Penelitian terkait intervensi yang digunakan untuk anak dengan gangguan slow learner maupun
off-task merekomendasikan dengan menggunakan intervensi modifikasi perilaku yaitu shaping
dan Reinforcement positive. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah dan Daengsari (2019) terbukti menunjukkan adanya peningkatan rata-rata durasi perilaku on-task yang signifikan pada partisipan anak usia 10 tahun dengan motivasi rendah dalam belajar. Hasil menunjukkan dari 8% sebelum intervensi menjadi 100% setelah intervensi berakhir dan bertahan menjadi 100% saat follow-up.
Shaping merupakan differential reinforcement dengan melakukan pendekatan berurutan dari
perilaku target hingga subjek tersebut dapat menunjukka perilaku target yang diinginkan (Miltenberger, 2016). Pedoman melakukan shapping (Cooper, Heron, & Heward, 1987,2007; Martin & Pear, 1992; Sulzer-Azaroff & Mayer, 1991; Sundel & Sundel, 1993; dalam Miltenberger 2016), yaitu:
1. Menetapkan Target perilaku agar metode shaping dapat berhasil
2. Menentukan apakah shaping merupakan prosedur pendekatan yang paling tepat 3. Mengidentifikasi perilaku awal 4. Memilih tahapan shaping 5. Memilih penguatan untuk digunakan dala prosedur shaping 6. Melakukan penguatan yang berbeda pada setiap pendekatan 7. Bergerak melalui tahapan shaping dengan langkah yang tepat
Dara Mutia Ulfah, Dini P. Daengsari (2019). Efektivitas Program Modifikasi Perilaku dengan Teknik Shaping untuk Meningkatkan Durasi Perilaku On-task pada Tugas Akademik. Jurnal Psikogenesis. Fakultas Psikologi Universitas Yarsi. Volume 7, No.1.