Anda di halaman 1dari 18

MENGENAL 7 ( TUJUH ) LATIFAH PADA MANUSIA

30 November 2013 pukul 11.08


Bismillahir rohmanir rohim …………
Perang melawan hawa nafsu berlaku bagi semua umat manusia di dunia. Di dalam perang ini
musuhnya tidak tampak oleh mata, musuhnya sangat halus (latif).

↝Tempat Iblis Bersemayam Dan Berkuasa Dalam Tubuh Manusia:


idalam wadah maksiat mereka bersemayam.
Didalam wadah Amarah mereka bersemayam,
Didalam wadah takabbur mereka bertengger,
dan banyak lagi tempat mereka dapat membangun kerajaannya.
Makanya jangan heran apabila pada diri peribadi seorang manusia akan terkandung sifat-sifat tercela
yang mengotori jiwa seperti:
☑Hasad atau Iri hati
☑Haqad atau Dengki / benci
☑Suuzzan atau Prasangka buruk
☑Kibir atau Sombong
☑Ujub atau Merasa sempurna diri dari orang lain
☑Riya atau Mempamerkan kelebihan Suma’ atau Cari-cari nama atau kemashuran
☑Bukhul atau Kikir
☑Hubbul mal atau Cinta kebendaan
☑Tafahur atau Membanggakan diri
☑Ghadab atau Pemarah
☑Qhibah atau Pengupat
☑Namimah atau Bicara ngelantur dibelakang orang
☑Kijib atau Dusta
☑Khianat atau Munafik

↝Istana Iblis Dimana?


Subhanallah… Istananya adalah diri peribadi seorang manusia.
↝Tempat Masuknya Iblis
•Melalui mata mereka merasuk,
•melalui telinga mereka menusuk,
•melalui hidung mereka berjalan,
•melalui mulut mereka berkendaraan dengan kencangnya.
Dan seterusnya segala lubang ditubuh seseorang jadi sarana masuknya iblis keistana.
✗Mulut jalan masuk memakai kendaraan dusta dan qhibah
✗Mata jalan masuk memakai kendaraan melihat yang haram
✗Telinga jalan masuk kendaraan biasa mendengar cerita kosong
✗Hidung jalan masuk kendaraan biasa menimbulkan rasa benci
✗Tangan jalan masuk kendaraan merusak
✗Kaki jalan masuk kendaraan biasa berjalan berbuat maksiat
✗Perut jalan masuk biasa diisi makanan haram
✗Kemaluan dan dubur jalan masuk syahwat juga berjina.

Di dalam tubuh manusia ada 7 (tujuh) tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa
nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.
Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada
abad ke 11.
Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah. Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi
dan akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati
maqomat dan ahwal tertentu.

1. Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur
tubuh manusia.
2. Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa
3. Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah
4. Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah
5. Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah
6. Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah
7. Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah

Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi :
“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam
dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu’ad (jujur ingatannya), di
dalamnya pula ada syagaf
(kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun
(mesra), sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”.

Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri (perintah) Allah :“Kun fayakun”,
yang artinya: “jadi maka jadilah” (QS : 36: 82) merupakan al-ruh yang bersifat immaterial.
Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan) bersifat material.
Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya
Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang
sangat kuat.

Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di
dalam badan manusia.

Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.

Bahkan didalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa
ingin berdiri.
Sebagaimana firman Allah : “Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (Q.S.21:37).
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh kedalam badan melalui
tahapan.
Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel
calon janin yang diploid ).
Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat.
Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi
untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh
al-hayat.
Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik
manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir).
Allah meniupkan ruh al-insan.
Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’
(kewajiban syari’at) dari Allah dan menjadi khalifah Nya.
Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil ‘alamin;
Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan
dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah.
Manusia di ciptakan Allah SWT sebagai mahkluk yang paling mulia diantara mahkluk lainnya, namun
di balik ini semua banyak juga yang merendahkan derajatnya sebagai makhluk yang paling mulia.
Manusia bisa melebihi malaikat dalam beribadah dan bisa menjadi setan dan bahkan lebih parah dari
binatang.
Di dalam diri manusia terdapat tujuh tempat lahir dan batin, adapun yang lahir seperti
1. mata
2. telinga
3. hidung
4. mulut
5. tangan
6. kaki
7. syahwat sampai perut.
Sedangkan yang batin di kenal dengan nama latifah adalah sebagai berikut :
1. Latifah Qalbi letaknya berada dua jari di bawah susu kiri, di sinilah terletak sifat-sifat kemusrikan,
kekafiran, tahayul dan sifat iblis.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi Iman, Islam, Ihsan, dan Ma’rifat. *Latifatul-qolby
Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya
dua jari dibawah susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan cara dzikir (allah…allah) sebanyak-
banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.
Latifiah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya
sebagai pusat gelombang, yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb adalah ibarat“channelnya”.
↝Wilayahnya Nabi Adam A.S,
↝tempatnya nafsu Lawwamah,
↝bersifat: Suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya, bangga diri, menggunjing,
pamer, bangga diri,
↝Warnanya : kuning
Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini.
2. Latifah Ruhi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat binatang jinak yaitu
sifat yang menuruti hawa nafsu.
Jika latifah ini di sucikan maka akan membuang sifat menuruti hawa nafsu yang selalu mengajak
kepada kejahatan namun selalu berada dalam ketaatan kepada Allah SWT.
*Latifatul-roh
Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, letaknya dua jari dibawah susu
sebelah kanan, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…allah) sebanyak-banyaknya InsyaAllah di
isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.
Demikian juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh
adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb.
Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan
karakteristiknya.
Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan.
Selain tempatnya sifat-sifat yang baik. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan
merasakan fana al-sifat (hanya sifat Allah saja yang kekal), dan tampak pada pandangan batiniah
↝Wilayahnya: Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Nuh A.S.
↝tempatnya Nafsu Mulhimah,
↝bersifat: Lapang dada, dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan.
↝Warnanya : merah
3. Latifah Sirri letaknya berada dua jari di atas susu kiri, di sinilah terletak sifat binatang buas yaitu
sifat zholim, pemarah, pendendam,
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.
Latifatus-sirri
Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan
pendendam , letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…
allah) sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.

Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam,terutama bagi para sufi besar terdahulu yang
kebanyakanhanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia,yaitu qalb, ruh dan sirr.
Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al
Makki (w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu,
ruh dan sirr.
Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam.
Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia.
Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih
tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj (309 H), dan Ibnu Arabi (637
H).
Setelah ia mengalami “ittihad” dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah,
sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma’bud adalah
berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan.
↝Wilayahnya: Nabi Musa A.S,
↝tempatnya Nafsu Mutmainah,
↝bersifat: Senang ibadah, bersyukur, ridho, tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar
larangan Allah/Waro.
↝Warnanya : Putih
4. Latifah Khafi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat pendengki, khianat.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat syukur dan sabar.
↝Wilayahnya Nabi Isa A.S,
↝tempatnya Nafsu Rodiyah,
↝bersifat: baik budi, welas asih, menjalankan kebaikan, berserah diri, sayang sesama makhluk, merasa
manis dengan hal-hal pahit serta tidak terkejut dengan datangnya musibah.
↝Warnanya : Hitam
5. Latifah Akhfa letaknya berada di tengah-tengah dada, di sinilah letaknya sifat riya’, sombong,
mebanggakan diri, memamerkan kebaiakn diri, takabur.
Jika sifat ini di sucikan maka akan terisi sifat ikhlas, khusu’, tawadhu.
↝Wilayahnya Nabi Muhammad SAW,
↝tempatnya Nafsu Mardiyah,
↝bersifat: Terlihat jelas keridoan Allah swt berupa karomah, ikhlas dan nikmat dalam zikir, ilmu
yakin, ainul yakin, haqqul yakin, sebagai langkah awal dalam makrifat dan terlihat tajalli af’al.
↝Warnanya : Hijau
6. Latifah Nafsu Natiqo letaknya berada diantara dua kening, di sinilah terletak nafsu amarah yaitu
nafsu yang selalu mendorong pada kejahatan.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.
↝Tempatnya nafsu Amarah,
↝bersifat: Serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat.
↝Warnanya : merah, kuning, hijau, biru (dominan merah)

7. Latifah Kullu Jasad terletak di seluruh tubuh jasmani, disinilah terletak sifat jahil, malas beribadah.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi ilmu dan amal.
Untuk mensucikan latifah ini tentunya harus banyak beristiqfar mohon ampun kepada Allah dan
berdzikir, adapun dzikir yang di gunakan seperti dzikir Nafi Isbat “ Laa Ilaaha Illallah“
Tempatnya Nafsu Kamilah,
bersifat: Tajalli asma dan tajali sifat, laduni, irsad, ikmal,
baqobillah, berangkat bersama kehendak Alloh dari Alloh dan kepada ALLOH. meniadakan ( nafi )
seluruh bentuk tuhan seperti :
Tuhan hawa napsu, patung-patung, jin, berhala, thagut, syirik dan menetapkan (isbat ) bahwa tiada
tuhan yang berhak di sembah melainkan Allah.
Selain itu ada Dzikir Ismuzat “ Allah “ Tentunya dalam hal pemahaman dan pengamalan ini perlu
belajar pada orang-orang yang benar-benar faham dan mengerti agar tidak keliru untuk mencapai
tauhid yang sesungguhnya serta mencapai derajat kemulian.
Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di
dalam badan manusia.
Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.
Umpamanya lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-amarah.
Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya nafsu allawamah.
Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu al-mulhimmah, dan seterusnya.
Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia
adalah sepenuhnya karena kuasa Allah.
Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah
(keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah).
Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia, tidak melalui sistem evolusi.
Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses.
Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh Nya
untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s.
Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena
harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah:
“Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar
dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan
terpaksa”.
Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke
hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki.
Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji
Allah.
Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah shalat (takbir, ruku dan
sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).
.

Image by Cool Text: Free Logos and Buttons - Create An Image Just Like This

Senin, 02 Juni 2014


TUJUH LATIFAH SIMPUL BATHIN

Manusia memang mahluk yang paling sempurna bila dibandingkan dengan mahluk yang lain, oleh
karenanya banyak diantara mahluk ciptaan Alloh yang merasa iri bahkan tidak rela bila derajad
manusia ditinggikan dimata Alloh, begitu sayangnya Alloh pada manusia sehingga dalam
menjalankan tugas sebagai kholifah dibumi, manusia diberikan perangkat lengkap, baik secara fisik
maupun non fisik.

Didalam perangkat fisik maupun non fisik (ruhani) terdapat pintu-pintu halus yang disebut dengan
latifah, Latifah merupakan jalan atau tempat/ titik yang dapat menunjukkan dimana manusia dapat
berhubungan dengan tuhannya, jika jalan tersebut suci maka, manusia akan semakin dapat
mengenal dan dekat dengan tuhannya, tapi jika jalan tersebut kotor maka dapat dipastikan manusia
akan jauh dari tuhannya, selain itu untuk mengikat latifah yang terdapat pada fisik dan non fisik
(ruhani), terdapat sebuah simpul-simpul energy yang disebut dengan Cakra.

Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa pintu halus atau Latifah dibedakan menjadi 2 yaitu 
1. Latifah secara fisik 
2. Latifah secara ruhani, 
latifah secara fisik terdapat di anggota tubuh yang kita gunakan untuk beraktifitas setiap hari dimana
anggota tubuh tersebut selalu berhubungan dengan lingkungan setiap harinya, terdapat 7 latifah
dalam tubuh fisik (orang Jawa menyebut dengan 7 lapis bumi) yaitu pada : 
1. Kaki, 
2. Kemaluan, 
3. Tangan, 
4. Mulut, 
5. Hidung, 
6. Mata 
7. Telinga. 
Semua organ tersebut adalah pintu-pintu halus (latufah) yang terdapat dalam anggota tubuh fisik
manusia, ke 7 latifah tersebut sebagai jalan untuk kita berbuat baik ataupun buruk secara fisik, agar
kita semakin dekat dengan tuhan maka kita hendaknya selalu membersihkan ke 7 latifah tersebut.

Sebagaimana Latifah secara fisik, latifah yang berada didalam ruh (nin fisik) juga ada 7 tempat yaitu :
terdapat 

1. Di ujung kepala (Latifah Kullu Jasad), 


2. Kening (L. Nafsu Natiqo), 
3. tengah dada (L. Akfa), 
4. Dua jari diatas susu kanan (L. khofi), 
5. Dua jari dibawah susu kanan (L. Roh), 
6. Dua jari diatas susu kiri (L. Sirri), 
7. Dua jari dibawah susu kiri ( L. Qolbi), 
oleh orang jawa latifah ini disebut juga 7 lapis Lagit.
LATIFATUL QALBIYAH

Amalan ini di dasari dengan jalan memelihara keluar masuknya nafas, supaya hati tidak lupa kepada
Allah Swt, agar senantiasa tetap akan hadirnya Allah Swt pada masuk dan keluarnya nafas, dalam
menarik dan menghembuskan nafasnya, hendaklah selalu ingat serta hadir bersama Allah Swt di
dalam hati sanubari, ingat kepada Allah saat keluar masuknya nafas guna memudahkan jalan dekat
kepada Allah Swt dan di ridhaiNya.

Kajian ini sangat berguna untuk jalan atau membuat seorang anak manusia (hamba) supaya dapat
mengontrol dirinya agar jangan sampai lupa kepada Allah Swt, di samping dengan ibadah fardhu
(wajib) yang di lakukan sebagai sifat penghambaan dan pengabdian terhadap Allah Swt, amalan ini
jika di lakukan dengan rutin (istiqamah) dapat menjaga seorang hamba dari sifat lalai atau lupa
kepada Allah Swt yang di sebabkan oleh bisikan syetan pada jalan – jalan atau pintu masuk yang
halus daripada manusia, jadi inilah upaya untuk jalan menuju kepada Allah Swt yang Maha Agung
dan Maha Suci.

Penerapan dalam kesehariannya salah satunya menjaga jika ia (salik) berjalan, mestilah selalu
menundukkan kepalanya, kalau tidak dapat di khawatirkan membuat hati bimbang dan ragu, maka
dari tu kita harus memelihara hati.

Terjadinya perpindahan sifat – sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah, kepada sifat – sifat
kemalaikatan yang bersih dan suci lagi penuh dengan ketaqwaan, karena itu wajiblah kita mengontrol
hati, agar dalam hati kita tidak ada rasa cinta kepada makhluk selain dari Allah Swt, setiap salik harus
selalu menghadirkan hati kepada Allah Swt dalam segala hal keadaan, baik di suasana sunyi maupun
di tengah keramaian dunia.

Suluk dalam hal ini terbagi dari 2 (dua) bagian, yakni ; Khalwat Lahir, yaitu orang yang sunyi di tengah
keramaian, dan Khalwat Bathin, yaitu orang yang suluk senantiasa musyahadah kepada Allah Swt
dan menyaksikan rahasia – rahasia Allah Swt, walaupun berada di tengah keramaian, dalam arti kata
berkekalan dzikir (ingat) kepada Allah Swt, baik dzikir izmu zat dengan membaca Allah…Allah…
Allahmaupun dengan dzikir napi istbat menyebut La ilahaa illallah, sampai yang di sebut itu terlihat di
dalam dzikir yang hadir dan datang.

Di luar suluk yang resmi, seorang salik harus memelihara hatinya dari kemasukan sesuatu yang
dapat menggoda dan mengganggunya sedapat mungkin di dalam kesadarannya yang jernih, jika
terjadi yang demikian walaupun hanya sebentar dapat menjadi masaalah besar, hal ini tidak boleh
terjadi dalam ajaran ibadah cara thariqat.

Tawajjuh atau pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah yang menyaksikan keindahan
kebesaran dan kemuliaan Allah Swt terhadap Nur Zat Ahdiyah, cahaya yang maha esa dengan tiada
seumpama dengan apapun juga dan tanpa di sertai dengan kata – kata, hal ini dapat di capai oleh
seorang hamba dalam menjalani ibadah cara suluk setelah dia mengalami fana dan baqo yang
sempurna

Pelajaran dalam ajaran ini ada mempunyai beberapa tingkatan yang di sesuaikan dengan tahap
kebersihan jiwa dan hasil daripada pengamalan dzikirnya terhadap Allah Swt, dengan di bimbing oleh
seorang guru mursyid tentunya pada pembelajaran ini, semakin dekat seorang hamba dengan
khalikNya, maka semakin naik pulalah tahapan tingkatan kajiannya dalam memperdalam ajaran dzikir
ini, tingkatan dari ajaran dzikir ini terdiri sebagai berikut :

1. LATIFATUL QALBIY
Berhubungan dengan jantung jasmani, kira – kira dua jari di bawah susu kiri, dzikirnya sekurang –
kurangnya 5000 dalam sehari semalam, ini wilayahnya Nabi Adam As, cahayanya kuning dan berasal
dari tanah, angin dan api.

Wilayah ini tempatnya sifat buruk pada manusia, yakni ; hawa nafsu, Syetan dan Dunia, jika seorang
hamba lkhlas dzikirnya pada wilayah ini, maka hilanglah itu daripadanya dan paling tidak berkurang,
jadi sifat yang buruk pada wilayah ini jika di dzikirkan terus menerus, maka dapatlah menjelma atau
masuklah sifat yang baik dan berakhlak, yaitu ; Iman, Islam, Tauhid dan Ma’rifat.

Uraian latifah ini adalah merupakan sentral daripada ruhaniah manusia, wilayah ini merupakan induk
dari latifah – latifah lainnya, yaitu hati sanubari manusia itu sendiri. Madzmumahnya adalah hawa
nafsu yang buruk itu mengikut kepada kehendak iblis dan syetan, cinta dunia, kafir dan syirik
bertempatkan pada wilayah ini.

Madzmudahnya ialah Iman, Islam, Tauhid dan Ma’rifat serta sifat – sifat malaikat, melalui dzikir pada
latifatul qalbiy menjelmalah sifat madzmudah tadi kedalamnya, justru inilah di tuntut seorang hamba
supaya rajin – rajin membersihkan wilayah ini dengan dzikrullah.
Jika seorang hamba betul – betul ikhlas dan rajin berdzikir pada wilayah ini dan beristiqamah, maka
insya Allah Swt terbukalah rahasia gaib alam jabarud dan alam malakud dengan izin dan
kehendakNya, dia mendapatkan ilham dan karunia daripadaNya, dan itu ini di katakan sunah dan
thariqat Nabi Adam As.

Puncaknya adalah fana pada Af’al Allah Swt, munculnya mati tabi’i, mati yang di maksudkan di sini
adalah matinya hawa nafsu dan hiduplah hati sanubari.

Mati Tabi’i artinya perasaan lahiriah orang yang berdzikir menjadi hilang, fana pendengaran dan
penglihatan lahiriahnya, sehingga tidak berfungsi lagi, yang berfungsi adalah pendengaran dan
penglihatan bathinnya yang memancar dari lubuk hatinya, sehingga terdengar dan terlihat adalah
lapzul jalalah, dalam keadaan demikian akal dan pikiran tidak berjalan lagi, tetapi hanyalah ilham dari
Allah Swt yang merupakan nur illahi itulah yang terbit dari orang yang berdzikir, sehingga hatinya
muhadharoh hadir bersama Allah Swt.

Mati Tabi’i juga merupakan lompatan dari pintu fana yang pertama, oleh sebab di terimanya dzikir
seorang hamba oleh Allah Swt, dan ini merupakan hasil dari mujahadahnya dan merupakan rahmat
dan karunia dari Allah Swt, juga merupakan fanafillah di mana gerak dan diam tidak ada kecuali dari
Allah Swt.

2. LATIFATUL RUH

Berhubungan dengan rabu jasmani dua jari di bawah susu kanan, dzikirnya sekurang – kurangnya
1000 kali dalam sehari semalam, ini adalah wilayahnya Nabi Ibrahim As dan bercahaya merah,
maqam ini berasal dari api.
Maqam ini adalah tempatnya sifat madzmumah yaitu tamak, rakus dan bakhil, jika ikhlas dzikirnya
maka masuklah dan berganti dengan sifat madzmudah, yaitu Khana’ah dalam arti memadai ianya
akan apa ada adanya.

Sifat buruk ini seperti, loba, tamak, rakus dan bakhil adalah salah satu sifat yang tidak di sukai oleh
Allah Swt dan RasulNya, sifat bathiniah yang buruk seperti ini tidak ubahnya seperti binatang yang
suka menurut akan hawa nafsunya, jadi dengan rajinnya mengobati sifat ini dengan dzikir pada
maqam tersebut di atas adalah dapat berganti sifas yang di sukai Allah Swt dan RasulNya, seperti
merasa selalu bersyukur dan menerima apa adanya yang telah di tetapkan oleh Allah Swt, usaha
untuk merubah sifat ini adalah dengan cara yang wajar melalui dzikir kepada Allah Swt dengan
seperti cara yang di ajarkan oleh Thariqat An- Naqsyabandi.

Puncaknya pada dzikir adalah maqam fanafil asma dan mati ma’nawi, artinya semua sifat keinsanan
manusia telah lebur dan lenyap di liputi oleh sifat ketuhanan yang di namakan dengan fanafisifattillah,
sifat yang baharu dan sifat yang kekurangan pada diri seseorang yang berdzikir jadi lenyap atau fana,
yang tinggal hanyalah sifat tuhan yang maha sempurna dan azali.

Pendengaran dan penglihatan lahir menjadi hilang lenyap, yang tinggal hanyalah pendengaran bathin
dan penglihatan bathin yang memancarkan nur illahi, yang terbit dari dalam hati yang dapat
memancarkan ilham dari Allah Swt, mati ma’nawi ini merupakan pintu fana yang kedua dan di terima
oleh seseorang berdzikir, ini merupakan hasil mujahadahnya dan merupakan rahmat dan karunia dari
Allah Swt jika ikhlas dzikirnya.

3. LATHIFATUL SIRRI

Berhubungan dengan hati jasmani kira – kira dua jari di atas susu kiri, dzikirnya dalam sehari
semalam sekurang – kurangnya 1000 kali, ini wilayahnya Nabi Musa As dan bercahaya putih asalnya
dari angin, maqam ini tempatnya sifat madzmumah pada manusia, yaitu pemarah, pembengis, emosi
tinggi dan penaik darah dan pendendam, jadi kita harus berdzikir di tempat ini jika ingin
menghilangkan sifat buruk tersebut dari bathin kita, jika ikhlas dzikirnya pada tempat ini maka akan
bergantilah sifat buruk tadi menjadi sifat yang terpuji, seperti pengasih, penyayang, baik budi bahasa
dan pekertinya.

Sifat ini di katakan seperti sifat binatang buas yang suka berbuat onar, kekejaman, penganiayaan,
penindasan, permusuhan dan pendzaliman sesama, dan sebagai madzmudahnya adalah manakala
lenyap sifat buruk di atas dan berganti dengan sifat kesempurnaan, terutama rahman dan rahim, ini di
katakan adalah sunah dan thariqatnya Nabi Musa As.

Puncaknya pada maqam ini adalah fanafisifattisubutiah dan mati sirri, mati sirri artinya segala sifat
keinsanan menjadi lenyap dan berganti fana, demikian juga dengan alam yang wujud ini menjadi
lenyap dan di telan oleh alam ghaib, alam malakul yang penuh dengan nur illahi, mendapat karunia
mati sirri ini adalah bergelimang baqa finurillah, yaitu nur af’al Allah Swt, nur asma Allah Swt, nur zat
Allah Swt dan nurron ‘ala nurrin, cahaya di atas cahaya Allah Swt, di mana Allah Swt memberikan
karunia itu kepada siapa saja yang dia kehendaki.

4. LATHIFATUL KHAFI

Berhubungan dengan limpa jasmani kira – kira dua jari di atas susu kanan, berdzikir pada maqam ini
dalam sehari semalam sekurang – kurangnya 1000 kali, ini adalah wilayahnya Nabi Isa As dengan
bercahayakan hitam dan berasal dari air.

Ini adalah tempatnya sifat madzmumah pada manusia, seperti busuk hati, munafik, pendusta,
mungkir janji, penghianat dan tidak dapat di percaya, nah jika ikhlas dzikir pada tempat ini maka
hilanglah sifat yang demikian dan berganti dengan sifat yang terpuji, seperti ridha dan syukur,
madzmumahnya lathifatul khafi ini di katakan dengan sifat syetaniah yang menimbulkan was – was,
cemburu, dusta dan sebagainya yang sejenis, dan mahmudahnya adalah sifat syukur dan ridha serta
sabar dan tawakkal, ini di katakan dengan sunahnya Nabi Isa As.

Puncaknya adalah fana fissifatis salbiyah dan mati hissi, mati hissi artinya segala sifat keinsanan
yang baharu menjadi lenyap atau fana dan yang tinggal hanyalah sifat tuhan yang qadim azali, ada
tingkat ini tanjakan bathin seorang yang berdzikir telah mencapai tingkat tertinggi, yaitu tingkat
ma’rifat, pada tingkat ini orang yang berdzikir telah mengalami keadaan yang tidak pernah di lihat oleh
mata zahir, tidak opernah di dengar telinga zahir dan tidak pernah terlintas dalam hati sanubari
manusia dan tidak mungkin pula bisa di sifati oleh sifat manusia kecuali yang telah di karuniakan oleh
Allah Swt dengan seperti pada jalan tersebut di atas.

5. LATHIFATUL AKHFA

Berhubungan dengan empedu jasmani kira – kira di tengah dada, dzikirnya sekurang – kurangnya
dalam sehari semalam adalah 1000 kali, ini merupakan wilayahnya Nabi Muhammad Saw dan
bercahaya hijau serta berasal dari tanah, tempat sifat takbur, ria, ujub dan suma’ah, ini harus kita
hilangkan dengan berdzikir pada maqam ini agar dapat berganti dengan sifat tawadduk, ikhlas, sabar
dan tawakkal kepada Allah Swt.

Sifat segala keakuan seperti sombong, takbur, ria, loba, ujub dan tamak serta bersikap akulah yang
terpandai, akulah yang terkaya, akulah yang tergagah, tercantik dan lain sebagainya, maqam ini juga
di katakan dengan sifat rububiyah atau rabbaniyah dan hanya pantas bagi Allah Swt, sebab dialah
yang pada hakikatnya yang memiliki, mengatur alam semesta ini, sifat baik pada maqam di dapatkan
jika berdzikir dengan ikhlas adalah khusyu’, tawadduk, tawakkal dan ikhlas sebenar ikhlas, selalu
tafakkur akan keagungan Allah Swt dan ini di katakan dengan sunahnya dan thariqatnya Nabi
Muhammad Saw, puncaknya adalah fana fidzzat, almuhallakah.

6. LATHIFATUL NAFSUN NATIKAH

Berhubungan dengan otak jasmani terletak di tengah – tengah dahi, berdzikir pada maqam ini dalam
sehari semalam adalah sebanyak 1000 kali sekurang – kurangnya, ini adalah wilayahnya Nabi Nuh
As dan bercahaya biru serta tempat sifat buruk pada manusia yaitu khayal dan angan – angan, oleh
karena itu kikislah sifat tersebut dengan berdzikir secara ikhlas pada tempat ini, agar berganti dengan
sifat muthma’innah, yaitu sifat dan nafsu yang tenang.

Buruknya pada tempat ini adalah selalu panjang angan – angan, banyak khayal dan selalu
merencanakan selalu yang jahat untuk memuaskan hawa nafsu, sifat baiknya adalah nafsu
muthma’innah yaitu sifat yang sakinah, aman, tenteram serta berpikiran yang tenang, ini di katakan
dengan sunah thariqatnya Nabi Nuh As, puncaknya adalah mati hissi.

7. LATHIFATUL KULLU JASAD

Berhubungan dengan selurh badan atau jasad zahir, berdzikir pada maqam ini dalam sehari semalam
sekurang – kurangnya 11.000 kali, ini adalah tempatnya sifat buruk manusia, yaitu jahil dan lalai,
seseorang yang dzikirnya ikhlas pada tempat ini dapat menimbulkan ilmu dan amal yang di ridhai oleh
Allah Swt.

Dzikir ini di sebut juga dengan dzikir sultan aulia Allah Swt, artinya raja sekalian dzikir dan di jalankan
melalui seluruh badan, tulang belulang, kulit, urat dan daging di luar maupun di dalam, di tempat ini
dzikir Allah…Allah…Allah pada penjuru anggota badan beserta ruas dari ujung rambut sampai ujung
kaki hingga tembus keluar yakni bulu roma pada sekujur tubuh atau badan, agar dapat
menghilangkan sifat malas dan lalai beribadah kepada Allah Swt.

Untuk menghantam seluruh sifat malas dan lalai tersebut haruslah di laksanakan dengan sepenuh
hati yang ikhlas, menurut kajian pengamal ajaran cara ibadah tasawwuf bahwa iblis dan syetan bisa
masuk melalui dan menetap pada seluruh bagian tubuh, karena itu perlu di getar dengan dzikirullah
sehingga dzikirullah menetap di tempat itu dengan sendirinya dan tentu saja tidak ada lagi jalan iblis
atau syetan untuk dapat memasuki tubuh zahir dan merasuk kedalam bathin manusia untuk
membisikkan segala perbuatan jahat yang tercela di hadapan Allah Swt.
Sifat yang masuk pada maqam ini setelah dzikir tersebut adalah ilmu dan amal yang di ridhai oleh
Allah Swt, dia berilmu sesuai dengan qur’an dan syari’at serta sunnah Rasul Saw, hakikat cahaya
pada maqam ini adalah nuurus samawi dan di katakan dengan sunah dan thariqatnya orang alim dan
ma’rifat kepada Allah Swt, puncak pada dzikir ini adalah mati hissi yang perupakan pokok dan
mendasari dzikir – dzikir yang lain di atasnya, karena itu para pengamal ajaran ini harus
mengkhatamkannya sekurang – kurangnya 11.000 sehari semalam.

Dzikir lathaif inilah merupakan senjata paling ampuh untuk mengusir dan membasmi sifat
madzmumah yang ada pada 7 (tujuh) lathaif tadi, segala sifat madzmumah atau sifat buruk ini di
tunggangi oleh iblis dan syetan.

Antara 7 latifah luar atau fisik dan latifah dalam atau Ruh, terdapat simpul pengikat keduannya
sehingga antara ruhani dan jasmani saling berhubungan, apa yang terjadi pada fisik secara otomatis
akan berpengaruh pada ruhani, begitu juga yang terjadi pada ruhani, akan secara otomatis akan
terhubung dengan jasmani, hal ini disebabkan oleh simpul-simpul energy pengikat yang sering
disebut dengan cakra, cakra terdapat di depan tulang belakang (cakra mahkota (pusat kepala) dan
cakra mata ketiga/ kening (terdapat di tengah kepala/ kelenjar pituitary), adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :

Berikut ini adalah uraian mengenai 7 cakra utama :


1. Cakra Dasar (terletak di tulang ekor): Cakra ini berpengaruh terhadap sifat-sifat emosional
seseorang seperti jiwa yang tertekan, tergesa-gesa, dan perhatian pada dunia fisik secara berlebihan.
Cakra ini sangat berpengaruh terhadap munculnya aura warna merah.
2. Cakra Sakral (terletak di bawah pusar): Disinilah pusat kreatifitas fisik seperti menunjukan
sifat ketertarikan pada penampilan diri sendiri maupun orang lain. Orang ini suka berdandan dan
menjadi pusat perhatian. Cakra ini memancarkan aura berwarna orange. 
3. Cakra Solar Pleksus (terletak di atas pusar): Ia adalah pusat energi yang berpengaruh
terhadap munculnya aura warna kuning, yaitu yang menunjukan sifat-sifat egoistic, ambisi, dan
berkait erat dengan tingkat stress yang tinggi. 
4. Cakra Jantung (terletak di jantung): Sifat-sifat lemah lembut, rasa empati dan kasih sayang
muncul dari cakra ini, dengan memancarkan aura warna hijau. 
5. Cakra Tenggorokan (terletak di leher): Warna biru adalah warna aura yang dipancarkan
oleh cakra ini yang erat kaitannya dengan keilmuan, dan rasionalitas. Keinginan mencari hakikat dan
makna hidup. 
6. Cakra Mata Ketiga (terletak di kening): Cakra ini menghasilkan aura warna nila dimana ia
berpengaruh pada munculnya intuisi dan spiritualitas dan tertarik pada hal-hal gaib. 
7. Cakra Mahkota (terletak di ubun-ubun): Warna ungu yang dihasilkan oleh cakra ini
menunjukkan intensita spiritualitas yang tinggi. Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat duniawi
sangat rendah, namun tertarik kepada meditasi, tafakur, berdzikir, menyendiri, dan mencari hubungan
dengan Tuhan.
Semua cakra mempunyai gelombang energy yang disebut dengan Prana/ Magnetisme, dan juga
memancarkan sinar yang sering disebut dengan Aura, hal inilah yang dikembangkan oleh para
praktisi ilmu hikmah atau para praktisi tenaga dalam. Jadi antara cakra dan latifah semuanya saling
berhubungan dan saling melengkapi, hanya saja mungkin diberbagai kalangan mungkin menganggap
hal ini sama saja, tapi bagi kami di perguruan SENI PERNAFASAN CAKRA LATIFAH menganggap
antara cakra dan latifah adalah berbeda, karena letak dan fungsinya berbeda, akan tetapi ada yang
letaknya sama yaitu cakra mahkota dan latifah kulu jasad, jika dibuat peta dari cakra (mulai cakra
makota) latifah luar/ fisik lalu latifah dalam/ roh, akan membentuk huruf “LAHU” yang mempunyai arti
“Kepada Alloh”.

Hal inilah yang mendasari terciptanya perguruan ini, karena dari ketiga elemen tersebutlah manusia
akan mempunyai kekuatan tenaga inti yang luar biasa dan penyerapan energy alam yang ditarik
melalui pernafasan akan tersimpan disimpul-sinpul energy cakra yang akan menyatu kedalam tedaga
inti, dan akan menimbulkan tenaga dalam yang luar biasa, akan tetapi semuanya hanya bisa terjadi
jika kita mau berserah diri pada Alloh, dan beribadah secara ihlas tanpa embel-embel surge, pahala,
kesaktian dan lain sebagainya yang membuat manusia semakin egois dalam kehidupan ini,
INALILLAH WA INNAILAIHI ROJI’UN

Dzikir Tarekat dalam 7 Latifah

Pelaksanaan zikir sebagai berikut :

1. LATIFAH QOLBU,  Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolby, adanya dibawah susu
sebelah kiri jarang dua jari condongnya kedalam.Dalam pengisian zikir, Arahnya kedalam dan harus
diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya, maka tetaplah di Latifatul qolby. Wilayahnya nabi Adam,
tempatnya nafsu Lawwamah, bersifat > suka mencela, menuruti hawa nafsu, bohong, menganiaya,
bangga diri, menggunjing, pamer, bangga diri, Warnanya : kuning
2. LATIFAH RUH, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Ruh, adanya dibawah susu sebelah
kanan jarang dua jari condongnya keluar kedalam. Dalam pengisian zikir. Arahnya keluar kedalam
dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Ruh. Dari Latifatul qolby ke Latifatul Ruh
ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali dan setelah mengerjakan zikir perjalanan tetaplah di Latifatul
Ruh. Wilayahnya nabi Ibrahim dan nabi Nuh. Tempatnya nafsu Mulhimah, bersifat > lapang dada,
dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan. Warnanya : merah
3. LATIFAH SIR/SIRRI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Sir, adanya di atas susu
sebelah kiri jarang dua jari condongnya keluar. Dalam pengisian zikir. Arahnya keluar dan harus diisi
dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Sir. Dari Latifatul Ruh ke Latifatul Sir ada perjalanan
zikir 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah Qolby 5000 kali, maka Ruh harus juga diisi 5000
kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Ruh ke Sir maka tetaplah berada di Latifatul
Sir. Wilayahnya nabi Musa, tempatnya nafsu Mutmainah, bersifat > senang ibadah, bersyukur, ridho,
tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro. Warnanya : Putih
4. LATIFAH KHOFI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Khofi, adanya di atas susu
sebelah kanan jarang dua jari condongnya kedalam. Dalam pengisian zikir. Arahnya kedalam dan
harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Khofi. Dari Latifatul Sir ke Latifatul Khofi ada
perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifah qolby 5000 kali dan Sir juga
harus 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Sir ke Khofi maka tetaplah di Latifatul
Khofi. Wilayahnya nabi Isa, tempatnya nafsu Mardiyah, bersifat > baik budi, welas asih, menjalankan
kebaikan, tahu diri, sayang sesama makhluk. Warnanya : Hitam
5. LATIFAH AHFA/AKFA, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Akfa, adanya di tengah-
tengah dada condongnya keatas kedepan. Dalam pengisian zikir. Arahnya keatas kedepan dan harus
diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Akfa. Dari Latifatul Khofi ke Latifatul Akfa ada
perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir dan Khofi
harus sama diisi 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Khofi ke akfa maka tetaplah di
Latifatul Akfa.  Wilayahnya nabi Muhammad SAW, tempatnya nafsu Kamilah, bersifat > ilmu yakin,
ainul yakin, haqqul yakin. Warnanya : Hijau
6. LATIFAH NAPSI, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul Napsi, adanya di tengah diantara
dua alis condongnya kebawah kebelakang. Dalam pengisian zikir.... arahnya kebawah kebelakang
dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Napsi. Dari Latifatul Akfa ke Latifatul
Napsi ada perjalanan zikir sebanyak 1000 kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul qolby, Ruh, Sir,
Khofi sama, maka di Latifatul Akfa juga harus sama ( misalnya 5000 kali ). Setelah mengerjakan
perjalanan zikir dari Latifatul Akfa ke Latifatul Napsi maka tetaplah duduk di Latifatul
Napsi. Tempatnya nafsu Amarah, bersifat > serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat. Warnanya :
merah, kuning, hijau, biru. ( dominan merah )
7. LATIFAH QOLAB/QOLAM, Latifah yang berarti duduknya di Latifatul qolam adanya di tengah
embun-embunan condong kedalam (seluruh badan). Dalam pengisian zikir .....arahnya kedalam
ditengah-tengah dada. Dari Latifatul Napsi ke Latifatul Qolam, ada perjalanan zikir sebanyak 1000
kali. Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir, Khofi, Akfa sama, maka di Latifatul Napsi
juga harus sama 5000 kali. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Latifatul Napsi ke Latifatul
Qolam maka Latifatul Qolam harus diisi sebanyak 5000 kali. Kemudian dinaikan ke Hadiyat>Kulhu
Allah hu ahad.... Ma'iyat Wahuwa ma'akum aena ma kuntum.....Akrobiyah>Wahuwa Akrobu minha,
minha fi warid.
Setelah mengisi zikir di Latifatul Qolam maka kembali ke Latifatul Qolby dengan perjalanan zikir
sebanyak 1000 kali, maka tetaplah zikir untuk seterusnya di Latifatul Qolby yang berarti langsung
tenggelam/fana, isilah zikir sebanyak-banyaknya sebagai tanggung jawab diri sendiri.

Tempatnya nafsu Kamilah, bersifat; Tajjali, laduni, irsad, ikmal, baqobillah. Warnanya : merah, kuning,
hijau, biru ( pelangi )

Zikir latifatul jasad / Qolam caranya sebagai berikut, masukan zikir Hu Allah lewat napas, tarik ke
lubang hidung sebelah kiri dimasukan ke pangkal jantung diisi zikir Allah 5000 kali. Dari jantung
disebarkan lewat urat ashabat ke semua denyut nadi, artinya jantung dan nadi menjadi satu
disebarkan ke seluruh tubuh/Latifatul jasad dan mengisi rongga-rongga tubuh dengan zikir sehingga
seluruh tubuh berzikir

Untuk menyebarkan zikir keluar masuknya napas di jantung, harus belajar cara memberhentikan dan
melancarkan jantung, adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberhentikan jantung adalah buang napasnya yg panjang, tarik napasnya sedikit.
2. Untuk melancarkan jantung adalah buang napasnya sedikit, tarik napasnya yang panjang. 
Sebagai catatan Jantung ada dua bagian : 
1. Pangkal Jantung ada 101 urat ashabat adalah rupa kerajaan ilahy. 
2. Ujung Jantung, kerajaan iblis/darah kotor yang harus dibersihkan/dihancurkan.
WUKUF
Wukuf ini menurut ajaran Syeikh Muhammad Bukhari Baha’uddin Naqsyabandi, pertama – tama di
dasari dengan 3 (tiga) tahapan, yaitu ;

Wukuf Samani;

Artinya : Kontrol yang di lakukan oleh seorang salik terhadap ingat atau tidaknya dia kepada Allah Swt
sekurang – kurangnya dua atau tiga jam, jika dia ternyata dalam keadaan ingat kepada Allah Swt
dalam pada waktu tersebut, ia harus bersyukur kepada Allah Swt, jika ternyata dia tidak ingat kepada
Allah Swt, ia harus banyak – banyak melakukan taubat kepada Allah Swt dan usahakan dengan
sekeras mungkin supaya kembali ingat kepada Allah Swt.

Wukuf ‘Adadi;

Artinya : senantiasa memelihara bilangan ganjil dan menyelesaikan dzikir napi istbat pada setiap
dzikir tersebut di akhiri, jangan di akhiri dengan bilangan yang genap, tetapi mestilah bilangan yang
ganjil, seperti ; 3, 5 atau 7 dan seterusnya.

Wukuf Qalby;

Artinya : Keadaan hati seorang yang suluk, selalu hadir kepada Allah Swt, pikiran yang ada terlebih
dahulu di hilangkan dari perasaan, kemudian sekalian panca indera yang lima tawajjuh dengan mata
hati yang hakiki untuk menyelami ma’rifat kepada Allah swt, tidak ada luang sedikitpun di dalam hati
selain kasih Allah

Dzikir wukuf menghadirkan seluruh lathaif dan seluruh anggota badan serta ruas – ruasnya di
hadirkan kepada zat yang tanpa rupa dan bentuk, penghadiran tanpa menyertakan Dzikir ismu zat,
tapi hadir di haribaan zat yang di namai Allah, yaitu Allah Swt. Dzikir wukuf adalah Dzikir diam dengan
semata – mata mengingat Allah, yaitu mengingat zat Allah yang bersifat dengan segala sifat
sempurna dan suci atau jauh dari segala sefat kekurangan, segala sifat kesempurnaan hanya di miliki
oleh Allah Swt, jadi sifat kekurangan adalah milik kita dan untuk meningkatkan sifat yang kurang
sempurna itu menjadi lebih sempurna, maka inilah yang kita harapkan rahmat dan ridha Allah Swt.

Dzikir wukuf ini di rangkaikan setelah selesai melaksanakan Dzikir ismu zat atau Dzikir lathaif atau
Dzikir napi istbat, Dzikir wukuf ini di laksanakan dalam rangka menutup Dzikir yang lain.

Oleh : : Admin

Anda mungkin juga menyukai