Anda di halaman 1dari 20

ISLAM PADA MASA ABU BAKAR AS-SIDIQ

(Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam)
Dosen Pengampu :
Ade Abdul Muqit, M.Pd.I

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Nida Pauziah
Rifqa Annisa Safitri
Amar Syadad

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN


FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami limpahkan kepada dzat yang telah
menghidupkan dan mematikan manusia dengan seizin-Nya, lalu memberi Manusia akal yang
dengannya dapat memikirkan hal-hal yang bermanfaat jika dilandasi dengan ilmu dan
mencoba bertahap didalam pengamalan ilmu tersebut.
Shalawat serta salam tetap tercurah kepada manusia pilihan, yang semua sabda dan
perilaku menjadi uswah bagi manusia, Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya
yang taat.
Makalah yang memuat pembahasan catatan kaki ini memenuhi tugas dari dosen kami
Ade Abdul Muqit, M.Pd.I dari beberapa referensi. Di samping itu kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dari setiap karangan pasti ada kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat di butuhkan agar pengetahuan kami lebih berkembang kedepannya.

Penyusun

Depok, 22 Februari 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Kelahiran Abu Bakar As-Siddiq ........................................................................ 3
B. Abu Bakar: Peran dan Fungsinya ...................................................................... 4
C. Penyebaran Islam Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq ......................................... 7
D. Peradaban Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq ..................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENNDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abu Bakar adalah khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah,
beliaumenggantikan Rasul sebagai pemimpin umat Islam bukan sebagai
pengganti ke-Rasulannya. Abu bakar adalah seorang sahabat yang sangat dekat dengan
Rasulullah, sehingga semua yang disampaikan Rasulullah selalu dibenarkan
oleh Abu Bakarsecara tegas dan mantap tanpa keragu-raguan. Abu Bakar juga
senantiasa menemani Rasulullah dalam berdakwah dan membantu segala keperluan
dalam berdakwah. Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar memiliki tanggung
jawab besar dalammenyelamatkan Islam sepeninggal Rasulullah. Yang mana
sepeninggal Rasulullah b a n ya k u m a t ya n g m e l e n c e n g d a r i a j a r a n ya n g
t e l a h d i a j a r k a n R a s u l u l l a h sebelumnya.

Abu Bakar As-Shidiq merupakan khalifah pertama dalam sejarah peradaban islam,
setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dibandingkan dengan
khalifah lainnya, masa kepemimpinan Abu Bakar sebagai khalifah paling singkat
namun mampu menyelesaikan beberapa masalah yang ada dalam tubuh umat Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Bagaimana sejarah kelahiran Abu Bakar As-siddiq?
2. Apa saja peran dan fungsi Abu Bakar As-siddiq?
3. Bagaimana islam pada masa Abu Bakar As-siddiq?
4. Bagaimana peradaban islam pada masa Abu Bakar As-siddiq?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah kelahiran Abu Bakar As-siddiq.
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi Abu Bakar As-siddiq.
3. Untuk mengetahui kondisi islam pada masa Abu Bakar As-siddiq.
4. Untuk mengetahui peradaban islam pada masa Abu Bakar As-siddiq.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelahiran Abu Bakar As-siddiq
Nama Asli Abu Bakar sebelum masuk Islam adalah Abdul Ka'bah. Ia termasuk diantara
orang-orang yang pertama memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, setelah memeluk agama
islam ia di beri gelar oleh Rasulullah dengan gelar Nama Abu Bakar. Jadi nama Abu Bakar
merupakan nama gelar yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain diberi gelar
nama Abu bakar, ia juga diberi gelar oleh Rasulullah dengan gelar nama As-siddiq yang
artinya "amat membenarkan". Gelar As-Siddiq diberikan padanya karena ia orang paling
cepat dalam meyakini dan membenarkan beberapa peristiwa yang dialami Rasulullah,
terutama peristiwa "Isra Mi'raj" yang banyak diragukan orang.
Sebenarnya nama lengkap Abu bakar as-Siddiq adalah Abdullah bin Kuhafah At-
Tamimi. Ia lahir tahun 572 Masehi dua tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad. Ia
termasuk dalam garis keturunan suku Quraisy. Ayah Abu Bakar yang bernama Usman bin
Sa'ad (yang juga disebut Abi Khufaha). Sedangkan Ibunya bernama Ummu Khair Salma
binti Sakhar berasal dari keturunan suku Quraisy.1
Jika dilihat dari garis keturunan asal muasal garis keturunan ayah dan ibunya yang
bertemu pada neneknya yang bernama Ka'ab bin Sa'ad bin taim bin Mura, Abu Bakar
termasuk keturunan Bani ta'im, suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh terhormat.
Sedangkan dengan silsilah garis keturunan Nabi Muhammad, bertemu pada Mura bin
Ka'ab.
Sejak kecil Abu Bakar terkenal sebagai anak yang baik, jujur dan lemah lembut.
Dengan sifatnya yang mulia tersebut, Abu bakar disenangi banyak orang atau masyarakat
pada waktu itu. Abu bakar dan Nabi Muhammad merupakan sahabat sejak mereka masih
remaja. Setelah dewasa, Abu Bakar memilih jalan hidupnya menjadi seorang pedagang
atau saudagar. Sebagai pedagang, ia sangat sukses dan kaya. Ia terkenal karena kejujuran,
kedisiplinan, dan sifat kedermawanannya. Oleh sebab itu, setelah dia memeluk agama
islam, hampir seluruh harta kekayaannya ia relakan untuk membantu Rasulullah dalam
menyiarkan agama Islam.
Selain itu, abu bakar terkenal sebagai seorang yang ahli dalam ilmu nasab (ilmu
pengetahuan mengenai silsilah keturunan). Ia sangat memahami dan menguasai dengan

1
http://satupedang.blogspot.com/2016/03/biografi-dan-sejarah-abu-bakar-ash.html#ixzz7LteSbIAW
diakses pada tanggal 25 Februari 2022, pukul 16.30 wib.

2
baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku arab. sebagai seorang yang terkenal ahli ilmu
nasab, Abu Bakar mengetahui ketinggian dan kerendahan derajat masing-masing bangsa
Arab, apalagi suku-suku arab Quraisy.
Dengan sifat mulia dan tingkat kecerdasannya yang tinggi, maka tidak sulit bagi Abu
Bakar untuk meyakini dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan oleh nabi
Muhammad SAW. Semenjak nabi diangkat menjadi Rasul Allah, apalagi ia sudah
mengenal betul sifat, keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad sejak mereka masih
remaja. Oleh sebab itu, setelah masuk islam, ia dikenal sebagai sahabat nabi yang paling
dekat dengan Nabi.
Abu bakar menjadi sahabat yang paling dipercaya oleh Nabi Muhammad. selain itu,
Abu bakar merupakan sahabat yang paling gigih membantu perjuangan Rasulullah.
Bahkan, Abu Bakar dapat dikatakan sebagai sahabat yang paling banyak berkorban, paling
teguh, dan paling patuh diantara para sahabat yang lain. ia tidak pernah absen menemani
dan mendampingi rasulullah dalam berbagai peperangan. bahkan dalam menghadapi
perang tabuk dan saat Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, tidak hanya jiwa
dan Raganya, seluruh hartanya ia sumbangkan untuk membantu perjuangan Rasulullah.
Melihat begitu besarnya jasa Abu Bakar dalam membantu perjuangan Nabi Muhammad
dalam mengembangkan agama islam, maka sangan wajar setelah nabi Wafat, pada tahun
632 M, ia dipilih dan dipercaya oleh umat islam menjadi penerus rasulullah sebagai
Khalifah atau Khulafaur rasyidin yang pertama.
B. Peran dan Fungsi Abu Bakar As-siddiq
Dengan kondisi peradaban Islam saat itu, Abu Bakar memerintah sebagai khalifah
hanya selama dua tahun. Meski singkat, banyak kebijakan yang dilakukan Abu Bakar dalam
rangka menjaga keutuhan kaum muslimin. Diantaranya:
1. Menumpas kelompok-kelompok yang memerangi Islam
Di era Abu Bakar inilah propaganda nabi palsu Musailamah Al-Kazab semakin
menjadi-jadi. Musailamah yang berasal dari Yamamah mendapat dukungan dari Bani
Hanifah hingga ia berhasil mengumpulkan ribuan pengikut.
Dari sinilah, Perang Yamamah yang melibatkan pasukan muslim dan pasukan
Musailamah pecah. Perang itu akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin yang
dipimpin oleh Khalid bin Walid meski mengakibatkan banyak penghafal Al-Qur'an
wafat.

