Anda di halaman 1dari 20

STUDI KITAB TAFSIR AL-MISBAH

KARYA PROF. DR. MUHAMMAD QURAISH SHIHAB

SEJARAH PEMIKIRAN DAN NASKAH TAFSIR


Dosen Pengampu:
DR. H. Baeti Rahman

Disusun Oleh:

NASRUDDIN (211310195)
SHEVA AL HAIDAR (211310215)
DATA FISIK KITAB TAFSIR AL-MISHBAH
Karya tafsir ini bernama “Tafsir Al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran”. Tafsir Al-Mishbah ditulis ketika Quraish Shihab
menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, pada tahun
1999 hingga 2001. Beliau memulai menulis pada malam Jum’at 4
Rabiul Awwal 1420 H bertepatan dengan 18 Juni 1999 M dan selesai
pada 8 Rajab 1423 H bersamaan dengan 5 September 2003.

Tafsir Al-Mishbah berjumlah 15 volume, mencakup keseluruhan isi


Al-Qur’an sebanyak 30 juz. Masing-masing volume berbeda. Hanya
volume 3 yang berisi seluruh surah al-Māidah dan yang paling tipis,
yakni 257 halaman. Volume yang lain rata-rata berisi 500 halaman
lebih. Bahkan ada yang mencapai 765 halaman, yakni volume 5 yang
berisi surah Al-A‘rāf, Al-Anfāl dan At-Taubah.
Kitab ini pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Lentera Hati, Jakarta
bekerjasama dengan perpustakaan umum Islam Iman Jama’ Jakarta,
pada bulan Sya’ban 1421 H (November 2000 M) sebanyak 15 jilid.
BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB

Riwayat Hidup
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi
Selatan, pada 16 Februari 1944. Putra dari
Abdurrahman Syihab (1905-1986) seorang ulama
keturunan Arab, sekaligus pakar tafsir dan pernah
menjadi Rektor IAIN Alauddin Ujungpandang serta
tercatat sebagai salah satu pendiri Universitas Muslim
Indonesia (UMI) di Ujungpandang.

Masa kecil M. Quraish Shihab dihabiskan di lingkungan


keluarga sangat religius. Quraish Shihab kecil dan
saudara-saudaranya biasa dikumpulkan oleh sang ayah
untuk diberikan nasihat dan petuah-petuah agama.
Belakangan Quraish Shihab mengetahui bahwa petuah-
petuah tersebut ternyata merupakan kandungan ayat-
ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw.
BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Pendidikan
Pendidikan Quraish Shihab dimulai dari orang tuanya, juga tidak
terlepas dari pendidikan formal, melalui sekolah dasar dengan nama
Sekolah Rakyat menjadi pendidikan formal pertama di kehidupan
Muhammad Quraish Shihab.

Melanjutkan pendidikan menengah di kota Malang, sekaligus mengaji


di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyyah yang merupakan
pondok penghafal dan pengkaji hadis-hadis Nabi, di awah asuhan
Habib Abdul Qadir Bilfaqih (wafat di Malang 1962). Dari guru
keduanya inilah M. Quraish Shihab mendapat banyak wawasan
keagamaan yang memadai karena kearifan dan keluasan ilmu agama
sang Habib
BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Pendidikan Pada tahun 1980 M ia
kembali ke Univeristas al-
Setamat pendidikan menengah di Malang, Azhar untuk menempuh
pada tahun 1958 ke Kairo, Mesir, atas bantuan program doktoral dalam
beasiswa dari Pemerintah Sulawesi Selatan. Ia waktu dua tahun. Pada
diterima di kelas II Madrasah Tsanawiyah Al- tahun 1982 M ia
Azhar. menyelesaikan program
doktoralnya dengan judul
Pada 1967 ia merih gelar Licence (Lc) pada disertasi Naẓm al-Durar li
fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis al-Biqā’ī, Taḥqīq wa
Universitas Al-Azhar. Dirāsah. Yudisiumnya
mendapat predikat summa
Melanjutkan studinya di fakultas yang sama, cum laude dengan
dan memperoleh gelar MA pada tahun 1969 penghargaan tingkat I di
spesialisasi bidang Tafsir Al-Qur’an dengan Univeristas al-Azhar
tesis berjudul “Al-I’jāz al-Tasyrī’ī li Al- (mumtāz ma’a martabat al-
Qur’ān al-Karīm”. ūlā).
Pendidikan

BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB


BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Karir Intelektual Quraish Shihab
Setelah memperoleh gelar M.A. Quraish Shihab mulai padat
mengisi kegiatan intelektual dan akademis di IAIN Alaudin
Makassar, dipercaya sebagai pembantu III (Bidang Akademik)
IAIN Alaudin Ujung Pandang. Selain tugas akademik, beliau
juga tercatat sebagai pembantu pimpinan Kepolisian
Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental.

Setelah menyelesaikan gelar doktoralnya kembali lagi untuk


mengajar di IAIN Alaudin Makassar. Namun tidak berselang
lama, karena pada tahun 1984 dipindahtugaskan di IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengajar tafsir dan ilmu
Al-Qur’an diprogram S1, S2 dan S3, hingga beliau menduduki
jabatan rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama dua
periode (1992- 1996 dan 1996-1998).
BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB
Karir Intelektual Quraish Shihab
➢ Pada tahun 1998 beberapa bulan setelah reformasi beliau dipercaya
sebagai Duta Besar RI untuk Negara Arab, Somalia, Mesir dan Jibouti.
➢ Tahun 1989 M. Quraish Shihab dipercaya menduduki jabatan ketua MUI
(Majlis Ulama Indonesia) Pusat.
➢ Anggota lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama RI sejak 1998.
➢ Anggota MPR-RI (1982-1987 dan 1987-2002).
➢ Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989).

M. Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan ilmiah dalam maupun luar negeri,
juga kajian Al-Qur’an pada bulan Ramadhan di berbagai stasiun televisi,
memberikan kuliah umum, baik pada institusi akademis maupun non
akademis.

Aktivitas M. Quraish Shihab saat ini adalah Dosen (Guru Besar) Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Direktur Pusat Studi al-Qur’an
(PSQ) Jakarta.
LATAR BELAKANG PENULISAN TAFSIR AL-MISHBAH

Alasan penamaan Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-


Qur’an dilatarbelakangi oleh ayat 35 surah An-Nūr.
Quraish Shihab menyamakan hidayah Allah yang diberikan kepada
hamba-Nya bagaikan al-miṣbāḥ (pelita yang berada di dalam
kaca). Cahayanya menerangi hati hamba yang beriman kepada-
Nya. Kata “Pesan” bermakna Al-Quran merupakan wahyu Allah
yang mengandung petunjuk bagi hamba-Nya. Sementara kata
“Kesan” bermakna bahwa Tafsir Al-Mishbah isinya adalah nukilan-
nukilan dari pelbagai tafsir-tafsir para ulama di zaman dahulu dan
sekarang. Sedangkan makna “Keserasian” adalah munasabah
yang jelas antara satu ayat dengan ayat lainnya, antara satu surat
dengan surat lainnya.
LATAR BELAKANG PENULISAN TAFSIR AL-MISHBAH
Memberikan langkah mudah bagi umat Islam dalam Tafsir al-Misbah ini lahir
memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Quran dengan
jalan menjelaskan secara rinci tentang pesan apa dari keinginan Quraish
yang dijelaskan oleh Al-Quran
Shihab untuk menjelaskan
Kekeliruan umat Islam dalam memaknai fungsi Al- makna dan kandungan isi
Quran
Al-Qur’an, karena banyak
Kekeliruan akademisi yang kurang memahami hal-hal
ilmiah seputar ilmu Al-Quran, banyak dari mereka kaum muslimin yang
yang tidak memahami sistematika penulisan Al-Quran
yang sebenarnya memiliki aspek pendidikan yang membaca surat-surat di
sangat menyentuh.
dalam Al-Qur’an berulang
adanya dorongan dari umat Islam Indonesia yang kali namun tidak memahami
menggugah hati dan membulatkan Quraish Shihab
untuk menuliskan tafsirnya. isi kandungannya.
SUMBER DAN REFERENSI TAFSIR AL-MISHBAH
Di antara tokoh yang sering dirujuk oleh Quraish Shihab Ibrāhīm bin ‘Umar al-Biqā’ī
(w. 885 H/1480 M), Sayyid Muhamman Ṭanṭāwi, Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi,
Sayyid Quṭb, Muhammad Ṭāhir ibn ‘Asyur, Sayyid Muḥammad Ḥusein Ṭabāṭabā’ī,
serta beberapa pakar tafsir lainnya.

Literatur berdasar metode penafsiran

Metode riwayat (bi al- Metode rasional (bi al-ra’y) Tafsir Kontemporer
ma’ṡūr): Tafsīr al-Manār Tafsīr at-Taḥrīr wa at-
Tafsīr al-Qurān al-’Aẓīm (Rasyīd Riḍā) Tanwīr
(Ibn Kaṡīr), Tafsīr al-Mīzān (Muhammad Tāhir ’Asyūr)
ad-Durr al-Manṣūr (aṭ-Ṭabātabā’ī)
(as-Suyūṭī)
Jāmi’ al-Bayān
(at-Ṭabarī)
SUMBER DAN REFERENSI TAFSIR AL-MISHBAH
Di antara tokoh yang sering dirujuk oleh Quraish Shihab Ibrāhīm bin ‘Umar al-Biqā’ī
(w. 885 H/1480 M), Sayyid Muhamman Ṭanṭāwi, Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi,
Sayyid Quṭb, Muhammad Ṭāhir ibn ‘Asyur, Sayyid Muḥammad Ḥusein Ṭabāṭabā’ī,
serta beberapa pakar tafsir lainnya.

Literatur berdasar nuansa dan corak penafsiran

Teologi Mu’tazilah Teologi Syiah Corak sosial


Tafsir al-Kasysyāf Tafsīr al-Mīzān kemasyarakatan (adabî
(Abū Qāsim Jārullāh Maḥmūd (aṭ-Ṭabātabā’ī) ijtmâ’î)
ibn ’Umar al-Khawarizmī az- Tafsir Fī Żilāl al-Qur’ān
Zamakhsyarī) (Sayyid Qutub)
Tafsīr al-Mannār
(Rasyīd Riḍā)
SUMBER DAN REFERENSI TAFSIR AL-MISHBAH

Quraish Shihab juga menggunakan beberapa referensi


“kontroversi”, selain merujuk pada tokoh dari berbagai aliran
teologi, ia juga merujuk Kitab Perjanjian Lama dan Kitab
Perjanjian Baru (Yohanes, Matius, Yahya) sebagai referensi
tafsirnya, meskipun kedua referensi tersebut sudah tidak
orisinil lagi dan telah didistorsi dan diubah sehingga banyak
terjadi penyimpangan, baik dari aspek tauhid, syariat maupun
kisah-kisah para Nabi dan Rasul. Quraish Shihab mengutip
sebanyak 65 kali kutipan dari Perjanjian Lama dan 12 kali dari
Perjanjian Baru.
METODE PENAFSIRAN TAFSIR AL-MISHBAH
Metodologi seorang mufasir berbeda dengan mufasir lainnya. Walaupun Quraish
Shihab tidak menyatakan secara jelas metode serta corak penafsiran yang
digunakan, namun bukan berarti tafsir yang ditulisnya tidak menggunakan atau
tidak memiliki metode tertentu. Dalam mengetahui metode penafsiran yang
digunakan oleh Quraish Shihab dapat dilihat dari kitabkitab tafsir yang
dijadikan referensi

Tafsir al-Mishbah menggunakan metode campuran antara metode tafsir bi


al-ma’ṡūr dengan metode tafsir bi ar-ra’yi. Quraish Shihab menafsirkan
AlQur’an dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah,
menafsirkan Al Qur’an dengan perkataan sahabat, tabiin, dan menafsirkan
AlQur’an dengan ra’yi (akal). Dijelaskan pula mufradāt (kosa kata) ayat
AlQur’an.
SISTEMATIKA TAFSIR AL-MISHBAH

Sistematika penafsiran adalah rangkaian yang dipakai dalam penyajian


tafsir.

Dilihat dari sistematika penyajiannya, Tafsir al-Mishbah menggunakan


tartib muṣḥafi. Maksudnya dalam menafsirkan Al-Qur’an ia mengikuti
urutan sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam mushaf, ayat demi ayat,
surah demi surah, yang dimulai dari Surah Al-Fātiḥah dan diakhiri dengan
Surah AnNās. Dan jika diperhatikan lebih jauh, penyajian Tafsir al-Mishbah
merupakan kombinasi (sinergitas) metode penyajian runtut-tematis
(taḥlīlī-mawḍū’ī).
KARAKTERISTIK TAFSIR AL-MISHBAH

Pengelompokan ayat-ayat pada tiap surat.

Munasabah ayat selalu dicantumkan

Teknik interpretasi yang digunakan adalah interpretasi


linguistik, interpretasi sistematis, interpretasi kultural, dan
interpretasi sosiohistoris.
Dalam hal penafsiran huruf muqaṭṭa’ah, M. Quraish Shihab
hanya memaparkan pandangan beberapa ulama. Namun
demikian, ia lebih cenderung untuk mengatakan bahwa
makna dari huruf-huruf tersebut hanya Allah SWT yang
mengetahuinya.
CORAK TAFSIR AL-MISHBAH
Corak penafsiran adalah
kecenderungan seorang
Tafsir Al-Mishbah bercorak adabi ijtimā’i (sosial mufasir dalam
kemasyarakatan) yaitu corak tafsir yang memahami Al-Qur’an.
berusaha memahami nash-nash Al-Qur’an Biasanya, seorang
dengan cara mengemukakan ungkapan- mufasir memiliki
ungkapan Al Qur’an secara teliti. Kemudian kecenderungan bidang
menjelaskan makna-makna yang dimaksud Al- tertentu dalam
Qur’an tersebut dengan bahasa yang indah dan menafsirkan Al-Qur’an.
menarik, dan seorang mufasir berusaha Corak penafsiran itu
menghubungkan nash-nash Al-Qur'an yang dikaji dipengaruhi dari latar
dengan kenyataan sosial dengan sistem budaya belakang pendidikan,
yang ada. bidang keilmuan bahkan
pemahaman teologi
mufasir itu sendiri.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TAFSIR AL-MISHBAH

Sisi positif Tafsir Al-Mishbah: Sisi negatif Tafsir Al-Mishbah :


✓ Pertama, tafsir Al-Mishbah kontekstual • Pertama, dalam berbagai riwayat dan
dengan kondisi keindonesiaan. Di kisah-kisah yang dituliskan Quraish
dalamnya banyak merespons hal-hal Shihab dalam tafsirnya terkadang tidak
yang aktual di dunia Islam Indonesia menyebutkan perawinya.
bahkan dunia Internasional. • Kedua, beberapa penafsirannya yang
✓ Kedua, tafsir Al-Mishbah kaya akan tergolong berbeda dengan mayoritas
referensi dari berbagai latar belakang mufasir lainnya seperti tentang
referensi yang disuguhkan dengan kewajiban berhijab, membuatnya
ringan dan dapat dimengerti oleh dicap liberal.
seluruh pembacanya. • Ketiga, penjelasan penafsiran Quraish
✓ Ketiga, tafsir Al-Mishbah sangat kental Shihab dalam tafsir Al-Mishbah tidak
dalam mengedepankan korelasi antar dibubuhi dengan penjelasan dalam
surat, antar ayat, dan antar akhir ayat footnote. Sehingga tafsiran-tafsirannya
dan awal ayat terkesan semuanya merupakan
pendapat pribadi.
CONTOH PENAFSIRAN TAFSIR AL-MISHBAH QS. AN-NISA’[4] AYAT 1
Firman-Nya )‫ )من نفس واحدة‬min nafsin wāḥidah mayoritas ulama memahaminya
dalam arti Ādam as., dan ada juga yang memahaminya dalam arti jenis manusia lelaki
dan wanita. Syaikh Muḥammad ‘Abduh, Al-Qasimi, dan beberapa ulama kontemporer
lainnya memahami demikian sehingga ayat ini sama dengan firman-Nya dalam QS. Al-
Ḥujurāt [49]: 13.
“Surat al-Ḥujurāt memang berbicara tentang asal kejadian manusia yang sama dari
seorang ayah dan ibu, yakni sperma ayah dan ovum/ indung telur ibu, tetapi
tekanannya pada persamaan hakikat kemanusiaan orang per orang karena setiap
orang, walau berbeda-beda ayah dan ibunya, unsur dan proses kejadian mereka sama.
Karena itu, tidak wajar seorang menghina atau merendahkan orang lain. Adapun ayat
an-Nisā’ ini, walaupun menjelaskan kesatuan dan sedamaan orang per orang dari segi
hakikat kemanusiaan, konteksnya untuk menjelaskan banyak dan berkembang biaknya
mereka daro seorang ayah, yakni Ādam dan seorang ibu, yakni Hawa. Ini dipahami
dari pernyataan Allah memperkembangbiakkan laki-laki yang banyak dan perempuan
dan ini tentunya baru sesuai jika kata )‫ )نفس واحدة‬nafsin wāhidah dipahami dalam
arti ayah manusia seluruhnya (Ādam as.) dan pasangannya (Hawa) lahir laki-laki dan
perempuan yang banyak.”
KESIMPULAN

Tafsir Al-Mishbah merupakan salah satu kitab tafsir yang


mencakup keseluruhan Al-Qur’an 30 Juz yang terdiri dari 15 Jilid.
Tafsir Al-Mishbah muncul dari keinginan M. Quraish Shihab untuk
menjelaskan makna dan kandungan isi AlQur’an, karena banyak
kaum muslimin yang membaca surat-surat di dalam AlQur’an
berulang kali namun tidak memahami isi kandungannya. Tafsir al-
Mishbah menggunakan metode campuran antara metode tafsir bi
al-ma’ṡūr dengan metode tafsir bi ar-ra’yi. Hal tersebut dapat
dilihat dari kitab kitab tafsir yang dijadikan referensi. Sistematika
penyajiannya, Tafsir al-Mishbah menggunakan tartib muṣḥafi.
Maksudnya dalam menafsirkan Al-Qur’an ia mengikuti urutan-
urutan sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam mushaf, ayat demi
ayat, surah demi surah, yang dimulai dari Surah Al-Fātiḥah dan
diakhiri dengan Surah An-Nās

Anda mungkin juga menyukai