TINJAUAN PUSTAKA
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan
di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
yaitu:
4
5
5
5
pembelajaran yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat deskritif karena tujuan
utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh
bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan
kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel yang
2. Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
3. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitif oleh Piaget mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
4. Teori Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
6
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip
dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan
pentingya isi dari proses belajar, kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara
tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan
kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
antara guru dan peserta didik. Penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh
peserta didik, dan bukan pengajaran oleh guru. Konsep seperti ini membawa istilah
laku. Oleh karena itu, pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang
(2021), yaitu sarana dan cara agar suatu generasi dapat belajar, atau dengan kata
lain, bagaimana sarana belajar itu secara efektif dapat digunakan. Fokus
pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik, sehingga proses
yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya
dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta
didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan
besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik
tidak belajar karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
laku subjek yang terlibat di dalam pembelajaran, terutama guru dan peserta didik
8
proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar merupakan lingkungan yang
menekankan pada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan
lingkungan belajar yang efektif untuk mencegah dan menanggapi masalah perilaku,
siswa dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran. Beberapa pendapat ahli
pembelajaran yang tidak ada di dalamnya tekanan fisik maupun mental. Adanya
9
tekanan hanya akan mengerdilkan pikiran siswa. Menurut Bambang, joyful learning
ialah membuat pembelajaran dalam kelas jadi menyenangkan dan tidak monoton.
membuat siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu dan terus belajar.
lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya
rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan
utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan
sarana fisik yang berada di sekitar siswa saat belajar. Contoh sarana fisik yang ada
di lingkungan sekolah, yaitu ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana
interaksi yang terjadi saat proses pembelajaran, mulai dari pola interaksi antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber pembelajaran dan
lainnya. Untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik, maka diperlukan interaksi
Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan perlengkapan fisik yang
bersekolah. Gedung sekolah dan perlengkapan fisik yang bagus tidak saja
merupakan tempat belajar, akan tetapi merupakan bagian penting dalam kehidupan
fisik meliputi:.
mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif, dan efisien. Sarana dan prasarana belajar sangat menunjang proses belajar
mengajar di sekolah. Hal ini untuk memberi kenyamanan dan kemudahan pada
fasilitas dan sarana umum yang memadai. Dalam hal ini adalah untuk memberi
kenyamanan dan kemudahan pada semua warga sekolah, yaitu dengan adanya
mandi, toilet, taman sekolah, dan lain-lain. Demikian pula peralatan belajar yang
kesadaran, kewajiban belajar dan sebagainya. Perkembangan sosial anak itu tidak
terjadidengan begitu saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia remaja. Oleh
karena itu, tugas seorang guru harus bisa membina siswa-siswanya di sekolah
dengan lingkungan sekolah yang baik. Adapun lingkungan social di sekolah, yaitu:
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Relasi guru
dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, siswa juga akan menyukai
mata pelajaran yang diampu guru tersebut, sehingga siswa akan berusaha belajar
Hubungan dengan sesama siswa yang baik, pergaulan dengan sesama siswa
yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga akan
senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang terbaik. Oleh karena itu,
relasi atau hubungan antar siswa dengan siswa perlu didorong dengan
baik, sehingga tidak ada siswa yang merasa rendah diri atau merasa diasingkan
bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat
1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
berfikir kritis. dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
orang lain.
pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
(2012), yaitu
4. Melibatkan semua indera dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial).
lingkungan yang tidak membuat tegang, aman. menarik, tidak membuat ragu anak
untuk melakukan sesuatu, menggunakan semua indera, dan terlihat anak antusias
membuat anak takut salah dan dihukum, takut ditertawakan temanteman, takut
dianggap sepele oleh guru atau teman. Di sisi lain, pembelajaran yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori belajar dan pembelajaran terdiri atas teori deskriptif dan perspektif, teori
proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena berhasil atau tidaknya
lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya
rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan
4. Faktor atau aspek lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan terdiri dari
dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
contohnya ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana kelas, pengudaraan,
14
25
hingga penataannya. Sedangkan lingkungan sosial mulai dari pola interaksi antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber pembelajaran dan
lainnya.
baik mental maupun fisik, metode yang bervariasi, motivasi guru terhadap
dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial), menantang peserta didik dan
ramah dan bersemangat, melibatkan siswa secara aktif, memotivasi siswa, menarik
B. Saran
harus memperhatikan berbagai faktor dan didukung oleh keluarga, guru, sekolah,
masyarakat, dan peserta didik itu sendiri. Penulis juga mengharapkan dengan adanya