Anda di halaman 1dari 69

KAJIAN KITAB

AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

RAMADHAN BERKAH 1441 H


JAMA’AH SHOLAWAT FATAHILLAH
#1
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

Kalangan muslim di Indonesia, utamanya dari kalangan NU,


telah menanamkan akidah terhadap generasinya secara perlahan
sejak masa kecil. Lewat pujian atau syair yang antara azan dan
iqamah di masjid, mushalla, atau surau di kampung-kampung, ajaran
akidah Ahlussunnah perlahan mengakar. Anak-anak dikenalkan
dengan teologi ala Mazhab Asy’ariyyah yang dikenal dengan sebutan
Aqaid 50.

Aqaid 50 terdiri dari 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, dan 1 sifat


jaiz bagi Allah. Lalu 4 sifat wajib bagi rasul, 4 sifat mustahil, dan 1
sifat jaiznya. Ajaran teori tauhid inilah yang telah ada jauh sebelum
datangnya ajaran yang memperkenalkan konsep tauhid uluhiyyah,
rububiyyah, dan asma` wa shifat yang ujung-ujungnya sering
melahirkan vonis syirik terhadap berbagai amaliyah umat islam.

Salah satu kitab paling mendasar tentang konsep tauhid aqoid


50 adalah kitab Aqidatul Awwam karya Sayyid Ahmad al-Marzuqi
(1205- 1281 H). Terdiri dari 57 bait, kitab ini memuat pokok-pokok
ajaran tauhid secara singkat, padat dan berisi.

Syekh Ahmad al-Marzûqi lahir di Mesir pada tahun 1205 H.


Beliau menuntut ilmu di Makkah, kemudian menjadi pengajar di
Masjidil haram dan diangkat menjadi Mufti dalam Mazhab Maliki.
Syekh Ahmad al-Marzûqi terkenal dengan kezuhudan dan
ketakwaannya, serta karangaan-karangannya yang sangat
bermanfaat (Syekh Hisyâm al-Kâmil, Fath al-‘Allâm Syarh
Mandhûmah ‘Aqîdatul ‘Awâm, Dar el-Manâr, cetakan pertama, 2013,
h. 11).
Di antara guru-gurunya adalah Syekh Ibrâhim al-‘Abîdi—
kepadanya beliau mempelajari qirâah al-’asyrah. Dan murid-
muridnya yang masyhur di antaranya adalah Sayyid Ahmad Zaini
Dahlan, Syekh Ahmad ar-Rifâ’i, dan Syekh Ahmad Dahman.
#2
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

‫ﺑﺴﻢ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬

َ ْ ْ َ ْ َّ َ ْ َّ َ ْ ُ َ َْ
‫ﺃﺑﺪﺃ ﺑﺴـﻢ ﻪﻠﻟﺍ ﻭﺍﻟﺮﺣﻤﻦ * ﻭﺑﺎﻟﺮﺣﻴﻢ ﺩﺍﺋﻢ ﺍﻹﺣﺴﺎﻥ‬
َ ْ َ َْ ْ ْ َ
‫ﺍﻵﺧﺮ ﺍﻟ َﺒـﺎﻗﻲ ﺑﻼ َﺗ َﺤ ُّﻮﻝ‬ * ‫ﻓﺎﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻪﻠﻟ ﺍﻟ َﻘﺪ ْﻳﻢ ﺍﻷ َّﻭﻝ‬
• Saya (Mushonnif / Pengarang Kitab) memulai dengan
menyebut nama Allah, Dzat yang maha pengasih, dan
Maha Penyayang yang senatiasa memberikan
kenikmatan tiada putusnya.
• Maka segala puji bagi Allah Yang Maha Dahulu, Yang
Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa
ada perubahan.

Saya (Mushonnif / Pengarang Kitab), yakni Syekh Ahmad


Marzuqi Al-Maliki memulai kitab ini dengan menyebut nama Allah
SWT, Dzat yang Maha Pengasih (Dzat pemberi nikmat dengan
seagung-agungnya nikmat, pokok-pokok nikmat seperti iman,
kesehatan, rizqi, pendengaran, dsb.) dan Maha Penyayang (Dzat
pemberi nikmat-nikmat yang bentuknya lembut (cabang) seperti
bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat, pendengaran,
penglihatan dsb.) yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada
putusnya.

Dan saya (mushonnif/pengarang kitab) juga memulai


mengarang Mandzumah (nadzhom2) ini dengan menambahkan
hamdalah, maksdunya adalah dengan memuji dengan lisan pada
Allah yang Qodim, Al Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai penghormatan
padaNya dan meyakini bahwa setiap pujian itu tetap padaNya.

Arti ‫ الحمد‬menurut bahasa adalah pujian dengan lisan atas


segala sesuatu yang tidak secara ikhtiar disertai rasa penghormatan
baik nikmat itu diterima atau tidak, menurut syara’ adalah perbuatan
yang tumbuh (keluar) dari penghormatan Sang Pemberi nikmat
disebabkan bahwa Dia adalah pemberi nikmat walaupun tanpa ada
orang yang memuji, baik perbuatan itu berupa dzikir dengan lisan,
cinta dalam hati atau dilakukan dengan perbuatan.
#3
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ َ َّ َ َ َ َّ َ ُ َ َّ َّ ُ
‫ﺍﻟﻨﺒ ِّﻲ ﺧ ْﻴﺮ َﻣ ْﻦ ﻗ ْﺪ َﻭ َّﺣ َﺪﺍ‬ ‫ﺍﻟﺴﻼ ُﻡ َﺳ ْﺮ َﻣ َﺪﺍ * ﻋﻠﻰ‬ ‫ﺛﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ‬
َ ْ َ
‫ﺻ ْـﺤﺒﻪ َﻭ َﻣ ْﻦ ﺗﺒ ْﻊ * َﺳﺒ ْﻴ َﻞ ﺩ ْﻳﻦ ﺍﻟ َﺤ ِّﻖ ﻏ ْﻴ َﺮ ُﻣ ْﺒ َﺘﺪ ْﻉ‬
َ ‫َﻭﺁﻟﻪ َﻭ‬

• Kemudian shalawat dan salam sejahtera semoga


selamanya tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai orang terbaik yang mengesakan Allah SWT
• Begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada keluarga serta para sahabatnya dan siapa pun
yang mengikuti jalan agama yang benar tanpa berbuat
bid’ah

Muncul pertanyaan, apa perlunya mengucapkan salawat


kepada Nabi Muhammad SAW padahal beliau adalah orang yang
mulia dan terpilih, dengan jaminan surga dari Allah SWT?

Jawaban dari pertanyaan ini adalah, di dalam al-Qur’an


disebutkan bahwa mengucapkan shalawat adalah teladan dari Allah
SWT dan para malaikat yang mengucapkan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Sekaligus perintah Allah SWT kepada seluruh
umat Islam untuk membaca shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW. Firman Allah SWT:

َ ُّ َ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ ِّ َّ َ َ َ ُّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َّ
‫ﺻﻠﻮﺍ َﻋﻠ ْﻴﻪ‬ ‫ﺇﻥ ﻪﻠﻟﺍ ﻭﻣﻼﺋﻜﺘﻪ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ‬
َ ِّ
‫َﻭ َﺳﻠ ُﻤﻮﺍ ﺗ ْﺴﻠ ًﻴﻤﺎ‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS.
al-Ahzab : 56).

Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW kemudian


diiringi dengan shalawat kepada keluarga dan para sahabat Nabi
Muhammad SAW.

Yang dimaksud sahabat Nabi adalah orang-orang yang


pernah melihat Nabi dalam keadaan Islam dan meninggalkan dunia
tetap pada keislamannya. Sahabat adalah orang-orang yang mulia,
dan selalu dalam petunjuk Allah SWT, walaupun bukan berarti
mereka tidak pernah berbuat salah dan dosa. Di antara mereka ada
yang telah dijamin masuk surga.
#4
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ْ ْ َ َْ َْ َ ُ ْ ََ
‫ﺎﻋﻠ ْﻢ ﺑ ُﻮ ُﺟ ْﻮﺏ ﺍْﻟ ْﻌﺮﻓﺓ * ﻣ ْﻦ َﻭﺍﺟ ٍﺐ ﻪﻠﻟ ﻋﺸﺮْﻳ َﻦ ﺻ َﻔﺔ‬ ‫ﻭﺑﻌﺪ ﻓ‬
• Setelah apa yang dikemukakan tadi, ketahuilah tentang
kewajiban mengetahui ada dua puluh sifat yang wajib
bagi Allah SWT.

Aqoid lima puluh adalah 50 hal yang wajib ketahui dan diyakini
oleh seorang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
ُ ً َ َ َ ُ َ َ َ
‫ﺍ ْﻋﻠ ْﻢ ﺃ َّﻧ ُﻪ َﻳﺠ ُﺐ َﻋﻠﻰ ﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﺴﻠ ٍﻢ ﺃ ْﻥ َﻳ ْﻌﺮﻑ ﺧ ْﻤﺴ ْﻴ َﻥ َﻋﻘ ْﻴ َﺪﺓ َﻭﻛ ُّﻞ َﻋﻘ ْﻴ َﺪ ٍﺓ‬
َ َ ً َ َ َ َ
.)3 ،‫َﻳﺠ ُﺐ َﻋﻠ ْﻴ َﻪ ﺃ ْﻥ َﻳ ْﻌﺮﻑ ﻟ َﻬﺎ َﺩﻟ ْﻴﻼ ﺍ ْﺟ َﻤﺎﻟ ِّﻴﺎ ﺃ ْﻭ ﺗ ْﻔﺼ ْﻴﻠ ًّﻴﺎ ( ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ‬
“Ketahuilah bahwa setiap muslim (laki-laki atau perempuan)
wajib mengetahui lima puluh akidah beserta dalil-dalilnya yang
bersifat global atau terperinci .” (Kifayatul ‘Awam, 3).

Lima puluh keyakinan itu terdiri dari:

1. Keimanan kepada Allah SWT:


a. Sifat wajib bagi Allah SWT = 20
b. Sifat mustahil bagi Allah SWT = 20
c. Sifat jaiz bagi Allah SWT = 1

2. Keimanan kepada para rasul:


a. Sifat wajib bagi rasul = 4
b. Sifat mustahil bagi rasul = 4
c. Sifat jaiz bagi rasul = 1

Jumlah = 50

Yang dimaksud sifat wajib di sini adalah sesuatu yang pasti


ada atau dimiliki Allah SWT atau rasul-Nya, di mana akal tidak akan
membenarkan jika sifat-sifat itu tidak ada pada Allah SWT dan rasul-
Nya.

Mustahil merupakan perkara yang tidak mungkin ada pada


Allah SWT dan rasul-Nya. Kebalikan dari sifat wajib, yaitu akal tidak
akan terima jika sifat-sifat tersebut ada pada Allah SWT dan para
rasul-Nya.

Sedangkan jaiz adalah sifat yang tidak harus ada pada Allah
SWT dan rasul-Nya. Dengan pengertian bahwa ada dan tidak adanya
sifat ini pada Allah SWT dan rasul-Nya bisa diterima oleh akal.
#5
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َْ ْ ْ َ ْ ٌ َ َ ُ ‫َﻓ‬
‫ﺎﻪﻠﻟ َﻣ ْﻮ ُﺟ ْﻮ ٌﺩ ﻗﺪ ْﻳ ٌﻢ َﺑﺎﻗ ْﻲ * ُﻣﺨﺎﻟﻒ ﻟﻠﺨﻠﻖ ﺑﺎﻹﻃﻼﻕ‬
َ ُ َ َ َ
‫َﻭﻗﺎﺋ ٌﻢ ﻏﻨﻲ َﻭ َﻭﺍﺣ ٌﺪ َﻭ َﺣ ْﻲ * ﻗﺎﺩ ْﺭ ُﻣﺮْﻳ ٌﺪ َﻋﺎﻟ ٌﻢ ﺑﻜ ِّﻞ ﺷ ْﻲ‬
• Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud
(Ada), Qadim (tidak ada permulaan-Nya), Kekal, dan
berbeda dengan makhluk secara mutlak.
• Allah SWT adalah Dzat Yang berdiri sendiri, Tunggal,
Hidup, Berkuasa, Berkehendak dan Mengetahui segala
sesuatu.

Sifat Allah SWT yang dua puluh tersebut adalah sebagai


berikut :

1. Wujud (Ada)

Allah SWT adalah Tuhan yang wajib kita sembah itu pasti ada.
Allah SWT, ada tanpa ada perantara sesuatu dan tanpa ada yang
mewujudkan. Firman Allah SWT:
ْ َ َ َّ َ ْ ‫ﻪﻠﻟﺍ َﻻ ﺇ َﻟ َﻪ ﺇ َّﻻ َﺃ َﻧﺎ َﻓ‬
ُ ‫ﺇ َّﻧﻨﻲ َﺃ َﻧﺎ‬
.)14 ،‫ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﺬﻛﺮﻱ ( ﻃﻪ‬ ‫ﺎﻋ ُﺒ ْﺪﻧﻲ َﻭﺃﻗﻢ‬
” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.” (QS. Thaha : 14).

Kebalikan sifat ini adalah sifat adam ( ‫) الﻌﺪﻡ‬, yakni Allah SWT
mustahil tidak ada.
2. Qidam (Dahulu)

Sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam, Allah SWT


pasti lebih dahulu sebelum makhluk. Firman Allah SWT:
َّ َ ُ ْ َ ُ َّ َ ْ َ ُ
ٌ ‫ﺍﻟﻈﺎﻫ ُﺮ َﻭ ْﺍﻟ َﺒﺎﻃ ُﻦ َﻭ ُﻫ َﻮ ﺑ ُﻜ ِّﻞ َﺷ ْﻲ ٍﺀ َﻋﻠ‬
.)3 ،‫ﻴﻢ ( ﺍﻟﺤﺪﻳﺪ‬ ‫ﻫﻮ ﺍﻷﻭﻝ ﻭﺍﻵﺧﺮ ﻭ‬
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang
Bathin; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu .” (QS. al-Hadid :
3).

Kebalikannya adalah huduts ( ‫) حﺪﻭﺙ‬, yakni mustahil Allah


SWT itu baru dan memiliki permulaan.

3. Baqa’ (Kekal)

Arti baqa’ adalah bahwa Allah SWT senantiasa ada, tidak akan
mengalami kebinasaan atau rusak. Dalam al-Qur’an disebutkan:
ْ ْ َ ْ ُ َ َ ُ
26- ،‫ﻛ ُّﻞ َﻣ ْﻦ َﻋﻠ ْﻴ َﻬﺎ ﻓ ٍﺎﻥ َﻭ َﻳ ْﺒ َﻘﻰ َﻭ ْﺟ ُﻪ َﺭِّﺑ َﻚ ﺫﻭ ﺍﻟ َﺠﻼﻝ َﻭﺍﻹﻛ َﺮﺍﻡ ( ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ‬
)27
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal
Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan .” (QS.
ar-Rahman : 26-27).

Kebalikannya adalah sifat Fana ( ‫) ﻓﻨﺎﺀ‬, yang berarti mustahil


Allah SWT tidak kekal.

4. Mukhalafatu Lilhawaditsi, (Berbeda dengan makhluk)

Allah SWT pasti berbeda dengan segala yang baru (makhluk).


