Anda di halaman 1dari 50

TEORI BELAJAR

PADA PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Dyan Wulan Sari HS, S.Pd., M.Pd
NIDN. 0117098802
Pengertian Belajar

 Menurut Morgan, belajar adalah merupakan


salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku
sebagai akibat dari pengalaman. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa belajar
adalah usaha sadar yang dilakukan manusia
melalui pengalaman dan latihan untuk
memperoleh kemampuan baru dan
merupakan perubahan tingkah laku yang
relatif tetap, sebagai akibat dari Latihan.
 Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu
dan fungsional, artinya sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak
statis. Perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif, artinya dalam perbuatan
belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Pendidikan bertumpuh pada 4 pilar
menurut UNESCO

1. Learning to Know
2. Learning to Do
3. Learning to live together or
Learning to live with other
4. Learning to Be
Pengertian Pembelajaran
 Pembelajaran (instruction) merupakan persiapan
kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar
dalam rangka memudahkan pebelajar belajar,
menyimpan (kekuatan mengingat informasi), atau
mentransfer pengetahuan dan keterampilan.
 Pembelajaran (instructional) adalah usaha
mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan
mendukung pembelajaran itu nantinya.
BEHAVIORISTIK

TEORI
BELAJAR

KOGNITIF
BEHAVIORISTIK

Tujuan
pembelajaran :
efektif & efisien
TEKNIK
PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran
= dievaluasi
berdasarkan tujuan
pembelajaran
Mager (1972), mengusulkan lima langkah dalam
menentukan tujuan, yaitu :

1. menentukan tujuan
2. menentukan hal-hal yang menjadi harapan
masyarakat/orang yang telah Anda setujui
3. mengurutkan dan memperbaiki daftar
4. menulis pernyataan secara lengkap yang
menggambarkan kinerja yang ingin dicapai
5. menguji apa yang telah ditulis dengan
pernyataan, ” Jika seseorang melakukan
semua item pada daftar saya, apakah saya
setuju bahwa orang tersebut telah mencapai
tujuan?"
THORNDIKE

TEORI
EDWARD RAY
BEHAVIORISTI
GUTHRIE
K

SKINNER
PENDIDIKAN MENURUT THORNDIKE

 Pengajaran yang baik menurut


Thorndike, yaitu harus melibatkan
pengetahuan atas semua hal yang akan
diajarkan, yang meliputi materi, respon
yang akan dicari, kapan memberikan
penguatan.
THORNDIKE (1922) MERUMUSKAN TUJUH
ATURAN DALAM PENGAJARAN:
1. Perhatikan situasi yang dihadapi murid
2. Mempertimbangkan respons yang ingin Anda
kaitkan dengan situasi itu
3. Menjalin ikatan
4. Jika hal-hal lain tak berubah, jangan jalin ikatan
yang nanti harus diputuskan lagi
5. Jika hal-hal lain tidak berubah, jangan menjalin
dua atau tiga ikatan apabila satu saja sudah cukup
6. Jika hal-hal lain tak berubah, bentuklah ikatan
dengan cara yang membuat mereka mesti bertindak
7. Dukunglah situasi yang ditawarkan oleh kehidupan
itu sendiri, dan dukunglah respons yang dituntut
oleh kehidupan itu.
THORNDIKE
 Proses belajar berlangsung dari yang sederhana ke
yang rumit.
 motivasi realatif tak penting, kecuali untuk
menentukan “keadaan yang memuaskan” untuk
pembelajar
 Ujian sangat penting, untuk memberikan umpan
balik →ujian atau tes harus dilakukan secara
reguler (berkala).
 Situasi belajar harus sebisa mungkin dibuat
menyerupai dunia riil
 kontrol positif di kelas
 menangani murid satu persatu
PENDIDIKAN MENURUT EDWARD RAY GUTHRIE

 Stimulus dan respon


 Hubungan antara stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar
peserta didik perlu sesering mungkin diberi
stimulus agar hubungan stimulus dan respon
bersifat lebih kuat dan menetap
 Guthrie juga percaya bahwa hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam
proses belajar.
 Guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon
secara tepat.
 Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang
harus dipelajari.
 Dalam mengelola kelas guru tidak boleh
memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh
anak
PENDIDIKAN MENURUT SKINNER

Belajar akan sangat efektif apabila :


