Anda di halaman 1dari 8

Bencana bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu

Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari Kiamat nanti dari sisi Rabb-nya sampai ditanya
tentang lima perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang masa mudanya untuk apa
dia gunakan, (3) tentang hartanya dari mana dia dapatkan, dan (4) untuk apa dia belanjakan, (5) tentang
apa yang dia amalkan setelah mengetahui ilmunya. (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah hadis no. 946)

Waktu adalah kesempatan untuk memakmurkan akhirat dan membangun kebahagiaan, atau sebaliknya
waktu dapat digunakan untuk menghancurkan akhirat dan kesengsaraan yang panjang, karena mulianya
waktu maka Allah bersumpah dengan bagian-bagiannya, bahkan Allah bersumpah dengan waktu
semuanya; malam juga siangnya.

Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: dua nikmat yang tertipu pada keduanya-yaitu: lalai pada
keduanya-banyak dari manusia: kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari),

Ibnu Qoyyim—semoga Allah merahmatinya—berkata: "Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari


kematian; karena menyia-nyiakan waktu memutuskan seseorang dari Allah dan hari akhirat, sedangkan
kematian hanyalah memutuskan seseorang dari dunia dan penduduknya."

Dan barang siapa yang menyia-nyiakan waktunya maka ia akan menyesali setiap detik darinya, dan siapa
yang berlalu darinya sehari dari umurnya tanpa ada hak yang ia tunaikan, dan kewajiban yang ia
laksanakan, atau ilmu yang ia dapatkan berarti ia telah durhaka terhadap harinya dan ia telah menyia-
nyiakan umurnya. (Lihat: Syekh Abdul Muhsin Al-Qasim. Manfaatkan Waktu Anda Sebaik-baiknya.
Khutbah Jumat Masjid Nabawi tgl. 13-06-2014 M/15-08-1435 H. firanda.com).

Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang sangat merugi, karena ia kehilangan detik-
detik, menit-menit, jam-jam yang berharga yang sebenarnya dapat ia gunakan untuk belajar, ibadah atau
beramal saleh, dan menyebarkan nasihat kebaikan, amar makruf nahi mungkar

Bagaimana mungkin kita memiliki waktu untuk musik, games, menonton (atau pergi ke tempat) hal-hal
yang berbau dosa atau acara yang sebenarnya tidak ada manfaatnya, dan perkara-perkara buruk, haram,
tidak bermanfaat lainnya, sementara Al-Qur’an itu ada 30 juz, hadis atau sunnah itu sangat banyak sekali
untuk dibaca, dipelajari, dan diamalkan, karya-karya islami menjamur. Belum lagi kita harus mengusahakan
pekerjaan atau bisnis yang halal, mengatur waktu untuk urusan keluarga, urusan umat, urusan agama?

Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. (HR. Tirmidzi no.
2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih)

Sungguh, syaitan-syaitan itu, dari golongan jin dan manusia, permainan atau hiburan-hiburan itu, telah
membuat orang-orang melalaikan waktu, melalaikan diri dari mengingat Allah Ta’ala.

   


  
  
  
    
   
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan judi itu, dan MENGHALANGI KAMU DARI MENGINGAT ALLAH dan shalat;
maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)

(QS. Al Maa'idah: 91)

   


   
      
  
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu MELALAIKAN KAMU DARI MENGINGAT
ALLAH. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS. Al
Munaafiquun: 9).

Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang sangat merugi, karena ia kehilangan detik-
detik, menit-menit, jam-jam yang berharga yang sebenarnya dapat ia gunakan untuk belajar, ibadah atau
beramal saleh, dan menyebarkan nasihat kebaikan, amar makruf nahi mungkar. Dalam surat Q.S. Al-“Ashr
Allah Berfirman : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati untuk kebenaran dan nasihat-
menasihati untuk kesabaran.(QS. Al ´Ashr: 1-3)

Dan perhatikanlah penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-’Utsaimin berikut:

“Yang jelas, nasihat ini kami sampaikan kepada jamaah sekalian untuk menjaga waktu-waktunya, karena
sesungguhnya waktu itu lebih mahal dari harta. Apakah kalian tidak membaca firman Allah Ta’ala :
‘Sehingga apabila telah datang kematian ke salah seorang dari mereka, maka ia berkata: ‘Kembalikanlah
aku. Semoga aku bisa kembali beramal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.’’ Dia tidak
mengatakan: ‘Kembalikan aku agar aku dapat bersenang-senang dengan dunia,’ namun dia mengatakan,
‘Semoga aku dapat beramal saleh terhadap apa yang aku tinggalkan,’ untuk menggantikan waktu yang
telah ia lewati sebelum mati.”

