MAKALAH
Dosen pengampu :
H. Ikin Asikin
Disusun Oleh :
2019
PENDAHULUAN
HADITS 1
TARJAMAH
Telah menceritakan kepada kami ‘amru bin hams telah menceritakan kepada kami
Al A’masy aku mendengar Abu Shalih dari Abu Hurairah radliyallahu’anhu berkata,
“Nabi salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku berada dalam prasangka hamba-Ku,
dan Aku selalu bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia mengingatKu dalam dirinya,
maka Aku mengingatnya dalam diriKu, dan jika ia mengingatKu dalam perkumpulan,
maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia
mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta,
dan jika ia mengingatkan kepadaKu sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa,
jika ia mendatangiKu dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan
berlari.”
TAKHRIJ HADITS
1. Sanad
2. Matan
3. Perawi hadits
PEMBAHASAN
MUFRODAT
HADITS 2
TARJAMAH
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata, telah menceritakab kepada kami yazid bin
zurai dari sulaiman attaimi dari abu utsman annadi dan ibu mas’ud bahwa ada seorang laki-laki mencium
seorang wanita ia lalu mendatangi nabi salallahu ‘alaihi wasalam dan mengabarkan kepada beliau maka
turunlah firman Allah (dan dirikanlah shalat pada kedua tepisiang (pagi dan petang) dan pada sebagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa
perbuatan yang buruk) Q.S. Hud:114. Laki laki itu lalub bertanya “Wahai Rasulullah,apakah ini khusus
buatku?” beliau menjawab: “Untuk semua umatku”
HADITS 3
TARJAMAH
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bassyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin
Abu Aidy dari Syu’bah dari Qatadah dari AbuAs-Shiddiq an-Najiy dari Abu Said Al-Khudry radiallahu
anhu dari Nabi shallahu alaihi wassalam bersabda: “Ada seorang dari kalangan Bani Isra’il yang telah
membunuh Sembilan puluh Sembilan orang manusia kemudian dia pergi untuk bertanya (tentag peluang
ampunan). Maka dia menemui seorang pendeta dan bertanya kepadanya; “Apakah ada pintu taubat
buatku’. Pendeta itu menjawab; “tidak ada”. Maka orang ini membunuh pendeta terebut. Kemudian dia
bertanya lagi lalu ada seorang laki-laki yang berkata kepadanya; “datangilah desa anu”. Kemudian orang
itu (pergi menuju desa dimaksud) dan ketika hampir menemui ajalnya dia bangkit sambil memegang
dadanya namun akhirnya meninggal dunia. Atas kejadian itu malaikat rahmat dan malaikat azab (siksa)
berselisih lalu Allah ta’ala mewahyukan kepada bumi yang dituju (desa untuk mencari taubat) agar
mendekat dan mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkan (tempat dia melakukan kejahatan) agar
menjauh lalu berfirman kepada kedua malaikat itu : “ukurlah jarak keduanya”. Ternyata orang itu lebih
dekat ke desa yang dituju maka dia diampuni”.