Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ramat dan ridhonya
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang “Penggunaan Gaya Bahasa Indonesia dalam lirik lagu”. Sebagai
pelengkap tugas Ulangan Akhir Semster 1 ini
Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan untuk Nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita
semua, yang dimana petunjuk itu merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar. Yaitu
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia yang paling besar dari
Allah bagi seluruh alam semesta ini.
Tidak lupa juga pada kesempatan ini,saya igin menyampaikan rasa terimakasih
saya yang sebanyak-banyaknya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak
Heri Isnaini danselaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini dapat berguna dan
juga bermanfaat dalam peningkatan pengetahuan dan juga peingkatan wawasan terkait
pembahasan penggunaan bahasa Indonesia dalam sebuah lirik lagu.
Pada makalah saya ini,akhirnya saya dapat menyadari bahwa banyak sekali
kekurangan,serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya benar-benar
membutuhkan tanggapan,kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan akan
saya tulis dengan baik di kemudian hari jika saya menulis makalah kembali.
Di akhir kata untuk kata pengantar ini saya berharap makalah sederhana ini dapat
dimengerti oleh setiap orang yang membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam makalah sayaa terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
DAFTAR ISI
3.2 Pembahasan Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Dilihat Dari Setiap Lirik: ................................ 17
3.3 Pembahasan Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Dilihat Dari Setiap Bait .................................. 19
Bibliography .................................................................................................................................. 23
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 24
BAB 1 PENDAHULUAN
Lagu merupakan salah satu media yang dimana di manfaatkan sebagai kajian untk
pembelajaran bahasa Indonesia,yang di dalamnya mengkaji kebahasaan yang di
gunakannya. Sebuah lagu dapat di manfaatkan sebagai sarana kita untuk melatih
kemampuan menulis kita. Lagu dapat di golongkan ke dalam bentuk puisi,puisi yang di
nyanyikan. Tidak semua lagu terdengar seperti puisi,lagu dapat terdengar seperti puisi
apabila penyair dapat menghidupkan perasaan,membuat kita tertarik,dan menyampaikan
tanggapan yang jelas untuk kita pahami.
Beralih dari pengertian lagu yang termasuk ke dalam bentuk puisi,sebuah lagu pasti
menggunakan bahasa yang akan mudah di pahami oleh banyak orang. Maka dari itu
peran bahasa dalam sebuah lagu sangatlah penting. Bahasa yang terkandung dalam
sebuah lagu harus bisa menyampaikan komunikasi–komunikasi yang ingin penyair
sampaikan,entah itu tentang pengalaman pribadinya,perasaannya,pikirannya,atau hal-hal
lain yang ingin tersampaikan.
Selain dengan ragam bahasanya,gaya bahasa pun sangat berperan penting dalam
sebuah lagu,karena dengan gaya bahasalah hal-hal yang ingin di sampaikan oleh penyair
bisa di ungkapkan dengan jelas tanpa salah pengertian. Selain dikarenakan hal itu,dengan
gaya bahasa,kita akan mampu menemukan cara mengungkapkan isi pikiran kita,tidak lain
kita akan melibatkan jiwa dan kepribadian seorang penyair atas apa yang ia ingin
sampaikan lewat lagunya.
Lagu merupakan musik yang bersifat mendunia,yang dimana semua orang dapat
mendengar dan menikmatinya. Dengan penjelasan-penjelasan di atas,saya ingin mengkaji
dan meneliti sebuah lagu yang di bawakan oleh sherina munaf yang berjudul “jalan
cinta”. Lagu ini merupakan lagu yang digunakan sebagai latar sebuah film,film yang
berjudul “ayat-ayat cinta”.
Saya memilih lagu ini di karenakan saya menyukainya,lirik lagu yang di sampaikan
dapat di tanggap dengan baik,apa yang penyair sampaikan,tersampaikan dengan baik.
Lirik lagu dapat mengantarkan kita ke dalam hati yang merasa sedih,dan itu semua dapat
kita rasakan secara langsung tanpa kita harus memahami keadaan seperti apa yang ingin
penyair sampaikan.
Saya ingin mengkaji makna-makna bahasa yang di sampaikan oleh penyair dan
ragam bahasa apa yang di gunakannya dalam penulisan lirik demi lirik dalam lagunya.
Selain itu tugas ini saya kerjakan untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
1. Penggunaan gaya bahasa apa saja yang di pakai dalam lirik lagu jalan cinta ?
2. Pesan-pesan apa saja yang ingin di sampaikan oleh penyair terhadap pendengar?
2. Untuk dapat mengetahui makna ucapan bahasa lirik lagu yang di sampaikan oleh
penyair kepada pendengar
3. Untuk dapat mengetahui pesan-pesan apa saja yang ingin di sampaikan oleh penyair
kepada pendengar
1. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah
didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang sebenarnya.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran penggunaan gaya bahasa Indonesia yang di terapkan dalam lirik-lirik
lagu
3. Bagi penulis,hasil penelitian dapat dijadikan sebagai nasihat yang di dapat dari
makna-makna dan juga pesan-pesan yang tertulis dalm sebuah lirik lagu melewati
bahasa yang di gunakannya
Lagu, Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan
musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam
nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.
Lagu dapat dinyanyikan secara solo, berdua (duet), bertiga (trio) atau dalam
beramai-ramai (koir). Perkataan dalam lagu biasanya berbentuk puisi berirama, namun
ada juga yang bersifat keagamaan ataupun prosa bebas. Lagu dapat dikategorikan pada
banyak jenis, bergantung kepada ukuran yang digunakan.
Nyanyian adalah syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi
tertentu hingga membentuk harmoni. Nyanyian sering juga disebut sebagai lagu yang
berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal
(biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau
suara yang berirama disebut juga dengan lagu.
Bernyanyi adalah melafalkan syair sesuai nada, ritme, dan melodi tertentu hingga
membentuk harmoni.
Lirik lagu sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang
sesuai dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat
menimbulkan perasaan tertentu dalam hati orang lain.
Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan
dan selalu memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai
untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah novel
pasti terdapat macam macam majas gaya bahasa sebagai daya tarik novel tersebut.
2. Majas Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan
3. Majas Litotes
4. Majas Repetisi
Adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini sering
digunakandalam berpidato.
5. Majas Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut makin lama
makin memuncak.
6. Majas Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut makin lama
makin menurun.
7. Majas Asidenton
Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa
menggunakan kata penghubung.
8. Majas Polisindenton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata
penghubung.
9. Majas Koreksio
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang slah, kemudian dibetulkan
agar menarik.
10. Majas Interupsi
1. Majas Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara
langsung.
2. Majas Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti
manusia.
3. Majas Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan
pengertian yang dimaksud.
4. Majas Metonimia
Adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah
nama (merek dagang).
5. Majas Sinekdoke
Contoh: Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.
6. Majas Eufemisme
Adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga lebih
sopan.
7. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang dipergunakan sebagai sarana menjelaskan hal
tertentu secara tidak langsung namun masih memiliki keterkaitan. Alegori menerangkan
hal yang tersirat dengan menggunakan perbandingan diluar konteks.
8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan dua hal menggunakan kata
penghubung.layaknya, bagai, bak, bagai, dan lain sebagainya. Kok sama dengan majas
perumpamaan, ya memang hampir mirip.
1. Majas Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai
tidak terasa.Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang
mengandung arti kebalikan yang dimaksud.
Contoh:
2. Majas Sinisme
Contoh: Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.
3. Majas Sarkasme
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat menyakitkan hati
bagi orang yang disindir.
Contoh: Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain!
4. Majas Alusio
Adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang sudah
lazim.
Contoh: Anda ini senang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula.
(pura-pura tidak tahu, bertanya pula).
1. Majas Paradoks
Adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti ternyata tidak ada
pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh:
a) Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan Tuhan.
b) Setelah ditinggal pergi anaknya, ibu itu merasa sepi hidup di kota yang ramai ini.
2. Majas Antitesis
Contoh: Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapai dengan bersera kepada Allah
SWT.
3. Majas Hiperbola
4. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa kebalikan dari majas hiperbola atau majas yang
terkesan merendahkan perumpamaan agar memberikan kesan santun atau merendah.
f. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menekankan sebuah hal
agar tampak lebih tegas bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi pendengar atau
pembacanya. Ada 7 macam jenis dalam majas penegasan. Berikut ini adalah 7 macam
jenis majas penegasan beserta contohnya.
1. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menyatakan perihal yang sudah jelas, namun
tetap diberi penambahan kata lain agar semakin jelas maksud dan tujuannya.
2. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah suatu kata yang masuk dalam beberapa frasa digunakan
untuk menegaskan sebuah perihal.
3. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah bentuk majas yang sering digunakan untuk menegaskan
maksud sebuah ujaran atau kalimat. Biasanya sering ada dalam bait-bait puisi.
4. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah Majas yang skemanya mengulang kata dalam sebuah
kalimat dengan perulangan kata untuk lebih menegaskan maksud dan maknanya.
Biasanya juga persamaan katanya. Majas Tautologi juga biasa digunakan dalam tulisan
resmi seperti Contoh Surat Resign
5. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah majas yang menyatakan dua hal yang didalamnya berturut-
turut memilki penegasan makin tinggi.
6. Majas Antiklimaks
Majas anti klimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan dua hal yang
didalamnya makin menurun
7. Majas Retorik
Majas retorik adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang tidak perlu dijawab.
Majas ini biasanya digunakan untuk menegaskan pernyataan atau kalimat, bisa juga
sebagai sarana untuk sindiran.
Makna dalam sebuah lirik lagu merupakan hal-hal yang terdapat di dalam kata-
perkata sebuah lagu. Yan dimana kata-kata itulah yang akan membuat kita mengerti apa
maksud dari lagu ini dan apa makna yang di sampaikan oleh penyair melalui lagu itu.
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan
bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan
dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh
makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).
Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau
kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami,
dimengerti, dan tidak salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan
resksi dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata
tertentu.
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni
makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.
Makna Denotatif
Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan
pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative
digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin
menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran
ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna
denotative.
Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri
nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).Makna denotatif adalah makna
dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai
dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera,
1991:69).
Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar
bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40).
Makna Konotatif
Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-
nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat
atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-
kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya
menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna
denotatif.
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa,
tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-
kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan
atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk
mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau
kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
Makna Leksikal
Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah
leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus
inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).
Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata
bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal
sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada
kata gantungan adalah alat.
Makna Asosiatif
1. Makna Kolokatif
2. Makna Reflektif
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan
konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu
terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau
pengalaman sejarah.
3. Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau
situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri
merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa
secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa
yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.
4. Makna Afektif
Makna Ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan
dalam berbahasa.
5. Makna interpretatif
BAB 3 PEMBAHASAN
Cinta,merupakan hal yang dimana manusia akan di buat bingung olehnya. Perlu kita
pahami bahwa dalam sebuah rasa cinta itu membutuhkan kekuasaan Allah dan melalui
ayat-ayatnya lah kita mendapatkan arti cinta yang sebenarnya,dengan aya-ayat nyalah
kita mendapatkan barakah cinta.
“semua resah hati manusiamu untuk membagi kisah atas nama cinta
derai air mata di setiap sujudmu seperti tak pernah cukup untuk menjagaku
“jangan butakan
hati menjadi
“kau hembuskan
3.2 Pembahasan Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Dilihat Dari Setiap Lirik:
A. Majas Penegasan:
b. “derai air mata di setiap sujudmu seperti tak pernah cukup untuk
menjagaku”
B. Majas Perbandingan:
C. Majas Sindiran
D. Majas Pertentangan
E. Majas Penegasan
3.3 Pembahasan Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Dilihat Dari Setiap Bait
a) Bait pertama:
Bait pertama ini menggunakan gaya bahasa Sinekdok pars pro toto,yaitu gaya bahasa
yang dinyatakan oleh seluruh bagian tetapi sebenarya mewakili satu maksud yang sama.
b) Bait kedua:
c) Bait ketiga:
Bait ketiga ini menggunakan gaya bahsa sinekdok pars pro toto,yaitu gaya bahasa yang
dinyatakan oleh seluruh bagian tetapi sebenarnya mewakili satu maksud.
d) Bait keempat:
“jangan butakan hati menjadi cinta yang semu..oo.. cinta yang semu”
Bait keempat ini menggunkan gaya bahasa personifikasi dan juga gaya bahasa
simploke,gaya bahasa simploke adalah pengulangan yang sama pada awal dan akhir
kalimat.
e) Bait kelima:
“kau hembuskan ayat-ayat cinta untukku di tengah terik matahari dan dinginnya malam”
Bait kelima ini mengunkan gaya bahasa personifikasi dan juga gaya bahasa sinekdok pars
pro toto.
f) Bait keenam:
“kau panjatkan ayat ayat cinta pada-Nya melindungi dan menjaga kisah cinta
kita..aaaaa….”
