Anda di halaman 1dari 19

OLEH KELOMPOK 4

KELOMPOK 4
Dearmaini Sitorus 7213142005
Hary Wahid Pratama 7212242004
Nadya Zafira Nasution 7213142014

MATA KULIAH : STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


DOSEN PENGAMPU : -CHOMS GARY GT SIBARANI, S.E.,
S.PD., M.SI., AK. CA
-JABAL AHSAN, S.PD., M.PD.
01 03
PENGERTIAN JENIS
PENDEKATAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN

02
FUNGSI
PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa
pendekatan pembelajaran menggambarkan suatu
model yang digunakan untuk mengatur pencapaian
tujuan kurikulum dan memberi petunjuk kepada
guru mengenai langkah-langkah pencapaian tujuan
itu

Ahmad Sudradjat (2008),Pendekatan


pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasu, menguatkan dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan tertentu.
Merupakan pedoman dalam penyusunan metode pengajaran yang akan digunakan.

Sebagai garis rujukan pelaksanaan proses belajar mengajar.

Sebagai tolak ukur penilaian proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Sebagai aspek pendiagnosis masalah pembelajaran yang timbul.

Merupakan titik untuk melakukan penelitian dan pengembangan proses pembelajaran


Teacher Centered Learning

pusat proses ajar berada pada guru. Siswa dianggap


sebagai objek ajar, sementara guru sebagai subjek yang
serba tahu dan satu-satunya sumber informasi.
JENIS PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Student Centered Learning

