Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ika Juliana Wandha Sari

Nim : 225800013

RESUME MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

• Pengertian Belajar Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu
pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.Kata pembelajaran berasal dari kata ‘ajar’ yang
artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui. Kemudian, kata tersebut
ditambahkan awalan ‘pe’ dan akhiran ‘an’ sehingga menjadi pembelajaran.Sehingga, pengertian
pembelajaran adalah perbuatan, upaya, cara mengajar yang dilakukan oleh pendidik untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Selain itu, pembelajaran diartikan juga sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada lingkungan belajar.

diketahui bahwa belajar adalah proses mendapatkan ilmu sehingga ada perubahan dari sebelumnya.
Sedangkan, pembelajaran adalah proses antara peserta didik dan sumber belajarnya.Sehingga,
perbedaan belajar dan pembelajaran adalah belajar akan berhasil jika siswa secara aktif melakukan
proses belajar dengan berinteraksi dengan sumber belajar. Sedangkan, pembelajaran adalah sistem
yang membantu siswa belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

• Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan seperangkat cara yang dilakukan guru untuk menyampaikan materi
agar dapat lebih mudah diserap dan dipahami oleh siswa untuk mencapai hasil akhir di atas
maksimum belajar.

Menurut pendapat ahli, J. R. David 1976 Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Terdapat pada
power point teman kami yang membahas tentang "Strategi Belajar" ada beberapa macam strategi
belajar yaitu diantaranya;

1. Exposition

2. Discovery

3. Individual

4. Groups

Sedangkan strategi belajar dibedakan menjadi 2 yaitu, Deduktif dan Induktif yang berarti Pendekatan
deduktif menekankan kajian konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoretis, berdasarkan
prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah. Misalnya, siswa mempelajari konsep dan prinsip yang ada pada
buku-buku pelajaran. Pendekatan induktif menekankan kajian bukti- bukti empiris dari konsep dan
prinsip pengajaran.Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal:

(1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku kepribadian
peserta didik yang diharapkan;

(2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat;

(3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya; dan

(4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan
sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar
mengajar

Pasalnya, strategi pembelajaran itu juga diartikan sebagai suatu set materi dan prosedur
pembelajaran untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Dalam implementasinya, strategi
pembelajaran terdiri dari berbagai macam teknik dan metode belajar, contohnya membaca,
mengingat, mengulang, dan menerapkan informasi.Kesimpulannya, maksud dari strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan, yang termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dapat dicapai secara efektif dan efisien.Selain itu terdapat juga macam
macam strategi pembelajaran diantara lain;

- Strategi Pembelajaran Inkuiri.

- Strategi SPBM.

- Strategi Koperasi (DSS).

- Strategi Peningkatan Keterampilan Berpikir (SPKB).

- Strategi Pembelajaran Cooperative Script.

- Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek.

- Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Dari pendapatan para ahli dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan
untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandagan falsafah atau teori
belajar tertentu.

• Hakikat Belajar Pembelajaran


Hakikat berarti kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya, seakar dengan kata al- Haqq, “reality“,
absolut adalah kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendensi dan teologis. Dalam
kepustakaan sufi, hakikat berarti persepsi atas realitas menurut pengetahuan mistik.Sedangkan
hakikat belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Belajar juga dapat dipandang sebagai proses yang mengarahkan kepada pencapaian atau tujuan yang
di proses melalui berbagai pengalaman yang diciptakan oleh pendidik.

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut : (1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan
tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap
(afektif). (2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

Dengan demikian, secara umum ada tiga tujuan pembelajaran, yaitu : 1. Untuk mendapatkan
pengetahuan. 2. Untuk menanamkan konsep dan pengetahuan, dan 3. Untuk membentuk sikap atau
kepribadian. Pembentukan ini tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus terencana dan
teroganisir secara sistematis.

• Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerakan didalam diri mahasiswa yang menimbulkan
kegiatan belajar atau proses pembelajaran yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kepada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh subjek belajar dapat tercapai dengan
baik (Masni, 2015).

Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai”.

Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a. Menyadarkan kedudukan siswa pada awal belajar, proses dan hasil belajar.

b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.

c. Mengarahkan kegiatan belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, motivasi dibedakan menjadi 2 jenis tingkat kekuatan, yaitu: motivasi
primer dan motivasi sekunder.Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif
dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip
pendapat Mc. Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif
dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.Motivasi
sekunder adalah motivasi yang dipelajari, motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi
dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi
sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar secara
sadar dan sengaja timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil dan mencapai tujuan yang diinginkan.

• Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)

Secara etimologi, andragogi berasal dari bahasa latin “andros” yang berarti orang dewasa dan
“agagos” yang berarti membimbing. Secara sederhana dapat dikatakan andragogi adalah seni
pengetahuan untuk membimbing orang dewasa belajar.Orang dewasa memiliki pengalaman hidup
dan kemandirian dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat disamakan antara yang satu
dengan yang lainnya. Untuk itu, strategi pembelajaran orang dewasa (andragogi’s learning strategy)
dalam pelatihan perlu disiasati oleh widyaiswara. Menurut Nata (2005), pendidikan atau usaha
pembelajaran bagi orang dewasa memerlukan pendekatan dan strategi khusus, serta memiliki
pegangan kuat dalam konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa
sebagai peserta didik (peserta pelatihan).

Pembelajaran bagi orang dewasa merupakan suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk
bertanya, dan dapat belajar secara kontiniutas sepanjang hayatnya. Pada sisi lain, belajar bagi orang
dewasa adalah terkait dengan bagaimana mereka mampu mengarahkan diri untuk bertanya dan
mencari jawaban. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran pedagogi (pendidikan anak-anak).
Menurut Suprijanto (2007), Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan
peniruan, sementara pendidikan bagi orang dewasa adalah pengarahan diri sendiri untuk dapat
mengatasi masalah.

Adanya konsep tersebut, seorang widyaiswara mestinya dapat mengenal dan mengtahui ciri-ciri
belajar orang dewasa sebelum merancang strategi pembelajaran. Menurut Yusri (2013), ada beberapa
ciri pembelajaran orang dewasa, di antaranya adalah

(1) motivasi belajar berasal dari dirinya sendiri,

(2) dapat belajar jika bermanfaat bagi dirinya,

(3) akan belajar jika pendapatnya dihormati,

(4) adanya saling kepercayaan anatara pembimbing dengan peserta pelatihan,

(5) mengharapkan suasan belajar yang menantang dan menyenangkan

Dalam pembelajaran orang dewasa,banyak metode yang diterapkan.Untuk memberhasilkan


pembelajaran semacam ini,apapun metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan faktor
sarana dan prasarana yang tersedia untukmencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni agar peserta
dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu.Merupakan suatu kekeliruan besar bilamana
dalam hal ini,pembimbingsecara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya karena
faktorpertimbangannya sendiri yakni menggunakan metode yang dianggapnya paling mudah,atau
hanya disebabkan karena keinginannya dikagumi oleh peserta di kelas itu ataupun mungkin ada
kecenderungannya hanya menguasai satu metode tertentu saja.Sejalan dengan itu,menurut Lunandi
(1987, 26).

Pembelajaran orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang
dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

Adapun manfaat yang didapatkan adalah meningkatkan percaya diri untuk mempresentasikan materi,
interaksi antar peserta didik semakin meningkat, saling bekerja sama, tanggung jawab terhadap
masalah yang dihadapinya serta mampu adaptasi terhadap permasalahan yang ada.Tujuan
pembelajaran orang dewasa adalah mendorong perkembangan aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan agar perguruan tinggi mampu berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

• Kesulitan Dalam Belajar

Kesulitan belajar atau learning disability adalah kondisi yang dialami oleh siswa yang ditandai adanya
hambatan-hambatan tertentu dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh
banyak faktor, bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi bisa juga merujuk pada
masalah psikologis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam aktivitas mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, menalar atau menghitung.

Kesulitan belajar siswa bermacam-macam baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran,
atau keduanya. Setiap siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang
memuaskan. Namun kenyataannya, siswa memiliki perbedaan, baik dalam hal kemampuan
intelektual, maupun fisik, latar belakang keluarganya, kebiasaan maupun pendekatan belajar yang
digunakan. Perbedaan itulah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa sehingga
menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Menurut Subini (2011), kesulitan belajar adalah kesukaran yang dialami peserta didik dalam
menerima dan menyerap pelajaran. Beragam bentuk kesulitan belajar yaitu belajar dalam aktivitas
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar dan menghitung.

Menurut Utami (2020:96-97), kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa dimana proses belajar
yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana
siswa tidak dapat belajar dengan mestinya. Hambatan ini berasal dari dalam maupun dari luar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah faktor intern meliputi : kondisi kesehatan,
minat, bakat, motivasi, kebiasaan belajar. faktor ekstern meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat.

Menurut Mulyono (2012), kesulitan belajar secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1.Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (development learning disabilities).
Kesulitan ini mencangkup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan berpikir.

2.Kesulitan belajar akademik (academic learning), yang mencangkup kesulitan membaca, menulis dan
berhitung atau matematika.

Upaya mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar sebagaimana dari faktor internal dan faktor ekternal, kesulitan belajar sendiri bisa mencari
data dari guru mata pelajaran kenapa siswa sulit untuk belajar.Berikut adalah cara mengatasi
kesulitan belajar yaitu;

- Mengulangi kembali pembelajaran

- Membuat tempat belajar lebih kondusif

- Suasana yang kondusif

- Membuat rangkuman pembelajaran (Agar lebih mudah saat belajar)

- Tempat yang nyaman

- Membuat kelompok belajar (Agar lebih semangat dan giat saat belajar)

- Jangan belajar saat situasi terdesak

Anda mungkin juga menyukai