Anda di halaman 1dari 14

DISCOVERING THE QUR’AN: PENDEKATAN KONTEMPORER PADA TEKS-TEKS

TERSELUBUNG
Tugas Mata Kuliah: Studi Islam di Barat
Dosen Pengampu: Hj. Muhammad Yahya, P.hD.

Oleh: Febrian Zainiyatul Firdaus


NIM: 15750021

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015-2016
A. Latar Belakang
Perdebatan teologis seputar esensi dan eksistensi wahyu Tuhan (al qur’an)
dengan unsur-unsurnya ternyata tidak membuat al quran mampu menjalankan
perannya sebagai kitab petunjuk dalam seluruh sistem, situasi dan kondisi. Ia hanya
mampu memberi petunjuk dalam situasi tertentu yang berkaitan erat dengan persoalan
teologis yang dihadapi manusia. itu tak lain, karena perdebatan tentang hal itu masih
dan tetap menempatkan pada posisi yang sakral, tidak boleh disentuh akal siapapun
kecuali akal para ulama klasik. Begitu pula hanya ada satu pendekatan, yaitu tafsir,
dan hanya boleh ada satu wacana tafsir yaitu tafsir yang dikembangkan kreasi para
ulama klasik.
Al quran sebagai kitab petunjuk seharusnya tidak hanya dijadikan bacaan
ritual semata, tetapi ia juga harus dipahami, dihayati, dinikmati, dan diamalkan. Akan
tetapi untuk memenuhi hal tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan perangkat keilmuan
yang memadai. Di sinilah nilai penting studi........dalam pembacaan al quran.
Bahasa tak ubahnya seperti makhluk hidup, ia berkembang dan tak dapat mati.
Suatu susunan redaksi bahkan kata yang digunakan oleh suatu generasi bisa saja
berubah maknanya atau diubah oleh generasi berikutnya. Perhatikan misalnya kata
“ibu” yang dahulu hanya digunakan dalam arti perempuan yang melahirkan anak, kini
telah berkembang maknanya sehingga mencakup “istri” dan semua perempuan yang
dihormati karena usia atau kedudukannya.1
B. Biografi Singkat Author
Profesor Neal Robinson seorang ilmuwan kelahiran Inggris adalah Wakil
Direktur Pusat Studi Arab dan Islam di Australian National University (ANU). Ia
memperoleh gelar BA kehormatan dan Magister dari Oxford University, serta gelar
PhD dari University of Birmingham. Dia juga menghabiskan dua tahun belajar di
Universitas London dan satu tahun di Sorbonne University, Franch serta periode
singkat di Tunis dan Fez. Setelah 5 tahun mengajar New Testament di Cheltenham,
Neal pindah ke University of Leeds. Di Leeds inilah Neal mengubah fokus studinya
dan mengajar Islamic Studies meski awalnya beliau juga mengajar Alkitab Ibrani dan
studi agama-agama timur kuno. Sejak itu, Neal sukse menjadi Profesor Studi Islam di
University of Wales (UK), dosen terbang di University of Louvain (Belgia), dan
1
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Segi Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan
Pemberitaan Gaib, (Bandung: Pustaka Mizan, 2006), hlm. 264
Profesor Studi Islam di Universitas Sogang Seoul (Korea Selatan). Beliau juga
menulis berbagai artikel keislaman yang dipublish di berbagai jurnal elektronik dan
cetak serta ensiklopedia.2 Diantara artikel beliau “Sectarian and Ideological Bias in
English Translations of The Qur’an by Muslims, Islam and Christian-Muslim
Relations, VIII/3”, “The Structure and Interpretation of Surat al-mu’minun, Journal of
Qur’anic Studies”, dan “Hands Outstretched: Towards a Re-reading of Surat al-
Maidah, Journal of Qur’anic Studies”3
Employment History:
- Wakil Direktur Pusat Studi Islam dan Arab Australian National University
- Professor di Centre for Arab & Islamic Studies
- Tenaga Pengajar pada Departemen Teologi dan Studi Keagamaan di The
Bluestar Intercultural Centre
- Tenaga pengajar di University of Leeds
- Aktif menulis di Columba Press4

Beberapa buku yang beliau telurkan:

- Christ in Islam and Christianity: The Representation of Jesus in the Qur’an


and The Classical Muslim Commentaries, Macmillan & SUNY, 1991
- The Saying of Muhammad, Duckworth, 1991/ECO, 1998
- Islam; A Concise Introduction, Curzon & Georgetown University Press,
1990
- Discovering The Qur’an: A Contemporary Approach to A Veiled Text,
SCM Press 1996, 2003
C. Preface & Introduction
D. Ritme dan Rima Dalam Al Qur’an
E. Preface to the second Edition
Keputusan untuk menulis kembali Discovering The Quran memberikan saya
peluang emas untuk mengamandemen kembali buku tersebut. Saya tidak tertatik
untuk menulis pada fokus lain lagi.
Ide ini muncul dari para pembaca edisi pertama yang menghubungi saya dan
mengungkapkan kebingungan mereka dengan referensi pada halaman 9 tentang istri

2
Lihat http://www.zoominfo.com/p/Neal-Robinson/160876868
Neal Robinson, Discovering The Qur’an; A Contemporary Approach to a Veiled Text, (London:
3

SCM Press, 2003), hlm. Xiv


4
Lihat lagi http://www.zoominfo.com/p/Neal-Robinson/160876868
muda nabi “Aisyah”. Dalam halaman tersebut tertulis bahwa ketika nabi menerima
wahyu nabi dalam status menikah dengan Khodijah, seorang janda yang berumur
lebih tua dari beliau serta nabi tidak menikah lagi kecuali setelah kematian Khodijah.
Informasi ini bebar adanya, namun justru saya menuliskan referensi hadis dari
Bukhari yang dikutip dari Aisyah pada saat pewahyuan. Hadis ini benar adanya,
namun hemat penulis, Aisyah ra mendengar hadis ini sekian tahun dari waktu
kejadian pewahyuan.
Setidaknya para pembaca menyadarkan keangkuhan saya karena tidak
mencamtumkan terjemahan al qur’an modern yang saya nilai cacat. Pernyataan
singkat tentang terjemahan tersebut (hlm. 291) saya dapatkan setelah penelitian
panjang yang saya publish dalam artikel saya yang berjudul: “Sektarian dan Bias
ideologis dalam terjemahan al quran berbahasa Inggris oleh Muslim, Islam dan
Kristen-Muslim Hubungan, VIII / 3, 1997, 261-78.
Pembahasan dalam buku ini tidak akan jauh berbeda dengan edisi pertama.
Saya hanya akan lebih fokus pada dua isu.Yang pertama adalah peran chiasmus
sebagai organisasi prinsip. Meskipun saya menunjukkan bahwa tiga surah Mekah
tampaknya memiliki struktur chiastic dan bahkan analisis ini terdegradasi dari Surah
85 hingga ke catatan akhir. Dari sini saya simpulkan bahwa chiasmus juga merupakan
karakter dari surat Madaniyyah juga yang disadari bahwa ia memiliki implikasi
penting untuk interpretasi Quran.Untuk keterangan lebih lanjut, lihat artikel saya
baru-baru ini: 'Struktur dan Interpretasi Surat al-mu'minin ', Jurnal Studi Alquran, II /
i, 2Ooo, 89-IO6; dan 'tangan terulur: Menuju Re-pembacaan Surat al-M 'ida', Jurnal
Studi Alquran, III / i, 2001, 1-19. Fokus kedua adalah berkenaan dengan beberapa
surat al quran yang terlihat amorf. Hal ini juga memungkinkan bahwa surat-surat
tersebut juga memiliki struktur yang sangat komplek yang masih terabaikan hingga
saat ini. Atau fakta ini juga memungkinkan bahwa al quran hanyalah ragbags dari
sekian materi yang berbeda sehingga benarlah apa yang sarjana Barat kemukakan
bahwa studi tentang koherensi al quran adalah studi yang sia-sia. Bagaimanapun,
kemungkinan ketiga adalah: al quran memang mungkin amorf tapi tetap koheren
selama al quran dapat mengungkapkan berbagai respon multidimensi untuk satu set
tertentu keadaan yang dapat kita temukan dalam hubungan antar barisnya.
Pembahasan lebih dalam dapat dilihat Surah 17 pada halaman 188-95. Saat ini saya
mencoba untuk mengembangkan pendekatan lebih lengkap dengan referensi khusus
untuk Surah 3 (Ali ‘Imron)
F. Book Review
Al-Qur'an dalam terjemahan kadang-kadang lalim dijelaskan oleh pembaca Barat
akan kurang struktur yang koheren, melompat dari satu topik ke topik tanpa membuat
jelas hubungan antara mereka. Sajak dan musikalitas bawaan yang hilang dalam
terjemahan namun adalah salah satu hal yang membuat buku ini begitu kuat.
Selanjutnya, ini adalah kunci untuk membuat koneksi dalam suatu bagian dari Al-
Qur'an yang mungkin tidak jelas pada pandangan pertama.
Neal Robinson berlaku metode modern analisis sastra untuk mengungkap beberapa
gaya dan struktur Al Qur'an. Temuannya sangat menarik
Untuk memberikan contoh singkat, ia memecah beberapa surah Mekah ke "unit" dari
sajak, yang disebut "unit Isochronic". Sebuah vokal pendek adalah satu unit
isochronic, sementara vokal panjang dua. Dalam arab, vokal pendek akan ada suara
yang ditunjukkan oleh dhamma, Fatha atau Kasra, dan vokal panjang akan menjadi ‫ي‬
("ee" suara) di ‫( العظيم‬al'adheem). Dalam aplikasi untuk lima ayat pertama dari Surah
Naba:

1. Am-maa yatasaa’aloon = 10 units


2. ‘An-in-nab’a -l’adheem = 8 units
3. Aladhee hum feehi mukhtalifoon =13 units
4. Kala saya’lamoon = 8 units
5. Thumma kala saya’lamoon = 10 units

Pola yang jelas muncul, orang dapat melihat bahwa ada struktur cincin berdasarkan
sajak, dengan ayat 3 di pusat. Ini adalah titik fokus dari bagian itu, dengan baik
panjang dan sentralitas memberikan makna. refleksi tersebut dapat memberikan
wawasan lebih kepada pesan Al-Qur'an: apa ayat yang sedang difokuskan pada, dan
mengapa. perhatian Robinson untuk musikalitas mengungkapkan beberapa wawasan
menarik yang memungkinkan untuk refleksi lebih tematik untuk mengambil tempat.
Sekali lagi, melihat Surah Naba:
Discovering The Qur’an memberikan banyak, banyak lagi contoh koherensi Alquran
dan gaya halus dan banyak lagi. Analisis Robinson tidak hanya terbatas pada struktur
puitis surah Mekah: ia mengulurkan tangan ke bagian Medinah jauh lebih berirama
dan membahas urutan dari Surah Al-Qur'an dari perspektif sastra. Dia juga
mendedikasikan bab untuk menyanggah Hagarism, kronologi Alquran (di mana ada
beberapa temuan mengejutkan) dan juga mencakup pendekatan historis biografi Nabi.
Ada juga sebuah bab di awal untuk memperkenalkan Al-Qur'an untuk pembaca non-
Muslim.
Buku ini berfungsi untuk memperkuat klaim bahwa Al-Qur'an adalah karya salah satu
penulis dalam satu periode waktu daripada teks yang muncul selama berabad-abad
melalui karya-karya banyak. Menyanggah klaim beberapa penulis tampaknya menjadi
tujuan utama dari pekerjaan.
Dengan metodologi yang ketat dan gaya penulisan yang menyenangkan, Robinson
"Discovering The Qur’an" adalah memperlakukan nyata untuk semua tertarik dalam
studi Al-Qur'an!
G. Susunan Surat Makiyyah Versi Kronologi Mesir

Urut Kronologis Nama Surat No. Surat & Keterangan


1 Al-‘Alaq
2 Al-Qalam
3 Al-Muzzammil
4 Al-Muddatstsir
5 Al-Fatihah
6 Al-Lahab
7 Al-Takwir
8 Al-A’la
9 Al-Layl
10 Al-Fajr
11 Al-Dhuha
12 Alam Nasyrah
13 Al-‘Ashr
14 Al-‘Adiyat
15 Al-Kautsar
16 Al-Taktsur
17 Al-Ma’un
18 Al-Kafirun
19 Al-Fil
20 Al-Falaq
21 Al-Nas
22 Al-Ikhlas
23 Al-Najm
24 ‘Abasa
25 Al-Qadr
26 Al-Syams
27 Al-Buruj
28 Al-Tin
29 Quraisy
30 Al-Qariah
31 Al-Qiyamah
32 Al-Humazah
33 Al-Mursalat
34 Qaf
35 Al-Balad
36 Al-Thariq
37 Al-Qamar
38 Shad
39 Al-A’raf
40 Al-Jin
41 Yasin
42 Al-Furqan
43 Fathir
44 Maryam
45 Thaha
46 Al-Waqi’ah
47 Al-Syu’ara
48 Al-Naml
49 Al-Qashash
50 Al-Isra
51 Yunus
52 Hud
53 Yusuf
54 Al-Hijr
55 Al-An’am
56 Al-Shaffat
57 Luqman
58 Saba’
59 Al-Zumar
60 Al-Mu’min
61 Al-Fushshilat
62 Al-Syura
63 Al-Zukhruf
64 Al-Dukhan
65 Al-Jatsiyah
66 Al-Ahqaf
67 Al-Dzariyat
68 Al-Gashyiyah
69 Al-Kahfi
70 Al-Nahl
71 Nuh
72 Ibrahim
73 Al-Anbiya’
74 Al-Mu’minun
75 Al-Sajdah
76 Al-Thur
77 Al-Mulk
78 Al-Haqqah
79 Al-Ma’arij
80 Al-Naba’
81 Al-Nazi’at
82 Al-Infithar
83 Al-Insyiqaq
84 Al-Rum
85 Al-‘Ankabut
86 Al-Muthaffifin
87

H. Susunan Surat Madaniyyah Versi Kronologi Mesir

Urut Kronologis Nama Surat No. Surat & Keterangan


1 Al-Baqarah
2 Al-Anfal
3 Ali-‘Imran
4 Al-Ahzab
5 Al-Mumtahanah
6 Al-Nisa’
7 Al-Zalzalah
8 Al-Hadid
9 Muhammad
10 Al-Ra’d
11 Al-Rahman
12 Al-Insan
13 Al-Thalaq
14 Al-Bayyinah
15 Al-Hasyr
16 Al-Nur
17 Al-Hajj
18 Al-Munafiqun
19 Al-Mujadilah
20 Al-Hujurat
21 Al-Tahrim
22 Al-Taghabun
23 Al-Shaff
24 Al-Jumu’ah
25 Al-Fath
26 Al-Maidah
27 Al-Taubah
28 Al-Nashr

Buku yang ditulis oleh Neal Robinson ini pada dasarnya adalah tulisan yang
mengungkapkan keindahan atau keajaiban (i’jaz) teks-teks al qur’an dengan
pendekatan yang kontemporer, misalnya dengan melihat ritme surah-surah tertentu
yang simetris dan balance, sehingga ia menyimpulkan bahwa al qur’an adalah wahyu
tuhan yang memiliki kualitas musikal yang tinggi (the Innate musical qualities of
revelation). Ada satu bab, The Qur’an as Experienced by Muslims, adalah bab khusus
yang menggambarkan bagaimana al qur’an diperlakukan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Neal Robinson menceritakan keajaiban seorang Taha Husain ketika
menghafalkan al quran. Juga mengungkapkan sejarah pertama kali al quran
diperdengarkan melalui radio, yakni pada tahun 1934, hingga al qur’an menjadi
sangat familiar di setiap mulut umat Islam. Banyak sekali istilah-istilah atau kata-kata
al quran yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti basmalah dan
al fatihah. Dia juga menjelaskan perkembangan kemasan al quran dengan adanya
iluminasi (hiasan pinggir berupa ukiran-ukiran) dan kaligrafi.5

Buku ini terdiri dari tiga bagian yang tidak sama. Bagian Satu, 'Fenomenologi',
terdiri dari satu bab di mana saya mencoba untuk memberikan gambaran bagaimana al
Qur'an experienced dalam komunitas masyarakat muslim. Mayoritas Muslim menulis
tentang Al-Qur'an dimana fokusnya lebih pada ajaran dan posisinya sebagai pedoman
ilahi yang diberikan untuk manusia. Dari sudut pandang lain, saya mencurahkan
begitu banyak perhatian pada kualitas akustik al qur’an, konteks di mana al qur’an
diperdengarkan, bagian-bagian irasional dari al qur’an, serta pentingnya kaligrafi.
Saya meyakini, hal ini sangat penting bagi kalangan pembaca non-Muslim, karena

5
Neal Robinson, Discovering The Qur’an; A Contemporary Approach to A Veiled Text, (London:
SCM Press, 2003), cet.2, hlm. 14
begitu banyak makna dan pemahaman yang hilang ketika Al-Qur'an ditemui hanya
sebagai teks tertulis, di luar konteks, maupun ketika diterjemahkan.

Bagian kedua akan mengupas tentang kronologi. Dalam Bab 2, saya


mengeksplorasi hubungan antara Al-Quran dan biografi awal nabi Muhammad SAW.
Setelah menyisiri al qur'an mengenai tanggal dan asal pewahyuannya sebagai bukti, di
sisi lain akan dikemukakan pula bagaimana tradisi biografis dapat digunakan untuk
membangun kerangka kronologis yang rasional. Kemudian pada Bab 3 saya
memberikan gambaran tentang gagasan yang kontroversial terkait kebangkitan Islam
yang diusulkan oleh Patricia Crone dan Michael Cook. Kemudian dalam Bab 4 akan
ditelusuri kembali sumber utama dalam menentukan urutan kronologis dari al quran
(114 bagian dalam al quran yang kadang disalahartikan sebagai surat), begitu pula
sumber mengenai alasan diturunkannya sebuah surat, juga berbagai literatur tentang
wahyu yang telah 'dibatalkan', serta daftar surah Makiyyah dan Madaniyyah. Begitu
pula akan dibahas standarisasi kronologi surah dalam al qur’an menurut tradisi Mesir.
Dalam Bab 5 saya mengapresiasi upaya para sarjana Eropa dalam menelusuri tanggal
pewahyuan dengan gaya sendiri. Kita lihat juga, apakah reklasifikasi kronologis
Noldeke tentang Al Quran yang dimodifikasi dalam penelitian Bell, akan
menghasilkan hipotesis yang lebih baik dari hipotesis standar Mesir.

Bagian Ketiga memfokuskan pada morfologi, struktur dan koherensi. Di Bab 6


saya mengembangkan karya perintis dari Angelika Neuwirth sehingga menghasilkan
inventarisasi semua elemen dalam 48 surah yang Noldeke klasifikasikan sebagai
periode pertama surah Makiyyah. Kemudian, di Bab 7 saya membahas struktur
keseluruhan dari surah-surah pilihan ini, yang Nolkede sebut sebagai periode kedua
dan ketiga dari surah Makiyyah. Selain itu pula, saya akan memeberikan saran
tentative mengenai bagaimana ketergantungan (munasabah/korelasi) antar ketiga
periode tersebut. Dalam Bab 8 saya menyelidiki keterkaitan suara, makna dan struktur
di Surah 103 (al ‘Ashr), 104 (al Humazah) dan 78 (al Naba’). Begitu pula dalam bab
9, penelitian dilakukan pada surah 79 (al Nazi’at) dan 17 (al Isra’), namun penelitian
ini lebih terfokus pada koherensi kisah Musa (Moses) dalam pembacaan al qur’an dan
al Kitab. Terasa lebih sulit dalam menggambarkan unsur dan struktur surah
Madaniyyah karena jumlah ayat yang lebih banyak sehingga surahnya pun lebih
panjang, namun gambaran itu akan muncul pada bab 10 dengan fokus pada surat al
Baqarah yang merupakan surah terpanjang dalam al qur’an. Dalam bab berikutnya,
akan dijabarkan beberapa fitur al quran yang sering membingungkan para non-muslim
yaitu dinamika diskursus Alquran. Apakah Allah selalu menjadi implied speaker? Jika
demikian, mengapa Allah menggunakan “Kami” sebagai kata ganti orang pertama
jamak dan “aku” untuk orang pertama tunggal? Begitu seterusnya selalu bergantian
antara dua kata ganti tersebut? Dan mengapa pula di kesempatan lain Allah sering
menyebut diri-Nya sebagai 'Dia', 'Allah', 'al Rahman' dan sebagainya? Begitu pula
halnya lawan bicara yang dimaksud merupakan individu, seperti yang ditunjukkan
oleh penggunaan orang kedua kata ganti tunggal 'Engkau', apakah individu yang
dimaksud selalu Muhammad? Di akhir, pada bab 12 dan 13, akan kita temukan debat
panjang mengenai alasan urutan kanonik al Quran: apakah editor akhir al qur’an
hanya mengatur susunannya secara acak, atau justru tepatkah pendapat Margaret
Drabble mesti ada semacam sequence dalam urutan surat tersebut?

I. Kesimpulan & Penutup


J. Table of contents
Bagian Satu: Fenomenologi 7
Al-Qur'an sebagai Dialami Muslim 9
Mendengarkan Alquran 9
1.2 Memiliki Qur'an dengan hati 14
1.3 Qur'an dalam kehidupan sehari-hari 17
Bagian Dua: Kronologi 25
Penjangkaran Wahyu di Ruang dan Waktu 27
2.1 Pendahuluan 27
2.2 keajaiban dikaitkan dengan Nabi z8
2.3 Menyisir Qur'an sebagai petunjuk untuk sumbernya 30
2,4 petunjuk Alquran dengan tanggal wahyu 32
2.5 Awal biografi Muhammad 35
2.6 Kerangka kronologis yang masuk akal untuk wahyu 37
2.7 Penutup diskusi 44
3. Gmabaran Sebuah Alternatif dari Kebangkitan Islam 47
3.1 Pendahuluan 47
3.2 Melangkah di luar tradisi Islam 47
3.3 Kritis penilaian 51
3.4 Kesimpulan 59
4. Sumber tradisional untuk Menentukan kronologis Urutan surah
4.1 Pendahuluan 6o
4.2 Laporan tentang kesempatan dari wahyu 61
4.3 Sastra tentang membatalkan dan dibatalkan dyahs 64
4.4 daftar Tradisional dari Mekah dan Madinah surah 69
4.5 The surah judul dalam edisi Mesir standar 72
4.6 Kesimpulan 75
5. Upaya Barat pada Tanggal Wahyu 76
5.1 Pendahuluan 76
5.2 N61deke-Schwally klasifikasi surah 76
5.3 Kesulitan yang terlibat dalam tanggal individu surah 8o
5.4 upaya Bell pada tanggal Al Quran dan bagian surah 83
5.5 Hipotesis kerja terbaik? 87
5.6 Penutup diskusi 92
Bagian Tiga: Morfologi, Struktur dan Coherence 97
6. Elemen Formal di 'Awal Mekah' Surah 99
6.1 Pendahuluan 99
6.2 Surah bukaan 100
6.3 Sumpah 101
6.4 bagian eskatologis IO3
6,5 bagian Narasi io6
6.6 Tanda bagian lo9
6.7 Wahyu bagian 112
6,8 bagian polemik 116
6.9 pertanyaan didaktik dan jawaban 119
6.1o Messenger bagian 120
6. 11 Miscellaneous 1.22
6.12 Kesimpulan 123
7. Struktur Mekah Sura 125
7.I Pendahuluan 125
surah 7.2 'Awal Mekah' dalam satu daftar 126
surah 7.3 'Awal Mekah' dalam dua register 128
surah 7.4 'Awal Mekah' dalam tiga register 131
7.5 'awal Mekah' surah Bipartit di empat atau lebih register 135
'Awal Mekah' surah lain dalam empat atau lebih register 138
7.7 'Tengah dan akhir Mekah' surah dengan bagian narasi 146
7.8 lainnya 'tengah dan akhir Mekah' surah 152
7.9 The timbal balik dari register di Mekah Al Quran 154
8. Keterkaitan Struktur, Suara dan Makna
di Tiga Sura Mekah 162
8.1 Pendahuluan 162
8.2 Integritas Surah 103 162
8.3 Peran kata-play dalam Surah 104 164
8.4 Struktur, suara dan makna dalam Surah 78 167
9. Integratif Peran Suara dan Intertekstualitas 177
9. 1 Pendahuluan 177
9.2 Surah 79: 'Apakah rekening Musa sampai kepadamu?' 177
9.3 Surah 17: The Night Journey 188
io. The Madinah Sura 196
io.i Pendahuluan 196
10.2 kelangsungan hidup dan adaptasi dari enam register pokok 196
10.3 refrain yang menyebutkan nama-nama ilahi 198
10.4 Pengantar Surah 2 201
10,5 Surah 2: prolog The (vv.I-39) 203
io.6 Surah 2: Kritik dari Bani Israel (vv.4o-i2i) 206
10.7 Surah 2: The Ibrahim warisan (. Ay 122-152) 2o8
io.8 Surah 2: Legislasi untuk negara baru (vv.153-242) 211
1O.9 Surah 2: Perjuangan untuk membebaskan Ka'bah (vv.243-283) 215
IO.io Surah 2: The epilog (vv.284-286) 221
i i. Dinamika Al-Quran Wacana 224
i i. i Pendahuluan 224
Aku 1.2 Pembicara tersirat karena kedua 'Kami dan' Dia '225
11.3 Pembicara tersirat sebagai 'aku' 230
11.4 Pembicara tersirat dan tertanam speaker 234
Saya 1 0,5 Perspektif mahatahu dari speaker tersirat 238
11,6 tersirat istimewa dituju The 240
11,7 The objektifikasi dari Messenger 244
11.8 Perubahan mendadak secara pribadi dan nomor 245
11,9 Kesimpulan 253
2. Orde Sura: The Penurunan-Panjang Rule 256
12.1 Pendahuluan 256
12.2 surah dan nama mereka 256
12.3 menurun panjang aturan: dugaan preseden dan
paralel 258
12.4 Menjelaskan pengecualian terhadap penurunan panjang aturan 260
12,5 dugaan Perintah dari Al Quran dalam manuskrip dari
Ibnu Mas'ud dan Ubayy 263
12.6 The sembari menghubungkan surah berturut-turut 266
12,7 Kesimpulan 269
13. Orde Sura: Isl ~ hi ini Penjelasan 271
13. 1 Pendahuluan 271
13.2 Ringkasan views Islahi ini 271
analisis 13,3 Islhi untuk Sura 5o-66 273
13.4 Evaluasi pendekatan Isldhi 275
13,5 pendekatan Islahi dan pengecualian terhadap
penurunan panjang aturan 28o
13.6 Kesimpulan 283
Postscript 284
Apendiks A: Tabel untuk mengubah nomor iyah 288
Lampiran B: Catatan tentang terjemahan bahasa Inggris dari Al-Qur'an 291
bibliografi 292
catatan 302
indeks 325
i Indeks referensi ke Alkitab dan Pseudepigrapha 325
2 Indeks Alquran lintasan 325
3 Indeks orang 328
4 Subjek Indeks 330

K. fhifh

Anda mungkin juga menyukai