Perbedaan Allah SWT dengan makhluk itu mencakup segala hal,
baik dalam sifat, dzat dan perbuatannya. Firman Allah SWT:
ْ َ ‫َﻟ ْﻴ‬
َّ ‫ﺲ َﻛﻤ ْﺜﻠﻪ َﺷ ْﻲ ٌﺀ َﻭ ُﻫ َﻮ‬
)11 ،‫ ( ﺍﻟﺸﻮﺭﻯ‬. ‫ﺍﻟﺴﻤ ُﻴﻊ ﺍﻟ َﺒﺼ ُﻴﺮ‬
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat .” (QS. as-Syura : 11).

Kebalikannya adalah mumatsalatuhu lilhawaditsi ( ‫مﻤﺎﺛﻠﺘﻪ لﻠﺤﻮادﺙ‬


), yakni mustahil Allah SWT sama dengan makhluk-Nya.

5. Qiyamuhu binafsih (berdiri sendiri)

Berbeda dengan makhluk yang masih membutuhkan sesuatu


yang lain diluar dirinya, Allah SWT tidak butuh terhadap sesuatu
apapun. Allah SWT tidak membutuhkan tempat dan dzat yang
menciptakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
َ ْ َ َ َ َّ
.)6 ،‫ﻪﻠﻟﺍ ﻟﻐﻨ ٌّﻲ َﻋﻦ ﺍﻟ َﻌﺎْﻟ َﻴﻥ ( ﺍﻟﻌﻨﻜﺒﻮﺕ‬ ‫ﺇﻥ‬
”Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. al-Ankabut : 6).

Kebalikan dari sifat ini adalah ihtiyajuhu li ghairihi ( ‫) ﺇحﺘﻴﺎﺟﻪ لﻐﻴﺮﻩ‬


artinya mustahil Allah SWT butuh kepada makhluk.

6. Wahdaniyat (Esa/satu)

Allah SWT satu/esa, tidak ada tuhan selain Diri-Nya. Allah


SWT Maha Esa dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-Nya. Firman Allah
SWT:
َ َْ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َّ ْ ُ
،‫ﻮﺣﻰ ﺇﻟ َّﻲ ﺃ َّﻧ َﻤﺎ ﺇﻟ ُﻬﻜ ْﻢ ﺇ ٌﻟﻪ َﻭﺍﺣ ٌﺪ ﻓ َﻬ ْﻞ ﺃﻧ ُﺘ ْﻢ ُﻣ ْﺴﻠ ُﻤﻮﻥ ( ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ‬ ‫ﻗﻞ ﺇﻧﻤﺎ ﻳ‬
.)108
”Katakanlah: “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku
adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka
hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya) “. (QS. al-Anbiya’ : 108).
Sifat yang mustahil bagi-Nya yaitu “ta’addud ” ( ‫)ﺗﻌﺪد‬
berbilangan, bahwa mustahil Allah lebih dari satu.

7. Qudrat (Kuasa)

Allah SWT Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tidak


terbatas. Kekuasaan Allah SWT meliputi terhadap segala sesuatu.
Kuasa untuk mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya. Allah SWT berfirman:
َ َ ُ َ ُ َ
.)6 ،‫ﻪﻠﻟﺍ َﻋﻠﻰ ﻛ ِّﻞ ﺷ ْﻲ ٍﺀ ﻗﺪ ٌﻳﺮ ( ﺍﻟﺤﺸﺮ‬‫ﻭ‬
“Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu .” (QS. al-Hasyr
: 6).

Kalau Allah SWT tidak kuasa, tentu Ia tidak akan mampu


meciptakan alam raya yang sangat menakjubkan ini. Karena itu,
mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat al-‘Ajzu ( ‫ ) الﻌﺠﺰ‬yang berarti
lemah.

8. Iradah (Berkehendak)

Allah SWT Maha berkehendak, dan tidak seorangpun yang


mampu menahan kehendak Allah SWT. Dan segala yang terjadi di
dunia berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah SWT
berfirman:
َ ُ َ َ َ ْ ُ َ ََ ْ ًْ َ َُ َ ُ
‫ﺿ ًّﺮﺍ ﺃ ْﻭ ﺃ َﺭ َﺍﺩ ﺑﻜ ْﻢ ﻧ ْﻔ ًﻌﺎ َﺑ ْﻞ‬ ‫ﻗ ْﻞ ﻓ َﻤ ْﻦ َﻳ ْﻤﻠ ُﻚ ﻟﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ ﻪﻠﻟﺍ ﺷﻴﺌﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﻜﻢ‬
ً َ َ ُ َ ُ َ َ
.)11 ،‫ ( ﺍﻟﻔﺘﺢ‬. ‫ﻪﻠﻟﺍ ﺑ َﻤﺎ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮﻥ ﺧﺒﻴﺮﺍ‬ ‫ﻛﺎﻥ‬
” Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki
kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfa`at bagimu.
Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan .” (QS.
al-Fath : 11).
Lawan dari sifat ini adalah ( ‫ )الﻜﺮاﻫﺔ‬yang mempunyai makna
“terpaksa”, yakni mustahil Allah berbuat sesuatu karena terpaksa,
atau tidak dengan kehendak-Nya sendiri.

9. Ilmu (Mengetahui)

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Menciptakan, maka Ia


pasti mengetahui segala sesuatu diciptakan-Nya. Allah SWT
mengetahui dengan jelas akan semua perkara yang jelas tampak
ataupun yang samar, tanpa ada perbedaan antara keduanya. Allah
SWT berfirman:
ْ ْ َ
.)7 ،‫ ( ﺍﻷﻋﻠﻰ‬. ‫ﺇ َّﻧ ُﻪ َﻳ ْﻌﻠ ُﻢ ﺍﻟ َﺠ ْﻬ َﺮ َﻭ َﻣﺎ َﻳﺨ َﻔﻰ‬
“Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang
tersembunyi .” (QS. al-A’la : 7).

Kebalikan sifat ini adalah al-jahlu ( ‫) الﺠﻬﻞ‬, yang berarti bodoh.


Bahwa mustahil Allah SWT bodoh atau tidak mengetahui pada apa
yang diciptakan.

10. Hayat (Hidup)

Allah SWT Maha Hidup, dan hidup Allah SWT adalah


kehidupan abadi, tidak pernah dan tidak akan mati.
ُُ َ ُ ‫َﻭ َﺗ َﻮ َّﻛ ْﻞ َﻋ َﻠﻰ ْﭐﻟ َﺤ ِّﻲ َّﭐﻟﺬﻱ َﻻ َﻳ ُﻤ‬
‫ﻮﺕ َﻭ َﺳ ِّﺒ ْﺢ ﺑ َﺤ ْﻤﺪﻩ َﻭﻛ َﻔ ٰﻰ ﺑﻪ ﺑﺬﻧﻮﺏ ﻋ َﺒﺎﺩﻩ‬
ً َ
.)58 : ‫ ( ﺍﻟﻔﺮﻗﺎﻥ‬. ‫ﺧﺒﻴﺮﺍ‬
” Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang
tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia
Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya .” (QS. al-Furqan :
58).
Kebalikan dari sifat ini adalah al-mautu ( ‫) الﻤﻮﺕ‬, yang berarti
mati. Yakni mustahil Allah SWT mati.
#6
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َْ ٌ
‫ـﺎﺕ َﺳ ْﺒ َﻌﺔ ﺗﻨ َﺘﻈ ُﻢ‬ ٌ ‫َﺳﻤ ْـﻴ ٌﻊ ْﺍﻟ َﺒﺼ ْﻴ ُﺮ َﻭ ْﺍْﻟُ َﺘ َﻜ ِّﻠ ُﻢ * َﻟ ُﻪ ﺻ َﻔ‬
ْ ‫ﺼ ْﺮ * َﺣ َﻴ ٌﺎﺓ ْﺍﻟﻌ ْﻠ ُﻢ َﻛ َﻼ ٌﻡ‬
‫ﺍﺳ َﺘ َﻤ ْﺮ‬ َ ‫َﻓ ُﻘ ْـﺪ َﺭ ٌﺓ ﺇ َﺭ َﺍﺩ ٌﺓ َﺳ ْﻤ ٌﻊ َﺑ‬

• Allah SWT juga Maha Mendengar, Melihat, dan


Berbicara
• Dia mempunyai tujuh sifat yang teratur, Yaitu sifat
Qudrat, Iradat, Sama’, Bashar Hayat, Ilmi dan Kalam
yang berlangsung terus.

11. Sama’ (Mendengar)

Allah SWT Maha Mendengar. Namun pendengaran Allah


SWT tidak sama dengan pendengaran manusia yang bisa dibatasi
ruang dan waktu. Allah SWT mendengar dengan jelas semua yang
diucapkan hamba-Nya. Pendengaran Allah SWT tidak berbeda pada
perkara yang dhahir atau yang bathin. Firman Allah SWT:

ُ ‫ﭐﻟﺴﻤ ُﻴﻊ ْﭐﻟ َﻌﻠ‬


)6 : ‫ ( ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ‬. ‫ﻴﻢ‬ َّ ‫ﺇ َّﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ‬

” Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha


Mengetahui .” (QS. ad-Dukhan : 6).
Kebalikan dari sifat ini adalah al-shamamu ( ‫ ) الﺼﻤﻢ‬yang berarti
tuli. Yakni bahwa mustahil Allah SWT itu tuli.

12. Bashor (Melihat)


Allah SWT Maha melihat segala sesuatu. Baik yang nampak
ataupun yang samar. Bahkan andaikata ada semut yang sangat
hitam berjalan di tengah malam yang gelap gulita, Allah SWT dapat
melihatnya dengan jelas.
ْ َ ً َ ُ َ َُ َ َّ ‫َﻓﺎﻃ ُﺮ‬
‫ﭐﻟﺴ َﻤ َﺎﻭﺍﺕ َﻭﭐﻷ ْﺭﺽ َﺟ َﻌ َﻞ ﻟﻜﻢ ِّﻣ ْﻦ ﺃ ُﻧﻔﺴﻜ ْﻢ ﺃ ْﺯ َﻭﺍﺟﺎ َﻭﻣ َﻦ ﭐﻷﻧ َﻌﺎﻡ‬
ْ َّ ‫ﺲ َﻛﻤ ْﺜﻠﻪ َﺷ ْﻲ ٌﺀ َﻭ ُﻫ َﻮ‬ ً َْ
َ ‫ﻭﺍﺟﺎ َﻳ ْﺬ َﺭ ُﺅ ُﻛ ْﻢ ﻓﻴﻪ َﻟ ْﻴ‬
.)11 : ‫ ( ﺍﻟﺸﻮﺭﻯ‬. ‫ﭐﻟﺴﻤ ُﻴﻊ ﭐﻟ َﺒﺼ ُﻴﺮ‬ ‫ﺃﺯ‬
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang
ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang
biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan
Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. as-
Syura : 11).

Kebalikan sifat ini adalah al-‘ama ( ‫ ) الﻌﻤﻰ‬yang berarti buta,


yakni bahwa mustahil Allah SWT itu buta.

13. Kalam (Berfirman)

Allah SWT Maha berfirman, namun firman Allah SWt tidak


sama seperti perkataan manusia yang terdiri dari suara dan susunan
kata-kata. Firman Allah SWT, tanpa suara dan kata-kata.
َّ َ َ ُ ‫ﺼ َﻨ ُﺎﻫ ْﻢ َﻋ َﻠ ْﻴ َﻚ ﻣﻦ َﻗ ْﺒ ُﻞ َﻭ ُﺭ ُﺳ ًﻼ َّﻟ ْﻢ َﻧ ْﻘ‬ َ ‫َﻭ ُﺭ ُﺳ ًﻼ َﻗ ْﺪ َﻗ‬
‫ﺼ ُﻬ ْﻢ َﻋﻠ ْﻴ َﻚ َﻭﻛﻠ َﻢ‬
ْ ‫ﺼ‬ ْ ‫ﺼ‬
ً َْ َ ُ ُ
(164 : ‫ ( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬. ‫ﻮﺳ ٰﻰ ﺗﻜﻠﻴﻤﺎ‬ ‫ﭐﻪﻠﻟ ﻣ‬
” Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul
yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. an-Nisa’ :164).

Kebalikan sifat ini adalah al-bakamu ( ‫) الﺒﻜﻢ‬, yang berarti bisu.


Yakni bahwa mustahil Allah SWT itu bisu.
Tujuh sifat ini adalah tergolong sifat Ma’ani . Sedangkan tujuh
sifat setelahnya adalah sifat Ma’nawiyyah . Yakni, 14) Qodiron (Allah
Maha Berkuasa ), 15) Muridan (Allah Maha Berkehendak), 16)
Aliman (Allah Maha Mengetahui), 17) Hayyan (Allah Maha Hidup),
18) Sami’an (Allah Maha Mendengar), 19) Bashiron (Allah Maha
Melihat), dan 20) Mutakalliman (Allah Maha Berbicara).

Jika diperinci, maka dua puluh sifat wajib bagi Allah SWT
terbagi menjadi empat kriteria :

1. Sifat Nafsiyyah,
yakni sifat untuk menegaskan adanya Allah SWT, di mana
Allah SWT menjadi tidak ada tanpa adanya sifat tersebut.
Yang tergolong sifat ini hanya satu, yakni sifat wujud.
2. Sifat Salbiyyah,
yaitu sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang
tidak layak bagi Allah SWT. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat
yakni, 1) Qidam, 2) Baqo’, 3) Mukhalafatu lil hawaditsi, 4)
Qiyamuhu binafsihi, dan 5) Wahdaniyyah.
3. Sifat Ma’ani,
adalah sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Terdiri
dari tujuh sifat, 1) Qudrat, 2) Iradah, 3) Ilmu, 4) Hayat, 5)
Sama’, 6) Bashar dan 7) Kalam.
4. Sifat Ma’nawiyyah,
adalah sifat yang mulazimah (menjadi akibat) dari sifat
ma’ani, yakni 1) Qadiran, 2) Muridan, 3) Aliman, 4) Hayyan,
5) Sami’an, 6) Bashiran, 7) Mutakalliman.
#7
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ ُ َ ْ
‫َﻭ َﺟﺎﺋ ٌﺰ ﺑ َﻔﻀـﻠﻪ َﻭ َﻋ ْﺪﻟﻪ * ﺗ ْﺮ ٌﻙ ﻟﻜ ِّﻞ ُﻣ ْﻤﻜ ٍﻦ ﻛﻔ ْﻌﻠﻪ‬
• Dan adalah boleh dengan anugerah Allah SWT dan
keadilannya, ialah meninggalkan segala yang mungkin
seperti halnya Dia melakukannya.

Sifat jaiz Allah SWT ada satu, yakni:


ُ َ َ ُ
‫ﻓ ْﻌ ُﻞ ﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﻤﻜ ٍﻦ ﺃ ْﻭ ﺗ ْﺮﻛ ُﻪ‬
” Allah berhak untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkan
(tidak mengerjakan)-nya .”

Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat memaksa-Nya. Allah


SWT memiliki hak penuh untuk mengerjakan atau mewujudkan suatu
perkara. Sebagaimana juga Allah SWT mempunyai pilihan bebas
untuk tidak menjadikannya. Firman Allah SWT:
ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ
.)40 : ‫ ( ﺍﻟﻨﺤﻞ‬. ‫ﺇ َّﻧ َﻤﺎ ﻗ ْﻮﻟ َﻨﺎ ﻟﺸ ْﻲ ٍﺀ ﺇﺫﺁ ﺃ َﺭ ْﺩﻧ ُﺎﻩ ﺃﻥ َّﻧ ُﻘﻮ َﻝ ﻟ ُﻪ ﻛ ْﻦ ﻓ َﻴﻜﻮﻥ‬
”Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun
(jadilah)”, maka jadilah ia .” (QS. an-Nahl : 40).

