Anda di halaman 1dari 3

‫ت أَ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫سيّئَا‬َ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو‬ ُ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ ن َْح َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ

ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ ِباهللِ ِم ْن‬


‫ِي لَهُ أَ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن‬ َ ‫ض ِل ْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬
‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬َ ‫ُم َح ّمدًا‬
‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم ِبإِ ْح‬ ْ َ‫على آ ِل ِه ِوأ‬ َ ‫على ُم َح ّم ٍد َو‬ َ ‫سلّ ْم‬ َ ‫ص ّل َو‬ َ ‫اَلل ُه ّم‬
َ ‫يَاأَيّ َها الّ َذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا‬
َ‫هللا َح ّق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ ّن ِإالّ َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬
Jamaah Jum’at rakhimakumullah!
Sungguh besar nikmat dan karunia yang Allah Swt. berikan kepada kita sebagai makhluq-Nya.
Pantang bagi kita untuk tidak mensyukurinya. Maka marilah kita senantiasa menanamkan rasa
syukur ke dalam sanubari. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur sehingga
Allah Swt. terus menambah nikmat-Nya. Dan semoga kita terhindar dari sifat kufur nikmat
sehingga Allah Swt. menimpakan azab-Nya yang pedih. Na’udzubillah.

Shalawat beriring salam puji-pujian marilah selalu kita haturkan kepada Nabiyullah Muhammad
Saw. Sungguh beruntung orang-orang yang termasuk golongan umat beliau. Salah satunya ialah
orang-orang yang senantiasa mengirimkan shalawat kepadanya sekaligus menjadikan beliau
sebagai tauladan utama dalam hidup. Semoga kita dapat meneladani sifat-sifat mulia
beliau. Aamiin.

Jamaah Jum’at rakhimakumullah!


Allah Swt. telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya penciptaan. Sebagaimana yang
telah ditegaskan-Nya dalam Surat At-Tiin:

٤ ‫س ِن تَ ۡق ِو ٖيم‬
َ ‫سنَ فِ ٓي أَ ۡح‬ ِ ۡ ‫لَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk.” (Q.S At-Tiin: 4)

Jika dibandingkan dengan makhluq lain, secara lahiriyah manusia memang nampak sempurna
penciptaannya. Namun bila tolok ukur yang digunakan adalah lahiriyah belaka, maka kita dapat
menjumpai bahwa tidak semua manusia diciptakan sempurna oleh Allah Swt. Kita mengenal
istilah difabilitas atau kemampuan berbeda yang dimiliki oleh saudara-saudara di sekitar kita.
Seperti tuna wicara, tuna rungu, tuna netra, atau perbedaan fisik yang lain. Secara fisik, mereka
memang tidak sempurna. Akan tetapi sungguh ketidaksempurnaan itu tidak lantas menjauhkan
mereka dari kesempatan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya.

Sungguh, kesempurnaan itu terletak di hati dan akal kita dalam melihat, mendengar dan
memahami ayat-ayat Allah Swt baik yang tertulis dalam al-Qur’an (qauliyah) maupun yang tersaji
di sekitar kita (kauniyah). Dalam al-Qur’an, Allah Swt. dengan terang menegaskan bahwa
kesempurnaan lahir bukanlah menjadi standar sempurnanya manusia. Melainkan sempurnanya
hati, mata, dan telinga untuk menangkap kebesaran Allah Swt.

ۡ
‫ن َّال‬ٞ ُ‫وب َّال َي ۡفقَ ُهونَ ِب َها َولَ ُه ۡم أَ ۡعي‬ ٞ ُ‫نس لَ ُه ۡم قُل‬ ِ ۡ ‫َولَقَ ۡد َذ َرأنَا ِل َج َهنَّ َم َكثِ ٗيرا ِ ّمنَ ۡٱل ِج ِّن َو‬
ِۖ ِ ‫ٱۡل‬
ٓ ٓ َٰ ُ ٓ ٓۚ
‫ض ۚٓل أ ُ ْو َٰلَئِ َك ُه ُم‬
َ َ ‫أ‬ ‫م‬
ۡ ُ
‫ه‬ ۡ
‫ل‬ ‫ب‬
َ َِ‫م‬‫ع‬َٰ ۡ
‫ن‬ َ ۡ
‫ٱۡل‬ َ
‫ك‬ ‫ك‬َ ‫ئ‬
ِ َ ‫ل‬ ‫ان َّال يَ ۡس َمعُونَ بِ َها أ ْو‬ٞ ‫ص ُرونَ بِ َها َولَ ُه ۡم َءا َذ‬ ِ ‫يُ ۡب‬
١٧٩ َ‫ۡٱل َٰغَ ِفلُون‬
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai.”(Q.S Al-A’raf: 179)

Jamaah Jum’at rakhimakumullah!

Terdapat kisah luar biasa yang dapat kita ambil pelajaran. Suatu hari Rasulullah kedatangan
seorang tamu yang mempunyai kekurangan dalam penglihatan atau jamak kita sebut tuna netra.
Rasulullah menyambut tamu tersebut dengan wajah yang musam sebab pada waktu yang
bersamaan Rasulullah sedang bercakap dengan pembesar-pembesar Quraisy. Maka Allah Swt
seketika menegur Rasulullah yang dapat kita lihat dalam Surah ‘Abasa ayat 1-4.

‫يك لَ َعلَّهُۥ يَ َّز َّك َٰى أَ ْو يَذَّ َّك ُر فَتَنفَ َعهُ ٱل ِذّ ْك َر َٰى‬
َ ‫س َوتَ َولَّ َٰى أَن َجا َءهُ ْٱۡل َ ْع َم َٰى َو َما يُ ْد ِر‬
َ َ‫عب‬
َ
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta padanya.
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa? Atau dia ingin mendapatkan
pelajaran lalu kemudian pelajaran itu bermanfaat baginya?”

Sahabat Rasulullah itu bernama Abdullah bin Umi Maktum yang kelak menjadi Muadzin
kebanggaan Rasulullah di samping Bilal bin Rabah. Kisah di atas sangatlah menarik untuk kita
serap nilai dan pelajarannya. Betapapun seseorang yang kekurangan fisik, harus tetap kita hargai
sebagaimana manusia pada umumnya. Bahkan dalam ekspresi wajah sekalipun meskipun
saudara kita tidak dapat melihat wajah bahagia kita ketika menyambutnya. Hal ini menunjukkan
bahwa betapapun mereka, mereka tetap manusia sebagaimana umumnya dan tiadalah berbeda
dengan kita di hadapan Allah Swt. Terlebih, betapapun kekurangan mereka, mereka tetaplah
saudara kita yang wajib kita sayangi dan cintai sebagaimana saudara kita yang lain.

Jamaah Jum’at rakhimakumullah!

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa yang dapat membedakan manusia satu dengan manusia
lain hanyalah iman dan taqwanya kepada Allah Swt.

‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم‬


َّ ‫…إِ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد‬
“Sungguh yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertaqwa kepada Allah” (Q.S Al-
Hujurat: 13)

Dalam kasus di atas, kita juga disuguhkan kisah yang mecerminkan betapa mulianya sikap
Rasulullah terhadap saudaranya yang memiliki kekurangan meskipun bukanlah seorang Muslim.
Beliau mempunyai kebiasaan menyuapi seorang miskin buta Yahudi. Di hadapan beliau, orang
tersebut bercerita bahwa di wilayahnya terdapat seorang bernama Muhammad dan mencegah
siapapun untuk mendekatinya. Namun Rasulullah tidak bergeming. Sampailah Rasulullah wafat
dan ketika menyadari bahwa orang yang setia memberinya makan adalah Muhammad, si fakir
tadi kemudian bersyahadat. Subhanallah.
Jamaah Jum’at rakhimakumullah!

Kita perlu mencermati realitas di sekitar. Bahwa saudara-saudara difabel masih cukup sulit
mendapatkan akses kehidupan yang layak. Minimnya akses tersebut terkadang menghambat
mereka untuk mendapatkan haknya. Kita patut bersyukur, banyak lembaga-lembaga pendidikan di
berbagai tingkat telah menyediakan sarana bagi mereka untuk memperoleh pendidikan. Namun
dalam wilayah yang lain, sarana-sarana bagi mereka kurang mendapat perhatian.

Sebutlah di tempat ibadah. Jarang kita jumpai masjid-masjid yang memberikan fasilitas yang
memadai bagi saudara-saudara difabel untuk dapat beribadah dengan nyaman. Hal ini semoga
dapat menjadi perhatian dan menumbuhkan kesadaran. Terutama bagi saudara yang diberi
amanah untuk membuat kebijakan, buatlah kebijakan yang dapat memperbaiki keterbatasan
sarana bagi saudara-saudara difabel agar mereka dapat merasakan kehidupan yang semestinya
tanpa merasakan kesulitan. Semoga Allah Swt membalas kebaikan saudara dengan berlipat-lipat.

‫ أَقُ ْو ُل‬.‫ت َوال ِذّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِمنَ اْآل َيا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِفي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
‫قَ ْو ِل ْي َه َذا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم‬.
Khutbah kedua

‫ َم ْن‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬


ِ ‫س ْيئَا‬ ُ ‫ّلِل ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُر ْه َونَعُوذُ ِباهللِ ِم ْن‬ِ َّ ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد‬
‫ َأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد‬.ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬
ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
‫ أ َ َّما بَ ْعدُ؛‬.‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
Jamaah Jum’at rakhimakumullah!

Marilah kita berdoa kepada Allah Swt agar kita dapat istiqamah melakukan kebaikan terutama
sekali kepada saudara-saudara kita yang berkekurangan. Sebagai kesimpulan khutbah ini,
marilah kita tanam di dalam hati bahwa sebaik-baik dan se-sempurnanya lahiriyah manusia,
hanyalah keimanannya kepada Allah Swt dan kebermanfaatannya kepada manusia dan makhluq
lain yang dapat menentukan kemuliannya di hadapan Allah Swt.

‫ص ِّل‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬


َ ‫صل ْوا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ يَا أَيها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا‬،ِ‫ي‬ ّ ِ‫صل ْونَ َعلَى النَّب‬ َ ُ‫هللا َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬ َ ‫إِ َّن‬
.ٌ‫ إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيد‬،‫ْت َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬
‫ إِنَّ َك َح ِم ْي ٌد‬،‫ت َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ار ْك‬َ َ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ ِ َ‫َوب‬
‫ َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِۡل ْخ َوانِنَا‬.ِ‫اء ِم ْن ُه ْم َواْۡل َ ْم َوات‬ ِ َ‫ اْۡل َ ْحي‬،ِ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬.ٌ‫َم ِج ْيد‬
‫ اَللَّ ُه َّم ا ْفت َ ْح‬.‫ف َّر ِح ْي ٌم‬ٌ ‫ان َوالَ ت َ ْجعَ ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ ِلّلَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َربَّنَا إِنَّ َك َر ُء ْو‬ َ َ‫الَّ ِذيْن‬
ِ ‫سبَقُ ْونَا بِا ْ ِۡل ْي َم‬
ً‫ط ِيّبًا َو َع َمال‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ِع ْل ًما نَا ِفعًا َو ِر ْزقًا‬. َ‫ت َخي ُْر ْالفَا ِت ِحيْن‬ َ ‫ق َوا َ ْن‬ِ ّ ‫َب ْينَنَا َو َبيْنَ قَ ْو ِمنَّا ِب ْال َح‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِ ِيّنَا‬ َ ‫ َو‬.‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ ‫سنَةً َو ِقنَا َع َذ‬ ِ ‫سنَةً َو ِفي‬
َ ‫اآلخ َر ِة َح‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنَا ِفي الد ْن َيا َح‬.ً‫ُمتَقَبَّال‬
‫ان ِإلَى ِي ْو ِم ال ِ ّدي ِْن‬ٍ ‫س‬ َ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإ ِ ْح‬ َ ‫ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬.

Anda mungkin juga menyukai