Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN

AL-QUR’AN HADIS”

Dosen Pengampuh :

Drs. Faisal Fatah Tuli, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Lisda

Siti Rahmatillah Lamatenggo

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah pembelajaran pada dasarnya mencangkup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar
dan mengajar. Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Kleden berpendapat bahwa belajar pada dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu, sedangkan
belajar sesuatu berarti mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti belajar: “learning is
shown by a change behavior as a result of experience” Harold Spears memberikan batasan
tentang belajar yaitu: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction” sedangkan Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performace
as a result of practice” (Sadirman, 2011:48)

Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitas


yang paling utama. Hal ini berarti bahwa keberhasilan suatu individu dalam pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat diajukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan
dan lain lain aspek yang ada pada individu yang belajar (Sudjana,2000).

Istilah pembelajaran pada dasarnya mencangkup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar
dan mengajar. Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Kleden berpendapat bahwa belajar pada dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu, sedangkan
belajar sesuatu berarti mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti belajar: “learning is
shown by a change behavior as a result of experience” Harold Spears memberikan batasan
tentang belajar yaitu: “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction” sedangkan Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performace
as a result of practice” (Sadirman, 2011:48).

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. (Asyar, 2011). Belajar menurut
pengertian psikologis merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam menentukan kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut psikologi klasik, hakikat belajar adalah
all learning is a prosses of developing or training of mind. Belajar adalah melihat objek dengan
menggunakan substansi dan sensasi. Menurut teori mental State, Belajar adalah memperoleh
pengetahuan malalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari
luar. Pengalaman-pengalaman berasosiasi dan bereproduksi. Oleh karena itu latihan memegang
peranan penting.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pendekatan Pembelajaran ?

2. Apa saja Macam-macam dari Pendekatan Pembelajaran ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. pendekatan pembelajaran menurut para
ahli sebagai berikut :

 Menurut Gulo, pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang untuk mengundang


seluruh masalah pada kegiatan belajar mengajar. Uang tersebut bisa diketahui cara
berpikir dan sikap seorang pendidik untuk menyelesaikan persoalan ketika menghadapi
kegiatan pembelajaran.

 Menurut Sanjaya, pendekatan pembelajaran adalah titik tolak sudut pandang terhadap
proses pembelajaran.

 Menurut Wati, pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang guru terhadap proses
pembelajaran yang merujuk tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum. 
 Sedangkan menurut Rahmawati, pendekatan pembelajaran adalah salah satu cara yang
akan digunakan untuk membuat siswa belajar sesuai dengan tujuan.

Dari berbagai macam pendapat ahli bisa disimpulkan, pendekatan pembelajaran merupakan
sudut pandang dengan rencana awal untuk melakukan proses pembelajaran sehingga dapat
menerapkan perlakuan untuk proses belajar.

B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

1. Pendekatan CBSA

Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap
bahan yang dipelajari. CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga
terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat
membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih
rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah
tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama

2. Pendekatan PAIKEM

Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh pendekatanyang dipakai guru kelas.
Salah satu pendekatan yang populer adalah PAIKEM.PAIKEM merupakan singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat
didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama
metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian
rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri
dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat
mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah:

1) metode ceramah plus,

2) metode diskusi;

3) metode demonstrasi;
4) metode role-play; dan

5) metode simulasi.

Sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19, ayat (1)
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

PAIKEM dikembangkan berdasarkan beberapa perubahan/peralihan:

a. Peralihan dari belajar perorangan (individual learning) ke belajar bersama (cooperative


learning).

b. Peralihan dari belajar dengan cara menghafal (rote learning) ke belajar untuk memahami
(learning for understanding).

c. Peralihan dari teori pemindahan pengetahuan (knowledge-transmitted) ke bentuk interaktif,


keterampilan proses, dan pemecahan masalah.

d. Peralihan paradigma dari guru mengajar ke siswa belajar.

e. Beralihnya bentuk evaluasi tradisional ke bentuk authentic assessment seperti portofolio,


proyek, laporan siswa, atau penampilan siswa (Setiawan, 2004).

Menurut Muhibbin Syah ( 2009:13-34) PAIKEM dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru
secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan
yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk
bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.

2. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan
dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi maju kedalam
proses pembelajaran tersebut.Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun
rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power
point merupakan salah satu alternatif.

3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan
kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu
dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan
kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif (berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah
banyaknya pengalaman dan hal baru yang diperoleh siswa. Guru pun diharapkan memperoleh
pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.

5. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti
selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran
yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman,
aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu
dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

3. Pendekatan SAINTIFIK

Menurut Karar dan Yenice (2012) Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga para pelajar dapat secara aktif mengkonstruksi konsep
melalui langkah-langkah mengamati, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan
data dengan beberapa teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengemukakan
konsep yang telah ditemukan.

4. Pendekatan Literasi dan 4C ( Critical thinking,Colaborative,Comunication dan


Creativity)

Pendekatan literasi

Kemampuan literasi pada awalnya adalah kemampuan membaca dan menulis. Pada awalnya
pendidikan di Indonesia lebih mengenal dengan istilah pengajaran bahasa atau pelajaran bahasa.
Namun, sesuai dengan perkembangan zaman yang sangat cepat, makna literasi juga ikut
berkembang sehingga maknanya tidak sekadar membaca dan menulis. Meskipun pengertian
literasi berkembang pesat, tetapi masih berkaitan dengan bahasa. Dengan demikian, makna
literasi berkembang dari sederhana menjadi lebih kompleks. Saat ini, kata literasi disandingkan
dengan kata-kata lain, misalnya literasi informasi, literasi media, literasi komputer, dan literasi
mata pelajaran. Masing-masing istilah pada dasarnya memiliki kesamaan, yaitu dipentingkannya
kemampuan membaca dan menulis. Selanjutnya, makna yang terbaru dari literasi adalah berpikir
kritis, dapat menghitung, memecahkan masalah, cara mencapai tujuan, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan potensi seseorang.Perlu diketahui bahwa dalam ranah pembelajaran,
kemampuan literasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa.
Kemampuan literasi sangat dibutuhkan siswa dalam rangka menguasai berbagai mata pelajaran.
Salah satu mata pelajaran tersebut adalah Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia
merupakan materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa
serta tingkat pengalaman siswa di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi
siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan
potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan
sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa (BSNP, 2006). Agar siswa
dapat mencapai tujuan mata pelajaran (meliputi penguasaan ranah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap) tersebut, maka mereka harus memiliki kemampuan literasi. Dengan demikian, jelaslah
bahwa kemampuan literasi tidak terbatas pada kemampuan kognitif, tetapi kemampuan yang
bersifat lebih kompleks karena mencakup aspek sosial, aspek kebahasaan, dan aspek psikologis.
Mengacu pada kurikulum terbaru yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum 2013, proses
pembelajaran dilaksanakan secara tematik integratif. Pembelajaran bukan berlandaskan pada
mata pelajaran yang ditentukan, tetapi dilandaskan pada tema-tema yang relevan dengan materi
pembelajaran pada beberapa mata pelajaran. Selain itu, Kurikulum 2013 juga mencanangkan
adanya pendekatan saintifik yang memungkinkan peserta didik belajar secara lebih efektif serta
bermakna. Salah satu penunjang keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013, yaitu dengan
mengimplementasikan pendekatan saintifik sebagai upaya meningkatkan gerakan literasi
sekolah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta (Kemdikbud, 2013:
3). Dalam hal ini, pendekatan saintifik mampu mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara
induktif sehingga diharapkan mampu mengembangkan kreativitas dan meningkatkan budaya
literasi di sekolah. Pengertian literasi dalam konteks ini adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan literasi adalah sebuah upaya
yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Pendekatan 4c (

Kompetensi 4C merupakan singkatan dari creativity, critical thinking, collaboration,


dan communication. Keempat elemen tersebut bertujuan untuk membentuk pribadi peserta
didik yang cerdas dan berkualitas.
Kompetensi 4C mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2013, ketika Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai menerapkan kurikulum 2013 yang didesain
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi, dan bekerja
sama. Kemendikbud menyatakan bahwa kompetensi 4C merupakan kompetensi yang
diperlukan untuk menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di era global saat ini.

Dalam kurikulum 2013, kompetensi 4C diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran dan
diharapkan dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas pembelajaran seperti diskusi
kelompok, presentasi, atau proyek-proyek yang memerlukan siswa untuk mengaplikasikan
pemahaman mereka dan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang
lain.

1. Creativity Thinking and Innovation (Kreatif dan Inovatif)

Kemampuan berpikir kreatif, menyampaikan ide, dan inovatif seorang peserta didik dapat menjadi
modal mereka dalam dunia kerja. Pada era yang serba digital saat ini, seorang peserta didik harus dapat
kreatif dan inovatif. Seorang peserta didik harus menjadi agen perubahan dengan memanfaatkan
teknologi. Dengan melakukan analisis dan telaah serta melakukan perencanaan yang rapi,
kemampuan kreatif dapat menjadi landasan utama pembangunan yang berkelanjutan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran, Bapak/Ibu harus memberikan peserta didik kesempatan seluas
mungkin untuk menyampaikan ide-ide mereka. Anda harus menjadi fasilitator sekaligus rumah
pertama bagi mereka untuk selalu kreatif dan inovatif. 

2. Critical Thinking and Problem Solving (Kritis)

Keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasikan informasi untuk membuat


keputusan merupakan salah satu ciri peserta didik yang kritis. Melalui sifat kritisnya, seorang siswa akan
dapat mengidentifikasi dan mengelola emosi dan bias dalam proses pemikirannya, dan mampu
membuat keputusan yang objektif dan beralasan. Siswa yang berpikir kritis juga mampu
mengeksplorasi perspektif yang berbeda dan mempertanyakan status quo.  Peserta didik tidak
terkurung dalam sistem yang membatasi ide-ide dan pandangan mereka. Selain itu, mereka
yang kritis akan mampu mengevaluasi argumen dan mencari bukti untuk mendukung atau
menolak suatu pendapat. Kemampuan-kemampuan seperti inilah yang menjadikan pendidikan
sebagai tempat terbaik bagi perubahan.

3. Communication (Komunikatif)

Siswa yang komunikatif adalah siswa yang mampu menyampaikan ide, pendapat, dan informasi dengan
jelas dan efektif. Mereka memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan baik dalam berbagai
situasi, baik lisan maupun tulisan. Siswa yang komunikatif juga memiliki kemampuan untuk
mendengarkan dan memahami pendapat orang lain, dan mampu menanggapi dengan baik.
Mereka mampu bekerja dalam tim dan mengembangkan relasi yang baik dengan orang lain.
Melalui komunikasi yang baik, seorang peserta didik akan dapat lebih selektif dan efektif dalam
menyelesaikan suatu tugas serta permasalahan tertentu. 

4. Collaboration (Kooperatif)

Selanjutnya adalah siswa yang kooperatif yaitu kemampuan seseorang untuk dapat bekerja sama
dengan orang lain dalam tim dan mengembangkan relasi yang baik dengan orang lain. Mereka mampu
bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan bersama dan memahami peran dan tanggung jawab masing-
masing dalam tim. Siswa yang kooperatif juga mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang
konstruktif, dengan fokus pada solusi yang dapat diterima bersama. Mereka mampu
mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain, serta mampu menyelesaikan konflik
yang mungkin terjadi dalam tim.

Pendidikan yang mengutamakan pengembangan kompetensi kerja sama dapat membantu


siswa untuk mengembangkan kompetensi ini dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
serta menyiapkan siswa untuk menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan tanggap terhadap
perubahan yang terjadi di era digitalisasi saat ini. 

Demikianlah kompetensi 4C dalam pembelajaran. Dalam pendidikan, pada dasarnya setiap ilmu
dan pemikiran akan selalu berkembang menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Sebagai
contoh, selaian 4C, pada era pembelajaran digital saat ini muncul dua konsep baru yaitu
character dan citizenship. Keduanya juga merupakan elemen yang dapat menunjang seorang
individu untuk dapat memaksimalkan potensinya dalam pendidikan. 

Oleh karena itu, penerapan kompetensi pembelajaran 4C dan kedua elemen lainnya dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan menyiapkan siswa untuk dapat menghadapi tantangan
kedepannya. Itulah informasi yang dapat GuruInovatif.id sampaikan, kami harap Anda dapat
mewujudkannya dalam pembelajaran. Semangat untuk semua guru Indonesia! Maju terus
pendidikan bangsa!

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang dengan rencana awal untuk melakukan
proses pembelajaran sehingga dapat menerapkan perlakuan untuk proses belajar. Pendekatan
pembelajaran terdiri dari pendekatan CBSA yaitu pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional
dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan PAIKEM dapat didefinisikan sebagai
pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan
berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan menyenangkan. Pendekatan
SAINTIFIK dan Pendekatan Literasi & 4c ( ritical thinking,Colaborative,Comunication dan
Creativity).

DAFTAR PUSTAKA

https://www.univerhttp://20305891.siap-sekolah.com/2015/05/13/konsep-dasar-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/ - :~:text=Pendekatan%20pembelajaran%20adalah
%20titik%20tolak,pembelajaran%20dengan%20cakupan https://catarts.wordpress.com/2012/04/16/
pendekatan-pembelajaran-cbsa/%20teoretis%20tertentu.sitas123.com/news/pengertian-dan-jenis-
jenis-pendekatan-pembelajaran

https://www.gramedia.com/literasi/pendekatan-saintifik/

Anda mungkin juga menyukai