Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala, yang telah memberikan kita banyak sekali nikmat, seperti nikmat sehat, nikmat
sempat, nikmat, iman, dan nikmat islam sehingga kita semua bisa berkumpul secara online
yang insya Allah Mulia ini.
Tak lupa juga sholawat dan salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah membawa kita dari zaman jahiliya ke
zamn ilmiah yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini. Semoga kita
semua termasuk golongan yang menerima syafa’atnya kelak di hari kiamat nanti, aamiin.
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,
‘‘Tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
baginya,”
Hadits Hasan riwayat Tirmizi dan lainnya
Islam menghendaki terbentuknya masyarakat mulia dan produktif, dimana pemeluknya selalu
memanfaatkan setiap potensi dan kesempatan serta tidak menyianyiakannya.
Kita perlu menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, sebagaimana yang Rasulullah
ajarkan kepada kita. Tentu saja hal ini dimaksudkan agar kita bisa selamat baik dalam
kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Apa yang kita miliki di dunia itu hanya sementara, bukan abadi. Jika kita memanfaatkan
dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka kita akan memetik
hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan syahwat, maka kita akan
merugi, baik di dunia, apalagi di akhirat.
Hal ini sebagaimana firman Allah Taala,
ُ‫ك هُ َو ْال ُخ ْس َرانُ ْال ُمبِين‬
َ ِ‫َخ ِس َر ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َرةَ َذل‬
“Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al-
Hajj [22]: 11)
Sering banget kita atau orang disekitar kita yang sebenarnya tidak punya waktu luang tapi
malah mencari cari keluangan waktu untuk memperdebatkan sesuatu yang tidak penting,
menggunjing, mnengghibah, menasehati orang lain, mencampuri urusan orang lain dan
sebagainya. Termasuk juga mengerjakan sesuatu yang hukumnya boleh tetapi dilakukan
secara berlebihan. Dan hal itu tidak ada nilai manfaat untuk dunia dan akhirat. seperti
gurauan berlebihan yang justru mengurangi wibawa seseorang.
Ada orang yang ketika diajak mengaji selalu beralasan sibuk, namun ternyata masih
sempat meunjun (memancing) berjam-jam lamanya, padahal dia tidak termasuk orang yang
kekurangan lauk untuk makan. Ada orang yang bergelimang harta, namun ‘tidak ada waktu’
untuk menenggelamkan diri beribadah kepada Allah Ta’ala, anehnya sebagian besar
waktunya habis untuk bekerja mengumpulkan harta lagi, padahal harta yang sudah Allah
berikan kepadanya tidak akan mampu dia habiskan. Na’udzubillaah
Padahal masih banyak sekali hal lain yang bermanfaat seperti mendekatkan diri kepada allah
dengan dzikir, sholat sunnah, mengaji , belajar menuntut ilmu, memperbaiki sikap dan
perkataan dan lainnya.

Seperti firman Allah dalam surah an-Nisa’ ayat 103: yang artinya
‫ۚ فَ ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ قِيَا ًما َّوقُعُوْ دًا َّوع َٰلى ُجنُوْ بِ ُك ْم‬
“Ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring.”
Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa waktu seorang muslim agar tidak diisi dengan
sesuatu yang tidak bermanfaat.
Maka isilah waktu tersebut dengan berzikir kepada Allah swt. Baik dalam keadaan berdiri,
duduk, maupun berbaring. Adakalanya juga sedang berada di masjid, di kantor, maupun di
pasar.

Hal ini dilakukan agar seorang muslim tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat juga
supaya seorang muslim tersebut mendapatkan predikat orang yang baik keislamannya, alias
orang yang sempurna keimanannya.
Lalu hal lain yang dapat dilakukan oleh seorang muslim agar tidak terbuang sia-sia waktunya
adalah membaca al-Qur’an.
Sebagaimana firman Allah swt. dalam surah al-Muzzammil ayat 20:
‫فَا ْق َرءُوْ ا َما تَيَس ََّر ِمنَ ْالقُرْ ٰا ۗ ِن‬
“Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an…”
Ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk membaca al-
Qur’an walaupun itu sedikit.
Bacalah al-qur’an dari sekira yang mudah dibaca oleh seorang muslim tersebut.
Hal ini dilakukan agar seorang muslim tidak membuang-buang waktunya dan mengisinya
dengan melakukan hal yang bermanfaat lagi mendapatkan pahala.
Bahkan nanti di hari kiamat al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi para pembacanya.
Rasulullah saw bersabda.
‫ا ْق َر ُءوا ْالقُرْ آنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِيعًا أِل َصْ َحابِ ِه‬
“Bacalah Al-Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa’at kepada para pembacanya
pada hari kiamat nanti.”
Masih banyak lagi hal-hal bermanfaat yang dapat dilakukan oleh seorang muslim, agar
waktunya tidak terbuang sia-sia dan juga agar mendapatkan predikat orang yang baik
keislamannya. Perlu diketahui bahwa hal yang bermanfaat itu lebih sedikit bila dibandingkan
hal yang tidak bermanfaat. Karenanya ketika sesorang membatasi diri hanya pada hal yang
manfaat niscaya akan dihindarkan dari banyak keburukan. Dan cara inilah yang membuat
Iman sesorang menjadi bertambah baik.
Sebagai manusia yang beriman pada Allah swt, kita hanya bisa berusaha semaksimal
mungkin dengan berdoa kepada Allah swt agar kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak
bermanfaat serta senantiasa bisa menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat di dunia
dan untuk kepentingan di akhirat. Berpaling dari hal-hal yang tidak bermanfaat adalah jalan
selamat menuju kesuksesan. Lebih baik melakukan banyak amal shaleh daripada hal-hal tidak
berguna dandilarang oleh agama. Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Jika Islam salah seorang dari kalian sempurna, maka seluruh amal kebaikannya
akan ditulis baginya sepuluh kebaikan kemudian akan dilipat gandakan menjadi 700 kali
lipat. Dan setiap kejelekannya akan ditulis semisalnya.” (HR. Bukhari).
Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai