Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : Beri Prima


NIM : 12001259
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kode Mata Kuliah : PAI-6031
Jumlah SKS : 3 (Tiga) SKS
Semester/Kelas : 3 (Tiga) G
Dosen Pengampuh : Khairunnisyah, M.Pd

Take Home Test

Soal:
1. Jelaskan tentang bagaimana Islam memandang sebuah ilmu pengetahuan? Tuliskan
haditsnya beserta dengan terjemahan dan isi kandungan hadits!
2. Jelaskan isi kandungan hadits berikut ini!
‫لى ْالعا َ ِب ِد‬
َ ‫فضََ ُل ْالعا َ ِل ِم َع‬
ْ ‫س َّل َم‬ َ ‫ص َّل ى ا َّ <ُ َعل ْیََ ِھ َو‬َ <ِ َّ ‫سو ُل ا‬ ُ ‫َح َّد ثنَا َ َم ْك ُحول قا َ َل قا َ َل َر‬
‫لى أ ْدََ ناَك ْمَُ ث َّ ُم تلَََ ا َھ ِذ ِه ا ْْلیةَََ }إِ َّن َما یخ ََْشَى ا َّ < ِم ْن ِعبا َ ِد ِه ْالعلُ َمََ ا ُء {إِ َّ ن‬ َ ‫فضََ ِلي َع‬ ْ ‫َك‬
َ‫لى ا َّلََ ذِین‬َ ‫یصَُ ُّل ونَ َع‬ َ ‫الن ونَ ِفي ْالب َح َْ ِر‬ ُّ ‫ضی ِھ َو‬ ِ ََ‫أر‬ َ ‫ا َّ َ< َو َم ََل ِئ َكت َھَُ َوأ ْھََ َل‬
َ ‫س َم َاوا ِت ِھ َو‬
‫اس ْال َخی َْر‬ َّ َ‫یعُ ِلََ ُّمون‬
َ ‫الن‬
Mengapa seorang yang alim lebih utama dibanding seorang yang abid?
3. Jelaskan mengenai materi-materi pendidikan apa saja yang harus disampaikan kepada anak,
jika pendidikan akidah/tauhid adalah salah satu materi pendidikan yang paling dasar dan
utama, lalu apakah aspek pendidikan yang lainnya tidak perlu disampaikan kepada anak?
Berikan jawaban dengan menyertakan haditsnya.
4. Dalam proses belajar mengajar apakah metode pembelajaran sangat diperlukan? Jelaskan
mengenai metode pembelajaran dengan menyertakan haditsnya.
5. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat menggunakan suatu metode pembelajaran?
Apakah dalam satu kali pertemuan pembelajaran berbagaimacam metode boleh digunakan?
Berikan contohnya beserta dengan hadits yang relevan.
6. Rasulullah Saw. bersabda:
“Setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya kedua
orangtuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi bagaikan
binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?” (HR. Bukhari)
a. Pada hadits tersebut, apa yang dimaksud dengan fitrah? Berikan penjelasannya.
b. Mengapa orang tua dapat membelokkan fitrah anak, menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi? Jelaskan mengenai peran orang tua dalam memberikan pengaruh pendidikan
kepada anak.
7. Dalam pendidikan, lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dan
menentukan keberhasilan pendidikan. Rasulullah Saw. bersabda: “Perumpamaan teman
yang baik dan teman yang buruk bagaikan pemilik minyak wangi dan pandai besi.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
a. Jelaskan maksud dari hadits di atas!
b. Jika teman yang baik dapat memberikan maslahat, sementara teman yang buruk dapat
mendatangkan mudharat, lalu apakah kita harus memilih dalam berteman? Apakah kita
harus membeda-bedakan orang lain sementara kita semua sama di mata Allah? Jelaskan
pendapat anda mengenai hal ini.

Penulisan:
1. UTS dikerjakan secara individu.
2. Tulis identitas, yaitu: nama, nim, kelas dan prodi.
3. Jawaban diketik dengan font Times New Roman, size 12pt, spasi 1.15. Tulis dengan rapi.

Pengumpulan
1. File jawaban disave dalam bentuk file PDF, kemudian judul file adalah Nama Lengkap dan
NIM masing-masing mahasiswa.
2. File jawaban dikumpulkan kepada penanggung jawab/PJ mata kuliah Hadits Tarbawi pada
masing-masing kelas.
3. Kemudian masing-masing PJ mengumpulkan tugas UTS ke email:
khairun.nisyah25@gmail.com.

===SELAMAT MENGERJAKAN===
JAWABAN
1. Jelaskan tentang bagaimana Islam memandang sebuah ilmu pengetahuan? Tuliskan
haditsnya beserta dengan terjemahan dan isi kandungan hadits!
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari kebenaran ilmiah yang
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Dengan ilmu pengetahuan maka setiap manusia akan
bisa mendapatkan sebuah kebenaran melalui proses-proses tertentu baik dengan melakukan
penelitian ilmiah maupun dengan bebagai cara lainnya. Ilmu pengetahuan dalam Islam
dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup didunia dan
memberi kemudahan dalam mengenal Tuhan. Oleh karena itu Islam memandang bahwa
ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai mahluk
Allah SWT. yang berakal. Islam adalah agama universal yang berlaku sepanjang zaman,
Islam bukan hanya terbuka terhadap pembaharuan yang dilakukan ilmu pengetahuan, tetapi
juga mendorong dicapainya kemajuan tersebut
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda

‫ض ُع أَجْ نِ َحت َ َها ِرضًا‬َ َ ‫سلَكَ هللاُ ِب ِه َط ِر ْيقًا إِلَى ا ْلـ َجنَّ ِة َوإِنَّ ا ْلـ َمالَئِكَةَ لَت‬
َ ‫ب فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬ ُ ُ‫سلَكَ َط ِر ْيقًا يَ ْطل‬ َ ‫َم ْن‬
ْ َ‫اء َوف‬
‫ض ُل ا ْلعَا ِل ِـم‬ ِ ‫ـح ْيت َانُ فِى ا ْلـ َم‬ ِ ‫ض َحتَّى ا ْل‬ ِ ‫اء َواْأل َ ْر‬
ِ ‫س َم‬ َّ ‫ست َ ْغ ِف ُر ِل ْلعَا ِل ِـم َم ْن فِى ال‬
ْ َ‫ب ا ْل ِع ْل ِم َوإِنَّهُ لَي‬
ِ ‫ِل َطا ِل‬
‫ارا َوالَ د ِْر َه ًما‬ ِ َ‫ إِنَّ ا ْلعُلَ َما َء ُه ْم َو َرثَةُ اْأل َ ْن ِبي‬.‫ب‬
ً َ‫اء لَـ ْم يَ ِرثُوا ِد ْين‬ ِ ‫سائِ ِر ا ْلك ََوا ِك‬ َ ‫ض ِل ا ْلقَ َم ِر‬
َ ‫علَى‬ ْ َ‫علَى ا ْلعَا ِب ِد َكف‬
َ
ٍّ ‫وإِنَّ َما َو َرثُوا ا ْل ِع ْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أ َ َخذَ ِب َح‬.
‫ظ َوافِر‬ َ
Artinya
“ Dari Abi Darda‟ dia berkata : “ Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa
menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya
salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan
sayap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu. Sesungguhnya
semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai
ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan
ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan
sesungguhnya para ulama‟ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah
mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.” (HR.
Abu Dawud)
Adapun kandungan yang terdapat didalam hadis tersebut adalah untuk memperoleh
kesuksesan atau kebahagiaan baik didunia dan diakhirat, keduaduanya harus harus
mempergunakan alat, dan alat untuk mencapai kesuksesan itu adalah ilmu. Ilmu ibarat
cahaya yang mampu menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya,
sementara kebodohan akan membawa seseorang kepada kemudharatan atau kesengsaraan
yang membelenggu hidupnnya.

2. Jelaskan isi kandungan hadits berikut ini!


‫َلى ا ْلعا َ ِب ِد‬
َ ‫فضََ ُل ا ْلعا َ ِل ِم ع‬
ْ ‫س َّل َم‬َ ‫ص َّل ى ا َّ <ُ عَل ْیََ ِه َو‬
َ <ِ َّ ‫سو ُل ا‬ُ ‫َح َّد ثنَا َ َم ْك ُحو ٌل قا َ َل قا َ َل َر‬
‫َفضََ ِلي عَل َى أ ْدََ ناَك ْم َُ ث َّ ُم تلَََ ا َه ِذ ِه ْاليةَََ }إِنَّ َما ي َخ َْشَى ا َّ < ِم ْن ِعبا َ ِد ِه ا ْلعلُ َمََ ا ُء {إِ َّ ن‬ ْ ‫ك‬
َ‫َلى الَََّ ِذين‬ َ ‫أرََ ِضي ِه َوالنُّ ونَ فِي ا ْلبح ََْ ِر ي‬
َ ‫ص َُ ُّل ونَ ع‬ َ ‫اواتِ ِه َو‬ َ ‫ا َّ َ< َو َم َالئِكَت َه َُ َوأ ْهََ َل‬
َ ‫س َم‬
‫اس ا ْل َخ ْي َر‬
َ َّ‫يعُ ِلََ ُّمونَ الن‬
Mengapa seorang yang alim lebih utama dibanding seorang yang abid?
Kandungan dalam hadits tersebut adalah Allah akan memberikan berbagai kemudahan
kepada para pencari ilmu, seperti kemudahan bergaul, kemudahan mendapat pekerjaan,
termasuk kemudahan untuk menuju surga. Para malaikat akan memberikan perlindungan
kepada para pencari ilmu dengan cara meletakkan sayapnya sebagai bukti kerelaan mereka
terhadap apa yang dilakukan oleh pencari ilmu. Aktivitas pencarian ilmu adalah aktivitas
yang sangat mulia, sehingga kepada para pencari ilmu semua makhluk baik yang ada
dilangit maupun dibumi bahkan ikan-ikan yang ada didalam air akan memberikan berbagai
bantuan, mereka semua ikut mendoakan agar orang yang mencari ilmu selalu mendapat
ampunan Allah SWT.
Allah akan memberikan keutamaan kepada para pencari ilmu melebihi keutamaan yang
diberikaan kepada para ahli ibadah, ibarat cahaya bulan purnama yang mampu
mengalahkan cahaya seluruh bintang. Para ulama (orang yang berilmu dan selalu menjadi
pencari ilmu) adalah pewaris para nabi, merekalah yang akan meneruskan para nabi dalam
menegakkan kebenaran dan memerangi kezaliman dengan menyebarkan ilmu yang
diterimanya dari nabikepada orang-orang yang ada disekitarnya. Semua nabi tidaklah
mewariskan harta benda untuk umatnya, melainkan mewariskan ilmu untuk kemashlahatan
umatnya. Oleh karena itu siapapun yang berusaha menuntut ilmu dan berhasil
menguasainya, maka dia telah berhasil mendapatkan bagian yang sangat besar sebagai
modal untuk menghadap Allah Swt.
Dalam kandungan hadits tersebut juga telah disebutkan dijelaskan alasan mengapa
seorang yang alim lebih utama dibanding seorang yang abid. Hal tersebut dapat
disimpulkan karena orang berilmu lebih utama dibanding orang ahli ibadah karena hanya
ibadah saja tanpa didasari ilmu nya maka ibadah tersebut tidak sah dan percuma. Jika orang
berilmu, kualitas ibadahnya tentu lebih baik dibandingkan dgn orang ahli ibadah. Dan Allah
SWT pun menjanjikan akan menaikan derajat bagi orang2 yang berilmu.

3. Jelaskan mengenai materi-materi pendidikan apa saja yang harus disampaikan


kepada anak, jika pendidikan akidah/tauhid adalah salah satu materi pendidikan
yang paling dasar dan utama, lalu apakah aspek pendidikan yang lainnya tidak perlu
disampaikan kepada anak? Berikan jawaban dengan menyertakan haditsnya.
Materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah :
1. Pendidikan ketauhidan, artinya anak harus dibimbing agar bertuhan kepada Allah
SWT.
2. Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki akhlak terpuji, baik
kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-Nya.
3. Pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus bersifat konstruktif bagi
perbaikan kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik memiliki kesabaran
dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.

Salah satu pendidikan yang paling penting ditanamkan pada anak adalah pendidikan
agama. “Pendidikan agama berperan penting membentuk karaktek dan kepribadian anak
yang baik. Pendidikan akidah merupakan pendidikan yang sangat penting dan mendasar
yang harus ditanamkan pada anak. Meliputi, pengenalan ketauhidan, keyakinan, dan
keimanan akan ke-esa-an Allah SWT serta keteladanan kepada Nabi Muhammad SAW.
Begitu pun dengan pendidikan akhlak, yang akan menentukan cara anak berperilaku dan
bersikap dalam relasi kehidupan sosialnya. Melalui pendidikan akhlak pula, akan terbentuk
kesantunan dan kesalehan individu.
Aspek pendidikan yang lainnya juga diperlukan dalam pendidikan tetapi dengan
Pengenalan pendidikan tauhid dan akidah pada anak usia sekolah, dapat bermanfaat dan
memudahkan anak mempelajari nilai-nilai keislaman. Perlu kita ketahui bersama, bahwa
salah satu pendidikan yang paling penting ditanamkan pada anak adalah pendidikan agama.
Pendidikan agama berperan penting membentuk karakter dan kepribadian anak yang baik.
Pendidikan akidah merupakan pendidikan yang sangat penting dan mendasar yang harus
ditanamkan pada anak. Meliputi, pengenalan ketauhidan, keyakinan, dan keimanan akan
ke-esa-an Allah SWT serta keteladanan kepada Nabi Muhammad SAW. Begitu pun dengan
pendidikan akhlak, yang akan menentukan cara anak berperilaku dan bersikap dalam relasi
kehidupan sosialnya. Melalui pendidikan akhlak pula, akan terbentuk kesantunan dan
kesalehan individu. Orang tua dan para pendidik harus menanamkan keyakinan dan
keimanan,
Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi akidah karena saat itu fitrah
anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia
belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas fitrah yang
lurus. Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para
nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan
pemahaman akidah sejak dini. jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan
terlebih dahulu. Banyak faidah yang akan dirasakan anak ketika memiliki akidah shahihah.
Ia akan terbiasa tawaduk dan selalu meminta pertolongan hanya kepada Allah terutama saat
mengalami kesulitan. Ia akan menyandarkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup dengan
selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Ia akan mampu menerima segala kejadian yang
menimpanya, yang menyenangkan maupun sebaliknya karena semua adalah kehendak-
takdir-Nya.

Ubaidah bin Shamit berkata kepada putranya,

‫صابَكَ لَ ْم يَك ُْن ِليُ ْخ ِطئ َكَ َو َما أَ ْخ َطأَكَ لَ ْم يَك ُْن‬
َ َ ‫ان َحتَّى ت َ ْعلَ َم أَنَّ َما أ‬ ِ ْ ‫يَا بُنَ َّي إِنَّكَ لَ ْن ت َ ِج َد َط ْع َم َح ِقيقَ ِة‬
ِ ‫اْلي َم‬
‫ب‬ َّ َ‫سلَّ َم يَقُو ُل إِنَّ أ َ َّو َل َما َخلَق‬
ِ ٍّ ‫َّللاُ ا ْلقَلَ َم فَقَا َل لَهُ ا ْكت ُ ْب قَا َل َر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ َ‫ِليُ ِصيبَك‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ َ ‫ساعَةُ يَا بُنَ َّي إِ ِنٍّي‬
ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َّ ‫ِير ُك ِ ٍّل ش َْيء َحتَّى تَقُو َم ال‬ ُ ُ ‫َو َماذَا أ َ ْكت‬
َ ‫ب قَا َل ا ْكت ُ ْب َمقَاد‬
َ ‫غي ِْر َهذَا َف َلي‬
‫ْس ِمنٍِّي‬ َ ‫ع َلى‬َ َ‫سلَّ َم يَقُو ُل َم ْن َمات‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬َ

Artinya : “Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan dapat merasakan lezatnya
iman hingga engkau bisa memahami bahwa apa yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak
akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan
engkau dapatkan. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah berfirman
kepadanya: “Tulislah!” pena itu menjawab, “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?”
Allah menjawab: “Tulislah semua takdir yang akan terjadi hingga datangnya hari
kiamat.” Wahai anakku, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa meninggal tidak di atas keyakinan seperti ini maka ia bukan dari
golonganku.” (HR. Abu Dawud, Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-
Arnauth dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)

Dengan landasan akidah yang kokoh di atas Al-Qur`an dan al-hadits, insya allah anak akan
terjaga dan senantiasa dalam lindungan Allah. Ketika akidah telah tertancap kuat di
sanubari anak, ia kan menjadi sosok orang beriman yang berkepribadian kuat, baik sikap
dan perbuatannya karena selalu merasa dalam pengawasan Allah, serta meminimalisasi
anak melakukan perbuatan buruk, seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua
akan memperoleh manfaat besar dengan keberadaan anak shalih. Namun, orang tua yang
melalaikan pendidikan untuk buah hatinya, ia akan menuai kesengsaraan.
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Siapa saja yang mengabaikan pendidikan
anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti
dia telah berbuat kesalahan yang fatal”. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat
orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran
agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat
mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa.
Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau
durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau
menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta.”
(Tuhfah al-Maudud hlm. 125)

4. Dalam proses belajar mengajar apakah metode pembelajaran sangat diperlukan?


Jelaskan mengenai metode pembelajaran dengan menyertakan haditsnya.
Metode Pembelajaran sangatlah penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
siswa tidak akan berhasil dalam belajarnya jika metode pelajaran kurang tepat dengan kata
lain siswa kurang tertarik dengan proses belajarnya. sebenarnya tidak ada mata pelajaran
yang di benci siswa cuma metode pembelajaran yang kurang menarik oleh siswa. jika siswa
sudah senang dengan metode pelajaran yang dibawakan oleh guru maka siswa akan mudah
untuk menerima pelajaran dengan baik, Oleh karena itu, metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena
metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas
keberhasilan sebuah pembelajaran. Sebaik apapun strategi yang dirancang namun metode
yang dipakai kurang tepat maka hasilnya pun akan kurang maksimal. Tetapi apabila metode
yang dipakai itu tepat maka hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik.
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari
dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan”
atau “cara”. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa
Indonesia, Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan secara
personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai materi yang
diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat antusias siswanya
berkurang.
Rasulullah SAW sudah mencontohkan dan melakukan metode pembelajaran yang tepat
kepada para sahabatnya. Metode pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan tepat
dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasulullah sangat memperhatikan situasi, kondisi dan
karakter seseorang sehingga nilai-nilai Islam yang ditransferkan bisa dengan mudah
dipahami dan dikuasai oleh para sahabat, Metode akan memberi pengaruh terhadap sebuah
informasi; dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan, metode dianggap lebih
penting dengan materi pembelajaran itu sendiri. Hal ini sebagaimana hikmah yang
seringkali diingatkan kepada para pendidik yaitu at-Thariqah ahamm min al-maddah
(metode lebih penting daripada materi). Oleh sebab itu, sebuah metode dalam proses
pembelajaran haruslah dipilih secara cermat dan tepat, agar hasil pendidikan dapat
memuaskan. Demikian juga dalam hadis Nabi, banyak terkandung beragam metode
pembelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Salah satunya adalah hadis
berikut ini.

َ ‫ش َِرا َو َال تُنَ ِفٍّ َرا َوت َ َط‬


‫اوعَا َوالَ ت َ ْخت َ ِلفَا‬ ٍّ َ‫س َِرا َو َال تُع‬
ٍّ َ‫س َِرا َوب‬ ٍّ َ‫ي‬

“Mudahkanlah, janganlah mempersulit, gembirakanlah dan jangan membikin manusia lari


(dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan
berselisih” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis di atas, secara tersirat Rasulullah saw. Memerintahkan kepada kita untuk
menyelenggarakan suatu kegiatan pembelajaran yang memudahkan, menyenangkan dan
tidak menyulitkan dan untuk itulah diperlukan suatu metode pembelajaran.
5. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat menggunakan suatu metode
pembelajaran? Apakah dalam satu kali pertemuan pembelajaran berbagai macam
metode boleh digunakan? Berikan contohnya beserta dengan hadits yang relevan.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan suatu metode pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Karakter materi pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Termasuk di dalamnya tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dari materi pelajaran tersebut. Misalnya mata
pelajaran bersifat eksakta lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau
demonstrasi.
b. Ketersediaan sarana belajar
Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi penggunaan
metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak mungkin digunakan
jika penunjang metode tersebut tidak tersedia.
c. Kemampuan dasar siswa
Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Ini
menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran. Menggunakan
metode resitasi dan tugas, misalnya, bisa berjalan baik bila kemampuan dasar siswa
berdiskusi cukup memadai. Selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah
diskusi.
d. Alokasi waktu pembelajaran
Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu dipertimbangkan
oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru akan memilih metode sederhana
seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Dalam satu kali pertemuan boleh saja menggunakan berbagai macam metode belajar agar
murid tidak bosan, sebab murid memiliki kriterianya masing-masing dalam belajar, ada siswa
yg menyukai metode ceramah, ada juga siswa yg menyukai metode kisah. Maka dalam hal ini
kita perlu mengkombinasikan berbagai metode belajar guna agar semua siswa dapat
memahami materi pembelajaran dengan baik dan mudah. Rasulullah SAW juga pernah
menggunakan beberapa metode belajar dalam satu waktu seperti misal hadist dibawah ini :

‫ْث ح َوقَا َل قُت َ ْيبَةُ َح َّدثَنَا بَك ٌْر يَ ْعنِي ا ْبنَ ُمض ََر ِك َال ُه َما ع َْن اب ِْن ا ْل َها ِد ع َْن ُم َح َّم ِد‬ َ ُ‫َح َّدثَنَا قُت َ ْيبَةُ ْبن‬
ٌ ‫س ِعيد َح َّدثَنَا لَي‬
‫سلَّ َم قَا َل َوفِي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫الرحْ َم ِن ع َْن أ َ ِبي ُه َري َْرةَ أَنَّ َر‬ َ ‫سلَ َمةَ ب ِْن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ب ِْن ِإب َْرا ِهي َم ع َْن أ َ ِبي‬
‫س ُل ِم ْنهُ ُك َّل‬ِ َ ‫ب أ َ َح ِد ُك ْم َي ْغت‬
ِ ‫سلَّ َم َيقُو ُل أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم َل ْو أَنَّ نَه ًْرا ِب َبا‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ َ ُ‫ث َبكْر أَنَّه‬
ُ ‫س ِم َع َر‬ ِ ‫َحدِي‬
‫ت ا ْل َخ ْم ِس‬ ِ ‫صلَ َوا‬ َّ ‫س َم َّرات َه ْل َي ْبقَى ِم ْن د ََر ِن ِه ش َْي ٌء قَالُوا َال َي ْبقَى ِم ْن د ََرنِ ِه ش َْي ٌء قَا َل َفذَ ِلكَ َمث َ ُل ال‬ َ ‫َي ْوم َخ ْم‬
‫َّللاُ ِب ِهنَّ ا ْل َخ َطا َيا‬
َّ ‫ َي ْم ُحو‬.

Artinya: Hadis Qutaibah ibn Sa’id, hadis Lâis kata Qutaibah hadis Bakr yaitu ibn Mudhar
dari ibn Hâd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahmân dari Abu
Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai
di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari. Bagaimana
pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak akan
tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu,
dengannya Allah menghapus dosa-dosa. (HR-Muslim, I: 462-463)
Dalam hadist ini Rasulullah SAW menggunakan beberapa macam metode belajar diantaranya
Tanya Jawab, dimana Rasulullah SAW bertanya tentang pendapat para sahabat tentang
seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima
kali sehari Apakah masih akan tersisa kotorannya. Disamping itu pula Rasulullah SAW juga
menggunakan metode perumpamaan dimana Rasulullah SAW mengumpamakan salat lima
waktu seperti mandi di sungai lima kali sehari yg mana keduanya sama-sama membersihkan
dan mensucikan.

6. Rasulullah Saw. bersabda:


“Setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya kedua
orangtuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi bagaikan
binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?” (HR.
Bukhari)
a Pada hadits tersebut, apa yang dimaksud dengan fitrah? Berikan
penjelasannya.
Fitrah adalah apa yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir.
Pengertian fitrah secara sistematik berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan)
sesuatu sebagai bagian dari potensi yang dimiliki. Makna hadits di atas adalah
manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas
Islam. Akan tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan/tindakan.
Siapa yang Allah subhanahu wata’ala takdirkan termasuk golongan orang-orang
yang berbahagia, niscaya Allah subhanahu wata’ala akan menyiapkan untuknya
orang yang akan mengajarinya jalan petunjuk sehingga dia siap untuk berbuat
(kebaikan). Sebaliknya, siapa yang Allah subhanahu wata’ala ingin
menghinakannya dan mencelakakannya, Allah subhanahu wata’ala menjadikan
sebab yang akan mengubahnya dari fitrahnya dan membengkokkan kelurusannya.
Hal ini sebagaimana keterangan dalam hadits tersebut tentang pengaruh yang
dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya yang menjadikan si anak
beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
b Mengapa orang tua dapat membelokkan fitrah anak, menjadi Yahudi,
Nasrani atau Majusi? Jelaskan mengenai peran orang tua dalam memberikan
pengaruh pendidikan kepada anak.
Ketika dilahirkan, anak ibaratnya adalah sebuah kertas yang putih polos, belum
tertulis dengan tinta warna apa pun. Orang tuanya lah yang kemudian membentuk
anak tersebut. Anak-anak yang shalih tidak terbentuk dengan begitu saja, namun
dibutuhkan proses tarbiyyah, proses pendidikan dari kedua orang tuanya. Di dalam
Ash Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda :

َ ‫ ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد يُ ْولَ ُد‬, ‫فَأَب َْواهُ يُ َه ِودَانِ ِه‬,‫أ َ ْو يُنَ ِص َرانِ ِه‬, ‫سانِ ِه‬
‫علَى ا ْل ِف ْط َر ِة‬ َ ‫أ َ ْو يُ َم ِج‬

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia
Yahudi, Nasrani atau Majusi.”

Jadi pihak yang paling berperan penting dalam membentuk karakter si anak,
apakah dia akan menjadi anak yang shalih atau tidak adalah kedua orang tuanya.
Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang sepele
karena pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap individu
yang hidup agar dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman. Seperti saat ini
orang tua semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak-anak mereka sejak dini. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-
anak terbukti memberikan banyak dampak positif bagi anak. Banyak yang mencapai
kesuksesan setelah mereka menginjak usia dewasa dan terjun ke dalam dunia sosial
yang sebenarnya. Peran aktif orang tua tentu saja perlu didukung oleh komunikasi
yang baik antara orang tua dan pihak sekolah. Seperti orang tua yang terlibat di
Sekolah Dasar (SD) akan menuai efek positif yang akan berlangsung seumur hidup
anak. Jadi tidak hanya peran guru dan lingkungan yang penting tetapi peran orang
tua juga memegang peranan yang sangat penting dalam prestasi belajar anak.
Oleh karena itu orang tua harus lebih memperhatikan anak-anak mereka, melihat
potensi dan bakat yang ada pada anak mereka, memberikan sarana dan prasarana
untuk mendukung proses pembelajaran mereka di sekolah serta selalu memotivasi
anak agar tetap semangat dalam belajar. Para orang tua juga diharapkan dapat
melakukan semua itu dengan niat yang tulus untuk menciptakan generasi yang
mempunyai moral yang baik dan wawasan yang tinggi serta semangat pantang
menyerah.

7. Dalam pendidikan, lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
dan menentukan keberhasilan pendidikan. Rasulullah Saw. bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk bagaikan pemilik minyak
wangi dan pandai besi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
a Jelaskan maksud dari hadits di atas!
Hadis di atas bukan bermakna menyinggung suatu profesi. Akan tetapi hadis di
atas hanyalah perumpamaan bahwa lingkungan pergaulan seseorang bisa
mempengaruhi kehidupannya. Misalnya, ketika seseorang bergaul dengan orang
saleh yang ahli ibadah, bisa saja ia akan ikut ibadah pula. Sebaliknya, ketika
seseorang bergaul dengan orang ahli maksiat, jika tidak kuat imannya maka bisa
jadi ia terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik. Islam sebagai agama yang
sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-
batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang
jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan
orang-orang yang baik. Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang
kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga
tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan
bergaul dengan teman-teman yang shalih.
b Jika teman yang baik dapat memberikan maslahat, sementara teman yang
buruk dapat mendatangkan mudharat, lalu apakah kita harus memilih dalam
berteman? Apakah kita harus membeda-bedakan orang lain sementara kita
semua sama di mata Allah? Jelaskan pendapat anda mengenai hal ini.
Menurut saya kita harus tetap dapat dan diharuskan memilih perihal teman.
Bahkan di dalam islam pun diutamakan bergaul dengan teman yang shalih dan
orang yang baik, yang memiliki akhlak mulia, sikap, wara’, ilmu dan adab.
Sekaligus terdapat larangan bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sikap
tercela lainnya. Maksud memilih dalam berteman ini adalah ditujukan untuk
kebaikan diri sendiri dan bertujuan agar muncul sikap dan sifat yang baik yang
diridhai Allah. Memilih bukan berarti merasa diri lebih dari orang lain atau
membedakan orang lain dalam pertemanan. Akan tetapi memang sangat penting
apabila kita memperhatikan pertemanan kita, dan lingkungan kita, kita berhak
menentukan mana yang terbaik dan mana yang tidak untuk diri kita sendiri.
Memang semua manusia sama dimata Allah, itulah sebabnya tanamkan pada diri
kita dan dalam hati kita bahwa tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi, lebih
buruk atau lebih baik dari siapapun. Semua manusia di dunia ini hakikatnya sama-
sama belajar menjadi diri lebih baik dalam jalan yang diridhai Allah, tanpa
memandang lebih buruk atau lebih baik dari siapapun. Namun kita tetap
memperbaiki diri dengan langkah awal memperbaiki sircle pertemanan yang
dianjurkan dalam Islam, dengan menjauhi orang yang memiliki sifat tercela dan
berteman, menimba ilmu dengan orang yang baik, beradab dan berilmu

Anda mungkin juga menyukai