Anda di halaman 1dari 19

ESTETIKA DAN AGAMA FAHRUDDIN FAIZ

Aesthetic 1. Representation (imitation, realism,


mimesis)
Theories: 2. Expressionism (emotionalism)
3. Formalism
4. Symbolic (non-verbal) communication
5. Instrumentalism
6. Institutionalism
7. Communication of moral and religious
ideas
• Esensi dari seni adalah untuk
Representation menggambarkan atau
(imitation, realism, memotret realitas.
• Seni yang baik adalah
mimesis): semacam ‘cermin’ dari realitas,
meng-imitasi alam atau
bentuk-bentuk ideal tertentu.
Expressionism (emotionalism):
• Esensi dari seni adalah ekspresi
dari emosi, batin, rasa, mood dan
mentalitas sang artis.
• Seni yang baik adalah yang
mampu secara efektif dan murni
wilayah batin tersebut
terekspresikan/tersampaikan
keluar
• Esensi dari seni adalah ketepatan
Formalism: baris, bentuk warna dan segala
properti dari satu karya; representasi,
ekspresi, dan hal yang lain tidaklah
terlalu penting.
• Seni yang baik memanfaatkan unsur-
unsur formal dari satu karya untuk
memicu “rasa estetis” dalam jiwa
pengamatnya.
Symbolic (non-verbal)
communication:
• Esensi dari seni adalah
mengkomunikasikan ide-
ide atau wawasan melalui
bahasa simbolik (non-
verbal).
• Seni yang baik mampu
mengkomunikasikan
maknanya secara efektif
melalui bahasa non-verbal.
Instrumentalism:
• Esensi dari seni
adalah manfaatnya
dalam membantu kita
memahami dan
meningkatkan
pengalaman hidup
kita
• Seni yang baik selalu
dimaksudkan untuk
satu tujuan yang baik.
Institutionalism:

• Nilai dari seni itu


ditentukan oleh “status”
yang diberikan oleh
institusi-institusi dari
dunia seni, bukan oleh
properti-properti dalam
karya seni itu sendiri.
Communication of moral and
religious ideas:
• Esensi dari seni adalah untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai moral dan
religius dari seorang artis kepada
pengamat/penikmatnya.
• Seni yang baik adalah satu bentuk
komunikasi yang tulus dari sang Artis yang
mempengaruhi penikmat/pengamatnya
dengan nilai-nilai moral-religius yang utama.
AGAMA & KEINDAHAN

 TUJUAN AGAMA: ETIKA (MENGATUR HUBUNGAN


MANUSIA DENGAN TUHAN/SESAMA/SEMESTA)
 TUJUAN ETIKA: RASA TENTERAM, RASA AMAN, RASA
NYAMAN
 RASA: DOMAIN ESTETIKA (MEMBERIKAN KEPUASAN,
KENYAMANAN, KEINDAHAN BAGI MANUSIA DALAM
MENJALANI KEHIDUPANNYA)
 ESTETIKA: MENGEJAWANTAH ANTARA LAIN DALAM SENI
 Agama memerlukan perwujudan dalam bentuk benda dan tindakan, baik untuk mengungkapkan
maupun membangkitkan emosi keagamaan di kalangan pemeluk kepercayaan suatu agama, agar
agama benar-benar dirasakan/dihayati manusia.
 Kemampuan suatu benda atau tindakan untuk mengungkap atau membangkitkan emosi
keagamaan bersandar pada daya simbolik yang dimiliki oleh benda atau tindakan tersebut.
 Daya simbolik suatu benda atau perilaku keagamaan bertumpu pada sistem kepercayaan manusia.
 Kemampuan suatu benda atau perilaku untuk membangkitkan atau mengungkapkan emosi
keagamaan, pada dasarnya selaras dengan daya pesona (enchantment) yang dimiliki oleh benda
seni atau perilaku seni.
 Oleh karenanya, benda atau perilaku agama sebenarnya berkelindan dan berkorelasi dengan
benda atau perilaku seni.
 Korelasi tersebut dapat berlangsung dalam dua arah: dari seni ke arah agama, dan sebaliknya;
dapat pula terjadi pergeseran ke arah penggabungan yang tidak saling meniadakan (sekaligus
agama dan seni)
ESTETIKA DALAM WORLD-VIEW OF
TAUHID

TAUHID: AL-WAHID AL-MUTA’ADDID FI AL-MUTAJALLI

 IMPLIKASI DOKTRINAL
 IMPLIKASI RITUAL
 IMPLIKASI INTELEKTUAL
 IMPLIKASI SOSIAL
 IMPLIKASI ESTETIK_ (TAHSINY-PENYEMPURNA)
KLASIFIKASI SENI DALAM
AGAMA
SENI SAKRAL_Berhubungan langsung dengan praktek-
praktek utama agama dan kehidupan spiritual; misalnya seni
kaligrafi, tilawah Al-Qur’an, dll.
SENI PROFAN_ Kebalikan seni sakral
SENI TRADISIONAL/RELIGIUS_Seni yang subyek atau
fungsinya bertema keagamaan, namun bentuk dan cara
pelaksanaannya tidak bersifat sakral.
LEVEL KEINDAHAN (GHAZALI)
• KEINDAHAN INDERAWI (SENSUAL)
• KEINDAHAN IMAJINATIF DAN EMOTIF
• KEINDAHAN AQLIYYAH/RASIONAL
• KEINDAHAN RUHANIYYAH
• KEINDAHAN ILAHIYAH
EMPAT FUNGSI SPIRITUAL SENI
 TAWAJJUD : Membawa penikmatnya mencapai keabadian jiwa yang
damai (mutmainnah) dan menyatu dengan keabadian dari yang abadi.
(GHAZALI)
 TAJARRUD : Pembebasan jiwa dari alam benda melalui sesuatu yang
berasal dari benda itu sendiri. (RUZBIHAN AL-BAQLI)
 TAZKIYAT AL-NAFS: Penyucian diri dari pemberhalaan terhadap
bentuk-bentuk melalui bentuk-bentuk itu sendiri (JALALUDDIN RUMI)
 HIKMAH: Menghasilkan kearifan untuk memahami kehidupan
(ALFARABI, IBNU SINA, AL JAHIZ, AL-MA’ARRI)
 DAKWAH: Penyebaran gagasan, pengetahuan, informasi yang berguna
 MADAH: Puji-pujian kepada Yang Maha Segala 
FIQIH SENI

 KREASI YANG MENGIMITASI MAKHLUK HIDUP HUKUMNYA


HARAM
 BOLEH, NAMUN HARUS DUA DIMENSI
 BOLEH TIGA DIMENSI,
NAMUN HARUS TIDAK
SEMPURNA/TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK HIDUP
 BOLEH APA SAJA ASAL TIDAK MENDORONG SYIRIK DAN
MENJAUH DARI ALLAH
 Kecenderungan estetika Islam: penolakan terhadap meniru obyek
luar secara naturalistis dan realiatis.
 Sikap ini ada kaitannya dengan aqidah Islam yang anti
pemberhalaan atau mitikonoklastis
 Di sisi lain, sikap ini juga timbul dari dorongan untuk memberikan
perhatian pada kreativitas pikiran dan imajinasi, juga keengganan
untuk semata-mata melayani hasil pengamatan indera.
 Karakter seni Islam adalah kreasi, bukan imitasi.
KARAKTERISTIK SENI ISLAM: TAK
TERBATAS
 Abstraksi adalah denaturalisasi penolakan terhadap figur natural. Sesuatu yang abstrak akan
memiliki sudut pandang tak terbatas.  
 Struktur Modular adalah kumpulan beberapa modul yang menghasilkan desain yang lebih
besar. Lalu Kombinasi Berurutan disini lebih menekankan bahwasannya seni disini tidak
dipandang melalui satu sudut tertentu karena kombinasi berurutan ini mengkombinasikan dari
ukuran desain yang besar sampai desain yang paling kecil. Tetapi desain yang besar tidak
menghancurkan ekspresi dari desain yang lebih kecil. Kesemuanya ini diulang, divariasi, dan
digabung dengan karena banyak sudut entitas dan tidak akan ada habisnya.
 Pengulangan. Untuk mencapai kesan tak terbatas inilah maka dibuatlah karya seni yang dibuat
secara berulang tingkat tinggi.
 Dinamis, yaitu desain yang harus dinikmati sepanjang zaman melawati ruang waktu dan visual
 Kerumitan. Detail yang rumit adalah ciri-ciri terakhir dari karateristik seni Islam. Kerumitan
dapat menarik perhatian orang yang memandangnya dan mengupayakan konsentrasi pada entitas
struktural yang ditampakkanya. Hanya dengan keragaman unsur-unsur internal dan semakin
rumitnya goresan serta komibinasinya maka dinamisme dan pola tak terbatas dapat diwujudkan.
CONTOH: ARABESQUE

Anda mungkin juga menyukai