Anda di halaman 1dari 13

METODE DAKWAH TABSYIR WA TANDZIR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Metode Dakwah Al-Qur’an

Disusun Oleh:

Mayya fathimah (21220234)

Pembimbing:

Muhammad Hizbullah, M.A

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

144 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas rahmat Tuhan yang Maha Esa, makalah tentang
“Metode Dakwah Tabsyir Wa Tandzir” telah selesai kami susun. Puji syukur
kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode Dakwah Tabsyir
Wa Tandzir” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Metode Dakwah Al Qur’an dan menambah wawasan para pembaca tentang
pembahasan “Metode Dakwah Tabsyir Wa Tandzir”. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bpk. Muhammad Hizbullah, M.A selaku dosen
pengampu mata kuliah Metode Dakwah Al Qur’an. Pemakalah menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 26 oktober 2022

Daftar Isi

2
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
Latar Belakang................................................................................................4
Rumusan Masalah...........................................................................................4
Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. Pengertian Tabsyir Wa Tandzir...............................................................5
B. Metode Tabsyir Wa Tandzir.....................................................................7
C. Aplikasi Tabsyir Wa Tandzir Didalam Masyarakat.............................11
BAB III...............................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................12
Kesimpulan....................................................................................................12
Datar Pustaka................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode dakwah Tabsyir Wa Tandzir ini adalah metode dakwah yang
dapat tersanpaikan tepat pada tempat nya. Metode Tabsyir adalah metode
dakwah yang dilakukan dengan memberikan kabar gembira namun sebalik
nya metode dakwah Tandzir adalah metode yang menyampaikan tentang
murka Allah, neraka, hari akhir dll. Namun banyak masyarakat luas yang
belum begitu memahami metode ini, sehingga penyampaian dakwah kepada
Mad’u tidak tepat sasaran. Yang seharus nya dakwah itu di sampaikan
dengan metode Tabsyir, namun meode Tandzir yang tersampaikan, dan
sebalik nya. Maka disini penulis akan memaparkan sedikit ulasan mengenai
metode Tabsyir dan Tandzir serta urgensi dan peng-aplikasian nya dalam
masyarakat.

Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian Tabsyir Wa Tandzir?
b) Bagaimana Metode Tabsyir Wa Tandzir Diterapkan?
c) Apa Urgensi Metode Tersebut?
d) Bagaimana Pengaplikasian nya Dalam Masyarakat?

Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Pengertian Tabsyir Wa Tandzir
b) Mengetahui Penerapan Metode Tabsyir Wa Tandzir
c) Megetahui Urgensinya

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tabsyir Wa Tandzir


Tabsyir.

Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang berarti


memperhatikan, merasa senang. Menurut Quraish Shihab Basyara berarti
penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Maka Basyar dalam bahasa
arab sering diartikan kulit, karena kulitlah yang membuat kelihatan indah.
Demikian pula kata Tabsyir diterjemahkan dengan berita gembira karena
membawa kebaikan dan keindahan. Adapun Tabsyir dalam istilah dakwah
adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar yang menggembirakan
bagi orang-orang yang mengikuti dakwah. Jadi Tabsyir dalam konteks
dakwah adalah informasi atau nasihat yang disampaikan Da’i kepada Mad’u
yang berisi berita-berita yang baik dan indah sehingga yang mendengarnya
merasa senang gembira, sebagai sebuah harapan dan menjadi motivasi dalam
beribadah dan beramal shaleh.1
Teknik komunikasi persuasif dalam Ilmu Dakwah disebut dengan
dakwah Tabsyir. Tan menyebutkan bahwa komunikasi persuasif
(Persuasive Communication) merupakan suatu proses seseorang (Da’i)
menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambang dan bahasa) untuk
mempengaruhi prilaku orang lain (Mad’u). Sementara itu, Yosep Ilardo
mengartikan hakikat komunikasi persuasif adalah penyampaian pesan
dengan tujuan untuk mengubah kepercayaan, sikap, dan perilaku melalui
aspek-aspek psikologis. Komunikasi Persuasif dalam kerangka Dakwah
dapat dimaknai sebagai komunikasi yang senantiasa ber-orientasi pada segi-

1
Choiriyah Choiriyah, “peranan kepemimpinan dakwah dalm melaksanakan amar
ma’ruf nahi munkar”, Jurnal Manajemen Dakwah, vol 03 no1 2020, hal.8.

5
segi psikologis Mad’u dalam rangka membangkitkan kesadaran mereka
untuk menerima dan melaksanakan ajaran Islam.2
Tabsyir dan Tandzir merupakan pendekatan dakwah yang dikenalkan
oleh Allah SWT dalam al-Qur`an. Tabsyir mempunyai arti menggembirakan,
sedangkan Tandzir berarti memberi kabar pertakut atau peringatan.3 Para
mufassir mengartikan dan memberikan pemahaman dalam menerapkan
Tabsyir dan Tandzir dalam berdakwah. Tabsyir dapat dilakukan dengan
ilustrasi pahala, penghargaan atau apresiasi dengan janji akan mendapatkan
kehidupan surga bagi seseorang yang menerima dengan positif dan
menjadikan amal saleh.
Tandzir
Kata Tandzir, atau Indzar secara bahasa berasal dari kata Na-Dza-Ra
menurut Ahmad bin Faris adalah suatu kata yang menunjukan untuk
penakutan (Takhwif). Adapun Tandzir menurut istilah dakwah adalah
penyampaian dakwah dimana isinya berupa peringatan terhadap manusia
tentang adanya kehidupan akhirat dengan segala konsekuensinya.
Didalam Al-Qur’an istilah Tandzir biasanya dilawankan dengan kata Tabsyir
(QS. Al-baqarah : 119, Al-Maidah:1
ِ ‫ق بَ ِش ْيرًا َّونَ ِذ ْير ًۙا َّواَل تُ ْسـَٔ ُل ع َْن اَصْ ٰح‬
‫ب ْال َج ِحي ِْم‬ ِّ ‫ك بِ ْال َح‬
َ ‫اِنَّٓا اَرْ َس ْل ٰن‬

Artinya:
" Sesugguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran,
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak
akan diminta (pertanggung jawaban) tentang penghuni-penghuni neraka”.4

2
Hariyanto, “Komunikasi Persuasive Ustadz Kepada Santri”, al-idza’ah jurnal
dakwah dan komunikasi, vol 02 no 02 2020, hal.2-3.
3
Nazirman, “Mau‟idzhah Al-Hasanah Dan Turunannya Dalam Perspektif Al-
Qur`an Dan Hadis”, Metode Dakwah Jurnal Metode Mau‟idzah Hasanah”, vol 16, no. 1
(2017), hal.379.
4
Qs.Albaqarah; 1,(119).

6
‫ب قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم َرسُوْ لُنَا يُبَيِّنُ لَ ُك ْم ع َٰلى فَ ْت َر ٍة ِّمنَ الرُّ ُس ِل اَ ْن تَقُوْ لُوْ ا َما َج ۤا َءنَا ِم ۢ ْن بَ ِشي ٍْر َّواَل‬ ِ ‫ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
‫نَ ِذي ۗ ٍْر فَقَ ْد َج ۤا َء ُك ْم بَ ِش ْي ٌر َّونَ ِذ ْي ٌر َۗوهّٰللا ُ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
Artinya:
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul kami,
menjelaskan (syari’at kami) kepadamu ketika terputus (Pengiriman) rasul-
rasul agar kamu tidak mengatakan :”tidak datang kepada kami seorang
pembawa berita gembira maupun seorang pembawa peringatan,”
sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi
berita peringatan. Allah maha Kuasa atas segala sesuatu”.5
Dalam al-quran, Tabsyir dan Tandzir selalu sebut beriringan dalam
bentuk kata sifat (Isim Fa’il), yakni Basyir dan Nadzir. Jika keduanya
disebut, kata Basyir selalu di dahulukan dari kata Nadzir. Ini dapat diartikan
bahwa Tabsyir harus diutamakan dari Tandzir. Islam harus dihadirkan
sebagai berita gembira, bukan diwujudkan sebagai amcaman.6

