Dosen Pengampu:
M. Luthfi Anshori,M. Ud
Oleh:
AHMAD MA’MUN
2017.01.01.719
AINUN NAJIB
2017.01.01.917
SARANG REMBANG
2019
PENDAHULUAN
ada beberapa ulama’ di indonesia yang ahli dalam bidang tafsir, terbukti
dengan beberapa karya-karya beliau yang telah terbukukan hingga sampai
sekarang. Salah satu mufassir itu ialah syaikh muhammad shaleh al-tsamatani.
Namun karya beliau sangantlah unik. karena beliau menafsiri kalam-kalam Allah
dengan bahasa jawa namun dalam aksara arab yang sering dikenal dengan tulisan
pegon. Dan karya yang beliau buat itu dinamakan Tafsir Faidh Al-Rahman. Di
dalam tulisan ini, penulis akan menggali tentang dinamika, sejarah dan biografi
dari syaikh muhammad shaleh al-tsamatani atau yang akrab dipanggil mbah
shaleh darat. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dinamika dan
Tafsir di Indonesia.
A. Rumusan masalah
- Bagaimanakah biografi syaikh muhammad shaleh al-tsamatani.?
- Bagaimana sejarah tafsir faidh al-rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam
Malik al-Dayyan karya Shaleh Darat.?
- Bagaimana dinamika dan corak tafsir faidh al-rahman fi Tarjamah
Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya mbah Shaleh Darat.?
- Apa kekurangan dan kelebihan dari tafsir faidh al-rahman fi Tarjamah
Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya mbah Shaleh Darat.?
B. Tujuan penulisan
- Untuk mengetahui biografi syaikh muhammad shaleh al-tsamatani.
- Untuk mengetahui sejarah tafsir faidh al-rahman fi Tarjamah Tafsir
Kalam Malik al-Dayyan karya Shaleh Darat. dan
- Untuk mengetahui dinamika dan corak tafsir faidh al-rahman fi
Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya mbah Shaleh Darat.
- Untuk mrngrtahui kekurangan dan kelebihan tafsir faidh al-rahman fi
Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya mbah Shaleh Darat.
PEMBAHASAN
1
1. Biografi syaikh Muhammad Shalih Darat
Syaikh Muhammad Shalih ibnu umar merupakan salah atu ulama’ besar
yang menyebarkan islam di pantai utara kususnya wilayah semarang. Beliau lahir
Desa Kedung Jumbleng, Mayong, Jepara, Jawa Tengah sekitar tahun 1820 M, dan
ini merupakan pendapat yang paling kuat karena ada juga yang menyebutkan
beliau lahir di tempat lain. Beliau wafat pada hari Jum’at legi tanggal 18
Desember 1903 M/ 28 Ramadhan 1321 H di Semarang.1 Beliau sering dipanggil
dengan nama mbah shaleh darat. Hal itu disebabkan karena tempat yang beliau
tetapi yaitu sebuah daerah di dekat pantai utara Semarang, tempat mendarat
orang-orang dari luar Jawa.
Beliau merupakan keturunan kiyai, ayah beliau adalah K.H Umar bin
Tasmin, beliau merupakan ulama’ terkemuka yang dipercaya oleh pangeran
diponegoro dalam peperangan jawa melawan penjajah belanda di wilayah pesisir
jawa utara. Namun setelah jawa kalah dalam peperangan tersebut, maka beliau lari
hinnga kepantai utara pulau jawa. Beliau mendapat pendidikan pertama dari sang
ayah yang kemudian melanjutkan pendidikan kepada masyayikh lain diantaranya;
1
Ghazali Munir, Warisan Intelektual Islam Jawa Dalam Pemikiran Kalam Muhammad Shalih al-
Samarani, (Semarang: Walisongo Press, 2008), hlm. 33.
2
Syaikh Muhammad Ibn Sulaiman Hasb Allah pengajar di Masjid al-Haram
dan al-Nabawi,
Sayyid Muhammad Ibn Zaini Dahlan,
Al-‘Alamah Ahmad al-Nahrawi al-Misri al-Makki,
Syaikh Umar al-Syami.2
Setelah sampai dan menetap di tanah air, Kiai Shaleh Darat diambil
menantu oleh Kiai Murtada, teman ayahnya. Beliau dijodohkan dengan Sofiyah
yang kemudian menurunkan keturunan Kiai Cholil dan Kiai Yahya. Dari kedua
keturunan tersebut hanya Kiai Cholil yang mempunyai banyak keturunan sampai
saat ini.4 Sejak saat itulah beliau menetap di Semarang kemudian melanjutkan
menuntut ilmu dan mendirikan pesantren yang dikenal dengan Pondok Pesantren
Darat.
2
Ibid. Hlm, 38-39
3
Ibid. Hlm, 56-58
4
Dilihat dari Riza Christianti, “Pengelolaan Wisata Keagamaan di Kota Semarang: Studi Tentang
Makam Mbah Shaleh Darat di Bergota Semarang”, 2010, Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, hlm. 36.
3
Darat kemudian meredup, hingga saat pendudukan Jepang, pesantren tersebut
tutup. Kiai Amir yang merupakan salah seorang menantu Kiai Sholeh Darat,
memindahkan (pesantren) ke Kedungwuni Pekalongan. Karena faktor inilah
pesantren Darat hilang tanpa bekas pada tahun 1903 M.
Konon, salah satu murid senior Kiai Sholeh Darat yaitu Kiai Idris dari
Solo, membawa para santri gurunya itu ke Solo dengan tujuan ingin
menghidupkan kembali Pesantren Jamsaren milik Kiai Jamsari. Di lokasi bekas
pesantren yang tersisa hanya sebuah masjid yang masih digunakan untuk
beribadah hingga sekarang.5
Adapun beberapa karya beliau yang sampai sa’at ini masih terbukukan dan
di kaji berjumlah 12 kitab yaitu;
4
Kitab Hadits al-Mi’raj.
Manasik al-Haji wal Umrah
Kitab al-Mahabbah wal Mawaddah fi Tarjamah Qoul al Burdah fi al-
Mahabbah wa a-Wadh ala Sayyidil Mursalin
Minhaj al-Atqiya’ fi Syarh Hidayatal-Adzkiya’ ila Thariqil Auliya’
Matan al Hikam (dipetik dari syarah hikam karya ibnu ‘Atholiyah al
Sakkandari)6
Mbah Shaleh darat wafat pada Jum’at Legi, 28 Ramadhan 1321 H atau
bertepatan dengan 18 Desember 1903 M dalam usia 83 tahun. Jenazah K.H
Sholeh Darat dimakamkan di Bergota, Semarang. Sampai sekarang makam K.H
Sholeh Darat selalu ramai dikunjungi, dan biasanya setiap bulan Syawal tempat
ini diadakan haul untuk K.H Sholeh Darat.
2. Sejarah kitab tafsir Faid al-Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-
Dayyan karya Shaleh Darat
Tafsir Faidh Al-Rahman adalah tafsir pertama kali yang penulisannya
menggunakan bahsa Jawa namun dengan huruf Arab atau yang sering disebut
dengan huruf pegon. Salah satu alasan mbah Shalih menulis kitab ini
menggunakan huruf pegon adalah karena keinginan beliau agar orang jawa yang
masih awam dengan ilmu tafsir bisa memahami al-Qur’an, hingga mereka bisa
menganan-angan isi kandungan dan mengamalkannya.
Selain itu pula, hal ini menjadi jawaban dari kegelisahan R.A Kartini yang
pada masa itu penjajah belanda melarang siapapun untuk menerjemahkan al-
Qur’an ke dalam bahasa manapun karena mereka tahu bahwa la-Qur’an adalah
kitab yang suci bagi umat mislim. Karena peraturan dari belanda itulah mbah
Shaleh Darat menafsirkan al-Qur’an dengan huruf pegon agar Belanda dapet
dikelabuhi.
Kemudian pada hari pernikahan R.A Kartini dengan R.M Joyodiningrat
seorang bupati rembang pada masa itu, Kyai Shaleh darat memberikan kitab tafsir
Faid al-Rahman sebagai kado pernikahan untuknya. Dengan demikian maka R.A
kartini dapat mengerti kandungan dari ayat-ayat al-Qur’an.
6
Taufiq Hakim, Kyai Shaleh Darat dan dinamika politik di nusantara abad X1X-XX M. (institute
of Nation development studies: 2016) hlm, 149-150
5
Saat mempelajari Islam lewat Al-Qur’an terjemahan berbahasa Jawa itu,
Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257
7
ور ُّ َي الهذِينَ آ َمنُوا يُ ْخ ِر ُج ُهم ِ ِّمن
ِ الظلُ َما
ِ ُّت إِلَى الن ه
ُّ َّللاُ َو ِل
Bahwa sifat Allah lah yang telah membimbing atau memperlihatkan
kepada orang-orang yang beriman dari gelapnya kekafiran kepada cahaya iman
(min al-zhulumāti ila al-nūr).8 Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata min al-
zhulumāti ila al-nūr yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini
merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak berketentuan
kepada pemikiran hidayah.
7
QS. al-Baqarah [2]: 257.
8
Muhammad Shalih ibn ‘Umar al-Samarani, Faiḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-
Dayyān, (Singapura: Percetakan Haji Muhammad Amin, 1895 M), 489.
9
M. Masrur , 42.
6
dua corak penafsiran, yaitu corak fiqih dan lebih banyak menggunakan corak
tasawuf.
Tafsir Faidh al- Rahman terbagi menjadi dua jilid dan keduanya telah
dipublikasikan. Akan tetapi sampai saat ini, penerbitan kitab itu tidak sampai
ditangan kita (tidak beredar sampai sekarang).10
Tafsir Faidh al- Rahman terdiri dari dua jilid, Jilid pertama, diawali
dengan muqaddimah kitab Tafsir Faidh al-Rahman dilanjutkan dengan
muqaddimah Surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan tafsir surat al-Baqarah yang
dimulai dengan muqaddimah surat al-Baqarah kemudian penafsiran ayat 1
sampai 286, dengan jumlah isinya 503 halaman.
Jilid pertama ini mulai ditulis pada malam Kamis 20 Rajab 1309 H/19
Februari 1892 M dan selesai pada malam Kamis 19 Jumadil Awal 1310 H/9
Desember 1892 M. Dicetak di Singapura oleh percetakan Haji Muhammad Amin
pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir 1311 H/7 November 1893 M.
اﻋن-اع ﺣاﱃ اﻧﻴﻌاﱃ اﻋﺴون ﻏالﱃ ووع ﻋﺠم اورا اﻧا ﻓﺪا اﻋن
ﻗرأن.اع مﻌناﱃ ﻗرأن ﻛران ارﻩ اور ﻋرﺗى مﻌناﱃ ﻗرأن
ﱃوروﱃ ﻛلون ﺑﺴا ﻋرب مﻚ اراﻩ مﻌﻜنو دادي ﱃا اﻋﺴون
ﻛاوى ﺗرﱃهي مﻌناﱃ ﻗرأن
“Jika saya lihat pada kebanyakan orang-orang awam tidak ada yang
memperhatikan makna al-Qur’an karena mereka tidak mengerti cara dan tidak
mengerti makna al-Qur’an. Hal ini disebabkan al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab oleh karena itu saya ingin membuat terjemah al-Qur’an ini.”11
10
Dilihat dari www. Academia. com Jurnal Studi Al-Qur'an, di aplud pada tahun april 2016 oleh
Tanzil.
11
Di lihat dari www, kaweroh.com faidh al-rahman terjemah pertama bahasa jawa oleh Ali
Abdurrozaq dan Nur Huda. Pada 10/06/2015.
7
سورة الفاﺗحة مﻜﻴة او مﺪينﻴة اومﻜﻴة مﺪينﻴة
8
لن ﻧولي ﻓﺪا ﻧووﻧا سﻴرا ﻛاﺑﻴه مرع,وايﻜا ﻧﺴﺴتﻌﻴن
اﻋﺴون ﻛلون ايﻜي ﻓنوون اهﺪﻧاالصراط االية
Surat al-Fatiḥah itu Termasuk Surat Makiyyah atau
Madaniyyah atau Makiyyah Madaniyyah
12
Dilihat dari www. Academia.edu. living islam VOL,1.no. ,1 juni 2016. Dengan judul:
VERNAKULARISASI DALAM TAFSIR NUSANTARA Kajian atas Tafsīr Faiḍ al-Raḥmān
Karya KH. Sholeh Darat al-Samarani.
9
مﻌنى اإلشاري
سويﺠﻴني لمون موج ﺣامﺪ إع.أﺗوي ورﻧاﻧي ﻓوجي إيﻜو ﺗلو
محمود ﻛلوان ستﻌاﻩ صفاﺗي ﻛع محمودة إيـــــﻜو دينماﻧي ثنا
“Seluruh sifat kesempurnaan itu milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Adapun macam-macam pujian itu ada tiga, yang pertama jika sesorang yang
memuji kepada orang lain dengan setengah sifat yang terpuji maka itu dinamakan
Thana.”
- Tafsir al-Jalalain, karya Imam Jalal al-Din al-Mahali (w. 864 H/ 1459
M) dan Imam Jalāl al-Din al-Suyuthi (w. 911 H/1505 M).
- Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar alTa’wil, karya Imam ’Abdullah ibn
’Umar al-Baidhawi (w. 685 H/1286 M).
- Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, karya Syaikh ‘ala’ al-Din al-
Khazin (w. 741 H/1360 M).
- Jawahir al-Tafsir, Misykat al-Anwar dan Ihya‛ ’Ulum al-Din karya al-
Ghazali (w. 505 H/1111 M).
- Tafsir al-Qur’an al-Azhim, karya Imam Isma’il ibn ‘Umar ibn Katsir
al-Dimasyqi (w. 505 H/1372 M).2514
13
Dilihat dari www. academia Jurnal Studi Al-Qur'an, 2016 oleh Tanzil
14
ibid
10
ijmali15 dalam faidh al-rahmannya. Metode ini dirasa praktis dan mudah
dipahami, dan tentunya menyesuaikan dengan kondisi keilmuan masyarakat pada
waktu itu yang masih lemah dari segi keagamaan.16
Adapun corak penafsiran yang ada di dalam kitab ini yaitu corak isyari dan
fiqih. Corak yang paling banyak muncul dalam kitab tafsir ini adalah corak isyari.
Hal ini dapat dilihat dari penafsiran-penafsiran Kiai Shaleh Darat terhadap ayat-
ayat al-Qur’an.17
15
Metode ijmali lebih tepat digunakan jika ingin disampaikan untuk komunitas orang-orang
awam. Metode ini berusaha menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an secara global, ringkas, dan
menghindari penggunaan bahasa yang bertele-tele sebab penjelasan yang disampaikan oleh
penafsir adalah pesan pokok dari ayat yang ditafsirkan. Lihat Abdul Mustaqim, Metode
Penelitian al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2014), hlm. 17-18.
16
Di lihat dari www. Academia.edu. Tafsir al-Qur’an Berbahasa Jawa Kajian Tafsir Faid
al-Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya Shaleh Darat. Oleh Za’im
Kholilatul Ummi
17
Di lihat dari www. Academia.edu. Tafsir al-Qur’an Berbahasa Jawa Kajian Tafsir Faid al-
Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan karya Shaleh Darat. Oleh Za’im Kholilatul
Ummi
11
Tafsir ini memberikan gambaran dan penjelasan bagi para
pembaca tentang hukum dalam al-Qur’an,
Tafsir Faidh al-Rahman memberi gambaran tentang kehidupan
orang Islam di masa lampau dalam memahami al-Qur’an,
Tafsir Faidh al-Rahman walaupun bisa dikatakan sebuah kitab
kecil tetapi penafsiran mbah Shaleh Darat bisa mencakup
beberapa bidang ilmu, Fiqih, tasawuf, dan ushuluddin (aqidah),
Tafsir ini memberikan penjelasan dan keterangan tentang
makna isyari dari suatu ayat.
b) Kekurangan
Kurang memperhatikan kualitas hadis yang dijadikan sebagai
bahan keterangan dalam penafsirannya, apakah hadis itu
termasuk shaheh atau dhaif,
Mbah Shaleh Darat Dalam memberikan keterangan dalam
tafsirnya, menggunakan bahasa yang masih campur aduk
antara bahasa Jawa Pesisiran dan bahasa Jawa Pedalaman
dengan bahasa Arab, sehingga sulit dipahami,
Tafsir ini hanya berisi empat surat saja, dari surat al-Fatihah
sampai surat an-Nisa, tidak lengkap sampai 30 juz,
Kesulitan untuk mendapatkan tafsir ini di pasaran karena sudah
tidak di cetak lagi,
Pengunaan bahasa Melayu atau Jawa (Arab Pegon) dalam
menafsirkan al-Qur’an menunjukan bahwa kitab tafsir tersebut
bersifat lokal yang hanya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Jawa saja. Sedang bagi orang non Jawa tetap akan
mengalami kesulitan, karena bahasa Jawa bukan merupakan
bahasa Internasional.
12
1. Kajian Tafsir Faid al-Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik al-Dayyan
karya Shaleh Darat. Oleh Za’im Kholilatul Ummi.
2. Di lihat dari www. Academia.edu. kritik teks manuskrip kh. shalih darat
al-samarani faiḍ al-raḥmān fī tarjamāttafsīr kalām malik al-dayyān
3. Dilihat dari www. Academia.edu. living islam VOL,1.no. ,1 juni 2016.
Dengan judul: VERNAKULARISASI DALAM TAFSIR NUSANTARA Kajian atas
Tafsīr Faiḍ al-Raḥmān Karya KH. Sholeh Darat al-Samarani.
13