About
Contact
Sitemap
Disclaimer
Login
Home
Artikel
Video
Program
Jadwal
Workshop
Private
Klinik
Testimonial
1. Tubuh pertama, sebenarnya ada 2 yaitu tubuh fisik dan tubuh eterik dobel
tapi dianggap 1 tubuh (ada di dimensi ke-3 fisik dan non fisik) dengan pusat
energi di Cakra Dasar.
2. Tubuh kedua namanya adalah tubuh Emosi engan pusat energi di Cakra
Sex.
3. Tubuh ketiga namanya adalah tubuh Mental/Trauma engan pusat energi di
Cakra Pusar.
4. Tubuh keempat namanya adalah tubuh Intuisi engan pusat energi di Cakra
Jantung.
5. Tubuh kelima namanya adalah tubuh Atma engan pusat energi di Cakra
Tenggorokan.
6. Tubuh keenam namanya adalah tubuh Monad engan pusat energi di
Cakra Ajna.
7. Tubuh ketujuh namanya adalah tubuh Ilahi engan pusat energi di Cakra
Mahkota.
Ketujuh lapisan tubuh ini bisa dibayangkan seperti lapisan kulit bawang, dengan
hukum yang berlaku : Lapisan diatas meliputi lapisan dibawahnya. LTE [Lapis
Tubuh Energi] ke Tujuh dapat mengakses dan mengendalikan LTE ke Enam
hingga lapisan tubuh Pertama, tetapi LTE Pertama tidak dapat mengendalikan /
mengakses LTE ke dua dan diatasnya. Itu yang saya maksud dengan meliputi.
LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik.
Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan
potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan
cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti:
Makan & Minum. Makanlah makanan yang halal (baik cara perolehan
maupun kandungan dzatnya), baik dan teratur, tidak berlebihan, serta gizi yang
baik. Makanan yang didapatkan secara haram akan mengotori LTE ini.
Hubungan Seks. Lakukan secara halal dan tidak berlebihan.
Olah raga secara cukup dan teratur. Tubuh fisik kita tidak bisa terus-
menerus berdiam diri, ia harus digerakkan secara teratur. Sudah sangat jamak
diketahui bahwa jika tubuh ini kurang gerak maka penyakit-penyakit akan
numpuk, begitu juga sirkulasi energi yang ada kurang aktif.
Istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi.
Lakukan aktifitas makan, minum, berhubungan seks, olah-raga secara seimbang,
jangan melampaui batas (berlebihan/kekurangan) karena dapat merusak,
menjadikan lapisan tubuh pertama menjadi kotor / bermasalah.
Dalam agama islam, mungkin kita bisa merujuk pada sebuah hadist yang sangat
populer, kira-kira intinya adalah sbb: ”Berhentilah makan sebelum kenyang”.
Mengapa kita dinasihatkan demikian? Mungkin, jawabannya kurang-lebih adalah
demikian:
Jika nafsu-nafsu makan, minum, berhubungan seks, bergerak, yang melekat dan
sebagai driver untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh fisik ini terlalu menonjol
(berlebih) maka lapisan tubuh pertama ini akan menjadi kotor dan bisa menjadi
Hijab untuk mengakses potensi-potensi LTE diatasnya.
Kekotoran bisa terjadi, bukan hanya sebagai ”akibat” dari tindakan (action), tetapi
”hanya” dalam tataran fantasi dan imajinasi pun sangat mungkin membuat
lapisan tubuh energi ini menjadi kotor. Ketakutan / kekhawatiran yang berlebih
akan terputusnya kelangsungan (sumber) rizki (makan) pun dapat mengotori LTE
ini.
Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana].
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kedua ini berhubungan dengan Chakra
Seks.
Lapisan Tubuh Energi kedua saya sebut sebagai Tubuh EGO, secara umum
mungkin dikenal sebagai tubuh eterik atau tubuh prana. Whatever-lah… belum
ada undang-undang atau konvensi yang mengatur penamaan ini.. hehehe..
Jika LTE pertama adalah tempat nafsu untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan tubuh fisik, maka LTE Kedua adalah tempat beradanya nafsu untuk
pemenuhan Citra diri, harga diri, gengsi, dll. Pada lapisan inilah terdapat
hasrat, ambisi, keinginan-keinginan. Aku ingin begini, aku ingin begitu.. persis
lagunya Doraemon. Hasrat, ambisi, adalah fitrah manusia yang dapat mendorong
manusia untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala hal: sosial, ekonomi, ilmu-
pengetahuan, teknologi, spiritual, dll.
Lapisan Tubuh Kedua ini meliputi (dapat mengakses) lapisan Tubuh Pertama.
Jika potensi ‘hasrat’ dipadu dengan nafsu seks maka akan menjadi dorongan
untuk melakukan aktifitas seksual, begitu pula jika hasrat dipadu dengan nafsu
makan, mungkin hasratnya tidak sekedar makan, tetapi ingin makanan yang
lebih bergizi dan bergengsi, jadilah kegiatan makan yang tidak sekedar makan.
Jika hasrat, ambisi dan keinginan ini dibiarkan bebas, maka akan terjadi
pelanggaran fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang cenderung
melampaui batas. Ambisius, Mau menang sendiri, Serakah, tamak... Ketika
hasrat ini diperturutkan menjadi bebas, kebablasan, maka LTE Kedua menjadi
kotor yang akan menjadikan hijab dan sulit bagi kita (dikesadaran fisik) untuk
memanfaatkan potensi-potensi lapisan tubuh energi diatasnya.
Lapisan tubuh ketiga sering disebut sebagai tubuh astral, namun saya lebih suka
menyebutnya sebagai Tubuh EMOSI. Mengapa? Karena pada lapisan tubuh
energi inilah bersemayamnya segenap perasaan kita seperti: senang - susah,
kecewa - puas, sakit hati, gembira - sedih, marah, takut - berani, dll.
Ketika kematian menjemput (Ruh ditarik pulang), lapisan tubuh pertama dan
lapisan tubuh kedua akan mati dan terurai menjadi unsur-unsur alam semesta
pembentuknya, sehingga mereka kehilangan Nafsu dan Hasrat. Lapisan tubuh
ketiga, kelangsungannya tergantung dari ’status perasaan’ yang disandangnya.
Ikhlas-kah ketika ia meninggal dunia? Tidak-terimakah? Bila orang tersebut
meninggal dalam kondisi marah, dendam, kecewa, sedih, dengan kata-lain ”tidak
berserah-diri kepada (takdir) Allah”, maka ia akan terus ”hidup” di alam energi
dengan membawa emosi kemarahan itu. Ia tidak dapat meneruskan
perjalanannya, untuk menunggu di alam penantian yang seharusnya, yang enak,
bila seluruh unsur energi – perasaan tersebut telah musnah. Tak ada kelekatan
lagi.
Ingat pesan Allah SWT dalam Al Qur’an: ”.. dan janganlah kalian mati kecuali
dalam keadaan berserah diri”. Berserah diri = Unbinding dari hal-hal duniawi atau
apapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.
Maka tak heran seseorang yang sudah meninggal dunia, untuk ”sementara
waktu” dapat menampakan diri kepada orang yang masih hidup. ”Sementara
waktu” disini bisa berarti beberapa hari hingga beberapa ratus tahun, atau
selamanya hingga yaumil kiyamah kelak. Waallahua’alam.
Tubuh ketiga merupakan duplikat tubuh fisik. Tubuh emosi setiap orang memiliki
bentuk yang sempurna (utuh) meski saat hidup orang tersebut mempunyai cacat
pada tubuh fisiknya. Perbedaannya dari satu orang ke orang yang lain adalah:
ada yang pucat, berseri, cerah, dll.
Tubuh emosi inilah yang digunakan untuk melakukan perjalanan keluar tubuh
atau perjalanan astral, Out of Body Experience, atau Rogoh Sukmo.
Lapisan tubuh keempat, saya pribadi lebih senang menyebutnya sebagai Tubuh
PIKIRAN tempat beradanya pikiran kita - MIND. Banyak orang menyebutnya
sebagai tubuh mental atau tubuh psikis. Whatever lah...
Berpikir
Imajinasi dan Visualisasi
Fantasy dan Berkhayal
Mimpi
Fantasy membayangkan suatu keadaan, kesenangan. Berhati-hatilah dengan
fantasi ini, jangan pernah ber-fantasi buruk, jorok misalnya. Karena apa yang kita
fantasikan benar-benar terwujud di alam energi ini dan dapat dilihat oleh semua
makhluk di alam energi dilevel ini. Maka bukan suatu kebetulan, jika ketika
seorang sedang berfantasi jorok lantas mengalami seolah-olah benar-benar
merasakan yang difantasikan atau terkadang sering mimpi bersama ”orang” yang
di-fantasi-kannya.
LTE Pertama, Kedua dan Ketiga pada dasarnya merupakan bagian dari LTE Ke
empat ini.
Orang yang telah mengembangkan kemampuan LTE Keempat ini, akan
mendapatkan kemampuan yang dikenal sebagai Extra Sensory Perception (ESP)
- mendengar dan melihat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, melihat dan
mendengar bukan menggunakan indera-indera ragawi. Kemampuan ESP
bertumbuh secara bertahap, dapat saja saat ini hanya dapat menerka apa yang
dipikirkan orang lain, lalu sampailah ia dapat 'melihat' apa yang dipikirkan orang
lain. Bagaimana cara melatih dan memperbesar kemampuan ESP ini? Silahkan
Pelajari Di Sini...
ESP: Telepati, Clairvoyance, Projeksi pikiran dan Membaca pikiran adalah
potensi dari tubuh pikiran ini, sedang Pola Pikir (Mindset) adalah bagaimana isi
dari Pikiran kita tertata. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction) bekerja pada level
energi ini.
Potensi apa yang yang dimiliki oleh lapisan tubuh kelima ini?
Lapisan tubuh kelima adalah Tubuh KESADARAN ENERGI. Seseorang dengan
lapisan tubuh kelima yang telah berkembang sempurna, jika ia tertidur, maka
hanya tubuh fisiknya saja yang tidur sedangkan tubuh energinya tetap sadar.
Sadar pada saat tertidur.
Ketika bermimpi, ia sadar bahwa ia sedang berada di alam mimpi. Ketika tubuh
fisiknya sedang dibius (anestesi), maka ia tetap sadar dan dapat melihat tubuh
fisiknya yang sedang dioperasi – tanpa merasa sakit tentunya.
Sangat jarang orang yang memiliki Lapisan Tubuh Energi Ke Limanya yang telah
berkembang sempurna, sebagian besar ”hidup kita”, default kesadaran kita
”parkir” ditubuh fisik (materi). Banyak orang menyebut bahwa kita, dengan
kesadaran yang parkir ditubuh fisik, berada dalam keadaan ”tertidur”, mati dalam
hidup.. (atau hidup dalam mati ya?.. ).
“Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa Rabbahu,” kata Rasulullah. Barangsiapa yang
mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds
ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian
dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.
Keasadaran Ruh Al-Quds, ini ada juga yang menyebut dengan KESADARAN
RUH ILAHI. Karena melalui kesadaran inilah Allah SWT memancarkan dengan
sempurna Nur-Nya ke dalam diri manusia. Sehingga dalam faham kejawen, Ruh
Al-Quds inilah yang disebut dengan Rasul Sejati.
Siapa saja Insan Kamil itu? Mereka adalah semua orang yang telah dianugerahi
Allah Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya. Semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Isa
as, dan para orang suci yang ber-maqam rahmaniyah dan rabbaniyah, adalah
Insan Kamil.
Lapisan puncak tubuh energi inilah batas atas perjalanan tubuh energi hingga
bertemu dengan keadaan non-eksistensi, kekosongan, tidak ada apa-apa.
Mungkin inilah yang dikatakan oleh orang-orang sufi sebagai Alam Fana, atau
kepercayaan timur lainnya mengatakannya sebagai Nirwana yang artinya
kosong, kekosongan. Tidak ada apa-apa diketinggian alam puncak ini. Kita bisa
menyadari tidak ada apa-apa, benar-benar awang-uwung disini. ”saya” pun
sudah lenyap.
Fana bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Mengenal Diri kita. Fana hanyalah
puncak dari kesadaran tubuh energi kita. Jadi Jangan terjebak dan berhenti pada
lapis ke tujuh alam energi ini. Jangan karena tidak melihat apa-apa lantas
berucap: ”oh.. tidak ada apa-apa selain aku. Akulah Sang Kebenaran”. Agar tidak
terjebak, menjadi musryk, prinsip tauhid: La ilaha ilallah - Tiada tuhan selain
ALLAH, harus tetap kita pegang teguh, sampai kapanpun.
Lapis Langit di atas, meliputi Lapis langit dibawahnya. Artinya, ketika seseorang
bisa mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Energi Kelima dan ia tidak memiliki
hambatan (hijab) pada lapisan-lapisan Tubuh Energi dibawahnya, juga tidak ada
hambatan pada Tubuh Materinya, maka ia akan bisa menggunakan dan
menikmati potensi-potensi lapisan Tubuh Keempat dengan sadar.
Mengapa bisa demikian? Karena Tubuh Energi kita ini merupakan medan
pertempuran antara Jiwa kita melawan iblis dan setan beserta balatentaranya.
Jiwa kita berkepentingan menjaga agar LTE tetap bersih, supaya kita (badan
wadag) memiliki kesadaran ilahiah, dan supaya tidak menjadi penghambat,
penghalang, perjalanan Jiwa menempuh Alam Cahaya. Sementara Iblis dan
sekutunya, yang merupakan musuh yang nyata bagi manusia, berusaha terus
memanas-manasi NEE kita, memberikan pengaruh kebimbangan-kebimbangan
dan keraguan dalam pikiran kita, hingga akhirnya LTE kita menjadi kotor dan
dikuasai mereka.
Hanya Al-Wasilah yang datang dari sisi Allah swt sajalah yang mampu
menaikkan derajat kesadaran manusia hingga ke derajatnya yang tertinggi. Al-
Wasilah Itulah yang disebut Hidayah yaitu energi Al-Wasilah yang datang
langsung Dari Allah SWT dan Syafaat atau Hidayah Allah yang melalui
Rasulullah. Itulah Hakikat dari Sholawat. Baca Hakekat sholawat di sini...
ءٓن لو رءٓر حعلَحى ءٓن لوةرر حيلهةدا ءٓ لةءٓن لوةرةه حملن حيحشاَءٓء
“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya
siapa yang dia kehendaki “(QS An-Nur :35).
Para Sahabat dan ummat Rasulllah SAW harus mendapatkan wasilah ini di
samping menerima Alquran dan As-Sunah
"Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan
dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang
telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang
menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah" (H.R. Abu Daud).
WALLAHU A'LAM
Aktivasi Kecerdasan Daya Laduni
Ilmu Jisim Latif Gratis
Kesadaran Inti Ruh, SuperConsciousness