Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA:

1. MUHAMMAD MIRJAHAAN FATHI ( 06091382328074 )

2. ATHIRAH ZAYYANAH DZATIL IDZAH ( 06091382328069 )

3. FILDZA ZAHIRAH (06091382328077)

4. ADELIA (06091382328077)

5. NADYA ALISA (06091382328077)

Prinsip Belajar

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Prinsip belajar mencakup pemahaman tentang proses perubahan perilaku yang
muncul karena pengalaman, ketersediaan bahan pembelajaran, perhatian,
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dalam pembelajaran, pengulangan,
dan tujuan belajar sebagai pembentukan pemahaman nilai dan sikap. Prinsip-
prinsip ini berkaitan dengan upaya meningkatkan usaha belajar siswa maupun
guru dalam meningkatkan pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang optimal
membutuhkan kesadaran siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif,
serta peran guru yang penting dalam memfasilitasi agar siswa belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan implikasi prinsip-prinsip belajar?
2. jelaskan yang dimaksud dengan prinsip belajar?
3. jelaskan prinsip prinsip belajar dan pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami implikasi prinsip-prinsip belajar
2. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan prinsip belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip prinsip belajar dan pembelajaran

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Prinsip Belajar

Menurut Daryanto (2010 : 2), belajar adalah suatu proses perubahan yaitu
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil suatu pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Perubahan dalam belajar yang dimaksud adalah perubahan yang disengaja


atau terarah, terjadi secara sadar, berkesinambungan dan fungsional, positif dan
aktif. Perubahan dalam belajar seharusnya tidak bersifat sementara, dan
perubahan harus melibatkan semua aspek perilaku.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar


merupakan proses pebuatan yang drilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


belajar adalah sebuah kegiatan yang terencana dilakukan secara terus menerus
untuk mencapai perubahan tingkah laku dari hasil kegiatan proses belajar yang
dimana perubahan tersebut bersifat permanen.

Menurut Depdiknas (2003: 2) Pembelajaran adalah proses interaksi


peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar mengajar pada suatu
lingkungan belajar sebagai proses belajar yang di bangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang meningkatkan kemampuan
mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi pelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prinsip
merupakan sebuah asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir,
bertindak dan sebagainya. Dalam melakukan sebuah pembelajaran, diperlukan
sebuah prinsip agar dapat meningkatkan efektivitas suatu pembelajaran. Prinsip
diartikan sebagai aturan atau ketentuan yang dipegang sebagai pedoman dan
menjadi dasar dalam mencapai suatu tujuan. Dalam proses pembelajaran prinsip
belajar sangat diperlukan bagi guru maupun siswa dalam upaya mencapai hasil
belajar yang diinginkan.

B. Prinsip Prinsip Belajar dan Pembelajaran

1. Perhatian dan Motivasi

Salah satu tantangan dalam melakukan proses pembelajaran yang harus


dihadapi oleh guru adalah menarik perhatian peserta didik terhadap materi
yang diajarkannya dan berusaha mempertahankan perhatian
tersebut.Perhatian mempunyai peranan penting dalm proses pembelajaran
karena tanpa adanya perhatian tidak akan terjadi sebuah pembelajarn.
Perhatian suatu proses yang dilakukan oleh otak mengorganisasi dan memilih
stimulus yang datang dari seputar lingkungannya melalui alat inderanya
(Santrock, 2000). Dalam menyampaikan materi pembelajaran,seorang guru
harus mampu menguasai perhatian peserta didiknya. Perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Perhatian peserta didiknterhadap guru bisa didapatkan dengan
cara menyampaikan materi yang disertai dengan memberikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari atau berusaha menjelaskan materi dengan
mendekatkan kepada sebuah kisah sehingga materi yang disampaikan
mempunyai kesan yang mendalam. Demi tercapainya tujuan pembelajaran,
peserta didik juga dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua
rangsangan. adanya tuntutan tersebut dapat mendorong peserta didik untuk
memiliki perhatian terhadap materi yang disampaikan gurunya.
Apabila pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, akan
membangkitkan motivasi peserta didik untuk mempelajarinya. Motivasi
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil(Gage dan
Berliner,1984:372). . Motivasi menjadi pendorong yang membangkitkan
aktivitas seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Transfer informasi akan
mudah terjadi bila penyajian materi dilakukan oleh guru dengan cara yang
menarik sehingga mampu menggugah memotivasi peserta didik terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.

