Anda di halaman 1dari 7

10 Kepribadian Muslim yang Shaleh

10 Kepribadian Muslim yang Shaleh


Bismillah...
Alhamdulillah, nahmaduhu wa nasta’inu wa nastaghfiruhu wa na’udzubillahi min syuruni anfusina, wa min
sayyi’ati ahmadina,... Allahuma sholi wa salim ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi, wa sohibatihi ajma’in..

Tidaklah terlupa pula kita sampaikan shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW, semoga suatu
saat nanti kita dapat melanjutkan Liqo’ bersama Rasulullah SAW di Surganya Allah SWT. Aamiin.

Baiklah Ikhwah, Islam mengenal Standar Kriteria untuk mentapkan seseorang menjadi Muslim yang Shaleh,
termasuk pada bagian Kepribadian menjadi tolak ukur pandangan membadakan mana seorang Muslim yang
Shaleh dan yang tidak. Standar-standar Kepribadian Muslim yang Shaleh tersebut ialah :

1.    Memiliki Aqidah yang Benar

Tentu saja, seorang Muslim harus memiliki Aqidah yang benar-benar lurus dan tidak menyimpang sedikitpun
sesuai dengan yang disampaikan dan didakwahkan oleh Rasulullah SAW. Seorang Muslim yang memiliki
Aqidah yang Benar dan lurus tentunya akan terjaga dari kesyirikan-kesyirikan seperti :
a.       Praktik Perdukunan
b.      Praktik Ramalan
c.       Percaya pada Zodiak
d.      Percaya pada Tahayul
e.      Percaya pada Tempat-Tempat Kramat

Dan masih banyak lagi yang dapat membuat Aqidah seorang Muslim condong, bengkok, dan bahkan
menjerumuskan mereka kedalam Syirik.
Seperti Allah SWT mencontohkan Aqidah yang Lurus yang harus dimiliki setiap muslim dalam firman-Nya :

﴿﴾  ‫لَ ِمينَا‬  ِّ‫ ْال َع َرب‬ ِ ‫هَّلِل‬ ‫ َو َم َماتِي‬ ‫ي‬ َ ‫ َو َمحْ يَا‬ ‫ َونُ ُس ِكي‬ ‫صالتِي‬ َ  ‫إِ َّن‬  ْ‫قُل‬
﴿﴾ ‫ين‬ َ ‫ ْال ُم ْسلِ ِم‬ ‫أَ َّو ُل‬ ‫ َوأَنَا‬ ‫ت‬ُ ْ‫أُ ِمر‬ ‫ك‬
َ ِ‫ َوبِ َذل‬ ُ‫لَه‬ ‫ك‬َ ‫ َش ِري‬ ‫ال‬
Artinya : “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Qs. Al-An’am [6] : 162-163)

Seorang Muslim yang memiliki Aqidah yang Lurus haruslah memiliki User Manual (Panduan Pengguna), maka
sabaik-baiknya Panduan, ialah Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupa dengannya.” -yakni As-
Sunnah-,  (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dalam al-Musnad IV/130)

2.    Ibadah yang Shaleh

Point penting yang Kedua yang harus dimiliki dalam Kepribadian seorang Muslim yang Shaleh ialah Ibadah yang
Shaleh atau Perbuatan-Perbuatan yang baik.

Yang dimaksud Ibadah yang Shaleh disini bukanlah Ibadah yang langsung Dahsyat membooming beberapa saat
kemudian hilang entah kemana. Allah SWT lebih menyukai Ibadah yang sedikit, namun terus terjaga (istiqomah)
perlahan dan bertaham itu lebih dicintai Allah SWT.

Sebagai contoh, dan ana rasa Ikhwah dapat mengerjakannya dengan mudah :
a.       Bersuci
Jagalah agar Diri dan Hati kita senantiasa dalam keadaan segar dan suci, dengan menjaga Wudhu’ dan datang ke
Majelis-Majelis Ilmu seperti Liqo’ untuk mengecas iman adalah bentuk memurnikan Hati dari segala aktivitas
kehidupan yang lumayan berat saat ini.
b.      Do’a
Perbanyaklah bermunajat kepada Allah SWT, karena hanya kepada-Nya lah tempat kita memohon dan meminta
pertolongan. Allah SWT lebih menyukai hambanya yang berdo’a dengan khusyu’ dan ditambah dengan Ikhtiar
yang serius.
c.       Puasa
Memperbanyak Puasa-puasa Sunnah seperti Senin-Kamis, Puasa Daud, dan Puasa sunnah yang lainnya
adalah salah satu contoh Ibadah yang Shaleh yang disukai Allah SWT.
d.      Sholat
Diwaktu luang, gunakanlah untuk berdua-duaan dengan Allah SWT, melaksanakan Sholat Sunnah, minimal
dua rakaat dengan khusyu’ lebih baik daripada seribu rakaat dengan hati yang merantau kesana-sini.
e.      Shadaqoh
Ibdaha yang Shaleh selanjutnya ialah bershadaqoh, Shadaqoh yang dicintai ialah Shadaqohnya seorang
hamba dijalan Allah SWT tanpa diketahui oleh yang lainnya.
f.        Zikir
Perbanyaklah mengingat Allah SWT disetiap kegiatan kita, dan hiasi hati kita dengan Zikir kepada Allah, insya
Allah, Allah akan menjadikan antum sebagai Muslim yang Shaleh.

Sebagaimana Firman Allah SWT yang mencontohkan Ibadah Shaleh yang disukai oleh Allah SWT ialah :

َ ُّ‫ َرب‬ ‫أَ ْن‬ ‫ك‬


‫ َمحْ ُمو ًدا‬ ‫ َمقَا ًما‬ ‫ك‬ َ َ‫ل‬ ً‫نَافِلَة‬ ‫بِ ِه‬ ‫فَتَهَ َّج ْد‬ ‫اللَّي ِْل‬ ‫َو ِم َن‬
َ َ‫يَ ْب َعث‬ ‫ َع َسى‬ ‫ك‬
Artinya : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Qs. Al-Isra’ [17] : 79)

Dan berikut ialah kumpulan Sabda Rasulullah SAW tentang Ibadah yang Shaleh :
1.      Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (HR.
Ath-Thabrani)
2.      Laksanakan ibadah sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu meninggalkannya. (HR. Ad-
Dailami)
Penjelasan:

Yang dimaksud ialah ibadah selain yang fardhu.

3.      Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
4.      Sebaik-baik ibadah ialah yang dirahasiakan (tidak dipamerkan). (HR. Asysyihaab)
5.      Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku,
niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak,
Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6.      Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim)

3.    Akhlaq yang Mantap

Sebagaimana hadis yang terkenal dikalangan Umat Islam, yakni Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Aku
diutus untuk memperbaiki Akhlaq manusia”. Maka jelas sudah bahwa point penting selanjutnya yang harus
dimiliki oleh seorang Muslim yang Beriman ialah Akhlaq yang Mantap.
Hai Ikhwah, Kaifa haluk? Sudahkah bosan antum membaca coretan ana? Senadainya Antum merasa bosan, maka
ambilah sesuatu untuk dimakan, sesungguhnya murobbi kami juga menyediakan Kerupuk disaat kami Liqo’, dan
silahkan lanjutkan lagi membaca coretan kami.
Sebagaimana pada uraian sebelumnya, kami memiliki tips kepada Ikhwah semua untuk dapat menjalankan misi
yang ke 3, yakni memiliki Akhlaq yang Mantap :
a.     Bersilaturahmi, karena dengan bersilaturahmi akan terwujud Akhlaq Muslim yang Shaleh, mengunjungi
saudaranya baik dalam keadaan senang maupun susah.
b.     Berbuat Baik kepada saudara, karena Islam adalah Agama yang menjadi Rahmat sekalian Alam, tentu
membawakan pesan Perdamaian kepada setiap manusia yang juga ingin berdamai dengan Islam.
c.      Berbakti kepada Kedua orang tua, karena Islam mengajarkan anak untuk taat dan berbakti kepada Kedua
orang tuanya selagi mereka tidak memintamu untuk menyekutukan Allah SWT.
d.      Bersedekah, lagi-lagi Islam mengajarkan agar pengikutnya untuk saling membantu, bahu-membahu dan
tolong menolong antara satu Muslim dan Muslim lainnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang mengingatkan kita tentang Isi Pokok Taurat :

‫ون إِاَّل هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َو ِذي‬َ ‫ق بَنِي إِ ْس َرائِي َل اَل تَ ْعبُ ُد‬ َ ‫َوإِ ْذ أَ َخ ْذنَا ِميثَا‬
َّ ‫اس ُح ْسنًا َوأَقِي ُموا ال‬
‫صاَل ةَ َوآتُوا‬ ِ َّ‫ين َوقُولُوا لِلن‬ ِ ‫ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ُون‬
َ ‫ْرض‬ ِ ‫ال َّز َكاةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم إِاَّل قَلِياًل ِّمن ُك ْم َوأَنتُم ُّمع‬
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.” (Qs. Al-Baqarah [2] : 183)

Dan Sabda-sabda Rasulullah atas pentingnya Alkhaq yang Mantap yaitu :


1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-
baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

2. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu
Dawud)

3. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga
dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi
suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik
akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku.
Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan
dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

4. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik
(simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)

5. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang
bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

6. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw
menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)'." (HR. Muslim)

7. Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian
(rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu
niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri
niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu
mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

8. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila
berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)

9. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat
dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-
menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik
dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik
dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari
tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-
Thabrani)

10. Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain adalah
separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)

11. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian
kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

12. Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja
yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu Hibban)

13. Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)

14. Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan)
amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala. (HR. Ahmad)

15. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku." Nabi Saw berpesan,
"Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan,
"Jangan suka marah." (HR. Bukhari)

16. Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)

17. Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta. (HR. Bukhari)

18. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan
(sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

19. Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya.
(HR. Tirmidzi)
20. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan
kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum
lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim)

21. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)

22. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan
barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya. (HR. Ath-Thabrani)

23. Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi orang
lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)

25. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at
dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

26. Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan. (HR. Al-
Baihaqi dan Ibnu Babawih)

27. Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak
suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

28. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa
dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam
dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)

29. Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR.
Al-Baihaqi)

4.    Tubuh yang Kuat dan Sehat


 
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani
berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal
dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus
dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan
lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh
lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal
itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
'Mu'min yang kuat lebih aku cintai daripada mu'min yang lemah' (HR. Muslim).

5.    Pemikiran yang Terdidik dan Matang

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu
salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur'an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang
manusia untuk berpikir, dalam firman Allah yang artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: 'pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.' Dan mereka bertanya
kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: 'Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

6.    Teratur dalam Urusan atau Pekerjaan


Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan
oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah
maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara
bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

7.    Mampu Menguasai Diri Sendiri


  
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada
diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan
dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.
Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam,
Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran
islam) (HR. Hakim).

8.    Menjaga Waktu dengan Sebaik Mungkin


 
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu
sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam
Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah
Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam.

Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat
sebuah semboyan yang menyatakan: 'Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.' Waktu merupakan
sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut
untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada
yang sia-sia.
Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang
lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk
dan kaya sebelum miskin.

9.    Mampu untuk Bekerja

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri
lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan
kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian,
terutama dari segi ekonomi.

10. Bermanfaat terhadap Orang Lain

 Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang
dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan
keberadaannya karena bermanfaat besar.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa
bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang
baik dalam masyarakatnya.

HR. Bukhari Muslim: "Khoirunnas Anfa 'uhum linnas", yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai