SKRIPSI
Oleh
Muhamad Nur Hasan Mudda’i
NIM 21514012
***
***
v
PERSEMBAHAN
***
Allah
Satu-satunya tujuan dalam hidupku, dan inilah wujud berterimakasihku pada-Mu
Ahmadi
Nurhayati
Almamater
IAIN Salatiga
***
vi
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan segenap manusia. Melalui hidayah,
inayah, rahmat, karunia dan mahhabah-Nya yang tiada batas, penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih pula kepada Nabi Muhammad yang
telah mengajarkan kepada kita, cara bagaimana berusaha dengan keras dan
sungguh-sungguh. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepadamu.
Dalam mengerjakan tugas akhir ini, saya banyak mengambil inspirasi dan
rujukan utama dari beberapa literatur, utamanya adalah Tafsir al-Mizan fi Tafsir
al-Qur’an, dan Quran: A Reformist Translation, maupun literatur pendukung
lainnya. Penulis berusaha sekuat mungkin dalam memaparkan agama Yahudi-
Nasrani dalam al-Qur’an perspektif Thabathaba’i dan Edip Yuksel, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi kekurangan di dalamnya. Karena itu, penulis
memohon maaf.
Akhirnya, usaha dalam menyelesaikan penelitian ini, mulai dari proposal,
proses penelitian hingga penulisan skripsi selesai, tidak akan terlepas dari bantuan
berbagai pihak, khususnya dalam mengkontruksi skripsi komparasi ini dengan
judul Yahudi dan Nasrani Perspektif Al-Qur’an (Studi Pemikiran Thabathaba’i,
Edip Yuksel, dkk.). Harapannya, apa yang menjadi ikhtiar saya, mampu
memberikan kontribusi bagi pembaca mengenai agama Yahudi dan Nasrani.
Setelah melewati proses yang cukup panjang dan penuh tantangan, akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, saya ingin menyampaikan ucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang tua, Bapakku Ahmadi dan ibunda Nurhayati yang selalu mendoakan
dan mensuport dalam segala hal yang penulis lakukan. Serta adik tercinta
M. Agus Dhany Mubarok yang selalu menyayangi dan mensuport penulis.
2. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd., selaku Rektor beserta jajarannya dan
segenap tenaga pendidik baik dosen maupun karyawan di IAIN Salatiga.
x
3. Jajaran Dekanat fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Dr. Benny
Ridwan, M. Hum., Dr. M. Gufron, M. Ag., Dr. H. Sidqon Maesur, Lc.,
M.A., dan Dr. Mubasirun, M.Ag. yang telah memberi dukungan dan
motivasi.
4. Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku pembimbing akademik dan
pembimbing skripsi yang telah sudi kiranya meluangkan waktunya,
membina dan membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir dan
mengarahkan proses penelitian skripsi ini berupa koreksi, masukan, kritikan,
dan saran yang kontruktif dalam melengkapi dan menyelesaikan studi dan
penelitian ini di sela-sela kesibukan mengajar dan aktifitas yang lainnya.
5. Ibunda Tri Wahyu Hidayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir (IAT), Bapak Farid Hasan, S.Th.I., M.Hum. yang telah memberi
dukungan dan motivasi dan bapak Dr. Adang Kuswaya, M. Ag., yang selalu
memberikan bimbingan tanpa waktu.
6. Segenap Staff pengajar dan karyawan fakultas Ushuluddin, Adab dan
Humaniora, pak Mujib, bu Ika dan pak Tafin yang telah meluangkan
waktunya, melayani segala keperluan akademik penulis.
7. Teman-teman sehimpunan-seperjuangan Rabika, Neny, Samsul, Ayusta,
Annisa Fitri, Saifunnuha, Latif, Wahyu, Fatimah, Novita, Laila Khodariyah,
Trisna, Yusuf, Abrar, Fissabil, alumni jurusan IAT MK. Ridwan, Wahyu
Kurniawan, Triyanah, Rangga, Rohman, Husen, semua adek angkatan IAT,
serta tak lupa sahabat tercinta Aryana, Mb Rima, Inay dan Uliajnic yang
menjadi patner akademis dan teman diskusi.
Akhirnya, saya menyadari bahwa, apa yang penulis kerjakan ini, bukanlah
suatu hal yang sempurna dan tidak menuai kritik. Justru berbagai masukan berupa
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca, adalah nutrisi bagi saya dalam
rangka mendekatkan diri pada kesempurnaan, walaupun hal itu bersifat mustahil.
Selamat membaca.
xi
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
xiii
BAB II : SEJARAH MUNCULNYA AGAMA YAHUDI-NASRANI
MASA KINI
xiv
5. Metodologi Penafsiran Edip Yuksel, dkk. ..................... 101
KEBERAGAMAAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad kedua puluh satu ini, sebagai zaman yang banyak corak polemik
kehidupan baik dalam dimensi akidah, syariah dan muamalah. Salah satunya
adalah problematika sosial-akidah yang hingga saat ini bagi para ilmuan modern
dan para reformis sangat sulit merumuskan agar menemukan titik temu yang jitu
masyarakat sudah bercampur menjadi satu dari berbagai pemeluk agama, paham
budaya yang terkumpul menjadi suatu kuantum lampau, masa kini atau antara
keduanya.
adanya kesatuan global, yakni ketergantungan satu umat dengan yang lainya dan
keperluan akan saling memahami serta memberi respek antara sesama manusia,
meski memiliki pandangan atau ideologi berbeda, sekat-sekat budaya, agama dan
jika sebelumnya perbedaan ideologi, budaya dan agama acap kali mengantarkan
para pemeluk agama yang satu memusuhi pemeluk agama yang lainya dan bahkan
saling menumpahkan darah, maka di zaman ini mereka niscaya dituntut untuk
destruksi dan segala problematika akan semakin menjadikan dunia ini mudah
1
dihancurkan. Namun selain demikian dunia ini mudah juga dibangun untuk
banyak energi untuk usaha tersebut dan diperlukan usaha keras setiap pemeluk
agama untuk sukses mengukuhkan diri sebagai bagian dari umat manusia yang
geografis dan kekuasaan politik di Palestina, yang sampai sekarang belum ada
titik temu untuk kedamaian, negara konflik tersebut hingga melibatkan berbagai
pihak lain dan bahkan telah merambat ke dalam pikiran dan suasana hati banyak
orang di dunia ini, baik Yahudi, Nasrani maupun Muslim, akibat dari provokasi
dan ketakutan (fear) yang ditiupkan ke dalam jiwa kebanyakan orang awam
secara tidak henti-hentinya oleh mereka yang terlalu berambisi dan ingin menang
sendiri. Akibatnya, agama dan politik seolah-olah tidak dapat lagi dipisahkan;
tertentu, maka tidak ada jalan bagi seseorang untuk "membebaskan diri" dari
1
Zulkarnaini, Yahudi Dalam AL-Qur’an: Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme
Agama, Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2004, hlm. 2.
2
kemelut hal tersebut melainkan dengan cara mengklarifikasi pemahamannya
terhadap agama itu sendiri.2 Upaya memberikan klarifikasi inilah yang merupakan
atau keunikan al-Qur'an terletak pada kenyataan bahwa ia adalah teks yang aktif
tengah-tengah masyarakat jahiliah dan kaum Ahli Kitab (Ahl al-Kitab), al-Qur'an
bersikap kritis dan juga korektif terhadap berbagai gagasan dan konsep-konsep
primordial yang telah digariskan Tuhan. Sekurang-kurangnya ada tiga umat yang
sangat hati-hati, namun juga sangat tegas, dalam menghadapi mereka. Banyak
tradisi Arab sebelum Islam yang diadopsi al-Qur’an dengan memberikan beberapa
modifikasi, seperti perkawinan, tata krama dalam kehidupan sosial dan sistem
peribadatan di sekitar Tanah Haram. Di samping itu ada juga kritik-kritik yang
bahkan keras. Dalam hal ini al-Qur'an tanpa kompromi menolak, misalnya,
2
Zulkarnaini, Yahudi Dalam AL-Qur’an: Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme
Agama, Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2004, hlm. 2
3
penyembahan berhala, konsep ketuhanan Isa Almasih dan klaim orang-orang
tertentu terhadap penganut agama lain yang ikut terlibat dalam interaksi sosial-
turunnya al-Qur’an.3
Islam. Kelompok ini sering kali berhadapan dengan Nabi, baik dalam suasana
dan kaum Muslim telah menyebabkan banyak ayat al-Qur'an turun memberi
respons, dan hubungan ini dalam beberapa hal berakhir dengan konflik. Memang
harus diakui bahwa yang menjadi sasaran awal al-Qur’an adalah situasi kota
Mekah dengan kehidupan para elitnya yang korup,4 namun kemudian, tidak
jahat dan tidak bermoral, pertama sekali yang harus dilakukan adalah meyakinkan
akan dibalas dengan pahala yang besar, sedangkan kejahatan akan mendatangkan
3
Zulkarnaini, Yahudi Dalam AL-Qur’an: Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme
Agama, Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2004, hlm. 3-4
4
Fazlur Rahman "Islam's Attitude Toward Judaism," The Muslim World, Vol. LXXII,
No. l, January, 1982, hlm. 1.
5
Q.S. al-Baqarah [2]: 213.
4
malapetaka yang sangat merugikan. Karena itu al-Qur’an selalu menekankan
pentingnya beriman kepada Allah dan hari akhirat serta beramal saleh. Berangkat
dalam sejarah.6
Yahudi dan Nasrsni (ahl al-kitab) sebagai pendukung bagi agama yang sedang
yang bersumber pada ajaran yang sejalan dengan agama yang beliau bawa.
Interaksi Nabi dan kaum Muslim di satu pihak dengan kaum Yahudi dan Nasrani
di pihak lain kemudian menjadi intens, dan wahyu pun turun memberikan
tindakan mereka yang ternyata tidak seperti yang diharapkan, yakni justeru
sikap al-Qur’an terhadap Yahudi dan Nasrani (ahl al-kitab) ini menarik, karena ia
6
Zulkarnaini, Yahudi dalam AL-Qur’an: Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme
Agama, Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2004, hlm. 4-5
7
Beberapa riwayat menyebutkan bagaimana misalnya orang-orang Yahudi melakukan
konspirasi dengan kaum musyrik Mekah untuk menentang Nabi dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang menyudutkan atau bahkan menyulut api pertikaian; pada kesempatan lain juga
diriwayatkan sejumlah ayat al-Qur'an diturunkan dalam rangka meresponi secara langsung sikap
negatif orang-orang Yahudi terhadap Islam dan Nabi Muhammad (misalnya riwayat asbab al-
nuzul [sebab turun] ayat Q.S. al-Baqarah: 80-98, al-Isra': 85 dan al-Kahf: 83). Lihat misalnya
karangan Abu al-Hasan Ali Wahidi, Asbab al-Nuzul, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994/1414), hlm. 15-17,
163, 167.
5
masyarakat Muslim masa awal. Lagi pula, ini menjadi indikasi bagi watak
tampak masih hangat diperdebatkan. Namun, yang lebih penting di sini adalah
dan Nasrani, tidak jarang kaum Muslim menganggap al-Qur'an telah cukup
memadai sebagai referensi untuk mengetahui apa yang perlu diketahui mengenai
menggerakkan keinginan penulis melakukan studi ini: bahwa kajian tentang ayat-
ayat mengenai Yahudi dan Nasrani dalam al-Qur’an perlu ditelaah kembali
Agama adalah wilayah perbincangan yang amat luas. Karena itu studi ini
dibatasi pada kajian dari beberapa ayat al-Qur’an tentang Yahudi dan Nasrani.
Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa wilayah "garapan" yang dipergunakan
untuk tulisan ini adalah studi tafsir al-Qur’an. Setidaknya ada tiga istilah yang
menunjuk pada Yahudi, yaitu al-yahud, alladzina hadu, dan hudan. Dalam
al~Qur‘an, kata "Yahudi“ disebut sembilan kali dengan al-ma’nfah dan tanpa al
dalam empat surat, yakni QS. al-Baqarah [2]: 113 (dua kali) dan 120, QS. Al-
Maidah [5]: 18, 51, 64, dan 82, QS. al-Taubah [9]: 30, dan QS. Ali ’Imran [3]:
67.9 Ungkapan dalam ayat-ayat tersebut berisi beberapa hal, yaitu (1) sikap dan
perilaku antara Yahudi-Nasrani, yaitu dalam QS. al-Baqarah [2]: 113, (2) sikap
8
Zulkarnaini, Yahudi dalam AL-Qur’an: Teks, Konteks, dan Diskursus Pluralisme
Agama, Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2004, hlm. 6
9
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama: Millah Ibrahim dalam Tafsir
Al-Mizan, Bandung: Mizan Pustaka, 2016, hlm. 141
6
dan perilaku orang Yahudi-Nasrani terhadap Muhammad dan umatnya, yaitu
dalam QS. al-Baqarah [2]: 120, (3) sikap dan perilaku Yahudi terhadap orang-
orang yang beriman, yaitu dalam QS. al-Maidah [5]: 82, (4) pandangan
keagamaan Yahudi-Nasrani, yaitu dalam QS. al-Ma‘idah [5]: 18 dan QS. at-
Taubah [9]: 30, (5) sikap orang~orang yang beriman kepada orang Yahudi dan
Nasrani, yaitu dalam QS. al-Maidah [5]: 51, (6) pandangan keagamaan orang-
orang Yahudi, yaitu dalam QS. al-Maidah [5]: 64, dan (7) penjelasan al-Qur’an
Kemudian menyangkut ayat tentang Nasrani, ada tiga istilah yang secara
Nashara, dan Ahl al-Injil. Istilah Nasrani disebut satu kali yaitu dalam QS Ali
Imran [3]: 67. Jumlah yang sama juga untuk istilah Ahl al-Injil, yaitu dalam QS.
al-Maidah [5]: 47. Istilah yang paling banyak digunakan adalah Nashara, yaitu 14
kali yang tersebar dalam empat surat, yaitu QS. Al-Baqarah [2] :62, 111. 113, 120,
135, dan 140, QS. al-Maidah [5]: 14, 18, 51. 69, dan 82, QS. al-Taubah [9]: 30,
dan QS. al-Hajj [22.]:13..82. Dari beberapa kali penyebutan tersebut, baik istilah
berurutan dengan istilah Yahudi, kecuali dalam dua ayat, yaitu QS. al-Maidah [5]:
14 dan 82 yang disebutkan dengan diselingi kata yang lain. Istilah Nashara
bahkan disebutkan secara bersamaan dengan alladzina hadu dan hudan. Ini
7
mungkin perbedaan ini ditemukan kesamaannya ketika Yahudi dan Nasrani
diungkapkan dengan istilah lainnya seperti Bani Israil, Ahli Kitab atau lainya.
pembahasan ayat tentang Yahudi-Nasrani kepada dua ayat yang kontradiktif yaitu
QS. Al-Baqarah [2] ayat 62 dan QS. Al-Baqarah [2] ayat 120. Dalam ayat pertama
Shabiin yang beriman kepada Allah swt, kemudian ayat yang kedua kontradiktif
dengan ayat yang pertama yaitu bahwa orang-orang Yahudi-Nasrani akan selalu
memusuhi orang Islam hingga orang-orang Islam ikut terhadap ajaran mereka, dan
hal itu menurut dogma agama Islam disebut murtad dan akan menjadi kafir.
memusuhi antara agama satu dengan yang lain atas dasar truth claim. Pada ayat
yang kedua ini apabila dibaca maknanya secara harfiah adalah orang-orang Islam
yang ikut kepada ajaran Yahudi-Nasrani adalah orang-orang yang tidak lagi
mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari Allah swt, ini berarti bahwa tidak
ada keselamatan bagi pengikut ajaran Yahudi dan Nasrani. Satu mengatakan
bahwa ada keselamatan bagi Yahudi dan Nasrani, berikutnya bahwa tidak ada
keselamatan bagi orang-orang yang mengikuti Yahudi dan Nasrani, atas dasar itu
tokoh, yaitu menggunakan dua kitab tafsir; yang ditulis oleh Thabathaba’i (tafsir
8
Al-Mizan), kemudian yang ditulis oleh Edip Yuksel, Layth Saleh al-Shaiban dan
Martha Schulte Nafeh (tafsir Quran: A Reformist Translation). Kedua kitab tafsir
tersebut dirasa perlu diduetkan karena authornya sama-sama pakar filsuf dan
tafsir ini, di ambil dari tokoh Timur Tengah dan satunya lagi adalah tokoh Barat
yang termuda dengan pendekatan yang berbeda, bentuk tafsir yang berbeda dan
latar belakang yang berbeda membuat skripsi ini akan dirasa lebih empuk dan
pada skripsi ini. Adapun alasan penulis meneliti tafsir al-Mizan melalui authornya
merupakan karya tafsir kolaborasi tiga orang, yaitu Edip Yuksel, Layth Shaleh al-
Shaiban, dan Marta Schulte-Nafeh dalam memahami teks suci agama Islam.
Sesuai dengan nama tafsirnya yaitu A Reformist Translation yang terdiri dari
aturan dasar bagi masyarakat dan merupakan dasar dari pengetahuan agama,
sejarah, metafisik, estetika dan etika, seperti halnya sosial, ekonomi dan aturan
10
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama: Millah Ibrahim dalam Tafsir
Al-Mizan, Bandung: Mizan Pustaka, 2016.
9
dunia.11 Kemudian kata Translation yang berarti terjemahan yang merupakan
salah satu metode komunikasi antar 2 orang atau kelompok yang ingin memahami
perkataan, konsep, maupun tulisan yang tidak mampu dipahami secara langsung
sebuah sarana untuk memahami konsep pemikiran yang terkandung dalam sebuah
tulisan maupun perkataan tanpa harus menguasai bahasa yang digunakan. Pada
memahami makna yang terkandung dalam sebuah karya tulis terutama yang
model penafsiran Al-Qur’an yang diajukan oleh kaum reformis Islam sebagai
lokal dan memuat unsur kepentingan politik. Oleh karena itu, kaum reformis
dan ajaran-ajaran yang berasal dari tradisi Islam. Al-Qur’an adalah teks yang
yang ingin disampaikan oleh Tuhan. Hal ini bisa berarti tafsir Qur’an bi al-
tokoh tersebut dari generasi yang berbeda dan sama-sama sebagai ahli filusuf.
11
Teks aslinya berbunyi: “monotheism as an organizing principle for human society and
the basis of religious knowledge, history, metaphysics, aesthetics, and ethicsm as well as social,
economic, and world order.” Lihat en..m.wikipedia.org/wiki/Liberalism_and_progressivism_
within_Islam, diakses tanggal 18 Desember 2017 jam 19.30 wib.
12
Edip Yuksel, (dkk.), Quran A Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 11
10
Judul skripsi ini merefleksikan ketertarikan personal dan intelektual. Dari
berbagai kegalauan yang dialami setelah membaca berbagai literatur sejarah baik
dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas. Diskusi antaragama yang selalu
ayat yang mendukung suatu gagasan toleransi dan perdamaian dari aspek
kenyataannya, itulah sumber dari banyak kebencian dan kekerasan yang dilakukan
atas nama agama.13 Al-Quran sebagai basis atau titik keberangkatan karena ia (al-
Qur’an dan juga kitab suci semua agama) adalah sumber yang paling potensial
komprehensif dan utuh terhadap Kitab Suci, pokok-pokok ajaran agama akan
dapat ditemukan secara lebih jelas dan jernih, yang pada dasarnya sangat kondusif
untuk dialog antar agama dan wacana “keberagamaan manusia”.14 Inilah latar
kembali pandangan al-Qur’an tentang “orang lain” the other, khususnya Yahudi
13
Dikutip dari Mun’im Sirry, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik Al-Qur’an
terhadap Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, hlm. x
14
M. Amin Abdullah, Study Agama: Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1996), hlm 63.
11
dan Nasrani, sekaligus sebagai kriitik diri (self criticsm) bagi kaum Muslim, dan
B. Rumusan Masalah
dan Muslim, telah menjadi simbol segala kejahatan “Yahudi bangsa terkutuk”
Nasrani, dengan konsep agama yang berbeda daripada ajaran Nabi Isa as. (Trinitas
ketuhanan), menganggap bahwa dia adalah anak Tuhan yang berkorban untuk
semua umat Nasrani kemudian nantinya dijanjikan masuk surga karena kasih-Nya
Tuhan Bapa Yesus. Nasrani juga menyatakan Nabi Isa as. adalah Yesus yang
disalib (hukum mati) atas penebusan dosa-dosa umat tersebut. Hal ini
teks ayat dari kitab suci. Jika Yahudi adalah terkutuk (dimurka)15 dan Nasrani
15
QS. Al-Fatihah [1]: 7
16
ibid
12
atas dasar suku bangsa,17 tidak memaksa manusia memeluk agama?18 Atas dasar
kekinian?
C. Tujuan Penelitian
kekinian.
17
QS. Al-Hujurat : 13
18
QS. Al-Baqarah : 256
13
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
3. Bagi Pembaca
perspektif Al-Qur’an.
14
d. Menciptakan perdamaian antar agama-agama atas dasar problematika
E. Survey Literatur
Buku ini akan menjadi sumber bagi tulisan ini terhadap pembahasan
secara sosio-religius.19
2. Isa Putra Maria dalam Injil dan Al-Qur’an, dalam buku ini dibahas
Almasih.20
penulis ide dalam membuat judul skripsi ini, dan merupakan buku pertama
19
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama: Millah Ibrahim dalam Tafsir
Al-Mizan, Bandung: Mizan Pustaka, 2016, hlm. iv-x
20
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an, Tangerang: Lentera
Hati, 2011, hlm. xxxii
15
tapi juga memperdalam tentang reformasi Islam, tafsir dan keragaman
Agama.21
tentang watak, sifat dan perilaku buruk bangsa Yahudi menurut Al-Quran
secara tekstual.23
6. Fakta dan Data Yahudi di Indonesia Dulu dan Kini: buku ini membahas
secara kontekstual makna ayat yang membahas Yahudi dan Nasrani yang
wahyu sendiri dan dipanggil dengan nama “ahl al-Kitab”. Mereka diajak
dalam hal agama dan budaya. Namun al-Qur’an terus mengajak mereka
21
Mun’im Sirry, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik Al-Qur’an terhadap
Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, hlm. XXV
22
Karen Armstrong, Berperang Demi Tuhan: Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan
Yahudi, Bandung: Mizan, 2013, hlm. 5
23
Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap tentang Yahudi, Yogyakarta: DIVA Press, 2015,
hlm. 17-18
24
Ridwan Saidi dan Rizki Ridyasmara, Fakta dan Data Yahudi di Indonesia Dulu dan
Kini, Jakarta: Al-Kautsar, 2006, hlm. VIII
16
kepada Islam dan memandang Yesus sebagai seorang Nabi.25 Fazlur
politik yang telah menimbulkan kondisi yang sangat tidak kondusif bagi
sangat berperan dalam menciptakan atmosfer ini. Padahal sekitar tiga belas
setengah abad setelah zaman kenabian, hubungan kedua umat ini bukan
8. Konspirasi Yahudi, buku ini membahas tentang sejarah Yahudi baik nenek
Ibrahim dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Buku ini membahas mengenai
10. Status Agama Pra Islam, Kajian Tafsir Al-Quran atas Keabsahan Agama
Yahudi dan Nasrani setelah Kedatangan Islam. Buku ini membahas secara
25
Fazlur Rahman, “Islam’s Attitude Toward Judaism,” The Muslim World, no. 1, vol.
