Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dealy Cintia Wulur

Stambuk : A42119 153


Kelas : C PJKR 19

Resume Mk : Strategi Pembelajaran Penjas.

Pengertian belajar dan mengajar

Belajar merupakan aktivitas sadar yang dilakukan seseorang sehingga mengubah


pemahaman dan perilaku seseorang yang dilakukan dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan.
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang harus di lakukan guru dalam memindahkan
pengetahuan (knowing), keterampilan (skills), dan nilai (value) kepada siswa. Mengajar
merupakan se-buah kata kerja yang mengindikasikan tugas guru ini sebagai sebuah pelaku aktif.
Dengan demikian mengajar juga merupakan perilaku sadar dan aktif yang dilakukan oleh
seorang guru. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar di kelas
hendaknya menguasai konsep mengajar dengan baik. Apabila seorang guru keliru dalam
memahami serta mengimplementasikan konsep pengajaran, maka yang menjadi korban adalah
siswa-siswinya.

Mengajar bukanlah perkara yang sederhana dan mudah. Terlebih di masa sekarang,
mengajar harus menjangkau setiap potensi yang dimiliki siswa. Mengajar yang hanya
mementingkan materi hanya akan menciptakan manusia pintar tetapi tanpa nurani. Oleh karena
itu, tugas guru dalam mengajar tidak hanya menyampaikan materi pelajaran agar siswa
menguasainya. Guru juga membagikan serta melatih nilai-nilai yang terkandung dalam materi
pelajaran tersebut, agar melekat dalam diri siswa dan menjadi karakter baik dalam diri siswa.
Belajar idealnya selain harus dilakukan dengan penuh kesadaran, juga harus dilaksanakan dalam
konteks mengalami. Mengalami tidak hanya melibatkan aktivitas mental, tetapi juga emosional,
dan sosial. Aktivitas ini menyadarkan kita bahwa belajar juga menuntut kehadiran lingkungan
baik fisik maupun nonfisik. Lingkungan fisik meliputi sumber belajar buku, kamus, dsb.
Lingkungan nonfisik meliputi motivasi belajar, cita-cita, suasana belajar, dsb. Proses belajar
mengajar seperti itu mestinya diterapkan tidak hanya pada jenjang pendidikan dasar tetapi juga
pendidikan menengah bahkan pendidikan tinggi.

Pengertian strategi pembelajaran


Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk
mencapai kemenangan dalam suatu peperangan (Masitoh dan Laksimi Dewi, 2009:37). Istilah
strategi pada mulanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan
seluruh kekuatan militier untuk memenangkan suatu peperangan. Saat ini strategi digunakan
dalam banyak bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Pada dimensi pelaksanaan strategi pembelajaran merupakan upaya yang
strategis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyelaraskan konsistensi
komponen-komponen pembelajaran untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pembelejaran dan
meningkatkan kualitas hasil belajar. Pada dasarnya strategi tersebut adalah suatu pola yang
direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.
Dihubungkan dengan pembelajaran berarti pola-pola umum kegiatan guru-guru dididik dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat
strategi dasar dalam pembelajaran yang harus diketahui oleh guru, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku peserta


didik yang diharapkan,
2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran,
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap
efektif, dan
4. Menetapkan norma atau kinerja keberhasilan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat
dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.

Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran

1. Pendekatan
Merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Roy Killen
dalam Sanjaya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang
berpusat pada guru menunjukan strategi pembelajaran langsung pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekpositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuri serta strategi pembelajaran
induktif (Wina Sanjaya, 2008:127).
2. Metode
Merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Jadi strategi
merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah
cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
3. Teknik
Adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Teknik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode
tertentu.

Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih strategi pembelajaran.

1. Indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran


2. Materi ajar atau materi pembelajaran
3. Karakteristik anak sebagai peserta didik.
4. Media pembelajaran

Pembelajaran dan komponennya

Kata pembelajaran mengandung arti “proses membuat orang melakukan proses belajar
sesuai dengan rancangan” (Udin S Winatapura, 1994:2). Perubahadan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap penerimaan
atau penghargaan. Perubahan tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan atau
perbuatannya. Siswa tidak dianggap sebagai objek yang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan
guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sesuai dengan bakat, minat, dam
kemampuan yang dimilikinya. Prinsip pembelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berhubungan satu sama lain. Begitu pula dengan prinsip kolerasi dalam pelaksanaannya erat
sekali hubungannya dengan prinsip peragaan, motivasi, dan lingkungan.

Manusia lahir ke dunia dalam suatu lingkungan dengan pembawaan tertentu.


Pembawanaan positif tidak spesifik, melainkan bersifat umum dan dapat berkembang menjadi
bermacam-macam kenyataan interaksi dengan lingkungan. Pembawaan menetukan batas-batas
kemungkinan yang dapat dicapai seseorang. Ssiwa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Metode
mengajar lebih menekankan keaktifan siswa antara lain eksperimen, proyek, demonstrasi,
sosiodrama, kerja kelompok, penugasan, diskusi, karyawisata, dan drill. Motivasi dalam belajar
merupakan hal yang menunjang keaktifan siswa. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya
kecenderungan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Dilihat dari proses
timbulnya motivasi, maka motivasi belajar itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
insintrik (dalam) dan eksentrik (luar).

Paradigma pembelajaran aktif

Konstruktivisme atau filsafat konstruktivisme diperkenalkan pertama kali oleh Jean


Piaget. Piaget (1954) menuliskan, “Constructivism is a theory on learning, which suggests that
people acquire knowledge by experiencing things and in conjunction with knowledge that they
already
possess, "construct" their own understanding of these things.” Gagasan Piaget tersebut
mengindidkasikan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang,
melainkan secara aktif dibentuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang telah ada. Belajar
melalui pendekatan konstruktivistik menjadikan siswa sebagai subyek atau pemain utama. Siswa
tersebutlah yang men-generate pengetahuan yang dipelajari agar bermakna (teori Ausubel).
Belajar kostruktivis merupakan proses pengelolaan pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut
menjadi “milik” siswa yang belajar. Menjadi “milik” disini berarti pengetahuan sebagai akibat
olahan siswa tersebut, dimaknai secara lebih pribadi oleh siswa tersebut.

Proses pemaknaan antara satu siswa dengan siswa yang lain dapat terjadi berbeda-beda
dan sangat bergantung pada cara siswa tersebut membangun dan mengelola sistem
pengetahuannya. Tentu saja makna yang dihayati oleh siswa tidak berbeda dari konsep
pengetahuan tersebut. Berdasarkan keempat prinsip tersebut terlihat bahwa pembelajaran
konsruktivistik lebih menekankan pada proses yakni proses mental individu atau siswa. Dengan
kata lain, pembelajaran konstruktivistik lebih menekankan proses dan tidak berorientasi hasil.
Berdasarkan prinsip pembelajaran tersebut, George W. Gagnon, Jr. and Michelle Collay, seper-ti
dikutip Gao, S., Coldwell‐Neilson, Jo., & Goscinski, A. (2013) menuliskan langkah
pembelajaran konstruktivistik terdiri dari situation, grouping, bridge, question, exhibit, dan
reflection.

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran berbasis taksonomi pembelajaran sains merupakan strategi pembelajaran yang


dapat diterapkan pada semua bidang ilmu. Pembelajaran ini bahkan sangat strategis diterapkan
pada jenjang pendidikan dasar terutama di jenjang Sekolah Dasar. Selain mampu
mengembangkan kemampuan kognitif, pembelajaran yang menyasar pada lima domain hasil
belajar ini mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan potensi
siswa.

Metode Pembelajaran Aktif

Metode Direct Instruction

Metode Direct Instruction merupakan sebuah metode kuno yang sering digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Cara penyampaian metode ini mirip dengan metode ceramah. Namun
secara substansi, metode Direct Instruction tidak dapat disamakan dengan metode ceramah.
Metode Direct Instruction lebih menekankan pada kegiatan pembelajarannya yang diinstruksikan
oleh gurunya. Dengan demikian tidak ada batasan, bahwa metode Direct Instruction tidak dapat
dapat digunakan pada pendekatan student centered.

Metode Penyelidikan (Investigasi)

Investigasi adalah suatu cara menyampaikan materi pelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan berbagai kegiatan untuk menemukan hasil yang tepat. Investigasi erat kaitannya
dengan proses mencari tahu. Pada metode investigasi, guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Sebagai fasilitator, guru bertugas untuk memberikan layanan media pembelajaran dan
sumber belajar kepada siswa agar siswa mampu menemukan penyelesaian atas persoalan yang
diajukan.

Metode Praktikum

Praktikum atau metode praktikum merupakan metode pembelajaran yang sering


digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan metode ini menuntut peran serta siswa
secara penuh. Kesiapan siswa dalam pembelajaran sangat dituntut agar penerapan metode ini
berhasil dengan baik. Praktikum secara harfiah berarti mengerjakan atau melakukan. Dari
pengertiannya, praktikum mengandaikan sebuah kegiatan yang mementingkan proses. Selain itu,
keaktifan siswa juga menjadi faktor utama dalam keberhasilan menggunakan metode ini.

Resume Makalah Kelompok 3 (Strategi Pembelajaran Penjas)

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang
telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien. Pembelajaran dapat dipandang melalui dua sudut, yang pertama
pembelajaran merupakan suatu sistem. Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
terstruktur antara lain tujuan pembelajaran, media pembelajaran, strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran, perorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran
berupa remedial dan pengayaan. Pembelajaran hakekatnya adalah kegiatan guru dalam mendidik
siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran bertujuan untuk membentuk siswa dalam kondisi
belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang
dilakukan, yaitu fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba,
menduga, dan menemukan. Sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar adalah kontradiksi dari
aktivitas tersebut, mereka hanya berdiam diri, pasif dan hanya menerima materi.

Metode pembelajaran aktif didasarkan oleh asumsi bahwa setiap orang belajar dengan
cara yang berbeda. Metode aktif learning merupakan cara pandang yang menganggap mengajar
sebagai kegiatan yang mengembangkan inisiatif dan kemauan belajar siswa selama hidupnya
(Hamndani, 2010). Rosada (2007) juga mengemukakan bahwa pembelajaran aktif adalah belajar
yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses informasi dari berbagai sumber seperti
buku teks, perpustakaan, internet, atau sumber belajar lainnya dengan tujuan untuk menambah
pengalaman dan pengetahuan serta untuk melatih kemampuan analitis dan sintesis siswa.

Peran guru dalam pembelajaran aktif ialah sebagai pelaku dalam membantu siswa untuk
membawa siswa kepada pengalaman yang berkesan terhadap pembelajaran dengan kata lain guru
adalah fasilitator, mediator, pembimbing dan pengaruh siswa. Kelebihan pembelajaran aktif
dapat menjadi acuan terpenting dimana melibatkan siswa penuh dalam pembelajarannya
sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari pengalamannya mencari tahu dan menemukan
solusi atas sebuah permasalahan. Pada dasarnya pembelajaran aktif memiliki kesamaan dengan
model pembelajaran self discovery learning, yakni suatu pembelajaran yang menuntut siswa
untuk dapat mengambil kesimpulan sendiri dari apa yang dipelajari sehingga bisa dijadikan
sebagai nilai baru. Di dalam pembelajaran aktif guru diharuskan lebih memposisikan dirinya
sebagai seorang fasilitator, yang memiliki tugas untuk memberikan kemudahan dalam belajar (to
facilitate of learning) kepada para siswa. Siswa harus terlibat dan ikut aktif dalam pembelajaran,
sedangkan guru akan lebih banyak dalam memberikan sebuah arahan serta bimbingan, dan harus
mampu mengatur sirkulasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai