Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jum’at Mendidik Generasi Islami

‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفالَ مُضِ َّل لَ ُه‬،‫ت َأعْ َمالِ َنا‬ ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّيَئ ا‬
ُ ْ‫هلل مِن‬ 7ُ ‫ِإنَّ ْال َحمْ َد هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع‬
ِ ‫ُوذ ِبا‬
‫ك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬
َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ الَ ِإلَ َه ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫و َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬.َ

‫م مُّسْ لِم ُْو َن‬7ْ ‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأن ُت‬
َ ‫ َيا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا ا َّتقُوا‬.

ِ ‫ان ِإلَى َي ْو ِم ال ِّدي‬


‫ْن‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬.
َ ‫ص ِّل َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
ِ ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإ ِح َس‬

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah


Kita selaku umat Islam sudah selayaknya memanjatkan syukur kepada Allah, Dzat yang
memang pantas kita mengucap syukur kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. Manusia yang Allah pilih yang pandanya
terpancar keindahan akhlaknya dalam kehidupan kesehariannya.
Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam benak setiap muslim pasti menginginkan tidak hanya dikumpulkan di dunia bersama-
sama keluarganya melainkan juga ingin dikumpulkan kelak di akherat. Dalil yang menjadi
dasar bahwa keluarga bisa dikumpulkan juga di akherat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
ؕ‌‫ان اَ ۡل َح ۡـقنَاـ بِ ِهمۡ ُذرِّ يَّتَهُمۡ َو َم ۤا اَلَ ۡـت ٰنهُمۡ ِّم ۡن َع َملِ ِهمۡ ِّم ۡن َش ۡى ٍء‬
ٍ ‫َوالَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا َواتَّبَ َع ۡتهُمۡ ُذرِّ يَّتُهُمۡ ِباِ ۡي َم‬

َ ‫ُكلُّ امۡ ِری ۢ ٍء بِ َما َك َس‬


‫ب َر ِه ۡي‬

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mere ka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari
pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-Thur: 21)
Ayat di atas menjadi penyemangat bagi kita untuk mengajak diri, istri dan keluarga secara
keseluruhan untuk bisa berkumpul kembali di surga Allah. Dalam Tafsir as-Sa’di dijelakan
bahwa bisa dikumpulkan bersama keluarga di surga Allah merupakan kenikmatan yang
sangat besar. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah anak keturunannya mengikuti
iman orang tuanya. sehingga Allah akan memasukkan anak keturunannya ke surga
sebagaimana Allah memasukkan orang tuanya ke dalam surga.

Rasulullah bersabda, Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang hamba yang
shalih di surga. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku?
Maka Allah menjawab, “Hal itu dikarenakan do’a yang dipanjatkan anakmu agar kesalahanmu
diampuni.” (HR. Ahmad: 10618. Hasan)
Terkait dengan pendidikan generasi mendatang, untuk menyiapkan generasi tangguh masa
depan, Islam sangat menekankan hal ini bahkan melarang umatnya untuk meninggalkan
generasi lemah sesudah mereka. Karenanya, pendidikan terbaik sudah semestinya diberikan
agar lahir generasi penerus tangguh, generasi Islam tangguh.

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah

1
Salah satu tantangan hari ini adalah era 4.0 dan diperkuat dengan adanya pandemi

. Lalu pendidikan seperti apa yang menjadi prioritas menurut pandangan Islam? Berikut
beberapa hal seputar mendidik anak di masa pandemi.

Pertama,
tanamkan semua terkait persoalan keagamaan. Jika pendidikan kepada anak keturunan baik
dan dipahamkan dalam persoalan agama, maka anak akan mengetahui apa yang harus
dilakukannya ketika orang tuanya sudah tiada. Seperti dalam hadis di atas, bahwa doa
memohonkan ampunan dari anak untuk orang tuanya yang sudah meninggal akan
mengangkat derajat orang tuanya di surga.
Kedua,
selain itu juga tanamkan anak dalam hal aqidah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis
Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah memberikan nasihat, Wahai bocah, aku
akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah subhanahu wa ta’ala maka Allah subhanahu
wa ta’ala akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau akan dapati Dia dihadapanmu, jika engkau
meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau minta tolong, minta tolonglah kepada
Allah!” (HR. at-Tirmidzi, dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Aqidah menjadi dasar dalam pijakan agama. Menjadi perkara yang sangat penting dalam
mendidik anak. Aqidah diibaratkan fondasi dalam sebuah bangunan. Jika pondasinya kuat
maka bangunan akan tahan dalam segala kondisi. Itulah aqidah. Ketiga,
bersikap lembut dalam mendidik. Rasulullah bersabda: “Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari, 6024).
Sifat kelembutan harus dibedakan dengan memanjakan. Lembut bisa berarti tegas dalam
mendidik. Jika memang hal itu tidak baik, maka sebagai orang tua harus tegas
menyampaikan jika hal itu kurang baik. Dukung apapun yang mengarahkan kepada kebaikan
dan ketaatan pada Allah, dan jauhkan apapun yang mengarah kepada kedurhakaan pada
Allah. Ini adalah kuncinya.

Ma’asiral Muslimin Rahimakumullah


Keempat,
selalu motivasi anak dan beri hukuman sebagai peringatan. Bukan hukuman yang membuat
jera sehingga mengarah kepada kekerasan melainkan hukuman untuk memperingatkan jika
hal itu harus dihindari. Selain itu, selalu motivasi anak untuk senantiasa melakukan kebaikan.
Berikan hadiah untuk menghangatkan nuansa keluarga. Jika seorang anak ada yang kurang
taat pada orang tuanya atau istri yang nusyuz (tidak mentari suami) maka cukup peringatkan
dengan nasehati dan pisahkan tempat tidurnya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Nisa
ayat 34: ” Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu,
Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha besar.” (An Nisa:34)
2
Kelima,
selalu perhatikan akhlak dan lingkungan anak, Rasulullah bersabda:“Seseorang bergantung
pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman (Abu Dawud (no.
4833), at-Tirmidzi (no. 2378), Ahmad (II/303, 334))
Jauhkan anak-anak dari pergaulan yang tanpa batas. Ketika anak sudah muncul gejala
melanggar aturan agama, segera lakukan penanganan dengan memberikan perhatian lebih
dan mengarahkan kepada yang disyari’atkan Allah. Jangan menunggu anak hingga dewasa
baru orang tua menyadari. Tetapi perhatikan dan amati pergaulan anak agar senantiasa
dekat dengan Allah.

Keenam,

Doakan selalu menjadi anak sholeh sholehah. Sebagai orang tua hindari bertutur kata
keburukan kepada anak. Selalu puji dan berkatalah kebaikan. Sebab ini bisa menjadi doa.
Doakan selalu kebaikan untuk anak di setiap setelah shalat. Karena doa orang tua termasuk
doa yang sangat mustajab bagi anak.

ِّ ‫ت َو‬
‫ َو َت َق َب َّل هللاُ ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم‬،‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َو َن َف َع ِنيْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن ْاآل َيا‬،‫آن ْالعَظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫ار‬ َ ‫َب‬
َ ‫اغفِرْ َوارْ َح ْم َوَأ ْن‬
‫ت َخ ْي ُر الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ْ ِّ‫ َوقُ ْل َرب‬.‫ ِإ َّن ُه ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬،ُ‫ِتالَ َو َته‬

Khutbah Kedua

‫ َو اَ ْش َه ُد اَنَّ م َُحم ًَّدا‬.‫ك لَ ُه اِرْ َغامًا لِ َمنْ َج َحدَ َو َك َف َر‬ َ ‫ اَ ْش َه ُد اَنْ اَل ِا َل َه ِااَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.‫مْدا َك ِثيْرً ا َك َما اَ َم َر‬ ً ‫اَ ْل َح ْم ُد هلل َح‬
‫اركْ َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو اَصْ َح ِاب ِه َو‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س َو ْال َب َش ِر‬ِ ‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َو َح ِب ْي ُب ُه َو َخلِ ْيلُ ُه َس ِّي ُد اِإْل ْن‬
‫َسلَّ َم َتسْ لِ ْيمًا َك ِثيْرً ا‬

Marilah kita berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam mendidik anak, dalam menyiapkan
generasi Islam mendatang yang tangguh, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta
mampu tampil menjadi teladan bagi mereka. Amien

َ ‫ َأللَّ ُه َّم‬.‫ َتسْ لِ ْيمًا‬7‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا‬


ِ ‫ص ِّل َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل‬ َ ‫ون َعلَى الَّ ِنبْيِّ َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُنوا‬ َ َّ‫صل‬
َ ‫ِإنَّ هللاَ َومَالِئ َك َت ُه ُي‬
َ ‫ار ْك‬
‫ت‬ ِ ‫ك َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى‬7ْ ‫ار‬
َ ‫ َك َما َب‬،ٍ‫آل م َُح َّمد‬ َ ‫ ِإ َّن‬،‫آل ِإب َْراهِي َم‬
ِ ‫ َو َب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫ْت َعلَى ِإب َْراهِي َم َو َعلَى‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫م َُح َّم ٍد َك َما‬
َ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم ِإ َّن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫علَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬.
َ

َ ‫ قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق‬7‫ َو ُذرِّ يَّا ِت َنا‬7‫َر َّب َنا َهبْ لَ َنا مِنْ َأ ْز َوا ِج َنا‬
‫ِين ِإ َمامًا‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬
‫ان ِإلَى َي ْو ِم ال ّديْن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
ٍ ‫صحْ ِب ِه و َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫َو‬
‫َوآ ِخ ُر َدعْ َوا َنا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
Fadhlurrahman, M.Pd, Dosen Pendidikan Agama Islam, Universitas Ahmad Dahlan,

Anda mungkin juga menyukai