihilangkan saat anak itu menginterupsi orang tuanya,
dan tingkah laku (menginterupsi) berkurang sebagai hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai