Anda di halaman 1dari 11

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

MID SEMESTER

Nama : Beri Prima

NIM : 12001259

Tahun/Semester : 2021-2022/V

Mata Kuliah : Administrasi Supervisi Pendidikan

Kelas : 3.G. PAI FTIK.

Waktu : Selasa, 23 Nopember 2021, Jam. 09.40-11.10. Wib.

Dosen : Dr. Suhra Wardi. M.Si.

Jawablah Pertanyaan berikut ;

1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Supervisi Akademik.


2. Deskripsikan apa yang diamksud dengan Supervisi Manajerial.
3. Kaji pembelajaran yang menggunakan strategy Ekspositori
4. Analisis pembelajaran yang menggunakan strategy Inkuiri
5. Jelaskan model pembelajaran Konstekstual ( Contextual Teaching and Learning).

Mahasiswa yang sudah selesai, segera kirim jawaban ke email:


suhrawardi6450@gmail.com. Jawaban diketik.
JAWABAN

1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Supervisi Akademik.


Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi
nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya
dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh
guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan
akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran
Supervisi akademik berpusat pada masalah pembelajaran peserta didik. Supevisi ini
dilakukan oleh kepala madrasah untuk mengetahui kemampuan mengajar guru yang
kemudian akan diberikan bimbingan. Sehingga poin dari supervisi akademik adalah bukan
untuk menilai perfoma guru akan tetapi, memberikan bimbingan kepada guru. Tujuan
supervisi akademik adalah, membantu guru mengembangkan ompetensinya,
mengembangkan kurikulum,dan mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing
penelitian tindakan kelas Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar
(essential function) dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi
sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

2. Deskripsikan apa yang diamksud dengan Supervisi Manajerial


Supervisi manajerial merupakan kegiatan supervisi berkenaan dengan aspek pengelolaan
sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang
mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, dan sumber daya lainnya. Berubahnya
kurikulum dari KTSP 2006 ke KTSP 2013 secara langsung menuntut peningkatan fungsi
supervisi manajerial seorang pengawas. Dengan munculnya manajemen perubahan yang
harus dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas harus melakukan pendampingan secara
efektif sebagai wujud tajamnya supervisi manajerial dengan target berlangsungnya
perubahan-perubahan di sekolah dengan baik untuk implementasi kurikulum 2013.
Ruang lingkup supervisi manajerial terdiri dari pemantauan, penilaian, dan pembinaan.
Metode utama yang mesti dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam supervisi
manajerial adalah monitoring dan evaluasi. Tetapi metode lainnya dapat digunakan sesuai
dengan kondisi sekolah dan masalah yang akan dipecahkan di sekolah.

3. Kaji pembelajaran yang menggunakan strategy Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen
dalam buku Hamruni menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung. Hal ini karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.
siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pembelajaran seakan-akan sudah
jadi.
Strategi ekspositori dapat dikatakan sebagai satu-satunya strategi yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, yang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan siswa. Dari paparan tersebut dapat diketahui
bahwa strategi ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru atau
pendidik dengan cara memberikan penjelasan terlebih dahulu berupa definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh- contoh latihan dalam pemecahan masalah
dalam bentuk ceramah, demonstrasi, Tanya jawab dan penugasan. Dalam menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
setiap guru. Prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Berorientasi pada tujuan


Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan cirri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun bukan berarti proses
penyampaian materi tersebut tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu, sebelum strategi
ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas
dan terstruktur.

2) Prinsip komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang(sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
sebagai penerima pesan.

3) Prinsip kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, kesiapan merupakan salah satu hokum belajar. Inti
dari hokum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat setiap
stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin
setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya
belum memiliki kesiapan

4) Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, tapi
juga untuk waktu selanjutnya.

4. Analisis pembelajaran yang menggunakan strategy Inkuiri


Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
a) Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara mak-simal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.Kedua, seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu
yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Dengan de-mikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sum-ber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara gu-ru
dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik berta-nya merupakan
syarat utama dalam melakukan inkuiri.Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut
untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pem-belajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam
strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

b) Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri


1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru
sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5) Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya.

c) Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri


Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan
kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam
rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan
siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengala-man. Dengan demikian, setiap
individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis
yang rasional dan logis.
4) Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-merlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tu-gas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-perta-nyaan yang dapat mendorong
siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan
berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.
Tidak apresiatif itu biasanya ditun-jukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam
belajar. Manakala guru me-nemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru
hendaknya secara terus-me-nerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mere-ka terangsang untuk berpikir.
5) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertang-gungjawabkan.
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena ba-nyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan ti-dak fokus pada masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk menca-pai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

d) Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial


Terjadinya ledakan pengetahuan, menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya
sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan
metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi
pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Strategi pembelajaran yang
dapat mengembangkan kemam-puan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok
sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society).
Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendi-dikan bertujuan untuk
mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi
kualitas kehidupan masyarakat. Karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang
memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di
masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun
pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya. Inkuiri sosial dapat dipandang
sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientsi kepada pengalaman siswa.
Ada tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial. Pertama, adanya aspek
(masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya
diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga,
penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis. Dari karakteristik inkuiri seperti yang
telah diuraikan di atas, maka tampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan
inkuiri pada umumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah-
masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat.

e) Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri


Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan,
karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1) Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
2) pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
3) Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
4) Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembang-an
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
5) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuh-an siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:

1) Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.

Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

5. Jelaskan model pembelajaran Konstekstual ( Contextual Teaching and Learning).


Model pembelajaran kontekstual merupakan model yang mengusahakan untuk membuat siswa
aktif dalam menggali kemampuan diri siswa dengan mempelajari konsep-konsep sekaligus
menerapkannya dan mengaitkannya dengan dunia nyata di sekitar lingkungan siswa. Sejalan
dengan itu, Elaine B. Jhonson (dalam Rusman, 2012:187) mengemukakan bahwa pembelajaran
kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyususn pola-pola yang
mewujudkan makna. Lebih lanjut lagi, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual
adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa berada.
Hal inilah yang mendasari bahwa model kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
baik untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. seperti yang kita ketahui, sejauh ini
pembelajaran yang biasa guru lakukan masih bersifat konvensional, monoton, dan masih terpusat
kepada guru saja. sehingga siswa tidak memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, dan
tidak diikut sertakan terlibat secara langsung dalam pemecahan masalah yang diberikan guru
pada proses pembelajaran. dengan demikian, siswa sekolah dasar khususnya cenderung diam,
terkadang terlihat mengantuk, kurang semangat dalam mengikuti pelajaran atau jenuh.
Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada intinya adalah
keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. artinya siswa
dihadapkan pada suatu persoalan yang biasa dihadapi di lingkungan, sehingga pada masanya
nanti siswa dapat mampu mengatasi persoalan-persoalan yang nyata yang dihadapi di
lingkungannya. Oleh sebab itu, melalui pembelajaran kontekstual, pembelajaran bukan suatu
transformasi pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa dengan cara menghafal beberapa
konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada
upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skiil) dari apa yang
dipelajarinya. Hal ini sangat erat kaitanya dengan tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan
pemerintah.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru pada penerapan model pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah
sebagai berikut di bawah ini.
1) Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya
untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta
siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian
memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya
yang baru saja ditemuinya.
2) Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan
yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
3) Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4) Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi, dan tanya
jawab.
5) Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang
sebenarnya.
6) Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
7) Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.
Dari ke-7 langkah tersebut di atas, guru dapat memodivikasi lebih sesuai dengan kebutuhan
siswa namun diharap jangan menghilangkan beberapa langkah yang sudah ada dengan urut-
urutan yang terpadu

Anda mungkin juga menyukai