Stilistika al-Qur’an:
Tela’ah Karakteristik Ayat-ayat Ekologi
Abstract
The Qur’an is not only an authoritative scripture whose implicit verses contain grandeur in the form of not
being limited to space and time, but also structurally, the Qur’an has the accuracy of a linguistic system
that is high between one element and another element. Through the Stylist discourse of the Qur’an, Muslim
scholars show the level of accuracy and accuracy of the structure of the Qur’anic language which is not found
in other texts. The Stylist research of the Qur’an aims to describe the style or style of the Qur’anic language
in narrating ecological verses. By analyzing preferences and deviations it will be found that the Qur’an has a
tendency to use certain languages for certain purposes.
Al-Qur’an bukan hanya kitab suci otoritatif yang secara implisit ayat-ayatnya mengandung
keagungan berupa tak terbatas pada ruang dan waktu, melainkan juga secara struktural, al-
Qur’an memiliki akurasi sistem kebahasaan yang tingi antar satu unsur dengan unsur yang
lain. Melalui diskursus stilistika al-Qur’an, para sarjana muslim memperlihatkan tingkat aku
rasi dan kecermatan struktur bahasa al-Qur’an yang tidak ditemukan pada teks-teks lain.
Penelitian stilistika al-Qur’an ini bertujuan mendeskripsikan style atau gaya bahasa al-Qur’an
dalam menarasikan ayat-ayat ekologi. Dengan analisis preferensi dan deviasi akan diketemu-
kan bahwa al-Qur’an memiliki kecenderungan dalam menggunakan bahasa tertentu untuk
tujuan tertentu.
Kata Kunci: Stilistika, al-Qur’an, Ekologi, Style, Linguistik.
Oleh:
135
Achmad Abdul Aziz # Riset Lepas LoroNG
manusia menjadi strategis utamanya da- tanaman yang dapat dikonsumsi oleh ma-
lam menjalankan mandat kekhalifahan di nusia dan binatang. Sehingga al-Quran
muka bumi (Q.S. Hud: 61). tidak perlu menyebutkan satu-persatu se
Dua penelitian tersebut menunjuk- perti tanaman sayur-mayur, buah-buahan,
kan perhatian serius para sarjana mus- dan tanaman hijau lain yang konsumtif.
lim terhadap krisis lingkungan. Mereka Studi stilistika muncul dan berkem-
menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai bang pada abad ke-3 hijriyah dalam
sumber pengetahuan dalam membentuk bidang ilmu balaghah. Karya yang menan-
konsep-konsep pemeliharaan lingkungan dai kemunculannya adalah Nazm al-Quran
dengan berbagai pendekatan. Akan teta- oleh al-Jahiz, I’jaz al-Quran oleh Muham-
pi, belum ditemukan adanya pendekatan mad bin Ziyad al-Wasiti, Dala’il I’jaz dan
stilistika dalam mengungkap maksud dan Asrar al-Balaghah oleh ‘Abd al-Qahir al-Jur-
tujuan al-Qur’an ketika menarasikan ayat- jani, al-Nukat fi I’jaz al-Quran oleh ar-Rum-
ayat ekologi. Bertolak dari fakta itu, stilisti- mani, I’jaz al-Quran oleh al-Baqillani, dan
ka memiliki peran krusial untuk menjawab para tokoh lain. Kajian stilistika, sebagai
bagaimana gaya bahasa al-Qur’an dalam bagian dari kajian ilmu lingusitik, dibatasi
menarasikan ayat-ayat ekologi? Serta apa pada teks tertentu dengan memperhatikan
saja ciri-ciri stilistika yang dapat ditemui preferensi kata/struktur bahasa yang ada
dalam ayat-ayat ekologi di al-Qur’an?. di dalam teks sekaligus mengamati hubu
Tujuan penelitian ini yaitu untuk ngan antar pilihan kata. Dari hal tersebut
mendeskripsikan gaya bahasa yang digu- akan diidentifikasi ciri-ciri stilistika yaitu
nakan al-Qur’an dalam menyampaikan se- sintaksis, leksikal, retoris/deviasi. Stilisti-
buah ungkapan. Dari studi stilistika pula, ka al-Quran dipergunakan untuk menyeli-
dapat dijelaskan preferensi penggunaan diki bahasa yang dipakai dalam al-Quran.
lafal atau struktur bahasa sehingga bisa Obyek stilistika adalah style. Secara
diketahui ciri-ciri stilistikanya. etimologi, style diartikan sebagai gaya
bahasa. Syihabuddin Qalyubi mendefi-
Stilistika al-Quran nisikan style yairu metode penggunaan
Analisis stilistika dalam al-Quran ti- bahasa dari seseorang dalam konteks ter-
dak terlepas dari konsep I’jaz al-Quran.3 tentu untuk tujuan tertentu. Style dalam
I’jaz al-Quran oleh para Linguis disebut al-Quran bersifat inheren, artinya setiap
sebagai kemampuan al-Quran dalam struktur bahasa dalam al-Qur’an me
menaklukkan keindahan syair-syair arab ngandung style.5 Pada bagian ini, ranah
terdahulu dengan gaya bahasanya yang kajian dilakukan berdasarkan stilistika te
tidak hanya indah namun juga sistematis rapan (al-uslubiyyah at-tathbiqiyyah) artinya
secara struktur.4 Kecermatan al-Quran da- ranah kajian difokuskan pada teks sastra
lam membuat kalimat inilah yang disebut untuk dicari karakteristiknya.
para linguis modern sebagai kemukjizatan
al-Quran. Kata mar’a dalam surat al-Na- 5 Kata style bermula dari Yunani dan mela-
hirkan dua pemahaman besar yaitu plato
zi’at ayat 31 telah mencakup semua jenis nik bahwa style adalah kualitas dari suatu
ungkapan. Sehingga dalam suatu ungka-
3 Lihat, Akhmad Muzakki, Stilistika al-Quran: pan, style boleh jadi ada atau tidak. Sedang-
Memahami Karakteristik Bahasa Ayat-ayat Ek- kan paham Aristoteles berpendapat bahwa
satologi, (Malang: UIN-Maliki Press), hlm. style adalah kualitas yang inheren dalam
51. suatu ungkapan. Maka setiap teks pasti
4 Hal ini dibuktikan oleh para sarjana muslim memiliki style hanya saja kualitasnya lah
melalui Theori Sharfah dan Teori Nazm. yang berbeda.
daya alam di bumi secara proporsional, dan memperingatkan manusia agar tidak
tempat bagi orang-orang zhalim20, dan pe melakukan kerusakan di bumi.
negasan secara mutlak bahwa langit dan
bumi adalah milik Allah semata. Sebab ...ص َل ِح َها ِ َوَل تـُْف ِس ُدوا ِف ْال َْر
ْ ِض بـَْع َد إ
itu, dalam tulisan ini hanya terfokus pada
ayat-ayat berhubungan dengan sifat me «Dan janganlah kamu membuat
rusak yang ada di dalam diri manusia, dan kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya..”
ayat-ayat yang menjelaskan kata “bumi”
beserta fungsinya. 3. Kata Nas
1. Kata Ardhu Dalam al-Qur’an, kata nas dipakai 241
Dalam al-Qur’an, kata ardhu diulang kali. Secara etimologis, kata nas bermak-
sebanyak 416 kali dan tidak hanya digu- na “manusia” yang identik dengan ciri
nakan dalam penyebutan “bumi”, namun sosialnya serta tuntutan untuk berpikir.
juga “negeri” tempat di mana manusia Maka di dalam surat an-Nahl ayat 44,
hidup serta berinteraksi. Sebagaimana Allah berfirman:
kisah Nabi Musa a.s. ketika berhadapan
dengan para pesihir Fir’aun.
ِ ي لِلن
َّاس ِ ِ وأَنـزلْنا إِلَي
َ َِّك ال ّذ ْكَر لتـُبـ َ ْ َ َْ َ
ِ يد أَ ْن ُيْ ِرج ُكم ِمن أَر ..َما نـُِّزَل إِلَْي ِه ْم َولَ َعلَّ ُه ْم يـَتـََف َّك ُرو َن
ض ُك ْم ۖ فَ َما َذا َتُْمُرو َن ْ ْ ْ َ ُ يُِر
«Dan Kami turunkan kepadamu
“Yang bermaksud hendak menge- Al Quran, agar kamu menerangkan
luarkan kamu dari negerimu”. (Fir’aun pada umat manusia apa yang telah
berkata): “Maka apakah yang kamu diturunkan kepada mereka dan supaya
anjurkan?” (Q.S. al-A’raf: 110) mereka memikirkan,..”
Kata ardhu di dalam al-Qur’an ada 4. Kata Sakhkhara
kalanya disandingkan dengan samawat
Dalam al-Qur’an, kata sakhkhara dipa-
yang menerangkan tentang proses pen-
kai 42 kali; kata benda 8, dan kata kerja 34
ciptaan.
kali. Secara etimologi, kata sakhkhara diarti-
ِ َّ الل الَّ ِذي َخلَ َق ِ kan dengan “menundukkan”. Allah swt.
ض
َ الس َم َاوات َو ْال َْر َُّ إ َّن َربَّ ُك ُم Membuat segala yang ada di bumi tun-
...ِف ِست َِّة أ ََّيٍم duk kepadanya agar dapat dipergunakan
manusia sebagaimana mestinya. Dalam
« Sesungguhnya Tuhan kamu ialah surat an-Nahl ayat 14 disebutkan:
Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa..” (Q.S. al- َّر الْبَ ْحَر لِتَأْ ُكلُوا ِ
َ َوُه َو الَّذي َسخ
A’raf: 54)
..ِمْنهُ َلْ ًما طَ ِرًّي
2. Kata Fasada
Dalam al-Qur’an, kata fasada dipakai «Dan Dialah, Allah yang menun-
sebanyak 50 kali: kata benda 34 kali; dan dukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging
kata kerja 16 kali. Secara etimologi kata
yang segar (ikan)..”
fasada bermakna “merusakkan, rusak”.
Kata ini digunakan untuk menghalau Dalam bentuk lain, sakhira-yaskha-
20 Q.S. al-Baqarah 36
ru bermakna “mengejek; mencemooh”
se
perti yang diterangkan dalam surat Sedangkan kata yuhliku berarti zahaqa
al-Hujurat ayat 11: (telah lenyap), zaala (menghilangkan),
maata (meninggal; mati; binasa).
..ين َآمنُوا َل يَ ْس َخ ْر قـَْوٌم ِم ْن قـَْوٍم ِ َّ
َ َي أَيـَُّها الذ
َ ِض لِيـُْف ِس َد فِ َيها َويـُْهل
ك ِ َوإِ َذا تـََوَّ ٰل َس َع ٰى ِف ْال َْر
«Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-la- ..ب الْ َف َس َادا ُّ اللُ َل ُِي
َّ َّس َل ۗ َو
ْ ث َوالنَ الَْرْ
ki merendahkan (memperolok-olok)
kumpulan yang lain..” «Dan apabila ia berpaling (dari
kamu), ia berjalan di bumi untuk
5. Kata Khalifah mengadakan kerusakan padanya, dan
Dalam al-Quran, kata khalifah dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebi-
derivasinya berjumlah 12 kata. Makna
nasaan.” (Q.S. al-Baqarah: 205)
etimologis khalifah adalah “pengganti”.
Manusia diciptakan ke bumi, dijadikan 2. Kata mushlichun dan muchsiniin
sebagai pengganti pelaksana tugas-tugas
Secara etimologis, derivasi kata mus-
Allah dalam menjaga ekosistem, mem-
lichun yaitu shalacha bermakna jabara
berikan keadilan, dan menggantikan pe
(membetulkan; memperbaiki), salam
ran umat-umat sebelumnya dalam men-
(kesejahteraan).
guasai bumi. Sebagaimana dijelaskan di
surat Shad ayat 26:
صلِ ُحو َن
ْ ك الْ ُقَر ٰى بِظُْل ٍم َوأ َْهلُ َها ُم
ِ ِ ُّوما َكا َن رب
َ ك ليـُْهل
َ َ ََ
ِ اك َخلِي َفةً ِف ْال َْر
ض َ َود إِ َّن َج َع ْلن
ُ َي َد ُاو «Dan Tuhanmu sekali-kali tidak
akan membinasakan negeri-negeri
..َّاس ِب ْلَ ِّق
ِ ي النَ َْاح ُك ْم بـ ْ َف secara zalim, sedang penduduknya
orang-orang yang berbuat kebaikan”
«Hai Daud, sesungguhnya Kami
(Q.S. Hud: 117)
menjadikan kamu khalifah (penguasa)
di muka bumi, maka berilah keputusan Sedangkan kata muchsiniin, de
(perkara) di antara manusia dengan
ngan derivasi kata chasuna (menjadi baik);
adil..”
chassana (menjadikan lebih baik) berarti
zayyana (mempercantik; memperindah).
Preferensi Kata
ِ ِ إِ َّن ر ْح..
َ ِيب م َن ال ُْم ْحسن
ني ِ الل قَ ِر
ٌ َّ ت
Kata dengan Makna Berdekatan
َََ
1. Kata yufsidu dan yuhliku “Sesungguhnya rahmat Allah
Secara etimologis, kata yufsidu ber- amat dekat kepada orang-orang yang
makna ikhtalla (menjadi tidak teratur), berbuat baik” (Q.S. al-A’raf: 56)
idhtharaba (dikacaukan), inchalla (meng-
hancurkan). Kata ini kerap disandingkan Polisemi
dengan konteks “merusak bumi”
1. Kata Ardhu
yang ada di dalam diri manusia. Kemudi- Atmazaki, 1990. Ilmu Sastra: Teori dan Tera-
an secara gaya bahasa, model pengungka- pan. Bandung: Angkasa Raya.
pannya melalui gaya retoris; aliterasi, dan Ar-Rummani, an-Nukat fi I’jaz al-Qur’an da-
gaya kiasan; simile. lam Salas ar-Rasail fi I’jaz al-Qur’an, ed.,
Muhammad Khalafallah & M. Zaglul
Di tengah banyaknya ayat yang perlu Salam. Kairo.
dianalisis dan keterbatasan peneliti, perlu
Muhadjir, Noeng, 1992. Metodologi Penelitian
dilakukan pengkajian lebih mendalam te Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
rutama pengungkapan gaya bahasa yang
Forsyth, T., 2003. Critical Political Ecology:
sangat beragam. The Politics of Environmental Science.
London: Routledge.
Daftar Pustaka
Wardani & Mulyani, 2013. Eko-Teologi al-
As-Sholih, Subhi, 2009. Dirasat fi Fiqh al- Qur’an: Sebuah Kajian Tafsir al-Qur’an
Lughah. Beirut: Dar al-‘Ilmi li al-Mala- dengan Pendekatan Tematik. Jurnal Ilmu
yin. Ushuluddin. Vol. 12. No. 2.
Syihabuddin, Qalyubi. 2008. Stilistika al- Ashani, Sholahuddin, 2015. Konstruksi Pe-
Qur’an: Makna di Balik Kisah Ibrahim. mahaman Terhadap I’jaz al-Qur’an. Jur-
Yogyakarta: LKiSYogyakarta. nal Analytica Islamica. Vol. 4. No. 2.
Muzakki, Akhmad. 2015. Stilistika al-Qur’an: Asmara, Muda, 2016. Asal-usul Bangsa Arab:
Memahami Karakteristik Bahasa Ayat-ayat Studi Kritis atas Pemikiran Louis Awad.
Eskatologi. Malang: UIN-Maliki Press. Fokus: Jurnal Kajian Keislaman dan
https://repository.ipb.ac.id/jspui/ Kemasyarakatan. Vol. 1. No.2.
bitstream/123456789/76147/1/ Wardani, 2015. Al-Qur’an Kultural dan Kul-
BUK2007d.pdf tur Qur’ani: Interaksi antara Universal-
M.S, Mahsun, 2014. Metode Penelitian Bahasa: itas, Partikularitas, dan Kearifan Lokal.
Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jurnal al-Tahrir. Vol. 15. No. 1.
Depok: Rajawali Press.