0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan mid semester mata kuliah Administrasi Supervisi Pendidikan. Jawaban tersebut mencakup definisi supervisi akademik dan manajerial, analisis strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, serta penjelasan model pembelajaran kontekstual.
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan mid semester mata kuliah Administrasi Supervisi Pendidikan. Jawaban tersebut mencakup definisi supervisi akademik dan manajerial, analisis strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, serta penjelasan model pembelajaran kontekstual.
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan mid semester mata kuliah Administrasi Supervisi Pendidikan. Jawaban tersebut mencakup definisi supervisi akademik dan manajerial, analisis strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, serta penjelasan model pembelajaran kontekstual.
Waktu : Selasa, 23 Nopember 2021, Jam. 09.40-11.10. Wib.
Dosen : Dr. Suhra Wardi. M.Si.
Jawablah Pertanyaan berikut ;
1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Supervisi Akademik.
2. Deskripsikan apa yang diamksud dengan Supervisi Manajerial. 3. Kaji pembelajaran yang menggunakan strategy Ekspositori 4. Analisis pembelajaran yang menggunakan strategy Inkuiri 5. Jelaskan model pembelajaran Konstekstual ( Contextual Teaching and Learning).
Mahasiswa yang sudah selesai, segera kirim jawaban ke email:
1. Deskripsikan apa yang dimaksud dengan Supervisi Akademik.
Supervisi akademik adalah bantuan professional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat dan hati-hati serta umpan balik yang objektif dan segera. Dengan cara seperti ini guru akan menggunakan balikan dengan perbaikan mutu kerjanya. Nah Supervisi akademik ini juga merupakan serangkaian kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Supervisi akademik secara etimologi „supervisi‟ berasal dari kata „super‟ dan „vision‟ yang masing-masing kata itu berarti „atas‟ atau „penglihata’’. Supervisi atau pengawasan ini merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari upaya untuk meningkatan prestasi belajar peserta didik dan mutu pembelajaran yang berkaitan dengan kinerja guru. Menurut Sahertian dalam Dictionary of Education Good Carter bahwa supervisi ini adalah Usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran..
2. Deskripsikan apa yang diamksud dengan Supervisi Manajerial
Supervisi Manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Peran Pengawas dalam Supervisi Manajerial ini yaitu kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial ini yaitu: 1) Menjauhkan diri dari sikap otoriter 2) Mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis 3) Dilakukan secara berkesinambungan 4) Demokratis 5) Program harus integral 6) Komprehensif 7) Konstruktif 8) Objektif.
3. Kaji pembelajaran yang menggunakan strategy Ekspositori
Pembelajaran yang menggunakan strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut. Terdapat beberapa karakteristik dalam strategi pembelajaran ekspositori yang pertama dilakukan dengan cara penyampaian materi secara verbal. Kedua materi pembelajaran yang disampaikan sudah jadi. Ketiga tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi oleh siswa terhadap materi yang telah disampaikan..
4. Analisis pembelajaran yang menggunakan strategy Inkuiri
Pembelajaran yang menggunakan strategi inkuiri ialah pembelajaran yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Ciri dari strategi ini adalah menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Langkah yang meliputi strategi pembelajaran inkuiri secara umumnya meliputi hal sebagai berikut : O rientasi, Merumuskan Masalah, Hipotesis, Mengumpulkan Data, Menguji Hipotesis, dan Merumuskan Merumuskan kesimpulan nya.. 5. Jelaskan model pembelajaran Konstekstual ( Contextual Teaching and Learning). Model pembelajaran kontekstual merupakan model yang mengusahakan untuk membuat siswa aktif dalam menggali kemampuan diri siswa dengan mempelajari konsep-konsep sekaligus menerapkannya dan mengaitkannya dengan dunia nyata di sekitar lingkungan siswa. Sejalan dengan itu, Elaine B. Jhonson (dalam Rusman, 2012:187) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyususn pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut lagi, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa berada. Hal inilah yang mendasari bahwa model kontekstual (Contextual Teaching And Learning) baik untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. seperti yang kita ketahui, sejauh ini pembelajaran yang biasa guru lakukan masih bersifat konvensional, monoton, dan masih terpusat kepada guru saja. sehingga siswa tidak memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, dan tidak diikut sertakan terlibat secara langsung dalam pemecahan masalah yang diberikan guru pada proses pembelajaran. dengan demikian, siswa sekolah dasar khususnya cenderung diam, terkadang terlihat mengantuk, kurang semangat dalam mengikuti pelajaran atau jenuh. Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada intinya adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. artinya siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang biasa dihadapi di lingkungan, sehingga pada masanya nanti siswa dapat mampu mengatasi persoalan-persoalan yang nyata yang dihadapi di lingkungannya. Oleh sebab itu, melalui pembelajaran kontekstual, pembelajaran bukan suatu transformasi pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa dengan cara menghafal beberapa konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skiil) dari apa yang dipelajarinya. Hal ini sangat erat kaitanya dengan tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru pada penerapan model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut di bawah ini. 1) Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya. 2) Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru. 3) Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa. 4) Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi, dan tanya jawab. 5) Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya. 6) Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan. 7) Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya. Dari ke-7 langkah tersebut di atas, guru dapat memodivikasi lebih sesuai dengan kebutuhan siswa namun diharap jangan menghilangkan beberapa langkah yang sudah ada dengan urut- urutan yang terpadu