Anda di halaman 1dari 82

RISALAH AL-QOHARIYAH

(Kumpulan Ilmu Hikmah dan Ma’rifah al-’Arif, al-

Sufi, al-Qudwah, al-Wali, al-kamil, al-mukammil, imam

al-muhaqqiqin Abuya Abdul Qohar al-Jawi al-Indonisi)

Oleh

al-Murid al-Faqir ila Allah

Achmad Faqih,M.HI
(Dosek Fak.Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya DPK
pada Universitas Islam Lamongan

SHOLAWAT MUHAMMAD

RAHMAT LIL ‘ALAMIN

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ...........................................................................2

Kata Pengantar .................................................................3

Hati Tulus ..........................................................................4

Koco Roso ..........................................................................6

Kayu Gesek Kayu .............................................................9

Tingkatan Ma’rifat ..........................................................17

Konsep Ummi ....................................................................28

Rumahku Surga ................................................................32

Kalah...................................................................................42

Sampah Di atas Air...........................................................57

Neraka Ada Cinta.............................................................

Surga tempat Hamba lalai...............................................

Hakekat Manusia .............................................................

Rahasia Ruh ......................................................................

2
3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan keindahan hanya milik Allah

semata, keagungan salam dan keutamaan salawat

semoga selalu terhaturkan kepada hamba tercinta,

makhluk terbaik manusia termulia di dua alam

Rasulullah Muhammad saw.

Tulisan ini terlahir dari harapan penulis untuk

berusaha ingin memahami ilmu hikmah yang dibimbing

oleh Abuya Abdul Qoharpada setiap kesempatan dimana

beliau berada. Beliau sosok guru yang sahaja,sederhana,

bijaksana dan penuh ketulusan tanpa pilih kasih. Sosok

guru yang menggambarkan jiwa kepribadian Rasulullah

saw dalam setiap tutur kata dan langkah perbuatannya.

Prinsip dan falsafah hidupnya hanya untuk Allah dan

Rasul Nya. Sosok Guru yang hampa dari segala ambisi

4
keserakahan dunia bahkan kenikmatan akherat. Hamba

yang sudah kenal dan diperlihatkan hakekat Tuhan yang

sesungguhnya. Hamba yang sudah memperoleh derajat

dan martabat termulia di sisi Allah dan RasulNya yakni

al-insal al-kamil.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat bagi para

muhibbin, murid dan jamaah sholawat Muhammad supaya

mengenal dengan sesungguhnya pada sang Guru Sufi

pahlawan revolusi tauhid abad milenium.

5
HATI TULUS IBARAT SALJU

Alam semesta berawal dari keheningan dan

kebeningan ibarat salju. Allah ciptakan segalanya dari

kehalusan diperlengkap dengan segala perangkat yang

menjadikan lebih kasar. Menusia tercipta dari kesucian

jiwa yang berjalan menuju kepalsuan. Dalam teori fisika

seluruh isi alam ditakdirkan Tuhan punya sunnatullah

untuk bertawaf. Pusat segalanya menurut teori lama

adalah bumi yang kemudian disebut dengan geosentris.

Muncul kemudian penemuan teleskop yang melihat

bahwa pusat segalanya adalah matahari disebut

heliosentris. Semakin benda-benda angkasa raya jauh

dari pusatnya maka semakin jauh pula daya serap energi

yang diperolehnya.

6
Hal ini berarti Semakin manusia jauh dari aslinya

atau pusat maka semakin tidak murni atau tulus.

Semakin manusia tidak memegang prinsip tauhid yang

murni pada Allah berarti manusia semakin mendekati

pada kekufuran. Ilmu manfaat adalah ketulusan hati

untuk mengabdi kepada ilahi dengan implementasi

dengan segala aksi. Bagi siapa dan apa yang terjadi.

Puncak keihlasan ialah seseorang tidak merasa berbuat

kebaikan. Dirinya lebur dalam kefanaan dan baqo’ nya

Ilahi. Yang ada hakiki adalah Ilahi Rabbi. Manusia dan

segala yang dimiliki hanyalah bentuk dari Tajalli Tuhan

secara Batini. Manusia adalah wujud Tuhan yang nyata

karena segala perbuatannya merupakan kekuasanNya di

atas segala irodahNya. Sehingga tiada sifat, perbuatan

dan Dzat kecuali wujudNya Tuhan. Manusia hanya

sebagai lapangan bagi terlaksananya iradah Tuhan.

7
Esensi manusia adalah kesatuan antara alam syahâdah

yang disimbolkan oleh jasad dengan alam malakût yang

disimbolkan oleh ruh. Atau dengan kata lain, manusia

diciptakan dari perpaduan unsur materi dan unsur non-

materi, antara unsur kebutuhan dengan motif fisiologis

dan unsur kebutuhan psikologis, antara unsur

kebinatangan dengan unsur kemalaikatan. Kedua unsur

tersebut walaupun saling berlawanan dan bertentangan,

tetapi saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan

substansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak

teraktualisasikan.

Fungsi dasar ruh adalah untuk mengarahkan dan

mengendalikan tubuh. Benda-benda tubuh terbuat dari

tanah liat yang mudah retak dan tidak memiliki kesatuan

inheren. Walaupun dibakar, tanah liat bisa jadi tampak

keras, tetapi ia dapat dipatahkan.

8
Sebaliknya ruh yang terbuat dari cahaya merupakan

sebuah realitas tunggal, berupa getaran dari Allah.

Cahaya adalah satu, dan kegelapan adalah

keanekaragaman. Sesuatu yang beragam tidak dapat

menggalang kebersamaan karena mereka tidak konsisten

terhadap sebuah realitas yang menyatu.

Ruh manusia berasal dari hembusan “nafas” Tuhan ke

dalam tubuh manusia. Ruh tersebut memberikan

keutuhan dan integritas bagi sekumpulan sel, organ, dan

bagian-bagian tubuh lainnya. Tetapi masing-masing

bagian tubuh tersebut memiliki kemandirian tertentu

yang dijaga oleh ruh-ruh dari organ-organ individual.

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, ruh yang bersifat

immateri tidak dapat mengimplementasikan peranannya

tanpa perantara tubuh. Jiwa merupakan manifestasi yang

menjadi mediator antar ruh dan jasad. Jiwa berada

9
ditengah-tengah dua alam yang fundamental tersebut,

dan memiliki atribut keduanya. Jiwa mencerminkan

pertemuan antara ruh dan tubuh, antara cahaya dan

kegelapan, antara kehidupan dan kematian, antara

kesadaran dan ketidaksadaran. Apapun yang tampak

pada manusia merupakan campuran antara pengetahuan

dan ketidaktahuan, antara daya dan ketidakberdayaan,

antara kehendak dan tidak berkehendak. Jiwa adalah

tempat pertemuan keinginan ruh dan kemampuan tubuh

untuk melakukan sesuatu. Keinginan ruh hanya dapat

10
KOCO ROSO

Hakekat ketuhanan terdapat pada eksistensi

manusia sebagai lapangan jasmani yang terdiri dari

unsur fisika atau materi (Air, api, tanah dan udara).

Inilah artinya bahwa makhluk selain manusia tercipta

dari sesuatu yang tiada kecuali manusia. Tuhan adalah

esensi Dzat yang awal dan yang akhir, dzohir dan batin.

Tuhan meliputi segala sesuatu dengan ilmuNya. Dia

bersama manusia dimanapun berada. Kebersamaan

Tuhan dengan manusia bukan dalam hal Dzat tetapi

sifat. Seperti halnya sifat dengan yang disifati ; madu

dengan sifat manisnya, garam dengan asinnya, es dengan

cairannya, samudra dengan ombaknya dan api dengan

panasnya. Abuya Abdul Qohar berkata; mengenal

hakekat Tuhan harus melalui pendekatan kesempurnaan

11
ruhani manusia. Siapa yang menyempurnakan ruhaninya

maka akan tersinari keadaan fisiknya, manusia hanyalah

hamba tiada daya dan kuasa, seringkali lapangan fisik

manusia menjadi hijab baginya mencapai esensi Tuhan

yang Maha Kuasa. Abuya Abdul Qohar menyuruh

manusia untuk memahami hakekat kaca/cermin. Esensi

makna La ilaha Illah Allah adalah tiada yang wujud atau

eksis kecuali dzat Allah. Yang lain adalah bayangan

semu yang tidak nyata seperti halnya tercermin dalam

koco roso. Sudut pandang segala sesuatu harus memakai

pendekatan koco roso. Tiada apapun yang tercermin di

dalam koco roso, tiada perbedaan pria wanita, kaya dan

miskin, tiada tinggi dan pendek, tiada pandai dan bodoh

semua hanya cerminan dari koco roso. Hakekat yang

wujud hanya Tuhan, yang lain adalah semu. Ka’bah yang

hakiki ada didalam hati manusia dengan lahirnya tingkat

12
kesadaran bahwa Allah tidak pernah berhenti memberi

anugrah kepada hambaNya. Orang berhaji adalah latihan

jasmani atau napak tilas perjalanan ruhani Nabi Ibrahim

untuk menundukkan ruhaninya mengenal Allah lebih

jelas dan nyata. Agar kelak bisa kembali kepada Tuhan

secara baik dan benar. Kalau semua unsur fisika akan

kembali kepada asal kejadiannya maka ruh akan kembali

kemana kalau kita selama hidup belum mengenal

Tuhan.

13
KAYU GESEK KAYU

UNDAR, 1 PEBRUARI 2011, 00.00

Allah berfirman dalam hadis Qudsi, ‫كنت كنزا مخفيا لم‬

‫”"اعرف فاحببت ان اعرف فخلقت الخلق‬Aku adalah gudang yang

tersimpan yang tidak diketahui, aku senang untuk

dikenal maka aku ciptakan makhluk.”

Dasar ini sebagai bukti bahwa Allah swt dengan

Rasulullah tidak bisa terpisah secara lahir dan batin.

Jasad Rasulullah adalah perwujudan DzohirNya Allah.

Sebab Ruh Rasulullah tercipta dari Esensi Dzat Nya

sebagai hadis Jabir ra :

‫ا ان اهلل تع الى خلق اهلل روح الن بى ص لى اهلل عليه واله وس لم من ذاته و‬

‫خلق الع الم واس ره من روح محمد ص لى اهلل عليه واله وس لم فمحمد ص لى اهلل عليه‬

‫واله وسلم و هو الظاهر فى الخلق باسمه بالمظاهر االهية‬

14
Sesungguhnya Allah swt menciptakan ruh Nabi saw

dari dzat Nya dan Allah menciptakan alam seisinya dari ruh

Muhammad saw maka Muhammad saw ialah esensi Dzohir

dalam penampakan Ketuhanan.

Rasulullah dan Allah adalah Ahadiyah yang

menyatu. Sebagaimana tidak terpisahnya Al-Qur’an dan

Hadist. Muhammad Rasulullah adalah wujud manusia

yang sempurna. Karena jasad Rasulullah merupakan

bentuk pertama / jauhar awal yang menerima pancaran

nur Ilahi. Dalam Sebuah hadis qudsi lain Allah berfirman

: Aku ciptakan segala sesuatu dari pancaran Nur

Muhammad dan Aku ciptakan Nur Muhammad dari

WajahKu. Segala bentuk apapun di alam semesta ini

merupakan pancaran dari Nur Muhammadiyah.

Termasuk semua para Nabi dan wali. Setiap orang punya

hak untuk menerima nur tersebut dengan suatu

15
pendekatan yang sangat halus yakni merebut

kelembutan sifat Latif Nya Allah dari para ulama yang

sudah menerimanya (‘Arif Billah). Nabi Muhammad dan

para Nabi serta para ‘Arif Billah bukan sebagai Tuhan

tetapi pengejewantahan dari qudrat dan iradatNya Allah.

Hakekat sebenarnya Adalah eksistensi Allah. semua

selainNya adalah hamba, hampa dan musnah. Tidak ada

manusia yang ingin jadi tuhan demikian tidak akan

mungkin Tuhan ingin jadi manusia tetapi dalam

Sunnatullah, Tuhan menunjukkan bahwa semua manusia

harus kembali kepada jauhar awal kejadiannya. Yakni

dari sesuatu yang lembut halus bak ibarat salju putih.

Jasad manusia terealisasi dalam berbagai personifikasi

warna ; putih, hitam, merah dan kuning. Warna putih

adalah esensi jati diri manusia. Semua warna selainnya

selalu merusak dan merubah hakikatnya. Maka orang

16
yang sadar harus selalu ingat akan siapa dirinya. Dalam

falsafah jawa kuno dikenal : Sangkan Paran. Suatu

ungkapan yang merupakan implementasi dari makna

inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Semua kembali kepada

Tuhan. Artinya tiada sesuatu apapun yang tersisa dari

eksistensi alam semesta termasuk manusia. Secara Tradisi

jawa ungkapan ini dilambangkan dengan budaya

selamatan pada orang mati. 7 hari perlambang dari

kembali manusia pada unsur tanah, 40 hari perlambang

dari kembalinya pada unsur api, 100 hari perlambang

dari kembalinya pada air dan haul kembalinya pada

unsur udara sehingga lengkap. Pada kondisi ini orang

yang mencapai kesempurnaan mewujudkan hakekat

Tuhan akan hilang jasadnya. Yang tinggal adalah

Sukma,ruh. Ruh tersebut kembali pada Ilahi. Inilah

artinya Sangkan Paran. Orang yang tidak bisa tahu akan

17
kejadiannya tidak mungkin bisa akan tahu kemana

tujuannya. Orang yang masih serba mewujudkan

eksistensi dirinya maka dia tidak akan bisa kembali

kepada asalnya. Inilah gambaran bahwa setiap seseorang

harus meniadakan kemampuan apapun pada dirinya.

Sebab yang wujud hanya Allah sehingga apa yang sudah,

sedang dan akan terjadi tidak ada satupun atas

kontribusi dirinya. Termasuk nilai ibadah yang sudah

dikerjakannya. Langkah untuk belajar menuju ke maqom

dan ahwal seperti ini hanya dengan kunci SADAR DAN

INGAT pada Allah yang selalu melekat bersama dirinya

kemana dia berada. Seseorang yang tidak bisa belajar

untuk mengetahui ilmu sejati ini maka dia akan selalu

takut mati. Sebab jasadnya telah menjadi penjara bagi

ruhnya untuk mengenal Tuhan. Prasangkanya selalu

18
menghantuinya akan kekhawatiran sirnanya indah dan

nikmatnya jasad atau duniawi.

Abuya Abdul Qoharberkata hamba harus yakin

bersama sang guru ’Arif billah seyakin-yakinnya agar

dirinya sampai pada derajat kefanaan. Fana dengan guru

sebagai pintu menuju fana dengan Allah. Ibarat asap

muncul hanya karena percikan api dan api bisa terpercik

apabila ada gesekan dari benda ; besi atau kayu. Gesekan

kesufian hanya bisa dan berhak dilakukan sang syeikh.

Murid dimata guru ibarat bangkai atau mayat di tangan

sang juru rawat jenasah. Inilah arti dari makna Mukhlas

dan Mukhlis. Murid dan Murod. Sang murid harus dengan

ketabahannya menerima bentuk perilaku dari sang guru.

Dia harus siap menerima apapun kehendak sang guru.

Kehendak Guru adalah iradah Ilahi. Murid akan bisa

sampai pada murod manakala dia sirna dan fana

19
bersama sang guru. Murid akan sampai pula pada

derajat mukhlas (obyek) bukan mukhlis (subyek). Mukhlas

sebagai maqom sekaligus ahwal setiap murid yang

pasrah totalitas kehambaannya pada sang khaliq. Dia

harus obyek yang tiada punya daya apapun dalam segala

hal. Bukan subyek yang merasa dan yakin bisa serta

mampu melakukan suatu apapun.

Abuya Abdul Qoharberkata hamba yang tidak

mengenal siapa yang disembah maka sebenarnya dia

telah menyembah berhala. Apalagi mereka yang masih

selalu mengenal dirinya secara kuat maka hidupnya akan

bergelimang dengan kekufuran karena tidak pernah tahu

siapa Tuhannya. Dia hanya tahu Tuhan dirinya. Untuk

mengenal Tuhan menurut Abuya Abdul Qohartidak

butuh dinar dan dirham, rupiah apa dolar, tidak dengan

modal kekayaan materi dan ketiadaan harta, tidak

20
dengan modal kepandaian apalagi kesucian tetapi hanya

dengan dasar dan modal latif atau kehalusan rahmat Tuhan

swt. Dengan menyadari bahwa hamba bergelimang

dengan dosa dan kesesatan. Sehingga Dia butuh Rahmat

Allah bukan kemuliaan dari Allah dengan berbagai

derajat, pangkat dan segala pemberian Nya.

21
TINGKATAN MA'RIFAT

Pakuwon, Senin,26 juli 2010

Tingkat awal /Tingkat Muslim

‫من عرف نفسه فقد عرف ربه‬

"barang siapa yang mengenal dirinya maka dia akan

mengenal Tuhannya"

Mengenal diri dimulai dari mengenal konsep

wujud,wujud manusia berasal dari wujud alam semesta

yang terbagi dari 4 unsur air,api,udara dan tanah.

Perbedaan manusia dengan makhluq lain adalah pada

asal bahan mentah penciptaanya. Selain manusia tercipta

dari sesuatu yang belum ada.hal ini memberi penegasan

agar manusia lebih mudah tahu dirinya.yakni

penciptaannya terdiri dari 2 unsur jasmani dan ruhani.

Keberadaan manusia sebagai makhluk jasmani

22
menjadikan manusia terhijab tahu dirinya.ٍ ٍSemestinya

ialah disaat sudah tahu dan kenal dirinya tercipta dari

sesuatu yang sudah ada agar jasadnya bisa menjadi

media mencari hakekat Tuhannya.mengenal Tuhan tidak

harus dengan meniadakan esensi diri manusia.karena hal

ini justru menjadikan manusia musrik sebab meniadakan

sesuatu setelah ada. Perbedaan penciptaan manusia

dengan makhluk lain dalam alam semesta ialah bahwa

manusia tercipta dari sesuatu yang sudah wujud cuma

terpisah. Sedang makhluk lain tercipta dari sesuatu yang

ghaib atau tidak wujud.

Mengenal diri dengan cara menelusuri seluruh

sifat dari masing unsur jasmani. Api memberi makna

simbolik dari nafsu, setiap api esensinya mesti panas

demikian pada nafsu yang berpengaruh melahirkan

kemarahan mesti mempengaruhi nilai-nilai manusia

23
secara ruhani. Nafsu dalam Islam tidak diperintahkan

untuk dihanguskan atau dimatikan akan tetapi disuruh

untuk mengendalikan dalam rangka mewujudkan

kekuasaan Allah. Sebagai contoh nafsu sombong. Orang

syariat selalu mengklaim kesombongan seseorang akan

menghambat masuknya ke surga. Bagi pandangan

hakekat, kesombongan manusia tetap diperlukan dalam

rangka untuk mewujudkan kekuasaan Allah swt. Sifat

kesombongan iblis memang dilarang oleh Tuhan untuk

ditiru oleh manusia karena iblis tidak bisa mewujudkan

Allah. Kesombongan iblis karena ingin mengeksiskan

kekuatannya sendiri.

Mengenal diri dari unsur air terlahir konsep

makna kebersamaan dengan Allah melalui nilai-nilai

keindahan, kesejukan dan kebaikan. Air identik dengan

hal yang segar dan menyejukkan. Orang yang sudah

24
mengenal dirinya harus mampu mewujudkan sifat Allah

untuk berbagai keindahan, kenikmatan dan kebaikan

bersama siapa saja. 99 % penciptaan isi alam semesta dari

air. Hal ini menegaskan agar manusia memiliki sifat

seperti air yang bermakna keabadian kekuatan ilahi. Air

juga berfungsi stabilitator yakni menstabilkan seluruh

kinerja organ tubuh manusia. Dalam pandangan ruhani

manusia harus tetap ingat pada esensi ciptaannya dari air

agar dia mampu menstabilkan fisiknya dengan

kejernihan akal dan jiwa.

Mengenal diri dari unsur tanah bermakna bahwa

manusia bisa meniru sifat tanah yaitu diantaranya

sebagai penutup dan penyimpan. Manusia harus bisa

menutup rapat segala sifat kepribadiannya dengan cara

hanya memandang esensi Ilahi. Makna sosialnya

manusia harus mampu menutup semua aib orang lain

25
sekecil apapun. Pepatah mengatakan menepuk air di

dulang terpercik muka sendiri. Keburukan dan kejahatan

seseorang pada orang lain sebenarnya akan kembali

menimpa pada dirinya sendiri.

Makna tanah bersifat penyimpan ialah manusia

harus bisa menanam dalam-dalam kebaikannya bak

ibarat menanam tanaman. Semua tanaman bisa

bermanfaat ranting, daun, kayu bahkan buahnya karena

ditanam di dalam tanah. Manusia yang menanam

investasi amaliah secara rahasia akan melahirkan buah

kebaikan yang Nampak bermanfaat bagi semua orang.

Biji yang ditanam bermakna kebaikan seseorang hanya

bisa lahir dengan meleburkan hakekat kepribadiannya

dengan sifat baqa’ Nya Allah.

Mengenal diri dari unsur udara atau angin

memberi makna pada sifat udara yang berfungsi sebagai

26
pemberi kekuatan. Seluruh organ tubuh manusia selalu

terdapat ruang dan tempat sebagai sirkulasi udara.

Sirkulasi itu melahirkan makna bahwa manusia harus

mengikuti sunnatullah selalu dinamis dengan

memandang qudrah dan iradah Tuhan. Seluruh isi alam

semesta ini juga mengenal sistem sirkulasi atau selalu

mengalir. Ketika alam semesta berhenti berarti

menunjukkan usainya sistem sunnatullah. Pergerakan

dan sirkulasi pada manusia harus diukur dari

berjalannya sistem kuasa Ilahi. Udara berarti kekuatan

maka manusia adalah makhluk Allah yang diberi

kekuatan untuk menunjukkan kekuatan Tuhan. Setiap

pribadi seharusnya belajar untuk mencari sumber

kekuatan Tuhan yang tersimpan rapat dan rapi dalam

nilai ruhaninya.

27
Tingkat kedua / Tingkat mukmin

‫من عرف الحق شهده فى كل شيىء‬

Barang siapa yang sudah mengenal Tuhan maka

dia selalu melihat Tuhan tampak pada segala sesuatu.

Tingkat ini merupakan implementasi keadaan

ruhani seorang hamba setelah melalui tahap pengenalan

dirinya. Pada tahap awal setiap hamba harus belajar

kenal dirinya berarti masih membutuhkan sarana dan

media untuk mengenal Tuhan. Tahap selanjutnya ketika

seseorang sudah mampu mengenal dirinya dari berbagai

unsur di atas maka akan terlahir haliyah dimana seorang

hamba selalu memandang sesuatu atau al-kaun atau

28
makhluk sebagai esensi Tuhan. Segala apapun berasal

dari ketiadaan yang tidak punya kemampuan sekecil

apappun. Semuanya berasal dari sang Tuhan. Maka

setiap seorang hamba melihat apapun yang ada dan

terjadi seharusnya dengan tingkat kesadaran ruhani yang

lebih kuat dan tinggi ia melihat semua itu adalah wujud

Tuhan. Inilah makna dari “Tiada yang wujud secara hakiki

kecuali wujud Allah” .

Pada tingkat kedua ini seorang hamba akan

memiliki perasaan dan jiwa yang husnu al-dzon pada

setiap apapun yang terjadi walaupun bertentangan

dengan kebenaran akal pada umumnya. Tidak ada

kebaikan dan keburukan, tiada kekayaan dan kemiskinan

tiada sedih dan bahagia, tiada atas dan bawah, tiada jauh

dan dekat,tiada langit dan bumi semuanya berada dalam

pandangan sang arif dengan konsep Ketuhanan.

29
Abuya Abdul Qoharberkata kedua tingkatan

makrifat diatas masih terdapat unsur kemanusiaan yaitu

dengan mengenal / makrifat. Pertama sebagai system

kinerja hamba dalam upaya belajar mengenal dan yang

kedua sebagai buahnya. Keduanya masih sebagai murid

yakni orang yang berharap untuk mendapat pancaran

nur ilahi dengan usaha amaliyah kemanusiannya.

Mereka semua masih sebagai subyek atau pelaku dalam

segala usahanya. Jasadnya adalah esensi yang terpisah

dari esensi tuhannya. Atau mungkin segala usahanya

akan melahirkan keyakinan yang keliru bahwa tidak ada

apapun yang terjadi kecuali karena hasil dari usahanya

sendiri.

Abuya Abdul Qohar berkata keyakinan seperti itu

berbahaya apalagi dengan berbagai keinginan untuk

30
mencapai tingkat makrifat dan kekaromahan yang

muncul dari dirinya.

Tingkat ketiga / Tingkat Muhsin

‫عرفت ربى بربى‬

Tingkatan makrifat yang mencapai konsep

penyatuan dengan Tuhan. Pada tingkat ini hamba akan

mencapai posisi sebagai obyek bukan sebagai subyek,

sebagai murod orang yang dicari dan dikejar oleh nur

ilahi bukan yang berusaha mencari nur murid. Sebagai

seorang yang Mukhlas (hamba yang

dijernihkan/disucikan) bukan yang Mukhlis (hamba yang

menjernihkan /mensucikan dirinya). Konsep kesatuan

hamba dengan Tuhan bukan dalam makna kesatuan dzat

atau sesuatu dengan sesuatu yang lain. Tetapi kesatuan

itu menurut Abuya Abdul Qoharlayaknya kesatuan sifat

dengan sesuatu yang disifatinya. Layaknya api dengan

31
asapnya, gula dengan manisnya, es dengan cairannya,

ombak dengan samudranya dll. Tuhan menyatu dan

meliputi hamba memberi arti bahwa hamba adalah

Tajalli Tuhan. Abuya Abdul Qoharmengutip hadis Nabi

yang berbunyi ” Aku melihat Tuhanku dalam bentuk

pemuda tampan yang kendaraannya dari emas, mahkota

di kepalanya dari emas, kedua alas kakinya dari emas

Tuhan menampakkan hakekat dirinya dengan pemuda

dan makhluk yang lain.

Pada tahap ini hamba tidak memiliki kekuatan

manfaat tidak punya daya menolak bahaya tidak ada

kehendak dan beribu-ribu niat dan harapan dari

Tuhannya. Dia tidak pernah berniat untuk menjadi apa

dan siapa-siapa. Tuhan sendiri yang mengenalkan

diriNya pada sang hamba sebagaimana hadist ” Aku

adalah simpanan yang samar tiada dikenal Maka aku ciptakan

32
makhluk supaya dikenal, maka makhluk mengenal aku dan aku

mengenali dirinya.)

KONSEP UMMI

PURI Sidoarjo, Ahad,15 nopember 2009

Tahapan tasawuf dimulai dari proses zuhud

menuju makrifat.zuhud bukan dengan arti menjauhi

dunia tetapi zuhud dengan sifat kosongnya hati dari

segala anasir kepentingan/nafsu. Zuhud terbagi menjadi

3 ;zuhudnya ahli syariat,ahli hakikat dan makrifat.

Zuhudnya ahli makrifat tidak memiliki sesuatu

nilai dalam keadaan kehidupan yang nyata dengan

berbagai kepentingan nilai.(materi,harga diri dan rasa2

yang lain)

33
Orang yang makrifat memakai sudut pandang

ruhani dalam setiap tindakan dengan pertolongan

Tuhan.

Ummi adalah tipe hamba Allah yang jernih dalam

memandang kehendak Allah. Mereka adalah hamba

yang terisi dari kekosongon/kehampaan diri,hamba

yang tersinari cahaya ilahi bukan hamba yang haus akan

kejernihan dirinya sehingga akan terlahir rasa yang

keluar dari nafsu.

Hamba Ummi akan menjadi hamba yang dicari

siapapun pada setiap keadaan. Ummi selalu menyinari

alam semesta setelah terbuka dari segala hijab hati. Allah

lebih mencintai hambaNya yang berangkat dari

kebodohan/ketidaktahuan akan nur ilahi daripada

mereka yang dengan kesombongannya mengatakan tahu

dan kenal ilahi.

34
Islam akan lebih terasa fungsinya manakala

dipakai untuk menghukumi dirinya sebagai manusia.

Orang yang bisa menghukumi dirinya dengan nilai

keislaman adalah mereka yang terlahir dalam keadaan

UMMI. Seorang tidak punya niat dan misi, dia berjalan

sesuai kehendak dan perintah ilahi.tidak ambisius,tidak

pesimis dan tidak apriori tetapi selalu husnu al-dzon

dengan kehendak Tuhan. Ummi adalah induk segala

keilmuan orang pertama kali yang menerima derajat ini

adalah Rasululah Muhammad saw. Dia bukan diartikan

orang yang bodoh karena tidak pernah mengenyam

pendidikan formal tetapi justru dia adalah sumber

pengetahuan dari sumber hal mana karena dia adalah

manusia yang jiwa dan ruhnya sudah disinari oleh Ilahi.

Sehingga terpancar segala penutup yang bersifat materiil

dari alam semesta ini. Dia akan tahu segalanya karena

35
diberi tahu, dia akan menjawa segala permasalahan akan

dia ditunjukkan Allah rahasia sesuatu yang belum

terjadi, dst. Selanjutnya setiap hamba memiliki

kesempatan dan peluang untuk menyandang ke-Ummi

an seperti ini dengan dasar ketulusan hati dan nurani.

Siapa saja yang sudah mencapai derajat ini maka dia

akan sirna/fana. Puncak semua bentuk peribadatan

kepada Tuhan adalah sirnanya identitas diri. Leburnya

sifat ke-Aku-an, hilang rasa kesombongan diri. Orang

yang kaya adalah orang yang tidak merasa kaya, orang

yang pandai adalah mereka yang tiada rasa apapun pada

kepandaiannya. Kesemuanya dipahami dalam arti

Hakekat Kekuasaan dan Kekuatan Tuhan. Inilah arti dari

La haula wa laa quwwata illa billah.

36
RUMAHKU SURGA

Kalimat tersebut adalah salah satu ungkapan

Rasulullah saw yang menggambarkan makna hidup

berumah tangga yang prima yaitu bertujuan membentuk

keluarga sakinah yang bahagia dan tentram.

Abuya Abdul Qoharsering menyebutkan kalimat

itu dengan memberikan tafsir dan penjelasan dalam

makna lain. Yaitu makna yang lebih dari sekedar ingin

hidup bahagia tetapi makna falsafi akan arti hakekat

manusia dan eksistensi Tuhan. Menurut sang guru

manusia adalah esensi atau hakekat Tuhan. (‫االنسان عين‬

‫ ) الحق‬hal ini sesuai dengan ‫سبحان الذى خلق االشياء وهو‬

‫“ عينها‬Maha suci Dzat yang telah menciptkan segala

sesuatu dan Dia adalah Esensinya”. Tuhan menciptakan

alam semesta sebagai makhluk Makrokosmos telah

37
menunjukkan secara replikatif sistem organnya ada pada

diri manusia. Inilah artinya mengapa Tuhan menyatakan;

      

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya

Dengan demikian Manusia sebenarnya adalah

makhluk mikrokosmos. Luas dan besarnya alam semesta

bisa terbaca oleh manusia yang sempurna. Eksistensi

manusia menurut Abuya Abdul Qoharharus disukuri

tanpa dengan cara banyak meminta-minta lagi pada

Tuhan akan yang lainnya. Seperti pahala, nikmat dunia,

apalagi surga. Abuya Abdul Qoharmenanamkan

keyakinan yang dalam bahwa sesungguhnya dunia

(makrokkosmos) ini atau lebih kecil wujud diri manusia

(mikrokosmos) sudah menjadi gambaran surga baginya.

Mereka tidak layak meminta minta lagi kenikmatan yang

38
lainnya pada Tuhan. Pelajaran yang diberikan ialah

bahwa manusia harus lebih berhati-hati dengan cara

sungguh-sungguh mensyukuri nikmat wujudnya dengan

upaya beribadah yang tulus dan murni kepada Tuhan.

Bukan ibadah yang penuh pamrih dan balasan. Abuya

Abdul Qoharmengajarkan untuk tidak menuntut Tuhan

dengan cara meminta-minta walaupun Tuhan seringkali

menyuruh hamba selalu meminta. Hamba yang baik dan

bijak adalah selalu berbakti dengan ketulusan hati. Tuhan

itu selalu bersama hamba dimana saja dia berada artinya

Tuhan selalu memberi hambaNya walaupun tidak

diminta.

39
Firman Allah swt :

       


          
         
          

4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia

mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang

keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa

yang naik kepada-Nya [1454]. dan Dia bersama kamu di mama

saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan.

      


       

115. dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka

kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83].

40
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha

mengetahui.

         
          
         
         
         

7. tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya

Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada

pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah

keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang,

melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan

antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak,

melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka

berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka

41
pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Orang yang tidak banyak menuntut kepada Tuhan

akan diberi anugrah semua permintaan para hamba yang

selalu meminta-minta. Abuya Abdul Qohar

mengingatkan hamba harus selalu ingat Tuhan dalam

keadaan apapun bukan ingat akan pemberianNya. Sesuai

Firman Allah swt :

     


      
        

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini

42
dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami

dari siksa neraka.

Seseorang yang selalu ingat dan dekat dengan

pusat energi maka secara otomatis dia akan mendapat

kekuatan energi. Orang yang pandai berbakti kepada

sang raja tanpa harus ingin menjadi raja paling tidak

minimal Raja akan memposisikan dirinya pada tempat

yang pantas dan layak.

Ada tempat suci yang memiliki nilai perjalanan

ruhani Rasulullah yaitu Baitullah, Baitul Maqdis dan Baitul

makmur. Pusat alam semesta di bumi berada di Mekkah

yang disebut dengan Baitullah. Diatasnya terdapat Baitul

makmur tempat malaikat bertasbih mengelilingi arsy

Allah.

43
Abuya Abdul Qohar meyakini bahwa Baitullah

yang sebenarnya ada pada diri manusia. Hati adalah

rumah Allah yang sejati. Hati orang mukmin adalah Ars

Nya Allah (‫)قلب المؤمن عرش هللا‬.

Suatu keyakinan yang mendidik umat agar

menyadari selalu akan kehadiran Tuhan dalam keadaan

apapun.

Baitul Makmur menurut Abuya Abdul Qoharada

pada sistem kinerja otak manusia. Akal manusia tidak

boleh berhenti untuk ber tafakkur. Ibadah yang paling

tinggi nilai nya ialah Tafakkur penciptaan Allah. Ciri

hamba yang cerdik ialah mereka yang bertafakkur.

Baitul Maqdis diartikan sebagai tempat kesucian

yang tergambarkan pada sistem sekresi manusia. Jalan

keluar depan berupa kemaluan hakekatnya adalah wujud

kesucian Tuhan dengan terlahirnya insan kamil. Ketika

44
manusia kencing dan buang air besar harus dihayati

sebagai wujud kesucian dan kekuasaan Tuhan. Maka

selayaknya manusia selalu membaca dalam hatinya laa

haula wa laa quwwata illa billah.

Realisasi pemikiran

Setiap hamba saat memakan dan meminum

sesuatu harus didasari dengan kalimat al-Hamdulillah,

saat makanan dan minuman dirasakan oleh alat perasa

maka hatinya harus berkata Syukru Lillah, tatkala sistem

pencernaan berfungsi dalam perutnya hamba harus

banyak membaca Maa Syaa Allah, kemudian ketika sistem

sekresi mau berfungsi dengan adanya gejala untuk

45
mengeluarkan kotoran maka hamba harus menghayati

dengan kalimat laa haula wa laa quwwata illa billah.

Inilah artinya bahwa manusia tidak punya

kekuatan apapun, tidak bisa memberi manfaat, tidak bisa

menolak musibah, tidak bisa makan, tidak bisa minum,

tidak bisa berbuat apapun kecuali Allah swt sebagai

pelaku segalanya. Dia tidak punya kehendak niat apapun

di dunia kecuali kehendak dan niatnya Allah swt Sesuai

dengan firman Allah swt;

          

49: ‫يونس‬

49. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan

kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku,

melainkan apa yang dikehendaki Allah".

      


       
   

46
78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka

Dialah yang menunjuki Aku,

79. dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan

minum kepadaKu,

80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan

Aku,

81. dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan

menghidupkan aku (kembali),

KALAH dan MENYERAH

Sentul, 11 Pebruari 2011

Setiap orang yang memiliki keinginan untuk

menjadi orang luar biasa maka seharusnya dia punya

keyakinan, pola pikir, prinsip serta amal dan perbuatan

yang luar biasa.

47
Kebiasaan orang secara umum ialah selalu

menempati posisi yang kuat dan menang dalam segala

hal dari kenikmatan dunia. Sampai-sampai berusaha

sekuat tenaga bagaimana dia bisa mengkapling tanah

kesuburan di akherat yang berupa kenikmatan surga.

Akhirnya segala usaha dan amalnya terfokus untuk

memaksakan Tuhan untuk menilai dan mengklaim

dirinya yang paling pantas berada di surga.

Setiap hamba yang punya ambisi berlebihan

seperti ini biasanya punya sikap tidak mau kalah dan

menyerah. Dengan segala keangkuhan dan

kesombongannya dia menganggap dan menilai dirinya

yang paling layak diberi posisi dan kedudukan di surga.

Dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat

hamba tersebut pasti ingin selalu menang dan berkuasa

memiliki segala sesuatunya.

48
Abuya Abdul Qohar berkata barang siapa yang

sudah kalah dan menyerah di dunia kepada hukum

pasti sunnatullah yang berjalan sepanjang kehidupan

jagad raya ini maka dia akan diberi anugrah berupa

keyakinan dan pengalaman kehidupan dunia sebagai

surga. Sebalikanya siapapun hamba yang terlalu banyak

menuntut dan memaksa serta mengklaim dirinya sebagai

pemenang dan penentu kehidupan dunia maka

kehidupan di akherat baginya akan menjadi belenggu.

Hamba yang selalu sibuk berdzikir, bertafakur

serta beramal dan bersholawat maka kelak di alam

barzakh dan alam akherat dia akan sibuk untuk berbagi

kebahagiaan dan kenikmatan kepada para penghuni api

neraka untuk diberi pertolongan.

Sabda Rasulullah saw

‫االنبياء واالولياء يصلون فى قبورهم كمايصلون فى بيوتهم‬

49
“Para Nabi dan Wali selalu mendirikan sholat di dalam

alam barzakh sebagaimana mereka sholat di rumah dunia”

Artinya : hamba Allah yang sudah kenal Tuhannya di

dunia maka dia akan terus sibuk bermunajat kepada

Tuhannya di alam barzakh.

Hamba yang dunianya sudah dikecilkan dengan

memperbesar Allah dan Rasulullah maka alam akherat

baginya sudah tergambarkan dan terealisasikan selama

di dunia.

Hamba Allah selama di dunia sudah kenal dirinya

kemudian mengenal Rasulullah dengan meniru sifat dan

akhlaqnya pasti dia akan mengenal dan meniru sifat

Tuhannya.

Hamba Allah yang pandai berserah diri dengan

pasrah dan kalah menyerah pada Allah maka Allah akan

selalu mencukupinya.

50
‫))ومن يتوكل على هللا فهو حسبه‬

Abuya Abdul Qohar menegaskan bahwa seorang

hamba diberi pilihan oleh Tuhan untuk menentukan apa

dia harus selalu berniat dengan banyak meminta-minta

akan segala kenikmatan dunia bahkan akherat ataukah

dia harus berserah diri untuk tidak menuntut segalanya

kepada Tuhan.

Menurut Abuya Abdul Qohar Tuhan bukanlah

suatu personifikasi layaknya manusia punya hutang

materi yang selalu ditagih oleh si pemberi hutang.

Sekalipun Tuhan merasa murka apabila hambaNya tidak

meminta-minta.

Abuya Abdul Qohar berkata bukankah kita

selama akan lahir tidak pernah tahu bahkan tidak pernah

terbesit harapan untuk meminta fasilitas apapun pada

Tuhan agar eksistensi kita tetap hidup. Bukankah kita

51
tidak pernah tahu bahwa selama di dalam kandungan

rahim ibu, Tuhan sudah menyediakan segalanya untuk

keberlangsungan kehidupan kita. Bukankah kita tidak

pernah tahu dengan siapa kita berteman dan bergaul,

memakai bahasa apa kita untuk kita siapkan kesemuanya

adalah gambaran kenyataan bahwa sebenarnya Tuhan

lebih suka kalau kita harus KALAH, MENYERAH DAN

TIDAK BERNIAT. Yang punya kehendak / iradah dan

kuasa / qudrah adalah Allah swt. Tiada sedikitpun

manusia punya kontribusi dalam kehidupannya.

Mengapa setelah manusia tumbuh besar, berilmu,

berkecukupan dan bahkan berlebihan malah melupakan

ketidakmampuannya pada awal kelahirannya.

Allah berfirman :

       


   

52
77. dan Apakah manusia tidak memperhatikan

bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani),

Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!

Abuya Abdul Qohar mengajarkan agar hamba

tidak selalu hidup dalam kekafiran dengan selalu

menampakkan pengakuan sifat ketuhanannya dirinya.

Hamba yang merasa segalanya berasal dari usaha dan

kemampuannya adalah hamba yang hidup dalam

kekufuran. Abuya Abdul Qohar bertanya kenapa

manusia lebih suka berambisi ingin jadi dalang

sementara dia tidak punya kemampuan. Kenapa hamba

selalu ingin jadi raja padahal dia belum pernah berbakti

pada raja. Kenapa manusia ingin jadi Tuhan dan

Rasulullah padahal dia adalah hamba atau Abdullah.

53
Siapapun manusia yang pasrah berbakti kepada

sang raja pasti raja akan menempatkannya pada posisi

yang layak baginya. Kebaktian kepada raja tidak harus

dengan ambisi ingin jadi raja. Kebaktian beribadah

kepada Tuhan tidak pantas berambisi dengan meminta-

minta kepada Tuhan tanpa harus tahu apakah layak

permintaannya bahkan dengan keangkuhannya

memposisikan dirinya merasa jadi Tuhan sebab dia

merasa memiliki kelebihan.

Abuya Abdul Qohar mengingatkan hamba agar

tidak berbakti pada siapa saja karena melihat atas

kelebihannya. Janganlah beribadah kepada Tuhan

dengan sebaik-baiknya hanya karena mengharapkan

pemberian Tuhan. Jangan melihat secara sebelah mata

segala kelebihan nabi Isa seperti bisa menyembuhkan

orang buta, bisa mengobati orang sakit bahkan bisa

54
menghidupkan orang yang sudah mati, Sementara

seseorang tertipu kehilangan mengenal esensi kekuasaan

sifat Allah yang Tajalli padanya. Jangan pula mengikuti

seseorang karena hanya melihat karomahnya. Semuanya

akan menyesatkan dan memalingkan dirinya dari sinar

Ilahi.

Abuya Abdul Qohar berkata jangan tertipu

dengan keindahan rangkaian tulisan huruf-huruf dan

suaranya layaknya engkau terpaku dan terpukau dengan

suara burung dan sangkarnya. Artinya menilai seseorang

harus integral tidak terpaku pada unsur jasmaninya saja

atau ruhaninya akan tetapi yang terpenting ialah melihat

apa yang sudah dikerjakannya.

Janganlah kamu bangga dan bahagia dengan

segala apapun kenikmatan dunia bahkan akherat

sebelum kamu mengenal Tuhan.

55
Diatas langit ada langit, Di atas gunung tumbuh

rumput. Jangan pernah ingin jadi hamba dengan

keilmuan yang luas ibarat lautan. Jangan pula dengan

keilmuan yang dalam ibarat bumi. Jangan pula bangga

dengan keilmuan yang tinggi setinggi langit. Semuanya

kata Abuya Abdul Qohar ada dalam kesombongan. Bumi

sombong, langit sombong, laut sombong. Padahal

semuanya adalah makhluk yang semu dan fana. Maka

berusaha memohon pada Allah untuk tidak tergelincir

keyakinan Tauhidnya kepada Allah. Yang eksis secara

hakiki adalah Tuhan selainnya adalah bayangan. Yang

tampak nyata adalah koco roso bukan benda yang ada di

luar koco roso.

56
SAMPAH DI ATAS AIR
Sentul, 12 Maret 2011
Abuya Abdul Qohar berkata jadilah setiap hamba
dalam penghambaannya kepada Allah layaknya Sampah
yang hanyut di atas air. Darimanapun asalnya semua akan
menuju ke hulu atau laut. Kehambaan manusia terukur
dari tingkat pengEsaan atau tauhidnya kepada Allah
secara sempurna dan kuat. Tauhid yang kuat dan
mendalam akan lahir kekuatan tawakal yang sempurna,
ibarat sampah yang terhanyut di atas air akan melebur dan
menyatu menjadi air. Amal hamba pada dasarnya sirna
menyatu dengan qudrah ilahi yang hakiki, sama halnya
dengan perputaran masa, sesungguhnya tiada masa lalu
dan masa depan yang ada secara hakiki hanyalah
qudratnya Allah. Abuya Abdul Qohar berkata janganlah
setiap hamba tertipu dengan performance fisik, harga diri
(prestise) dari harta, pangkat dan jabatan seperti halnya
seseorang yang tertipu sibuk dan bingung dengan gelas
sebagai wadah sehingga tidak focus pada isinya. Jangan
tertipu dengan keindahan jasmani, dunia bahkan
kompensasi manisnya akherat, Sempurnakanlah isi,

57
ruhani, prestasi bukan prestise, kasab bukan nasab,
achievement hasil kerja bukan pangkat jabatannya, dzikir
dan tafakurnya bukan gerakan solatnya sebagai alat, kulit
dan wahana.
Filosofi sampah di atas air melaju ke hulu merupakan
perwujudan prinsip kembali dan pulang pada pusat (back
to sentral). Hamba yang sibuk dengan fisik, jiwa dan
ruhaninya ingin pulang atau kembali adalah hamba yang
sudah meleburkan kefanaannya dengan esensi hakiki
yakni pusat atau asal segala sesuatu : Allah swt. Seperti
halnya sampah yang kasar secara organic akan sirna
menyatu dengan air.Sikap dan jiwa kembali atau pulang
merupakan gejala psikologis bukan fisik. Semua orang
ingin kembali kepada Tuhan. Karena sesungguhnya kita
terikat oleh suatu perjanjian antara kita dengan Allah
swt. Sebut saja perjanjian primordial. Perjanjian yang
terjadi sebelum kita lahir, yang digambarkan dalam al-
Qur’an :
        
       
         
  

58
172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi
saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)",
Suatu gambaran dalam al-Qur’an mengenai
keadaan kita sebelum kita lahir. Kita pernah dipanggil
oleh Allah dalam sautu alam ruhani, ketika kita masih
dalam wujud ruhani. Dan dimintakan persaksian kepada
kita. Karena perjanjian tersebut terjadi di alam ruhani,
maka tidak menjadi kesadaran kita hidup kita sekarang
ini yang berada di alam jasmani. Tetapi sesungguhnya
perjanjian ruhani itu mempengaruhi hidup kita serta
menentukan rasa bahagia dan sengsara kita dalam arti
yang paling hakiki. Maka begitu lahir di dunia, kita
terikat oleh perjanjian ini. Ia kemudian tumbuh dalam

59
diri kita sebagai dorongon ruhani untuk kembali kepada
Tuhan memenuhi janji itu.
Abuya Abdul Qohar berkata Hidup ini adalah
perjalanan ingin kembali. Kembali ke asal. Hidup ini bisa
diumpamakan seperti anak kecil yang menangis, lalu
dilihat ibunya, dan didekaplah ia oleh sang ibu, maka dia
akan diam. Dia kembali ke ibunya. Ibu adalah pusat
biologis setiap anak, sebagaimana mekkah sebagai pusat
dari bumi. Bukankah Allah pusat dari segalanya. Kita
semua ingin kembali pulang. Pulang itu adalah gejala
psikologis, bukan gejala fisik.
Setiap hamba yang mau menjadi sampah selalu
memandang sesuatu dengan penuh baik sangka (husnu
al-dzon) dengan siapapun sebagai buah dari tawadu’
karena dia selalu meyakini akan hadir Allah Tiada
sesuatu yang maujud kecuali sebagai ahli atau keluarga
Allah. Hamba yang utama adalah mereka yang
bermanfaat bagi keluarganya Allah. Dan siapapun yang
bermanfaat bagi ahli Allah maka dia akan menjadi
kerabatnya. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw :
‫ « َم ْن تَ َشبَّهَ بَِق ْوٍم َف ُه َو ِمْن ُه ْم‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬
ُ ‫» َع ِن ابْ ِن ُع َمَر قَ َال قَ َال َر ُس‬

60
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia
akan menjadi golongannya”
Ahli Allah selalu memandang sesuatu dengan
bertauhid kepada Allah secara hakiki. Siapa hamba yang
memperindah tauhidnya maka dia akan melihat seseuatu
dengan mata Allah, mendengar dengan telinga
pendengaran Allah,memegang dengan tangan Allah.
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw
‫ ( إن اهلل جل وعال‬: ‫ ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل عليه و س لم‬: ‫عن أبي هري رة ق ال‬
‫ من عادى لي وليا فقد آذاني وما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه‬: ‫يقول‬
‫وما يزال يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي‬
‫يبصر به وي ده ال تي يبطش بها ورجله ال تي يمشي بها ف إن س ألني عب دي أعطيته وإن اس تعاذني‬
) ‫أعذته وما ترددت عن شيء أنا فاعله ترددي عن نفس المؤمن يكره الموت وأكره مساءته‬
Kepada orang yang memusuhi Wali-Ku, akan Kunyatakan perang.
Ibadat yang paling mendekatkan Hamba-Ku, sehingga Aku sayang
kepadanya adalah menunaikan semua perintah yang telah Aku
berikan. Hamba-Ku adalah mereka yang mendekatkan dirinya
kepada-Ku dan melakukan pula hal-hal sunnah yang Aku cintai.
Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku-lah yang menjadi
telinganya yang dipakai untuk mendengar. Aku-lah matanya untuk
melihat, Aku-lah tangannya untuk bekerja, dan Aku-lah kakinya
untuk berjalan. Apabila dia meminta kepada-Ku akan Aku beri,
dan apabila ia meminta perlindungan akan Aku beri. (Riwayat
Bukhari dan Abi Hurairah)

Hamba Allah yang tidak berhasil pulang, ia


disebut tersesat. Ketersesatannya itu tidak bias ditebus.

61
Meskipun ia ditampung di rumah yang lebih mewah dari
rumahnya sendiri. Ia akan tetap sengsara. Ia ingin
pulang. Pulang sekali lagi adalah gejala psikologis. Ada
pepatah dalam bahasa Inggris home sweet home,
kediaman adalah rumah yang paling enak. Kata Nabi
Muhammad, Bayti Jannati, rumahku adalah surgaku.
Rumah selain mempunyai bentuk fisik berupa
pintu, dinding, dan atap. Juga memiliki makna psikologis
yang disebut home, bukan house. Oleh karena itu, dalam
bahasa Inggris tidak ada perkataan Go House, tetapi Go
Home, artinya pulang. Sebagai gejala psikologis menjadi
sampah di atas air akan selalu melaju ke hulu bermakna
selalu ingin pulang dengan ridlo sebagai pemenuhan
hasrat untuk kembali ke asal. Hal itu akan menimbulkan
ketentrataman dan kebahagiaan.
Abuya Abdul Qohar mengingatkan setiap hamba
untuk selalu menjadi dirinya sendiri tidak tertipu dengan
kehebatan, keluarbiasaan pada orang lain. Seperti halnya
setiap orang selalu ingin kembali kepada rumahnya di
saat bepergian. Rumah yang hakiki adalah ada pada diri
manusia sendir‫ذ‬i sebagai perwujudan mikrokosmos alam

62
semesta. Apa yang terwujud pada diri manusia adalah
segala kesempurnaan Allah swt. Maka janganlah setiap
hamba lupa dan lalai dengan kudratnya sebagai makhluk
yang paling sempurna.
      
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Menurut Abuya Abdul Qohar setiap proses


kembali ini, yang paling mutlak ialah kembali kepada
Allah swt. Dimensinya spiritual. Anak kecil yang
berhenti menangis karena berhasil didekap ibunya, lebih
merupakan gejala psikologis semata. Tetapi kalau setiap
hamba berhasil berada dalam dekapan Allah swt itu
adalah pengalaman ruhani yang jauh lebih dalam. Dalam
al-Qur’an disebutkan, orang yang ingat kepada Allah
hatinya akan tentram.
      
     
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.

63
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.
Orang-orang yang sesat dalam istilah keagamaan
disebut dlallin. Yaitu orang yang tidak sanggup kembali
ke asal. Orang yang tidak bisa memahami makna harus
menjadi sampah yang penuh dengan nilai yang lemah
dan kotor. Jikalau setiap hamba memiliki pemahaman
bahwa dirinya adalah sampah maka dia akan menjadi
baik karena sudah melebur dengan air yang bisa
menyegarkan dan menyucikannya. Sebaliknya dlallin
lebih ingin menjadi air dan bahkan menjadi sumber air
dengan kesombongannya untuk mengikrarkan dirinya
sebagai hamba yang memiliki segala kemampuan dan
kekuasaan. Dalam makna lain, dlallun adalah mereka
yang tidak sanggup kembali kepada Allah karena tidak
pernah mencoba membangun hubungan yang baik
dengan Allah melalui ibadah.
Abuya Abdul Qohar mengingatkan setiap
manusia dengan perbedaan apapun padanya hanyalah
menyandang gelar sebagai Abdullah. Hamba Allah. Maka
ingatlah selalu dalam setiap keadaan apapun dalam

64
kelapangan atau kesempitan, kenikmatan atau kesulitan,
kebahagiaan atau kesusahan bahwa Allah selalu hadir
dalam hidup kita. Allah selalu hadir bersama kita. Allah
adalah wujud yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.
       
          
         
          
4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas
´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang
turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454].
dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan
Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
      
       
115. dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat,
Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah
Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya)
lagi Maha mengetahui.
Abuya Abdul Qohar berkata Kalau kita menyadari
hadirnya Allah dalam setiap detik kehidupan kita, maka
65
kita akan dibimbing ke arah budi pekerti luhur, ke arah
al-akhlak al-karimah. Hamba yang diberi martabat yang
luhur dan posisi yang tinggi bukanlah hamba yang
membawa dengan kebanggaan ibadahnya, apa sholat,
puasa, haji dan sebagainya. Karena semuanya hanya
sebagai alat dan sarana, akan tetapi sesungguhnya Allah
mengangkat seorang hamba hanya karena pembuktian
dari semua amal ibadahnya yang terwujud dalam sikap,
perkataan dan perilaku yang didasari dengan akhlak
mulia penuh dengan kerendahan dan ketawaduan
sebagai seorang Abdullah. Ada sebuah hadis yang
mengatakan :
ِ ِ َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّم ق‬
‫َّار‬ َ ‫ال إ َّن أَ ْك َث َر َما يُ ْدخ ُل الن‬
َ ‫َّاس الن‬ َ َ ‫َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ َع ْن النَّبِ ِّي‬
ِ َ‫َجوف‬ ِ َ ‫ان قَ الُوا يا رس‬
ِ َ‫َجوف‬
‫ال أَتَ ْد ُرو َن أَ ْك َث َر َما‬
َ َ‫ج َوالْ َف ُم ق‬
ُ ‫ال الْ َف ْر‬
َ َ‫ان ق‬ َ ْ ‫ول اللَّه َو َما اأْل‬ َُ َ َ ْ ‫اأْل‬

ُ ‫ْجنَّةَ َت ْق َوى اللَّ ِه َو ُح ْس ُن ال‬


ِ‫ْخلُق‬ ِ
َ ‫يُ ْدخ ُل ال‬
“diriwayatkan dari Abu Hurairah ra . Dari Nabi Muhammad
saw bersabda sesungguhnya yang paling banyak menyebabkan
hamba masuk neraka adalah dua lubang yakni kemaluan dan
mulut dan tahukah kalian apa yang paling banyak

66
mengantarkan seorang hamba ke surga yaitu taqwa pada Allah
dan husnul khuluq budi pekerti yang luhur.
ِ ‫ال « ما ِمن َش ى ٍء أَْث َق ل فِى ال ِْم يز‬ ِ ِ ‫عن أَبِى الد‬
‫ان‬ َ ُ ْ ْ َ َ َ‫ ق‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َّر َداء َع ِن النَّب ِّى‬
ْ َْ

‫ِم ْن ُح ْس ِن الْ ُخلُق‬

“ِDari Abi Darda’ Dari Nabi Muhammad saw bersabda “tiada

sesuatu yang bias memberatkan timbangan seorang hamba


selain dari budi pekerti yang luhur.
( : ‫ يا رس ول اهلل ما أفضل ما أعطي الم رء المس لم ؟ ق ال‬: ‫ ق الوا‬: ‫عن أس امة بن ش ريك ق ال‬

) ‫حسن الخلق‬

“Dari Usamah bin Syarik berkata, Ya Rasulullah nikmat apa


yang paling utama diberkan pada seorang muslim ? Rasulullah
bersabda Budi pekerti yang luhur

67
Wajah Manusia Wajah Tuhan
Pakuwon, 6 April 2011

Dalam Hadis Qudsi disebutkan Rasul bersabda Allah


berfirman : ‫االنسان سرى واناسره‬
“Manusia adalah rahasiaku dan aku adalah rahaisanya”
Hadis ini menggambarkan bahwa manusia sebenarnya
adalah wujud tajalli Ilahi yang memiliki kerahasiaan
ketuhanan. Unsur yang paling menentukan kerahasiaan
manusia ialah ruh. Ruh manusia berasal dari hembusan
Tuhan. Hamba yang lebih sibuk mementingkan
ruhaninya maka dia akan lebih mudah bias untuk
menemukan rahasia Ilahi. Tuhan membuat manusia
dalam rangka untuk dikenal dan dicintai.
Abuya Abdul Qohar berkata Eksistensi manusia secara
hakiki adalah wujud rahasianya Allah. Manusia
seharusnya lebih cepat mengenal Allah manakala dia
sudah makrifat dengan dirinya sendiri.

Manusia dalam bahasa Bibel disebut sebagai telah


diciptakan menurut wajah Tuhan. Man is created upon the
image of God. Manusia diciptakan menurut wajah Tuhan.

68
Dalam al-Qur’an tidak ada statemen semacam itu tapi
dalam hadis ada suatu hal yang mengarah ke situ.
Rasulullah Muhammad saw dalam sebuah hadis riwayat
Bukhari mengatakan, “Kalau kamu bertengkar,
hindarilah wajah karena wajah manusia diciptakan
menurut wajah Tuhan”.
Kedirian kita memang ditampilkan atau disimbolkan
dalam wajah. Maka ketika sembahyang pun disesbutkan,
fawalli wajh-aka syatra ‘l-masjid ‘l haram, hadapkan
wajahmu kea rah Masjid Haram. Disebut wajah di situ,
bukan berarti badanya tidak ikut. Wajah hanyalah
representasi dari kesuluruhan kedirian kita. Fa aqim wajh-
aka li ‘l-din ‘l-hanifa, maka luruskan wajahmu untuk
menerima agama yang benar. Itu pun disebut wajah.
Maka dalam wudlu pun dimulai dengan membasuh
wajah. Sebetulnya adalah simbolisasi bagi pembersihan
diri kita sendiri.
Jadi, manusia adalah makhluk yang sangat tinggi karena
itu harus dihormati. Ada pelajaran moral yang
disebutkan al-Qur’an setelah menuturkan peristiwa
pembunuhan yang pertama, yaitu ketika Qabil
membunuh Habil, maka Allah menutup cerita itu dengan
berfirman.
      
        
     
      
     
      
32. oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
69
manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak
diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.

Oleh karena itu, pada pribadi kita masing-masing ini ada


nilai kemanusiaan yang mendasar. Kejahatan kita pada
seorang pribadi tidak bias dibatasi sebagai kejahatan
pribadi melainkan menurut al-Qur’an – kejahatan pada
kemanusiaan universal.
Demikianlah, Tuhan memberi penghargaan kepada
manusia sehingga Rasulullah Muhammad saw dalam
khotbah wada’nya yang sangat terkenal, beliau memulai
suatu intro dalam bentuk pertanyaan, “Wahai umat
manusia, tahukah kamu di hari apa kamu berada? Di
bulan apa kamu berada? Di tempat mana kamu berada?
Semua menjawab, “Ya Rasululah, kami berada di hari
suci, di bulan suci, dan di tempat yang suci.” Lalu
Rasulullah mengatakan, “oleh karena itu ketahuilah
bahwa darahmu, hartamu dan kehormatanmu itu suci
sampai hari kiamat, sampai kamu nanti menemui
Tuhanmu”.
Kemudian beliau menguraikan banyak hal, termasuk
bagaimana perlakuan yang benar kepada buruh, kepada
orang-orang yang bekerja untuk kita. Bagaimana
perlakuan yang benaar terhadap istri yang pada waktu
itu, dengan latar belakang Arab jahiliyah wanita adalah
salah satu komoditi di kalangan orang Arab. Bagaimana
kita harus membebaskan budak. Bagaimana kita harus
melakukan transaksi ekonomi dengan menghindari
penindasan oleh sebagian manusia kepada sebagain yang

70
lain yang berakibat pengkayaan sedikit manusia dan
pemiskinan jumlah besar umat manusia dan seterusnya.
Pangkalnya ialah dima’ (darah atau kehidupan), amwal
(harta) dan a’radl (kehormatan. John Lock kemudian
meneruskan menjadi life, liberty dan property. Sedikit
menyimpang. Dalam bahasa Nabi, liberty atau kebebasan
itu termasuk dari hormatan manusia. Dalam aspek
kehortaman juga termasuk agama. Agama kita adalah
kehormatan kita. Tidak ada sesuaty yang lebih personal
daripada agama. Karena menyangkut iman kita dan
konsep kita mengenai apa makna hidp kita ini.kemudian
Thomas Jeferson mengubah sedikit lagi menjadi life,
liberty dan happiness. Jadi semakin menurus kepada hal
yang praktis. Yaitu hidup, kebebasan dan hak untuk
mengejar kebahagiaan.
Semuanya itu berasal dari Nabi. Pada abad ke-14 tampil
seorang pemikir humanis di Italia namanya Giovanni
Pico de la Mirandola yang diminta oleh pemimipin gerjea
untuk mempertanggungjawabkan pendapat-
pendapatnya yang sudah terlontakan kepada umum
bahwa manusia itu mempunyai harkat dan martabat
yang tertinggi dan bahwa manusia itu suci.
Di depan para pemimpin gereja dia memulia pidatonya
dengan mengatakan demikian, “Wahai para bapak suci,
ketahuilah bahwa saya menyadari martabat dan harkat
manusia yang sangat tinggi itu dari orang-orang Saracen
(orang-orang Arab muslim)”. Saracen adalah istilah
perang salib untuk orang Arab Muslim.
Giovanni mengatakan, dalam salah satu buku orang
Saracen, seseorang yang bernam aAbdulullah ditanya
oleh muridnya, “Wahai Abdulllah, apakah di muka
bumiini yang harus paling kita hormati dan harus kita
71
pandang sebagai mukjizat Tuhan?” Abdullah menjadab,
“manusia. Manusia adalah mukjizat Tuhan karena dia
adalah ciptaan Tuhan yang tertinggi. Laqad kholaqna ‘l-
insana fi ahsan ‘l taqwim. Sungguh telah kami ciptakan
manusia itu sebagai makhluk yang paling tinggi.
Kemudian Giovanni mengatakan, “ini sejajar dengan
yang kita warisi dari Yunani kuno. “ Tentu saja, karena
Giovanni orang Eropa, maka harus mengasosiasikan
dengan budaya Eropa sendiri.
Dalam mitologi Yunani ada seorang dewa namanya
Hermes Trismegistus yang ditanya oleh manusia
namanya Asclepius tentang hal yang sama. Sang dewa
ditanya, “apakah kiranya yang harus kita hormta di
muka bumi ini? “Dijawab,”manusia”.itulah bibit
prikemanusiaan di Barat. Itulah bibit dari humanism di
Barat yang berasal dari Islam. Dan itulah yang sekarang
berkembang macam-macam termasuk konsep-konsep
mengenai hak asasi manusia. Kita tidak boleh salah,
karena hak asasi itu asalnya dari Islam.
Sebelum ada pidato Giovanni, sebelu ada John Lock
yang tampil dengan konsep, life, liberty dan property, dan
sebelum ada Thomas Jefferson yang mengubah konsep
Lock menjadi, life, liberty, dan happiness. Yang kemudian
tertuang dalam berbagai dokumen termasuk Universal
Declaration of Human right, di Barat tidak ada konsep
mengenai manusia yang mempunyai harkat dna
martabat yang tinggi. Padahal dalam al-Qur’an sudha
dikaitkan dengan peristiwa pembunuhan pertama dalam
sejarah manusia.
Dikaitkan dengan knsep ukhuwah insaniyah seperti
termaktub dalam surat al-Hujurat di atas, semua ini
menjadi dasar bagi pandangan kontemporer tentang
72
pluralisme. Pluralisme ialah pengakuan terhadap
kenyataan pluralitas secara positif. Pluralitas bukan
untuk dilecehkan, tetapi dipandang sebagai asset untuk
memperkaya budaya atau penyuburan budaya karena
tukar-menukar antar budaya dan kelompok. Kalau kita
sanggup melihat yang demikian maka kita telah
menerapkan pluralism. Dan al-Qur’an sangat
mendukung pandangan seperti ini.
Ada pelajaran tentang pluralism ketika terjadi sedikit
polemic mengenai perubahan kiblat. Rasulullah saw tiba-
tiba saja pindah kiblat. Mula-mula beliau menghadap
Yerussalem. Waktu di Madinah tiba-tiba pindah kiblat
dengan cara agak dramatis, karena terjadi pada saat
sembahyang. Pada dua rakaat pertama menghadap ke
Yerusslem (utara) dan rakat kedua menghadap ke Masjid
Haram di Mekkah (Selatan). Tempat salat Nabi itu
sekarang diperingati dalam bentuk masjid yang disebut
sebagai masjid Kiblatain (masjid dua kiblat) di Madinah.
Maka terjadilah kontroversi atau polemic. Bahkan ada
sebagain penduduk Madinah waktu itu yang
memandang apa yang dilakukan Nabi itu berbau skandal
karena menganggap seolah-olah agamanya tidak serius.
Dalam rangka polemic itu Allah berfirman:
       
     
   
     
   
    
    
     
     
     
73
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
     
       
        
148. dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Istilah fastabiqul khoirot ada di beberapa tempat.


Semuanya terkait dengan kesediaan kita mengahargai
manusia yang memang diciptakan oleh Allah dalam
keadaan plural. Kalau ada orang yang kebetulan
kiblatnya tidak ke Mekkah, jangan dipersoalkan. Wa
likull wijat-un huwa muwalli-ha, setiap kelompok
mempunyai arah kemana mereka menghadap. Baik
menghadap ini secara fisik, seperti posisi kita
menghadap ke Mekkah. Ataupun secara mental yaitu
orientasi fastabiqu ‘l khoirot dalam pandangan hidup.
Karena itu berlomba-lombalah dalam menuju berbagai
kebaikan.
    
      
        
      
       
     
74
       
     
 
48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain
itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara
kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu,

Manusia ada yang mempunyai kelebihan, ada yang


mempunyai kekurangan. Perbedaan itu harus dijadikan
sebagai pangkal fastabiqu ‘l khoirat itu adalah kebajikan
yang banyak, tidak hanya satu. Nabi pun pernah ditegur
keras oleh Allah swt :

Di tempat lain disebutkan :


      
 
21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberi peringatan.
22. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,

Prinsip-prinsip seperti ini, sekarang ini relecan sekali


dalam perkembangan nasioanl kita. Kita harus kembali
kepada al-Qur’an inilah makna slogan yang sudah lama
dicanangkan kepada masyarakat kita, yakni seruan
kembali kepada al-Qur’an dan al-sunnah. Sayang, selama
ini kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah hanya
75
menyangkut fiqh. Banyak orang dengan gemas
mempersoalakan azan dua atau satu kali saat salat
Jum;at, salat tarawih sebelas atau dua puluh tia rakaat,
atas nama kembali kepada al-Qur’an. Sementara hal-hal
prinsipil yang langsung mempengaruhi masyarakat,
yang langsung menentukan bagaimana kita
menampilkan diri dalam kehidupan social dan politik,
tidak pernah dibicarakan.

Di NERAKA MASIH ADA CINTA


Sentul,

Setiap hamba secara wajar pasti berkeinginan menikmati kehidupan


di dunia ini dengan keindahan, kemewahan dan serba kenikmatan.
Lebih-lebih lagi dengan seribu harapannya dia berharap bias mudah
masuk surge dengan segala gambaran kenikmatannya.
Memang surge diciptakan Allah sebagai tempat balasan atas
kebaikan setiap hamba. Tetapi apakah pantas setiap hamba masih
terus bergelimang dengan keserakahannya hanya ingin terus
merasakan kehidupan yang enak.
Gambaran ini membuktikan bahwa setiap hamba sulit untuk mau
bersyukur lebih banyak dan besar pada sang khalik nya. Sebab
belum-belum setiap hamba selalu membuat kontrak untuk memiliki
segala kenikmatan sementara dia lupa atauh bahkan tidak kenal
dengan siapa yang member kenikmatan.
Keadaan jiwa dan ruh setiap hamba seperti diatas hanyalah bentuk
perwujudan hawa nafsu yang hanya mau sibuk memikirkan dirinya
sendiri.
Sekalipun benar bahwa setiap hamba akan membawa catatan prestasi
perbuatannya di dunia kelak di akherat akan tetapi bukankah Tuhan
mengajarkan pada hamba untuk selalu berpikir pada orang lain.
Lebih-lebih mereka yang berada di bawah tanggung jawabnya di
dunia dan akherat yakni umat.
Rasul bersabada ‫خير الناس انفعهم للناس‬

76
“Sebaik-baik manusia ialah mereka yang paling banyak member
manfaat pada orang lain”
Tuhan memang Maha Adil, dengan keadilannya Tuhan membuat
segala sesuatu di dunia ini terdapat balasannya.
DibuatNya surge tempat bagi hamba yang taat dan
neraka bagi hamba yang maksiat.
Itu sudah menjadi hukum Sunnatullah bahwa Allah tidak
pernah menganiaya hambaNya tetapi hambanya yang
menganiaya dirinya sendiri.
Abuya Abdul Qohar berkata Jangan takut dan gentar
bahwa sebenarnya hamba yang paling bijak yang selama
hidupnya hanya mencari Allah dan Rasulullah
harapannya bukan lagi ingin menikmati keindahan
segala pemberian balasan di surge tetapi mereka hanya
berharap pada Allah ingin keluar masuk neraka dengan
tugas mulianya ingin mencari umat untuk diselamatkan
dari panasnya api neraka. Panas menjadi dingin hanya
karena cinta. Pahit menjadi manis juga karena cinta.
Cinta akan mampu menciptakan kesulitan menjadi
mudah, kerusakan menjadi indah. Itulah yang kelak yang
dinamai dengan syafaat.
Pelajaran filosofisnya adalah bahwa hamba tidak lah
pantas selalu mengukur kehendak Tuhan dengan segala

77
aturan permainannya dalam kehidupan dunia. Hamba
yang bijak adalah hanya bias bersukur atas segala
apapun yang diberkan Tuhannya. Sekalipun itu pahit
dan sulit. Hidup akan lebih bermakna apabila dihiasi
dengan prinsip dan pengertian akan nilai syukur kepada
Tuhan. Setiap kesulitan pasti Tuhan akan menggantikan
dua kali lipat kemudahan. Semua hamba Allah yang
sudah lulus dan lolos menjadi hamba bijak adalah
mereka yang dihiasi hidupnya dengan kesulitan dan
kesempitan.
Berbagai kesempatan, kemudahan dan bahkan
kenikmatan yang berlebihan hanya membawa setiap
hamba pada kelengahan dan kelalaian.
Kalau di dunia saja setiap hamba sudah sering
melalaikan dirinya dari Tuhan bagaiamana bias dengan
segala keserakahannya dia akan mudah menikmati
surge. Nikmat hidup dunia saja sudah melupakannya
dari Tuhan apalagi dia berharap bias berada di surge.
Surga hanya milik hamba yang lalai pada Hakekat Allah.

‫شريعة‬

78
‫طريقة‬

‫حقيقة‬

‫معرفة‬

‫اسماء هللا‬

‫صفات هللا‬

‫افعال هللا‬

‫ذات هللا‬

‫مرتبة السبعة‬

‫االنسان الكامل‬

‫الصلوات محمد رسول هللا‬

‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل عَلى من َس َّم ْيتَهُ َذا ِكرًا َحبِيْبا ً ّو ُم َذ ِّكرًا ُم َح َّم ٌد َّرسُوْ ُل هللاِ‬
‫اللهم صل على من سميته أحم َد و محمدًا ّو سيّدًا محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته صابرا نّبِيّا ً ّو ُم َرقِّبا ً محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته غالبا و رحيما و حليما محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته عاقبا كريما و حكيما محمد رسول هللا‬

‫‪79‬‬
‫اللهم صل على من سميته عَدال َج َوادًا ّو ُمزَ ِّمالً محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته قاسما َّم ْه ِديًّا ّو هَا ِديا ً محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته َش ُكورًا ّو َح ِر ْيصًا ّو ُم َدثِّرًا محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته قاَئِ ًما َحفِيا ًّ َّو َع ْب َد هللاِ محمد رسول هللا‬
‫َّص ْيرًا َّو ُم ْه ِديا ً محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته َشا ِهدًا ب ِ‬
‫اللهم صل على من سميته بَا ِهيًا نُّوْ رًا َّو َم ِّكيًّا محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته َشا ِكرًا َّو َولِيا ًّ ّو نَ ِذ ْيرًا محمد رسول هللا‬
‫صفِيا ًّ ّو ُم ْختاَرًا محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته طَا ِهرًا َ‬
‫ص ِحيْحا ً ّو َش ِريْفا ً محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته بُرْ هاَنًا َ‬
‫اللهم صل على من سميته ُم ْسلِما ً ّر ُؤفًا َّر ِح ْي ًما محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته ُم ْؤ ِمنًا َحلِ ْي ًما ّو َم َدنِيا ًّ محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته قَيِّ ًما َّمحْ ُموْ داً ّو حا ِمدًا محمد رسول هللا‬
‫اللهم صل على من سميته ِمصْ باَحًا أمرًا َّو نَا ِهيا ً محمد رسول هللا‬
‫صلى هللا عليه و على أله و صحبه و أزواجه و ذرياته و أل بيته و رضي هللا عن‬
‫كل الصحابة أجمعين‬

‫‪EMPAT AJARAN UTAMA‬‬

‫‪SHOLAWAT MUHAMMAD‬‬

‫‪80‬‬
1. BERTAUHID YANG SEBENARNYA PADA

ALLAH

2. BERSHOLAWAT YANG SESUNGGUHNYA

PADA RASULULLAH

3. BERSIKAP JUJUR YANG SEMESTINYA PADA

DIRINYA SENDIRI

4. BERBAGI RIZKI PADA SAUDARA DALAM

URUSAN HARTA

81
82

Anda mungkin juga menyukai