B. Metode Tabsyir Wa Tandzir

Tabsyir adalah memberikan uraian keagamaan kepada orang lain


yang isinya berupa berita-berita yang menggembirakan orang yang
menerimanya, seperti berita tentang janji Allah berupa pahala dan surga bagi
orang yang selalu beriman dan beramal saleh. Secara singkat Tabsyir
mempunyai tujuan untuk menguatkan dan memperkokoh keimanan,
memberikan harapan, menumbuhkan semangat beramal, dan menghilangkan
sifat keragu-raguan. Tujuan-tujuan tersebut diharapkan menjadi motivasi
dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama. Said bin Ali al-Qahtani
sebagaimana yang dikutip oleh Suparta , membagi motivasi menjadi dua:

5
Qs. Al-maidah: 6, (19).
6
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana: 2017), hal.22.

7
a) Pemberian Motivasi Denga Janji

Misalnya, jika seseorang beriman dan istiqamah dalam ketaatan atau


ketakwaan kepada Allah, ia akan mendapat keberuntungan dan keberkahan
di dunia dan di akhirat. Sebagai contoh janji tentang keberuntungan yang
didapatkan didunia yaitu janji berupa kehidupan yang baik (selamat dari
segala yang dibenci Allah), janji berupa pemberian kekuassaan di atas bumi,
janji berupa segala penambahan kebaikan yang disertai dengan syukur, janji
berupa umur panjang, serta janji berupa pertolongan dan taufik-Nya.

b) Pemberian Motivasi Dengan Menyebutkan Bermacam-Macam


Ketaatan

Motivasi ini dimaksudkan untuk mengajak manusia agar berlomba-


lomba berbuat bermacammacam ketaatan. Seorang Da’i harus senantiasa
mendorong Mad’u-nya untuk mengerjakan solat, zakat, haji, sodaqah, jihad,
silaturrahim dan lain sebagainya.7

Kebalikan dari Tabsyir adalah Tandzir, yaitu menyampaikan uraian


keagamaan kepada orang lain yang isinya peringatan atau ancaman bagi
orang-orang yang melanggar syariat Allah SWT. Tandzir diberikan dengan
harapan orang yang menerimanya tidak melakukan atau menghentikan
perbuatan dosa. Al-Ghazali dalam kutipan Suparta dkk, merumuskan bentuk-
bentuk Tandzir sebagai berikut:

a) Penyebutan Nama Allah

Konsep ini diberikan kepada orang yang ketagihan kesenangan terlarang,


ia sudah terbiasa melakukan segala bentuk maksiat yang mana perbuatan.
kemaksiatan itu dianggap sebagai sebuah kesenangan padahal sesungguhnya

7
Rizki Intan Aulia, “Metode Dakwah Mauidzah Hasanah Dalam Program Acara
“Musafir” Di Kompas Tv Jawa Tengah”, SKRIPSI, 2018, hal.27

8
kesenangan dalam bentuk kemaksiatan itu sifatnya hanya sesaat yang hanya
sekedar menuruti hawa nafsunya. Sementara orang tersebut pada dasarnya
masih mempunyai keimanan, oleh karenanya dalam hal ini kadang bisa
ditakutinya orang tersebut dengan penyebutan nama Allah Yang Maha
Kuasa, demikian pula kebenaran dan terpengaruh pada kekuatan dirinya
dapat menakutkannya dengan memeringatkan kemahakuasaan Allah dan
kemaha perkasaan-Nya.

b) Menunjukan Keburukan

Dengan adanya pengungkapan keburukan, terkadang dapat menyadarkan


manusia untuk kembali kepada kebaikan sehingga mereka akan menjadi
sadar bahwa sesungguhnya perbuatan yang tidak baik (kemaksiatan) akan
merugikan dirinya sendiri dan seringkali juga akan mengurangi kewibawaan
dan kepercayaan masyarakat manakala kemaksiatan itu diketahui secara
umum.

c) Pengungkapan Bahayanya

Manakut-nakuti manusia agar tidak berbuat dosa terkadang dapat


dilakukan dengan mengungkapkan bahayanya dosa itu, baik terhadapat
keimanan sendiri maupun terhadap mental. Sebagai seorang da’i seharusnya
mampu menjelaskan bahayabahaya daripada perbuatan dosa, misalnya dosa
akan menyebabkan manusia jauh dari Allah, dosa adalah penyakit yang
kadang-kadang tidak terasa, tiba-tiba sudah kronis, dosa akan membuat
manusia tidak tenang dalam hidupnya, oleh karenanya manusia kalau
melakukan perbuatan dosa harus segera taubat kepada Allah, artinya kembali
kejalan Allah SWT.

9
d) Penegasan Adanya Bencana Segera

Menakut-nakuti manusia agar tidak melakukan kriminal dan ke-


dzaliman, terkadang dapat dilakukan dengan menegaskan adanya bencana
dan kemelaratan yang segera akan menimpa tubuh manusia sendiri, keluarga,
anaknya dan kedudukannya. Dengan demikian, manusia akan menjauhkan
kejahatan, karena akan takut akan bahaya yang menimpa. Nyatanya bahwa
maksiat adalah anak kunci bagi terbukanya segala macam bencana, dan terus
menerus didalamnya akan menimbulkan kecelakaan atas pribadi-pribadi
masyarakat. Bukankah ketika Al-Qur’an berbicara tentang umat-umat
dimasa silam, ia selalu mengaitkan anatara hilangnya nikmat lalu menjadi
azab kemaksiatan yang dilakukan mereka.

e) Penyebutan Peristiwa Akhirat

Terkadang kita dapat mendorong manusia agar mengerjakan bermacam-


macam kebaikan dan meninggalkan berbagai kejahatan, dengan menyebut
berbagai peristiwa akhirat seperti azab neraka yang dasyat dan kehinaan
yang tiada tara. Bentuk metode Tabsyir Wa Tandzir (kabar gembira dan
peringatan) ini sangat penting dilakukan terutama kepada masyarakat yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah dan pemahaman
keagamaan yang lemah, sehingga perlu adanya motivasi dan harapan dalam
beragama melalui bentuk Tabsyir (berita gembira) di satu sisi, sehingga
diharapkan dengan bentuk Tabsyir tersebut mampu memberikan dorongan
dalam meningkatkan keimanan dan beribadah. Tetapi pada sisi yang lain,
perlu adanya tindakan preventif agar umat tidak mudah untuk berbuat
kemaksiatan, maka mereka harus diberikan Tandzir (peringatan) dan
ancaman.8

8
Ibid, hal.28-32.

10
C. Aplikasi Tabsyir Wa Tandzir Didalam Masyarakat

Islam merupakan agama yang sangat menganjurkan kepada seluruh


umat islam agar mendidik dan mengajak seluruh masyarakat secara islami
dengan menggunakan metode yang Islami pula. Metode Tabsyir adalah
metode yang paling berhasil dalam jalur yang islami yakni dengan
mendorong masyarakat melalui pemberian motivasi dalam wujud indrawi
ataupun maknawi. Pola pendidikan/ajaran Islami dengan syarat motivasi
tersebut seimbang tanpa mengurangkan ataupun melebihkan. Motivasi
memiliki peran besar bagi anak didik sehingga akan terus menerus
dilakukan. Rasulullah SAW memotivasi masyarakat agar mengikuti
persaingan yang baik, hal itu didasari orientasi pendidikan adalah penanaman
ruh yang baik dikalangan masyarakat luas.

Penerapan metode Tabsyir juga dapat dikaitkan dengan prinsip


Mu’amalah Islamiah seperti saling nasehat menasehati dalam jual beli,
memelihara anak yatim, berlaku baik terhadap istri dan bersikap adil diantara
anak-anaknya. Dalam hal ini tentunya sangat dibutuhkan adanya sikap Khauf
kepada Allah agar seseorang mampu bersikap adil terhadap sesamanya, dan
senantiasa mendahulukan kepentingan bersama, dan memperhatikan keadaan
lingkungan dan masyarakatnya. Orientasi nilai-nilai Tabsyir yang
terkandung dalam pendidikan Islam mengandung karekteristik khusus yang
tidak sama halnya dengan reward yang dianut oleh pendidikan barat.
Perbedaan utamanya yang mendasar tersebut terletak pada prinsip/ orientasi
yang kalau Tabsyir dalam Islam disandarkan pada asas ajaran Allah yang
disistematiskan dalam Al-Qur‘an, sedangkan reward dalam pendidikan barat
cenderung didasarkan pada landasan duniawi yang bersifat insane (relatif).9

9
Rahimi, “Metode Tabsyir Dalam Pendidikan Islam Dan Urgensinya Dalam
Pendidikan Modern”, jurnal ilmiah PEURADEN, Vol. II, No. 01, Januari 2014, hal.120-121.

11
Adapun Indzar yaitu ancaman bagi orang orang melanggar syariat
Allah dengan harapan orang tersebut berhenti berbuat perbuatan terlarang.
Orang yang memberikan Tandzir adalah Mundzir. Istilah ini hampir sama
dengan kata Tarhir yaitu membuat orang takut akan siksaan Allah apabila ia
tidak mentaati perintah Allah. Menurut M. Munir dalam bukunya metode
dakwah Tandzir ialah penyampaian dakwah yang mengandung unsur –unsur
peringatan kepada orang yang tidak beriman atau kepada orang yang
melakukan dosa atau untuk tindakan preventif agar tidak terjerumus pada
perbuatan dosa dengan bentuk ancaman berupa siksaan di hari kiamat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Teknik komunikasi persuasif dalam Ilmu Dakwah disebut dengan


dakwah Tabsyir. Tabsyir secara bahasa berasal dari kata basyara yang berarti
memperhatikan, merasa senang. Adapun Tabsyir dalam istilah dakwah
adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar yang menggembirakan
bagi orang-orang yang mengikuti dakwah. Dan Kata Tandzir, atau Indzar
secara bahasa berasal dari kata Na-Dza-Ra menurut Ahmad bin Faris adalah
suatu kata yang menunjukan untuk penakutan (Takhwif). Adapun Tandzir
menurut istilah dakwah adalah penyampaian dakwah dimana isinya berupa
peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan akhirat dengan
segala konsekuensinya. Dalam al-quran, Tabsyir dan Tandzir selalu sebut
beriringan dalam bentuk kata sifat (Isim Fa’il), yakni Basyir dan Nadzir. Jika
keduanya disebut, kata Basyir selalu di dahulukan dari kata Nadzir. Ini dapat
diartikan bahwa Tabsyir harus diutamakan dari Tandzir. Islam harus
dihadirkan sebagai berita gembira, bukan diwujudkan sebagai amcaman.

12
Datar Pustaka
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana: 2017).
Choiriyah Choiriyah, “Peranan Kepemimpinan Dakwah Dalm Melaksanakan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, Jurnal Manajemen Dakwah, vol 03 no1
2020.
Hariyanto, “Komunikasi Persuasive Ustadz Kepada Santri”, Al-Idza’ah
Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol 02 no 02 2020.
Nazirman, “Mau‟idzhah Al-Hasanah Dan Turunannya Dalam Perspektif Al-
Qur`an Dan Hadis”, Metode Dakwah Jurnal Metode Mau‟idzah
Hasanah”, 16, no. 1 (2017).
Qs. Al-baqarah; 1,(119).
Qs. Al-maidah: 6, (19).
Rahimi, “Metode Tabsyir Dalam Pendidikan Islam dan Urgensinya Dalam
Pendidikan Modern”, Jurnal Ilmiah PEURADEN, Vol. II, No. 01,
Januari 2014.
Rizki Intan Aulia, “Metode Dakwah Mauidzah Hasanah Dalam Program
Acara “Musafir” Di Kompas Tv Jawa Tengah”, SKRIPSI, 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai