Anda di halaman 1dari 3

DORONGAN UNTUK BERTAUBAT

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits 1

Dosen pengampu :

H. Ikin Asikin

Disusun Oleh :

Putri Maryam (10030118017)

Aditya Nova Nugraha (100301180

Afnan Radha (100301180

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tahukah kamu bahwa manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan.
Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan
untuk hidup kembali, dan kemudian sesudahnya adalah perhitungan amal (hisab). Kelak
ada manusia yang beruntung dan tempat kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula
manusai yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan
beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan bekal untuk
hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai
amal shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun
diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti
berotbat, raja’(menunjukkan sikap menghara keridhaan Allah), optimis, dinamis,
mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri. Bab ini secara khusus akan
membahas sifat-sifat terpuji tersebut.
Menurut bahasa, arti taubat adalah kembali. Maksudnya, kembali dari segala yang
tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji. Taubat apabila
dibahasakan secara ringkas adalah meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji tidak
mengulanginya lagi. (penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah dilakukan).
Untuk membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya, manusia
diperintahkan untuk bertaubat. Tobat merupakan media untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini berupa taubat yang semurni-
murninya sebagaimana firman-Nya dalam suart At Tahrim (66) ayat 8 yang artinya: “ Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-
murninya.” (Q.S. At Tahrim (66) : 8).

HADITS 1

TARJAMAH

Telah menceritakan kepada kami ‘amru bin hams telah menceritakan kepada kami
Al A’masy aku mendengar Abu Shalih dari Abu Hurairah radliyallahu’anhu berkata,
“Nabi salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku berada dalam prasangka hamba-Ku,
dan Aku selalu bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia mengingatKu dalam dirinya,
maka Aku mengingatnya dalam diriKu, dan jika ia mengingatKu dalam perkumpulan,
maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia
mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta,
dan jika ia mengingatkan kepadaKu sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa,
jika ia mendatangiKu dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan
berlari.”
TAKHRIJ HADITS

1. Sanad
2. Matan
3. Perawi hadits

PEMBAHASAN

MUFRODAT

HADITS 2

TARJAMAH

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata, telah menceritakab kepada kami yazid bin
zurai dari sulaiman attaimi dari abu utsman annadi dan ibu mas’ud bahwa ada seorang laki-laki mencium
seorang wanita ia lalu mendatangi nabi salallahu ‘alaihi wasalam dan mengabarkan kepada beliau maka
turunlah firman Allah (dan dirikanlah shalat pada kedua tepisiang (pagi dan petang) dan pada sebagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa
perbuatan yang buruk) Q.S. Hud:114. Laki laki itu lalub bertanya “Wahai Rasulullah,apakah ini khusus
buatku?” beliau menjawab: “Untuk semua umatku”

HADITS 3

TARJAMAH

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bassyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin
Abu Aidy dari Syu’bah dari Qatadah dari AbuAs-Shiddiq an-Najiy dari Abu Said Al-Khudry radiallahu
anhu dari Nabi shallahu alaihi wassalam bersabda: “Ada seorang dari kalangan Bani Isra’il yang telah
membunuh Sembilan puluh Sembilan orang manusia kemudian dia pergi untuk bertanya (tentag peluang
ampunan). Maka dia menemui seorang pendeta dan bertanya kepadanya; “Apakah ada pintu taubat
buatku’. Pendeta itu menjawab; “tidak ada”. Maka orang ini membunuh pendeta terebut. Kemudian dia
bertanya lagi lalu ada seorang laki-laki yang berkata kepadanya; “datangilah desa anu”. Kemudian orang
itu (pergi menuju desa dimaksud) dan ketika hampir menemui ajalnya dia bangkit sambil memegang
dadanya namun akhirnya meninggal dunia. Atas kejadian itu malaikat rahmat dan malaikat azab (siksa)
berselisih lalu Allah ta’ala mewahyukan kepada bumi yang dituju (desa untuk mencari taubat) agar
mendekat dan mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkan (tempat dia melakukan kejahatan) agar
menjauh lalu berfirman kepada kedua malaikat itu : “ukurlah jarak keduanya”. Ternyata orang itu lebih
dekat ke desa yang dituju maka dia diampuni”.

Anda mungkin juga menyukai