Dosen Pengampu:
Dr. Sumi Lestari, S. Psi., M. Si.
Dita Rachmayani, S.Psi., M.A.
Disusun Oleh:
Litara Fathin Asyifa 195120300111042
Ninda Novitasari 195120300111051
Aura Rahmaniatul Fakhiroh 195120301111034
Kelas:
D.PSI.4
Landasan Teori
Masa kanak-kanak adalah masa dimana mereka sangat umum untuk memunculkan
masalah perilaku belajar (Mahanani, 2017), yang salah satu diantaranya adalah masalah
kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas. Kata disiplin sendiri berarti pelatihan dan
ketaatan pada aturan. Artinya, semua pihak dapat menjamin kelangsungan dan kelancaran
belajar, bekerja, dan berusaha (Umari & Rosmawati, 2018). Karena peran yang
dimainkan perilaku tidak disiplin dalam situasi pembelajaran bersifat disfungsional,
penting bagi guru untuk memahami asal mula munculnya perilaku ini (Hirvonen dkk.,
2015).
Periode kanak-kanak awal atau periode early childhood adalah masa anak-anak
mengeksplorasi keterampilan motorik, bahasa, dan sosial (Mahanani, 2017). Periode ini
memiliki arti yang sangat penting dan berharga karena masa ini merupakan landasan awal
bagi masa depan anak. Oleh karena itu, pada usia ini, orang tua harus memberikan
penanaman nilai-nilai kedisiplinan sebagai landasan awal agar anak dapat
menerapkannya sejak dini (Chairilsyah, 2019). Orang tua bukanlah satu-satunya pihak
yang bertanggung jawab dalam penanaman dan pengembangan perilaku ini, melainkan
guru sebagai sosok pendidik di sekolah juga memiliki peran. Hal ini dikarenakan orang
tua dan guru merupakan sosok dominan yang menjadi acuan terdekat bagi anak di
lingkungannya (Fathurrohman dkk., 2013).
Permasalahan perilaku pada anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran sendiri
bukanlah hal yang aneh. Menurut American Psychiatric Association (2013, seperti yang
dikutip dalam Schieltz dkk., 2019) gangguan belajar tertentu dapat berkembang pada
masa usia sekolah awal. Hal ini menjadikan kurangnya kedisiplinan pada anak bukanlah
hal yang tidak wajar. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
perilaku disiplin pada anak. Beberapa diantaranya adalah menyusun jadwal dan
mendorong anak untuk mengikuti jadwal tersebut, memberi pujian setiap kali anak
melakukan sesuatu tepat waktu, memberi konsekuensi atas ketidak disiplinan, hingga
menyusun program strategi sesuai dengan tahap perkembangan anak (Chairilsyah, 2019).
Dalam mendorong dan memberi dukungan pada anak untuk berlaku disiplin
dalam mengumpulkan tugas tepat waktu, seseorang harus memiliki kemampuan tertentu
untuk mempertahankan perilaku yang diinginkan tersebut. Oleh karena itu, guru sebagai
seorang pendidik dan penanggung jawab kelas setidaknya harus memiliki keterampilan
dalam memberikan reinforcement kepada siswanya (Nadia dkk., 2019).
Adibsereshki, N., Abkenar, S. J., Ashoori, M., & Mirzamani, M. (2015). The
effectiveness of using reinforcements in the classroom on the academic
achievement of students with intellectual disabilities. Journal of Intellectual
Disabilities, 19(1), 83–93. https://doi.org/10.1177%2F1744629514559313
Chairilsyah, D. (2019). Educating children to be a discipline person. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran, 3(6), 1282-1288. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i6.7880
Erawati, E. (2018). Meningkatkan kedisiplinan anak melalui penggunaan reinforcement
secara variatif pada anak kelompok B1 taman kanak-kanak negeri pembina
kepahiang. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(2), 91-98. DOI:
https://doi.org/10.33369/jip.3.2.91-98
Fathurrohman, P., Suryana, A. A., & Fatriany, F. (2013). Pengembangan pendidikan
karakter. PT. Refika Aditama.
Fitriani, Samad, A., & Khaeruddin. (2014). Penerapan teknik pemberian reinforcement
(penguatan) untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada peserta didik kelas VIII
A SMP PGRI bajeng kabupaten gowa. Jurnal Pendidikan Fisika, 2(3), 192-202.
https://doi.org/10.26618/jpf.v2i3.235
Hirvonen, R., Troppa, M., Nurmi, J., Eklund, K., & Ahonen, T. (201). Early temperament
and age at school entry predict task avoidance in elementary school. Learning and
Individual Differences, 47, 1-10. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2015.12.012
Larriba-Quest, K. (2017). Reinforcement in the classroom. The Reporter, 21(18).
Retrieved from https://www.iidc.indiana.edu/irca/articles/reinforcement-in-the-
classroom.html
Mahanani, F. K. (2017). Operant conditioning: Shaping dan positive reinforcement
contingencies “dari perilaku off-task menjadi on-task”. INTUISI Jurnal Psikologi
Ilmiah, 9(3), 276-289. https://doi.org/10.15294/intuisi.v9i3.14119
Nadia, N., Malik, H., & Pujiastuti, I. (2019). Pemberian penguatan (reinforcement) dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia di
SMP Muhammadiyah tanjungpinang tahun pelajaran 2017/2018. Universitas
Maritim Raja Ali Haji. http://repository.umrah.ac.id/id/eprint/2631
Puspasari, K. D. (2018). Teknik modelling simbolik dan reinforcement positif untuk
meningkatkan keterampilan sosial pada anak intellectual disability. Procedia:
Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 6(2), 46-53.
https://doi.org/10.22219/procedia.v6i2.12641
Rafi, A., Ansar, A., & Sami, M. A. (2020). The implication of positive reinforcement
strategy in dealing with disruptive behaviour in the classroom: A scoping review.
Journal of Rawalpindi Medical College, 24(2), 173-179.
https://doi.org/10.37939/jrmc.v24i2.1190
Schieltz, K. M., Wacker, D. P., Suess, A. N., Graber, J. E., Lustig, N. H., & Detrick, J.
(2019). Evaluating effects of positive reinforcement, instructional strategies, and
negative reinforcement on problem behavior and academic performance: An
experimental analysis. Journal of Developmental and Physical Disabilities, 32,
339-363. https://doi.org/10.1007/s10882-019-09696-y
Shields, S. (2015). ‘My work is bleeding’: Exploring students’ emotional responses to
first-year assignment feedback. Teaching in Higher Education, 20(6), 614-624.
http://dx.doi.org/10.1080/13562517.2015.1052786
Umari, T & Rosmawati, R. (2018). Analisis nilai-nilai karakter cerdas mahasiswa FKIP
Universitas Riau. Jurnal Educhild, 7(2), 118-126.
http://dx.doi.org/10.33578/jpsbe.v7i2.6523
Wibowo, A. (2015). Aplikasi reinforcement oleh guru mata pelajaran dan implikasinya
terhadap bimbingan dan konseling. Guidena, Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi,
Bimbingan dan Konseling, 5(2), 16-30. DOI: 10.24127/gdn.v5i2.321
Pembagian Tugas Kelompok B
Nama Bagian Tugas
Litara Landasan Teori
Ninda Teknik Modifikasi Perilaku
Aura Prosedur Modifikasi Perilaku