menempatkan siswa sebagai subjek yang mandiri dan


aktif, serta bertanggung jawab terhadap proses
pembelajaran. Sementara pengajar tidak lagi menjadi
pusat segala informasi di kelas, melainkan sebagai
mitra belajar atau fasilitator.
PAIKEM merupakan strategi Strategi PAIKEM mengupayakan
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang aktif yakni
peserta didik (student centered pembelajaran yang mengoptimalkan
learning). Dalam penerapan strategi proses pembelajaran. Pembelajaran
pembelajaran ini, guru berperan sebagai yang inovatif yakni pembelajaran yang
fasilitator yaitu memfasilitasi peserta mendorong aktivitas belajar yakni
didik untuk belajar. Pengetahuan kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal
diperoleh peserta didik berdasarkan yang baru, bukan saja oleh guru sebagai
pengalamannya sendiri, bukan fasilitator belajar, tetapi juga oleh siswa
ditransfer pengetahuan dari guru. yang sedang belajar. Pembelajaran
kreatif mendorong siswa untuk lebih
bebas mempelajari makna yang dia
pelajari dan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir
siswa.
Dari hubungan kehadiran situasi
kehidupan nyata dalam pembelajaran
Sanjaya (2006: 253), bahwa dengan menggunakan pendekatan
pendekatan kontekstual atau kontekstual inilah diharapkan dapat
Contextual Teaching and Learning memunculkan dan meningkatkan
(CTL) adalah suatu strategi kemampuan koneksi matematis baik itu
pembelajaran yang menekankan pada yang berkaitan dengan antarkonsep
proses keterlibatan peserta didik matematika maupun matematika dengan
secara penuh untuk dapat menemukan kehidupan seharihari.Dari pemberian
materi yang dipelajari dan masalah yang tidak rutin juga
menghubungkannya dengan situasi diharapkan kemampuan matematis
kehidupan nyata, sehingga mendorong dapat meningkat, sebagaimana bahwa
peserta didik untuk dapat permasalahan yang diberikan kepada
menerapkannya dalam kehidupan peserta didik bukanlah soal yang biasa
mereka. ditemuinya, melainkan terdapat
tantangan dalam memilih dan menyusun
strategi pemecahan masalah
Menurut Zahorik (1995:14-22), 3. Pemahaman pengetahuan
terdapat lima elemen yang harus (understanding knowledge),
diperhatikan dalam praktek 4. Mempraktekkan pengetahuan dan
pembelajaran konstektual, yaitu: pengalaman tersebut (applying
knowledge).
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah 5. Melakukan refleksi (reflecting
ada (activating knowledge). knowledge) terhadap strategi
2. Pemerolehan pengetahuan baru pengembangan pengetahuan tersebut.
(acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari secara keseluruhan dulu,
kemudian memperhatikan detailnya.
1. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Siswa dipandang sebagai objek
pembelajaran dan subjek yang belajar,
Menurut Aqib (,2002: 67), CBSA adalah sedangkan titik berat proses
suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran adalah pada keaktifan
yang menitikberatkan pada keaktifan siswa dan keaktifan guru. Peran dan
siswa dalam proses pembelajaran fungsi guru secara aktif dan kreatif.
melalui asimilasi dan akomodasi kognitif dan Kadar CBSA terletak pada banyak
untuk mengembangkan pengetahuan, keaktifan dan keterlibatan siswa dalam
tindakan, serta internalisasi nilai-nilai proses belajar-mengajar dilihat dari
dalam pembentukan sikap. segi masukan, proses, dan produksi.
Pendekatan keterampilan proses adalah
2. Pendekatan Proses pendekatan pembelajaran yang
bertujuan mengembangkan kemampuan
Penggunaan pendekatan keterampilan fisik dan mental sebagai dasar untuk
proses berdasarkan pertimbangan mengembangkan kemampuan yang lebih
bahwa pembelajaran adalah proses tinggi pada diri siswa dalam rangka
interaksi antara siswa dan guru, proses menemukan fakta dan konsep serta
mengalami secara langsung melalui menumbuhkan kembangkan sikap dan
interaksi dengan lingkungan, proses nilai. Melalui pendekatan keterampilan
untuk mengembangkan kemampuan proses hendak dikembangkan
dasar, dan belajar bagaimana belajar kemampuankemampuan mengamati,
untuk memperoleh hasil belajar yang mengelompokkan, memproyeksikan,
baik. menerapkan, menganalisis, melakukan
penelitian sederhana, dan
mengkomunikasikan hasil.
Pendidikan kecakapan hidup harus
3. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life terefleksikan dalam kegiatan
Skills Education) pembelajaran, pada seluruh mata
pelajaran. Kita ingat bahwa pada setiap
Pendidikan kecakapan hidup (life skills) kegiatan pembelajaran mengembangkan
adalah pendidikan yang memberikan tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek
kecakapan personal, kecakapan sosial, efektif, dan aspek konatif. Ketiga
kecakapan intelektual, dan 11 kecakapan aspek tersebut dikembangkan secara
vokasional untuk bekerja atau usaha integral, sehingga siswa memiliki
mandiri (UURI No. 20 Th. 2003; pasal kemampuan yang integratif dan
26, ayat 3). komprehensif, sebagai keterampilan
bagi bekal hidupnya.
4. Pembelajaran Inkuiri (Inquiry- Pembelajaran berbasis inkuiri ini
Based Learning) dimulai dari suatu permasalahan dalam
disiplin ilmu, sehingga memotivasi siswa
Tujuan utama dari pendekatan inkuiri untuk mencari pemecahannya. Langkah
adalah membantu siswa mengembangkan kegiatan yang dilakukan dalam inkuiri
disiplin intelektual dan keterampilan terdiri atas: perumusan masalah;
yang diperlukan. Disiplin intelektual dan pengembangan hipotesis; pengumpulan
keterampilan tersebut dilatih dengan data; pengolahan data; uji hipotesis;
memberikan pertanyaanpertanyaan dan dan penarikan kesimpulan.
memberikan jawaban atas dasar
keingintahuan mereka. Inkuiri juga
bertujuan agar siswa memperoleh
pengetahuan baru dari hasil gagasan
yang ditemukan siswa.
5. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbaissi masalah adalah
(Problem-Based Learning) pembelajaran melalui pemecahan
masalah. Langkah jegiatan
Kegiatan belajar melalui pemecahan pembelajaran dilakukan melalui atas
masalah bermanfaat untuk lima tahap kegiatan, yaitu: identifikasi
mengembangkan kemampuan peserta masalah; pengembangan alternatif;
didik dalam mengidentifikasi, 13 pengumpulan data untuk menguji
mengembangkan kemampuan berfikir alternatif; pengujian alternatif; dan
alternatif, dan kemampuan mengambil pengambilan keputusan.
keputusan berdasarkan alternatif yang
tersedia. Kemampuan-kemampuan ini
adalah kemampuan yang melibatkan
keterampilan proses tinggi.
6. Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative-Learning) Pembelajaran ini mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran melalui pemecahkan
strategi belajar mengajar yang masalah. Siswa secara bekerja sama
menekankan pada sikap atau perilaku dalam kelompoknya untuk menemukan
bersama dalam bekerja atau membantu dan merumuskan alternatif pemecahan
di antara sesama dalam struktur masalah, pada materi yang dihadapi.
kerjasama yang teratur dalam Untuk melaksanakan pembelajaran ini,
kelompok, yang terdiri atas dua orang guru perlu mempersiapkan dan
atau lebih. Strategi ini menempatkan merencanakannya dengan matang, agar
siswa sebagai bagian dari suatu sistem siswa dapat berinteraksi satu sama lain.
kerjasama dalam mencapai hasil belajar
yang optimal.
Nilai matematika yang diperoleh sebagian besar siswa di SMA Islam Gamping tidak
memuaskan atau berada cukup jauh dibawah nilai standar kelulusan mata pelajaran. Kondisi
ini diperburuk lagi dengan alat bantu pembelajaran matematika misalnya media pembelajaran
matematika atau alat peraga belum digunakan secara optimal. Siswa hanya mendapatkan
informasi atau pengetahuan tentang matematika dari penjelasan yang diberikan oleh guru
ketika berada di kelas. Selain itu, kemampuan siswa dalam menerima dan memahami
penjelasan guru matematika juga masih rendah, hal ini terlihat dari hasil evaluasi semester 1
yang rendah sehingga perlu dilakukan remedial agar siswa dapat mencapai standar kelulusan.
Melihat permasalahan di atas, maka perlu diberikan solusi pembelajaran yang menyenangkan
bagi siswa di SMA Islam Gamping agar mereka memiliki motivasi dan kemaun untuk belajar
matematika. Jika motivasi dan kemaun belajar ini timbul, maka akan meningkatnya nilai
belajar akan mengikuti. Permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh SMA Islam Gamping
ini harus diselesaikan, sehingga siswa dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar
matematika. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang
penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika di SMA Islam
Gamping, khususnya pembelajaran matematika dikelas XI.
Solusi yang di berikan adalah penerapan pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan kontekstual yang terdiri dari tujuh komponen pokok yaitu: konstruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.
Materi yang dipelajari pada siklus I ini adalah Komposisi Fungsi. Siklus I dilaksanakan selama
dua kali pertemuan tatap muka atau 4 jam pelajaran, kemudian dilakukan siklus II Dimana
pada Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini mengacu pada hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif
dengan sedikit modifikasi dari metode pada siklus I yaitu dengan mengkondisikan kelas
terlebih dahulu pada awal pembelajaran dan menambah jumlah kelompok yang presentasi.
Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dua kali pertemuan tatap muka atau empat jam
pelajaran dengan materi yang diajarkan adalah Nilai Komposisi Fungsi. Pada siklus II ini,
peneliti berperan sebagai guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari.
Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran matematika tidak berkenan mengajar selama
penelitian dilaksanakan. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yang telah dibimbing
sebelumnya oleh peneliti. dan Motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Islam I Gamping
meningkat dengan diterapkannya pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil wawancara dengan siswa dan diperkuat oleh guru mata
pelajaran.
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran
menggambarkan suatu model yang digunakan untuk mengatur pencapaian tujuan
kurikulum dan memberi petunjuk kepada guru mengenai langkah-langkah
pencapaian tujuan itu. Salah satu fungsi pendekatan dalam pembelajaran
merupakan pedoman dalam penyusunan metode pengajaran yang akan digunakan.
Ada dua jenis pendekatan pembelajaran ada Teacher Centered Learning dan
Student Centered Learning. PAIKEM merupakan strategi pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik (student centered learning).
Sekian &
terima kasih !

Anda mungkin juga menyukai