Fahruddin Faiz SKEPTISISME: AL-MUNQIDZ MIN AL-DALAL
• Keraguan dalam kedewasaan spiritual
– Indera? – Akal? – AKSIOMA PERJUANGAN MENGATASI KERAGUAN 1 • ILMU KALAM – dapatkah menyembuhkan seseorang dari keraguan? • ILMU KALAM – tidak berguna bagi mereka yang menganut kebebasan berpikir yang sejati • ILMU KALAM – tidak menghalangi seseorang dari banaya keraguan oleh argumentasi PERJUANGAN MENGATASI KERAGUAN 2 • FILSAFAT – keunggulannya dalam ranah natural, matematika dan astronomi • FILSAFAT – tidak bisa menjangkau kebenaran absolut diluar ranah natural akal dan panca-indera • FILSAFAT – di level metafisika kehilangan kepastiannya PERJUANGAN MENGATASI KERAGUAN 3 • BATINIYAH (SYI’AH)? • Pengalaman keagamaan yang tidak dapat dikomunikasikan menjadi mungkin melalui otoritas Imam • Untuk menemukan kebenaran absolut diperlukan satu otoritas pasti • Seorang Imam tidak memiliki sandaran pasti selain dirinya sendiri PERJUANGAN MENGATASI KERAGUAN 4 • SUFISME? • Memiliki semangat populis Islam: tidak ada agama manusia yang secara esensial berbeda • Pengalaman ketuhanan universal oleh manusia dapat ditemukan • Epistemologi Huduri yang lebih meyakinkan TIGA KELAS MASYARAKAT AGAMA MEREKA YANG BERIMAN TANPA BERTANYA MEREKA YANG MENGEJAR DASAR RASIONAL ATAS KEIMANAN MEREKA MEREKA YANG SECARA LANGSUNG MENGALAMI KEBENARAN KEIMANAN MEREKA AWAM TAQDIS (Menyucikan) AL-’IMAN WA TASDIQ (beriman dan percaya) AL-I’TIRAF BI AL-’AJZI (mengakui kelemahan) AL-SUKUT ‘AN SU’AL (tidak mempertanyakan) AL-IMSAK ‘AN TASARRUF FI AL-ALFAD (menahan diri untuk ‘menggarap’ nash yang tidak dipahami) ◦ TAFSIR ◦ TA’WIL ◦ TASRIF ◦ TAFRI’ ◦ JAMA’ ◦ TAFRIQ EMPAT DIMENSI REALITAS (OBYEK ILMU) ‘Alam al-Mulk wa al-Syahadah (Dunia Fisis) ‘Alam Jabarut (Dunia proses mental) ‘Alam al-’Amr wa al-Malakut (Dunia Metafisis) ‘Alam Lahut / al-Hadrah al-Rububiyyah (Realitas Mutlak) METODE ANALITIKA GHAZALI ‘ILMU I’TIQAD ZANN SYAK WAHM JAHL ILMU Syar’iyah; ilmu yang diperoleh dari para Nabi Allah ◦ Al-Ushul (dasar) : Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ al-Ummah, Atsar al-Shahabah ◦ Al-Furu’ (cabang), meliputi; ilmu kemashlahatan dunia seperti fiqh, ilmu kemashlahatan akhirat seperti mukasyafah, mu’amalah (ahwal al-Qulub) ◦ Al-Muqaddimat (Pengantar), meliputi; ilmu yang merupakan alat seperti ilmu Bahasa dan tata bahasa Arab; nahwu sharaf. ◦ Al-Mutammimat (Suplemen), meliputi; ilmu Al-Qur’an seperti ilmu Qira’ah, dan tafsirnya. Ghairu Syar’iyah atau aqliyah adalah berbagai ilmu yang diperoleh melalui intelektualitas manusia. Ada yang Daruri, Iktisabi dan Laduni. Ada yang Mahmudah (terpuji), Mubah (dibolehkan), Madhmumah (tercela) Ada yang Fardu ‘Ain; ada yang Fardu Kifayah. TEORI NUR • NUR BAGI AWAM: Sesuatu yang membuat menjadi tampak/kelihatan; sarananya: indera, khususnya mata • NUR BAGI KHAWAS: Sesuatu yang membuat menjadi bisa dipahami; sarananya: akal • NUR BAGI KHAWAS-AL KHAWAS: Sesuatu yang membuat menjadi tampak dan terpahaminya semua hakikat; Kasyf, sarananya:terbebasnya akal dari al-khayalat, al-wahm dan al- i’tiqadat, bersihnya jiwa dan penuhnya ingatan hanya oleh Allah saja. EMPAT DIMENSI JIWA • Dimensi Ragawi • Pada hakikatnya merupakan unsur materi dari manusia yang dapat mengalami kerusakan dan kehancuran. Ia adalah benda pasif yang tak mempunyai daya tanpa rekayasa dari luar. • Dimensi Nabati (Tetumbuhan/al-Natiyyah) • Dimensi ini memiliki fungsi nutrisi (al-Qhadiyyah), fungsi pertumbuhan (al-Naamiyah), dan fungsi reproduksi (al-Muwallidah). • Dimensi Hewani (al-Hayawaniyyun) • Dimensi hewan terdapat dua daya yaitu daya penggerak (al-Muharrikah) dan daya penangkapan/persepsi (al-Mudrikah). • Dimensi Insani • Daya jiwa khas manusia atau dikenal dengan jiwa rasional (an-Nafs an-Natiqah), daya jiwa lebih tinggi dari pada itu, dan telah memiliki dua daya, yaitu daya praktis (al-Amilah) dan daya teoretis (al-Alimah, an-Nazariyah). Dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah akal (akal teoretis dan akal praktis) AKAL TEORITIS • Sedangkan daya/akal teoritis berfungsi menyempurnakan substansinya. substansinya bersifat immateri dan abstrak. Ia berhubungan dengan pengetahuan- pengetahuan yang abstrak dan universal. memiliki tingkatan-tingkatan sebagai berikut: • Akal Potensial (Hayuulaanii) • Pada fase ini akal masih berupa potensi. • Akal Properti/Habitual (bil Malakah/Mumkin) • Pada fase ini akal telah dimungkinkan untuk mengetahui pengetahuan aksiomatis secara reflektif. • Akal Aktual (bil Fi'li) • Pada fase ini akal telah bisa menggunakan pengetahuan pertama sebagai premis mayor dalam silogisme untuk memperoleh pengetahuan rasional kedua. Pengetahuan pertama sebagai modal dan pengetahuan kedua sebaga hasil pemikiran. • Akal Perolehan (al-Aql Mustafad) • Pengetahuan ini merupakan limpahan dari akal yang selamanya aktual (akal aktif malaikat yang bertugas untuk memberi pengetahuan pada manusia). AKAL PRAKTIS • Daya/akal praktis adalah daya yang bertanggung jawab mengatur badan, bekerja sama dengan hasrat yang mendorong manusia melakukan berbagai perilaku parsial. Misalnya malu, segan, menangis dan tertawa. Daya praktis berfungsi menggunakan tubuh melalui daya-daya hewan untuk mengontrol hawa nafsu sehingga hawa nafsu yang terdapat dalam badan tidak menjadi halangan bagi daya teoritis untuk membawa manusia ke tingkah yang lebih sempurna. RUH • Ruh adalah sesuatu yang bersumber dari rongga hati jasmani manusia kemudian tersebar keseluruh pokok-pokok dari bagian tubuh yang menerangi cahaya kehidupan dan panca indera. Seperti pelita yang menerangi ruangan dalam suatu rumah maka cahayanya akan menerangi setiap sudut dari rumah tersebut lalu menjadikan suatu rumah terang menderang karena cahaya yang diberikan pelita begitu pula halnya dengan tubuh yang selalu diterangi oleh cahaya ruh yang bersih dan terang. • Fungsi ruh adalah memberikan petunjuk melalui cahayanya yang selalu menerangi dalam tubuh sehingga manusia mengetahui dan mencapai ma’rifatullah. Ruh merupakan cahaya yang menerangi jasad, jasad tanpa ruh bagaikan pohon tanpa buah, dan seperi computer tanpa prossesor. QALB • Qolb menurut pengertian Ghazali terbagi menjadi dua pengertian: • Pertama Qolb adalah sebuah daging yang berada dalam tubuh yang tepatnya sebelah kiri dari dada manusia tepatnya dalam sebuah rongga yang dipenuhi oleh gumpalan darah hitam. Qolb inilah yang merupakan sumber ruh manusia dan menjadi tempat rahasia-rahasia manusia Qolb ini diberikan oleh Allah SWT kepada makhluknya baik hewan maupun manusia. • Kedua Qolb adalah sesuatu yang dianugrahkan Allah yang menjadi hakekat manusia dan dengan Qolb ini manusia dapat membedakan antara alim dan arif. Qolb inilah yang menunjukkan, menentukan sesuatu yang akan dilakukan oleh manusia baik perbuatan yang baik maupun yang buruk sehingga kehidupan manusia dan Qolb juga yang menjadikan sifat manusia seperti binatang bahkan lebih rendah dan dapat juga menjadikan derajat manusia seperti malaikat bahkan lebih tiggi. Qolb mempunyai fungsi yang amat penting dalam perbuatan-perbuatan manusia baik yang mulia maupun yang tercela. NAFS • Pertama Nafs adalah kekuatan pendorong dalam diri manusia. • Nafs adalah hakekat manusia. Nafs manusia dan dzat manusia mempunyai sifat yang bermacam-macam sesuai dengan keadaan manusia apabila dalam suatu permasalahan. Jika nafs dapat terkendali maka disebut Nafs mut’mainnah. Apabila dalam suatu permasalahan manusia berada jauh atau tidak terdapat sifat Allah dan bukan merpakan Nafs dari Allah melainkan Nafs yang datang dari ajakan golongan setan maka disebut dengan Nafs lawwamah. • Dalam Nafsu terdapat suatu kekuatan yang tersembunyi dan akan ketahuan ketika terkena dorongan seperti suatu motifasi yang diberikan kepada orang yang sudah putus asa. JENIS-JENIS FILOSOF Filosof Materialis (Dhariyyun) Mereka adalah para filosof yang menyangkal adanya Tuhan. Sementara itu, kosmos ini ada dengan sendirinya. Filosof Naturalis (Thabi’iyyun) Mereka adala para filosof yang melaksanakan berbagai penelitian di alam ini. Melalui penyelidikan- penyelidikan tersebut mereka cukup banyak menyaksikan keajaiban-keajaiban dan memaksa mereka untuk mengakui adanya Maha Pencipta di alam raya ini. Kendatipun demikian, mereka tetap mengingkari Allah dan Rasul-Nya dan Hari berbangkit. Mereka tidak mengenal pahala dan dosa sebab mereka hanya memuaskan nafsu seperti hewan. Filosof KeTuhanan (Ilahiyun) Mereka adalah filosof Yunani, sperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Aristoteles telah menyanggah pemikiran filosof sebelumnya (Materialis dan Naturalis), namun ia sendiri tidak dapat membebaskan diri dari sia-sia kekafiran dan keherodoksian. Oleh karena itu, ia sendiri termasuk orang kafir dan begitu juga al-Farabi dan Ibnu Sina yang menyebarluaskan pemikiran ini di dunia Islam. TAHAFUT FALASIFAH: 3 PENDAPAT YANG MENGGIRING KE ARAH KEKUFURAN QADIMNYA ALAM TIDAK TAHUNYA TUHAN TENTANG HAL-HAL JUZ’IYYAT KEBANGKITAN JASMANI TIDAK ADA KAUSALITAS • Hubungan sebab-akibat itu bukan hubungan kepastian. • Jangan sampai ada anggapan di kalangan umat Islam bahwa yang terjadi di alam semesta ini hanya rangkaian kebendaan semata (hukum sebab akibat); padahal ada kekuatan lain dibalik kebendaan itu yang merupakan rahasia tersembunyi, yang justru itulah sebab hakiki. • Jadi tidak pasti “api membakar”, “obat penyembuh” atau “roti pengenyang”. Misalnya: api tidak membakar Ibrahim karena memang api tidak membuat terbakar. • TUHAN BISA INTERVENSI DAN MELAKUKAN APAPUN KEHENDAKNYA ETIKA/AKHLAQ AKHLAQ, KATA DASARNYA KHALAQA. KHALQ= CIPTAAN_SIFATNYA EKSTERNAL_IJBARI KHULUQ= AKHLAK_SIFATNYA INTERNAL_IKHTIYARI TARGETNYA: HUSNUL-KHULUQ FOKUS GARAPANNYA= DIMENSI BATIN, RUH MANUSIA DALAM EMPAT VARIABELNYA: A) DAYA INTELEKTUALITAS, B) DAYA EMOSI, C) DAYA NAFSU, D) DAYA PENYEIMBANG HUSNUL-KHULUQ= MENDAYAGUNAKAN INTELEK- EMOSI- NAFSU- SECUKUPNYA SAJA DAN MENYIBUKKAN DIRI DENGAN IDEAL AKHLAQ AL- KARIMAH JALAN MENUJU HUSNUL-KHULUQ : MENDAPAT ANUGERAH DARI ALLAH ATAU DIUPAYAKAN SENDIRI SECARA SUNGGUH-SUNGGUH ATAU KEDUANYA MANIFESTASI HUSN AL-KHULUQ HASAN AL-BASRI= Selalu bermuka Ramah dan tersenyum AL-WASITHI= Selalu Menggembirakan Makhluk baik dalam suka maupun duka ABU USMAN= Ridha, ikhlas dan rela terhadap apapun ketentuan Allah_ Tidak pernah mengeluh AL_THURTAN= Sanggup menahan diri, tidak membalas, bahkan bersikap sayang dan memohonkan ampun terhadap orang yang menzalimi ABU SAID AL-KHUDRI= Tidak mendambakan apapun selain Allah KEBAHAGIAAN Sesungguhnya kebahagiaan binatang ternak itu di saat makan, minum, tidur dan melampiaskan hasrat seksnya. Jika Kita termasuk golongan mereka, maka bersungguh-sungguhlah dalam memenuhi kebutuhan perut dan kemaluan. Kebahagiaan binatang buas itu dikala ia berhasil memukul dan membunuh. Kebahagiaan setan itu ketika ia berhasil melakukan makar, kejahatan dan tipu muslihat. Jika kita berasal dari golongan mereka, maka sibukkanlah diri kita dengan kesibukan setan. Sedangkan kebahagiaan malaikat itu tatkala ia menyaksikan indahnya kehadiran Tuhan. Maka jika kita termasuk golongan malaikat, bersungguh-sungguhlah dalam mengenali asal-usul kita, hingga mengetahui jalan menuju kepada-Nya dan terbebas dari belenggu syahwat dan amarah. َم ْن َطلَ َب الْ ِعمْل َ ِل ُي َجا ِد َل ِب ِه الْ ُعلَ َم َاء َويُ َم ِار َي ِب ِه ال ُّس َفه ََاء َويَرْص ِ َف ِب ِه ُو ُج ْو َه النَّ ِاس ل َ ْي ِه ِإ َأ ْد َخهَل ُ النَّ َار )(H.R. Tirmidzi and Ibn Majah