Informasi yang akan dipelajari disajikan secara
bertahap
Pembelajara segera diberi umpan balik (feedback)
mengenal akurasi pembelajaran mereka (yakni,
setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah
mereka sudah memahami informasi dengan benar
atau tidak)
Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.
SKINNER
Tujuan belajar seharusnya dispesifikasikan dahulu
sebelum pelajaran dimulai
Sederhana ke yang kompleks
Pemberian motivasi hanya penting bagi untuk
menentukan sebagai penguat untuk murid tertentu
Penguat sekunder dianggap penting untuk dipakai di
dalam kelas
Menekankan penggunaan penguat ekstrinsik dalam
pendidikan
Fungsi utama pendidikan adalah mengatur kontigensi
penguat sehingga perilaku yang dianggap penting bisa
ditingkatkan
Programed
learning

Skinner : Personalized
alternatif teknik system of
pengajaran instructional

Computer based
instruction
PROGRAMED LEARNING
(BELAJAR TERPEROGRAM)
→Teaching machine (mesin pengajaran).
KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN MESIN
PENGAJARAN MENURUT SKINNER (1958)
ADALAH SEBAGAI BERIKUT
1. Alat yang hemat tenaga karena ddengan lat
ini satu orang programmer bisa behubungan
dengan banyak siswa.
2. Memiliki efek pembelajaran secara privat.
3. Ada hubungan timbal balik yang konstant
antara program dengan siswa.
4. Seperti tutor yang baik, mesin ini
menegaskan bahwa satu poin tertentu
harus dipahami secara menyeluruh.
5. Menyajikan materi yang dipelajari siswa. Mesin
hanya meminta siswa mengambil langkah-langkah
yang saat itu siap dijalankan.
6. Membantu siswa untuk mendapatkan jawaban
yang benar, yaitu dengan memberikan konstruksi
materi yang tertib dan sebagaian lagi dengan
teknik pemberian petunjuk, saran, dorongan, dan
sebagainya.
7. Memperkuat siswa untuk setiap respon yang
benar, yaitu dengan menggunakan umpan balik
langsung yang akan membentuk perilaku secara
efisien dan juga mempertahankan “perhatian
siswa”
CIRI-CIRI BELAJAR TERPEROGRAM:

1. Langkah-langkah kecil. Pembelajar


dihadapkan dengan sejumlah kecil
informasi dan berjalan dari satu frame,
atau satu unit informasi, ke frame
selanjutnya secara tertib dan urut. Ini yang
dimaksudkan dengan linear program
(program linear).
2. Respon yang jelas. Overt responding
(respon yang jelas) adalah harus, sehingga
jawaban siswa yang benar dapat diperkuat
dan respons yang salah dapat dikoreksi.
3. Umpan balik segera. Segera sesudah
memberi respons, siswa diberi tahu apakah
respons mereka benar atau tidak.
Immediate feedback (umpan balik segera)
ini bertindak sebagai penguat jika
jawabannya benar dan sebagai tindakan
korektif jika jawabannya salah.
4. Self-pacing. Siswa menempuh pelajaran
terperogram sesuai dengan kemampuan dn
kecepatan sendiri.
Personalized system of instructional (PSI)

Dalam memberikan pelajaran secara individual


biasanya menggunakan empat langkah,
1. Menentukan materi yang akan diajarkan
2. Membagi materi menjadi segmen-segmen
tersendiri
3. Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa
menguasai materi dalam segmen tertentu
4. Mengijinkan siswa melangkah dari satu segmen
ke segmen lainnya sesuai kemampuan mereka.
 Penekanan dalam pengajaran PSI adalah
pada penguasaan materi segmen yang
diajarkan, biasanya ditunjukkan dengan
kinerja pada ujian ringkas dan terfokus.
 Guru dapat meminta siswa menguasai
materi secara menyeluruh sebelum
berpindah ke segmen lain.
COMPUTER BASED INSTRUCTION (CBI)

1 segmen Membandingkan
materi Tes Menilai nilai dgn siswa lain
PRINSIP BELAJAR SKINNERS ADALAH :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika


salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas
sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan
perlu diubah untuk menghindari hukuman.
4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah
dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya
jadwal variable ratio reinforcer.
5. Dalam pembelajaran digunakan shapping
Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran pada teori


behavioristik menurut Siciati dan Prasetya
Irawan seperti yang dituturkan oleh Asri
(2005)
Langkah-langkah pembelajaran pada teori behavioristik
menurut Siciati dan Prasetya Irawan seperti yang dituturkan
oleh Asri (2005)

1. Menentukan tujuan pembelajaran


2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada dan
mengidentifikasi pengetahuan awal (enty
behavior) siswa
3. Menentukan materi pelajaran
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian
kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub
pokok bahasan, topik, dan sebagainya
5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulus, dapat berupa
pertanyaan baik lisan maupun tertulis,
tes/kuis, latihan, atau tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang
diberikan siswa
8. Memberikan penguatan/reinforcement
(mungkin penguatan positif ataupun
penguatan negatif ), atau hukuman.
9. Memberikan stimulus baru.
10. Mengamati dan mengkaji
respons yang diberikan siswa.
11. Memberikan penguatan lanjutan
ataau hukuman.
12. Evaluasi hasil belajar.
TEORI KOGNITIF
 Belajar merupakan sesuatu yang kompleks
yang sangat dipengaruhi oleh kondisi mental
si belajar yang tidak tampak, oleh karena itu
pembelajaran di kelas seorang guru perlu
memperhatikan kondisi siswa yang
berhubungan dengan persepsi, perhatian ,
motivasi dan lain-lain.
PIAGET

TEORI
KOGNITIF AUSUBEL

JEROME S
BRUNER
PIAGET
 Perkembangan kognitif sebagian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya
 Interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang
pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
lebih logis
Implikasi teori Piaget dalam
pembelajaran:

1. Adanya perbedaan invidual dalam hal


kemajuan perkembangan.
2. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
pemikiran anak
3. Anak belajar paling baik dengan
menemukan (discovery)
KONSEP-KONSEP UTAMA DARI
TEORI BELAJAR SOSIAL
 Pemodelan (Modelling)
Peserta didik atau individu melakukan
aktivitas belajar dengan cara meniru perilaku
orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu
belajar dari kegagalan dan keberhasilan
orang lain.

Contoh : guru olah raga mencontohkan


kepada siswa tentang cara main sepak bola
yang baik, maka siswa menirunya
PERHATIAN

RETENSI
FASE
BELAJAR
REPRODUKS
I

MOTIVASI
PERHATIAN

Pada fase perhatian dalam belajar


observational ialah memberikan
perhatian kepada suatu model.

Pada umumnya siswa memberikan


perhatian kepada model-model yang
menarik, berhasil, menimbulkan minat,
dan popular.
RETENSI
 Siswa dilatih agar dapat tetap mengingat
berbagai hal yang telah dipelajari melalui
proses pengamatan di lapangan.

 Hanya dengan mengingat berbagai hal yang


telah diamati oleh pancaindera siswa, maka
siswa tersebut akan dapat belajar dengan baik,
sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
baik
REPRODUKSI
 Siswa diharapkan dapat mengingat
kembali pesan dan kesan dari berbagai
materi atau bahan pelajaran yang
dipelajari melalui pengamatan
MOTIVASI
 Bagaimana para siswa dengan melalui fase
perhatian, fase retensi, dan fase reproduksi,
mereka termotivasi untuk aktif melakukan
proses belajar melalui pengamatan dan akan
diwujudkannya dalam penampilan perilaku
yang dapat diamati oleh guru di kelas
JEROME S BRUNER
Enaktif

Proses
Ikonik
belajar

Simbolik
METODE BELAJAR MENURUT
BRUNER 
Discovery learning,
 Belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan


dengan sendirinya memberikan hasil yang
paling baik.
 Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan

masalah serta pengetahuan yang


menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar
penemuan menunjukkan beberapa kebaikan
1. Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat
diingat, dengan cara-cara lain.
2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer
yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya.
Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah
diterapkan pada situasi-situasi baru.
3. Belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berfikir secara bebas
 Bruner berpendapat, bahwa perkembangan kognitif
seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun
materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan
tahap perkembangan orang tersebut.

 Gagasannya mengenai kurikulum spiral sebagai suatu


cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat
makro, menunjukkan cara mengurutkan materi
pelajaran mulai dari yang umum ke yang lebih rinci.
Aplikasi Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran

1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam


proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan
kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan
dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan
benda-benda kongkrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat
dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan
siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar
perlu mengaitkan pengalaman atau informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar.

5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi


pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika,
dari sederhana ke kompleks.

6. Belajar memahami akan ebih bermakna dari pada belajar


menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus
disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan
hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa
yang teah diketahui siswa.
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu
diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut
misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya.
BEHAVIORISTIK
 Teori kognitif ini berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek-aspek kejwaan
lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.
 Aplikasi teori behavioristik dalam
pembelajaran lebih menekankan pada
aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa
mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari.
KOGNITIF
 Keterlibatan secara aktif siswa dalam
pembelajaran.
 Agar menarik minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa.
 Materi pelajaran disusun dengan menggunakan
pola dan logika tertentu, dari sederhana ke
kompleks.
 Perbedaan individual pada diri siswa perlu
diperhatikan, karena faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai