Telah dijelaskan oleh Allah Swt dalam hadis qudsi, Dia Azza wa Jalla berfirman:
Telah Kucipta seorang malaikat di dalam tubuh setiap anak keturunan Adam. Di dalam
malaikat itu ada shadr. Di dalam shadr itu ada qalb. Di dalam qalb itu ada fu`aad. Di dalam
fu`aad itu ada syagf. Di dalam syagf itu ada lubb. Di dalam lubb itu ada sirr. Dan di dalam
sirr itu ada Aku.
Sabda Nabi Muhammad Saw.,
Allah menciptakan qalb-qalb empat ribu tahun lebih dahulu daripda jasad. Setelah itu, Dia
meletakannya di tempat yang dekat dengan-Nya. Sementara itu, arwah diciptakan oleh Allah
Swt. Tujuh puluh ribu tahun lebih dahulu daripada hati. Setelah itu, ia diletakan di taman
kelembutannya (rawdlah al-uns). Sebelumnya, Allah telah terlebih dahulu menciptakan sirr
(rahasia) daripada ruh dan menempatkan sirr tersebut di taman keintiman-Nya (rawdlah alwishl).
Dan juga firman-Nya yang ditujukan kepada Nabi Daud a.s.,
Wahai Daud! Kosongkan untuk-Ku sebuah rumah, agar Aku bisa tinggal di dalamnya!
Mendengar perintah tersebut Nabi Daud a.s. tidak mengerti dan lantas bertanya, Bagaimana
caranya wahai Tuhanku? Lantas Allah berfirman, Kosongkan hatimu hanya untuk-Ku!
Menurut Imam Ali r.a. qalb mempunyai lima nama:
Pertama, disebut shadr, karena ia merupakan tempat terbitnya cahaya Islam (nuuru-l-islam)
Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.,
Adakah sama dengan mereka yang dibukakan shadrnya untuk Islam. (QS 39:22).
Kedua, disebut qalb, karena ia merupakan tempat terbitnya keimanan.
Hal ini sebagaiamana firman-Nya,
Mereka itulah yang ditulis dalam hatinya terdapat keimanan. (QS 58:22)
Ketiga disebut fuad karena ia merupakan tempat terbitnya marifah.
Hal ini sebagaimana Firman Allah Swt,
Fuad tidak pernah mendustai apa-apa yang dilihatnya (QS 53:11).
Keempat disebut lubb, karena ia merupakan tempat terbitnya tauhid.
Hal ini sebagaimana firman-Nya,
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah
ayat-ayat bagi ulil albaab (sang pemilik lubb) (QS 3:190).
Kelima, disebut syagf, karena it merupakan tempat terbitnya rasa saling menyayangi dan
mencintai sesama makhluk.
Hal ini sebagaimana firman-Nya,
Sungguh ia (Zulaikha) telah dikuasai oleh rasa cinta yang membara. (QS 12:30)
KENALI BERBAGAI ASPEK SHADR
1 Ash Shadr atau dada
2 Ash Shadr adalah istilah yang menunjukkan dada yang telah luas dan terbuka untuk
menerima dan memeluk islam. Sebaliknya, tunduk kepada Islam hakiki terjadi dalam setiap
zarrah seorang muslim.
3 Shadr merupakan kemampuan qalbu (hati) yang berperanan untuk merasakan dan
menghayati atau mempunyai fungsi perasaan seperti marah, benci, cinta, indah.
4 Kemampuan shadr adalah dinding hati yang menerima limpahan cahaya keindahan
sehingga mampu menerjemahkan segala sesuatu serumit manapun menjadi indah.
5 Shadr adalah pelita orang-orang yang berilmu. Ia disimbolkan dalam bentuk misalan,
letaknya berada di dalam dada manusia yang disebutkan dalam Al Quran dengan kata Shadr.
Di dalam dada itulah, bisikan-bisikan kejahatan dihembuskan oleh syaitan, baik dalam wujud
jin mahupun manusia.
6 Di Shadr juga, tempat berkecamuk dan pertempuran antara haq dan batil (benar dan salah) .
Juga tempat seseorang harus berserah diri kepada haq atau mengangkat kepalanya menentang
Tuhan (kufur)
7 Shadr mempunyai kemampuan besar untuk menyimpan hasrat, kemahuan niat kebenaran
dan keberanian yang sama besarnya dengan kemampuan untuk menerima kejahatan dan
kemunafikan.
8 Shadr jika dikaitkan dengan hati, dapat dikaitkan dengan putihnya mata, atau seperti segala
sesuatu yang terdapat di sekitar Kota Mekah, atau seperti kulit luar dari sebuah biji, di mana
biji itu keluar dari kulit luarnya jika telah nampak batangnya.
9 Dinamakan Shadr kerana memiliki kedudukannya di bahagian depan hati. Seperti Shadr An
Nahar (penghujung hari iaitu awalnya)
10 Shadr merupakan tempat bersemanyamnya was-was dan segala kerosakan
11 Shadr juga, menjadi tempat berbagai hal termasuk sifat-sifat tercela yang dapat
merosakan, seperti mengumpat, syahwat, harapan, keinginan dan lain-lain yang biasa disebut
dengan Nafsu Ammarah Bissu.
12 Al Quran mengambarkan keadaan Shadr dengan kata Insyirah (lapang), seperti Surah Al
Araaf: 2: Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu kerananya.
13 Kelapangan dan kesempitan Shadr adalah berbeza antara dada seorang rasul dengan
seorang mukmin lainya
MAKNA SHADR
shadr bermakna dada, saat al-Qur'an menggambarkan sesuatu yang tersembunyi, niatan yang
tersembunyi, Dia menggunakan kata shadr ini, yaitu untuk menggambarkan sifatnya yang
tersembunyi dan tertutup. misalnya:
katakanlah, Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau melahirkannya,
pasti Allah Mengetahui. Allah Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang adad
di bumi. Dan Allah Maha Kuasa tas segala sesuatu. (Ali-Imran:29)
31) Hati yang ada keselarasan dengan proses terjadinya siang dan malam Q.S. 57:6
32) Hati yang menaruh keinginan-keinginan. Q.S. 59:9
33) Hati yang dapat ditakuti oleh manusia yang tidak takut kepada Allah. Q.S. 59 : 11-13
34) Hati yang di dalamnya ada Qalbu. Q.S. 22 : 45-46
35) Hati yang lega mendapatkan pertolongan Allah Q.S. 9 : 14
Sehingga, jika kita lihat dari ke-16 maklumat yang berhasil dikumpulkan, maka Shadr itu
banyak berkaitan dengan fikiran dan perasaan yang sifatnya keduniaan, apalagi jika telah
dibisikan oleh syaitan, maka keserakahannya kepada dunia kian menjadi-jadi.
Sehingga jika dihadirkan ujian atau pun perintah-perintah dari Allah, Shadr boleh menjadi
lapang (ikhlas) atau sempit (sombong). Dan, yang terpenting adalah bahawa Allah paling tahu
isi Shadr. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa prilaku Shadr ialah
Mudah terbuka dan Wawasan
KENALI BERBAGAI ASPEK FUAD
1 Berasal dari kata faidah yang bererti manafaat
2 Fuad mendapat manafaat dari melihat, sedangkan hati senang dalam pengetahuan.
Sepanjang fuad tidak dapat melihat maka hati tidak dapat menggunakan pengetahuannya.
3 Fuad adalah tempat ruyah (melihat) dan bagi hati adalah pengetahuan. Jika pengetahuan
dan ruyah disatukan, sesuatu yang tidak terlihat menjadi sesuatu yang dapat diketahui dan
seseoarng hamba menjadi yakin dalam kepercayaanya melalui pengetahuan ruyah
(musyahadah) dan kenyataan akan ruyah keimanan
4 Fuad sebagai tempat ruyah (melihat) dan dengan ruyah pula seseorang boleh melihat halhal yang ghaib dengan jelas melalui penglihatan hati bukan mata lahir.
5 Perbezaan antara Nur shadari dan Nur hati terletak pada ada tidaknya sekatan yang
membatasinya. Bagi Nur Shadari ada batasnya, sedangkan nur hati tidak ada batasnya, sekali
pun orang tersebut telah meninggal dunia, nurnya tetap memancar.
6 Fuad merupkan tempat makrifat dan rahsia-rahsia serta alat penglihatan batin
7 Setiap kali seseorang mendapat sesuatu manafaat, maka yang pertama kali marasakan
manafaatnya adalah fuad, lalu qalb.
8 Fuad terletak di tengah-tengah qalbu, sedangkan qalbu berada di tengah-tengah shadr.
9 Fuad merupakan kemampuan qalbu yang berkaitan dengan pencaindera, mengolah
maklumat yang sering dilambangkan berada di dalam otak manusia.
10 Fuad mempunyai tanggunjawab pengetahuan yang jujur kepada apa yang dilihatnya.
Kemampuan ini cenderung dan selalu merujuk pada ketepatan, kejujuran dan jauh dari sikap
bohong. Qalbu diberikan kemampuan berfikir iaitu hati dalam bentuk fuad.
11 Ia berkemampuan untuk mengolah, memilih dan memutuskan segala maklumat yang
dibaca oleh sentuhan pancaindera.
12 Fuad memberi ruang untuk akal, berfikir, bertafakkur, memilih dan mengolah seluruh
maklumat yang masuk dalam qalbu manusia. Sehingga lahirlah ilmu pengetahuan yang
mempunyai budi pekerti
13 Kandungan kemampuan fuad adalah sebagai berikut:
1 Akal: melihat yang nampak, kenyataan, penglihatan
2 Zikir : merasakan, hakikat, penghayatan
3 Fikir : menganalisa yang tidak nampak, filsafat, perenungan (sama)
MENGENALI FUAD
Fuad, sebagai hati terdalam, diduga sebagai tempat bersemayamnya ruh suci dari Allah. Itu
sebabnya suara hati itu diduga berasal dari Fuad. Maka jikalau Baitullahnya bumi itu
berada di kota Makkah, maka Manusia yang beriman itu Baitullahnya berada di kota
Fuad.
Namun demikian, jika manusia itu tidak beriman, maka tidak akan tahu dimana ruh suci dari
Allah itu disemayamkan. Ataukah mungkin jika manusia itu tidak beriman maka akan mirip
dengan keadaan zaman jahiliah dahulu , dimana di sekitar Kabah (Baitullah) bersusun-susun
berhala-berhala yang dilarang
Jika diperhatikan maklumat yang ada pada Al-Quran yang suci, maka Fuad dapat
didefinisikan sebagai berikut, perhatikanlah:
1) Hati yang tidak mendustakan Q.S. 53:11
2) Hati yang dibakar di neraka Huthomah Q.S. 104 : 5-7
3) Hati yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Quran Q.S. 25 : 32
4) Hati yang boleh menjadi Kosong (frustasi) Q.S. 28 : 10
5) Hati yang dimintai pertanggungjawaban Q.S. 17 : 36
6) Hati yang semakin teguh dengan kisah-kasah dari Rasul Q.S. 11:120
7) Hati yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat Q.S. 6 : 110
8) Hati yang tidak beriman Q.S. 6:113
9) Hati yang bekerja bersama Pendengaran dan Penglihatan Q.S. 46 : 26
10) Hati yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri Q.S. 16 : 78
11) Hati yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia Q.S. 14:37
12) Hati yang boleh kosong (melamun/mata tak berkedip) Q.S. 14:43
13) Hati yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad) Q.S.32 :
9
Dengan demikian, Fuad adalah jenis hati yang pertama kali aktif dan juga yang terakhir kali
bertanggungjawab giat kerjanya selama di bumi kepada Allah SWT. Fuad adalah watak,
memberikan dorongan (misal : cinta) kepada tempat yang kosong. Jika Fuadnya bercahaya
maka insya Allah akan membuat jasad kita bersih dari penyakit fizikal, dan qalbu kita lebih
mudah bersih dari penyakit hati. Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana
bahawa watak laku Fuad Sangat tertutup dan Rahsia, ia sangat menentukan menjadi Watak
Asli.
KENALI BERBAGAI ASPEK LUBB
1 Lubb terdiri dari huruf lam dan huruf ba. Huruf lam dari kata Al Luthfu. Begitu pula huruf
ba yang ditasydidkan. Pada hakikatnya huruf ba itu dua macam: iaitu huruf ba dari kata Al
Birru (kebaikan) pada awalnya dan huruf ba , dari kata Al Baqa (kekekalan), juga ba dari
kata Al barakah (keberkahan)
Sebenarnya, dia itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu.Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS.
29:49)
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, (QS. 58:11)
Al-Ulama itu adalah pewaris dari Nabi-Nabi Isi langit dan isi bumi meminta ampun untuk
Al-Alim (yang berpengetahuan). (HR. Abu Dawud, Ath Turmudzi dari Abi Darda)
Kelebihan Al Alim dari seorang abid, seperti kelebihanku dari orang yang paling rendah dari
shahabatku (HR Tirmidzi dari Abi Amamah)
PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia adalah merupakan keputusan yang diambil untuk merepsons segala sesuatu
yang dilihatnya.. Keputusan ini terjadi setelah terjadi hubungan antara akal otak (akal) dan
akal hati (lubb) nya. ini apabila lubb nya memang sudah bekerja berfungsi karena
kejernihan hatinya dari dosa tapi bila tidak, maka yang bekerja secara leluasa adalah akal
fikiran luarnya dunianya, baik-buruk hanya ditimbang apa yang nampak pada lahiriyah
Namun, apabila dalam lubb seorang telah tumbuh Al Haq, maka keputusan tindakannya
adalah kesepakatan antara akal dan Al Haq-nya. Sementara Al Haq adalah sebagai petunjuk,
hidayah, dan penganugerahan ilmu Allah. Dengan demikian seorang yang telah tumbuh Al
Haq dalam dirinya, akan dibimbing Allah untuk mengambil sebuah keputusan.
Firman Allah SWT:
Al Haq itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang ragu. (QS. 2:147)
Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. (QS. 38:84)
Allah menganugerahkan akal dalam atau lubb atau akal jiwa, sebagai mata yang ada dalam
jiwa yang itu digunakan untuk memahami urusan disebalik dunia ini. Urusan agama atau
sesuatu yang menyangkut makna hidup, kenal diri, makrifat kepada Allah hanya boleh
dicerna dengan dua mata dalam jiwa itu sendiri.
Indah sekali ungkapan Rasulullah menjelaskan tentang hal ini:
Tak seorang pun manusia, kecuali memiliki empat mata; dua di kepalanya yang dengannya
ia melihat ihwal dunianya, dan dua di hatinya, yang dengannya ia melihat ihwal agamanya
(HR Abu Mansur Ad-Dailami)
Dalam penjelasan lebih jauh lagi, Imam Al-Ghazali menghuraikan dunia Qalbu atau hati ini
dengan huraiannya yang sangat halus:
Setiap sesuatu yang dapat kamu tangkap dengan penglihatan mata kasar, maka ia adalah
bahagian dari dunia yang dikenal dengan alam syahadah. Sementara hati bukan termasuk
dalam dunia ini, melainkan dunia metafisik, dan kedudukannya di dunia ini sebagai sesuatu
yang asing. Potongan daging tersebut tersusun dari beberapa unsur, dimana setiap anggota
tubuh adalah pasukan-pasukannya, sementara ia sendiri sebagai raja. Ia mempunyai sifat
mengenal Allah dan menyaksikan indahnya kehadiran-Nya, ia dikenakan beban kewajiban
dan perintah lainnya, ia juga akan mendapatkan pahala dan siksa, mengalami kebahagiaan
dan kecelakaan, dan akan selalu diikuti oleh apa yang dinamakan dengan ruh kebinatanagan
(ar-ruuh al-hayawaani).
Mengenal hakikat dan sifatnya merupakan kunci untuk mengenal Allah Swt. Dengan
demikian, kamu harus berusaha untuk mengenalinya, karena ia merupakan sesuatu perkara
mulia yang berasal dari kejadian malaikat, dan kejadian ini berasal dari hadirat Ilahiyah. Dari
tempat ini ia datang dan ke tempat ini pula ia kembali.
Mengenai berpalingnya qalbu, dikisahkan oleh Fath al-Maushily, dimana beliau punya
seorang putra kecil. Suatu hari ia ciumi dan peluk anak itu, lalu dari cakrawala muncul suara,
Hai Fath, kamu mengaku mencintaiKu, sedang di hatimu ada cinta lain selain DiriKu?
Tiba-tiba Fath berteriak dan pingsan.
Suatu hari Rabiah al-Bashriyah melihat Rabah al-Qaisy, ia sedang mencium seorang bocah
dari keluarganya.
Kau mencintainya? Tanya Rabiah
Ya, benar.
Kau tidak meduga bahwa di hatimu masih ada ruang kosong untuk mencintai selain Dia?
Al-Qaisy terkejut lalu menjerit pingsan. Ketika ia siuman, ia mengusap keringat yang
menetes di wajahnya.
Empat Langkah sampai didepan Allah
Sebagian Sufi ditanya, Seberapakah antara Allah swt dan hambaNya?
Empat langkah saja:Satu langkah meninggalkan dunia; satu langkah meninggalkan
makhluk; satu langkah meninggalkan nafsu; dan satu langhkah meninggalkan akhirat, maka
sang hamba sudah dihadapan Allah swt. Jawabnya.
Munajat dibalik batu
Al-Arif as-Sary as-Saqathy ra mengatakan, Saya pernah mencari sahabatku selama tiga
puluh tahun. Dan aku tidak menemukannya. Suatu hari, ketika aku lewati sebuah bukit , tibatiba kawanku itu berdiri di atas batu, lalu aku mendekatinya, aku tarik ujung pakaiannya.
Lalu ia berkata, Tinggalkan aku Sary, karena Allah swt bisa cemburu. Karena Dia tidak akan
memandangmu jika engkau masih memandang yang lain, hingga engkau gugur dari
pandanganNya.