Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS METODE PEMAHAMAN AL-QUR’AN NEAL ROBINSON

PENGANTAR

Al-Qur’an merupakan kitab yang menjadi mukjizat terbesar Rasulullah


SAW, menurut Imam Nawawi RA isi atau kandungan ayat-ayat al-Qur’an adalah
aqidah, hukum, ahlaq, dan kisah-kisah.1 Namun, terlalu sempit kandungan al-
Qur’an jika hanya mencakup empat lingkup tersebut karena al-Qur’an sebagai
mukjizat terbesar dan berlaku sepanjang zaman pasti akan selalu sesuai dengan
perkembangan masa. Oleh karena itu banyak tokoh-tokoh cendekiawan muslim
yang mencoba memahami al-Qur’an dengan sudut pandang masing-masing, hal ini
tentu memperkaya khazanah kajian keislaman yang membuat syiar Islam semakin
gemilang dari masa ke masa. Salah satu tokoh yang ikut andil dan memberikan
sumbangsihnya dalam memahami al-Qur’an di era modern ini adalah Neal
Robinson.

BIOGRAFI SINGKAT DAN PENGARUH PEMIKIRAN

Neal Robinson adalah seorang berkebangsaan Inggris yang menjadi salah


satu dosen senior di Jurusan Studi Islam pada University of Leeds, Inggris. Dia
adalah seorang cendekiawan muslim yang banyak menawarkan pemikirannya
terhadap keilmuan Islam. Diantara karya-karyanya adalah Discovering the Qur'an:
A Contemporary Approach to a Veiled Text, Islam: A Concise Introduction, Christ
In Islam And Christianity, Christ In Islam And Christianity, Simple Guide to Islam,
dll. 2

Salah satu profesor jurusan Ilmu Filsafat di University of Kentucky-


Lexington, Oliver Leaman mengemukakan bahwa jika ia ditanya tentang
rekomendasi bacaan mengenai Islam yang murni atau asli maka ia akan

1
https://akurat.co/rahmah/id-1143929-read-4-kandungan-inti-surah-alfatihah-menurut-imam-
nawawi ( Diakses pada 14 Desember 2020 pukul 16.03 WIB )
2
https://www.goodreads.com/search?q=nael+robinson&qid=ZLzMFVgPA7 (Diakses pada 14
Desember 2020 pukul 16.22 WIB)
merekomendasikan orang yang bertanya untuk membaca buku Discovering the
Qur'an: A Contemporary Approach to a Veiled Text karya Neal Robinson.

Selain itu dalam Jurnal Internasional Timur Tengah disebutkan bahwa buku
karya Neal Robinson berisi bahasan yang cerdas, berwawasan kekinian, dan
sensasional pagi para pembacanya. 3

PEMIKIRAN DAN IDE

Dasar pemikiran Neal Robinson terhadap al-Qur’an berdasarkan pada 1)


Sastra dari al-Qur’an, 2) Intensifnya pembacaan ayat al-Qur’an saat bulan
Ramadhan, 3) Penghafalan ayat-ayat al-Qur’an

Salah satu hal yang menjadi perhatian dari Neal Robinson adalah rima dan
ritme dari al-Qur’an. Dalam Buku Discovering the Qur’an : A Contemporary
Approach to a Veiled Text halaman 10, Neal Robinson menyebutkan bahwa rima
dan ritme dalam al-Qur’an sangat jelas, menurutnya rima dan asonansi menjadi
dasar pembagian ayat-ayat dalam al-Qur’an. Misalnya dalam wahyu yang pertama
kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yakni QS. al-Alaq ayat
1-5. Dari ayat pertama hingga ayat kelima diahiri dengan huruf Qaf yang jika dibaca
waqaf akan jatuh pada hukum bacaan memantul atau qalqalah. Meskipun
panjangnya ayat ada yang tidak sama, namun bunyi ahirnya sama sebagai penanda
bahwa susunan ayat-ayat tersebut ada rima dan ritme tertentu.4

Di halaman 11 Buku Discovering the Qur’an : A Contemporary Approach


to a Veiled Text disebutkan bahwa Neal Robinson tertarik dengan begitu
intensifnya pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Hal
tersebut menimbulkan perasaan gembira di hati orang-orang muslim yang
mendengarnya, bagi yang membaca pun akan mendapat tambahan semangat bila

3
http://press.georgetown.edu/book/georgetown/discovering-quran (Diakses pada 14 Desember
2020 pukul 16. 42 WIB)
4
Neal Robinson, Discovering the Qur’an : A Contemporary Approach to a Veiled Text,
(Washington: Georgetown University Press, 2nd ed. 2003), hal.10.
sudah mendekati malam nuzulul qur’an dan sepuluh terahir Ramadhan untuk
mencari laylatul qadr.5

Dari pengalaman berkali-kali mendengarkan pembacaan al-Qur’an selama


bulan Ramadhan, Neal Robinson menyimpulkan ada tiga macam cara membaca al-
Qur’an, yaitu : 1) hadr yakni pembacaan al-Qur’an secara normal layaknya orang
membaca tulisan pada umumnya atau berbicara normal, 2) tartil yakni pembacaan
al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid atau dalam tempo yang lambat, 3) tadwir
yakni pembacaan al-Qur’an dengan tempo yang sedang. Tiga model pembacaan al-
Qur’an tersebut menurut Neal Robinson adalah bentuk improvisasi seorang qari’
terhadap maqra’nya, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas musical al-
Qur’an. 6 Hal ini mirip dengan pendapat budayawan Indonesia Sujiwo Tejo yang
menyatakan bahwa al-Qur’an adalah sebuah kitab yang terdiri dari ayat-ayat yang
mengandung nilai musikal yang tinggi, satuan-satuan ritmenya jelas, sehingga bila
diterjemahkan dalam satuan-satuan not akan menghasilkan musih-musik yang
indah. 7

Keindahan musikal yang ada pada al-Qur’an membuatnya lebih mudah


dihafal. Bahkan anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun bisa dengan cepat
mengahafal ayat-ayat al-Qur’an, padahal al-Qur’an menggunakan bahasa Arab,
sedangkan menghafal pembukaan UUD 1945 saja mereka kesulitan. Tidak hanya
umat Islam, umat non muslim pun bisa mempelajari dan menghafal al-Qur’an
karena memang sifat dasar al-Qur’an adalah rahmat bagi seluruh alam. Ini menjadi
salah satu bukti bahwa salah satu keajaiban al-Qur’an adalah terletak pada nilai
musikalnya sehingga lebih mudah dihafal. 8

5
Ibid,. hal. 11
6
Neal Robinson, Discovering the Qur’an : A Contemporary Approach to a Veiled Text,
(Washington: Georgetown University Press, 2nd ed. 2003), hal.11
7
https://www.youtube.com/watch?v=0ZSQPreM4WU&t=5s (diakses pada 14 Desember 2020
pukul 17.05 WIB)
8
https://www.youtube.com/watch?v=GSWLu5NcoNE (Diakses pada 14 Desember 2020 pukul 17.
15 WIB )
Menurut Neal Robinson menghafal al-Qur’an adalah wajib, meskipun tidak
30 juz sebab ia adalah bagian dari rukun shalat. Begitu masifnya penghafalan
terhadap al-Qur’an dari zaman klasik hingga saat ini, sampai-sampai banyak
diadakan perlombaan hafalan al-Qur’an sebagai penyemangat atau ghirah dalam
menjaga hafalan al-Qur’an.9

ANALISIS DAN KRITIK

Dalam memahami al-Qur’an Neal Robinson lebih mengedepankan pada


aspek estetika atau sastranya. Sehingga dia lebih menunjukkan kemukjizatan al-
Qur’an dari segi tata bahasa. Hal ini memang sangat bagus dalam hal kesusastraan.
Berbeda dengan metode yang digunakan oleh Abdullah Saeed dalam memahami
al-Qur’an, Abdullah Saeed menggunakan metode yang lebih kompleks dalam
memahami al-Quran yakni tekstualis, semi kontekstualis, dan kontekstualis.
Kelebihan dari metode Abdullah Saeed adalah dapat memahami al-Qur’an dari
sudut pandang hukum Islam, aqidah, dan kisah-kisah. Pengkajian terhadap makna
ayat-ayat al-Qur’an lebih mendalam ditinjau dari segi linguistik, sosio historis, serta
korelasi dengan kehidupan saat ini.

Namun jika melihat dari cara pandang Neal Robinson, pemahaman terhadap
al-Qur’an dapat dilakukan dengan melihat ritme dan rima dari ayat-ayatnya. Itulah
satu tema yang yang sedang dibahas oleh al-Qur’an yang mana tema itu
disampaikan dengan keindahan tata bahasa sesuai dengan kaidan kesusastraan
Arab. Selain itu, Neal Robinson juga mengemukakan bahwa umat Islam merasa
lebih bersemangat dalam membaca dan mendengarkan al-Qur’an di bulan suci
Ramadhan. Hal itu tentu tak lepas dari pahala membaca al-Qur’an serta rasa
ketenangan hati yang dirasakan oleh pembaca dan pendengarnya.

Al-Qur’an adalah kitab yang disebut ummul kitaab yang artinya induk dari
semua kitab atau buku. Maka dalam tulisan ini penulis berpendapat bahwa
memahami al-Qur’an tidak cukup hanya dengan melihat teks dan konteksnya saja

9
Op.cit., Neal Robinson, hal. 84
ataupun hanya melihat dari segi sastranya saja, sebab al-Qur’an merupakan sebuah
kitab yang sangat kompleks karena merupakan mukjizat terbesar sepanjang zaman.
Pemahaman terhadap teks dan konteks harus diimbangi dengan pemahaman
terhadap kesusastraan Arab, sehingga makna yang didapat dari pemahaman
tersebut lebih mendalam dan luas sebagaimana cakupan al-Qur’an sendiri yang
merupakan rahmat bagi seluruh alam.

KESIMPULAN

Pemahaman al-Qur’an yang dilakukan oleh Neal Robinson berdasarkan


aspek kebahasaan dan kesusastraannya. Al-Qur’an baginya memiliki susunan rima
dan ritme yang jelas dalam setiap tema pembahasannya. Hal itulah yang
mendasarkan pernyataannya bahwa cara baca atau tilawah para qari’ adalah bentuk
improvisasi mereka terhadap keindahan musikal al-Qur’an. Dari indahnya musik
dalam susunan ayat-ayat al-Qur’an itu membuat al-Qur’an menjadi kitab yang
mudah untuk dihafal dari anak kecil hingga orang dewasa, bahkan orang non
muslim yang belum mengimani ajaran-ajaran al-Qur’an.

Dari pemikiran Neal Robinson ini penulis menyimpulkan bahwa


pemahaman terhadap al-Qur’an dari sudut pandang sastra dapat mempermudah
siapapun dalam menghafal dan memahami, serta menggali makna dari ayat-ayat al-
Qur’an. Yang mana hal itu merupakan salah satu kemukjizatan agung dari
kalaamullah al-qur’aanul kariim.

REFERENSI

Robinson, Neal, Discovering the Qur’an : A Contemporary Approach to a Veiled


Text, Washington: Georgetown University Press, 2nd ed. 2003
https://akurat.co/rahmah/id-1143929-read-4-kandungan-inti-surah-alfatihah-
menurut-imam-nawawi ( Diakses pada 14 Desember 2020 pukul 16.03 WIB )
https://www.goodreads.com/search?q=Neal+robinson&qid=ZLzMFVgPA7
(Diakses pada 14 Desember 2020 pukul 16. 22 WIB)
http://press.georgetown.edu/book/georgetown/discovering-quran (Diakses pada 14
Desember 2020 pukul 16. 42 WIB)
https://www.youtube.com/watch?v=0ZSQPreM4WU&t=5s (diakses pada 14
Desember 2020 pukul 17.05 WIB)
https://www.youtube.com/watch?v=GSWLu5NcoNE (Diakses pada 14 Desember
2020 pukul 17. 15 WIB )

Anda mungkin juga menyukai