Motivasi dapat berupa internal yaitu motivasi yang datang dari dirinya sendiri
dan juga dapat bersifat eksternal yaitu datang dari orang lain, seperti orang
tua, guru maupun teman.

2. Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktifm
jiwa mengolah informasi yang kita terima, dan tidak sekedar menyimpannya
saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini juga, anak memiliki
sisi aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu
mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Keaktifan ini dapat dicapai dengan menerapkan law of exercise,
yaitu hubungan antara stimulus dan respon yang diperkuat dengan Latihan-
latihan. Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa secara
inidividu dan tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri,
guru hanya sekedar fasilitator dan pembimbing. Keaktifan dapat berupa
kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Dapat disimpulkan bahwa siswa dituntut
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus mencari dan mengolah, dan
memahami informasi dalam proses belajar, selain itu siswa juga diarahkan
untuk melatih diri dengan melakukan Latihan atau praktek secara langsung.
Dengan begitu siswa akan lebih cepat memahami dan mengingat hasil
pembelajaran karena siswa itu sendiri yang mengalami secara aktif.
3. Keterampilan

Keterampilan dasar adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang


guru yang merupakan hasil dari proses belajar yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan. Keterampilan dasar mengajar menjadi bekal bagi guru
atau calon guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar
tepat sasaran.

Delapan Keterampilan Dasar Mengajar :

a. Questioning skill, Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan

b. Reinforcement, Keterampilan dalam memberikan penguatan atau motivasi

c. Variation Stimulus, Keterampilan mengadakan variasi atau perubahan


sehingga tidak membosankan

d. Explanning, Keterampilan dalam menyampaikan materi atau menjelaskan

e. Set induction and closure, Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

f. Keterampilan membimbing diskusi pada kelompok kecil

g. Keterampilan dalam mengelola kelas sehingga tercapai kondisi yang


optimal

h. Keterampilan membimbing diskusi pada kelompok kecil.

4. Pengulangan

Menurut teori Psikologi Daya, belajar merupakan upaya melatih berbagai


kemampuan yang dimiliki oleh manusia seperti mengamati, menganggapi,
mengingat, menghayal, merasakan, dan berpikir. Dengan melakukan latihan
yang bersifat mengulang, berbagai kemampuan tersebut akan berkembang.
Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya
yang dilatih secara berulang-ulang akan menjadi sempurna. Teori lain yang
menekankan prinsip pengulangan adalah teori Koneksionisme, tokohnya yang
terkenal adalah Thomdike dengan teorinya yang terkenal pula yaitu "law of
exercise" bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan
respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar
timbulnya respon yang benar. Sedangkan menurut Psikologi Connditioning,
belajar adalah membentuk suatu kebiasaan dan stimulus yang dapat berupa
stimulus sebenarnya maupun stimulus penyerta (Dimyati dan Mudjiono,
2006:46).

Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam


pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama
menekankan pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori
yang kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons
yang benar dan membentuk kebiasaan. Hubungan stimulus dan respons akan
bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan hilang sama
sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan. Oleh karena itu, perlu banyak
latihan, pengulangan, dan pembiasaan.

5. Tantangan

Prinsip tantangan merupakan prinsip belajar yang mengemukakan bahwa


siswa akan lebih giat belajar apabila pelajarannya memuaskan, guru ramah
dan mereka memiliki peran dalam pelajaran tersebut.sehingga siswa merasa
tertantang untuk dalamsuau pelajaran dan mendapat hasil maksimal.

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa
dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam siuasi belajar siswa
menghadapi suau tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambaan
dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengaasi
hambaan iu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambaan iu
telah diaasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan
baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

Menurut teori belajar adalah berusaha mengaasi hambatan-hambaan untuk


mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan
yang dihadapi dalam bahan. belajar membuat siswa bersemangat untuk
mengattasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah
yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang unuk mempelajarinya.
Penggunaan eksperimen, inquiri, discovery juga memberikan tantangan bagi
siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif
dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk
memperoleh ganjaran.

Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik,
maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan
belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan
konsep-konsep dan generalisasi tersebut.

A. Contoh Penerapan Prinsip Tantangan

Adapun penerapan prinsip tantangan dalam belajar yaitu:

1. Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah


disajikan.

2. Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah ke pada siswa.

3.Mengembang kan bahan-bahan pembelajaran yang menarik..

4. Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan


generalisasi sendiri.

5. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan


kesempayan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam
kelompok kecil (3-4 orang).

B. Tantangan Pendidik dalam Proses Pembelajaran


Permasalahan atau tantangan yang akan dihadapi oleh guru dalam
mengkondisikan asas belajar siswa yaitiu:

1. Persiapan sebelum mengajar

Siswa harus lulus dalam pelajaran tertentu yang menjadi prasyarat


baginya untuk menerima pelajaran selanjutnya. Jika pelajaran
sebelumnya tidak dikuasai, pelajaran berikutnya menjadi kurang berarti
dan belum layak diberikan kepada siswa. Artinya, antangan bagi pendidik
ialah bagaimana ia mampu untuk membawa siswa menuju penguasaan
setiap jenjang materi secara komprehensif.

2. Sasaran belajar

Siswa memperoleh informasi lebih banyak dan mengingatnya dalam


jangka waku yang lebih lama apabila sasaran belajar diulis secara cermat
dan disusun secara sistematis. Jadi, seorang pendidik harus mampu
menyusun tujuan pembelajaran secara cermat dan sisematis agar siswa
mampu mengingat informasi yang ia sampaikan dalam jangkaak hidi yang
panjang.

3. Susunan bahan ajar

Proses belajar dapat ditingkatkan apabila bahan ajar yang akan dipelajari
tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian bahan ajar tersebut
harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian, agar dapat
membanttu siswa mengaitkan dan memadukan pengetahuan secara
mandiri. Pendidik harus mampu menyusun bahan ajar seperti itu

4. Perbedaan individu

Pendidik harus mengetahui perbedaan individu peserta didiknya.


Kecepatan mereka dalam menyerap dan memproses informasi berbeda-
beda, ada yang cepat ada yang lambat. Namun, siswa dapat mencapai
sasaran pembelajaran dengan hasil yang memuaskan apabila
menggunakan bahan yang tepat.

5. Seseorang mau belajar apabila memang terjadi proses pembelajaran


Keinginan iu timbul karena adanya motivasi. Motivasi akan timbul pada
diri seseorang apabila pengajaran dipersiapkan dengan baik, sehingga
dirasakan penting dan timjurarik. Hal ijkis seringkali menimbulkan
masalah ketika guru tidak mamapu menumbuhkan motivasi kepada diri
siswa dikarenakan adanya pengalaman guru yang kurang memadai dan
tidak dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.

6. Sikap Positif

Sikap positif yang diperlihatkan oleh guru terhadap materi pembelajaran


yang disajikan kepada siswa dan terhadap metode pengajaran yang
digunakan dapat mempengaruhi motivasi dan sikap siswa terhadap suatu
materi pelajaran. Apabila siswa benar-benar melihat sikap yang positifdari
guru, maka siswa akan cenderung bertingkah- laku positif pula, begitu
pula sebaliknya.t

Untuk membentuk karakteristik siswa guru harus dapat mengidentifikasi


beberapa hal. pertama, guru harus mampu mengkaji akar persoalan yang
mendorong timbulnya sikap dan perilaku negatif pada siswa. Kedua, guru
harus menghindari sikap menganggap lemah, menghina, merendahkan,
mengekang, dan menghindari penggunaan cara-cara kekerasan. dalam
menyelesaikan persoalan. Ketiga, pemberian reward and punishment
haruslah sebijaksana mungkin, jangan sampai menimbulkan reaksi dan
rangsangan untuk mengulangi sikap dan perilaku negatif pada diri siswa.

