Anda di halaman 1dari 13

Pendapat semacam ini dilandasi oleh adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia

yang nyata ini :

a) Hukum Say (Say’s law) yang mengatakan bahwa setiap barang yang diproduksi selalu ada
yang membutuhkannya (memintanya) (supply creates its own demand) berlaku dan

b) harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bias
dengan mudah berubah (naik atau turun) sesuai dengan tarik-menarik antara penawarannya dan
permintaannya.

Hukum Say mengatakan bahwa “supply creates its own demand”, berdasarkan logika bahwa
setiap proses produksi mempunyai dua akibat :

a) menghasilkan barang/jasa sebagai hasil produksi, dan

b) memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam


proses produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan nilai dari hasil produksi tersebut.

Jadi secara total di dalam suatu masyarakat pada suatu waktu selalu terdapat cukup penghasilan
untuk dibelanjakan pada hasil-hasil produksinya. Kekurangan permintaan akan suatu barang
tertentu masih bisa terjadi, tetapi bahwa secara agregat permintaan masyarakat tidak cukup untuk
membeli hasil-hasil produksinya sendiri adalah tidak masuk akal.

Kelebihan produksi secara umum adalah tidak mungkin. Harga-harga cukup fleksibel untuk
menampung tarik menarik permintaan dan penawaran, maka bila seandainya barang A yang telah
diproduksi tidak bisa terjual, mekanisme harga akan mengakibatkan harga barang A turun, dan akan
mengakibatkan sesuai dengan hukum permintaan, kenaikan dari jumlah barang A yang diminta
konsumen. Kalau harga barang A cukup fleksibel, maka harga tersebut akan terus turun sampai
semua kelebihan produksi barang A habis terjual. Perekonomian sekali lagi ada pada posisi
keseimbangan antara permintaan dan penawaran baik secara makro maupun secara mikro (full
employment). Jadi bagi suatu perekonomian (laissez faire) posisi di luar posisi keseimbangan ini
selalu merupakan keadaan sementara saja. Posisi keseimbangan (full employment) inilah yang
merupakan posisi yang “normal” bagi perekonomian.

2.1.2 Pasar Barang atau jasa dilihat dari Teori Keynes

Kemungkinan Kelebihan Produksi. Keynes menolak Hukum Say. Menurut Keynes kelebihan produksi
secara umum bisa terjadi. Kelebihan penawaran (supply) ini terjadi bila permintaan (demand)
masyarakat akan barang-barang/jasa tidak cukup kuat. Keynes masih menerima pendapat Say
bahwa setiap proses produksi mempunyai akibat ganda, yaitu menghasilkan output dan penghasilan.
Tetapi daya beli yang dimiliki oleh masyarakat tidak selalu harus sama dengan daya beli yang betul-
betul dibelanjakan oleh masyarakat di pasar barang. Sebagian dari daya beli tersebut memang
dibelanjakan (permintaan efektif) dan sebagian lagi akan ditabung. Menabung tidak menambah
permintaan efektif di pasar barang.

Untuk menerangkan pendapat Keynes, misalnya dalam perekonomian hanya ada


dua sektor : sektor rumah tangga dan sektor produsen. Daya beli sektor rumah tangga sebagian
ditabung di lembaga keuangan. Hanya apabila tabungan tersebut dipinjamkan kepada sektor
produsen untuk membiayai investasi mereka, maka daya beli tersebut menjadi permintaan efektif di
pasar barang. Kalau misalnya para produsen hanya mau mempergunakan separoh dari tabungan
tersebut, maka ini berarti bahwa permintaan efektif di pasar barang berjumlah kurang dari nilai
keseluruhan output yang ditawarkan di pasar tersebut. Dengan kata lain tidak semua barang yang
diproduksi akan terbeli.

KemungkinanKekurangan Produksi. Besar kecilnya permintaan efektif (total) sangat


tergantung pada keputusan para konsumen (rumah tangga) mengenai besar pengeluaran
konsumsinya dan keputusan para produsen mengenai besarnya investasi yang mereka ingin
laksanakan dalam periode tersebut.

Menurut Keynes, keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga cukup stabil dan
biasanya hanya berubah apabila tingkat pendapatan rumah tangga berubah. Menurut Keynes, yang
sulit diterka adalah perilaku produsen dalam pengeluaran investasinya, sehingga gejolak
pengeluaran investasi inilah yang sangat menentukan gejolak GDP dan kesempatan kerja.

Apabila pengeluaran investasi yang diinginkan para produsen ternyata lebih besar
daripada dana yang ditabung oleh sektor rumah tangga, maka ini berarti bahwa permintaan efektif
lebih besar daripada nilai output yang tersedia. Berapa besar kelebihan permintaan efektif ini akan
mengakibatkan kenaikan GDP dan berapa besar akan mengakibatkan kenaikan harga, tergantung
pada tersedianya kapasitas produksi yang belum terpakai dalam masyarakat. Bila masih cukup
banyak kapasitas produksi yang belum bekerja secara penuh, maka kelebihan permintaan efektif
akan menaikan produksi (GDP) pada periode berikutnya tanpa menaikkan harga-harga. Tetapi
apabila kapasitas produksi sudah dalam pengerjaan penuh, maka kelebihan permintaan efektif
tersebut tidak bisa diimbangi dengan kenaikan produksi (GDP), sehingga kelebihan permintaan
seluruhnya akan mengakibatkan kenaikan harga-harga (inflasi).

2.1. 3 Keseimbangan Pasar Barang atau jasa

Kapan keseimbangan pasar barang dan jasa terjadi. Keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila
penawaran barang dan jasa (aggregate supply) telah sama dengan permintaannya (aggregate
demand) atau bila total produksi sama dengan total pengeluaran.

Y = AE

C+S=C+I

S=I

f(Y) = f(r)

Pada saat itu, tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi penawaran agregrat, telah sama dengan
investasi (invesment) yang mewakili sisi permintaan agregrat. Kondisi tersebut digambarkan oleh
sebuah kurva yang disebut kurva IS (IS curve). Nama kurva IS dikaitkan dengan kondisi dimana
invesment = saving (I=S). Dengan demikian kurva IS didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan
hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan nasional yang menjamin
(memungkinkan) pasar barang dalam keadaan seimbang.

2.1.3.1 Penurunan Kurva IS

Untuk menurunkan kurva IS dibutuhkan dua kurva, yaitu kurva keseimbangan keynesina dan kurva
permintaan investasi. Agar proses penurunan (derivasi) kurva IS dapat lebih mudah diiuti, fungsi
konsumsi dan investasi diasumsikan linier. Diagram I menunjukkan penurunan kurva IS
DIAGRAM I

Diagram I menunjukkan fungsi investasi, dimana penurunan di dalam tingkat bunga yaitu dari i0 ke i1
telah menyebabkan investasi naik dari I0 ke I1 . Dalam diagram II ditunjukkan bagaimana kenaikan
dalam investasi akibat dari penurunan tingkat bunga telah menyebabkan kurva permintaan atau
pengeluaran agregat (AD) bergeser ke kiri atas yaitu dari AD0 ke AD1 , yang selanjutnya akan
mendorong pendapatan naik dari Y0 ke Y1 . Sedangkan diagram III menunjukkan kurva IS yang
menghubungkan tingkat bunga dan pendapatan, dimana tingkat bunga yang semakin rendah telah
menyebabkan pendapatan semakin besar, dan sebaliknya.

2.1.3.2 Pegeseran Kurva IS

Seandainya pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka kurva IS akan bergeser jika
pengeluaran investasi otonomus berubah. Diagram II berikut menunjukkan jika investasi otonomus
makin besar,

2.3 Pasar Uang dan Modal

Pasar uang dan modal adalah interaksi antara permintaan serta penawaran uang dalam arti hak
penggunaan uang di mana yang membutuhkan uang adalah pihak yang akan mengelola dana yang
didapat untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Pihak yang menawarkan uang dan modal adalah pihak yang rela menunda penggunaan uang untuk
mendapatkan keuntungan dari dana yang dikeluarkannya untuk dikelola.Pasar finansial dipengaruhi
oleh kebijakan Moneter yaitu kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dan suku bunga.

 Fungsi Pasar Uang


Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha untuk
mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Pasar uang
mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan non
keuangan dan peserta - peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek
maupun dalam rangka memijamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi
sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank
Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi
moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur
uang, dan bank sentral pemerintah. Fungsi yang lain adalah :

1. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal


kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;

2. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli


Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan

3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

 Instrumen pasar uang

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup
bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan
negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia, meliputi :

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .

SBI adalah surat berharga yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang yang berjangka waktu
pendek dan diperjual belikan dengan diskonto. Contoh :

Auction of Bank Indonesia Certificates (SBI) and

Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS)

12 July 2012

Auction Date 12 July 2012

Instrument SBI SBIS

Tenor 9 months (273 days) 9 months (272 days)

Settlement Date 12 July 2012 12 July 2012

Due Date 11 April 2013 10 April 2013

Overall Indicative Target Rp9.000,00 Rp300,00

Received Offer Rp8.308,00 Rp132,00

Range of Bid Rate 4,25%-5,00% -

Frequency of Auction 86 5
Absorbed Amount Rp6.285,00 Rp132,00

Stop Out Rate (SOR) SBI 4,50% (full amount) -

Weighted Average SBI’s Auction 4,45727% -

Return of SBIS - 4, 45727%

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBBU)

SBPU adalah surat berharga yang diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau lembaga lainnya
yang ditunjuk sebagai pelaksanannya.

3. Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka dimana bukti simpananya dapat diperjual belikan.

4. Call Money

Call Money adalah pinjaman singkat antar bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik dengan jangka
waktu berkisar antara 1 hari s/d 1 minggu.

5. Commercial Paper

Commercial Paper adalah surat utang tanpa jaminan dengan jangka waktu 2 hari s/d 270 hari.

6. Repurchase Agreement

Repurchase Agreement adalah penjualan suatu surat berharga disertai komitmen dari penjual
bahwa penjual akan membeli kembali surat berharga tersebut pada waktu dan harga tertentu.

7. Treasury Bills

Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dengan jangka waktu 90 hari - 1 tahun

8. Promissory Notes

Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan adanya utang piutang jangka
pendek antara.

 Indikator Pasar Uang

Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan
pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:

1) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp) : Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap
bank lain dalam hal pinjam meminjam dana dalam bentuk rupiah.
2) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp) : Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam
meminjam dalam bentuk rupiah.

3) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$) : Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank
terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk US $.

4) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$) : Jumlah transaksi antar bank dalam hal
pinjam meminjam dalam bentuk US $.

5) J1BOR (Jakarta Interbank Offered) : Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam
meminjam antar bank.

6) Suku bunga deposito Rupiah (%/Th) : Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang
mendepositokan uangnya dalam bentuk Rupiah

7) Suku bunga deposito US$ (%/Th) : Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang
mendepositokan uangnya dalam bentuk US $.

8) Nilai Tukar Rupiah (Kurs) : Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya

9) Suku bunga kredit : Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan
lainnya kepada para kreditor

10) Inflasi : Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu
waktu tertentu

11) Indeks Harga Konsumen (IHK) : Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan
jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.

12) Sertifikat Bank Indonesi (SBI) : Instrumen investasi jangka pendek yang bebas resiko.

 Manfaat Pasar Uang

Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam
menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti
bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya
yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang
yang berniat untuk meminjam uang.

Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah. Ilustrasi
pada tabel dibawah ini dapat menjelaskan hubungan antara pasar keuangan dan peminjam serta
pemberi pinjaman :

Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman

Perantara keuangan
Pasar keuangan Peminjam

Individu

Perusahaan Banks

Perusahaan Asuransi

Dana Pensiun

Reksadana

Antarbank

Bursa efek

Pasar uang

Pasar obligasi

Valuta asing

Individu

Perusahaan

Pemerintah pusat

Pemerinmtah daerah

Perusahaan public

Pemberi Pinjaman

Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka meminjamkan
sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti misalnya:

1. Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank ;

2. Menjadi peserta program dana pensiun;

3. Membayar premi asuransi ;

4. Investasi dalam obligasi pemerintah; atau

5. Investasi dalam saham perusahaan.

Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila perusahaan mengalami


kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka waktu pendek maka mereka meminjamkan
uang tersebut melalui pasar pinjaman jangka pendek yang disebut pasar uang. Sedikit perusahaan
yang memilki struktur arus kas yang kuat, dan perusahaan seperti inilah yang cenderung menjadi
pemberi pinjaman dibanding meminjam uang.

Peminjam
1) Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka pendek maupun
panjang guna pembiayaan pembelian rumah.

2) Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun panjang
guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis.

3) Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih besar
daripada pemasukan pajaknya maka guna menutupi kekurangan ini dibutuhkan pinjaman.
Pemerintah juga melakukan peminjaman bagi keperluan badan usaha milik negara, pemerintah
daerah, otoritas setempat dan sektor publik lainnya. Peminjaman ini dilakukan dengan cara
menerbitkan obligasi pemerintah.

4) Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya dengan
penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat.

5) Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri nasional dalam
layanan publik seperti perusahaan kereta api pos, perusahaan listrik negara, air minum dan
perusahaan penyedia layanan publik lainnya.

2.3.1 Pasar Uang Menurut Teori Klasik

Di pasar uang permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang. Mengenai
permintaan akan uang, kaum klasik mempunyai suatu teori yang cukup terkenal, yang dinamakan
Teori Kuantitas. Teori Kuantitas mengatakan bahwa masyarakat memerlukan uang tunai untuk
keperluan transaksi tukar-menukar mereka (misalnya jual beli barang dan jasa). Menurut kaum
klasik, karena uang tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali mempermudah transaksi, maka uang
akan diminta oleh masyarakat sejumlah yang tidak lebih dari apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk “membiayai” proses transaksi mereka. Jadi semakin banyak transaksi yang dilakukan semakin
banyak uang tunai yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Volume transaksi tersebut tergantung pada dua hal, yaitu : volume barang/jasa yang
diproduksi oleh masyarakat (diukur dengan GDP riil atau GDP pada harga konstan), dan tingkat harga
umum. Semakin besar GDP semakin banyak transaksi yang diharapkan untuk dilaksanakan oleh para
anggota masyarakat. Semakin tinggi harga-harga barang, semakin besar uang tunai yang dibutuhkan
untuk menutup setiap transaksi.

Penawaran akan uang Ms = ditentukan oleh kebijaksanaan moneter

Permintaan akan uang Md = kPQ

di mana, k = suatu konstanta, Q = GDP dengan harga konstan , P = tingkat harga umum (rata-rata).

Mekanisme pasar akan menyamakan penawaran akan uang dengan permintaan akan uang, sehingga
:

Ms = Md = kPQ

Persamaan ini bisa ditafsirkan, bahwa kalau volume uang yang beredar (Md) ditambah dengan,
misalnya 10%, maka tingkat harga umum (P) akan naik dengan 10% pula, kecuali bila k dan Q
berubah (yang dalam jangka pendek dianggap tidak berubah).
Secara ringkas : pasar uang mempertemukan permintaan akan uang (teori Kuantitas) dan
penawaran akan uang. Selanjutnya permintaan dan penawaran akan uang ini menentukan tingkat
harga umum.

2.3.2 Pasar Uang Menurut Teori Keynes

Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang.
Permintaan akan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang kegiatan
ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah uang yang disediakan oleh
pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal dan uang giral yang beredar.

Terdapat 3 (tiga) motif yang mendorong orang untuk melakukan permintaan terhadap uang, yaitu :

1. Motif transaksi: permintaan uang untuk membeli barang dan jasa

2. Motif berjaga-jaga: permintaan uang untuk keadaan yang tidak mencnlu

3. Motif spekulasi: permintaan uang untuk digunakan pada masa yang akan datang dan belum
diketahui keuntungannya.

 Motif Transaksi ( Transaction Motive )

Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap
transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh
besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang
dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian
sebaliknya. Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M0. Dan
pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M1.

 Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )

Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa
mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang yang dipegang unutk berjaga-
jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin
tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas
adapat disimpulkan dengan persamaan sbb ( MDb = f(Y) ).
Dari Gambar tersebut tampak bahwa saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk berjaga-
jaga sebanyak M0. Ketika pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk berjaga-jaga juga
naik sebanyak M1.

 Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )

Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi
kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti
obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya
permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga,
ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i)).

Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative. Artinya
setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan berkurang. Dan
begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka permintaan uang untuk spekulasi
akan meningkat. Dari penjelasan ini dapat ditulis dengan persamaan ( N = R/i ), dimana N itu adalah
harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat berharga dan juga i adalah suku bunga
dari surat berharga.

Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga adalah fungsi dari pendapatan L= kY

Permintaan uang untuk motif spekulasi adalah fungsi dari tingkat suku bunga L= f (i)

Permintaan total dari uang adalah L = kY – hi

Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi sebanyak M0. Dan ketika
suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1, permintaan uang untuk spekulasi turun menjadi
M1.

 Penawaran uang

Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian.
Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran
uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang merupakan tugas pemerintah
melalui bank sentral (Bank Indonesia). Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah
uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar
dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-
tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak,
disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi
lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.

Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset likuid
adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi
ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh.
Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak
secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal
asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka
panjang dan sebagainya.

Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang,
jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga. Faktor-faktor yang mempengruhi
pergeseran kurva penawaran uang, adalah:

1. Tingkat Bunga

Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika
tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.

2. Tingkat Inflasi

Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan
perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.

3. Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional

Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak
jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha
(melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).

4. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan

Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap
aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur
kesehatan bank.

5. Nilai Tukar Rupiah

Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga
sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah
pun terangkat.

 Teori Preferensi Likuiditas

Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga terbagi alas 2 (dua) faktor,
yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan
Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar negeri dan
tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis
keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan
unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat berjalan tanpa
hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan merupakan wujud
kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran uang.

Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh ekonom Inggris John Maynard Keyness, yang
telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang pengembangan teori tingkat suku bunga. Menurut
Keyness, teori klasik berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. la mengembangkan teori preferensi
likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka pendek. Tingkat suku bunga menurut
Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan
sumber daya langka (uang) mereka, akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur mempunyai
kemungkinan adanya kerugian berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga tertentu.

Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan obligasi. Uang
merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap
saat. Sedangkan obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih dahulu ke
dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa, permintaan terhadap uang merupakan
tindakan rasional, meningkatnya permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.

Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi
apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah, dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah
apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan tingkat
bunga (saat ini). Ini adalah ini teori moneter Keynes.

Permintaan masyarakat total akan uang tunai adalah permintaannya untuk transaksi
plus permintaannya untuk spekulasi.

di mana : Md = permintaan total akan uang dalam arti riil (Liquidity Preference), kQ = permintaan
akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, (r) = permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang
dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (r). Permintaan untuk berjaga-jaga
diabaikan. Fungsi permintaan akan uang ini disebut juga sebagai fungsi Liquidity Preference

 Kurva Liquiditas Money (Kurva LM)

Kurva LM memiliki kemiringan positif. Kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan saldo riil.
Untuk mempertahankan agar tingkat permintaan saldo riil bisa sama dengan tingkat penawaran
tetap, pendapatan harus ditingkatkan. Semakin besar kepekaan permintaan akan uang terhadap
pendapatan, dan semakin rendah kepekaan permintaan akan uang terhadap, maka semakin
curamlah kurva LM.

Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi,


pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang
mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang yang
lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :

(M/P)d = L(r,y)

Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin
tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin
tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.

Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang
menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva LM ke
atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten
dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk
penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan
uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil
menggeser kurva LM ke bawah.

 Hal-hal utama mengenai Kurva LM adalah sebagai berikut:

a. Kurva LM adalah kombinasi dari tingat suku bunga dan tingkat pendapatan, sehingga pasar
uang berada dalam situasi keseimbangan.

b. Bila pasar uang berada pada situasi yang seimbang, demikian juga dengan pasar obligasi.
Karenanya kurva LM adalah juga merupakan kombinasi dari tingkat pendapatan dan suku bunga,
sehingga pasar obligasi pada situasi keseimbangan.

c. Kurva LM miring secara positif. Karena penawaran uang adalah tetap, kenaikan tingkat
pendapatan, yang menaikkan jumlah uang yang diminta, haruslah disertai dengan kenaikan suku
bunga. Hal ini menurunkan jumlah uang yang diminta, dan karenanya mempertahankan
keseimbangan pasar uang.

d. Kurva LM bergeser oleh terjadinya perubahan penawaran uang. Kemudian penawaran uang
akan menggeser kurva LM ke sebelah kanan.

 Kemiringan kurva LM

Derevasi Kurva LM. Panel disebelah kanan memperlihatkan pasar uang penawaran saldo riil adalah
garis vertical. Penawaran uang nominal M adalah ditentukan oleh Bank Sentral, sedangkan tingkat
bunga P dianggap sudah tertentu. Kurva-kurva permintaan uang, L1dan L2, bersesuaian dengan
tingkat pendapatan adalah Y1, maka yang berlaku adalah L1, sedangkan suku bunga keseimbangan
adalah i1 ini menciptakan titik E1pada kuva LM pada panel (a). Pada tingkat pendapatan Y2, yang
lebih besar dari Y1, tingkat suku bunga keseimbangan adalah i2, yang melahirkan titik E2 pada kurva
LM.

Anda mungkin juga menyukai