Tidak seorangpun dari makhluk Allah SWT yang berhak untuk


memaksa Allah SWT untuk melaksanakan atau meninggalkan
sesuatu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha Memaksa dan
Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha dan
doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih
Allah SWT dalam mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan
akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah SWT. Firman Allah
SWT:
َ َ َ ‫ﺎﻥ َﻟ ُﻬ ُﻢ ْﺍﻟﺨ َﻴ َﺮ ُﺓ ُﺳ ْﺒ َﺤ‬
َ ‫َﻭ َﺭُّﺑ َﻚ َﻳ ْﺨ ُﻠ ُﻖ َﻣﺎ َﻳ َﺸ ُﺎﺀ َﻭ َﻳ ْﺨ َﺘ ُﺎﺭ َﻣﺎ َﻛ‬
‫ﺎﻥ ﻪﻠﻟﺍ َﻭﺗ َﻌﺎﻟﻰ َﻋ َّﻤﺎ‬
ُ
‫ُﻳ ْﺸﺮﻛﻮ َﻥ‬
” Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan
memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci
Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan
Dia) .” (QS. al-Qashash : 68).
#8
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ْ َ َْ ِّ ‫َﺃ ْﺭ َﺳ َﻞ َﺃ ْﻧﺒ َﻴﺎ َﺫﻭ ْﻱ َﻓ َﻄ َﺎﻧ ْﺔ * ﺑ‬


َّ ‫ﺎﻟﺼ ْﺪﻕ َﻭ‬
‫ﺍﻟﺘ ْﺒﻠ ْﻴﻎ َﻭﺍﻷ َﻣﺎﻧﺔ‬
• Allah SWT mengutus beberapa nabi yang memiliki
kecerdasan, dengan perkataan yang benar,
menyampaikan perintah Allah SWT dan amanah.

Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk


menyampaikan serta menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi. Nabi
adalah seorang manusia yang menerima wahyu dari Allah SWT,
namun tidak ada perintah untuk disampaikan kepada kaumnya.

Sedangkan rasul, selain menerima wahyu ia juga


diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaum. Maka bisa
dikatakan bahwa setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak semua nabi
adalah rasul. Sebagai utusan Allah SWT, mereka adalah manusia-
manusia pilihan yang dibekali Allah SWT dengan keistimewaan-
keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk Allah SWT yang lain. Begitu
pula mereka diberikan sifat-sifat kesempurnaan sebagai penguat
atas risalah yang dibawa.

Khusus bagi Rasul, sebagai kesempurnaan dari risalah yang


disampaikan, Allah SWT menganugerahkan empat sifat
kesempurnaan, yang pasti dimiliki oleh seorang rasul Allah SWT.
Yakni:

1. Shidiq (jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya.
Pujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim:
َ
.)41 : ‫ ( ﻣﺮﻳﻢ‬. ‫ﺎﻥ ﺻ ِّﺪ ْﻳ ًﻘﺎ ﻧﺒ ًّﻴﺎ‬ َ ‫َﻭ ْﺍﺫ ُﻛ ْﺮ ﻓﻲ ْﺍﻟﻜ َﺘﺎﺏ ﺇ ْﺑ َﺮﺍﻫ‬
َ ‫ﻴﻢ ﺇ َّﻧ ُﻪ َﻛ‬

” Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-


Kitab (al-Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan lagi seorang Nabi .” (QS. Maryam : 41).

Setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya.


Dan apa yang disampaikan pasti benar adanya, karena memang
bersumber dari Allah SWT.

2. Tabligh (menyampaikan)

Setiap rasul pasti menyampaikan apa yang diterima dari Allah


SWT. Jika Allah SWT, memerintahkan rasul untuk menyampaikan
wahyu, seorang rasul pasti menyampaikan wahyu tersebut kepada
kaumnya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ِّ َ َ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ
( . ‫ﺼ ُﺢ ﻟﻜ ْﻢ َﻭﺃ ْﻋﻠ ُﻢ ﻣ َﻦ ﻪﻠﻟﺍ َﻣﺎ ﻻ ﺗ ْﻌﻠ ُﻤﻮﻥ‬ ‫ﺃﺑﻠﻐﻜﻢ ﺭﺳﺎﻻﺕ ﺭﺑﻲ ﻭﺃﻧ‬
.)62 : ‫ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ‬
”Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku
memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa
yang tidak kamu ketahui“. (QS. Al-A’raf : 62).

3. Amanah (bisa dipercaya)

Secara bahasa amanah berarti bisa dipercaya. Sedangkan


yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya
dalam setiap ucapan dan perbuatannya, karena rasul tidak mungkin
melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal
yang melanggar etika. Setiap rasul tidak mungkin terperosok ke
dalam perzinahan, pencurian, menkonsumsi minuman keras,
berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki
sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya.

4. Fathonah (cerdas)

Dalam menyampaikan risalah Allah SWT, tentu dibutuhkan


kemampuan dan strategi khusus agar risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik. Karena itu, seorang rasul pastilah orang yang
cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam
menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran
Islam. Dalam al-Qur’an disebutkan:
ُ َ َ َْ َ َََْ ْ َ ُ ُ َ ُ َ
‫ﻮﺡ ﻗ ْﺪ َﺟ َﺎﺩﻟ َﺘ َﻨﺎ ﻓﺄﻛﺜ ْﺮ َﺕ ﺟ َﺪﺍﻟ َﻨﺎ ﻓﺄﺗ َﻨﺎ ﺑ َﻤﺎ ﺗﻌ ُﺪﻧﺎ ﺇ ْﻥ ﻛ ْﻨ َﺖ ﻣ َﻦ‬ ‫ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻳﺎﻧ‬
.)32 : ‫ ( ﻫﻮﺩ‬. ‫ﺍﻟﺼﺎﺩﻗ َﻴﻥ‬
َّ

” Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah


berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab
yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang
yang benar.” (QS. Hud : 32).
#9
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َْ َ َ ْ َ َْ َ َ ْ ْ ِّ َ ٌ َ َ
‫ﺺ ﻛﺨﻔ ْﻴﻒ ﺍْﻟ َﺮﺽ‬ ٍ ‫ﻭﺟﺎﺋﺰ ﻓﻲ ﺣﻘﻬﻢ ﻣﻦ ﻋﺮﺽ * ﺑﻐﻴﺮ ﻧﻘ‬
ْ َ ََ ُ َ َ َ ٌ َ َ ْ َ ََ ْ َ
‫ﺎﺿﻠ ْﻮﺍ ﺍْﻟـﻼﺋﻜﺔ‬ ‫ﺼ َﻤ ُﺘ ُﻬ ْﻢ ﻛ َﺴﺎﺋﺮ ﺍْﻟﻼﺋﻜﺔ * ﻭﺍﺟﺒﺔ ﻭﻓ‬ ْ ‫ﻋ‬
ْ َ ْ ْ َ ُ ُْ
‫ﺎﺣ َﻔﻆ ﻟﺨ ْﻤﺴ ْﻴ َﻥ ﺑ ُﺤﻜ ٍﻢ َﻭﺍﺟﺐ‬ ‫َﻭﺍْﻟ ْﺴ َﺘﺤ ْﻴ ُﻞ ﺿ ُّﺪ ﻛ ِّﻞ َﻭﺍﺟﺐ * ﻓ‬
• Adalah boleh bagi para rasul mengalami kejadian yang
dialami manusia. Tanpa mengurangi derajat mereka
seperti sakit yang ringan.
• Mereka wajib terpelihara dari perbuatan dosa
(ma’shum) seperti halnya Malaikat dan keutamaan
mereka melebihi para Malaikat.
• Sifat mustahil adalah kebalikan dari setiap sifat yang
wajib, maka hafalkanlah aqaid lima puluh untuk
melaksanakan hukum yang wajib.

Walaupun sebagai seorang utusan Allah SWT yang memiliki


sifat kesempurnaan melebihi makhluk Allah SWT yang lain, namun
hal itu tidak akan melepaskan mereka dari fitrah kemanusian yang
ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia
biasa yang berprilaku sebagaimana manusia yang lain.

Para rasul Allah SWT memiliki sifat serta melakukan aktifitas


sebagaimana manusia kebanyakan. Sudah tentu yang dimaksud
adalah perilaku dan sifat-sifat yang tidak mengurangi derajat
kenabian mereka di mata manusia. Seperti makan, minum, tidur,
sakit dan semacamnya. Sedangkan prilaku yang dapat merendahkan
derajat kerasulannya, mereka tidak pernah melakukannya. Dan inilah
yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.
Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada
perintah Allah SWT, dan tidak pernah sekalipun melanggar larangan
Allah SWT, maka para nabi dan rasul Allah SWT juga demikian.
Mereka adalah orang-orang yang dijaga Allah SWT dari perbuatan
yang dapat mendatangkan dosa. Para nabi dan Rasul adalah orang
yang selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi
larangannya.

Sedangkan sifat mustahil bagi rasul adalah kebalikan dari sifat


wajib yang empat di atas. Perincian sifat mustahil bagi para rasul
tersebut adalah sebagai berikut.:

1. Shidiq (jujur) = Kidzib (dusta)


2. Amanah (dapat dipercaya) = Khiyanat (tidak dapat
dipercaya)
3. Tabligh (menyampaikan wahyu) = Kitman
(menyembunyikan wahyu)
4. Fathonah (cerdas) = Baladah (bodoh)
Dengan demikian maka genaplah aqoid lima puluh yang wajib
diketahui oleh umat Islam.
#10
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ْ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ
‫ﺗ ْﻔﺼ ْﻴ ُﻞ ﺧ ْﻤ َﺴ ٍﺔ َﻭﻋﺸﺮْﻳ َﻦ ﻟﺰ ْﻡ * ﻛ َّﻞ ُﻣﻜﻠ ٍﻒ ﻓ َﺤ ِّﻘ ْﻖ َﻭﺍﻏ َﺘﻨ ْﻢ‬
ُ َ * ‫ﺲ ُﻧ ْﻮ ٌﺡ ُﻫ ْﻮ ُﺩ َﻣ ْﻊ‬
‫ﺻـﺎﻟ ْﺢ َﻭﺇ ْﺑ َﺮﺍﻫ ْﻴ ُﻢ ﻛ ٌّﻞ ُﻣ َّﺘ َﺒ ْﻊ‬ ُ ‫ُﻫ ْﻢ َﺁﺩ ٌﻡ ﺇ ْﺩﺭْﻳ‬
َ ْ ُ ْ ََُ ُ ُ ْ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ٌ ُْ
‫ﺍﺣ َﺘﺬﺍ‬ ‫ﺎﻕ ﻛﺬﺍ * ﻳﻌﻘﻮﺏ ﻳﻮﺳﻒ ﻭﺃﻳﻮﺏ‬ ‫ﻟﻮﻁ ﻭﺇﺳـﻤﺎﻋﻴﻞ ﺇﺳﺤ‬
َ ْ ْ
ُ ‫ُﺷ َﻌ ْﻴ ُﺐ َﻫ ُﺎﺭ ْﻭ ُﻥ َﻭ ُﻣ ْﻮ َﺳ ﻰ َﻭﺍﻟ َﻴ َﺴ ْﻊ * ُﺫ ْﻭ ﺍﻟﻜ ْﻔﻞ َﺩ ُﺍﻭ ُﺩ ُﺳﻠ ْﻴ َﻤ‬
‫ﺎﻥ َّﺍﺗ َﺒ ْﻊ‬
َ َ َ َ ُ ُُْ ُ َْ
‫ﺲ َﺯﻛﺮَّﻳﺎ َﻳ ْﺤ َﻲ * ﻋ ْﻴ َﺴ ﻰ َﻭﻃ َـﻪ ﺧﺎﺗ ٌﻢ َﺩ ْﻉ ﻏ َّﻴﺎ‬ ‫ﺍﻟﻴــﺎﺱ ﻳﻮﻧ‬
َْ َ ُ َ َّ ُ ْ َ َ
‫ﺍﻟﺼـﻼﺓ َﻭ ﺍﻟ َّـﺴﻼ ُﻡ * َﻭﺁﻟـﻬ ْﻢ َﻣـﺎ َﺩ َﺍﻣﺖ ﺍﻷ َّﻳ ُﺎﻡ‬ ‫ﻋﻠﻴﻬﻢ‬
• Rincian 25 rasul wajib diketahui oleh setiap orang
mukallaf, maka pastikan dan raihlah jumlahnya.
• Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih dan
Ibrahim semuanya diikuti,
• Luth, Isma’il, Ishaq, ya’qub, Yusuf, Ayyub yang
mengikuti
• Syu’aib, Harun, Musa, Ilyasa’, Dzulkifli, Dawud dan
Sulaiman yang mengikuti
• Ilyas, Yunus, Zakariya, Yahya, Isa, dan Thaha (Nabi
Muhammad) sebagai nabi yang terakhir, maka
tinggalkanlah jalan yang sesat.
• Shalawat dan salam sejahtera semoga selalu
terlimpahkan kepada mereka dan keluarganya, selama
hari-hari masih berjalan.

Para rasul Allah SWT sangat banyak, sebagian ulama


mengatakan hingga mencapai 315 rasul. Sedangkan nabi Allah SWT
mencapai 124.000. Di antara mereka ada yang wajib untuk diketahui
dan ada yang tidak wajib. Nabi dan rasul Allah SWT yang wajib
diketahui berjumlah 25, yakni mereka yang disebutkan di dalam al-
Qur’an. Dengan perincian sebagai berikut:

Inilah jumlah nama dan urutan nabi dan rasul Allah SWT yang
wajib ketahui. Dimulai dari Nabi Adam AS sebagai pembuka para
nabi, dan diakhiri Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul Allah SWT
yang terakhir. Penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi
dan rasul Allah SWT yang terakhir ditegaskan langsung oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya di dalam al-Qur’an dan hadits. Di antaranya
adalah firman Allah SWT:

‫ﺎﻥ‬ َّ ‫ﺎﻥ َﻣ َﺤ َّﻤ ٌﺪ َﺃ َﺑﺎ َﺃ َﺣﺪ ﻣ ْﻦ ﺭ َﺟﺎﻟ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﻟﻜ ْﻦ َﺭ ُﺳ ْﻮ َﻝ ﻪﻠﻟﺍ َﻭ َﺧ َﺎﺗ َﻢ‬
َ ‫ﺍﻟﻨﺒ ِّـﻴ ْـﻴ َﻥ َﻭ َﻛ‬ َ ‫َﻣﺎ َﻛ‬
ٍ
َ ُ ُ
(40 : ‫ﻪﻠﻟﺍ ﺑﻜ ِّﻞ ﺷ ْﻲ ٍﺀ َﻋﻠ ْﻴ ًﻤﺎ ( ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ‬
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasûlullâh dan penutup nabi-
nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu .” (QS. al-
Ahzâb : 40).