LXXII, January 1982, hlm. 5.
26
Ibid, hlm. 6
27
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi, Jakarta: Saufa, 2014, hlm, 3-6
28
Iqbal Harahap, Ibrahim Bapak Semua Agama: Sebuah Rekontruksi Sejarah Kenabian
Ibrahim Dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an, Tangerang: Lentera Hati, 2014, hlm. 2-4
29
Sa’dullah Affandi, Menyoal Status Agama Pra Islam, Kajian Tafsir Al-Quran atas
Keabsahan Agama Yahudi dan Nasrani setelah Kedatangan Islam, Bandung: Mizan, 2015, hlm.
237.
17
11. Kebohongan Sejarah yang Menggemparkan, buku ini sangat
terhadap Islam.30
12. Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama Lain, buku ini membahas tentang
Qutb.31
13. Agama-agama Besar Masa Kini, buku ini memuat tentang sejarah-sejarah
agama termasuk agama Yahudi dan Nasrani, dari buku ini penulis
30
Majdi Husain Kamil, Kebohongan Sejarah yang Menggemparkan: Rahasia Di Balik
Konspirasi Yang Mengguncang Dunia, Bandung: Mizan, 2015, hlm. 5-6.
31
Mohammad Hasan Khalil, Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama Lain, Bandung:
Mizan Pustaka, 2016.
32
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011).
33
Ali Noer Zaman, Agama untuk Manusia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016, Cet II.
18
15. Perbandingan Agama, buku ini memuat tentang uraian beberapa agama,
Indonesia.34
Sangat banyak tulisan, baik yang dikerjakan oleh para sarjana Muslim
maupun non-Muslim, tentang Yahudi dan Nasrani dalam kaitanya dengan Islam,
pernah diteliti atau ditemukan yang secara komparatif membicarakan topik ini
dalam perspektif tafsir al-Qur’an, dengan melihat langsung apa kata kitab suci ini
tentang Yahudi dan Nasrani melalui tafsir Al-Mizan karya Thabathaba’i dari Iran
dan Tafsir Reformis yaitu kitab tafsir yang diberi nama Quran: A Reformist
Translation karya Edip Yuksel, Layth Shaleh al-Shaiban, dan Marta Schulte-
Nafeh dari Turki yang memberikan elaborasi dan analisa mendalam antara dua
mufasir. Kedua mufasir tersebut juga berbeda asal kelahiran serta kondisi sosial,
F. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional diperlukan
suatu metode yang sesuai dengan obyek yang dikaji, karena metode merupakan
cara bertindak supaya berjalan terarah dan mencapai hasil yang memuaskan.35
tentang tafsir al-Qur'an yang paling baik, Hasan al-Banna menjawab: "Hatimu!
Hati orang Mukmin adalah tafsir terbaik terhadap Kitab Allah." Kemudian al-
34
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agama-agama,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016)
35
Anton Bakker, Metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hlm. I0.
19
[kebenaran] adalah dengan jalan seseorang membacanya dengan tadabbur
pentingnya pemahaman terhadap sejarah hidup Nabi dan sejarah turunnya al-
Qur'an untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap ayat-ayat al-
Qur'an. "Pemahaman" itu, kata al-Banna, adalah cahaya yang terpancar dari lubuk
hati.37
pada dasarnya seperti itulah sketsa metodologi yang penulis ingin terapkan untuk
penelitian ini. Penulis sepakat dengan al-Banna dalam hal memberikan kebebasan
dan ruang gerak yang longgar bagi penafsir atau mufassir untuk mengekspresikan
apa yang ia pahami dari al-Qur'an. pada prinsipnya bahwa setiap "mukmin"
ditentukan oleh proses dialektika seseorang dengan sejarah, lingkungan sosial dan
terhadap teks, serta produk yang merupakan bagian dari sejarah dan peradaban itu
sendiri.
suatu bentuk penelitian yang meliputi proses pengumpulan dan penyusunan data,
36
Hasan al-Banna, Risalatan fi al-Tafsir wa Surah al-Fatihah, (Beirut Mansyiirat al-'Ashr
al-Hadith, 1972), hlm. 36.
37
Ibid, hlm 37
20
kemudian data yang sudah terkumpul dan tersusun tersebut dianalisis sehingga
dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode deduktif induktif komparatif,
detail pemikiran kedua mufassir yang disebutkan di atas dalam menafsirkan ayat
ayat tentang Yahudi dan Nasrani. Metode induktif digunakan dalam rangka
1. Model Penelitian
2. Bentuk Penelitian
dengan pembahasan. Dalam hal ini, masalah yang akan diteliti, ditelusuri
38
Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandimg: Tarsito, 1998), hlm. l39-
140.
21
melalui ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan masalah Yahudi dan
3. Sumber Data
penulis dari sumber utama penelitian ini, yaitu karya Thabathaba’i tafsir
Al-Mizan39 dan karya Edip Yuksel, Layth Shaleh al-Shaiban, dan Marta
yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah QS. 2 : 62 dan QS. 2
agama Yahudi maupun Nasrani dan buku-buku yang relevan dengan tema
skripsi yang penulis teliti. Dan tanpa melupakan karya-karya yang lebih
dulu yaitu buku-buku yang telah disebutkan dalam survey literatur di atas,
sebagai sumber yang sangat menopang skripsi ini dan menjadi literatur
39
Al-Thabataba’i, Al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an, (Beirut: Muassasah al-A’lam li al-
Matbu’at, 1411 H/1991 M).
40
Edip Yuksel, (dkk.), Quran A Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007).
22
pedoman dalam wawasan-wawasan kemudian pemahaman-pemahaman
yaitu mencari dan mengumpulkan data primer dan sekunder dari penelitian
serta dipandang relevan untuk menunjang penelitian ini. Dengan cara mencatat
5. Pengolahan Data
23
6. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, baik dari sumber primer maupun
G. Sistematika Penulisan
adalah: Bab pertama, pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah,
dkk. metode dan corak penafsiran serta penafsirannya melalui teks dan konteks
24
Bab keempat, analisis terhadap pandangan Thabathaba’i, Edip Yuksel,
25
BAB II
berawal dari peristiwa hijrah dan Perjanjian. Peristiwa hijrahnya Ibrahim dari
Tahun 2000 SM. merupakan awal sejarah Agama Yahudi. Pada saat itu
kekaisaran Babilonia dipimpin oleh Hamurabi dan pada saat yang sama
Agama Yahudi adalah agama yang diajarkan oleh nabi Ibrahim, yaitu
bahwa Tuhan itu hanya satu. Dari segi keturunan agama ini juga diajarkan oleh
keturunan nabi Ibrahim, yaitu nabi Musa bin Imran yang mempunyai garis
keturunan Musa bin Imran bin Qahat bin Lewi/Levi bin Ya’kub bin Ishak bin
Ibrahim, bukan langsung dari nabi Ya’kub sebagai ayah 12 kepala suku yang
membentuk agama Yahudi,43 namun kita mulai dari nabi Ibrahim sebagai
41
Ilim Abdul Halim, Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan, Jurnal
Agama dan Lintas Budaya (Vol 1, 2 Maret 2017), hlm. 137.
42
Majdi Husain Kamil, Kebohongan Sejarah yang Menggemparkan: Rahasia Di Balik
Konspirasi Yang Mengguncang Dunia, Bandung: Mizan, 2015, hlm. 77.
43
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),
hlm. 145
26
Nabi Ibrahim adalah keturunan kesepuluh dari nabi Nuh yang lahir melalui
Sam. Silsilah lengkapnya adalah Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saruj
bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfaksyad bin Sam bin Nuh. 44 Nabi
Ibrahim lahir di Babilonia-Irak sekitar 1997 SM. Dia diusir oleh raja Namrud
dari kota kelahiranya karena dia menentang agama kepercayaan Namrud yang
saat itu juga menjadi sebagai Tuhan. Dia bersama keluarga dan pengikutnya
Kana'an mengalami masa kekeringan yang panjang, dia, keluarganya, dan para
pengikutnya pindah ke Mesir yang tanahnya lebih subur. Di Mesir ini dia
mudah mencari penghidupan. Saat itu Sarah tidak berani mengaku bahwa
bahwa dia adalah suaminya, tentu dia akan dibunuh raja Mesir. Hal ini karena
raja tersebut suka berbuat demikian terhadap para suami yang isterinya
dikehendakinya. Tetapi maksud raja terhadap Sarah itu tidak pernah tercapai.
lumpuh, dan sembuh kembali bila dia dikembalikan pada Ibrahim. Akhirnya
harta dan seorang pembantu bernama Siti Hajar. Selanjutnya Nabi Ibrahim
punya anak, maka Sarah meminta kepada Nabi Ibrahim agar mengawini Siti
Hajar. Dari perkawinan ini maka lahirlah Nabi Ismail, yang nantinya kawin
44
Iqbal Harahap, Ibrahim Bapak Semua Agama: Sebuah Rekontruksi Sejarah Kenabian
Ibrahim Dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an, Tangerang: Lentera Hati, 2014, hlm. 39.
27
dengan gadis bangsawan Makkah dari suku Jurhurn, dan tinggal di Makkah.
Kira-kira empat belas tahun setelah kelahiran Ismail, Sarah melahirkan seorang
menjanjikan Ibrahim dan Sarah yang kelak anaknya bernama Ishak akan
menjadi anak Ibrahim yang tetap berhubungan dalam perjanjian dengan Tuhan
(Kejadian 17:20).46
Bagi Ismael, Aku telah memperhatikan kamu dan dengan ini Aku
memberkatinya. Aku akan membuatnya subur dan tak terkira banyaknya.
Dia akan menjadi seorang Bapak dari duabelas suku, dan Aku akan
membuatnya bangsa besar. Namun mengenai perjanjian-Ku, Aku akan
memelihara Ishak yang dengan Sarah akan melahirkan kamu pada tahun
berikutnya.
Alasan Ismael tidak diikutsertakan dalam perjanjian itu tidak pernah
dijelaskan dalam Bibel. Para ahli cenderung percaya bahwa tujuan cerita ini,
seperti banyak cerita lainnya dalam kitab Kejadian, adalah untuk menjelaskan
hubungan etnik dan bahasa yang erat antara orang Israel dan orang-orang di
antara mereka yang hidup. Dalam kitab Kejadian 21, Hajar dan Ismael dikirim
jauh dari suku Ibrahim, sedikit sekali terdengar soal Ismael dan keturunannya
anaknya Ismael namun Agama Yahudi tidak mengetahui sesuatu pun soal
28
Ibrahim dan Ismael membangun Ka’bah, dan Ibrahim menetapkan Ismael dan
keturunannya di sana.47
Nabi Ishak ini mempunyai dua orang anak yaitu Aishu dan Yakub, dan
tinggal di Kana’an. Nabi Yakub inilah yang melalui ke-12 anak lelakinya, telah
dan Zaboolan
Aishu
47
Lihat Al-Qur’an 2:125-128,395-397, dan 14;37.
48
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 146
49
Syalabi, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Alih bahasa Anang Rikza Masyhadi, dkk.
(Jakarta: CV Arti Bumi Intaran, 2005), hlm. 10-15.
29
Keturunan Yakub selanjutnya adalah Yusup (Yoseph). Cerita Yusup ini
menarik bagi para penganut agama Yahudi dan Islam. Cerita Yusup dengan
tercatat bahwa menjelang tahun 1600 S.M., Yoseph membawa bangsa Yahudi
menuju Mesir. Sekitar tahun 1200 S.M., yang saat itu Firaun (Pharoh-pharoh)
memperbudak mereka.50
meyakini agama Yahudi. Istilah ini diambil dari nama Yahudia (anak-anak dari
nabi Ya’qub) Referensi Yahudi menyebutkan Yahuda lebih penting dari pada
1. Yahuda memainkan peran yang sangat besar dalam melindungi Yusuf dari
pembunuhan
Suatu ketika Yusuf, putra Yakub, dimasukkan ke dalam sumur tua oleh
sayang kepadanya, sehingga mereka menjadi iri hati. Dari dalam sumur Yusuf
diambil oleh serombongan kafilah yang lewat, dan dijual kepada salah seorang
pembesar negara Mesir, yang karena pembesar itu tidak mempunyai anak,
50
Ilim Abdul Halim, Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan, Jurnal
Agama dan Lintas Budaya (Vol 1, 2 Maret 2017), hlm. 138.
51
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran, (Riau : Daulat
Riau, 2012), hlm. 165-167.
30
maka mengangkatnya sebagai anak. Ini terjadi pada 1750 SM. Karena terlalu
tampannya Yusuf, maka ibu angkatnya itu jatuh cinta kepadanya. Tetapi Yusuf
menolaknya, sehingga marahlah ibu itu, dan dia dipenjara. Setelah bisa
menghindari api asmara dari ibu angkatnya, dan terbebas dari hukuman penjara
dalam meramal mimpi raja yang berkaitan dengan nasib negara, akhirnya
untuk membeli gandum di Mesir. Mereka ketemu Nabi Yusuf, dan akhirnya
bisa hidup dengan baik, jumlah mereka semakin banyak, tetapi adat-istiadat
dan agama mereka tetap terpisah dari adat-istiadat dan agama orang Mesir.
mengusahakan agar mereka dijadikan budak saja bagi bangsa Mesir. Tetapi
setelah dijadikan budak, tetap saja jumlah mereka berkembang terus, sehingga
orang Mesir khawatir suatu ketika mereka akan melawan. Untuk menghindari
hal itu, kerajaan Mesir membuat peraturan bahwa setiap bayi laki-laki Yahudi
nantinya menjadi istri orang Mesir. Dalam masalah ini Musa bin Imran (bayi
dalam sungai, peti itu mendekati tempat pemandian putri raja Mesir. Peti itu
52
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 146-147
31
diambil putri raja, dan bayinya diambil sebagai anak angkat raja Mesir.
Walaupun mereka tahu bahwa bayi itu adalah bayi Yahudi, setelah dewasa
suatu ketika Musa harus melarikan diri dari kejaran pemerintah Mesir karena
dia telah membunuh seorang Mesir yang menghina dan berkelahi dengan orang
Yahudi. Dalam pelariannya, oleh Tuhan dia diangkat sebagai seorang nabi bagi
kejaran raja Fir'aun dan bala-tentaranya menuju Palestina. Ketika Nabi Musa
wafat, mereka belum bisa memasuki pintu wilayah Palestina.54 Peristiwa ini
dalam tradisi Yahudi disebut exodus (keluaran) yang dijadikan nama salah satu
Kitab dari Bibel. Dalam peristiwa ini Musa diyakini oleh penganut Yahudi
mendapatkan ajaran berupa wahyu dari Tuhan di bukit Sinai. Kelak wahyu
tersebut dijadikan Kitab Suci oleh penganut Yahudi. Selama empat puluh55
Anak Lembu Emas (Kitab Keluaran 32) gagal meyakinkan Tuhan untuk masuk
53
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 147-148
54
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2004), hlm. vii-
ix.
55
Hal ini dimaksudkan “selama 40 tahun tidak bisa memasuki negeri Palestina”. Mereka
hanya bisa berputar-putar di sekitarnya, dan baru bisa menguasai daerah itu setelah 40 tahun
berputar-putar. Lihat Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 148
32
(Kitab Bilangan 12-13), dan secara berulang-ulang mengadukan nasib mereka.
sebagaimana seorang penulis Kristen,56 Richard Rives dalam Buku Too Long
in the Sun, menulis, “Hathor dan Aphis adalah dewa-dewa sapi betina dan
oleh bangsa Mesir. Anak sapi emas di Gunung Sinai adalah bukti yang lebih
dari cukup untuk mengetahui bahwa pesta yang dilakukan berhubungan dengan
penyembahan matahari.”57
Mereka baru bisa memasuki tanah Palestina dari Sinai, dan menguasai
Yerusalem kira-kira pada tahun 1000 SM.58 Yaitu di bawah pimpinan Yoshua.
Farao Ramses II, raja Mesir abad ke-13 SM itu disebabkan oleh pertolongan
Tuhan. Dalam hubungan ini kitab Keluaran menyebutkan bahwa karena rahmat
adalah Samuel. Setelah Samuel ini, orang-orang Yahudi memilih raja mereka,
yaitu Saul. Pada rajanya yang kedua, yaitu Daud (1012-972 SM), semua suku-
suku Yahudi bersatu, sehingga bangsa Yahudi menjadi bangsa yang kuat.60
56
Ilim Abdul Halim, Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan, Jurnal
Agama dan Lintas Budaya (Vol 1, 2 Maret 2017), hlm. 138-139.
57
Richard Rives, Too Long in The Sun (Partakers Pub, 1996), hlm. 130-131.
58
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi, Jakarta: Saufa, 2014, hlm. 19.
59
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 148.
60
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149.
33
Mereka berhasil menguasai Palestina setelah Nabi Daud berhasil mengalahkan
Jalut atau Goliath. Namun, saat itu mereka masih belum menguasai
membentang dari tepi Sungai Nil hingga Sungai Eufrat di Iraq. Akan tetapi,
yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni
bagian utara bernama Israel yang beribu kota Sumeria, sedangkan bagian
selatan bernama Yehuda dengan ibu kota Yerusalem.63 Dan akhirnya kerajaan
Palestina sekarang. Padahal, kerajaan Yahudi dalam sejarah Nabi Daud dan
Nabi Sulaiman tidak lebih dari sebuah kota dan desa-desa sekelilingnya. Hanya
sebutan 'Raja'.64
Pada 738 SM kerajaan Israel dikalahkan oleh Assiria65 yang dirajai oleh
61
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 19
62
Ilim Abdul Halim, Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan, Jurnal
Agama dan Lintas Budaya (Vol 1, 2 Maret 2017), hlm. 139.
63
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 19
64
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2004), hlm. vii-
ix.
65
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149
34
Nebukadnezar II dari Babilonia, yang juga menghancurkan Kuil Sulaiman.66
tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem.67 Di sinilah para tokoh Yahudi
membesarkan hati kaumnya dengan konsep janji Tuhan dan Bumi Nenek
Moyang. Sejak itu, dalam perjalanannya mereka selalu berusaha untuk bisa
kembali ke Palestina dengan berbagai cara dan upaya. Namun mereka selalu
diri. Dari tanah Babilonia lah para pemuka Yahudi menemukan ide dan konsep
Bumi Yang Dijanjikan dan konsep Bangsa Pilihan Tuhan, dengan harapan ide
semacam itu akan bisa melestarikan persatuan dan kemurnian Ras Yahudi, dan
500-400 SM, raja Cyrus dari Persia meruntuhkan Babylonia dan mengizinkan
Persi.70 Pemerintahan ini berakhir pada 333 SM sewaktu Iskandar Agung dari
66
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta: Al-Kautsar, 2004), hlm. ix
67
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 19
68
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2004), hlm. x.
69
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 20
70
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149
35
wilayah bangsa Yahudi di bawah kekuasaan raja-raja Yunani yang
Palestina pindah ke tangan raja-raja dari keturunan Seleucid di Siria. Pada 143
SM orang Yahudi berhasil mengusir orang Siria, dan memiliki negara sendiri.71
Pada tahun 160 SM, Palestina dan wilayah di sekitarnya, dikuasai oleh
imperium Romawi. Kemudian, Herod Agung (40-4 SM) yang menjadi raja saat
itu, membangun kembali istana dan Kuil Sulaiman. Selain itu, ia memberikan
tindakan yang dilakukan oleh orang orang Yahudi,72 penguasa Romawi saat
itu, yaitu Raja Titus (77 M) bertindak tegas dan keras terhadap orang Yahudi.
Sampai beberapa abad kemudian bangsa Romawi itu tetap bercokol hingga
71
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149-150
72
Orang-orang Yahudi memberontak yang dipimpin oleh bangsa Zealot yang meyakini
bahwa Tuhan akan membantu mereka dalam perangnya melawan kaum kafir Romawi dan
membawa Hari Akhir yang diharapkan. Namun orang-orang Yahudi tidak semuanya satu pendapat
terhadap pemberontakan itu. Sebagian besar meyakini bahwa hal itu bukanlah waktu yang tepat
atau perang itu bukanlah cara yang tepat dalam mewujudkan penyelamatan. Bangsa Yahudi
memberontak terhadap Romawi menyebabkan kekacauan besar di kerajaan Romawi dan pasukan
dibawa dari berbagai belahan Eropa dan Timur Tengah untuk mengatasinya. Akhirnya Romawi
berhasil mendapatkan pengawasan Yerusalem pada tahun 70 M, dan menghancurkan tempat
ibadah yang sedang dibangun itu. Begitu pula ketika berhadapan dengan kelompok Muslim,
mereka tidak mau mengakui menjadi Muslim karena seba-gaimana tradisi yang terjadi pada saat
itu bahwa Muhammad tidak sesuai dengan harapan khusus mereka tentang seorang yang
dinantikan. Lihat Ilim Abdul Halim, Agama Yahudi sebagai Fakta Sejarah dan Sosial Keagamaan,
Jurnal Agama dan Lintas Budaya (Vol 1, 2 Maret 2017), hlm. 140-141.
73
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 20
74
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 20
36
di Madinah-Arab (622-632 M.) orang-orang Yahudi juga terpaksa diusir dalam
sekarang berbalik menjadi minoritas. Hal ini terjadi karena kebijakan deportasi
merupakan keturunan dari Nabi lbrahim? Ternyata kaum zionis sekarang yang
jumlahnya sekitar 90% dari seluruh penduduk Yahudi adalah orang Yahudi
non-Semitik. Mereka adalah keturunan dari Khazar atau yang lebih sering
dunia bahwa tanah israel adalah tanah leluhur mereka. Padahal, kampung
75
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149-150
76
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 149-150
77
Dilihat dalam sejarah lahirnya bangsa Yahudi terbagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan Yahudi Semitik dan Yahudi Ezkinaz atau Yahudi non-Semitik. Yahudi Semitik menurut
kesepakatan terbanyak ahli sejarah, merupakan bangsa keturunan dari Nabi Ibrahim. Adapun kaum
Zionis sekarang yang jumlahnya 82% dari seluruh penduduk orang Yahudi adalah jenis Yahudi
Ezkinaz (non-Semitik), sesuai dengan sumber Zionisme sendiri. Lihat William G. Carr, Yahudi
Menggenggam Dunia, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm x.
37
halaman sebenarnya dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang terletak
Sejarah telah mencatat bahwa pada abad pertama Masehi, sejumlah orang
Asia, melintasi daerah yang terletak di sebelah utara Laut Kizwin dan Laut
Khazar.79 Sementara itu, menurut salah seorang keturunan Khazar dari inggris
yang bernama Arthur Koestler dalam bukunya yang berjudul The Thirteenth
Tribe The Khazar Empire And Its Heritage (Suku Bangsa Ketiga Belas—
New York, nenek moyang bangsa Khazar berasal dari campuran bangsa
sekitar tahun 740 Masehi. Saat itu, kekuatan Khazar sudah sedikit melemah.
dan muslim. Agar tetap aman, Khazar dihadapkan pada dua pilihan, menjadi
muslim atau Kristen. Namun, kaisar bangsa Khazar, Khakan, telah mengetahui
jika ada agama yang ketiga selain Kristen dan Islam yakni Yahudi. Daripada
78
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 21
79
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2004), hlm. x.
80
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 21
38
memilih kedua agama itu, ia lebih memilih Judaisme dan menyatakan diri
sebagai Yahudi.81
Sejak saat itulah bangsa Khazar yang brutal dan sangat gemar berperang
berubah menjadi bangsa Yahudi dan sejak saat itu pula, kerajaan Khazar mulai
dideskripsikan sebagai Kerajaan Yahudi oleh sejarawan pada masa itu Penerus
penguasa Khazar mengambil nama Yahudi dan selama akhir abad ke-9 M,
Kerajaan ini menjadi tempat berlindung yang ramah bagi kaum Yahudi yang
Pada abad ke-8 Masehi, muncul kekuatan baru yang berasal dari sungai
besar Dnieper, Don, dan Volga, yakni bangsa Viking atau yang dikenal juga
sebagai bangsa Rus. Namun, bangsa ini selalu kalah perang melawan Kerajaan
Khazar. Pada tahun 862, seorang pemimpin bangsa Rus bernama Rurik
membangun kota Novgorod. Dari sinilah. lahir bangsa Rusia yang kemudian
berdiam di antara suku bangsa Slavia yang berada di bawah kekuasaan Khazar.
Satu abad kemudian setelah berdirinya kota Novgorod, bangsa Rusia mulai
telah menganut agama Kristen dan memiliki hubungan yang baik dengan
81
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 22
82
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 22
83
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 22-23
84
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 23
39
Pada tahun 1016, kekuatan gabungan bangsa Rusia dan Byzantium
gabungan dua kekuatan besar itu, Kerajaan Khazar tidak berdaya, mereka
hancur-lebur. Kejayaan bangsa yang brutal dan gemar berperang ini, akhirnya
musnah dan hilang dari catatan sejarah. Mereka banyak yang melarikan diri ke
di Rusia. Sebagian besar lainnya melarikan diri ke Eropa Timur. Dari sini,
cucu Yahudi Khazar inilah yang kemudian membanjiri Palestina saat ini serta
mengklaim bahwa mereka adalah pewaris sah bangsa Yahudi atas tanah
Palestina.86
watak kaum tersebut menjadi lebih brutal. Kaum Yahudi sejak lama memang
telah dikenal sebagai kaum yang tidak bisa dipercaya karena berbagai
dan hanya mau mendengarkan suara kaumnya Khazar mengubah Yahudi yang
85
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 23
86
Seperti telah disinggung terdahulu, kerajaan Yahudi berlangsung tidak lama, yaitu
periode kekuasaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Sedang kekuasaan Yahudi lainnya tidaklah
lebih dari kekuasaan atas satu kota beserta desa sekitarnya, mirip kehidupan suku-suku yang
bermukim. Mereka belum pernah membentuk komunitas di seluruh Palestina, karena mereka
bukanlah penduduk asli. Sama dengan keadaan Yahudi di Israel sekarang, mereka datang dari
berbagai penjuru dunia sebagai imigran, yang tidak ada hubungannya dengan darah Yahudi
Semitik. Lihat William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia,... hlm. xi
87
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 23
40
Mereka belum pernah membentuk komunitas di seluruh Palestina, karena
sekarang, mereka datang dari berbagai penjuru dunia sebagai imigran, yang
penjuru dunia. Bangsa Yahudi punya keyakinan, bahwa bangsa lain adalah
'Goya', atau dalam bahasa Ibraninya 'Goyim', yang juga sering disebut
'Gentiles', atau 'Umamy' dalam bahasa Arabnya, yang berarti bangsa lain itu
Tuhan.89
Pada masa Perang Dunia II (1939-1945) kita saksikan bahwa Hitler yang
menumpang di berbagai negara selama hampir 2000 tahun, tetapi yang secara
merasa dirinya lebih tinggi derajatnya. Tetapi pada tahun 1948 M dengan
88
Kaka Alvian Nasution, Konspirasi Yahudi,... hlm. 23
89
William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia,... hlm. ix
41
bernama Negara Israel, serta mempertahankan kebudayaan serta agama
Yahudinya. Yaitu setelah hampir 20 abad hidup dalam perantauan tanpa tanah
serta tidak terdapat suatu hal yang patut disebut dalam sejarah. Sedangkan
Yahuda ialah mereka yang sempat kembali ke Betlehem (Bait al-maqdis) pada
karena perbuatan dan tingkah mereka sendiri itulah, para raja dan pemimpin
mengerti dan memahami sepenuhnya bahwa tidak ada tempat yang layak lagi
baginya untuk tinggal di negeri itu, maka mereka pun berniat mengembara di
muka bumi tinggal berbagai tempat (tidak menetap dan selalu berpindah-
pindah).91
tersebut sedang kembali kepada jalan hidupnya yang pertama pasca keluaranya
90
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 150
91
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran,... hlm. 198.
42
mereka dari Mesir bersama Musa. Dalam pengembaraan yang panjang itulah,
sebagaimana pula mereka mendiami Mesir, Afrika Utara, Yaman dan lain
Dalam Agama Yahudi secara tidak langsung berakar dari masa pencerahan
yaitu gerakan pemikiran yang timbul pada abad XVIII di belahan Eropa.
atau gerakan modern dalam agama Yahudi. Istilah Zionisme berasal dari akar
kata Zion atau Sion yang pada awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari
perkataan Yerussalem. Zion berasal dari bahasa Inggris, dalam bahasa latin
artinya Sion, dan bahasa ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah ini adalah
bukit yaitu bukit suci Jerusalem, Zion juga ditunjukan bagi Kota Jerusalem
sebagai kota yang tidak kentara, kota Allah tempat tinggal Yahweh. Zion
menurut para sarjana merupakan sebuah nama bukit yang diceritakan dalam
perjanjian lama.93
Zionisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang terkait dengan sejarah
92
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran,... 198-199.
93
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2017), hlm. 216-217.
43
mengharapkan datangnya seorang juru selamat, yang akan membawa mereka
Peran sebagai aktor intelektual di balik layar dan berbagai aktivitas gelap
sekehendak hatinya bukanlah rahasia lagi. Jauh sebelum Israel berdiri di bumi
ekstrim dari kalangan Yahudi Ortodox adalah kaum Yahudi Timur yang
menolak setiap upaya pembaruan dan reformasi pada sisi manapun dari
94
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 217.
95
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 217.
44
bergabungnya kaum Yahudi harus memasukan beberapa kebiasaan serta
umum.96
adalah dua negara adikuasa dunia. Maka Howight menjadikan dua negara
punya dua ujung tombak sasaran, yaitu satu sisi menjerumuskan Inggris ke
96
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 218.
97
Fuad bin Sayyid Abdurrahman Arrifa'i, Annufudzul Yahudi Filajhizatil I'lamiyyah wal
Muassasatid Dualiyyah, (Riyadh : Daar el-Majd, 1995), hlm. 4-5.
45
telah menyeret bangsa Perancis, terutama Paris, pada gaya hidup glamor
dan maksiat. Hanya dalam tempo kurang dari setengah abad, Yahudi
yang menguasai percaturan politik Perancis pada paruh abad ke dua puluh.
Jox (duta besar Perancis untuk Moskwa); Daniel Levi (duta besar Perancis
98
Fuad bin Sayyid Abdurrahman Arrifa'i, Annufudzul Yahudi Fi Lajizatil I'lamiyyah wal
Muassasati ad-Dualiyyah, (Riyadh : Daar el-Majd, 1995), hlm. 19.
46
kandungan gerakan yang mendorong pembaruan ini justru membuat kita
Konservatif reformis dan sekuler yang tidak mengikuti gerakan itu sendiri.
muncul gerakan yang baru. Seruan Kaplan yaitu bahwa Yahudi bukanlah
Islam. Ketika dijajah Romawi ada yang masuk jazirah Arab lalu menyebarkan
agamanya dan ketika Islam lahir, mereka beragama Islam seperti Kaab Al-
Ahbar, Wahab bin Munabbih dan seterusnya. Tidak sedikit bahannya yang
99
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 218.
100
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 219.
47
masuk ke dalam bahasa Arab dan menjadi istilah agama seperti: Syaitan,
sangat besar pengaruhnya, di antaranya kitab suci mereka diakui dan disatukan
dengan kitab suci agama Kristen. Pengaruh terhadap agama Hindu pun sangat
Sejarah bagaikan roda yang terus berputar, berjalan dan melaju di atas
Nasrani. Melihat aspek historis nenek moyang agama Nasrani yang biasa
serangkaian dengan agama Yahudi dan berkaitan dengan agama Islam yakni
dari Nabi Ibrahim (Abraham). Dan ada juga yang berpendapat ketiganya
primitive. Dari semua agama yang dianut oleh umat manusia, agama
Nasrani/Kristenlah yang paling luas tersebar di muka bumi ini, dan yang paling
dari 2000 tahun itu, agama Kristen telah tumbuh dalam berbagai bentuk yang
mengagumkan.102
101
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 220.
102
Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama,... hlm. 221-222.
48
Bila agama ini disebut sebagai agama Kristen, mengandung arti orang-
tersebut orang telah diakui sah sebagai pengikut Kristus.103 Kata Kristen
berasal dari kata “Christos” dalam bahasa Yunani, lalu berubah menjadi
“Christus” dalam bahasa latin. Christos ini terjemahan dari bahasa Ibrani
“Masiah”, yang kemudian lebih dikenal oleh kalangan Kristen dengan sebutan
atau yang diminyaki” dengan minyak wangi dalam suatu upacara keagamaan
dengan nama Nasrani yang berasal dari kata “Nashirah” (Nazaret) di kota
Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, tempat kelahiran
Nabi Isa. Juga sering disebut dengan agama “Masehi”yang diambil dari kata
nama menurut ucapan bahasa Latin, dan dalam bahasa Ibrani diucapkan
Dari segi struktur organisasinya di kemudian hari, maka agama ini dapat
mekanisme tersebut dipandang sangat perlu bagi gereja untuk meneruskan misi
103
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 169.
104
Imam Muchlas Masyhud, Al-Qur’an Berbicara Kristen, (Pustaka Da’i, 1999), hlm.41.
105
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 169.
49
Gereja Roma Katolik, sedang dalam Gereja Kristen Prostestan sistem itu tidak
bernama Yusuf, tukang kayu yang tinggal di Nazareth, ibunya bernama Maria
(Maryam).107 Injil Lukas memulai uraian tentang kehidupan Isa Almasih dari
Yudea pada zaman raja Herodes. Sedangkan Injil Markus dan Injil Yohanes
karena roh kudus dari Tuhan. Pada saat itu Yusuf baru berada dalam status
Maria bukan karena perbuatan garong, tapi karena memang dikehendaki oleh
Tuhan, dan Maria akan melahirkan anak laki-laki yang disebut dengan nama
Immanuel (artinya: Tuhan beserta kita). Kemudian Yusuf tidak lagi bercampur
106
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 169-170.
107
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 170.
108
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 111-112.
50
dengan Maria sehingga melahirkan bayi yang bernama Yesus atau Immanuel
Galilea, atau al-Jalil dalam bahasa Arab dan Ibrani, adalah sebuah
kawasan yang terbuka bagi bangsa-bangsa yang datang dari Timur dan Barat.
Selain orang-orang Israel, selalu saja ada bangsa lain yang hidup bersama
mereka di negeri itu sepanjang sejarah. Galilea adalah bagian dari wilayah
lepas pantai utara yang diketahui, dalam sejarah kuno sebagai bumi Kana’an
negeri-negeri di Timur jauh. Kota-kota pelabuhan yang dikenal pada masa itu,
antara lain Sidon, Tirus, dan Haifa. Karena letak geografis yang amat strategis,
sejak dahulu Galilea sudah dipadati oleh bangsa-bangsa dari Timur dan Barat
yang datang sebagai Wisatawan atau dengan sengaja menetap di sana. Pertalian
was-was. Sebagai dampak dari kekuasaan Israel terhadap Wilayah Galilea atau
109
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 170-171.
110
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 112.
51
Kana’an, orang-orang Israel banyak mengadopsi peradaban orang-orang
aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang
tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia” (I Raja-
Raja 19: 10-18). Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan
dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan Allah, Tuhan
nenek moyang mereka, yang telah membawa mereka keluar dari tanah
Mesir”.112
111
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 112-113.
112
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 113.
52
Ketika populasi orang-orang Yahudi yang tinggal di Galilea dan Wiiayah
hidup dan tradisi mereka sehingga mereka dinilai oleh mayoritas bangsa Israel
sebagai orang-orang murtad dan terputus dari asal usul mereka. Pada
Aram: yakni bahasa pedalaman Syria atau bahasa Yunani, yakni bahasa yang
digunakan oleh pendatang dari Wilayah pesisir dan dari kawasan Asia Minor
Yahudi. 114
penduduk Galilea adalah bangsa Arab yang berbicara dalam bahasa Aram,
selain bahasa Ibrani, dengan logat asing, dan itu diketahui oleh orang-orang
utara dari beberapa kata yang terucap saat mereka berbicara. Ada pepatah
populer di kalangan orang-orang Yahudi yang fanatik pada tradisi dan adat
istiadat mereka, bahwa tidak ada kebaikan yang datang dari Galilea. Dalam
113
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 113-114.
114
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 114.
53
Injil disebutkan bahwa Natanael terkejut ketika Filipus berkata kepadanya:
“Kami telah menemukan dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan
oleh para nabi, yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael
Toleransi tinggi terhadap pemeluk agama dan etnis lain yang dimiliki oleh
orang-orang Galilea itulah yang menjadi pemicu kemarahan, iri hati, dan
justru kondisi masyarakat Galilea yang seperti itulah yang menjadikan bumi
yang dinantikan dunia pada abad itu, sebab misi persaudaraan umat manusia
amatlah tidak mungkin lahir dan berkembang dalam masyarakat yang fanatik
dan jumud.116
wilayah kekuasaan Herodes Antipas. Kurang lebih Isa Almasih berusia sepuluh
Pada usia sepuluh tahun, Isa Almasih menjadi saksi sejarah atas peristiwa
keberagamaan di pihak lain, menjadi bahan renungan Almasih pada usia belia,
115
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 114.
116
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 115.
54
di samping dilema politik serta persoalan kenegaraan dan kekuasaan Kota
Setelah berumur 12 tahun, pergilah Yesus bersama Yusuf dan Maria untuk
pertama kalinya ke Yerusalem; dalam rangka perayaan hari raya Paskah, Maka
dia ”hilang” dikota tersebut, dan baru diketemukan oleh ibunya setelah dicari
selama 3 hari. Yaitu ternyata dia berada di Bait Suci. Kita mendapat kesan
bahwa Maria selain berputra Yesus, juga punya putra-putra yang lain yang tak
pernah disebut-sebut orang. Putra-putra yang lain itu lahir sesudah Yusuf dan
Sejak kecil Yesus diasuh oleh para rahib Yahudi yang mengajarkan
Yahudi. Tapi setelah dewasa, Yesus suka membantah dan menentang pendapat
atau praktik-praktik para rahib Yahudi itu, karena mereka menyeleweng dari
menaruh dendam terhadapnya. Ketika umur 30 tahun, dia dibaptis oleh Yahya.
117
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 115.
118
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 171.
55
Ia dituduh ingin menjadi raja Yahudi dengan melawan kekuasaan Kaisar
Romawi. Salah seorang murid Yesus sendiri, yakni yang bernama Yudas
Eskariot (Yahuza), menjadi biang keladi atas tertangkapnya dia oleh pasukan
Romawi. Oleh karena itu Yudas dipandang telah murtad dan keluar dari
Semula agama Nasrani ini hanya merupakan sekte dari agama Yahudi, dan
oleh Yesus diajarkan hanya untuk orang Yahudi saja. Dalam Matius 15: 24,
Yesus berkata; "Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain, hanya kepada
segala domba yang sesat dari antara bani Israil”. Tetapi oleh Paulus ia
Cybele, dan Isis, dan Mithra), yang mengajarkan bahwa manusia mempunyai
mendapatkan hidup yang suci, karena dosanya telah ditebus oleh perantara
Romawi, yang lahir di Tarsus (Asia Kecil) pada 2 M. Di luar wilayah Yahudi
(Palestina), orang tuanya taat melaksanakan agama Yahudi, dan dia sendiri
juga berguru pada Gamalil, seorang tokoh besar agama Yahudi di Yerusalem.
Di samping itu dia juga sangat tertarik pada filsafat Yunani, yang memang
119
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 171-172.
120
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 172.
56
budaya Yunani mempunyai pengaruh yang kuat di kota Tarsus, Filsafat Yunani
yang sangat menarik hatinya adalah filsafat Aliran Stoa, yang mengajarkan
bahwa sebenarnya Tuhan dan makhluk itu merupakan suatu kesatuan yang
Sama seperti sebagian rahib Yahudi, dia juga sangat memusuhi Yesus dan
dia mengatakan bahwa dia merasa telah diangkat oleh Yesus sebagai rasulnya,
sewaktu dia sedang dalam perjalanan untuk menangkap para pengikut Yesus
yang ada di Damaskus. Waktu itu Yesus sudah wafat. Selanjutnya dia
menyiarkan agama Kristen, tetapi dengan versi yang sangat berbeda dengan
yang diajarkan Yesus. Dia mengajarkan bahwa ajaran Yesus itu tidak hanya
untuk orang Yahudi saja, bahwa Yesus itu adalah Tuhan, bahwa Adam telah
meninggalkan dosa warisan yang menjadi sumber segala dosa bagi manusia,
dan dosa manusia itu telah ditebus oleh penyaliban Tuhan Yesus. Dengan
percaya pada penyaliban itu, orang tidak perlu melaksanakan hukum Taurat. Ia
berkata: ”Serta dibenarkan cara karunia sahaja, dengan anugerah Allah, oleh
sebab penebusan yang ada di dalam Yesus Kristus" (Rum 3:24). Paulus juga
mengajarkan bahwa pria tidak perlu berkhitan. Dengan ajarannya itu, maka
agama Nasrani menjadi sangat berbeda dengan agama Yahudi yang semula
menjadi acuannya. Ia berdiri sebagai agama baru, yang keluar dari wilayah
121
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 172-173.
57
Bukan Yesus pendirinya. Paulus tidak pernah menikah, tidak mempunyai
rumah tangga yang teratur, pandai bicara, dan banyak berbuat dosa. Dia
kepala.122
warga negara Romawi secara umum, bukan hanya kepada orang Yahudi, maka
agama ini mendapat perlakuan yang sangat kejam dari kerajaan Romawi,
tetapi hanya khusus untuk orang Yahudi yang jumlahnya hanya sedikit, jadi
negara masih bisa toleran. Tetapi Kristen, yang berusaha menjadikan semua
agama-agama lain. Oleh karena itu negara bertindak tegas. Kemudian baru
pada 313 M agama Nasrani diakui secara resmi sebagai agama yang sama
tahun 380 M agama Nasrani diakui menjadi agama resmi kerajaan Romawi.
Pada masa itu agama Nasrani masih dalam satu kesatuan lembaga.123
Tetapi sejak tahun 1054, timbullah perpecahan besar antara Gereja Roma
Katolik di sebelah Barat dan Gereja Ortodoks Yunani di sebelah Timur. Sebab-
itu berlangsung terus, dan pada abad ke-16 M timbullah aliran baru lagi yang
besar sekali pengaruhnya dalam dunia Kristen, yakni aliran Protestan. Pelopor-
122
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 173.
123
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 174.
58
pelopornya antara lain ialah Martin Luther (Jerman); Calviyn (Perancis) dan
Zwingli (Swiss). Protestan ini kemudian pecah menjadi ratusan gereja, yang di
USA saja mencapai kurang lebih 257 aliran. Gerakan eukurneni berusaha
Jadi dengan demikian terlihat adanya tiga aliran besar dalam gereja
Kristen, yaitu gereja Roma Katolik yang berpusat dikota, yang memperluas
Rusia. Dan Gereja Protestan yang menguasai Eropa Utara, Irlandia, Scotlandia
berkembang, dan terbagi menjadi beberapa Gereja yaitu Gereja Barat (Katolik)
dan Gereja Timur, serta Protestan. Di beberapa belahan dunia, dia berkembang
dengan pesat, di tempat-tempat lain statis. Dari seluruh agama di dunia, agama
dunia. Secara geografis, agama ini tersebar di kelima benua, bukan saja di
124
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 174.
125
Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini,... hlm. 175.
59
pribumi yang dianut oleh masyarakat setempat sebelumnya lebih dari separuh
komunitas Kristen.
Bisa dikatakan, bahwa agama Kristen merupakan agama yang dianut oleh
dijumlahkan bersama-sama.
gereja Kristen tumbuh cukup signifikan setiap tahun. Begitu pula di Indonesia,
di mana mayoritas penduduknya beragama Islam (±85 % dari lebih dari 200
juta penduduknya).127
126
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran,... hlm. 147-
148.
127
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran,... hlm. 148.
60
Ada banyak faktor yang menyebabkan agama Katolik tetap menunjukkan
secara suka rela untuk hidup miskin, sebagai sebuah komitmen untuk
XX, ide teologi pembebasan ini diadopsi dengan baik dan sukses oleh para
seperti Amerika Utara (Amerika Serika dan Kanada) dan Amerika Selatan
128
Torpin dan Khotimah, Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran,... hlm. 148-
149.
61
BAB III
1. Biografi Thabathaba’i
Misalnya saja Quraish Shihab dalam tafsirnya, al-Mishbah, dari volume satu
sampai lima belas, pada saat menafsirkan ayat hampir selalu mengutip
betapa perlunya dilakukan telaah terhadap tradisi lain dalam Islam (Sunni),
yakni Syiah, meskipun belum hegemonik dalam konteks Indonesia, dan juga
harus diakui bahwa tafsir ini belum memiliki akses seluas tafsir al-Manar,
al-Qur’an ini. Thabathaba'i sendiri merupakan honorific title (Iaqab) bagi salah
satu kakeknya, yaitu Ibrahim Thabathaba'i bin Isma'il ad-Dibaji. Ia diberi title
seperti itu oleh ayahnya dengan harapan dapat memotongkan secuil kain
129
Thabathaba’i, Mengungkap Rahasia Al-Qur’an, terj. A. Malik Madani dan Hamim
Ilyas, (Bandung: Mizan 1988),
130
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama: Millah Ibrahim dalam Tafsir
Al-Mizan, Bandung: Mizan Pustaka, 2016, hlm. 9.
62
baju dan quba. Ayahnya menegaskan thaba-thaba yakni quba-quba. Akan
tetapi menurut pendapat lain, title tersebut diberikan kepadanya, yang berarti,
ia adalah penghulu para sayid (atau keturunan Nabi Muhammad). 131 Nama
Husain133 yang lahir pada akhir 1321 H. tepatnya pada 29 Dzulhijjah 1321 H.
atau Tabriz (provinsi yang pernah dijadikan sebagai ibu kota pada masa Dinasti
berusia lima tahun,134 dan diikuti oleh kematian sang ayah ketika ia masih
seorang pelayan laki-laki dan perempuan oleh seorang wali yaitu orang yang
131
Sayid adalah sebuah gelar kehormatan yang biasa digunakan untuk keturunan nabi
Muhammad, khususnya yang berasal dari cucu keduanya, Husain bin Ali. Secara harfiah sayid
berarti orang yang memiliki kedudukan mulia, terhormat, luhur, masyhur atau agung dikalangan
masyarakat. Kata ini sudah dipakai sejak zaman pra-Islam. Syed Husain Jafri “Sayyid”, John L.
Eposito (sd.), Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Vol. V, terj. Eva, Y.N. dkk. (Bandung:
Mizan, 2001), hlm. 122-125.
132
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 10.
133
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Tafsir Al Mizan, terj. Ilyas Hasan,
diterjemahkan dari al Mizan: An Exegesis of Qur’an (Jakarta: Lentera, 2010), Vol. I, hlm. 11.
134
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 10.
63
mengurus harta peninggalan ayahnya.135 Dengan demikian, ia sudah menjadi
yatim pada saat masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
cinta ilmu. Dijelaskan oleh al-Usiy, bahwa Thabathaba'i tumbuh dalam iklim
keilmuan yang khas dan model pembelajaran yang terorganisir, yaitu yang
waktu itu telah tumbuh hauzah-hauzah, seperti di Najaf, Karbala, Qum, Tibriz,
Masyhad, Ashfihan atau Ishfahan, Samira dan lain-lain. Secara garis besar,
Qum,
belajar tidak padam, selama tujuh tahun, tepatnya mulai 1918-1825, ia dengan
tekun memulai kajian dan membaca teks-teks agama, bahasa Arab dan
Ketab Amsela, Surf-e Mir dan Tasrif. Dalam bidang sintaksis, 1a mempelajari
135
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh
Konsep Islam secara Mudah, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), cet II, hlm. 15.
136
Secara bahasa, Hauzah berarti teritori. Dilingkungan Syiah hauzah berarti wilayah
yang dijadikan pusat pembelajaran studi-studi keislaman. Lihat Waryono Abdul Ghafur,
Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 19.
64
dalam bidang ushul fikih, ia mempelajari Kitab-e Ma’alem. Qavanin. Makaseb,
Hasyiya, dan Syarh-e Syamsiya. Sementara dalam bidang filsafat dan teologi,
belajar bahasa Parsi atau Persia dan pelajaran-pelajaran dasar lainnya seperti
al-Qur'an dan karya klasik tentang kesusastraan dan sejarah seperti Gulistan
dan Bustan-nya Sa'di (580-691 H/1184-1292 M), Nesab dan Akhlaq, Anvar-e
Sohaily, Tarikh-e Mojam, beberapa karangan Amir-e Nezam dan Irsyad al-
mendapat tambahan materi pelajaran dari guru privat yang sengaja didatangkan
ke rumahnya. Dengan tambahan privat ini, ia tumbuh menjadi anak yang sedari
Syiah Najaf (Irak).139 Di Najaf al-Asraf inilah dia berhasil menguasai ilmu-
ilmu naqliyah dan aqliyyah. Dia mengawali studi-studi lebih tingginya bersama
137
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,,... hlm. 11-12.
138
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 10-11.
139
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... Vol. I, hlm.
11.
65
Ishfahani140 (1878-1942). Thabathaba’i banyak dipengaruhi oleh kedua guru
pengetahuan. Pengaruh selanjutnya dari Sayid Abdul Qasim Ja’far (putra Sayid
matematika. Dalam bidang etika dan spritual, yaitu dari Sayid Mirza (dari
keluarganya sendiri).141
bidang ilmu hudhuri adalah Mirza ‘Ali al-Qadhi. Guru inilah yang
adanya perpaduan ilmu naqliyyah dan 'aqliyyah pada Thabathaba’i. Tidak salah
bila Hossein Nasr menyebutnya sebagai filosof, teolog dan sufi yang didalam
berpadu.142
mendasar. Thabathaba’i juga mempelajari Fiqh dan Ushul Fiqh dari dua Guru
besar saat itu Mirza Muhammad Husain Na'ini dan Syekh Muhammad Husein
140
Syaikh Isfahani adalah seorang filosof yang tak tertandingi pada zamannya, seorang
penulis dan seorang penyair Arab dan Persia yang paiwai, dia adalah seorang yang jenius yang
prestasi-prestasinya membuat orang memandang dirinya sebagai ideal.
141
Sayid Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... Vol. I, hlm. 11-12.
142
Ahmad Hazami, Studi Komparatif Penafsiran Rasyid Rida dan Tabataba’i terhadap
Surat Al-Maidah Ayat 67,... hlm. 39-40.
66
Isfahani. Dia sangat tekun mempelajari seluruh seluk beluk matematika
Sina, Asfar oleh Mulla Shadra dan Tamhid al-Qawaid oleh Ibnu Turkah dan
Sayyid Husain Badkuba'i. Beliau juga murid dari Sayyid Abul Hasan Jilwah
dan Aqa’ ‘Ali Mudarris Zanusi dari Teheran. Beliau telah mencapai tingkat
ilmu Ma’rifah dan Kasyyaf. Beliau mempelajari ilmu ini dari seorang guru
Di Tabriz, dia tidak dapat terhindar dari pemenuhan kebutuhan ekonomi untuk
Perang Dunia ini membawa akibat buruk di Iran. Oleh karena itu, Thabathaba’i
pindah ke kota Qum pada tahun 1946, tepatnya desa Darakah, sebuah desa
143
Ahmad Hazami, Studi Komparatif Penafsiran Rasyid Rida dan Tabataba’i terhadap
Surat Al-Maidah Ayat 67,... hlm. 37-38.
144
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh
Konsep Islam secara Mudah,... hlm. 17.
145
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh
Konsep Islam secara Mudah,... hlm. 17.
67
aktivitas keilmuan sampai dengan wafatnya.146 Kemudian Thabathaba’i
Tafsir al-Qur’an, Filsafat dan Tasawwuf. Dengan ilmu yang luas dan
kurikulum penting.148
Sebagai seorang mufassir besar dan filusuf sekaligus sufi, ia telah mencetak
146
Ahmad Hazami, Studi Komparatif Penafsiran Rasyid Rida dan Tabataba’i terhadap
Surat Al-Maidah Ayat 67,... hlm. 41-42.
147
Sayyid Husein Nasr, “kata pengantar", dalam Thabathaba’i, Islam Syi'ah, (Bandung:
Mizan. 1990), hlm. 8
148
Ahmad Hazami, Studi Komparatif Penafsiran Rasyid Rida dan Tabataba’i terhadap
Surat Al-Maidah Ayat 67,... hlm. 42.
149
Thabathaba’i, Tafsir al Mizan; Mengupas Ayat Ayat Kepemimpinan, (Jakarta: CV.
Firdaus, 1991), hlm. I-II.
68
Dalam masa studi dan karier keilmuannya, Thabathaba'i setidaknya
Iran yang sudah dimulai pada periode Qajar, dan ketiga; masa kembalinya
Thabathaba'i sejak usia dini sudah akrab dengan ilmu dan ulama. Di
masyarakat Syi'ah karena menjadi mujtahid yang mendapat gelar unik al-
(naqliyah) tetapi juga ilmu-ilmu 'aqliyah, dua keahlian yang jarang dimiliki
sangat mengenal baik dunia dan filsafat Barat serta suasana kejiwaannya, di
intelektual dan aktivis politik, tetapi mewariskan banyak karya ilmiah. Karya-
sana ia kemudian dikenal sebagai filsuf yang menonjol di dunia modern. Lan P.
150
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 12.
151
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 12.
69
McGreal memasukkannya dalam The Great Thinkers of the Eastern World.
Dari berbagai cabang keilmuan yang ia kuasai, dua bidang ilmu di antaranya
al-Quran. Bagi kalangan Syi'ah, dua bidang keilmuan itu memang sudah
istimewa, bahkan hingga sekarang sebagai salah satu cara untuk memahami
tergolong paling penting dan monumental terdiri dari dua puluh jilid. 2).
Ushul Falsafah wa Rawls Rialism, terdiri dari lima jilid. 3). Hasyiyah bar
Asfar, adalah anotasi dari karya Mulla Shadra yang berjudul Asfar. 4).
Musabahat ba Ustadz Qurban, karya ini terdiri dari dari dua jilid yang
berdasarkan atas tanya jawab antara Thabathaba'i dan Henry Corbin. 5).
‘Ali wa Falsafah al-Ilahiyat. 6). Syi'ah dar Islam. 7). Qur'an dar Islam.153
152
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 12-13.
153
Ahmad Hazami, Studi Komparatif Penafsiran Rasyid Rida dan Tabataba’i terhadap
Surat Al-Maidah Ayat 67,... hlm. 43.
70
b. Berbentuk makalah: Risalah dar Hukumat Islami, Hasyiyah Kifayah,
Risalah dar Qawwah wa Fi’il, Risalah dar Itsbat Dzat, Risalah dar Shifat,
Risalah dar Af’al, Risalah dar Insan Qabl Al-Dunya, Risalah dar
Burhan, Risalah dar Tahlil, Risalah dar Tarkib dan Risalah dar
Nubuwwat wa Munamat.
Arab atau sebaliknya. Di samping beberapa karya tersebut, ada beberapa karya
lain yang belum teridentifikasi, apakah ditulis dalam bahasa Arab atau bahasa
Persia. Tafsir al-Qur'an yang disusun oleh Thabathaba'i dikenal dengan al-
pendapat di dalam al-Mizan, kemudian berbagai pikiran dan pendapat itu diuji
dan diseleksi untuk saling menguatkan atau mengoreksi terhadap salah satunya.
Sebagaimana akan dikemukakan nanti, memang tafsir ini ditulis bukan hanya
literatur yang dijadikan rujukan sebagai bahan penafsirannya. Hal inilah yang
71
sebelumnya. Apa yang ditempuhnya ini, membuat pemikiran dan tafsirnya
ulama Sunni.154
Tafsir ini mulai disusun oleh Thabathabai ketika ia menetap dan mengajar
di Qum. Tafsir ini ditulis bukan saja sebagai respons atas permintaan para
ulama untuk membangkitkan kajian al-Qur'an yang pada waktu itu kalah
karena di hauzah tersebut, belum ada program kajian tafsir. Hal ini seperti
154
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 13-14.
155
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,:,... hlm. 14-15.
72
2. Latar Belakang Tafsir Al Mizan
Setiap kitab tafsir disusun dengan motivasi tertentu. Ada kitab tafsir yang
ditulis untuk memenuhi tuntutan masyarakat seperti Ma’anil Qur’an karya al-
Farra. Ada juga kitab tafsir yang ditulis dengan tujuan merangkum kitab tafsir
sebelumnya yang dinilai terlalu panjang dan luas, seperti al-Dur al-Mansur
kebutuhan besar akan wacana rasional, filosofis sekaligus sufi yang akan
pertama yang menafsirkan ayat per ayat dengan dijelaskan ayat lain yang
berhubungan dengat ayat tersebut dan masa periode kedua yang menafsirkan
penafsiran pada masa itu. Oleh karena itu beliau menggabungkan corak
penafsiran pada masa periode awal dan periode kedua untuk menjelaskan tafsir
156
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 12.
73
al-Qur’an melalu penafsiran ayat per ayat dengan dijelaskan oleh ayat lain
yang berhubungan pada masa periode pertama, serta diperjelas lagi oleh
Thabathaba’i melihat pada zaman sahabat Nabi saw, seperti Ibnu Abbas,
Abdullah bin Umar, Ubay bin Ka’ab dan para mufassir lainnya pada masa
periode pertama, penafsiran pada waktu itu tidak lebih menjelaskan ayat-ayat
sekaitan dengan sastra dan sebab-sebab turunnya, dan sedikit menjelaskan ayat
Sedangkan pada masa periode kedua pun menggunakan metode dan cara
yang sama dalam penafsirannya oleh sebagian mufassir dari kalangan Tabi’in
seperti Mujahid, Qatadah, Ibnu Abi Laili, al Suddi, al Sya'bi dan lainnya.
peristiwa sejarah dan realita realita ciptaan seperti awal kejadian langit, bumi,
lautan, Iran Saddad (kota kaum ‘Ad), peristiwa peristiwa para Nabi yang
dianggap salah, penyimpangan terhadap kitab kitab suci dan hal hal yang
157
Muhammad Husein Thabathaba’i, AI Mizan fi Tafsir Al-Qur'an. (Teheran: Dar al
Kutub al Islamiah. 1392 H). Jilid I. hlm. 10
158
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
20.
159
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
20.
74
Oleh karena itu Thabathaba’i mengatakan bahwa setiap mufasir telah
itulah dia mencoba mengangkat satu corak penafsiran bukan hanya dari satu
yang lainnya dan disandingkan dengan riwayat-riwayat baik dari segi kisah
pernah habis dan kecintaan kepadanya tidak pernah lapuk oleh zaman, adalah
menafsirkan suatu ayat dengan bantuan data ilmiah dan non ilmiah. Kedua,
yang diucapkan dalam konteks ayat yang akan dibahas. Ketiga, menafsirkan al-
160
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
31-32.
161
Muhammad Husein Thabathaba’i, AI Mizan fi Tafsir Al-Qur'an,... jilid I, hlm. 4.
162
Thabathaba’i, Tafsir al Mizan; Mengupas Surat Al Fatihah, (Jakarta: CV. Firdaus,
1991), Cet I. hlm. Xll.
163
Metode Tahlili. Berasal dari kata Hallala-Yuhallilu, Tahlili yang berarti mengurai atau
menganalisis. Metode tahlili adalah tafsir yang menyoroti ayat ayat Al-Qur’an dengan
memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai urutan bacaan yang
terdapat dalam Al Qur’an Mushaf Utsmani. Tafsir ini disebut juga Tajzi’i (parsial). Lihat M.
Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an Al-Karim, hlm. V, (pengantar), lihat juga Sejarah Ulum al-
Quran (Jakarta: Pustaka Firdaus, l999), cet. Ke 1, hlm.172 192.
75
Qur’an dengan jalan merefleksikan kata-kata dan makna ayat dengan bantuan
sejumlah ayat lain yang relevan, dan sebagai tambahan, dengan merujuk
seperti apa jawaban yang benarnya. Setelah itu, dia telaah ayat itu dan
Quran yang terdiri dari ; Pertama, Ulama hadis. Mereka mencukupkan diri
164
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 30-35.
165
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 30-31.
166
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 31.
76
mazhab dengan segala perbedaannya. Pendapat-pendapat yang sesuai diambil,
yang ada di dalam mazhab. Ketiga, para filosof yang dalam menafsirkan tidak
tarikh, sosial dan akhlaqi, jika hal ini dibutuhkan dalam kajian tafsir al-Mizan.
1. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Nama nama Allah, sifat sifat Nya.
lainnya.
Baitul Ma’mur, langit dan bumi, Malaikat, syaitan, jin dan lainnya.
167
Ahmad, Baidlowi, Al-Thabathaba’i dan Kitab Tafsirnya, Al-Mizan Fi Tafsir Al-
Qur’an. Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an dan Hadits. Vol. 5 No. I Januari 2004: hlm. 29-43.
168
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
34-35.
77
Kenabian, Risalah, wahyu, inspirasi, kitab, agama dan terhadap syari'at.
Dalam bab ini pembahasan maqam-maqam para Nabi yang dapat diambil
yakni Islam, iman, ihsan, ikhlas, khidmat, kesucian niat dan lainnya.
tidak menjelaskan secara rinci karena masalah ini lebih tepat merupakan
ataupun adat).169
ilmiah, tarikh, sosial dan akhlak, jika hal ini dibutuhkan dalam kajian tafsir al-
Mizan. Tafsir al Mizan terdiri dari 20 jilid yang mempunyai sistematika yang
169
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
35.
78
4. Penafsiran Thabathaba’i al-Quran surat Al-Baqarah [2] : 62 dan Al-
a. Al-Baqarah [2] : 62
Artinya: tak syak lagi, mereka yang beriman, mereka yang Yahudi,
dan Kristiani dan Shabi’in, barang siapa yang mengimani Allah dan
Hari Akhir dan beramal saleh, mereka akan mendapatkan pahala
mereka dari Tuhan mereka, dan sama sekali tak ada ketakutan untuk
mereka, dan juga mereka tak akan bersedih hati.
tidak dapat memperoleh pahala dari Allah dan juga dia tidak dapat
mereka bahwa: tidak ada yang akan masuk surga kecuali dia adalah
79
seorang Yahudi atau searang Kristiani (QS. al-Baqarah [2] : 111). Satu-
adalah iman sejati kepada Allah dan Hari Kebangkitan, yang diiringi amal-
kecuali kalau didukung dengan iman yang benar dan amal-amal salih.
Kaidah ini berlaku untuk semua manusia, sejak dari nabi-nabi sampai
memuji nabi-nabiNya dengan segenap sifat yang indah dan istimewa, dan
sekutu-Nya) tak ragu lagi apa yang mereka lakukan itu akan sia-sia bagi
Juga, Dia menggambarkan status tinggi dan martabat mulia Nabi Suci
beriman dan beramal salih, ampunan dan pahala yang besar (QS. Al-Fath
170
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 379-380.
171
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 380.
80
[48]: 29). Renungkan makna dari kata “di antara mereka”. Kemudian kita
ayat-ayatNya namun dia sesat: dan jika Kami kehendaki, tentu Kami
tinggikan derajatnya dengan jalan itu, tetapi dia mengikuti bumi dan
mengikuti keinginan rendahnya (QS al-A’raf [7]: 176).172 Ada banyak ayat
Hadis:
kaum dari agama yang aku peluk (sebelum masuk Islam), dan aku
“an-nashara” (ارى
َ صَ َّ = النkaum Kristiani) diberi nama itu ar-Ridha as
menjawab, "Karena mereka adalah dari sebuah dusun yang bernama an-
172
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
380.
173
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
381.
174
Pada zaman itu, daratan atau negeri yang sekarang ini dibagi menjadi Syria, Yordania,
& Lebanon dan Palestina, disebut Syria atau Syria Raya.
81
sama mengatakan bahwa “al-yahud” (= اليهودkaum Yahudi) mendapatkan
nama ini, karena mereka adalah keturunan Yahuda, putra Ya'qub. Imam
dan juga bukan Yahudi, bukan Kristiani dan juga bukan Muslim; mereka
mengaku nabi) adalah Yudhasaf.176 Dia muncul di India pada akhir tahun
sangat sakral. Ini berlanjut sampai Zoroaster datang pada akhir tahun ke 30
Harraniyyah. Juga dikatakan bahwa tata nama ini mengandung arti Haran,
175
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
381.
176
Yudhasaf merupakan suatu distorsi atas Budhastav yang merupakan gelar Budha
Gautama, pendiri Bhuddisme.
82
putra Tarukh (Terah) dan saudara lelaki Ibrahim as, karena dia diduga
setianya.177
kaum Shabiin. Dalam buku itu dia menyebut banyak hal tidak masuk akal
dan menggelikan yang berpangkal pada Haran ini. Sebagai contoh, dia
kata ini: Ibrahim as diusir dari komunitas mereka karena adanya sebuah
noda putih di kulupnya, dan kaum Shabiin percaya bahwa seseorang yang
memiliki sebuah noda putih, maka dia tidak bersih, dan kaum Shabiin
Ibrahim! Kamu meninggalkan kami, dan saat itu kamu memiliki satu
cacat, dan kamu kembali, dan saat ini kamu memiliki dua cacat; pergilah
dan jangan pernah kembali kepada kami.” Ibrahim marah; dia kemudian
177
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
382.
83
domba muda kepadanya untuk disembelih untuk menggantikan putranya.
178
menanggapi sebuah buku yang ditulis oleh Abdullah bin Ismail al-
Hasyimi. Dalam buku itu Abdul Masih menulis tentang kaum Shabiin:
yang negatif, bukan dengan bahasa yang positif; sebagai contoh, mereka
mengatakan: Allah tidak dapat didefinisikan atau tidak dapat dilihat, Dia
tidak zalim atau tidak penindas. Menurut mereka, nama-nama indah Allah
masjid Umayyah, Damaskus; ini adalah rumah ibadah mereka, dan pada
zaman itu bahkan orang Yunani dan orang Romawi pun mengikuti agama
178
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
382-383.
84
yang sama. Kemudian tempat ini dikuasai oleh kaum Yahudi, dan kaum
mengambil alih tempat ini, dan mengubahnya menjadi gereja. Setelah itu
The Home of Worship ”(Rumah Ibadah). Sebagai contoh, ada kuil Ba'lbak,
di dalam kuil ini ada berhala matahari; berhala Qiran, yang berkaitan
dengan bulan, dan dibangun dengan bentuk bulan, seperti syal yang
dipakai di kepala dan bahu. Ada sebuah dusun yang tak jauh dari sini,
Shanam Sin (berhala bulan). Begitu pula, sebuah dusun lain yang diberi
ibu) dan banyak lainnya seperti mereka. Sebagian dari mereka tidak makan
ikan untuk mencegah berbuih; tidak Juga makan unggas, karena ungas
selalu panas.179
179
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 383-384.
85
Juga, mereka tidak menggunakan bawang putih, karena bawang putih
membuat sakit kepala dan membarakan darah dan air mani (yang menjadi
kepala manusia. Mereka menunaikan tiga salat wajib: saat matahari terbit
(delapan rakaat); saat tengah hari (lima rakaat); dan pada jam ketiga
malam mereka sujud tiga kali dalam tiap rakaat. Juga, mereka menunaikan
dua salat bukan wajib—pada jam kedua dan jam kesembilan dari hari.
”Mereka salat dengan” thaharah dan wudhu; mereka juga mandi besar
dan hukum pidana adalah seperti syariat Islam; sementara aturan tentang
pertanyaan-pertanyaannya.”180
180
Sayid Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm. 384-385.
86
ini bukanlah kaum Shabiin yang riil; tetapi mereka ini dalam buku-buku
dari mereka ada di Wasith dan daerah-daerah pedusunan Irak sekitar Ja'far
Dengan kekecualian beberapa hal, sama sekali tidak ada kesamaan antara
dua agama ini, kaum Shabiin menghadap ke arah Kutub Utara ketika salat,
putra (selain Lamech), namanya adalah Shabi, dan Shabi ini menurunkan
181
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
385.
87
Menurut mereka, langit akan rubuh dalam sebuah kehampaan yang tak ada
keabadian alam semesta dan mengatakan bahwa alam semesta ada sejak
akhirnya ayat ini dengan jelas menyebutkan satu demi satu kelompok-
182
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
385.
183
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid I, hlm.
385.
88
Dan orang-orang Yahudi tidak akan senang kepadamu, begitupula
adalah petunjuk Allah; itulah kebenaran yang mesti diikuti. Sama sekali
tidak ada petunjuk dalam apa pun lainnya; dan pastinya tidak dalam
Qur’an—yang diturunkan oleh Allah, dan karena itu berarti bersumber dari
184
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid II, hlm.
96.
89
tidak memiliki petunjuk; dengan kata lain, agama mereka hanyalah
logisnya adalah bahwa apa yang ada pada Nabi saw adalah pengetahuan,
sedangkan apa yang ada pada mereka adalah kebodohan. Karena itu, Allah
berkata kepada Nabi saw, “Dan jika kamu mengikuti hasrat, aspirasi dan
tidak akan mendapatkan pelindung dari Allah, dan tidak juga penolong.”185
Siapa pun tentu akan melontarkan pujian kepada ayat ini: Betapa
detail bahasa efektif yang dimilikinya, sekalipun ayat ini pendek; betapa
cantik bahasanya dan betapa kuat, riil, otentik dan natural gayanya.
Translation
a. Edip Yuksel
“Quran Alone” (hanya Quran) ini yang belum familiar di dengar oleh
tafsirnya yang sangat unik, pada umumnya tafsir adalah berbahasa Arab,
Inggris dan penulisnya pun bukan berasal asli dari negara Timur.
185
Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Terjemahan Tafsir Al Mizan,... jilid II, hlm.
96-97.
90
Edip Yuksel lahir di Turki pada tahun 1957 dari keluarga keturunan
Metin Yuksel, dibunuh oleh seorang nasionalis. Pada usia 26 tahun, Edip
modern.187
keagamaan dan politik yang ia alami pada akhir masa tugas militernya.
mengaku yakin bahwa Islam (yang berarti menyerahkan diri pada Tuhan),
186
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 7.
187
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 305.
91
agama para Rasul, termasuk Ibrahim, Musa, Yesus dan Muhammad telah
telah menulis lebih dari 20 buku yang berkaitan tentang agama, politik,
keyakinan yang berbeda. Hidupnya tidak lagi merasa terancam karena saya
188
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 305-306.
189
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 2.
190
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 306.
92
menjadi tempat belajar anaknya sendiri. Ia sangat fasih berbicara bahasa
Turki, Inggris, dan Arab klasik serta ahli bahasa Persia. Dan baru-baru ini
19.org dan koordinator serta pendiri organisasi Muslim for Peace Justice
Thinkers for Islamic Reform, Running Like Zerbas dan Test Your Quranic
catatan tambahan.192
191
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 5
192
Akrimi Matswah, Menimbang Penafsiran Subjektivis terhadap Alqur’an: Telaah
terhadap Penafsiran Edip Yuksel dkk. dalam Quran: A Reformist Translation, Jurnal Dialogia,
Vol. 12 No. 1 Juni 2014, hlm. 4.
93
Arab Saudi. Selain itu dia merupakan pendiri Muslim Progresif, Free
antaranya yaitu Critical Thinkers for Islamic Reform yang dia tulis
Martha Schulte Nafeh adalah dosen senior dalam bidang Bahasa Arab
University of Arizona pada tahun 1990. Adapun gelar Ph. D-nya di bidang
193
Akrimi Matswah, Menimbang Penafsiran Subjektivis terhadap Alqur’an: Telaah
terhadap Penafsiran Edip Yuksel dkk. dalam Quran: A Reformist Translation, Jurnal Dialogia,
Vol. 12 No. 1 Juni 2014, hlm. 4.
194
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 16
195
Akrimi Matswah, Menimbang Penafsiran Subjektivis terhadap Alqur’an: Telaah
terhadap Penafsiran Edip Yuksel dkk. dalam Quran: A Reformist Translation, Jurnal Dialogia,
Vol. 12 No. 1 Juni 2014, hlm. 4.
94
diperoleh dari universitas yang sama pada tahun 2004.196 Dalam karya
dengan keahlianya.198
Translation”
dilihat dari beberapa penjelasan awal buku tersebut serta beberapa ayat—yang
196
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 5
197
Akrimi Matswah, Menimbang Penafsiran Subjektivis terhadap Alqur’an: Telaah
terhadap Penafsiran Edip Yuksel dkk. dalam Quran: A Reformist Translation, Jurnal Dialogia,
Vol. 12 No. 1 Juni 2014, hlm. 4.
198
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 306.
95
Dari beberapa halaman penjelasan awal buku, terdapat tiga point penting
secara eksplisit disebutkan bahwa logika dan bahasa yang digunakan oleh
kabar angin yang tidak dapat dikaitkan dengan Muhammad dan kental
yang negative terhadap para ulama terdahulu yang tertanam pada diri Edip
ini Edip sebagai reader sudah mengambil jarak antara dirinya, teks, dan
199
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation (United State of America:
Brainbow Press, 2007), hlm. 12
96
author teks itu sendiri, agar mendapatkan makna yang murni. Proses ini
Apa yang dilakukan Edip dalam hal ini tentunya sah-sah saja menurut
hanyalah tahap awal dari suatu proses pemaknaan teks. Dalam hal ini,
awal yang ia miliki terhadap teks dalam konteks yang lebih luas dan
dengan metode yang lebih beragam salah satunya dengan membuka pintu
kebenarannya sendiri.201
lain yang muncul adalah penempatan logika sebagai faktor utama penentu
200
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 309.
201
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 309.
97
penafsiran. Karena banyak hal yang akal kita sebagai manusia tidak
awal surat seperti alif lam mim, hamim, alif lam ra, dan lain-lain, adalah
luar batas kemampuan rasio kita. Dalam konteks dialektika otoritas teks
dan otoritas nalar ini, menarik menyimak kesimpulan Faiqotul Mala bahwa
Salah satu idealisme tertinggi yang diusung oleh Yuksel dan bukunya
ini adalah usaha untuk mengungkap pesan asli (original message) al-
atau komentar yang ditambahkan pada teks yang ditafsirkan, dan (3)
penafsir itu sendiri. Masih menurut Gracia, hal ini menunjukkan bahwa
apa yang dapat kita hasilkan (interpretants) dari teks yang kita tafsirkan
author.
hadis, asbab an-nuzul, dan lain-lain, yang memang ditolak oleh Yuksel,
202
Faiqotul Mala, Krisis Otoritas Hadis: Kajian Kontekstual Hadis Mushkil dalam
S}ah}ih al-Bukhari (Tangerang Selatan: Penerbit YPM, 2012), hlm. 34.
98
menjadikan idealisme tersebut tidak realistis walaupun tetap mungkin
mengenai apa sesungguhnya hadis dan sunnah itu sendiri dan dalam
hadis dan sunnah. Jika dilihat dari pengertian hadis dan sunnah versi para
reformis ini, maka wajar jika kemudian Edip Yuksel secara terang-
hanya berasal dari penerimaan umat Muslim terhadap Nabi sebagai pribadi
203
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 310.
99
yang mempunyai otoritas, tetapi otoritasnya juga diekspresikan melalui
penjelas (Q.S Al-Nahl: 44), pembuat hukum (Q.S Al-A’raf: 157), contoh
perilaku Muslim (Q.S Al-Ahzab: 21), dan sebagai sosok yang ditaati
secara total (Q.S Al-Nisa: 64, dan Ali Imran: 32, 132). Dalam al-Qur’an
telah diperintahkan dengan jelas untuk taat pada Allah sekaligus Nabi-
Nya, serta kaharusan yang mengikat untuk taat kepada keduanya. Oleh
karena itu, ketaatan di sini berarti ketaatan penuh bukan hanya setengah-
Muslim.204
apakah otoritas Nabi hanya berlaku bagi para sahabat Nabi (karena hanya
Nabi) ataukah otoritasnya berlaku bagi semua generasi dan masa yang
akan datang?
Pertanyaan ini telah jelas dijawab dalam beberapa ayat al-Qur’an yang
secara jelas menegaskan bahwa Nabi diutus ke seluruh umat manusia dan
waktu atau tempat tertentu. Selain itu, Nabi juga merupakan utusan
204
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 313.
100
terakhir dan setelah beliau tidak ada lagi Nabi yang diutus. 205 Hal ini
waktu tertentu dan kemudian mereka digantikan oleh Nabi lain, sedangkan
setelah Muhammad tidak ada lagi Nabi yang datang. Ini menunjukkan
Alone,” maka mana fungsi otoritas nabi sebagai pembawa risalah al-
Quran?
Prinsip penafsiran
membedakan jenis kelamin maupun sekte tertentu. Prinsip ini berpijak pada
terakhir yang diturunkan untuk manusia. Hal ini berarti ajaran al-Qur’an
bahkan kelompok tertentu. Melihat dari tujuan humanis dari al-Qur’an tersebut,
205
Sebagaiamana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al Ahzab: 40.
206
Fazlur Rahman, Otoritas Pemaknaan Kitab Suci: Problematika Pemikiran Edip Yuksel
dalam “Qur’an: A Reformist Translation”, Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Hadis, vol. 299, no 2,
2014, hlm 313.
101
maka penafsiran al-Qur’an seharusnya menekankan pada tujuan kemanusiaan
dan laki-laki dalam kehidupan sosial, pluralitas sekte atau aliran keagamaan,
mereka yang menolak otoritas ulama dalam memaknai tema-tema atau isu yang
ulama tersebut berpijak pada pemahaman sarjana klasik yang berakar pada
yang sangat bias gender terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara mengenai
didominasi pada pembelaan terhadap sekte atau golongan tertentu tanpa bisa
207
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 5
208
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 11-12
209
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 12
102
mengambil suatu pembacaan akurat dari al-Qur’an dengan menjadikan al-
Qur’an itu sendiri sebagai pedoman pembacaan.210 Hal tersebut pada dasarnya
merupakan wahyu Tuhan yang diturunkan sebelum al-Qur’an. Oleh karena itu,
sama dengan al-Qur’an yang di dalamnya juga terdapat otoritas Tuhan. Dengan
dalam memahami ayat al-Qur’an. Selain itu mereka juga menjadikan Alkitab
210
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 11
211
Penolakan mereka terhadap hadis dan sunnah didasarkan pada tiga hal. Pertama,
dalam pandangan mereka posisi Nabi Muhammad hanya mengungkapkan dan menyatakan wahyu
Tuhan tanpa ada otoritas dalam menentukan kebenaran mutlak atas penafsiran wahyu Tuhan.
Kedua, menurut mereka hadis dan sunah tersebut pada dasarnya hanya merupakan norma-norma
budaya dan praktik kultur suku Arab masa lampau, yang kemudian dihubungkan dengan Nabi
Muhammad dan para sahabat. Sehingga peran Nabi di dalam norma-norma tersebut masih menjadi
perdebatan. Ketiga, nilai penerimaan ulama terhadap hadis didasarkan pada kebenaran perawi dan
kolektor hadis, bukan pada substansi dari hadis itu sendiri. Oleh karena itu Yuksel, dkk
memandang bahwa hadis tersebut tidak memiliki otoritas sebagai bagian yang dipertimbangkan
dalam memahami Al-Qur’an. Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 13.
212
Dalam pandangan mereka, riwayat-riwayat dalam asbāb an-nuzūl dibuat untuk
menyimpangkan makna dari ayat-ayat al-Qur’an. Oleh karena itu, asbāb an-nuzūl tidak memiliki
otoritas dalam penafsiran. Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm.. 17.
213
Dalam pandangan mereka, sīrah merupakan sumber-sumber rujukan keagamaan karya
manusia yang di dalamnya terdapat intervensi manusia sehingga menjadikan materi-materi sejarah
tersebut mengalami distorsi. Oleh karena itu dalam pandangan mereka, sīrah tidak memiliki
otoritas dalam penafsiran. Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 17.
103
pembahasan terdapat persamaan dan perbedaan antara kedua kitab suci
monolitis dan mencerminkan perspektif dan evaluasi yang kritis. Oleh karena
itu, mereka memilih untuk mengambil suatu pendekatan inklusif yang secara
Metode Penafsiran
214
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 138-139.
215
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm.. 12
104
makna. Hal tersebut mengindikasikan berbagai kemungkinan makna yang
berbagai varian makna dari lafal al-Qur’an, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan makna yang tepat. Adapun yang dimaksud dengan makna yang
tepat dalam pandangan mereka yaitu makna yang diberikan oleh konteks ayat
dengan melihat susunan kalimat dalam sebuah ayat. Oleh karena itu, langkah
ini mengharuskan seseorang untuk melihat dan menganalisa kalimat dalam satu
ayat untuk menentukan apakah makna yang diterapkan ayat tersebut sesuai
tidak.216
langkah terakhir yang ditempuh setelah menentukan makna yang tepat dari
lafal yang menjadi kata kunci sebuah ayat. Dalam penerapannya, langkah ini
ayat untuk menentukan apakah makna yang diterapkan dalam sebuah ayat
sesuai dengan ayat-ayat sebelumnya atau tidak. Hal ini untuk memberikan
216
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 523
217
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 524
105
4. Penafsiran Edip Yuksel, dkk. QS. Al-Baqarah [2] : 62 dan Al-Baqarah [2]:
Endnote:
106
this Christian doctrine to be contradictory to the first Commandment in the
scripture, and many of those who fit the description of the Quranic verse
2:62, yes all according to the Quran might be considered muslims.219
Penulis jelaskan maksud dari paparan tafsir di atas bahwa Edip Yuksel
maksud dari ayat dengan mudah yang diselipi sedikit penafsiran. Edip
Terjemah:
Syarat-syarat keselamatan
Endnote:
219
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 84-85
107
kebijaksanaan dan keberanian untuk menolak Trinitas dan ketuhanan Yesus
dengan membantah bahwa dokrin Kristen ini berlawanan dengan firman
Tuhan yang pertama dalam Kitab Injil, dan banyak lagi yang cocok dengan
deskripsi al-Quran ayat 2:62, ya semua menurut al-Quran dapat dianggap
sebagai muslim.
Dalam ayat ini, Edip Yuksel dkk. hanya menerjemahkan ayat seperti
Translation:
Bigots
2:120
Neither the Jews nor the Nazarenes will be pleased with you until you
follow their creed. Say, "The guidance is God's guidance." If you follow
their wishes after the knowledge has come to you, then none can help or
protect you against God.220
Terjemah:
Orang-orang Munafik
2:120
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
220
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 60-61.
108
BAB IV
TERHADAP YAHUDI-NASRANI
pembawanya merupakan keturunan biologis dari Ibrahim, yaitu Musa dan Isa.
Hubungan dengan dua komunitas itu terjadi karena dekatnya posisi geografis dan
budaya Muslim dengan keduanya. Baik Muhammad, Isa maupun Musa, ketiganya
adalah anak-keturunan biologis Ibrahim dari dua putranya Ishaq dan Isma'il.
Yahudi dan Nasrani yang mengklaim sebagai ahli waris agama Ibrahim. Dengan
tersebut sebagai ahli warisnya? Untuk itu, pada bab ini, akan diuraikan mengenai
dua kelompok tersebut dengan harapan dapat diketahui siapa ahli waris Ibrahim
221
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 136.
109
Secara genealogis-spiritual, Nuh dan Ibrahim dinyatakan sebagai muara
agama Allah yang menjadi model bagi nabi-nabi berikutnya. Di antara penerus
adalah pengikut Musa (Yahudi) dan Isa (Nasrani). Dua kelompok masyarakat
inilah yang dinyatakan al-Qur’an mempunyai kitab suci, Taurat dan Injil, yang
berasal dari satu sumber, yaitu dari keluarga Israil, meskipun pada akhirnya
dakwah Isa menyebar kepada selain Bani Israil, seperti ke Romawi, Arab,
Habasyah, Mesir dan lain-lain. Ini artinya, Isa bukan hanya diutus khusus untuk
Nasrani, tetapi juga ada yang berbeda, pandangan keagamaan yang sama antara
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berada di dalam Bibel. Berbagai
kemuliaan ini seperti yang diperoleh oleh Adam (Lukas 3: 38), Dawud (Keluaran
222
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 136-137.
223
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 139.
110
berkata kepadaku: “Anak-Ku Engkau”. Ungkapan serupa, menurut Thabathaba’i,
juga berlaku bagi para penggerak kebaikan atau kemaslahatan dari orang-orang
bunuwwah (paham bahwa Allah memiliki anak) dalam ayat tersebut adalah al-
berkomentar:
terhadapnya. Ia masih tetap mengutip pendapat dan riwayat yang berbeda dengan
ibnullah adalah kalimat yang dikemukakan oleh sebagian orang Yahudi yang
224
Muhammad Husein Thabathaba’i, al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an, Vol. V (Beirut:
Mu’assasah al-A’alami lil Mathbu’at, 1991) hlm. 253.
225
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama... hlm. 142.
226
Orang orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani
berkata: " Almasih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka,
mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana
mereka sampai berpaling? (QS. At-Taubah [9]: 30)
227
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?"
(kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di
antara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa
siapa yang dikehendaki-Nya. dan kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. dan kepada
Allah-lah kembali (segala sesuatu). Lihat Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-
Agama:,... hlm. 143.
111
hidup pada masa Nabi di Madinah, bukan pandangan mainstream orang-orang
Yahudi,228
bahwa Yahudi adalah penganut agama yang tidak monoteis atau musyrik. Hanya
mereka memiliki hak istimewa atau sebagai pilihan, sehingga tidak ada celah
untuk mengazab dan menyiksa mereka. Siksa terhadap mereka sama dengan
Klaim ini, sebagaimana klaim-klaim Yahudi lainnya, jelas tidak berdasar dan
musibah dan cobaan duniawi akan menimpa siapa pun, baik ia mukmin ataupun
kafir. Karena hal itu merupakan sunnatullah.230 Katena itu dalam QS. al-Jumu'ah
228
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 143.
229
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 144.
230
Sunnatullah tersebut sebagaimana ditegaskan dalam QS. An-Nisa’ [4]: 123-124;
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut
angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain
dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang
ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun.”
112
dalam QS. al-Taubah [9]: 94 dan QS. al-Baqarah [2]: 95. Kalau mereka benar
sebagai kekasih dan memiliki hak istimewa dari Allah, maka mereka tidak enggan
untuk mati, sebab seorang kekasih senang untuk bertemu dengan kekasihnya.
membuat kesalahan.231
sebagai politeis karena pernyataan mereka sebagai “anak Tuhan”. Akan tetapi
buruk, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Klaim inilah yang menyebabkan
sekarang. Orang-orang Yahudi pada masa itu, menurut Siddiqi percaya bahwa
karena mereka secara etnis, sejarah, dan keagamaan berhubungan dengan nabi-
nabi seperti Ibrahim. Ishaq dan Ya’kub. Hubungan ini akan memungkinkan
mereka melepaskan diri dari kemarahan dan hukum-hukum Allah. Alasan inilah
231
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 145.
113
yang membuat mereka merasa diri lebih tinggi daripada bangsa Arab. 232 Yahudi
pada fakta bahwa Muhammad, nabi agung umat Islam ini, berasal dari bangsa
nabi harus berasal dari Bani Israil, tidak dari yang lain. Al-Qur'an menyanggah
berasal dari Arab yang ummi dan menjadi penerus agama nenek moyangnya,
yakni Nabi Ibrahim. Al-Qur’an juga mengecam sikap mereka yang sebenarnya
kepada orang-orang beriman yang mereka jumpai yang pada umumnya miskin,
penuh kesulitan, dan sempitnya lapangan hidup. Mereka mengucapkan ini kepada
orang-orang yang beriman sebagai bentuk ejekan kepada Allah dan sebagai
Thabathaba‘i, pandangan ini tidak sesuai dengan konteks ayat dalam Surat al-
232
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 145-146.
233
Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat
Darwazah, (Bandung: Mizan, 2016), hlm. 435-436.
234
Kalimat ini terdapat dalam QS. Al-Maidah [5]: 64.
114
Ma‘idah, di mana saat ayat ini turun keadaan orang-orang Islam sedang diberi
sulit dan sempit, situasinya susah, dan sendi kehidupan juga rusak. Pengertian ini
sesuai dengan keterangan sebab turunnya ayat ini. Akan tetapi, makna ini juga
tidak sesuai dengan konteks ayat. Sebab, secara lahiriah, rangkaian ayat yad Allah
QS. al-Baqarah [2]: 245, “Siupakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik…” dan QS. Al-Muzzammil [73]: 20...” dan berikanlah
Thabathaba'i pengertian ketiga ini yang sesuai dengan asbab nuzul yang lain dan
Yahudi tersebut tidak sesuai dengan beberapa pendapat yang terdapat pada Taurat
yang notabene adalah kitab mereka, bahwa Allah mempunyai mukjizat untuk
235
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 146.
115
menahan sesuatu sampai pada yang dikehendaki-Nya, seperti menghilangkan
kekuatan dari manusia. Karena itu. ucapan mereka itu tidak boleh dinisbatkan
Maha Agung.”236
Dengan demikian jelas bahwa orang Yahudi. dengan ucapannya ini, telah
Allah. Karena itu mereka telah berdusta. yakni mengatakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kenyataan. Mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai Tuhan,
tentu tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar millah Ibrahim yang hanif, yang
Agama yang dibawa Isa memiliki beberapa nama seperti yang dijelaskan
pada bab II mengenai sejarah agama Yahudi dan Nasrani. Isa lahir dari rahim
Maryam, Maryam lahir dari istri Imran, setelah ia dewasa keberadaannya dalam
pengasuhan Nabi Zakariya suami dari bibi Maryam.238 Dari kitab Injil menuturkan
pada zaman Herodes, raja Yudea, ada seorang imam yang bernama Zakharia dari
rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Keduanya adalah orang yang benar dihadapan Allah dan hidup menurut segala
perintah Allah dan ketetapan Tuhan dengan tidak ada kecacatan. Tetapi mereka
tidak mempunyai anak sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut usia.
Suatu kali saat tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimanan
dihadapan Tuhan dengan cara diundi untuk menentukan siapa yang bertugas
236
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 146-147.
237
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 147.
238
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 48-49.
116
kepadanya: “janganlah takut, hai Zakharia sebab doamu dikabulkan, dan Elisabet
istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki dan haruslah engkau namai
Yohanes. Ia akan besar dihadapan Tuhan dan ia tidak minum anggur ataupun
minuman keras. Ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya, ia
akan membuat banyak orang Israil berbalik kepada Tuhan”. Hampir sama dengan
kisah yang disampaikan dalam al-Qur’an namun dalam konteks nama pelaku
antara Injil dan al-Qur’an berbeda. Dalam al-Qur’an memang betul Nabi Zakariya
seorang yang lanjut usia dan istrinya mandul, kemudian ia bermunajat seperti
yang dilakukan oleh istri Imran agar mempunyai keturunan yang diharapkan lahir
dari rahim sang istri lalu dikabulkan doa dan lahirlah anak dari rahim sang istri.
Yahya lahir enam bulan sebelum Isa putra Maryam dilahirkan. Yahya-lah yang
disebutkan. Maryam adalah cucu Nabi Harun yang berasal dari keturunan bani
Israil.239
dunia dan hiasannya, mencegah mereka untuk tidak melakukan permusuhan demi
tersebut, maka Allah menjadikan mereka lekat atau akrab dengan permusuhan
239
Amanullah Halim, Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an,... hlm. 55-59.
117
sebagai ganti kedamaian dan keselamatan dan permusuhan serta kemarahan
melekat pada umat Nasrani seperti api neraka yang tiada henti membakar
penghuninya setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan
rasakanlah azab yang membakar ini”. Hal ini sebagai petunjuk bahwa
permusuhan, baik tertutup ataupun terbuka, sudah menjadi bagian tak terpisahkan
atau sudah menjadi budaya dalam kehidupan orang-orang Nasrani, baik antar-
setianya dan para pendakwahnya yang lain, hingga terjadi perang besar.
Semuanya itu akibat dari perilaku mereka sendiri yang melupakan ajaran yang
disampaikan oleh nabinya. Perbedaan yang mengarah pada permusuhan abadi ini
tampaknya tidak dijumpai dalam agama Yahudi yang notabene berasal dari
rumpun yang sama. Hal ini dapat dipahami karena Yahudi berkembang menjadi
iman yang sesungguhnya. Hal ini dipahaminya dari konteks ayat sebelumnya, di
240
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 172.
241
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama,... hlm. 172-173.
118
mana orang-orang Yahudi yang sudah mendapat banyak rezeki dan kenikmatan,
Yahudi dan Nasrani; “Tidak akan masuk surga kecuali bila menjadi Yahudi atau
seseorang akan didapat bila ia benar-benar beriman kepada Allah, hari akhir dan
beramal saleh.242
sehingga nama243 tidak dapat memberi jaminan manfaat bagi pemilik namanya.
konsistensi ‘ubiidiyyah. Hal ini berlaku secara universal, baik bagi para nabi
ataupun yang lainnya. Di dalam QS. al-An'am [6]: 88, al-Fath [48]: 29, dan al-
Thabathaba'i cukup menjadi bukti bahwa kemuliaan hanya dapat diraih dengan
hakikat (substansi) bukan secara lahir (formalitas nama). Hal ini ditegaskannya
242
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 156.
243
Menurut Mun’in argumen Thabathaba’i tentang “dihadapan Tuhan tidak ada gunanya
nama dan gelar, tidak peduli apakah kelompok itu disebut sebagai orang beriman atau golongan
Yahudi, Nasrani, Shabiin. Yang paling penting adalah keimanan kepada Tuhan, hari Akhir dan
berbuat kebajikan”, merupakan bentuk penafsiran dan penyajian Islam yang universalistik yang
sangat dibutuhkan masyarakat modern ini. Dikutip dari Mun’im Sirry, Polemik Kitab Suci: Tafsir
Reformasi atas Kritik Al-Qur’an terhadap Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013,
hlm. 124.
119
kembali ketika ia menguraikan tafsir QS. al-Ma'idah [5]: 69 yang redaksinya
sebagai klaim yang pasti dan perdebatan tanpa dasar di antara mereka. Sebab,
sebagaimana ditegaskan QS. al-Hajj [22]: 17, keputusan akhirnya ada pada Allah
nanti di akhirat. Ini artinya, siapa pun tidak boleh mengklaim bahwa hanya diri
dan kelompok yang sama dengan dirinya yang akan masuk surga, sebagaimana
dalam QS. Al-Baqarah [2]: 111 dan 135 bahwa hanya mereka yang akan masuk
surga dan mendapat petunjuk, merupakan sikap melangkahi otoritas dan hak
prerogatif Tuhan.246
Pertama, alladzina amanu, yaitu mereka yang beriman kepada Muhammad dan
kitab mereka adalah al-Qur'an. Kedua, alladzina hadu, yaitu mereka yang beriman
kepada Musa dan rasul-rasul sebelumnya dan kitabnya adalah Taurat. Ketiga, al-
244
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 156-157.
245
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157.
246
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157.
120
shabi’in247 yaitu kelompok antara Yahudi-Majusi dan kitabnya yang dinisbahkan
kepada Yahya bin Zakariya. Keempat, Nashara yaitu mereka yang beriman
dengan Isa Almasih ibn Maryam dan nabi-nabi sebelumnya dan kitab sucinya
adalah empat Injil; Lukas, Markus, Matius, dan Yohanes serta beberapa kitab
Perjanjian Lama. Kelima, al-majus248, yaitu yang dikenal sebagai mereka yang
Allah, bahwa semuanya akan mendapat keputusan dan dipisahkan secara jelas,
247
Shabiin, menurut Thabathaba’i adalah mereka yang mengagungkan api, bintang-
bintang dan unsur-unsurnya. Shabi'in disebut juga kelompok Haraniyah dan menurut satu
pendapat, Shabiin adalah Hadan ibn Terah, yang berarti saudara Ibrahim. Dari keterangan tersebut,
mengutip dari al-Mas’udi, Thabathaba’i menyatakan bahwa Shabiin adalah para penyembah
bintang-bintang yang dalam penjelasan al-Qur'an merupakan masyarakat yang tuhannya
dihancurkan oleh Ibrahim. Akan tetapi dalam uraiannya yang lain, Thabathaba'i menyatakan
bahwa Shabi'in bukanlah para penyembah bintang, tetapi mereka adalah qaum mutawassithun
baina al-yahudiyyah wa al-majusiyyah (kaum yang memiliki keyakinan dan praktik keagaman
antara Yahudi dan Majusi) yang memiliki kitab suci yang dinisbahkan kepada Yahya bin
Zakariyya. Sementara menurut sumber riwayat dari Tafsir al~Qumy, Shabiin bukan orang Majusi,
Yahudi, Nasrani, dan bukan pula orang Islam, mereka menyembah bintang-bintang. Lihat
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 138-139. Menurut Ismail Shabiin
adalah orang-orang yang mengikuti syariat nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang
menyembah bintang atau dewa. Lihat Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-
agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 304-305.
248
Majusi dan Shabiin disamakan dengan Yahudi dan Nasrani, menurut Thabathaba'i
karena mereka memiliki nabi, yaitu Zoroaster dan kitab suci, yaitu Avesta, meskipun ia mengakui
bahwa sejarah hidup dan masa kemunculan agama ini sangat tidak jelas. Kitab mereka hilang
ketika Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great) menguasai Iran, tetapi kemudian diperbaharui
pada masa kekuasaan Dinasti Sasan. Dalam uraiannya yang lain, Thabathaba'i menjelaskan bahwa
Majusi memiliki nabi, tetapi kemudian nabi tersebut mereka bunuh dan juga memiliki kitab, tetapi
kemudian kitab yang terdiri dari 12.000 jilid tersebut dibakar. Penganut Majusi memiliki banyak
sekte, namun pada prinsipnya mereka mengakui adanya dua penguasa dan pengatur alam raya,
pengatur kebaikan dan kejahatan, yakni Tuhan cahaya yang bernama Yazdan dan tuhan gelap yang
bernama Ahriman. Mereka menyucikan malaikat dan berusaha mendekatkan diri kepadanya
dengan tanpa membuat berhala sebagaimana para penyembah berhala (al-wastaniyyah). Mereka
juga menyucikan unsur-unsur perantara, khususnya api, dan mereka memiliki rumah-rumah api di
pusat-pusat agama tersebut, seperti di Iran, Cina, dan India. Lihat Waryono Abdul Ghafur,
Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 137-138.
249
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157-158.
121
tanpa ada penutup atau hijab sedikit pun. Allah-lah—sebagaimana dikemukakan
dalam QS. al-Hajj [21]: 23—yang akan memasukkan orang-orang yang beriman
Ayat ini memperkuat uraian ayat sebelumnya bahwa umat beragama tidak ada
yang dapat memastikan dirinya saja yang selamat dan yang lainnya tidak. 250
tidak menjelaskan dan menetapkan syarat bagi mereka untuk beriman kepada
perbuatan. Karena itu, persyaratan beriman kepada Allah dan hari akhir serta amal
saleh sebagaimana dikemukakan dalam ayat bukan berarti hanya tiga syarat itu
yang dituntut, tetapi keduanya, plus amal saleh. Keduanya merupakan istilah yang
biasa digunakan al-Qur'an dan Hadis untuk makna iman yang benar dan
Yahudi dan juga Nasrani tidak akan senang sebelum orang-orang yang beriman
mengikuti pola dan model hidup mereka. Ayat ini menegaskan bahwa terdapat
banyak mengikuti hawa nafsu dan pikirannya. Kelompok pertama ini selamanya
tidak akan rela terhadap orang yang beriman. Kedua, mereka yang benar-benar
membaca kitab sucinya dan memercayai bahwa apa yang terdapat dalam al-Qur'an
250
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 158.
122
adalah sama dengan yang mereka terima, sehingga mereka akan beriman kepada
Muhammad. Petunjuk al-Qur'an, Taurat dan Injil-lah yang benar sebagai petunjuk
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
Sikap orang Yahudi kelompok pertama inilah yang dalam QS. al-Ma'idah
ketika berhadapan dengan dakwah Islam, yaitu sebagian dari mereka menerima
dakwah Islam. Orang Yahudi sama dengan orang Nasrani dalam hal adanya
untuk membayar jizyah kepada orang Islam. Akan tetapi, Yahudi dan orang-orang
251
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 148-149.
252
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 149.
123
Secara sosiologis, menurut Thabathaba'i, orang Yahudi berbeda dengan
melakukan rekayasa dan tipuan, ingkar janji, dan lain-lain. Hal ini terjadi bukan
saja pada masa Nabi, tetapi juga sebelum dan sesudahnya. Watak ini tidak banyak
terdapat pada orang Nasrani, karena pada komunitas ini terdapat ulama yang
selalu mengingatkan kebenaran dan pengetahuan agama, pendeta, dan para asketis
kebahagiaan akhirat dan dunia dengan amal nyata serta mereka tidak sombong
dalam menerima kebenaran. Semua itu menjadi pintu masuk dalam meraih
harmoni sosial. Dalam komunitas Yahudi juga terdapat pendeta dan ulama, akan
akan beriman kepada al-Qur'an, karena keduanya adalah firman Allah. Mereka
Thabathaba'i melihat sisi watak dan sikap orang Yahudi ini dari dua perspektif,
dimiliki oleh semua orang Yahudi atau sebagian saja? Dan dalam konteks historis
apa orang Yahudi itu menunjukkan permusuhan? Persoalan itu terjawab ketika
ketika orang-orang beriman baru saja hijrah ke Madinah. Sebenarnya, hal yang
253
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 149-150.
124
sama juga dilakukan oleh orang Nasrani ketika Nabi sudah menetap di Madinah.
Hal ini dipahami Thabathaba'i terutama dari riwayat yang ia kutip, meskipun
mengenai adanya keterlibatan orang Nasrani dalam memusuhi Nabi, apakah benar
dalam kisah antara Bani Qainuqa,254 orang-orang Islam dan antara Bani Nadlir255
dengan Bani Quraidzah256 terdapat permusuhan. Oleh karena itu, meskipun pada
254
Bani Qainuqa’ adalah Yahudi pertama yang melanggar perjanjian dengan Nabi
Muhammad. Kendati di dalam al-Qur’an tidak dibicarakan secara jelas kasus Pengusutan Yahudi
Bani Qinuqa’ ini, al-Qur’an surah Ali lmran bisa dijadikan dalil untuk pengusiran itu. Pengusiran
terjadi setelah Perang Badar, tepatnya pada Sabtu pertengahan Syawwal, tahun 2 H. Peristiwanya
dimulai ketika kaum Yahudi Bani Qainuqa' tidak senang atas kemenangan umat Islam dalam
Perang Badar. Melihat sikap mereka yang demikian, Nabi Muhammad mengimbau kepada kaum
Yahudi Bani Qainuqa untuk masuk Islam jika tidak mau mengalami nasib seperti orang-orang
musyrik yang dikalahkan dalam Perang Badar. Mendapat ajakan seperti itu, mereka malah
menantang balik dengan mengatakan bahwa kemenangan Nabi Muhammad terhadap kaum kafir
Quraisy lebih disebabkan mereka tidak mengetahui strategi berperang. Jika Nabi Muhammad
memerangi mereka (Bani Qainuqa’), mereka mengatakan tidak akan terkalahkan. Mereka akan
menang. Pernyataan mereka dinilai sebagai tantangan oleh Nabi dan umat Islam. Kendati
demikian, tindakan yang dilakukan Nabi terhadap mereka menurut al-Umari bukan karena mereka
tidak masuk Islam. Melainkan karena mereka merusak perdamaian yang sudah disepakati bersama
dalam perjanjian. Mereka tetap dibiarkan hidup di Madinah dengan tetap memeluk agamanya asal
tidak melakukan pengkhianatan. Mereka pun dikepung dan diusir dari Madinah di bawah komandu
sahabat Nabi, Ubadah bin al-Shamit. Lihat Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif
Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat Darwazah,.... hlm. 445-447.
255
Bani Nadlir, al-Qur’an tidak berbicara secara jelas terkait dengan pengusiran ini. Akan
tetapi, para ahli tafsir meyakini bahwa al-Qar'an surah al-Hasyr yang oleh Ibnu Abbas disebut
surah Bani Nazhir berbicara tentang kasus itu. Pengusiran Bani Nazhir terjadi setelah Perang
Badar. Ada dua alasan yang melatarbelakangi pengusiran mereka: pertama, upaya kaum Yahudi
Bani Nazhir untuk membunuh Nabi Muhammad pasca Perang Badar. Upaya itu konon atas
permina taan orang-orang kalir Quraisy dan disepakati oleh kaum Yahudi Bani Nazhir. kedua,
Nabi Muhammad menemui Bani Nazhir untuk meminta tebusan untuk dua orang Bani Amir yang
dibunuh secara tidak sengaja oleh Amr bin Umayyah al-Zamri. Akan tetapi, mereka tidak bersedia
memberikan tebusan itu, malah bermaksud membunuh Nabi. Terlepas perbedaan riwayat itu,
tetapi yang jelas, latar belakangnya adalah keinginan Bani Nazhir untuk membunuh Nabi
Muhammad. Lihat Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad
Izzat Darwazah,.... hlm. 447-448.
256
Bani Quraizhah, ayat al-Qur’an juga tidak secara jelas berbicara tentang kasus ini.
Akan tetapi, para ulama sepakat bahwa yang membicarakan kasus ini adalah al-Qur'an surah al-
Ahzab. Peristiwa ini terjadi pada akhir Dzulqaidah dan awal Dzulhijjah tahun ke-5 H, yakni
setelah peperangan Khandaq yang terjadi pada bulan Syawwal tahun ke-5 H (ada yang
berpendapat ke-4 hijriyah). Pengusiran itu disebabkan karena Bani Quraidzah melanggar
perjanjian damai dengan Nabi Muhammad. Mereka termakan oleh provokasi Huyyai bin Akhthab
al-Nadhri. Setelah mendapat perintah dari Allah untuk memerangi mereka, Nabi Muhammad
memerintah para sahabat untuk mengepung mereka dalam waktu yang lama. Para ahli berbeda
pendapat tentang berapa lama pengepungan itu terjadi ada yang berpendapat selama tiga belas
hari, lima belas hari, dua puluh lima hari dan ada yang berpendapat satu bulan. Lihat Aksin
Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat Darwazah,.... hlm.
448.
125
ayat 82 yang dijelaskan permusuhannya kepada orang-orang beriman hanya
Yahudi, tetapi dalam perkembangannya kedua komunitas itu sama, sehingga pada
ayat 51 ini dinyatakan agar tidak menjadikan mereka sebagai auliya’ (pemimpin,
perasaan sedih dan putus asa akibat dari perubahan kiblat itu sehingga Allah
Nabi Muhammad. Selain itu, untuk mengobati perasaan sedih umat Islam, al-
Qur'an menjelaskan bahwa kebaikan itu bukanlah menghadap ke barat atau timur,
melainkan menghadap Allah secara ikhlas. Perubahan itu sekaligus sebagai ujian
dari Allah untuk mengetahui siapa yang benar-benar Muslim yang ikhlas dan
mengikuti Nabi Muhammad dan siapa yang munafik. Akibat perubahan kembali
ke Ka'bah, kini kaum Yahudi-lah yang merasa mendapat pukulan telak dari Nabi
Adapun konflik antara Nabi Muhammad dan umat Islam dengan Kaum
terjadinya konflik antara Nabi Muhammad dan umat Islam dengan kaum Nasrani
ayat al-Qur’an menyebut mereka dengan bahasa yang moderat atau sopan yang
257
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 150-151.
258
Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat
Darwazah,.... hlm. 438.
126
Kitab yang dilarang dijadikan pemimpin adalah kaum Yahudi, bukan kaum
Nasrani, ini kondisi di Madinah. Akan tetapi, tegas Darwazah, kondisinya berbeda
dalam hal hubungan Nabi Muhammad dengan Nasrani dari luar Madinah,
terutama kaum Nasrani dari daerah Syam yang mengikuti kekuasaan negara
berbicara secara jelas dan langsung tentang hal ini. Akan tetapi, surah al-Taubah
tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir, tidak mengharamkan apa yang
diharamkan Allah, dan Rasul-Nya, dan tidak beragama dengan agama yang benar,
259
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan
tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-
Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam
Keadaan tunduk. orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani
berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka,
mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana
mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam,
Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak
menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan
agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin
tidak menyukai. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah [9]: 29-34).
260
Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian: Dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad Izzat
Darwazah,.... hlm. 460-462.
127
hubungannya bukan saja dipengaruhi oleh faktor adanya pandangan religius yang
berbeda, tetapi juga faktor ekonomis, sosiologis dan politis, antara pendatang
(Muhammad dan pengikutnya) dengan mereka yang sudah menetap lama atau
penduduk asli. Dalam catatan sejarah juga tampak bahwa yang paling dominan
adalah orang Yahudi. Ali Mustafa Yaqub—dengan mengutip beberapa sumber al-
oleh Najasyi dan warganya yang notabene beragama Nasrani. Bahkan, menurut
menyiapkan dua kapal laut untuk mengangkut mereka. Hubungan baik ini terus
Najran (kawasan selatan Jazirah Arab, berdekatan dengan Yaman), dipimpin oleh
masjid.262 Hal yang sama juga diperlihatkan orang Yahudi ketika di Madinah.
Menurut Yaqub, bahkan hubungan Nabi dengan Yahudi pada waktu di Madinah
dapat disebut luar biasa, karena Nabi menikahi Shafiyah putri Huyai bin Akhtab,
seorang tokoh Yahudi Bani Quraidzah di Khaibar. Adapun gesekan yang terjadi
antara kaum Muslimin dan Yahudi bukan karena perbedaan agama, tetapi lebih
261
Peristiwa ini merupakan peristiwa politik yang menjadikan pengalaman getir bagi
Nabi Muhammad dengan Yahudi, setibanya di Madinah Yahudi diberi otonomi keagamaan,
namun mereka justru berkhianat bersekongkol dengan kaum munafik untuk menyerang Nabi dan
kaum Muslim. Lihat Fazlur Rahman, Islam Sejarah Pemikiran dan Peradaban, Penyunting,
Ahmad Baiquni, (Bandung: Mizan, 2017), hlm. 28.
262
Dari peristiwa ini, Ibnul Qayyim al-Jauziyah—seperti dikutip Yaqup—menyimpulkan
bahwa orang Yahudi-Nasrani diperbolehkan melakukan sembahwang dengan cara mereka
dihadapan orang-orang Islam dan di masjid-masjid, apabila hal itu dilakukan secara spontanitas
dan tidak dilakukan secara rutin. Lihat Ali Mustofa Yaqup, Kerukunan Umat dalam Perspektif al-
Qur’an dan Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), hlm. 35-37.
128
disebabkan perilaku orang Yahudi yang membatalkan perjanjian secara
sepihak.263
Dari uraian tersebut maka jelas bahwa tidak seluruh orang Nasrani dan
Yahudi bersikap tidak baik terhadap orang-orang beriman, dan karena itu juga
tidak semua dari mereka tidak dapat dijadikan sebagai auliya’. Ini sebagai bukti
bahwa beberapa ayat tersebut lebih menjelaskan peristiwa temporal, yaitu dalam
penyembah berhala yang mengklaim bahwa mereka menganut agama hanif, yaitu
agama Ibrahim. Akan tetapi klaim itu tidak berdasar, karena Ibrahim diberi
predikat oleh Allah sebagai muslim-hanif dan bukan sebagai musyrikin. Klaim
terhadap Ibrahim hanya berdasar apabila orang tersebut memiliki kesamaan dalam
Kesalahan yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani adalah karena mereka tidak
seluruh nabi seperti yang terekam dalam beberapa ayat al-Qur’an, misalnya QS.
Yusuf [12]: 40, QS. at-Taubah [9]: 31, QS. Nuh. [71]: 21.264
Aslinya al-Qur’an, Taurat dan Injil memiliki ajaran yang sama, yaitu
263
Ali Mustofa Yaqup, Kerukunan Umat dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2000), hlm. 39-41.
264
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 152-153.
129
Ibrahim. Namun karena mereka tidak menyembah Allah (mempersekutukan-Nya),
tidak mengikuti jejak Ibrahim dan dari sisi waktu, turunya Taurat dan Injil pun
jauh setelah Ibrahim dan praktik keagamaan mereka tidak sesuai ayat kalimat
Nabi Muhammad menolak klaim ketuhanan Isa, namun para sarjana Kristen yang
meneliti Islam berdalih bahwa ide Trinitas yang diterima Muhammad ketika itu
masih sangat kasar, di mana Isa digambarkan sebagai anak jasmaniah atau semi-
jasmaniah Tuhan, dan seandainya yang disampaikan adalah gagasan yang lebih
mentah-mentah.
Ibrahim dari sisi ajarannya yang dinilai wajar mengaku dekat dengannya, bukan
atas faktor keturunan, suku, ataupun ras. Muhammad meskipun keturunan Ibrahim
melalui jalur Isma'il, yang beibu Hajar yang merupakan budak Sarah, ibu Ishaq—
leluhur kaum Yahudi dan Nasrani—tetapi dia membawa prinsip agama yang sama
dengan Ibrahim. Di samping itu, juga ada beberapa syariat agama Muhammad
yang bersumber dari ajaran dan tradisi Ibrahim, seperti haji dan khitan serta
265
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 153.
266
Fazlur Rahman, Islam Sejarah Pemikiran dan Peradaban, Penyunting, Ahmad
Baiquni, (Bandung: Mizan, 2017), hlm. 26.
267
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 153-154.
130
Karena itu, dalam QS. al-Baqarah [2]: 140 Allah menjelaskan bahwa
klaim orang Yahudi dan Nasrani tersebut sebagai penzaliman, karena mereka
dijelaskan sebagai berikut: pertama, Injil (berbahasa Yunani dan ada pendapat
lain yaitu berbahasa Persia yang berarti berita gembira)268 dan juga Taurat
merupakan kitab suci yang diturunkan jauh setelah Ibrahim, tetapi sebelum al-
Qur'an, yang di dalamnya memuat petunjuk bagi manusia. Hal ini sebagaimana
terdapat dalam QS. Ali-Imran [3]: 3, dan 65 dan QS. al-Ma'idah [5]: 46. Dalam
Yahudi ataupun Nasrani. Dalam ayat-ayat itu dan juga QS. al-Ma'idah [5]: 48
bahwa Taurat dan Injil yang sekarang menjadi pedoman orang Yahudi dan
Kedua, Injil dan juga Taurat, keduanya merupakan kitab suci yang
diperuntukkan bagi Bani Israil. Nabi Isa bukan saja diberi Injil, tetapi juga
diajarkan oleh Allah mengenai Taurat, kitab dan hikmah, karena Isa juga diutus
untuk Bani Isra’il. Hal ini sebagaimana ditegaskan QS. Ali-Imran [3]: 48, dan QS.
al-Ma'idah [5]: 110. Ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa Injil dan Taurat
sebagaimana penerimanya, Isa dan Musa, adalah satu kesatuan dan keduanya
diutus untuk Bani Israil. Namun pada saat yang lain, Injil berbeda dengan Taurat,
268
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 173.
269
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 174.
131
yaitu hanya memuat beberapa hukum yang dinasakh dari Taurat, sebagaimana
diisyaratkan QS. Al-Ma’idah [5]: 4. Seperti halnya Taurat, Injil juga memuat
cirinya sebagaimana diungkapkan dalam QS. al-A’raf [7]: 157, dan QS. al-Fath
[48]: 29.270
Ketiga, Taurat, Injil dan al-Qur'an adalah kitab yang integral yang
semuanya harus diterima, tanpa dibedakan oleh mereka yang mengaku beriman,
mengandung ajaran universal yang sama, seperti tentang janji Allah bahwa Ia
Dan Keempat, perintah melaksanakan Injil dan janji Allah bagi yang
[5]: 47 dan QS. al-Hadid [57]: 27. Salah satu ayat yang menyebutkan Injil secara
terpisah dengan Taurat adalah QS. al-Ma’idah [5]: 47.272 Jadi dapat diketahui
siapa ahli waris Ibrahim yang sebenarnya menurut al-Qur’an tentunya adalah
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang secara komprehensif sejalan
270
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 174-175.
271
Sejalan dengan pendapat Fazlur dalam ayat tersebut Yahudi dan Nasrani diseru al-
Qur’an agar mengamalkan Taurat dan Injil, tetapi seperti penganut tradisi keagamaan lainnya yang
sudah terorganisasi, kaum Yahudi dan Nasrani saling berselisih dan masing-masing mengklaim
bahwa keselamatan hanya ada pada kaumnya. Akibatnya al-Qur’an menyatakan bahwa Ibrahim
bukanlah Yahudi dan Nasrani bahkan orang yang paling dekat dengannya adalah yang benar-benar
mengikutinya. Lihat Fazlur Rahman, Islam Sejarah Pemikiran dan Peradaban, Penyunting,
Ahmad Baiquni, (Bandung: Mizan, 2017), hlm. 26-27.
272
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 175.
132
Seperti kepercayaan lain, Islam telah mengembangkan aliran
agama maupun, yang lebih relevan dengan bahasan ini, antar-agama, inklusivisme
surga, namun meyakini bahwa umat lain yang tulus sepenuh hati menjalankan
bagaimanapun juga, ada banyak tradisi dan tafsir keagamaan yang mampu dan
misalnya QS. 5:48 yang mengindikasikan bahwa Tuhan tidak pernah bermaksud
273
Soteriologi secara sederhana dapat diartikan sebagai ajaran tentang keselamatan
menurut agama Kristen, lihat Browning W.R.F. Kamus Al-Kitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008), hlm. 419. Dan bisa juga diartikan penyelamatan, lihat juga Nico Syukur Dister, Teologi
Sistematik 2, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 131.
274
Mohammad Hasan Khalil, Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama Lain, Bandung:
Mizan Pustaka, 2016. hlm. 11-12.
133
sebelumnya dan menjadi penjaga [muhaimin] kitab-kitab itu: maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan. janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiaptiap umat, Kami berikan aturan
[syir'ah] dan jalan yang terang [minhaj]. Sekiranya Allah menghendaki.
niscaya kalian akan dia jadikan satu umat saja. tetapi Allah hendak
menguji melalui apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kalian. maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kalian
semua kembali dan Dia akan menjelaskan kepada kalian apa yang telah
kalian perselisihkan itu.
dirinya sebagai “kriteria standar norma” (QS. 25:1), ia juga menyatakan sebagai
salah satu dari sekian kitab suci yang diwahyukan, seperti Taurat (QS. 3:3), Zabur
(QS. 4:163), dan Injil (Q3. 3:3). Itulah mengapa orang-orang Yahudi dan Nasrani
disebut sebagai Ahli Kitab (ahl al-Kitab) dan hubungan mereka dengan Muslim
melakukan pernikahan dan berbagi makanan dengan mereka (QS. 5:5). Walaupun
suci yang dijadikan sandaran umat Yahudi dan Nasrani kontemporer telah
melenceng, namun satu posisi pluralis mengatakan jika Quran dibaca saksama
(khususnya QS. 2:75-79, 3:78, 4: 46, dan 5:13), maka akan menuntun ke arah
membubuhinya dengan kepalsuan.275 Contoh nyata dari distorsi ini adalah klaim
275
Lihat, Huda, "Knowledge of Allah and the Islamic View of Other Religions”, hlm. 297.
Di sana Huda menjelaskan bahwa menurut pandangan dominan dalam pemikiran Islam, “distorsi”
kitab-kita suci sebelumnya “tidak terbatas pada penafsiran, melainkan pengubahan (tabdil) kata-
kata yang terwahyukan dengan kata-kata sehari-hari yang lebih bisa diterima, atau menukar kata-
kata yang terwahyukan dengan kata-kata yang semula tidak ada dalam kitab suci, menindas
kebenaran dengan kedustaan.”
134
golongan eksklusivis Yahudi dan Nasrani, “Sekali-kali tidak masuk surga kecuali
orang-orang Yahudi dan Nasrani” (QS. 2:111). Quran menolak klaim ini dan
menjanjikan ganjaran surgawi kepada “siapa pun yang menyerahkan diri total
kepada Allah dan berbuat kebajikan” (QS. 2:112). Lebih tegas lagi adalah QS.
2:62 dan QS. 5:69, dua ayat yang mengisyaratkan kesalamatan bagi orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang beriman dan berbuat baik, serta segolongan misterius
ayat 2:62 ini dijelaskan dalam konteks al-Qur’an, penulis kelompokkan menjadi
276
Mohammad Hasan Khalil, Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama Lain, Bandung:
Mizan Pustaka, 2016. hlm. 13.
277
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 84-85
135
tiga divisi: pertama, “orang-orang yang mu’min” misalnya orang yang dianggap
tidak beriman lalu disucikan oleh Allah kemudian mengikuti ajaran dan aturan-
Nya. “Benar-benar beriman kepada Allah”: keimanan ini tidak diterima jika hanya
sebatas lisan (ucapan di bibir), hal itu harus didasarkan pada alasan, bukti
saat ini juga bahwa nanti akan ada hari akhir (akhirat), hari kebangkitan, dan hari
penghakiman di mana tidak ada seorangpun kecuali Allah dan Allah berkuasa
secara nyata dengan saling berbagi dari sebagian apa yang dimiliki; baik itu
kebahagiaan), jasa, ataupun rizki kepada sesama. Tentu hal ini harus dengan
rasa yang adil ke semua itu dibarengi dengan niat yang baik, berjuang melawan
Kedua, tentang kaum Nasrani, dari ayat 2:62 Yuksel tidak memaparkan
tentang kaum Yahudi yang penulis amati dari endnote yang ia cantumkan, namun
Yahudi dijelaskan pada teks ayat lain dan pada diskusi Yuksel mengenai Yahudi-
Nasrani. Dari penjelasan mengenai Nasrani ayat ini, Yuksel mengatakan bahwa
al-Qur’an mengacu pada pengikut perjanjian baru dengan kata Nasara (umat
Nasrani) dan Masihiyyun (orang Kristen) asal akar kata dari Nasara yang berasal
dari para muridnya ketika mereka ditanya (QS. 61: 14), asal kata tersebut juga
278
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 85.
136
bisa berasal dari kelahiran Yesus, Nazareth. Dalam QS. 5:82 juga dikatakan oleh
Yesus dan Daud, dengan melalui silsilah dan tempat kelahiran yaitu Betlehem.
menyebutkan Nazareth sebagai tempat kelahiran Yesus. Dan pada masa itu juga
Yordania (Markus 1:9). Untuk ayat-ayat Alkitab yang merujuk kepada Nazareth,
lihat (Matius 2:23; 4:13; 21:11; 26:71; Mark 1:9, 24; 10:47; 14:67; 16:6; Lukas
1:26; 2:4, 39, 51; 4:16, 34; 18:37; 24:19; Yohanes 1:45-46; 18:5, 7; 19:19; Kisah
2:22; 3:6; 4:10; 6:14; 10:38; 22:8; 26:9). Nama Kristen menurut sarjana Kristen
diberikan oleh orang Yunani atau Romawi dan ada beberapa yang katanya
mengatakan bahwa nama Yesus berasal dari nama pengikut umat Nasrani sebelum
kaum ini sebagai nama yang tepat oleh mayoritas pengikut agama-agama lain.
Dalam kitab hadis mengatakan bahwa kata ini adalah sebagai dakwaan tentang
kaum musyrik Makah yang melawan Muhammad ketika dia mulai mencela agama
umatnya.280
disebutkan dalam ayat (orang-orang yang beriman, umat Yahudi, umat Nasrani,
279
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 85.
280
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 86.
137
percaya kepada Tuhan, melakukan pekerjaan yang budiman (beramal saleh) dan
mengimani hari akhir. Barangkali tidak semua tunduk, bersujud, dan barangkali
tidak semua beriman dan mengerti maksud al-Quran atau salah satu dari
keduanya. Kita harus ingat bahwa Allah bertanggung jawab atas masing-masing
bertanggung jawab atas kesaksianya bagi mereka, demikian juga mereka yang
soteriologis yang dikatakan oleh Khalil. Dari paparan ayat yang ia jelaskan justru
lontarkan inklusivisme dan pluralisme terhadap keselamatan agama lain. Hal ini
semua Yahudi dan Nasrani akan masuk neraka? Lalu ia menjawab tidak, beberapa
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka
akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (2:62). Sesungguhnya orang-orang
281
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 508-509
282
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 650.
138
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (5:69). Ia menjawab hal
Islam. Islam bukanlah nama yang tepat, bukan pula agama yang didirikan
Muhammad seperti yang salah dituduhkan. Islam adalah paradigma dari semua
yang menyerahkan diri mereka secara damai hanya kepada Tuhan. Al-Quran
mengajarkan kita bahwa semua orang mengakui kebenaran dijuluki Tuhan dengan
kedamaian) (Muslims) (22:78). Islam adalah nama deskriptif dari penyerahan dan
kedamaian, atau dalam konteks al-Quran, secara damai menyerahkan diri hanya
kepada Tuhan. Islam adalah sebuah paradigma dan cara hidup yang menekankan
kebebasan personal dari segala kekuatan dengan menerima hanya Tuhan sebagai
kehendak Tuhan saja. Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Isa dan para
2:128; 10:84; 27:31; 5:111; 72:14). Karena semua rasul menyampaikan wahyu
ketundukannya kepada Tuhan, tidak menggunakan kata bahasa Arab, "Islam" atau
al-Quran, dengan pengecualian pada jiwa-jiwa yang tidak bersyukur dan musyrik,
139
seluruh alam semesta, termasuk di dalamnya tubuh material dari penolak tersebut,
adalah Muslim, karena setiap partikel, atom, molekul, planet, bintang, cahaya,
Bayangan tunduk kepada hukum Tuhan, bahkan bayangan dari tubuh musuh
(13:15). Segala sesuatu yang ada di alam semesta telah tunduk kepada sistem
Tuhan; ketundukan kepada Tuhan dengan damai dan pembawa kedamaian (Islam)
1. Bukan nama yang tepat, melainkan sebuah kata benda yang berasal dari
mencapai tingkat yang lebih tinggi pada saat Ibrahim (4:125; 22:78).
2. Secara damai tunduk kepada Tuhan saja (2:112,131; 4:125; 6:71; 22:34;
40:66).
3. Sebuah sistem dengan prinsip yang universal, yang harmonis dengan alam
283
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 508-509.
140
6. Menghargai pengetahuan, pendidikan, dan pencarian ilmu (35:28; 4:162;
(29:20).
9:31-34).
5:12).
14. Melarang suap, dan mewajibkan peraturan yang ketat terhadap pengaruh
16. Menjanjikan keadilan pada semua orang, tanpa melihat keyakinan maupun
141
17. Mengakui hak warga negara untuk mengajukan petisi secara terbuka
(4:148).
(13:11).
22. Mengakui hak prasangka tidak bersalah dan hak untuk menghadapi
penuduh (49:12).
59:6-7).
ras (49:13).
142
32. Menganggap seluruh dunia milik Tuhan dan mendukung immigrasi (4:97-
98).
35. Berpihak pada hak asasi manusia dan mereka yang tertindas (4:75).
(3:110)
38. Mengharapkan standar moral yang tinggi (25:63-76; 31: 12-20; 23:1-11).
39. Menyuruh kita untuk harmonis dengan alam dan lingkungan. (30:41).
konsep ajaran Islam dalam pengertian generik adalah inti dan saripati semua
agama para Nabi dan Rasul. Sekalipun secara sosiologis dan formal
kemasyarakatan seseorang adalah beragama Islam atau muslim, namun jika tidak
ada padanya ketulusan sikap al-Islam itu (sikap penuh pasrah dan berserah diri
kepada Allah) maka ia juga termasuk kategori keagamaan yang tidak sejati dan
tertolak.284
Yahudi dan Nasrani seperti yang dipaparkan Thabathaba’i pada tafsir al-Mizan.
284
Djami’atul Islamiyah, “Realitas Pemikiran Islam: Moderat-Puritan”, Millatī, Journal
of Islamic Studies and Humanities, Vol. 2, No. 2, Desember 2017, hlm 159.
143
paparkan penulis pada bab III mengenai tafsir Yuksel 2:120. Ada endnote yang di
sempilkan Yuksel pada 2:120 yaitu membahas sedikit mengenai Quran yang
menunjukan distorsi utama agama Kristen, yaitu mengklaim hak ekslusiv untuk
masuk surga.285 Ungkapan ini masuk pada endnote 3:64 yang membahas tentang
Yahudi dan Nasrani adalah dipanggil “ummiyin”.286 Dan mengenai kitab Yahudi-
QS. Al-Baqarah [2] : 62 dan 120 yang telah ditafsirkan oleh kedua mufasir
dunia sesuai harapan kebanyakan umat manusia dewasa ini dari berbagai carut-
marutnya konflik atas dasar truth claim agama. Bagir mengatakan bahwa secara
juga membutuhkan Barat.288 Namun hal ini tidak sesuai ekspektasi perkataan
tersebut justru intensitas permasalahan yang sangat tinggi ini, bisa dikatakan
bersumber dari agama, baik itu dari agama Yahudi, Nasrani, Islam ataupun the
other religion. Kesemua agama tersebut saling truth claim atas kebenaran dan
kevalidan bahwa agama merekalah yang sesuai dengan agama Allah. Dari sinilah
mereka saling membenci, saling berbuat diabolic (kejam), kekerasan dan cara
apapun sehingga ada pihak atau seseorang yang dirugikan. Mereka melakukan hal
285
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 118.
286
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 35.
287
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 38.
288
Haidar Bagir, Islam Tuhan Islam Manusia: Agama dan Spiritualitas di Zaman Kacau,
(Bandung: Mizan, Cet. II, 2017), hlm. 179.
144
itu atas kesalahan interpretasi pada kitab-kitabnya bahkan ada yang
ini terbukti dengan adanya al-Qur’an yang secara luas menjabarkan seluk-beluk
historis mereka lewat ayat-ayat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada
umatnya.
suatu ide atau gagasan yang brilian. Oleh karena dengan cara ini imej yang selama
ini cenderung memojokkan al-Qur’an akan dapat dijelaskan dan diluruskan bahwa
al-Qur’an bukan seperti yang mereka bayangkan. Al-Qur'an adalah kitab suci
yang mengajarkan toleransi. Allah tidak pernah memanggil kaum Yahudi dan
terhormat, "ahli kitab” padahal mereka sedikit pun tidak mau memercayai
umat “berlainan agama yang berujung konflik, semua itu lebih banyak disebabkan
oleh pemeluk masing-masing agama yang kurang memahami ajaran kitab sucinya
secara utuh. Atau bisa jadi, mereka paham, tapi sengaja mencari interpretasi lain
agar sesuai dengan paham yang mereka anut, tanpa peduli apakah penafsiran itu
benar atau salah. Tidak terkecuali pemeluk agama Islam. Ada yang memahami al-
Qur'an secara apriori dan keliru sesuai dengan mazhab atau aliran yang dianut.
pemahaman yang dianut orang lain keliru dan tidak Islami. Sikap dan mental
tersebut tentu dapat memicu chaos dan perang antar umat beragama. Memang
145
diakui bahwa ada banyak ayat al-Qur’an yang secara tekstual tampak kontradiktif
satu sama lain. Ayat-ayat semacam ini yang dijadikan alasan oleh mereka untuk
penganut agama lain yang tidak mereka senangi.289 Padahal, jika diamati secara
seksama tidak ada satu ayat pun di dalam al-Qur'an yang memerintahkan umat
Islam untuk memerangi orang lain karena berbeda paham atau aliran agama yang
dianutnya, agar lebih jelas, mari kita amati ayat kontradiktif QS. Al-Baqarah [2] :
62 dan 120.
sebagaimana ucapan Yahudi dan Nasrani; “Tidak akan masuk surga kecuali bila
menjadi Yahudi atau Nasrani”. Justru yang menjadi faktor penentu kemuliaan dan
kebahagiaan seseorang akan didapat bila ia beriman yang benar kepada Allah, hari
akhir dan beramal saleh.290 Thabathaba'i menjelaskan bahwa berulang kali ayat-
‘ubudiyyah. sehingga nama291 tidak dapat memberi jaminan manfaat bagi pemilik
289
Nashruddin Baidan dan Erwati Aziz, Solusi Qur’ani terhadap Berbagai Problem
Sosial Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 140-142.
290
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 156.
291
Dikutip dari Mun’im Sirry, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik Al-
Qur’an terhadap Agama Lain, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, hlm. 124
146
disertai konsistensi ‘ubiidiyyah. Hal ini berlaku secara universal, baik bagi para
2:62 ia menjelaskan pandangan Yahudi dan Nasrani melalui endnote-nya ini agak
tidak peduli akan agama, ritual, bahasa, kebangsaan, dan kitab yang diikuti, setiap
individu yang memenuhi tiga kriteria ini bisa mendapat keselamatan abadi.
mendorong penggunaan akal sehat dan menolak agama politeis (banyak Tuhan)
Rabi Judah bin Samuel yang menyaksikan satu dari tanda-tanda ketuhanan dan
pencipta dan pengatur dari monads (bagian terkecil yang tidak bisa dibagi lagi di
dunia ini), Galileo yang meneliti dan mengapresiasi tanda-tanda Tuhan di surga
dan menolak agama charlatans (para penipu), Darwin yang berkeliling dunia dan
mempelajari kreasi biologi Tuhan dengan rajin dan pekiran terbuka, Newton yang
untuk menolak trinitas dan ketuhanan Yesus dengan membantah bahwa dotkrin
Kristen ini berlawanan dengan firman Tuhan yang pertama dalam Kitab Injil, dan
292
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157.
147
banyak lagi yang cocok dengan deskripsi al-Quran ayat 2:62, ya semua menurut
agama lain pertama, orang yang “beriman” misalnya orang yang dianggap tidak
beriman lalu disucikan oleh Allah kemudian mengikuti ajaran dan aturan-Nya.294
Yuksel the other religion. Ketiga-tiganya yaitu orang yang “Benar-benar beriman
kepada Allah”: keimanan ini tidak diterima jika hanya sebatas lisan (ucapan di
bibir), hal itu harus didasarkan pada alasan, bukti perbuatan dan kemampuan.
“Mengimani Hari Kemudian”: menyiratkan keimanan saat ini juga bahwa nanti
akan ada hari akhir (akhirat), hari kebangkitan, dan hari penghakiman di mana
tidak ada seorangpun kecuali Allah dan Allah berkuasa mutlak. “Beramal saleh”:
kesalehan memenuhi kebutuhan (hajat) dan amal nyata dengan saling berbagi dari
menghibur atau menebar kebahagiaan), jasa, ataupun rizki kepada sesama. Tentu
hal ini harus dengan tatacara menghargai diri sendiri, yaitu mempertahankan
kejujuran, integritas dan rasa yang adil kesemua itu dibarengi dengan niat yang
293
Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 84-85
294
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 85.
295
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 85.
296
Lihat Edip Yuksel (dkk.), Quran a Reformist Translation,... hlm. 86.
148
keselamatannya, namun jaminan tersebut menurutnya tidak dapat dijadikan
sebagai klaim yang pasti dan perdebatan tanpa dasar di antara mereka. Sebab,
keputusan akhirnya ada pada Allah nanti di akhirat. Ini artinya, siapa pun tidak
boleh mengklaim bahwa hanya diri dan kelompoknya yang sama dengan dirinya
relevan dengan QS. al-Baqarah [2]: 62. Pertama, alladzina amanu, yaitu mereka
yang beriman kepada Muhammad dan kitab mereka adalah al-Qur'an. Kedua,
alladzina hadu, yaitu mereka yang beriman kepada Musa dan rasul-rasul
antara Yahudi-Majusi dan kitabnya yang dinisbahkan kepada Yahya bin Zakariya.
Keempat, Nashara yaitu mereka yang beriman dengan Isa Almasih ibn Maryam
dan nabi-nabi sebelumnya dan kitab sucinya adalah empat Injil; Lukas, Markus,
Matius, dan Yohanes serta beberapa kitab Perjanjian Lama. Kelima, al-majus299,
yaitu yang dikenal sebagai mereka yang beriman kepada Zoroaster dan kitabnya
berhala yang aliran atau mazhab utamanya ada tiga, yaitu al-watsaniyyah al-
297
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157.
298
Lihat Ismail, Sejarah Agama-agama: Pengantar Studi Agama-agama, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2017), hlm. 304-305.
299
Lihat Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 137-138.
300
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 157-158.
149
Keenam, kelompok tersebut memiliki kedudukan yang sejajar dihadapan
Allah, bahwa semuanya akan mendapat keputusan dan dipisahkan secara jelas,
Apabila kita melihat QS. al-Baqarah [2]: 62, hemat penulis, pandangan
keselamatan agama lain sehingga tersirat bahwa ayat ini tidak mengundang
kebencian atas dasar konflik yang bernuansa agama. Setelah itu, kita bahas ayat
yang kontradiktif antara QS. al-Baqarah [2]: ayat 62 dengan ayat 120. Apakah
ayat 120 ini, benar-benar mengundang kebencian konflik antara agama tersebut?
Apabila kita menilik tekstual dari QS. al-Baqarah [2]: 120 dikatakan
bahwa orang-orang Yahudi dan juga Nasrani tidak akan senang sebelum orang-
orang yang beriman mengikuti pola dan model hidup mereka. Ayat ini
banyak mengikuti hawa nafsu dan pikirannya. Kelompok pertama ini selamanya
tidak akan rela terhadap orang yang beriman. Kedua, mereka yang benar-benar
membaca kitab sucinya dan memercayai bahwa apa yang terdapat dalam al-Qur'an
adalah sama dengan yang mereka terima, sehingga mereka akan beriman kepada
150
mungkar, memelihara ayat-ayatNya, mengkaji huruf-hurufnya, membaca surat-
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
penggunaan dlomir “ka” (kamu/engkau), ayat ini tidak dimaksudkan untuk semua
umat Islam atau ketidaksukaan Yahudi dan Nasrani itu ditujukan kepada semua
agama Islam. Yahudi dan Nasrani yang dimaksudkan juga terbatas sesuai asbab
Kata millah dalam teks al-Quran di atas dipahami berbeda-beda oleh para
mufasir. Imam Al-Thabari menafsirkan millah dengan agama. Namun, Tafsir Al-
mereka (bukan mengikuti agama mereka).303 Tafsir Ibn Katsir hanya mengutip
sepotong penjelasan dari Imam at-Thabari, Nabi Muhammad diminta fokus untuk
menyenangkan Yahudi dan Nasrani. Apa yang Nabi dakwahkan kepada mereka
itu akan mereka tentang karena antara mereka sendiri saling tidak cocok. Nasrani
tidak cocok dengan Yahudi, begitu pula sebaliknya. Apa yang Nabi Muhammad
301
Waryono Abdul Ghafur, Persaudaraan Agama-Agama:,... hlm. 148-149.
302
Nadirsyah Hosen, Tafsir Al-Qur’an di Medsos: Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat
Suci Pada Era Media Sosial, (Yogyakarta: Bunyan, 2017), hlm. 171.
303
Nadirsyah Hosen, Tafsir Al-Qur’an di Medsos,... hlm. 171.
151
dakwahkan kepada mereka itu adalah jalan untuk berkumpul bersama dalam kasih
sayang di bawah naungan Islam. Yahudi dan Nasrani tidak dapat bertemu untuk
rela kepadamu wahai Nabi kecuali kalau engkau menjadi seorang Yahudi atau
seorang Nasrani. Hal itu tidak mungkin. Karena engkau adalah pribadi yang satu.
Tidak mungkin engkau menjadi keduanya yang saling bertentangan. Jadi, carilah
ridha Allah semata dan tidak perlu risau dengan mereka yang tidak rela
denganmu.304
Tafsir Al-Baghawi menceritakan asbabun nuzul ayat ini, biar lebih jelas
bagi kita apa peristiwa yang membuat non-Muslim tidak senang dengan jalan
yang ditempuh Nabi Muhammad. Mereka (Yahudi dan Nasrani) meminta Nabi
Saw. untuk melakukan gencatan senjata dan berjanji untuk mengikuti Nabi. Maka,
Allah menurunkan ayat ini. Maksud ayat ini adalah apabila engkau (Muhammad)
melakukan gencatan senjata, mereka selamanya tetap tidak akan senang dengan
kamu. Mereka meminta gencatan senjata itu hanya sebagai alasan bukan tanda
Ibnu Abbas berkata, “Ini dalam kasus kiblat, Yahudi Madinah dan Nasrani
Najran mengharap kepada Nabi agar ketika shalat menghadap kiblat mereka.
Ketika Allah memindahkan kiblat umat Islam ke Ka’bah mereka menjadi putus
asa untuk mengharapkan Nabi agar setuju pada kiblat mereka. Maka, Allah
menurunkan ayat (QS Al-Baqarah [2]: 120) ini. Untuk itu Ibn Abbas
mengkhususkan bahwa yang tidak suka selamanya dengan Nabi itu terbatas
304
Nadirsyah Hosen, Tafsir Al-Qur’an di Medsos,... hlm. 171-172.
152
kepada Yahudi di Madinah dan Nasrani di Najran, bukan semua Yahudi dan
Nasrani.305
Jadi sekali lagi, ayat ini bukan berarti bukan semua Yahud-Nasrani benci
kepada Islam dan mengingatkan kita untuk pindah agama mereka. Ayat ini
ridha Allah semata, bukan karena menginginkan kerelaan dari Yahudi di Madinah
dan Nasrani di Najran. Ayat yang berupa reminder khusus kepada Nabi
Muhammad ini sayangnya sekarang malah sering dipakai untuk saling menyerang
pihak lain.
namun Thabathaba’i lima puluh tiga tahun lebih awal dari kelahiran Yuksel.
Mereka berdua hidup dalam lingkungan keluarga yang cinta ilmu, ahli bahasa,
ahli matematika, teolog dan filusuf. Selain terdapat persamaan tersebut, ada
beberapa hal yang membedakan mereka baik dari latar belakang asal kelahiran,
aliran, keilmuannya dan politik pada masanya. Thabathaba’i berasal dari Iran
yang mayoritas beraliran syiah pada zaman itu. Filsafat yang dipelajarinya adalah
peperangan tersebut dan tetap fokus belajar, mengajar dan menulis tanpa
perlawanan.
305
Nadirsyah Hosen, Tafsir Al-Qur’an di Medsos,... hlm. 172.
153
Berbeda dengan Yuksel yang berasal dari Turki yang mengalami tekanan
negara Islam Turki, dan bekerja sama dengan Ikhwanul Muslimin. Setelah itu
oleh Rashad Khalifa sehingga beliau menjadi penganut Muslim Reformis Sunni
dalam berbagai bahasa lain seperti Inggris dan Persia. Berbeda dengan metode
tanpa ada ayat, hadis (riwayat) maupun pendapat ulama klasik, bahasa dalam
lebih sistematis, yang belum ada sebelumnya sehingga lebih menarik dan bisa
kajian-kajian falsafi, ilmiah, sejarah, sosial dan akhlak, Yuksel pun bercorak
154
Dalam strategi perdamaian penulis lebih memilih menggunakan penafsiran
menjiwai seperti Yuksel, sebab Yuksel pernah mengalami tekanan dan merasa
evaluasi kritis dengan pendekatan inklusiv agar empuk dibaca semua kalangan
Dari konteks sejarah genealogi Ibrahim kita bisa melihat secara jelas
kedekatan lahirnya ketiga agama yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam dari bagan
berikut:
Ibrahim adalah nabi yang dijadikan model (uswah hasanah) bagi keturunan
berikutnya dengan ajaran bahwa Tuhan itu hanya satu yang wajib diimani, baik
Musa, Daud, Isa dan Muhammad melalui kitab suci mereka yang diturunkan oleh
155
Allah. Namun otentisitas ajaran yang disampaikan dan isi dari kitab suci tersebut
kitabnya dan lebih banyak mengikuti hawa nafsu dan pikirannya. Kedua, mereka
yang benar-benar membaca kitab sucinya dan memercayai bahwa apa yang
terdapat dalam al-Qur'an adalah sama dengan yang mereka terima, sehingga
mereka akan beriman kepada Muhammad. Petunjuk al-Qur'an, Taurat dan Injil-
lah yang benar sebagai petunjuk Allah. Dari kedua golongan terebut menurut
hemat penulis bahwa pada konteks saat ini, banyak orang Yahudi dan Nasrani
yang tidak sesuai dengan ajaran otentik nenek moyangnya karena ada kelompok
atau individu yang telah memalsukan atau mendistorsi ajaran Musa (Yahudi) yaitu
bani Khazar dan Isa (Nasrani) yaitu Paulus (Saulus) yang telah dibahas pada bab
II. Hal ini terjadi karena mereka didominasi oleh golongan umat bukan keturunan
asli dari Ibrahim yang telah menyelewengkan ajaran-ajaran dari para utusan
mereka dan kitab-kitab mereka dari yang asli. Menurut Thabathaba’i dan Edip,
antar umat “berlainan agama yang berujung konflik, semua itu lebih banyak
kitab sucinya secara utuh. Atau bisa jadi, mereka paham, tapi sengaja mencari
interpretasi lain agar sesuai dengan paham yang mereka anut, tanpa peduli apakah
156
penafsiran itu benar atau salah. Dari penafsiran QS. 2: 62 dan 120, dapat kita
bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang mengajarkan toleransi. Allah tidak
kafir” tetapi dengan julukan yang terhormat, "ahli kitab” meskipun mereka sedikit
pun tidak mau memercayai Muhammad sebagai Rasul Allah, apalagi memeluk
agama Islam, namun mereka masih ada yang bertauhid atas Tuhan Allah swt.
Allah. Iman sejati adalah mereka yang beriman dengan sebenar-benarnya iman
kepada Allah, Hari Akhir dan amal-amal saleh. Ketiga hal ini sudah menjadi
ukuran dan standar untuk kemuliaan dan kebahagiaan. Kedua, tentang “petunjuk
kalimat ini mengandung arti bahwa agama mereka tidak memiliki petunjuk;
dengan kata lain, agama mereka hanyalah seperangkat hasrat, aspirasi, dan pikiran
saja.
apple, namun tetap ada perbedaan dari aspek pemikirannya antara keduanya,
sebagai berikut:
157
kitab Taurat Daud
Agama rasialis-etnik Menolak agama politeis
Agama yang tidak monoteis Menolak agama Charlatans
namun politeis
Memiliki keyakinan Teks pada kitab agama
bunuwwah (Tuhan anak) al- sekarang kontradiksi dengan
ikhtishash wa al-taqarrub prinsip al-Quran
(kekhususan [spesial] dan
kedekatan)
Agama yang sejajar dihadapan Umat agama yang tidak
Allah semuanya masuk neraka
Mengklaim agama yang Orang-orang yang ummi
diistimewakan oleh Allah
Menggolongkan 2 tipe orang
Yahudi: Pertama, mereka
yang tidak benar-benar
membaca kitabnya dan lebih
banyak mengikuti hawa nafsu
dan pikirannya. Kelompok
pertama ini selamanya tidak
akan rela terhadap orang yang
beriman. Kedua, mereka yang
benar-benar membaca kitab
sucinya dan memercayai
bahwa apa yang terdapat
dalam al-Qur'an adalah sama
dengan yang mereka terima,
sehingga mereka akan beriman
kepada Muhammad. Petunjuk
al-Qur'an, Taurat, dan Injil-lah
yang benar sebagai petunjuk
Allah.
Agama kurang ramah ketika
menerima dakwah Islam
Berwatak sombong, fanatisme,
menipu, ingkar janji dsb.
Walaupun ada pendeta/ ulama
Tidak mengamalkan praktik
keagamaan Ibrahim
Nasrani Berasal dari bani Israil dan Menolak kepercayaan
158
kitab Injil Trinitas
Tidak terlalu mengklaim Umat agama yang tidak
kebenaran agamanya seperti semuanya masuk neraka
Yahudi
Agama multi-etnik Bernabi Isa
Agama yang sejajar dihadapan Mengklaim hak ekslusiv
Allah untuk masuk surga
Tidak berwatak sombong, Menolak agama politeis
fanatisme, menipu, ingkar
janji dsb.karena terdapat
ulama yang mengingatkan
tentang agungnya Allah,
ajaran agama, dan hari akhir
Tidak mengamalkan praktik Menolak ketuhanan Yesus
keagamaan yang dilakukan dengan membantah doktrin
Ibrahim Kristen yang berlawanan
dengan Firman Tuhan yang
pertama dalam kitab Injil
Menggolongkan 2: Pertama, Teks pada kitab agama
mereka yang tidak benar-benar sekarang kontradiksi dengan
membaca kitabnya dan lebih prinsip al-Quran
banyak mengikuti hawa nafsu
dan pikirannya. Kelompok
pertama ini selamanya tidak
akan rela terhadap orang yang
beriman. Kedua, mereka yang
benar-benar membaca kitab
sucinya dan memercayai
bahwa apa yang terdapat
dalam al-Qur'an adalah sama
dengan yang mereka terima,
sehingga mereka akan beriman
kepada Muhammad. Petunjuk
al-Qur'an, Taurat, dan Injil-lah
yang benar sebagai petunjuk
Allah.
Agama yang tidak monoteis Orang-orang yang ummi
namun politeis
Memiliki keyakinan
bunuwwah yang berimplikasi
159
pada kepercayaan Trinitas
Agama yang santun ketika
menerima dakwah Islam
Agama berkitab Injil; Lukas,
Markus, Matius, dan Yohanes
serta beberapa kitab Perjanjian
Lama.
Perspektif Kemuliaan hanya dapat diraih Islam bukanlah nama yang
Islam dengan hakikat (substansi) tepat, bukan pula agama
bukan secara lahir (formalitas yang didirikan Muhammad
nama) seperti yang salah
Kebahagiaan dan kemuliaan dituduhkan. Islam adalah
tergantung pada ‘ubudiyyah. paradigma dari semua yang
sehingga “nama” tidak dapat menyerahkan diri mereka
memberi jaminan manfaat secara damai hanya kepada
bagi pemilik namanya. Tuhan. Al-Quran
Demikian juga sifat-sifat mengajarkan kita bahwa
kesempurnaan, kecuali apabila semua orang mengakui
semuanya itu disertai kebenaran dijuluki Tuhan
konsistensi ‘ubiidiyyah. dengan kata Submitters
(orang-orang yang tunduk)
atau Peacemakers (pembawa
kedamaian)
Keselamatan 1) yang beriman kepada Tidak peduli akan agama,
agama lain Muhammad dan kitab al- ritual, bahasa, kebangsaan,
Qur'an. 2) mereka yang dan kitab yang diikuti, setiap
beriman kepada Musa dan individu yang memenuhi tiga
kitabnya (Taurat). 3) al- kriteria (keimanan kepada
shabi’in yaitu kelompok Tuhan, hari Akhir dan
antara Yahudi-Majusi dan berbuat kebajikan) ini bisa
kitabnya yang dinisbahkan mendapat keselamatan abadi.
kepada Yahya bin Zakariya. 4)
Nashara yaitu yang beriman
dengan Isa ibn Maryam dan
kitab sucinya adalah empat
Injil; Lukas, Markus, Matius,
dan Yohanes (kitab Perjanjian
Lama) 5) al-majus, yaitu yang
dikenal sebagai mereka yang
beriman kepada Zoroaster dan
160
kitabnya adalah Avesta. 6)
yaitu al-watsaniyyah al-
shobi’ah, Brahmana, dan
Buddha.
Shabiin Shabiin adalah para The other religion: kaum
penyembah bintang-bintang musyrik Makah yang
yang dalam penjelasan al- melawan Muhammad ketika
Qur'an merupakan masyarakat terjadi suatu permasalahan
yang tuhannya dihancurkan
oleh Ibrahim.
161
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan Edip Yuksel, dkk. tentang Yahudi-Nasrani, yang mengacu pada QS. Al-
Baqarah [2]: 62 dan QS. Al-Baqarah [2]: 120, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Ibrahim, yaitu Musa dan Isa. Hubungan dengan dua komunitas itu terjadi
biologis Ibrahim dari dua putranya Ishaq dan Isma'il. Agama Yahudi
adalah agama yang diajarkan oleh nabi Ibrahim, yaitu bahwa Tuhan itu
hanya satu. Dari segi keturunan agama ini juga diajarkan oleh keturunan
nabi Ibrahim, yaitu nabi Musa bin Imran bin Qahat bin Lewi/Levi bin
Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim. Setelah nabi Musa agama Yahudi
Yahudi dan berkaitan dengan agama Islam yakni dari Nabi Ibrahim
agama Nasrani yang lahir dari rahim Maryam, Maryam lahir dari istri
162
suami dari bibi Maryam. Namun terlepas dari sejarah Isa. Agama Nasrani
ini berubah menjadi menjadi agama yang tidak autentik, alasanya adalah
kepercayaan Trinitas dan pada akhirnya agama ini menjadi agama yang
modern dewasa ini. Akhirnya apabila dilihat dalam konteks historis kedua
agama ini terbentuk secara gradual sesudah para nabinya wafat dan
dapat memperoleh pahala dari Allah dan tidak dapat diselamatkan dari
bahwa agamanya yang paling benar dan agama lain adalah keliru”.
163
kitabnya yang dinisbahkan kepada Yahya bin Zakariya. 4) Nashara yaitu
mereka yang beriman dengan Isa al-Masih ibn Maryam dan nabi-nabi
sebelumnya dan kitab sucinya adalah empat Injil; Lukas, Markus, Matius,
dan Yohanes serta beberapa kitab Perjanjian Lama. 5) al-majus, yaitu yang
dan memercayai bahwa apa yang terdapat dalam al-Qur'an adalah sama
petunjuk Allah. Menurut Yuksel, dkk. QS. Al-Baqarah [2]: 62, ayat ini
menyatakan Islam bukanlah nama yang tepat, bukan pula agama yang
paradigma dari semua yang menyerahkan diri mereka secara damai hanya
164
kebenaran dijuluki Tuhan dengan kata Submitters (orang-orang yang
sebatas lisan (ucapan di bibir), hal itu harus didasarkan pada alasan, bukti
Yuksel the other religion. Sedangkan QS. Al-Baqarah [2]: 120, dijelaskan
165
mereka yang membuat kedamaian atas keimanan kepada Allah dan pasrah
B. Saran-saran
Thabathaba’i dan Edip Yuksel, dkk. tentang Yahudi dan Nasrani perspektif al-
166
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Sa’dullah. Menyoal Status Agama Pra Islam. (Bandung: Mizan, 2015).
2015.
al-Hasan Abu. 'Ali al-Wahidi, Asbab al-Nuzul. Beirut: Dar al-Fikr, 1994/1414.
Arabi, Muly al-Din Ibn. ‘Tafsir Ibn ‘Arabi. Beirut: Dar al-Sadir. t.t.
Aziz, Nashruddin Baidan dan Erwati. Solusi Qur’ani terhadap Berbagai Problem
Bagir, Haidar. Islam Tuhan Islam Manusia: Agama dan Spiritualitas di Zaman
Januari 2004.
167
Carr, William G. Yahudi Menggenggam Dunia, (Jakarta : Al-Kautsar, 2004).
Eposito (sd.), Syed Husain Jafri “Sayyid”, John L. Ensiklopedi Oxford Dunia
Islam Modern, Vol. V, terj. Eva, Y.N. dkk. (Bandung: Mizan, 2001).
Halim, Amanullah. Isa Putra maria dalam Injil dan Al-Qur’an. (Tangerang:
Huda, Qamar-ul. “Knowledge of Allah and the Islamic View of Other Religions.”
168
Mala, Faiqotul. Krisis Otoritas Hadis: Kajian Kontekstual Hadis Mushkil dalam
2011).
Mun’im Sirry, Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik Al-Qur’an
Rahman, Fazlur. "Islam's Attitude Toward Judaism". The Muslim World, Vol.
Ridyasmara, Ridwan Saidi dan Rizki. Fakta dan Data Yahudi di Indonesia Dulu
169
Saeed, Abdullah. Paradigma Prinsip dan Metode Penafsiran Kontekstualis atas
Sirry, Mun’im. Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformasi atas Kritik Al-Qur’an
Syalabi, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Alih bahasa Anang Rikza Masyhadi, dkk.
Mathbu’at, 1991).
1392 H).
_____. Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam secara Mudah. cet.
_____. Mengungkap Rahasia Al-Qur’an, terj. A. Malik Madani dan Hamim Ilyas,
170
_____. Tafsir al Mizan; Mengupas Ayat Ayat Kepemimpinan, (Jakarta: Firdaus,
1991).
Torpin dan Khotimah. Agama Katolik dan Yahudi : Sejarah dan Ajaran, (Riau :
Yaqup, Ali Mustofa. Kerukunan Umat dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadis,
Zaman, Ali Noer. Agama untuk Manusia. Cet. II (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2016).
Wikipedia.org/wiki/Liberalism_and_progressivism_within_Islam.
171
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
BIODATA PENULIS
IDENTITAS DIRI
Nama lengkap : Muhamad Nur Hasan Mudda’i
Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 16 September 1995
NIM : 215-14-012
Fakultas/ Universitas : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga
Jurusan : Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT)
Nama Ayah : Ahmadi
Nama Ibu : Nurhayati
Agama : Islam
Alamat : Rowopolo RT: 3, RW: 3, Rowosari, Tuntang, Semarang
PENDIDIKAN FORMAL
2003-2008 Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Rowosari, Tuntang
2009-2011 SMP Islam Bina Insani Susukan
2012-2014 Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
PENDIDIKAN NON FORMAL
2004-2007 Pon-Pes Raudlotul Usyaqil Quran Rowosari, Tuntang
2009-2011 Pon-Pes Modern Bina Insani Susukan
2012-2013 Ma’had Tahfidz MAN Salatiga
2015-2016 Mahad IAIN Salatiga
PENGALAMAN ORGANISASI
2010-2011 Ketua OSIS SMP Islam Bina Insani Susukan
2011-2012 Ketua ROHIS MAN Salatiga
2012-2013 Ketua OSIS MAN Salatiga
2012-2013 Komandan KAPI Pramuka MAN Salatiga
2015-2016 Ketua Umum HMJ IAT IAIN Salatiga
2016-sekarang Ketua Bidang Internal HMJ IAT IAIN Salatiga
172
Lampiran 2
173
174