Maka, Jadikan waktu-waktumu bertabur pahala, bukannya bertabur dosa dan hal-hal tak bermanfaat!
Sungguh, Kita Telah Banyak Menyia-nyiakan Waktu
Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

Inilah nasehat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-
nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari
ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal
kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang
telah Allah berikan. Pada posting kali ini, kami akan menyajikan perkataan-perkataan ulama terdahulu mengenai
menjaga waktu dan insya Allah nasehat ini sangat menyentuh qolbu. Semoga dengan merenungkan nasehat para
ulama berikut, kita dapat menjadi lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu. Ketahuilah bahwa
Engkau Seperti Hari-harimu
Hasan Al Bashri mengatakan, ‫“ ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك‬Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya
bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al
‘Arobi)
Waktu Pasti akan Berlalu, Beramallah
Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri, ‫ فإذا ذهب يوم‬،‫إنما أنت أيام معدودة‬
‫ فاعمل‬،‫ ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم‬،‫ذهب بعضك‬. “Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika
satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun
engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.” (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy
Syamilah)
Waktu Bagaikan Pedang
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, ‫صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك‬
“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia
mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan
memotongmu.”
Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia Lanjutan dari
perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,
“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: ‫ ونفسك إن أشغلتها بالحق وإال اشتغلتك بالباطل‬Jika dirimu tidak
tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul
Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)
Waktu Berlalu Begitu Cepatnya
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah
waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari
kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung).
Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang
sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang
ternak.”
Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu
Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan
untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil,
hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi
dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)
Janganlah Sia-siakan Waktumu Selain untuk Mengingat Allah
Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya. Lalu dia
berkata pada kami, ‘Bertasbihlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk.
Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, ‘Bertakbirlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun
bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami.” (Az Zuhud li Ahmad bin Hambal, 3/321, Asy Syamilah)
Semoga kita memanfaatkan waktu kita dalam ketaatan, ibadah dan berdzikir pada Allah.

Sumber : https://rumaysho.com/124-sungguh-kita-telah-banyak-menyia-nyiakan-waktu.html
Kultum singkat tentang waktu

Assalammu 'alaikum wr.wb

Puji Syukur kita ucapkan ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua
sehingga anda dapat melihat blog saya. shalawat beriringkan salam tak lupa pula kita sampaikan kepada Nabi akhir
zaman yakni Muhammad Saw.baiklah saya tidak memperjankan mukaddimah saya langsung saja tema kultum saya
adalah waktu berperan penting di kehidupan kita.

waktu beperan sangat penting dalam kehidupan maka barang siapa yang menyia nyia waktu berarti dia telah
menyia nyiakan hidupnya.mereka mengira waktu yang luang adalah waktu untuk bersenang senang sehingga dia
menelantarkannya seperti hal yang dilakukan orang - orang meraka lebih mengerjakan sesuatu yang tidak dan tidak
mendesak misal; Yang pertama posting status di sosmed dan Komen status teman sosmed hingga berjam-jam malah
sampai meniggalkan sholat 5 waktu hanya untuk hal dunia.Yang kedua berfoya-foya dan menghamburkan harta
benda untuk hal dunia bukankah sebaiknya harta yang kita peroleh itu untuk beramal di jalan Allah seperti
berinfak,bersedekah dan membayar zakat.Yang ketiga yaitu menghabiskan masa muda dengan melakukan hal hal
yang dibenci oleh Allah Swt seperti apa yang dikatakan anak muda sekarang"Habiskanlah masa muda kita dengan
kesenangan nanti saat kita tua baru kita taubat" kalaulah prinsip hidup seperti demikian maka percuma saja kita
hidup jikalau umur kita hanya sampai 25 tahun saja misalnya maka tidak ada waktu untuk taubat tetapi jika umur
panjang hingga 60 tahun ke atas maka terlambat sudah waktu untuk kita taubat hal tersebut yang membuta manusia
itu sungguh dalam keadaan merugi sebagaimana Allah berfriman di surah al 'ashr:

1.Wal'ashr
2.Inna l-insaana lafii khusr
3.Illaalladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati watawaasaw bilhaqqi watawaasaw bishshabr
artinya:
1.Demi masa
2.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
3.kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan saling menasehati kebenaran dan saling
menasehati dalam kesabaran.

Banyak orang mengira bahwa waktu di dunia itu sangat panjang dan sebenarnya hal tersebut sangatlah salah besar
karena sesungguhnya waktu di dunia sangat singkat dibanding waktu di akhirat.Satu hari di akhirat sama dengan
seribu tahun di dunia, maka jika kita hidup misalnya 63 tahun di dunia ini sama dengan beberapa jam saja kita hidup
di akhirat.Manusia dalam prinsip hidupnya hanya mementingkan hasil dari kerjanya dia tidak mempedulikan apakah
waktu luang dengan keluarga terbuang begitu saja ataupun kesehatannya yang makin hari semakin menurun dan
bahkan sudah sangat parah,Dan oleh karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda:

"ni'matani magbunun fihima khasirun minnas : asshatu wal fara' "

artinya: ada dua nikmat banyak manusia tertipu padanya:yaitu keshatan dan waktu yang luang.

Sesungguhnya orang yang cerdas menurut islam yaitu orang yang menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang diridoi
oleh Allah Swt.Cara yang paling baik dan disukai Allah untuk mengisi waktu yang luang yaitu dengan
menghafal,memahami dan menghafal Al-qur'an karena jika kita membawa al-qur'an setan biasa-biasa saja, Jika kita
membukanya setan mulai curiga, Jika kita membacanya setan merasa panas,Jika kita memahaminya setan akan
kejang-kejang dan jika kita mengamalkannya setan akan stroke. maka marilah amalkan Alqu'an agar semua setan
stroke.Habiskanlah masa muda kita dengan sebaik-baiknya dan agar hidup kita lebih baik lagi maka kita haruslah
ingat dengan 5 perkara sebelum datang 5 perkara lain yaitu;
1. Sehat sebelum Sakit

2. Muda sebelum Tua

3. Kaya sebelum Miskin

4. Waktu luang sebelum Waktu sempit

5. Hidup sebelum Mati

Demikian lah kultum singkat saya kesimpulannya yang dapat di ambil adalah manusia memanglah sangat merugi
dalam hal memanfaaatkan waktu kecuali orang yang beramal sholeh. Saran saya semoga kita dapat memanfaatkan
waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu lagi karena kita hidup hanya sebentar.
Walillahi taufik walhidayah wassalammu 'alaikum wr.wb
Jangan sia-siakan waktu!
Time is money
Begitulah orang barat menyikapi waktu. Menurut mereka, menyia-nyiakan waktu sama halnya kalau kita menyia-
nyiakan uang. Anda mungkin bisa mendapatkan banyak uang kalau anda bisa memanfaatkan waktu. Begitulah kata
orang barat dalam menyikapi waktu.

Memang betul, menyia-nyiakan waktu akan menyia-nyiakan uang atau penghasilan pula. Tapi, tak boleh juga kita
memahami waktu sekedar untuk finansial saja. Kita sebagai seorang muslim, tentu harus memandang waktu lebih
dari pandangan orang barat terhadap waktu. Kita harus memahami waktu sebagai modal kita untuk mendapatkan
kesuksesan dunia dan akhirat.

Waktu adalah modal yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Modal ini diberikan sama kepada manusia tanpa ada
perbedaan. Waktu kita semua sama, 1 jam setara 60 menit, 3.600 detik. Begitu seterusnya.

Modal waktu ini adakalanya akan membuat kita sukses, adakalanya sebaliknya. Tergantung, dari kita memanfaatkan
waktu kita itu untuk apa. Kalau kita hanya habiskan waktu kita untuk aktivitas yang sia-sia, maka sia-sialah pula
waktu kita. Sebaliknya, kalau kita manfaatkan waktu kita pada hal yang bermanfaat, maka hasilnya pun akan
bermanfaat.

Rasulullah saw, teladan kita sebetulnya telah mengajarkan kita cara memanfaatkan waktu. Rasul juga telah
memperlihatkan hasil yang memuaskan dari cara memanfaatkan waktu itu. Rasulullah saw berhasil membangun
peradaban Islam di madinah serta melakukan hal-hal yang lain seperti mendidik keluarga hingga menjadi keluarga
sakinah, mawaddah wa rahmah, menyantuni fakir miskin dan lain-lain dalam waktu 23 tahun. Tidak hanya itu,
Rasulullah saw juga telah mengikuti peperangan sebanyak 80 kali dalam waktu 10 tahun.

Namun, kebanyakan manusia saat ini justru memanfaatkan waktu pada hal-hal yang sia-sia. Banyak dari mereka
yang terlalu mengejar dunia, bekerja siang dan malam untuk dunianya. Namun, tak sedikitpun meluangkan
waktunya untuk beribadah pada-Nya. Orang-orang seperti itu tidak memahami bahwa ia sedang mengumpulkan
sesuatu yang sama sekali ia akan tinggalkan. Ia juga tidak menyiapkan bekal untuk sesuatu yang akan
menghampirinya.

Orang-orang seperti itulah nanti yang akan menyesal pada hari akhir. Kalau penyesalan di akhirat kelak, sungguh
tiada guna lagi. Disana, orang tidak beramal, ketika diperlihatkan kepada mereka neraka, maka mereka mengatakan :

” Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan
mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin“. Sajdah (As-Sajdah):12

Ibnu Qatadah rahimahumullah mengatakan bahwa mereka ingin kembali ke dunia tidak untuk bertemu dengan
kerabatnya, tapi mereka ingin kembali untuk melakukan ketaatan pada Allah.

Mereka–orang yang berdosa itu– juga akan mengatakan:

“Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit,
niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (‘Ibrāhīm):44

Mengetahui hal ini, masihkah kita mau menyia-nyiakan waktu kita untuk hal sia-sia? Saya harap, tidak mau lagi!

Menyesal memang datangnya belakangan. Menyesal sekarang masih mending ketimbang menyesal nanti di hari
akhirat. Kalau kita menyesal sekarang, kita masih bisa perbaiki diri kita, beramal, dan terus beribadah pada-Nya.

Dari sini, kita harus memahami bahwa waktu itu penting. Oleh karena itu, kita harus memberikan perhatian lebih
terhadap waktu. Allah sendiri telah menekankan hal itu dalam surah Al Ashr. Dalam surah itu, Allah berfirman:
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” Al-`Aşr):1-3

Surat Al-Ashr termasuk Surat Makkiyah diturunkan sesudah Surat Alam Nasyrah. Menurut Muhammad Abduh,
Asbabun Nuzul Surat Al-
Ashr ini adalah berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Arab yang
apabila sore hari duduk bercakap-cakap membicarakan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
pula yang bermegah-megahan asal usul nenek moyang mereka, kedudukan, serta harta kekayaan.Akibat
pembicaraan yang tidak jelas arahnya ini, sering terjadi pertikaian dan permusuhan.
Oleh karena itu, sebagian mereka ada yang mengutuk waktu asar,
menganggap waktu asar adalah waktu yang celaka, waktu yang naas, banyak bahaya yang terjadi pada waktu asar.
Dari kejadian ini Allah menurunkan Surat Al-Ashr, yang menjelaskan tentang kerugian manusia yang menyia nyiakan
waktu asar[1].

Dalam surah Al ashr ini juga, Allah bersumpah atas nama waktu. Menurut sebagian ulama, jika Allah bersumpah atas
sesuatu, pasti sesuatu itu memiliki kelebihan. Seperti misalnya, Allah bersumpah dalam salah satu surah yaitu
bersumpah atas buah Tin dan Zaitun. Ternyata benar, berdasarkan penelitian, buah Tin dan Zaitun memang memiliki
khasiat yang begitu luar biasa. Berkaitan hal ini, waktu tentu memiliki kelebihan yang tidak kalah dari buah Tin dan
Zaitun yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.

Memang, waktu harus kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Kita harus selalu memanfaatkan setiap kesempatan
dalam waktu. Hal ini bahkan sangat disadari oleh orang barat, yaitu William Shakepeare, seorang penulis dan
sastrawan terbesar di Inggris. Ia pernah berkata :

“ Gunakan waktu sebaik mungkin, jangan lewatkan kesempatan yang ada”

Jika orang barat saja sangat menghargai waktu, bagaimana dengan kita seorang muslim? Mungkin hanya sedikit yang
menghargai waktu!

Rasulullah pernah bersabda:

“ada dua nikmat banyak orang tertipu oleh keduanya: nikmat sehat dan waktu luang”

Hadits ini menjelaskan bahwa sangat sedikit orang yang bisa memanfaatkan waktunya pada hal yang bermanfaat.
Orang-orang yang tidak memanfaatkan waktu pada kebaikan itulah yang termasuk orang-orang yang tertipu
terhadap nikmat waktu luang.

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya pada kebaikan. Janganlah kita termasuk
orang-orang yang tertipu oleh nikmat waktu. Oleh karenanya, manfaatkan waktu kita dengan sebaik mungkin untuk
ibadah-Nya.[] wallahu a’lam bish shawab

Anda mungkin juga menyukai