Nabi SAW juga bersabda:


َ َ ُّ َ َ َ َ ِّ َّ
‫ﺍﻟﻨ ُﺒ َّﻮﺓ ﻗ ْﺪ‬ َ ‫َﻋ ْﻦ َﺃ َﻧﺲ ْﺑﻦ َﻣﺎﻟ ٍﻚ َﻗ‬
َ ‫ َﻗ‬،‫ﺎﻝ‬
‫ﺎﻝ َﺭ ُﺳﻮ ُﻝ ﻪﻠﻟﺍ ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻭ‬
َ َ ََ َ ْ
.)2198 ،‫ ( ﺳﻨﻥ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬. ‫ﺍﻧ َﻘﻄ َﻌ ْﺖ ﻓﻼ َﺭ ُﺳﻮ َﻝ َﺑ ْﻌﺪﻱ َﻭﻻ ﻧﺒ َّﻲ‬
“Dari Anas bin Mâlik ia berkata, bahwa Rasûlullâh SAW
bersabda, “Sesungguhnya misi kerasulan dan kenabian telah
selesai. Karena itu tidak ada rasul dan nabi setelah aku .” (Sunan al-
Tirmidzî, 2198).

Ini merupakan nubuwat Rasulullah SAW tentang adanya


orang-orang yang mengaku sebagai nabi setelah beliau. Dan dengan
tegas Nabi SAW mengatakan agar umat Islam tidak mempercayai
mereka, karena beliau adalah akhir dan penutup para nabi.
Keyakinan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir begitu
kuat tertanam di dada para sahabat Nabi SAW, sehingga ketika ada
yang mengaku sebagai nabi, serta merta mereka menolaknya,
sekaligus menyatakan perang kepada mereka.

Terkait dengan meninggalnya putra beliau Ibrahim, Ibn Abbas


mengatakan : “Allah SWT bermaksud apabila aku tidak menjadikan
dia (Muhammad SAW) penutup para nabi, niscaya pasti aku ciptakan
seorang anak untuknya yang akan menjadi nabi sesudahnya .” (Al-
Shabuni, Shafwah al-Tafâsir, juz II hal 529).
#11
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ َ َ َ َ َْ َ ُ َ َ َّ َ َ ْ
‫َﻭﺍْﻟﻠ ُﻚ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻼ ﺍ ٍﺏ َﻭﺃ ِّﻡ * ﻻ ﺃﻛ َﻞ ﻻﺷ ْﺮ َﺏ َﻭﻻﻧ ْﻮ َﻡ ﻟ ُﻬ ْﻢ‬
• Dan Malaikat yang tanpa ayah dan ibu, tidak makan
dan tidak minum serta tidak tidur.

Umat Islam wajib percaya kepada adanya malaikat sebab hal


itu sudah ditegaskan dalam al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah
SWT:
َ َ ُ َ ُْ َ ُْ
‫ﺍﻟﺮ ُﺳﻮ ُﻝ ﺑ َﻤﺎ ﺃﻧﺰ َﻝ ﺇﻟ ْﻴﻪ ﻣ ْﻦ َﺭِّﺑﻪ َﻭﺍْﻟ ْﺆﻣ ُﻨﻮﻥ ﻛ ٌّﻞ َﺀ َﺍﻣ َﻦ ﺑﺎﻪﻠﻟ َﻭ َﻣﻼﺋﻜﺘﻪ‬ َّ ‫َﺀ َﺍﻣ َﻦ‬
َ‫َﻭ ُﻛ ُﺘﺒﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠﻪ َﻻ ُﻧ َﻔ ِّﺮ ُﻕ َﺑ ْﻴ َﻥ َﺃ َﺣﺪ ﻣ ْﻦ ُ ُﺳﻠﻪ َﻭ َﻗ ُﺎﻟﻮﺍ َﺳﻤ ْﻌ َﻨﺎ َﻭ َﺃ َﻃ ْﻌ َﻨﺎ ُﻏ ْﻔ َﺮ َﺍﻧ َﻚ َ َّﺑﻨﺎ‬
‫ﺭ‬ ‫ٍ ﺭ‬
َْ َ
. ‫َﻭﺇﻟ ْﻴ َﻚ ﺍْﻟﺼ ُﻴﺮ‬
“Rasul Telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami
taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali .” (QS. al-Baqarah: 285).

Iman kepada malaikat artinya adalah meyakini bahwa Allah


SWT telah menciptakan makhluk yang terbuat dari cahaya, dan tidak
pernah durhaka kepada Allah SWT.
Masing-masing malaikat diberi tugas oleh Allah SWT. Di
antara mereka ada yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu,
mencatat amal manusia, menjaga surga, mengikuti dan menghadiri
majlis dzikir. Di antara mereka ada yang ditugaskan hanya untk
menyembah dan bertasbih kepada Allah SWT. Ada pula yang
ditugaskan untuk menjaga badan manusia dan sebagainya.

Para malaikat hanya mengerjakan apa yang diperintahkan


Allah SWT kepadanya. Mereka tidak melanggar larangan Allah SWT
ataupun sesuatu yang tidak diperintahkan kepadanya. Dalam al-
Qur’an disebutkan:
َّ ‫ﻮﺩ َﻫﺎ‬
ُ ‫ﺍﻟﻨ‬ ُ ‫ﻴﻜ ْﻢ َﻧﺎ ًﺭﺍ َﻭ ُﻗ‬ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫ﺎﺱ‬ ‫ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻗﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﻭﺃﻫﻠ‬
َ ُ َ َ ‫ﺼﻮ َﻥ‬ ُ ‫ﻅ ﺷ َﺪ ٌﺍﺩ َﻻ َﻳ ْﻌ‬
ٌ َ ٌ َ ََ َََْ َُ َ ْ َ
‫ﻪﻠﻟﺍ َﻣﺎ ﺃ َﻣ َﺮ ُﻫ ْﻢ َﻭ َﻳ ْﻔ َﻌﻠﻮﻥ َﻣﺎ‬ ‫ﻭﺍﻟﺤﺠﺎﺭﺓ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﻏﻼ‬
َ ‫ُﻳ ْﺆ َﻣ ُﺮ‬
(6 ،‫ ( ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ‬. ‫ﻭﻥ‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan .” (QS. al-
Tahrim : 6).
#12
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ُ ‫َﺗ ْﻔﺼ ْﻴ ُﻞ َﻋ ْﺸﺮ ﻣ ْﻨ ُﻬ ُﻢ ﺟ ْﺒﺮْﻳ ُﻞ * ﻣ ْﻴ َـﻜ‬


‫ﺎﻝ ﺍ ْﺳ َـﺮﺍﻓ ْﻴ ُﻞ ﻋ ْﺰ َﺭﺍﺋ ْﻴ ُﻞ‬ ٍ
ََْ ُ َْ َ ٌ َ ٌْ َ َ ََ ٌ ْ ََ ٌْ َ ْ َُْ
‫ﻣﻨﻜﺮ ﻧﻜﻴﺮ ﻭﺭﻗﻴﺐ ﻭﻛﺬﺍ * ﻋﺘﻴﺪ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﺣﺘﺬﻯ‬
• Rincian sepuluh dari Malaikat adalah Jibril, Mikail,
Israfil, Izrail,
• Mungkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik dan Ridhwan yang
mengikuti.

Malaikat-malaikat Allah SWT banyak sekali, namun yang wajib


diketahui hanya sepuluh Yakni,
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah SWT.
2. Malaikat Mika’il bertugas memberikan rizki.
3. Malaikat Izra’il bertugas mencabut arwah.
4. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet pertanda hari
kiamat.
5. dan 6. Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir, bertugas
menjaga kuburan.
7. dan 8. Malaikat Raqib dan Malaikat Atid, bertugas mencatat
amal baik dan buruk manusia.
9. Malaikat Ridwan, bertugas menjaga surga.
10. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka.
#13
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ُ َْ ْ ُ َ ُ َ ُ ٌ َ
‫ﺃ ْﺭَﺑ َـﻌﺔ ﻣ ْﻦ ﻛ ُﺘ ٍﺐ ﺗ ْﻔﺼ ْﻴﻠ َﻬﺎ * ﺗ ْﻮ َﺭﺍﺓ ُﻣ ْـﻮ َﺳ ﻰ ﺑﺎﻟ ُﻬ َﺪﻯ ﺗﻨﺰْﻳﻠ َﻬﺎ‬
َْ َ َ ٌ ََُْ َْ َ ْ
‫ﺎﻥ َﻋﻠﻰ ﺧ ْﻴﺮ ﺍْﻟﻼ‬ ‫َﺯُﺑ ْﻮ ُﺭ َﺩ ُﺍﻭ َﺩ َﻭﺇﻧﺠـ ْﻴ ُﻞ َﻋﻠﻰ * ﻋﻴﺴ ﻰ ﻭﻓﺮﻗ‬
ْ َ ْ ََ َْ َ ْ ُ ُ َ
‫ﻓ ْﻴ َﻬﺎ ﻛـﻼ ُﻡ ﺍﻟ َﺤﻜﻢ ﺍﻟ َﻌﻠ ْﻴﻢ‬ * ‫ﺻ ُـﺤﻒ ﺍﻟﺨﻠ ْﻴﻞ َﻭﺍﻟﻜﻠ ْﻴﻢ‬ ‫ﻭ‬
• Rincian empat kitab (yang wajib diketahui) adalah
Taurat(nya Nabi) Musa yang diturunkan membawa
petunjuk,
• Zabur(nya Nabi) Dawud, Injil yang diturunkan atas Isa
dan Furqan (al-Qur’an) yang diturunkan kepada sebaik-
baik nabi.
• Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, di dalamnya
terdapat firman Tuhan Yang Maka Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.

Iman kepada kitab Allah SWT adalah percaya dan meyakini


bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab kepada para
rasul-Nya untuk dijadikan pedoman hidup manusia. Dalam hal ini,
beriman kepada kitab Allah SWT mencakup tiga perkara:

1. Percaya bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan


oleh Allah SWT.
2. Beriman bahwa Allah SWT telah menurunkan
beberapa kitab yang wajib diketahui. Yakni, al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW, Taurat kepada Nabi
Musa as, Injil kepada Nabi Isa as dan Zabur kepada
Nabi Dawud as.
3. Mempercayai kepada berita-berita yang dibawa oleh
kitab-kitab tersebut.

Kenapa Allah SWT menurunkan kitab kepada para rasul-Nya.


Tidak cukupkah manusia dengan akalnya dan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya dapat menentukan baik dan buruk untuk mencari
kebahagiaan dunia dan akhirat? Jawabannya dari pertanyaan ini bisa
dilihat dari tiga sisi:

1. Akal manusia itu sangat terbatas. Begitu pula dengan


ilmu yang diberikan Allah SWT kepada manusia hanya
sedikit sekali. Ibarat setetesair yang berada di
samudera yang luas membentang, itulah gambaran
ilmu yang dimiliki manusia dibandingkan dengan ilmu
Allah SWT.

2. Kalau manusia diberikan kebebasan sepenuhnya,


maka yang terjadi adalah manusia akan berbeda dalam
mendefinisikan perkara baik yang dapat
mengantarkannya menuju kebahagiaan dunia akhirat,
serta perbuatan buruk yang menjadikan hidup manusia
menjadi sengsara.

Contoh kecil tentang pergaulan bebas atau seks pra


nikah. Bisa saja di suatu daerah, misalnya di Barat
dianggap baik dan tidak akan menimbulkan kerusakan,
tapi dalam budaya timur hal itu merupakan perbuatan
asusila yang mendatangkan kesengsaraan dunia dan
akhirat. Di sinilah fungsi kitab Allah SWT yang
menjelaskan berbagai hukum Allah SWT.

3. Tidak semua perbuatan dapat diketahui dengan akal


manusia. Ada banyak hal yang membutuhkan petunjuk
dari Allah SWT agar perbuatan itu dapat dikerjakan
dengan cara yang benar.

Misalnya tentang tata cara beribadah kepada Allah


SWT seperti shalat, puasa dan haji. Untuk mengetahui
cara tersebut harus menunggu penjelasan dari Allah
SWT melalui kitab dan rasul-Nya. Tanpa penjelasan itu
maka manusia tidak akan mengetahui tatacara
beribadah yang benar kepada Allah SWT.

Inilah diantara beberasa alasan kepada Allah SWT


menurunkan kitab kepada para rasul-Nya.
#14
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َْ َّ ُ ُّ َ َ ‫َّ ُ ْ ُﻝ‬ ََ ُ
‫ﺍﻟﺘ ْﺴﻠ ْﻴ ُﻢ ﻭﺍﻟ َﻘ ُﺒ ْﻮ ُﻝ‬ ‫َﻭﻛـ ُّﻞ َﻣﺎ ﺃﺗﻰ ﺑـﻪ ﺍﻟﺮﺳﻮ * ﻓـﺤﻘﻪ‬
• Segala sesuatu yang disampaikan oleh rasul, maka
kewajibannya adalah dibenarkan dan diterima.

Umat Islam wajib meyakini dan melaksanakan semua yang


dibawa dan disampaikan oleh Rasulullah SAW, baik berupa perintah,
larangan atau hal yang terkait dengan kabar tentang hal-hal gaib.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

َ ‫ﻭﻩ َﻭ َﻣﺎ َﻧ َﻬ ُﺎﻛ ْﻢ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻓ ْﺎﻧ َﺘ ُﻬﻮﺍ َﻭ َّﺍﺗ ُﻘﻮﺍ‬


َ ‫ﻪﻠﻟﺍ ﺇ َّﻥ‬
‫ﻪﻠﻟﺍ‬ ُ ‫ﺍﻟﺮ ُﺳﻮ ُﻝ َﻓ ُﺨ ُﺬ‬
َّ ‫َﻭ َﻣﺎ َﺀ َﺍﺗ ُﺎﻛ ُﻢ‬
ْ َ
‫ﺷﺪ ُﻳﺪ ﺍﻟﻌ َﻘﺎﺏ‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya .”
(QS. al-Hasyr : 7)

Apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah perkara yang


wajib diyakini kebenarannya. Termaktub semuanya di dalam al-
Qur’an dan hadits. Ketika Allah SWT dan Rasulullah SAW
menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir,
maka hal tersebut wajib diyakini kebenarannya. Begitu pula
pengakuan Allah SWT dan rasul-Nya kepada sahabat nabi, maka
wajib bagi umat Islam untuk meyakininya.
Meyakini apa yang dibawa oleh Nabi SAW bisa berarti bahwa
umat Islam wajib melaksanakan semua perintah dan menjauhi
larangan Allah SWT dan Rasul-Nya. Melaksanakan shalat, puasa,
zakat, haji, berbuat baik kepada semua makhluk Allah SWT,
kemudian tidak melakukan pencurian, perzinahan, perusakan
lingkungan, aniaya, penipuan dan semacamnya, adalah bentuk dari
upaya untuk melaksanakan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Dan inilah yang disebut Islam yang sempurna (kaffah) sebagaimana
difirmankan Allah SWT :
ُ ُ َّ َ َ ً َّ َ ْ ِّ
‫ﺍﻟﺴﻠﻢ ﻛﺎﻓﺔ َﻭﻻ ﺗﺘﺒ ُﻌﻮﺍ ﺧﻄ َﻮﺍﺕ‬
ُُ
‫ﻳﻦ َﺀ َﺍﻣ ُﻨﻮﺍ ْﺍﺩﺧﻠﻮﺍ ﻓﻲ‬ َ ‫َﻳ َﺎﺃ ُّﻳ َﻬﺎ َّﺍﻟﺬ‬
َُ َ َّ
(208 : ‫ (ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ‬. ‫ﺍﻟﺸ ْﻴﻄﺎﻥ ﺇ َّﻧ ُﻪ ﻟﻜ ْﻢ َﻋ ُﺪ ٌّﻭ ُﻣﺒ ٌﻴﻥ‬
” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu .” (QS. al-Baqarah : 208).
#15
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ْ َ ‫ﺁﺧﺮ َﻭ َﺟ ْﺐ * َﻭ ُﻛ ِّﻞ َﻣﺎ َﻛ‬


َ َْ َُ َ ْ
‫ﺎﻥ ﺑﻪ ﻣ َﻦ ﺍﻟ َﻌ َﺠ ْﺐ‬ ٍ ‫ﺇﻳـﻤﺎﻧﻨﺎ ﺑﻴﻮ ٍﻡ‬
• Kita wajib percaya akan adanya hari akhir, dan segala
keajaiban yang terjadi pada hari itu.

Maksud dari beriman kepada hari akhir adalah keyakinan yang


pasti akan datangnya hari akhir dan sesuatu yang berhubungan
dengannya. Dalam masalah iman kepada hari akhir, ada beberapa
hal yang harus diyakini oleh seorang mukmin yakni, siksa dan nikmat
kubur, hari mahsyar, hisab, surga, neraka dan semacamnya.

1. Nikmat dan Siksa Kubur

Setelah manusia mengalami kematian, ia akan menghadapi


malaikan Munkar dan Nakir di dalam kubur. Ini akan merupakan
bentuk adzab kubur bagi orang yang tidak beriman.

Adzab kubur yang berlangsung terus sampai hari kiamat.


Yaitu untuk orang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya,
serta orang-orang yang selalu berbuat dosa besar. Sebagaimana
disebutkan di dalam al-Qur’an tentang keluarga Fir’aun:

َ ‫ﺎﻋ ُﺔ َﺃ ْﺩﺧ ُﻠﻮﺍ َﺀ‬


‫ﺍﻝ‬ َ ‫ﺍﻟﺴ‬ ُ ‫ﺿﻮ َﻥ َﻋ َﻠ ْﻴ َﻬﺎ ُﻏ ُﺪ ًّﻭﺍ َﻭ َﻋﺸ ًّﻴﺎ َﻭ َﻳ ْﻮ َﻡ َﺗ ُﻘ‬
َّ ‫ﻮﻡ‬ َّ
ُ ‫ﺍﻟﻨ ُﺎﺭ ُﻳ ْﻌ َﺮ‬
َ ْ َ َ َ
. ‫ﻓ ْﺮ َﻋ ْﻮﻥ ﺃﺷ َّﺪ ﺍﻟ َﻌﺬﺍﺏ‬
” Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang,
dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Fir`aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat
keras “. (QS al-Mukmin : 46).

Bagi orang mukmin yang melakukan kemaksiatan. Ia disiksa


sesuai dosa yang dilakukan di dunia. Siksa ini bisa diringankan atau
bahkan dihentikan jika apa yang dia diterima sudah dianggap cukup
untuk menebus dosa yang pernah dilakukan. Atau ada do’a dan
permohonan ampunan (istighfar) atau kiriman pahala sodakoh,
bacaan al-Qur’an dan lainnya, yang dipanjatkan oleh sanak keluarga,
famili, dan teman-teman yang masih hidup.

Dari sinilah, bagi segenap kaum muslim yang masih hidup,


sebaiknya senantiasa mendo’akan keluarga, terutama kedua orang
tua, sahabat atau seluruh kaum muslimin yang telah meninggal
dunia.

2. Hari Kiamat

Hari kiamat adalah hancurnya seluruh alam semesta. Bumi


dan seluruh alam raya serta makhluk yang ada di dalamnya akan
binasa. Semua makhluk bernyawa akan menemui kematian. Bumi
hancur, langit runtuh dan air laut tumpah.

Hari kiamat berlansung sangat cepat, ditandai dengan tiupan


sangkakala dari malaikat Isrofil dan matinya seluruh makhluk hidup.
Mereka tetap dalam keadaan seperti untuk masa tertentu sebelum
akhirnya dibangkitkan dari alam kubur.

3. Hari Kebangkitan, Padang Mahsyar dan Siroth

Yang dimaksud beriman kepada hari kebangkitan adalah kita


berkeyakinan bahwa Allah SWT akan membangkitkan orang-orang
yang ada di dalam kuburan mereka kemudian di kumpulkan pada
satu tempat untuk melakukan penghitungan amal.

Kebangkitan manusia dari alam kubur ditandai dengan tiupan


sangkakala yang kedua. Setelah itu, seluruh manusia dikumpulkan
di suatu tempat (Mahsyar) untuk ditimbang amal baik dan buruk yang
telah dilakukan selama hidup di dunia.
Di tengah penantian di padang mahsyar itu, masing-masing
orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Tidak ada waktu bagi
seseorang untuk memikirkan orang lain. Kecuali nabi Muhammad
SAW, yang dengan keagungan dan kemuliaan yang diberikan Allah
SWT kepadanya, mampu memberikan syafa’at (pertolongan) kepada
seluruh umat manusia.

Setelah itu, masing masing orang diadili di hadapan Allah


SWT. Diberikan kitab yang berisi catatan amal perbuatannya selama
di dunia. Amal baik dan buruk manusia ditimbang, sebagai vonis
akhir untuk menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau
terjerumus ke dalam neraka.

Setelah melalui proses padang mahsyar, umat manusia akan


melewati siroth. Yakni jembatan yang membentang di atas neraka
sebagai satu-satunya jalan menuju ke surga. Karena itu, setiap orang
pasti akan melewatinya. Dan setiap orang yang akan masuk surga
pasti akan melewatinya. Kemampuan menyeberang juga sangat
tergantung dari amal perbuatan selama di dunia.

4. Surga dan Neraka

Setelah berada di padang mahsyar dan berjalan di atas siroth,


tahap terakhir adalah pilihan antara surga dan neraka. Di akhirat
Allah SWT hanya menyediakan dua tempat sebagai akhir dari
perjalanan manusia. Tidak ada pilihan ketiga, juga tidak ada ada
suatu tempat di antara surga dan neraka (al-Manzilah bainal
manzilataini).

Surga adalah rumah kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah


SWT kepada orang-orang yang beriman. Diperuntukkan bagi orang-
orang yang melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala
larangan-Nya.

Selain menyediakan surga bagi hamba yang taat dan patuh,


Allah SWT juga menciptakan neraka sebagai balasan bagi orang-
orang yang senantiasa menghiasi kehidupan dunianya dengan
perbuatan durhaka kepada Allah SWT. Mereka menjadi bahan bakar
api neraka yang menyala-nyala. Setiap orang yang masuk neraka,
akan mendapatkan siksa yang sangat pedih akibat dari
perbuatannya di dunia.
#16
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َّ َ ُ َ َ َّ ْ َ ْ ٌ َ
‫ﻒ ﻣ ْﻦ َﻭﺍﺟ ٍﺐ‬ ٍ ‫ﻠ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻣ‬ * ‫ﺐ‬ ‫ﺍﺟ‬‫ﻮ‬َ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﺧﺎﺗ َﻤﺔ ﻓﻲ ﺫﻛﺮ ﺑﺎﻗﻲ‬
َ ِّ ُ َ ً َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ َ
‫ﻀﻼ‬ ‫ﻧﺒ ُّـﻴ َﻨﺎ ُﻣ َـﺤ َّﻤ ٌﺪ ﻗ ْﺪ ﺃ ْﺭﺳﻼ * ﻟﻠـﻌﺎْﻟﻴﻥ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﻓ‬
• Bagian berikut ini adalah penutup, dalam menerangkan
kewajiban yang tersisa yang wajib diyakini oleh setiap
mukallaf.
• Nabi kita, Nabi Muhammad, sungguh telah diutus oleh
Allah SWT atas seluruh alam, sebagai rahmat dan
diutamakan (atas semua rasul).

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai nabi


terakhir yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Tidak hanya
untuk manusia tetapi untuk seluruh makhluk Allah SWT yang ada di
jagat raya ini. Dalam al-Qur’an ditegaskan:
َ ْ ً َّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ
.)107 ،‫ ( ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ‬. ‫ﺎﻙ ﺇﻻ َﺭ ْﺣ َﻤﺔ ﻟﻠ َﻌﺎْﻟ َﻴﻥ‬ ‫ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨ‬
” Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’ : 107).

Syariat Nabi Muhammad SAW tidak hanya berlaku bagi orang


Arab saja, tetapi untuk seluruh umat manusia. Beda halnya dengan
syariat nabi sebelumnya yang hanya berlaku pada waktu dan untuk
umat tertentu. Ajaran Islam juga rahmat bagi seluruh alam, dengan
adanya kepedulian dari agama untuk menjaga lingkungan hidup,
tidak boleh merusak dan mengganggu semua makhluk Allah yang
ada di muka bumi.
Kemuliaan Nabi Muhammad SAW dikarenakan keistimewaan
syariat yang beliau bawa. Agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad SAW adalah menyempurnakan ajaran nabi-nabi
sebelumnya. Sesuai dengan fitrah manusia, dan tidak membebani
manusia dengan sesuatu di luar kemampuan manusia untuk
melaksanakannya. Atas dasar inilah, tidak ada ajaran lain yang
melebihi keutamaan ajaran Islam.
َ َ َ ُ َ َ
‫ﺍﻹ ْﺳﻼ ُﻡ َﻳ ْﻌﻠ ْﻮ َﻭﻻ ُﻳ ْﻌﻠﻰ َﻋﻠ ْﻴﻪ‬
“Islam adalah agama yang luhur dan tidak ada yang dapat
menandingi keluhurannya .”
Akhlak dan kepribadian yang beliau miliki juga menjadi salah
satu penyebab keutamaan nabi Muhammad SAW. Keluhuran akhlak
nabi Muhammad SAW ditegaskan langsung dalam al-Qur’an pada
surat al-Qalam ayat 4.
ُُ َ
.)4 ،‫َﻭﺇ َّﻧ َﻚ ﻟ َﻌﻠﻰ ﺧﻠ ٍﻖ َﻋﻈ ٍﻴﻢ ( ﺍﻟﻘﻠﻢ‬
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung .” (QS. al-Qalam: 4).
#17
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ
‫ﺎﻑ َﻳ ْﻨﺘﺴ ْﺐ‬‫ﻨ‬َ ‫َﺃ ُﺑ ْﻮ ُﻩ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﻪﻠﻟﺍ َﻋ ْﺒ ُﺪ ْﺍْﻟُ َّﻄﻠ ْﺐ * َﻭ َﻫﺎﺷ ٌﻢ َﻋ ْﺒ ُﺪ َﻣ‬
ٍ
• Ayahnya Nabi SAW ialah Abdullah bin Abdul Muththolib
bin Hasyim bin Abdi Manaf yang nasabnya
bersambung.

Garis keturunan Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan


suku Quraisy. Yakni suatu kelompok yang sangat disegani di tanah
Makkah. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdulmuththalib bin
Hasyim bin Abdimanaf.

Dalam hal ini, terdapat pertalian darah antara Nabi


Muhammad SAW dan Khulafur Râsyidin, terlebih Sayyidina ‘Utsmân
RA yang merupakan putra dari sepupu Nabi SAW yakni Arwa,
sebagai putri dari bibi Nabi Muhammad SAW yang bernama al-
Baidha’ binti Abdul Muththalib. Sedangkan Sayyidina ‘Alî RA adalah
sepupu Nabi Muhammad SAW.

Di samping itu, keduanya merupakan menantu Nabi


Muhammad SAW. Sayyidina ‘Utsmân menikah dengan dua putri
Rasul SAW secara bergantian, yakni Sayyidatuna Ruqayyah RA dan
Sayyidatuna Ummu Kultsûm RA. Sedangkan sayyidina ‘Alî RA
menikah dengan Sayyidatuna Fâthimah RA.

Begitu pula dengan Sayyidina Abû Bakr RA dan Sayyidina


‘Umar RA yang merupakan mertua Nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad SAW menikah dengan Aisyah binta Abû Bakr RA dan
Hafshah binta ‘Umar RA.
Inilah salah satu alasan mengapa Nabi Muhammad sangat
mencintai para sahabatnya. Nabi Muhammad SAW tidak segan-
segan memuji para sahabatnya dan menyebutnya sebagai generasi
terbaik Islam.
ُ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ ْ َ
‫ﺍﻟﻨﺒ ُّﻲ ﺧ ْﻴ ُﺮﻛ ْﻢ ﻗ ْﺮﻧﻲ ﺛ َّﻢ‬ ‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮﺍﻥ ﺑﻦ ﺣﺼﻴ ٍﻥ ﺭﺿ ﻲ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ‬
َ ُ َ َّ َّ ُ ْ ُ َ ُ َ َ َّ
.)2457 ‫ ( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺭﻗﻢ‬. ‫ﻳﻦ َﻳﻠﻮﻧ ُﻬ ْﻢ‬ ‫ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ ﺛﻢ ﺍﻟﺬ‬
“Dari sahabat ‘Imron bin Hushain ra ia berkata. Nabi SAW
bersabda, “Sebaik-sebaik generasi adalah generasiku, kemudian
generasi sesudahnya lalu generasi sesudahnya ”. (Shahih al-
Bukhari, [2457]).

Silsilah nasab beliau SAW secara garis besar dari jalur


ayahnya sebagai berikut:

NABI IBRAHIM – Nabi Isma’il, … bangsa arab … Adnan –


Ma’ad – Nizar – Mudhorr – Ilyas – Mudrikah – Khuzaimah – Kinanah
– Nadhr – Malik – Fihr – Gholib – Luaiy – Ka’ab – Murroh – Kilaab –
Qushoy – Abdu Manaf I – Hasyim – Abdul Muttholib – Abdullah –
NABI MUHAMMAD SAW.
#18
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ُ َ ‫ﺍﻟﺰ ْﻫﺮَّﻳ ْﺔ * َﺃ ْﺭ‬


َّ ‫ﺿ َـﻌ ْﺘ ُﻪ َﺣﻠ ْـﻴ َﻤ ُﺔ‬
‫ﺍﻟﺴ ْﻌﺪ َّﻳﺔ‬ ُّ ‫َﻭ ُﺃ ُّﻣـ ُـﻪ ﺁﻣ َـﻨ ُﺔ‬

• Ibunya ialah Siti Aminah az-Zuhriyyah dan yang


menyusuinya adalah Halimatus Sa’diyah.

Sedangkan silsilah nasab beliau SAW dari dari jalur ibunya


juga sampai ke Nabi Ibrahim & Ismail, tepatnya nasab dari jalur ayah
dan ibunya bertemu pada buyutnya yang bernama Kilab, sebagai
berikut :

NABI IBRAHIM – Nabi Isma’il....... Kilab – Zuhroh – Abdu


Manaf II – Wahab – Aminah - NABI MUHAMMAD SAW.

Jadi, nasab ayah dan ibu Nabi SAW bertemu pada kakeknya
yang bernama Kilab. Sedangkan yang menyusui Nabi SAW bernama
Halimah binti Abi al-Sa’diyyah.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan ibunya yang bernama


Aminah dalam keadaan yatim, karena ayahnya yang bernama
Abdullah wafat di kala beliau berusia 3 bulan dalam kandungan. Bayi
itu lahir dari rahim Aminah dan langsung digendong seorang bidan
yang bernama Syifa', ibunda sahabat Abdurrahman bin Auf. Bayinya
laki-laki.

Aminah tersenyum lega. Tetapi seketika ia teringat mendiang


suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, yang telah meninggal enam
bulan sebelumnya di Yastrib (Madinah). Bayi laki-laki itu oleh
kakeknya diberi nama Muhammad (Yang Terpuji).
Aminah, janda beranak satu itu, hidup miskin. Suaminya
hanya meninggalkan sebuah rumah dan seorang budak, Barakah Al-
Habsyiyah (Ummu Aiman). Sementara sudah menjadi kebiasaan
bangsawan Arab waktu itu, bayi yang baru dilahirkan akan disusukan
kepada wanita lain.

Wanita yang dipilih biasanya adalah wanita dusun. Alasannya


supaya si anak dapat hidup di alam yang segar dan mempelajari
bahasa Arab yang baku. Menunggu jasa wanita yang menyusui,
Aminah menyusui sendiri Muhammad kecil, selama tiga hari. Lalu
dilanjutkan oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab, paman Nabi
Muhammad.

Kemudian Muhammad dan bayi kalangan terpandang Arab


akan disusui oleh murdi'at (para wanita yang menyusui bayi).
Muhammad ditawarkan kepada murdi'at dari Bani Sa'ad yang
sengaja datang ke Makkah mencari bayi-bayi yang masih menyusu
dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah.

Namun, mereka menolak karena Muhammad adalah anak


yatim. Tapi, di antara mereka ada Halimah Sadiyah yang belum
mendapatkan seorang bayi yang akan disusui. Karena itu, ia
mengambil Muhammad sebagai anak susuannya.
#19
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ َْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ َّ
‫َﻣ ْـﻮﻟ ُﺪ ُﻩ ﺑ َﻤﻜﺔ ﺍﻷﻣ ْﻴ َﻨﺔ * َﻭﻓـﺎﺗ ُﻪ ﺑﻄ ْﻴ َﺒﺔ ﺍْﻟـﺪ ْﻳ َﻨﺔ‬
ِّ ‫َﺃ َﺗ َّﻢ َﻗ ْﺒ َﻞ ْﺍﻟ َﻮ ْﺣﻲ َﺃ ْﺭَﺑﻌ ْﻴ َﻨﺎ * َﻭ ُﻋ ْﻤ ُﺮ ُﻩ َﻗ ْﺪ َﺟ َﺎﻭ َﺯ‬
‫ﺍﻟﺴ ِّﺘ ْﻴ َﻨﺎ‬
• Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah yang aman dan
meninggal dunia di Thaibah yaitu Madinah.
• Umur Nabi SAW genap 40 tahun sebelum menerima
wahyu, sedangkan usia Nabi SAW (pada saat
wafatnya) melebihi 60 tahun (yakni 63 tahun)
Para jumhur ulama sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW
dilahirkan pada hari Senin di Kota Makkah dan wafat juga pada hari
Senin di Kota Madinah. Sedangkan untuk tanggal lahir dan wafat
Beliau, timbul perbedaan pendapat diantara para ulama ahli sejarah.
Pendapat mayoritas adalah Nabi lahir pada 12 Rabiul Awal tahun
Gajah (50 hari setelah penyerangan pasukan Gajah dari Yaman)
atau bertepatan dengan tanggal 30 atau 31 Maret tahun 571 masehi.

Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan


Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni
632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat pada hari Senin 13
Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.

Nabi Muhammad SAW dilahirkan ibunya, Aminah, di Makkah


dalam keadaan yatim karena ayahnya yang bernama Abdullah wafat
di kala beliau berusia 3 bulan dalam kandungan. Kemudian beliau
disusukan dan diasuh oleh Halimah as-Sa’diyah sampai berusia + 5
tahun.
Ibunya wafat di desa Abwa’ pada saat beliau berusia 6,
sepulangnya bersama beliau dari menziarahi makam ayah beliau di
kota Yasrib (Madinah). Beliau lalu diasuh oleh Kakeknya yang
bernama Abdul Muttholib, sampai kakeknya itu wafat di saat beliau
berusia 8 tahun.

Selanjutnya beliau diasuh dan hidup serumah dengan


pamannya yang bernama Abu Tholib, sampai beliau menikah
dengan seorang janda kaya raya, Khodijah binti Khuwailid (40 tahun),
pada saat beliau berusia 25 tahun.

Genap berusia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama kali


di Gua Hiro’. Dan sewaktu berusia 63 tahun (menurut kalender
hijriyah, atau 60 tahun menurut hitungan kalender masehi), beliau
wafat di kota Madinah pada hari senin.
#20
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ُ ُ ُّ ٌ َ ََ َ َ َُ
‫َﻭ َﺳ ْﺒ َـﻌﺔ ﺃ ْﻭﻻ ُﺩ ُﻩ ﻓﻤ ْـﻨ ُﻬ ْﻢ * ﺛﻼﺛﺔ ﻣ َـﻦ ﺍﻟﺬﻛ ْﻮﺭ ﺗ ْﻔ َﻬ ُﻢ‬
َ َ َ َ َّ َ
‫َﻭﻃـﺎﻫ ٌﺮ ﺑﺬ ْﻳ ٍﻦ ﺫﺍ ُﻳﻠ َّﻘ ُﺐ‬ * ‫ﻗﺎﺳ ْﻢ َﻭ َﻋ ْﺒ ُﺪ ﻪﻠﻟﺍ َﻭ َﻫ ُﻮ ﺍﻟﻄ ِّﻴ ُﺐ‬
ْ ْ ُ َُ ْ ََ
‫ﺃﺗ ُـﺎﻩ ﺇ ْﺑ َﺮﺍﻫ ْﻴ ُﻢ ﻣ ْﻦ َﺳـﺮَّﻳﺔ * ﻓـﺄ ُّﻣ ُﻪ َﻣـﺎﺭَﻳﺔ ﺍﻟﻘ ْـﺒﻄ َّﻴﺔ‬
ْ ْ ُ َ ٌ ْ َ َ
‫َﻭﻏ ْﻴ ُﺮ ﺇ ْﺑ َﺮﺍﻫ ْﻴ َﻢ ﻣ ْﻦ ﺧﺪ ْﻳ َﺠﺔ * ُﻫ ْﻢ ﺳ َّﺘﺔ ﻓﺨﺬ ﺑﻬ ْﻢ َﻭﻟ ْﻴ َﺠﺔ‬
• Nabi Muhammad mempunyai 7 anak, di antara mereka
adalah tiga anak laki-laki yang harus dimengerti,
• yaitu Qasim dan Abdullah yang menyandang gelar al-
Thayyib dan al-Thahir
• lalu Ibrahim yang lahir dari budak perempuan (Nabi
SAW), yaitu ibunya yang bernama Mariyah al-
Qibthiyyah.
• Selain Sayyid Ibrahim, putra-putri Nabi SAW lahir dari
Sayyidah Khadijah, mereka semuanya ada enam
Khadijah adalah 6 dan kenalilah mereka dengan penuh
kecintaan.

Rasulullah SAW memiliki 7 orang anak, dengan perincian 3


orang putra dan 4 orang putri. Keterangan mengenai nama-nama
putra dan putri Nabi Muhammad SAW akan dijelaskan oleh
mushonnif (pengarang kitab) dalam bait selanjutnya.

Putra pertama Nabi Muhammad SAW bernama Qasim. Al-


Qasim seorang laki-laki anak pertama Rasulullah SAW. yang
dilahirkan dan meninggal sebelum masuk masa kenabian (masa
mulai turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.), ia meninggal
ketika masih berusia dua tahun. Nama putra kedua Nabi Muhammad
SAW adalah Abdullah, yang disebut juga at-Thayyib (Baik) dan at-
Thahir (Bersih/Suci), ada pula yang berpendapat bahwa nama
lainnya adalah at-Thayyib bukan at-Thahir. Mengenai kelahiran
Abdullah putra Nabi, ada yang berpendapat bahwa ia lahir ketika
telah masuk masa kenabian, tetapi ada pula yang mengatakan kalau
ia tak pernah menemui masa kenabian.

Putra ketiga Rasulullah bernama Ibrahim yang meninggal saat


berumur tujuh puluh malam, ada pula yang mengatakan saat berusia
tujuh bulan dan yang lain berpendapat berumur delapan bulan.
Ibrahim lahir dari rahim Mariyah al-Qibthiyyah, seorang budak wanita
keturunan bangsa Qibti (koptik) Mesir.

Selain Ibrahim, lahir dari rahim ibu Mariyah al-Qibthiyyah.


Semua putra-putri Nabi Muhammad SAW. dilahirkan di Makkah dari
rahim istri Nabi SAW. yang pertama, yaitu Siti Khadijah R.A. Semua
putrid (anak perempuan) Rasulullah SAW. pernah mengalami masa
kenabian, masuk Islam dan turut berhijrah ke Madinah.
#21
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َْ ْ
‫ﺿ َﻮ ُﺍﻥ َﺭِّﺑﻲ ﻟﻠ َﺠﻤ ْﻴﻊ ُﻳﺬﻛ ُﺮ‬ ْ ‫َﻭ َﺃ ْﺭَﺑ ٌـﻊ ﻣ َﻦ ْﺍﻹ َﻧﺎﺙ ُﺗ ْﺬ َﻛ ُﺮ * ﺭ‬
ُْ َ َ ْ َ ُ َْ َ ُ َّ ‫َﻓﺎﻃ َﻤ ُﺔ‬
‫ﻀﻠ ُﻬ ْﻢ َﺟﻠﻲ‬ ‫ﺍﻟﺰ ْﻫ َﺮ ُﺍﺀ َﺑ ْﻌﻠ َﻬﺎ َﻋﻠﻲ * ﻭﺍﺑﻨﺎﻫﻤﺎ ﺳﺒﻄﺎﻥ ﻓ‬
ْ َ ُُْ ُ ْ َ َ َ
‫ﻓ َﺰْﻳـﻨ ٌﺐ َﻭ َﺑ ْﻌ َـﺪ َﻫﺎ ُﺭﻗ َّﻴﺔ * َﻭﺃ ُّﻡ ﻛﻠﺜ ْـﻮ ٍﻡ َﺯﻛ ْﺖ َﺭﺿ َّـﻴﺔ‬
• 4 putri Nabi SAW akan disebutkan berikut ini, semoga
ridha Tuhanku kepada semuanya selalu disebut.
• Keempat putri Nabi SAW tersebut adalah 1) Sayidah
Fatimah az-Zahra’ yang bersuami Sayidina Ali dan
memiliki dua putra (yaitu Hasan dan Husain), yaitu dua
cucu Nabi yang tampak keutamaannya;
• 2) Sayidah Zainab; 3) Sayidah Ruqayyah dan 4)
Sayidah Ummi Kulsum yang suci dan diridhoi.

Selain memiliki 3 orang putra, Nabi Muhammad SAW


mempunyai juga 4 orang putri. Nama-nama putri (anak perempuan)
Nabi Muhammad SAW akan disebutkan oleh mushonnif (pengarang
kitab) dalam bait selanjutnya.

Salah satu putrid putri Nabi SAW bernama Fathimah


(Fatimah), yang diperistri oleh ‘Ali bin Abi Thalib. Fathimah dan
Sayyidina Ali mempunyai anak yang bernama Hasan, Husain,
Muhsin, Ruqayyah, Zainab dan Ummu Kultsum. Adapun Muhsin dan
Ummu Kultsum meninggal waktu masih kecil. Hasan bin Ali dan
Husain bin Ali adalah 2 cucu Nabi Muhammad SAW yang terus
memberi keturunan hingga kini.
Fatimah radhiallahu ‘anha adalah putri bungsu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia dilahirkan lima tahun sebelum
kenabian. Pada tahun kedua hijriyah, Rasulullah menikahkannya
dengan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Pasangan ini dikaruniai
putra pertama pada tahun ketiga hijriyah, dan anak tersebut dinamai
Hasan. Kemudian anak kedua lahir pada bulan Rajab satu tahun
berikutnya, dan dinamai Husein. Anak ketiga mereka, Zainab,
dilahirkan pada tahun keempat hijriyah dan dua tahun berselang
lahirlah putri mereka Ummu Kultsum.

Fatimah adalah anak yang paling mirip dengan Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam dari gaya bicara dan gaya berjalannya.
Apabila Fatimah datang ke rumah sang ayah, ayahnya selalu
menyambutnya dengan menciumnya dan duduk bersamanya.
Kecintaan Rasulullah terhadap Fatimah tergambar dalam sabdanya,

‫ ﻓﻤﻦ ﺃﻏﻀبهﺎ ﺃﻏﻀﺒﻨﻲ” ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬-‫ﺟﺰﺀ ﻣﻨﻲ‬- ‫ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻀﻌﺔ ﻣﻨﻰ‬


“Fatimah adalah bagian dariku. Barangsiapa membuatnya
marah, maka dia juga telah membuatku marah.” (HR. Bukhari)

Selain Fatimah, nama-nama putrid Nabi SAW yang lainnya


adalah Zaenab, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum. Zainab adalah anak
perempuan Rasulullah SAW. yang tertua, ia melahirkan anak yang
bernama ‘Aliy dan Yahya yang keduanya meninggal waktu masih
kecil. Sedangkan Ruqayyah merupakan putri Rasulullah SAW. yang
diperistri oleh Utsman bin Affan. Ruqayyah wafat pada hari ketika
Zaid bin Haritsah menyampaikan berita gembira tentang
kemenangan kaum muslimin dalam pertempuran Badar. Adapun
Ummu Kultsum adalah putri Nabi SAW. yang dinikahi Utsman bin
Affan setelah saudarinya (Ruqayyah) wafat. Ummu Kultsum wafat
pada bulan Sya’ban tahun 9 Hijriyah tanpa memiliki anak.
#22
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ُ ْ َّ ‫ُ ِّ ْ َﻥ َ ْ َ ْ َﻥ‬ َ ْ ُْ ُ َ َ َ ْ ْ ْ َ
‫ﺍﻟﻨﺒ َّﻲ ﺍْﻟ ْﻘ َﺘ َﻔﻰ‬ ‫ﺼﻄ َﻔﻰ * ﺧﻴﺮ ﻓﺎﺧﺘﺮ‬ ‫ﻋﻦ ﺗﺴﻊ ﻧﺴﻮ ٍﺓ ﻭﻓﺎﺓ ﺍْﻟ‬
َْ ٌَ ٌ َ ْ ٌَ َْ َ ٌ َ َ
‫ﺻـﻔ َّﻴﺔ َﻣ ْﻴ ُـﻤ ْﻮﻧﺔ َﻭ َﺭ ْﻣـﻠﺔ‬ * ‫ـﺼﺔ َﻭ َﺳ ْـﻮ َﺩﺓ‬ ‫ﻋـﺎﺋﺸﺔ ﻭﺣﻔ‬
ْ
‫ﺎﺕ َﻣ ْﺮﺿ َّﻴﺔ‬ ٌ ‫ﻫ ْﻨ ٌـﺪ َﻭ َﺯْﻳ َﻨ ٌـﺐ َﻛ َﺬﺍ ُﺟ َﻮ ْﻳﺮَّﻳ ْﺔ * ﻟ ْﻠ ُـﻤ ْﺆﻣﻨ ْﻴ َﻥ ُﺃ َّﻣ َﻬ‬

• Al-Mushthafa (Nabi Muhammad SAW) wafat dengan


meninggalkan 9 istri, mereka disuruh memilih, lalu
mereka memilih Nabi SAW yang dapat diikuti (mereka
adalah)
• Aisyah, Hafshoh, Saudah, Shofiyah, Maimunah,
Romlah,
• Hindun, Zainab dan Juwairiyah. Bagi orang-orang
mukmin mereka adalah ibu-ibu yang diridhoi.

Nabi Muhammad SAW meninggal dunia meninggalkan


sembilan istri. Mereka adalah perempuan-perempuan yang mulia.
Kesetiaan mereka telah terbukti dengan menjadi pendamping Nabi
Muhammad SAW dalam suka dan duka. Mereka lebih memilih
menjadi istri Nabi Muhammad SAW dari pada gelimang harta dan
kemewahan dunia. Di dalam al-Qur’an kisah mereka diabadikan :
َ َ َ ْ ُّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ ْ ُ ْ َ ‫َ َ ُّ َ َّ ُّ ُ ْ َ ْ َﻭ‬
‫ﺍﻟﺪﻧ َﻴﺎ َﻭﺯﻳﻨ َﺘ َﻬﺎ ﻓ َﺘ َﻌﺎﻟ ْﻴ َﻥ‬ ‫ﻳﺎﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻗﻞ ﻷﺯ ﺍﺟﻚ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻥ ﺗﺮﺩﻥ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ‬
َّ ‫ﻪﻠﻟﺍ َﻭ َﺭ ُﺳ َﻮﻟ ُﻪ َﻭ‬
‫ﺍﻟﺪ َﺍﺭ‬ ً ‫ُﺃ َﻣ ِّﺘ ْﻌ ُﻜ َّﻦ َﻭ ُﺃ َﺳ ِّﺮ ْﺣ ُﻜ َّﻦ َﺳ َﺮ‬
َ ‫ ) َﻭﺇ ْﻥ ُﻛ ْﻨ ُﺘ َّﻥ ُﺗﺮ ْﺩ َﻥ‬28 ( ‫ﺍﺣﺎ َﺟﻤ ًﻴﻼ‬
َ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ
(29) . ‫ﻪﻠﻟﺍ ﺃ َﻋ َّﺪ ﻟﻠ ُﻤ ْﺤﺴ َﻨﺎﺕ ﻣ ْﻨﻜ َّﻦ ﺃ ْﺟ ًﺮﺍ َﻋﻈ ًﻴﻤﺎ‬ ‫ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﺈﻥ‬
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu
sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka
marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku ceraikan kamu
dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki
(keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri
akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang
berbuat baik di antaramu pahala yang besar .” (QS. al-Ahzab : 28-
29).

Mereka adalah adalah keluarga Nabi. Perempuan-perempuan


terbaik yang menjadi ibu dari seluruh umat Islam (ummahatul
mukminin). Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
ُ ُ ُ ‫َّ ُّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َﻭ‬
.)6 ،‫ ( ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ‬. ‫ﺍﺟ ُﻪ ﺃ َّﻣ َﻬﺎﺗ ُﻬ ْﻢ‬ ‫ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﺎْﻟﺆﻣﻨﻴﻥ ﻣﻦ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻭﺃﺯ‬
“Nabi itu lebih utama dari orang mukmin daripada diri mereka
sendiri. Dan Istri-istri Nabi adalah ibu mereka .” (QS. al-Ahzab : 6).

Oleh karena itulah, umat Islam wajib menghormati mereka,


mendo’akan dan membacakan shalawat kepada mereka.

‫ﺼﻠﻲ‬
ِّ َ ُ َ ْ َ ُ َ
‫ﻪﻠﻟﺍ َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗﺎﻟﻮﺍ َﻳﺎ َﺭ ُﺳﻮ َﻝ ﻪﻠﻟﺍ ﻛﻴﻒ ﻧ‬ َّ ‫َﻋ ْﻦ َﺃﺑﻲ ُﺣ َﻤ ْﻴ ٍﺪ‬
ُ ‫ﺍﻟﺴﺎﻋﺪ ِّﻱ َﺭﺿ َﻲ‬
َ ُ َ َ َ َّ ُ َّ ُ ُ َ ‫َﻋ َﻠ ْﻴ َﻚ َﻓ َﻘ‬
‫ﺻ ِّﻞ َﻋﻠﻰ ُﻣ َﺤ َّﻤ ٍﺪ َﻭﺃ ْﺯ َﻭﺍﺟﻪ َﻭﺫ ِّﺭَّﻳﺘﻪ ﻛ َﻤﺎ‬ ‫ﺎﻝ َﺭ ُﺳﻮ ُﻝ ﻪﻠﻟﺍ ﻗﻮﻟﻮﺍ ﺍﻟﻠﻬﻢ‬
ُ َ َ َ ‫ﺻ َّﻠ ْﻴ َﺖ َﻋ َﻠﻰ ﺁﻝ ﺇ ْﺑ َﺮﺍﻫ‬
،‫ ( ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬. ‫ﻴﻢ َﻭ َﺑﺎﺭ ْﻙ َﻋﻠﻰ ُﻣ َﺤ َّﻤ ٍﺪ َﻭﺃ ْﺯ َﻭﺍﺟﻪ َﻭﺫ ِّﺭَّﻳﺘﻪ‬ َ
.)2118
“Dari Abu Humaid al-Sa’idi, para sahabat bertanya kepada
Rasulullah SAW, “Bagaimana cara kami membaca shalawat
kepadamu?” Rasulullah SAW menjawab, “Bacalah, “Ya Allah mudah-
mudahan engkau selalu mencurahkan shalawat kepada Muhammad,
istri dan anak cucunya .” (HR. al-Bukhari [2118]).
#23
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ ْ ُ َ ٌ َّ َ ُ ُ َّ َ َ َ ٌ َّ َ َ ُ ُّ َ ُ َ ْ َ
‫ﺍﺣﺘﺬﺍ‬ ‫ﺣﻤـﺰﺓ ﻋﻤﻪ ﻭﻋﺒـﺎﺱ ﻛﺬﺍ * ﻋﻤـﺘﻪ ﺻﻔﻴﺔ ﺫﺍﺕ‬
• Adapun Hamzah adalah paman Nabi dan Abbas juga
paman Nabi, sedangkan bibinya adalah Shofiyah yang
selalu taat kepada Allah SWT.

Pada bait ke-45 di atas, Mushonnif (Pengarang Kitab)


menerangkan tentang paman dan bibi Nabi Muhammad SAW yang
mengikuti jejak Beliau untuk memeluk agama Islam. Dimana paman
Nabi bernama Hamzah dan Abbas, sedangkan bibi Rasulullah SAW
bernama Shoffiyah.

Sebenarnya paman dan bibi Rasulullah SAW tidak terbatas 3


orang seperti disebutkan dalam bait di atas. Tetapi seluruhnya
berjumlah 17 orang, dengan perincian 12 orang paman dan 6 orang
bibi. Namun yang mengikuti jejak Beliau untuk masuk agama Islam
ada 3 orang, yakni: 1) Hamzah, 2) ‘Abbas, dan 3) Shofiyyah.
#24
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ً َ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َ
‫ﺍﻟﻨﺒ ِّﻲ ﺍﻹ ْﺳ َﺮﺍ * ﻣ ْـﻦ َﻣ َّﻜ ٍﺔ ﻟ ْﻴﻼ ﻟ ُﻘ ْـﺪ ٍﺱ ُﻳ ْﺪ َﺭﻯ‬ ‫ﻭﻗﺒــﻞ ﻫﺠـﺮﺓ‬
َ َ ِّ َ ًّ َ ُّ َّ َ َ َّ َ َّ ‫َﻭ َﺑ ْﻌ َـﺪ ﺇ ْﺳ َـﺮ ٍﺍﺀ ُﻋ ُﺮ ْﻭ ٌﺝ ﻟ‬
‫ﻠﺴ َﻤﺎ * ﺣﺘﻰ ﺭﺃﻯ ﺍﻟﻨـﺒﻲ ﺭﺑﺎ ﻛﻞ ﺎﻤـ‬
ْ ‫ﺽ * َﻋ َﻠ ْﻴﻪ َﺧ ْﻤ ًﺴﺎ َﺑ ْﻌ َﺪ َﺧ ْﻤﺴ ْﻴ َﻥ َﻓ َﺮ‬
‫ﺽ‬ ْ ‫ﺼﺎﺭ َﻭ ْﺍﻓ َﺘ َﺮ‬ َ ‫ﻒ َﻭ ْﺍﻧﺤ‬ ٍ ْ ‫ﻣ ْﻦ َﻏ ْﻴﺮ َﻛ‬
‫ﻴ‬
ٍ
• Dan sebelum hijrah, Nabi melakukan isra’ (perjalanan
di malam hari) dari Mekah ke Baitul Makdis .
• Dan setelah Isra’ Nabi naik ke langit sampai Nabi
melihat Tuhan (Allah) yang berbicara
• Tanpa diketahui caranya dan tanpa batas. Dan
difardhukan atasnya lima shalat setelah mewajibkan 50
shalat.

Isra’ mi’raj merupakan perjalanan yang istimewa sekaligus


kejadian luarbiasa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Terjadi
pada malam Senin tanggal 27 Rajab tahun 621 M. Satu tahun
sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah.

Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari


dari Masjid al-Haram ( Makkah) ke Masjid al-Aqsha (Palestina).
Sedangkan mi’raj adalah naik ke langit, sampai ke langit yang ketujuh
bahkan ke tempat yang paling tinggi yaitu Sidrah al-Muntaha.

Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman:


ْ َْ َ َ َ ْ ْ َْ َ ًْ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ ُ
‫ﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺳﺮﻯ ﺑﻌﺒﺪﻩ ﻟﻴﻼ ﻣﻦ ﺍْﻟﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﺇﻟﻰ ﺍْﻟﺴﺠﺪ‬ ‫ﺳﺒﺤ‬
ْ َّ ‫ْﺍ َﻷ ْﻗ َﺼ ﻰ َّﺍﻟﺬﻱ َﺑ َﺎﺭﻛ َﻨﺎ َﺣ ْﻮﻟ ُﻪ ﻟﻨﺮَﻳ ُﻪ ﻣ ْﻦ َﺀ َﺍﻳﺎﺗ َﻨﺎ ﺇ َّﻧﻪ ُﻫ َﻮ‬
،‫ﺍﻟﺴﻤ ُﻴﻊ ﺍﻟ َﺒﺼ ُﻴﺮ ) ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ‬
ُ َ ْ
(1
“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hamba-Nya
(Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjid al-Haram
(Makkah) ke Masjid al-‘Aqsha (Palestina) yang Kami berkati
sekelilingnya untuk Kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepada mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat .” (QS. al-
Isra’ : 1).

Kejadian Isra’ dan Mi’raj dilatarbelakangi oleh meninggalnya


dua orang yang selalu membantu dakwah islamiyyah, yakni paman
dan istri beliau, yakni Abu Thalib dan Sayyidatuna Khadijah.
Sekaligus sebagai wisata hati bagi Rasulullah SAW, karena selama
dalam perjalanan, Rasulullah SAW banyak menyaksikan bahkan
mengalami kejadian-kejadian luar biasa, pelajaran yang sangat
berguna untuk menempa hati beliau sebagai seorang nabi dan rasul
Allah SWT.

Isra’ Mi’raj terjadi di luar kemampuan akal manusia. Secara


gamblang, ayat (QS. al-Isra’ : 1), tersebut menyatakan bahwa Allah
SWT telah memberangkatkan hamba-Nya untuk melakukan safari
suci dengan ruh dan jasad Nabi Muhammad SAW, yaitu isra’ dan
mi’raj. Berdasarkan ayat ini mayorits ulama berpendapat bahwa Nabi
Muhammad SAW melakukan isra’ mi’raj dengan ruh dan jasadnya.
Imam Nashiruddin Abu al-Khair ‘Abdullah bin ‘Umar al-Baidhawi
mengatakan:

“Dan diperselisihkan apakah isrâ’ dan mi’raj terjadi pada waktu


tidur (sekedar mimpi belaka) ataukah dalam keadaan sadar? Dengan
ruh (saja) atau sekaligus ruh dan jasadnya? Mayoritas ulama
berpendapat bahwa Allah SWT meng-isrâ’-kan Nabi SAW dengan
jasadnya (dari Masjid al-Haram) ke Bait al-Maqdis kemudian
menaikkan beliau ke beberapa langit sampai berhenti di Sidrah al-
Muntahâ .” (Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, juz I, hal 576).
#25
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ َ َ ْ َ ُ ْ َّ
‫َﻭ َﺑﻠ َـﻎ ﺍﻷ َّﻣﺔ ﺑﺎﻹ ْﺳ َـﺮ ﺍﺀ * َﻭﻓ ْﺮﺽ ﺧ ْﻤ َﺴ ٍﺔ ﺑﻼ ْﺍﻣﺘ َﺮﺍﺀ‬
• Nabi menyampaikan kepada umatnya tentang Isra’ dan
mewajibkan salat 5 waktu kepada semua umat tanpa
keraguan.

Kewajiban shalat lima waktu disampaikan oleh Allah kepada


Nabi SAW pada saat isra’. Dari sini dapat dipahami tentang
keutamaan shalat dari ibadah yang lain. Perintah shalat disampaikan
langsung oleh Allah SWT, secara pribadi tanpa perantara siapapun.
Tidak seperti ibadah lain yang diwajibkan melalui perantara Malaikat
Jibril.

Jika seorang pimpinan menyampaikan perintah yang secara


langsung kepada bawahannya, maka kualitas perintah itu akan lebih
tinggi dari pada sesuatu yang disampaikan melalui tangan kedua,
oleh staf dan bawahannya. Perbuatan itu sangat penting, sehingga
harus disampaikan sendiri.
Dari sisi ini, kita bisa melihat posisi shalat dalam agama Islam.
Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam,
sehingga menjadi ruh agama Islam. Karena itu sangat wajar, jika
Rasulullah SAW mengatakan bahwa shalat adalah unsur terpenting
dalam agama Islam dan amal pertama yang dihitung kelak di akhirat.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
ُ َ ُ َ ُ ََ َ َ ْ َ ْ َ ُ َْ ْ َ ‫َﺍ َّﻭ ُﻝ َﻣﺎ ُﻳ َﺤ‬
‫ﺻﻼﺗ ُﻪ ﻓﺎ ْﻥ ﻗﺒﻠ ْﺖ ﺗ ُﻘ ِّﺒ َﻞ َﻋ ْﻨ ُﻪ‬ ‫ﺎﺳ ُﺐ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
.) ‫ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ‬. ‫َﺳﺎﺋ ُﺮ َﻋ َﻤﻠﻪ َﻭﺍ ْﻥ ُﺭ َّﺩ ْﺕ ُﺭ َّﺩ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﺳﺎﺋ ُﺮ َﻋ َﻤﻠﻪ‬
“Amal pertama kali dihisab dari seorang hamba di hari kiamat
adalah shalat. Jika shalatnya diterima, maka diterimalah semua
amalnya, namun bila shalatnya ditolak, maka ditolak pula seluruh
amalnya .” (HR. Thabrani).

Berawal dari shalatlah semua perilaku yang baik dan terpuji


akan bersemi. Shalat yang sempurna dan khusyu’ serta dilaksanakan
dengan ikhlas karena Allah SWT, akan menjadikan seseorang untuk
selalu mengingat Allah SWT, karena itulah tujuan dari shalat
tersebut. Firman Allah SWT:
ْ َ َ َّ َ ْ ‫ﻪﻠﻟﺍ َﻻ ﺇ َﻟ َﻪ ﺇ َّﻻ َﺃ َﻧﺎ َﻓ‬
ُ ‫ﺇ َّﻧﻨﻲ َﺃ َﻧﺎ‬
.)14 ،‫ ( ﻃﻪ‬. ‫ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﺬﻛﺮﻱ‬ ‫ﺎﻋ ُﺒ ْﺪﻧﻲ َﻭﺃﻗﻢ‬
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.” (QS. Thaha : 14).

Ketika Allah SWT telah hadir dalam setiap denyut nadi dan
hembusan nafas, maka dari sanalah akan tersemai segala perbuatan
baik dan terpuji. Dan dengan sendirinya semua prilaku buruk dan
tercela akan menjauh. Inilah yang dimaksud oleh Firman Allah SWT:
َ ُْ َ ْ َ َ َ َّ َّ
.)45 : ‫ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺗ ْﻨ َﻬﻰ َﻋﻦ ﺍﻟ َﻔ ْﺤﺸﺎﺀ َﻭﺍْﻟ ْﻨﻜﺮ ( ﺍﻟﻌﻨﻜﺒﻮﺕ‬ ‫ﺇﻥ‬
“Sesungguhnya shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji
dan munkar.” (QS. al-Ankabut : 45).
#26
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ َ َ ِّ ‫ﺼﺪ ْﻳﻖ َﻟ ُﻪ * َﻭﺑ ْﺎﻟ ُﻌ ْﺮﻭﺝ‬


ْ ‫َﻗ ْﺪ َﻓ َﺎﺯ ﺻ ِّﺪ ْﻳ ٌﻖ ﺑ َﺘ‬
‫ﺍﻟﺼ ْﺪ ُﻕ َﻭﺍﻓﻰ ﺃ ْﻫﻠ ُﻪ‬ ٍ
• Sahabat Abu Bakar al-Shiddiq telah beruntung dengan
mempercayai isra’ dan mi’raj, dan kebenaran tentang
mi’raj datang kepada pengikutnya.

Setelah melakukan isra’ mi’raj, Nabi Muhammad SAW


kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada kaum Quraisy
Mekkah, namun tidak seorangpun yang mempercayainya dan
menganggap Nabi mengada-ada dan membuat berita palsu. Kecuali
satu orang sahabat yang langsung mempercayainya, yakni sahabat
Abu Bakar RA. Bahkan beliau berkata, “Jangankan peristiwa itu, lebih
aneh dari itupun aku percaya, kalau Nabi Muhammad SAW yang
mengatakannya”. Itulah sebabnya beliau diberi gelar as-Shiddiq
(seorang yang selalu membenarkan Nabi Muhammad SAW).

Sebelum peristiwa isra’ mi’raj tersebut, Nabi Muhammad SAW


diberi gelar oleh penduduk Makkah dengan sebutan al-Amin. Yakni
orang yang dapat dipercaya. Semua masyarakat Makkah percaya
bahwa perkataan Nabi pasti benar, selalu jujur serta tidak pernah
menipu. Namun ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan cerita
isra’ mi’raj, kebanyakan masyarakat langsung tidak
mempercayainya. Hal ini menunjukkan bahwa isra’ mi’raj adalah
kejadian yang sangat luar biasa sehingga mampu menimbulkan
keraguan mayoritas masyarakat Arab kepada Nabi Muhammad
SAW.
Namun bagi orang beriman yang mempercayai bahwa Allah
SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, kejadian tersebut bukan
sesuatu yang mustahil. Sangat mungkin sekali, sebab beliau tidak
berangkat dengan kemauan sendiri, tapi Allah SWT-lah yang
berkehendak. Tak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah SWT jika
Dia menghendaki, walaupun itu di luar kemampuan manusia.

Ibarat seekor semut yang “menumpang” naik pesawat terbang


dari Jakarta menuju Surabaya, kemudian kembali lagi ke Jakarta.
Yang pasti, kaum semut tidak akan percaya akan cerita si semut
yang telah melakukan perjalanan dalam waktu sesingkat itu. Tapi hal
itu sangat mungkin terjadi, sebab dia memakai kendaraan yang
kecepatannya tidak pernah terbayangkan oleh kaum semut. (Fiqh
Tradisionalis, 250).

Begitu pula dengan isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW.


Peristiwa itu tidak akan terbayangkan oleh akal manusia, sebab yang
digunakan Nabi SAW adalah kendaraan yang kecepatannya di luar
jangkauan serta tidak pernah terbayangkan oleh akal manusia, yakni
Buraq.
#27
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ْ ٌَ ْ ْ َ َْ ُ ٌَْ َ َ َ
‫ﺼ َﺮﺓ * َﻭﻟﻠ َﻌ َـﻮﺍﻡ َﺳ ْﻬﻠﺔ ُﻣ َﻴ َّﺴ َﺮﺓ‬ ‫ﻭﻫـﺬﻩ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﻣﺨﺘ‬
‫ﺼ ُﺪ ْﻭﻕ‬ ْ َ‫ﺎﻟﺼﺎﺩﻕ ْﺍْﻟ‬َّ ‫َﻧﺎﻇ ُﻢ ﺗ ْﻠ َﻚ َﺃﺡ َُﺪ ْﻣ ْﺍْﻟَ ْﺮ ُﺯ ْﻭﻗﻲ * َﻣ ْﻦ َﻳ ْﻨ َﺘﻤﻰ ﺑ‬

• Inilah Aqidatul yang ringkas, yang mudah untuk


dipelajari dan dipermudah untuk orang awam .
• Sedangkan yang menazhamkan Aqidh tersebut adalah
Ahmad al-Marzuqi, seorang yang nasabnya
bersambung kepada Nabi SAW yang berkata benar
dan dipercaya.

Inilah akidah yang wajib diyakini oleh seluruh umat Islam.


Akidah yang mudah untuk dipahami, diyakini kemudian diamalkan
oleh seluruh umat Islam. Yakni akidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah
yang merupakan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya kemudian diteruskan oleh ulama salafus shalih dan
akhirnya sampai kepada kita.

Kitab Nadzhom Aqidatul Awam ini dibuat oleh Syech Ahmad


Al-Marzuqi. Nama lengkap beliau ialah al-Imam al-Allamah Ahmad
bin Muhammad bin Ramadhan bin Mansur bin al-Sayyid Muhammad
bin Syamsuddin Muhammad bin al-Sayyid Rais bin al-Sayyid
Zainuddin bin Nasib al-Din bin Nasir al-Din bin Muhammad bin Qasim
bin Muhammad bin Rais Ibrahim bin Muhammad bin Sidi Marzuq al-
Kafafi bin Sidi Musa bin Abdullah al-Muhdh bin al-Imam Hasan al-
Muthanna bin al-Hasan al-Sabth ibnu al-Imam Ali bin Abi Thalib al-
Makki al-Marzuqi al-Maliki al-Hasani al-Husanini.
Nasab beliau bersambung kepada Hasan bin Ali bin Abu
Thalib melalui bapa beliau dan bersambung kepada Hussain bin Ali
bin Abu Thalib melalui ibu beliau.
#28
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َّ َ َ َّ َ َ َّ َّ َ َ ُ ْ َ ْ َ
‫ﺍﻟﻨﺒ ِّﻲ ﺧ ْﻴﺮ َﻣ ْﻦ ﻗ ْﺪ َﻋﻠ َﻤﺎ‬ ‫ﺻﻠﻰ َﺳﻠ َﻤﺎ * ﻋﻠﻰ‬ ‫ﺍﻟﺤـﻤﺪ ﻪﻠﻟ ﻭ‬
َ ُ ُ َّ ‫َﻭ ْﺍﻵﻝ َﻭ‬
‫ﺍﻟﺼ ْﺤﺐ َﻭﻛ ِّﻞ ُﻣ ْﺮﺷ ٍﺪ * َﻭﻛ ِّﻞ َﻣ ْﻦ ﺑﺨ ْﻴﺮ َﻫ ْﺪ ٍﻱ َﻳ ْﻘ َﺘﺪﻱ‬
• Segala puji bagi Allah, dan mudah-mudahan Allah
memberi shalawat dan salam sejahtera kepada Nabi
Muhammad, yaitu orang yang paling baik dalam
mengajar manusia.
• Begitu juga kepada keluarga dan para sahabatnya
serta setiap orang yang menunjukkan kebenaran dan
orang yang mengikuti jalan yang benar.

Setelah dibuka dengan hamdalah dan shalawat kepada Nabi


Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya, pada akhir bait dari
pelajaran ini juga ditutup dengan hal yang sama. Selain dimaksudkan
sebagai upaya mengharapkan pertolongan Allah SWT serta barokah
dari Rasul, keluarga dan sahabatnya, hal ini sekaligus merupakan
pengakuan akan kebesaran Allah SWT, serta puji syukur atas nikmat
Allah SWT yang telah diberikan kepada penulis.

Pengakuan bahwa tanpa ada belas kasih dan pertolongan


Allah SWT penulis tidak akan mampu untuk menyusun nadham yang
ringkas dan dengan bahasa yang gampang untuk dipahami. Puji
syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah akal
fikiran kepada manusia, sebagai salah satu nikmat yang sangat
berharga yang dimiliki manusia. karena dengan akallah manusia
dapat dibedakan dari makhluk Allah SWT yang lain.
Selain bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, mushonnif
juga berdoa dengan memohon sholawat dan keselamatan semoga
tercurahkan kepada keluarga Nabi dan para sahabat Nabi, serta juga
kepada setiap orang yang menunjukkan kebenaran / mursyid
(pembimbing, penunjuk jalan yang lurus) dan orang yang mengikuti
jalan yang benar, yakni yang mengikuti jalan petunjuk agama Islam.
#29
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

َ ْ َ ُ َ ْ َ َْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ََ
‫ﺹ ﺍﻟ َﻌ َﻤ ْﻞ * َﻭﻧ ْﻔ َﻊ ﻛ ِّﻞ َﻣ ْﻦ ﺑ َﻬﺎ ﻗﺪ ﺍﺷ َﺘﻐ ْﻞ‬ ‫ﻭﺃﺳﺄﻝ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺇﺧﻼ‬
ُ ُ َ ْ َُ َ
‫ﺃ ْﺑﻴﺎﺗ َﻬﺎ َﻣ ْﻴ ٌﺰ ﺑ َﻌ ِّـﺪ ﺍﻟ ُﺠ َﻤ ْﻞ * ﺗﺎﺭْﻳﺨ َﻬﺎ ﻟﻲ َﺣ ُّﻲ ﻏ ِّ ٍﺮ ُﺟ َﻤﻞ‬
• Dan saya (Sayyid Ahmad al-Marzuqi) memohon
kepada Dzat Yang Maha pemurah, agar dikarunia
ketulusan dalam beramal, dan kemanfaatan bagi
semua orang yang mempelajari akidah ini .
• Adapun bait-bait akidah ini adalah berjumlah 57 dengan
hitungan Abajadun, sedangkan waktu selesainya
adalah tahun 1258.

Ikhlas merupakan kunci dari semua amal agar diterima oleh


Allah SWT. Merupakan perintah Allah SWT kepada semua kaum
muslim yang beribadah dan beramal shalih agar selalu ikhlas dalam
perbuatannya agar amalannya dapat dicatat oleh Allah SWT sebagai
amal baik yang mendapat ganjaran pahala. Firman Allah SWT:
ْ َ ِّ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُ َّ َ َ َ ُّ َ ْ َ ُ
‫ﻳﻦ ﺍﻟ َﺤ ْﻤﺪ ﻪﻠﻟ َﺭ ِّﺏ‬‫ﻮﻩ ُﻣﺨﻠﺼﻴﻥ ﻟﻪ ﺍﻟﺪ‬ ‫ﻫﻮ ﺍﻟﺤﻲ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ ﻓﺎﺩﻋ‬
َ ْ
.)65 ،‫ ( ﺍْﻟﺆﻣﻦ‬. ‫ﺍﻟ َﻌﺎْﻟ َﻴﻥ‬
“Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan
ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam .”
(QS. al-Mukmin : 65).
Pada bait 56 dijelaskan, bahwa seluruh bait-baitnya adalah
”Maizun”, sama nilainya dengan 57.

Karena menurut hitungan a-ba-ja-dun, setiap huruf memiliki


bobot nilai. Sama seperti angka romawi dalam huruf latin.

Bobot nilai kata “‫“ميز‬adalah“10 = “‫ “ي‬,40 = “‫ﻡ‬, dan “7 = “‫ز‬, lalu


dijumlah menjadi = 57, adalah jumlah bait nazhom.

Bobot nilai huruf yang tersusun dalam kata “‫غر‬ّ ‫ي‬ّ ‫( “لي ح‬Li Hayyu
Ghurrin) :“1000 =‫ “"غ‬,10 = “‫ “ي‬,8 = “‫ “ح‬,10 = “‫ “ي‬,30 = ‫ل‬, dan “200 = “‫ر‬,
lalu dijumlah menjadi 1258, adalah tahun ditulisnya nazhom.

Berikut ini adalah rumus dari nilai masing-masing dari huruf


hijaiyah / a-ba-ja-dun secara keseluruhan :
َ َ َ
‫ﺍ َﺑ َـﺠ ٌﺪ ه َـﻮ ٌﺯ ۞ َﺣﻄ َـﻴ ٌﻚ ﻟ َـﻤ ٌﻦ‬
َ َ ٌ َ ََ ٌ ‫ﺺ َﻗ َﺮ‬ ٌ ‫َﺳ َﻌ َـﻔ‬
‫ﺿﻈ ٌﻎ‬ ‫ش ۞ ﺗـﺜﺨـﺬ‬
‫ = ا‬1, ‫ = ب‬2, ‫ = ج‬3, ‫ = د‬4, ‫ = ﻫـ‬5, ‫ = ﻭ‬6, ‫ = ز‬7, ‫ = ح‬8, ‫ = ط‬9,

‫ = ي‬10, ‫ = ك‬20, ‫ = ل‬30, ‫ = ﻡ‬40, ‫ = ن‬50, ‫ = س‬60, ‫ = ع‬70, ‫ = ف‬80,


‫ = ص‬90,

‫ = ق‬100, ‫ = ر‬200, ‫ = ش‬300, ‫ = ﺕ‬400, ‫ = ﺙ‬500, ‫ = خ‬600, ‫ = ذ‬700,


‫ = ض‬800, ‫ = ظ‬900,

‫ = غ‬1000
#30
AQIDATUL AWWAM
Li Sayyid Ahmad al-Marzuqi

ِّ ‫َﺳ َّﻤ ْـﻴ ُﺘ َﻬﺎ َﻋﻘ ْـﻴ َﺪ َﺓ ْﺍﻟ َﻌ َﻮﺍﻡ * ﻣ ْﻦ َﻭﺍﺟﺐ ﻓﻲ‬
َّ ‫ﺍﻟﺪ ْﻳﻦ ﺑ‬
‫ﺎﻟﺘ َﻤﺎﻡ‬ ٍ
• Kami menamakan akidah ini dengan judul Aqidatul
Awam yang menerangkan masalah wajib di dalam
agama secara sempurna.

Syech Ahmad Marzuqi, pengarang kitab, memberi nama


kepada kitab nadzhom ini dengan nama Aqidatul Awam. Ditujukan
untuk memberi pengetahuan tentang Aqidah-aqidah yang perlu
dipelajari oleh orang yang masih awam, terutama Aqidah
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dimana aqidah tersebut wajib untuk
diketahui dengan sempuran dalam urusan agama Islam.

‫ﻭهللا أعﻠ ُﻡ بﺎلـصـﻭاب‬

Khatam 30 Ramadhan 1441 H

Al-Fatihah

Anda mungkin juga menyukai