7. Prinsip balikan dan penguatan

Prinsip balikan dan penguatan merupakan implementasi dari teori belajar


belajar yang dikemukakan oleh Skinner melalui Teori Operant
Conditioning dan salah satu dari belajar dari Thorndike yaitu “law of
effect”. Menurut hukum belajar ini, siswa akan belajar lebih semangat
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Namun dorongan
belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul karena pengutan yang
menyenangkan, akan tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak
menyenangkan. Dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat
memperkuat belajar.

Memberikan balikan dan penguatan merupakan hal yang kedengarannya


sederhana dan mudah, akan tetapi seringkali tidak terlalu mudah untuk
dilakukan oleh setiap guru. Hambatannya bisa dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa guru mungkin belum terbiasa melakukanya, sangat mungkin
karena anggapan mereka belum menempatkan ‘penguatan“ sebagai suat
yang penting dalam proses pembelajaran. Karena itu perlu upaya-upaya
latihan agar keadaan tersebut menjadi terbiasa untuk dilakukan.

Sumantri dan Permana (dalam Aunurrahman, 128:2010) mengemukakan


secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu:

1. Membngkitkan motivasi belajar siswa.2. Merangsang sisa berpikir lebih


baik.

3. Menimbulkan perhatian siswa.

4. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

5. Mengendalikan dan mengubah sikap negative siswa dalam belajar kea rah
perilaku yang mndukung belajar.

Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat dilakukan guru (Aunurrahman,


129:2010):

1. Penguatan verbal yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-


kata/kalimat yang diucapkan seperti: “bagus, baik, smart, tepat dan
sebagainya”.

2. Penguatan gestural yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka
yang member arti/kesan baik kepada siswa. Pengutan gestural dapat berupa:
tepuk tangan,acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan sebagainya.

3. Perbedaan individual
Merupakan perbedaan kemampuan, karakteristik, kepribadian, fisik dan
keterampilan lainnya. Hal ini lah yang akan mempenharuhi seseorang dalam
melakukan kegiatan atau aktivitasnya. Perubahan individu dalam lingkup
pendidikan harus bisa diketahui agar dapat menentukan metode belajar apa
yang akan digunakan. Selain itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan individu antaralain: konsep diri, kecemasan yang dialami anak
didik dan motivasi belajar

Perbedaan individu di antara siswa tidak dapat dihindari karena orang hampir
tidak memiliki kesamaan kecuali perbedaan itu sendiri.Sejauh mana individu
yang berbeda mengekspresikan karakteristik mereka yang berbeda atau
kombinasi dari elemen yang berbeda dari perbedaan tersebut. Setiap orang,
baik anak-anak maupun orang dewasa, baik dalam kelompok maupun
sendirian, disebut individu.

Jadi, perbedaan individu tidak dapat dihindari dalam semua pembelajaran.


Yang paling penting adalah apa yang guru dapat lakukan untuk mengatasi
perbedaan ini. Guru harus cerdas tentang perbedaan individu siswa. Dengan
kata lain, guru harus berperilaku sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa agar dapat memberikan perhatian yang cukup terhadap permasalahan
yang ada.

C. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar

1. Perhatian dan Motivasi

Bagi para pendidik, gagasan tentang perhatian dan motivasi menyiratkan


bahwa dengan menggunakan berbagai teknik, media yang relevan, bahasa
yang lugas, dan pertanyaan yang dipandu, pembelajaran akan
direncanakan dan dilaksanakan, akan terwujudnya perubahan perilaku.
Sementara itu, penguasaan kurikulum, penguasaan ruang kelas, dan
kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman merupakan
motivasi. Di sisi lain, gagasan tentang motivasi peserta didik menyiratkan
bahwa dorongan seseorang untuk belajar perlu terus ditingkatkan dan
diperkuat
2. Keaktifan

Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik adalah seperti perilaku


mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat kliping, membuat
karya tulis dan projek lainnya. Sedangkan untuk mengaktifkan peserta
didik dalam belajar, pendidik dapat melakukan beberapa cara, seperti
penggunaan multi media dan metode pembelajaran aktif, memberi tugas
individu maupun kelompok, menugaskan pembuatan resume terhadap
bahan ajar dan lain sebagainya

3. Keterampilan

Jika peserta didik memiliki keterampilan yang baik maka kegiatan


pembelajaran akan kondusif, efisien, aktif, bahkan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan mudah. Sebaliknya, jika peserta didik tidak
memiliki keterampilan yang baik, maka kegiatan pembelajaran menjadi
tidak kondusif, tidak efisien, tidak aktif, dan tujuan pembelajaran akan
sulit dicapai. Oleh karena itu, peserta didik hendaknya memiliki
keterampilan yang baik. Selain dapat meningkatkan kualitas diri peserta
didik, keterampilan yang dimiliki peserta didik akan membantu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas

4. Pengulangan

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah


merencanakan jegiatan pengulangan seperti, mengerjakan soal-soal
Latihan, kuis, mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan.
Implikasi pengulangan bagi peserta didik adalah kesadaran untuk bersedia
mengejerjakan soal Latihan dan kuis secara berulang untuk melatih
memecahkan masalah.

5. Tantangan

Apabila peserta didik diberi tanggung jawab untuk mempelajarisesuatu


sendiri, maka ia akan termotivasi untuk belajar dan mengingatlebih baik.
Tentu saja hal ini sangat baik diterapkan dalam setiap proses pembelajaran
terutama untuk anak usia dini. Anak usia dinisangat menyukai hal-hal
yang bersifat tantangan, mereka akansemakin bersemangat ketika gurunya
memberikan motivasi dan penguatan berupa reward atau penghargaan, itu
bisa berupa pujianatau pemberian hadiah. Implikasi tantangan diantaranya
yaitu anak melakukan eksperimen, bertanya ataupun mencari tahu
jawabannya sendiri

6. Balikan dan Penguata

Peserta didik selalu membutuhkan kepastian dari kegiatan


yangdilakukannya. Apakah kegiatan yang dilakukan itu salah atau benar
dengan demiki sebagai pendidik hendaknya selalu memberikan balikan
dan penguatan tentang pengetahuan juga hasil kegiatan yangtelah anak
lakukan. Itu akan memberikan penguatan kepada anak jikahasilnya baik
anak akan merasa senang dan terus memberikan yangterbaik. Begitu pula
sebaliknya jika hasil yang ia kerjakan buruk maka ia akan senantiasa
belajar lebih baik lagi agar bisa mencapai sesuatu yang gurunya inginkan.
Implikasinya adalah anak mencocoka ngambar yang benar, menerima
kenyataan terhadap hasil yang ia capai,atau menerima teguran dari
gurunya apabila ia berbuat salah.

7. Perbedaan Individual

Setiap individu memiliki ciri dan karakteristik yang khas. Ketika seorang
anak telah menyadari bahwa setiap individu itu berbeda, mak aia akan
menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain. Ini akan membuat anak
mampu untuk menentukan gaya belajarnya sendiri meskipun untuk anak
usia dini mereka tidak menyadari bahwa mereka telah belajar dari hal
tersebut. Implikasi prinsip ini adalah ketika anak sudah bisa menentukan
tempat duduknya sendiri, mengambil apa yang dibutuhkannya, dan lain-
lain.
BAB III

Kesimpulan
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan. Prinsip-prinsip belajar meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dalam belajar,
pengulangan, serta tujuan belajar sebagai pembentukan pemahaman nilai
dan sikap. Prinsip-prinsip ini penting dalam meningkatkan usaha belajar
siswa dan guru serta dalam mencapai pembelajaran yang optimal
Daftar pustaka
 Munirah, M. (2018). PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN (Perhatian dan Motivasi, Keaktifan,
Keterlibatan Langsung, Pengulangan, Tantangan dan Perbedaan
Individu). AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 5 (1),
116–125.
 Faizah, S. N. (2017). Hakikat belajar dan pembelajaran. At-
Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(2), 175-
185.
 Darman, R. A. (2020). Belajar dan pembelajaran. Guepedia.
 Frizka Ardiana.2017. 7 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR. Diambil
dari https://frizkaardiana.blogspot.com/2017/11/7-prinsip-prinsip-
belajar.html .

Anda mungkin juga menyukai