Bait keenam ini menggunakan gaya bahasa personifikasi dan juga gaya bahasa sinekdok
pars pro toto.
derai air mata di setiap sujudmu seperti tak pernah cukup untuk menjagaku
pada bait pertama terdapat makna konotasi,yang berarti makna kiasan atau makna
ungkapan idiomatis yang memerlukan beberapa penafsiran atau di sebut juga makna tidak
sebenarnya.
“kau panjatkan
pada bait kedua,kelima dan keenam terdapat makna idiomatik,yaitu makna kata yang
terdapat dalam kelompok kata tertentu yang maknanya tidak sama dengan makna asli dari
kata tersebut.
“jangan butakan
hati menjadi
pada bait ke tiga dan keempat ini mengandung makna konotasi,yaitu makna kiasan atau
makna ungkapan idiomatic yang memerlukan beberapa penafsiran atau disebut juga
makna tidak sebenarnya.
Cinta,merupakan hal yang dimana manusia akan di buat bingung olehnya. Perlu kita
pahami bahwa dalam sebuah rasa cinta itu membutuhkan kekuasaan Allah dan melalui
ayat-ayatnya lah kita mendapatkan arti cinta yang sebenarnya,dengan aya-ayat nyalah
kita mendapatkan barakah cinta.
Menyangkut dengan kekuasaanNya dalam hal cinta,terdapat perasaan
ikhlas,ketulusan,kekuatan,pemahaman, yang mengantarkan kita kepada hal yang positif
jika kita mengaplikasikan perasaan itu dengan baik.
Melalui cinta,kita akan belajar memahami bahwa waktu kita di dunia ini sangatlah
singkat. Janganlah sampai waktu kita habis untuk menggenggam suatu hal yang membuat
kita menyesal dan sia-sia untuk kita lakukan. Semoga dengan cinta yang kita punya,kita
bisa memahami lebih baik arti yang sebenarnya,yang dapat mengantarkan kita menuju
cinta yang sebenarnya,cinta untuk menuju kepadaNya,cinta yang abadi,cinta untuk
diakhirat kelak.
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan kajian teori,hasil analisis dan pembahasan yang telah di lakukan dapat di
ambil kesimpulan yaitu:
2. Berdasarkan hasil analisis penggunaan gaya bahasa dilihat dari bait lirik lagu,dapat
disimpulkan bahwa di dalamnya terdapat berbagai jenisa gaya bahasa. Dari mulai
gaya bahasa penegasan,gaya bahasa perbandingan ,gaya bahasa pertentangan dan
gaya bahasa sindiran.
3. Berdasarkan hasil analisis penggunaan makna kata dilihat dari bait lirik lagu,dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua makna kata yang di gunakan yaitu makna konotasi
dan makna idiomatic
4. Berdasarkan hasil penelitian pesan-pesan yang terkandung dalam lagu “jalan cinta “
adalah memberitahukan bahwa cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang abadi
yang mengantarkan kita kepada cinta yang sebenarnya,yaitu cinta kepada
Allah,bukan cinta yang semu,cinta kepada manusia yang hanya sementara.
4.2 Saran
1. Dosen bahasa Indonesia dapat menggunakan analisis ini sebagai contoh untuk
metode pembelajaran penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagu
2. Bagi pembaca dan juga bagi pendengar lagu “jalan cinta” ini dapat mengetahui
penggunaan gaya bahasa apa saja yang di gunakan dalam penyairan lirik lagunya.
4. Bagi semua orang,semoga pesan dan makna dalam lagu “jalan cinta” yang telah saya
tuliskan dapat di tanggapi dengan baik,tidak salah di pahami.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Bambang, T. (1984). Tata Bahasa Indnesia cetakan II. Jakarta: Yudistira.
https://www.ilmubahasa.net/2014/11/macam-macam-gaya-bahasa-majas.html#. (n.d.).
LAMPIRAN
PENGGUNAAN GAYA BAHASA DAN MAKNA
MAKALAH
Oleh
NPM 10030118033
BANDUNG
2018