3
2. Dimulainya kodifikasi Al-Qur'an
Dampak dari perang yang berlangsung di era kepemimpinan Abu Bakar, banyak para
penghafal Al-Qur'an yang gugur ketika membela agama Allah. Situasi ini pun diresahkan
oleh kaum muslimin yang khawatir bahwa Al-Qur'an akan lenyap seiring dengan para
penghafalnya yang juga semakin berkurang.
Atas inisiatif Umar bin Khatab, Abu Bakar diberi saran agar mulai membukukan Al-
Qur'an. Awalnya memang Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak setuju dengan saran Umar
dengan alasan bahwa Rasulullah saw tidak pernah membukukannya. Akan tetapi, atas
penjelasan Umar, akhirnya pendirian Abu Bakar luluh.
Abu Bakar As-Shidiq kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin untuk
mengumpulkan Al-Qur'an. Setelah selesai dikumpulkan, mushaf itu kemudian diserahkan
kepada sang khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Selanjutnya, setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat, mushaf tersebut disimpan oleh
putri Umar bin Khattab yang juga merupakan salah satu istri Rasulullah bernama Hafsah
binti Umar.

3. Memperluas wilayah kekuasaan Islam

Di era khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, penyebaran dakwah Islam semakin diperluas
ke berbagai wilayah. Salah satunya adalah dakwah yang dipimpin oleh panglima Usamah
bin Zaid bin Haritsah ke Suriah.

Sebenarnya, pasukan ini telah dipersiapkan sejak zaman Nabi Muhammad, tetapi
karena beliau meninggal dunia, tertundalah untuk sementara waktu dakwah tersebut
hingga dilanjutkan di era Abu Bakar.

C. Penyebaran Islam Pada Masa Abu Bakar As-siddiq


Kepemimpinan yang diinginkan setelah wafatnya Rasulullah saw. adalah bentuk
kepemimpinan yang dapat melanjutkan perjuangan Rasulullah dalam mewujudkan
perdamaian dan menciptakan kerukunan dalam kehidupan umat manusia. Hal inilah yang
harus menjadi tanggung jawab bagi pemimpin setelah wafatnya Rasulullah, namun
kapasitas beliau sebagai Rasulullah /Nabiullah tidak dapat digantikan oleh siapapun.
Beliau sebagai Nabi adalah pembawa ajaran Allah yang disampaikan melalui wahyu Ilahi.
Dan merupakan nabi penutup bagi alam semesta. Akhirnya tercapailah mufakat melalui

4
musyawarah bahwa pengganti atau yang dikenal dengan istilah khalifah setelah Kenabian
adalah al-Khulafa al-Rasyidin yang terdiri dari empat sosok pemimpin yang berbeda. Abu
Bakar adalah sosok yang pertama diantara keempatnya. Beliau terpilih dan dibai’ah oleh
kaum muslim yang terklasifikasi dari kaum Muhajirin, Ansar, suku Khazraj dan suku Aus.
Umar adalah orang yang pertama melakukan sumpah setia kepada Abu Bakar. Menyusul
kemudian Abu Ubaidah, dan khalayak ramaipun mengikutinya.2
Kekhalifahan Abu Bakar diwarnai berbagai peristiwa. Karena dalam sejarah
menggambarkan beliau sebagai pemimpin yang tegas dan keras serta bijaksana, maka
beliau tidak pernah kesulitan menghadapi rintangan yang dilaluinya. Peristiwa yang
menonjol pada saat itu adalah adanya kaum murtad dan hadirnya nabi-nabi palsu dan
adanya orang-orang yang enggan membayar zakat. Kemurtadan yang terjadi sangat
mempengaruhi perkembangan ajaran Islam. Mereka memalingkan hati dari ajaran Nabi dan
memerangi khalifah. Nabi-nabi palsu yang bermunculan dengan tujuan ingin menyamakan
atau mengalahkan kemuliaan kedudukan Nabi Muhammad saw. Khalifah Abu Bakar
memerangi kaum murtad untuk menyelamatkan Islam dari kekacauan dan kehancuran.
Oleh karena itu tulisan ini dapat menggambarkan fungsi kekhalifaan Abu Bakar dan
kebijakannya dalam memerangi kaum murtad.
Konsep Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Penyiaran Islam
1. Dakwah Abu Bakar Melalui Ekspansi
Adapun orang murtad pada zaman dahulu ada dua yaitu mereka yang mengaku dirinya
sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, termasuk di dalamnya orang
yang meninggalkan shalat, zakat dan kembali melakukan kebiasaan Jahiliyah. Abu Bakar
Ash-Shiddiq setelah menyelesaikan masalah orangorang murtad, orang-orang yang tidak
mau membayar zakat dan nabi palsu. Beliau mengirim kekuatan keluar Arabia, untuk
menghadapi bahaya dari luar yang dapat menghancurkan eksistensi agama Islam. 3
Berdasarkan paparan tersebut dapat dipahami bahwa,tugas Abu Bakar Ash-Shiddiq
dalam penyelesaian permasalahan dengan orang-orang murtad, tidak mau membayar
zakat, dan nabi palsu telah selesai. Beliau mengirimkan pasukan ke Persia. Persia sedang
merencanakan untuk mengintai kesempatan menyerang pusat agama baru. Orang-orang

2
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Cet. IV; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994),
hal. 160.
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2010

5
Persia selama berabad-abad memerintah Arab sebagai maharaja, tidak dapat mentolerir
setiap kekuatan Arab untuk bersatu membentuk kekuatan yang besar.

Penganiayaan terhadap orang-orang Arab menimbulkan pemberontakan kecil, tapi


lalu berkembang menjadi peperangan berdarah. Kini, keadaan terjadi sebaliknya,
orang-orang Persia dengan penuh kecongkakan dan selalu meremehkan kekuatan
orang-orang Muslim. Akhirnya tidak dapat menahan gelombang maju pasukan Islam,
dan mereka harus mundur ke tempat lainnya sampai Persia jatuh. Khalid bin Walid
dikirim oleh Abu Bakar ke Iraq dan dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M, ke Syiria
dikirim ekspedisi dibawah pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidah, Amr Ibn Ash,
Yazid Ibn Abi Sufyan, dan Syurahbil. Sebelummya pasukan dipimpin oleh Usamah
yang masih berusia 18 tahun.

Untuk memperkuat tentaranya, Khalid bin Walid di perintahkan untuk


meninggalkan Iraq dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, beliau sampai ke
Syiria. Raja Byzantium, Heraclius, yang menguasai Syiria dan Palestina, benar-benar
musuh Islam yang paling besar dan paling perkasa. Terus menerus raja itu bersekongkol
dengan musuh-musuh Muslim untuk menghancurkan Islam. Akal bulusnya
menimbulkkan beberapa kerusuhan yang dilakukan oleh suku-suku non Islam di Arab.
Sejak tahun 9 H, Nabi sendiri telah memimpin tentara melawan Romawi.

Uraian di atas menjelaskan bahwa, pertempuran yang tak terlupakan berakhir


dengan pihak Romawi, dan ketika mengundurkan diri mereka meninggalkan banyak
tentara yang mati di medan tempur. Kemenangan menentukan nasib kekuasaan
Romawi di Syiria. Perang ini merupakan perang pertama dimana bangsa Arab bertindak
sebagai pasukan tidak sebagai kelompok penyerbu yang bercerai berai, dengan
kemenangan ini ambisi mereka terpuaskan. Tentara Muslim tidak lagi menyerbu negeri
Syiria demi harta rampasan, tetapi penyerbuan mereka adalah demi kesempurnaan
kekuasaan imperium. Bermula sebagai pertempuran kecil antar suku sampai dengan
konsolidasi. Sebuah perjanjian politik di Arabia berakhir sebagai sebuah peperangan
berskala besar melawan dua imperium. Peperangan membawa pengaruh baik terhadap
suku-suku bangsa yang mulai membandel dan raguragu tentang kekuatan Islam yang
sesungguhnya. Tindakan Abu Bakar yang imajinatif, tepat waktu, dan dinamis, telah
menyatukan kekuatan Islam.

2. Mengumpulkan Mushaf Al-Qur’an

6
Pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf, baru dilakukan di zaman khalifah Abu
bakar Ash-Shiddiq pada 11-13 H/ 632-634 M, tepatnya setelah peperangan Yamamah
pada tahun 12 H/ 633 M. Sebab peperangan Yamamah banyak penghafal Al-Qur’an yang
meninggal dunia. Perang Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang
murtad yang mengkhawatirkan Umar Bin Khattab. Perang Yamamah terdapat 1200
tentara Islam yang gugur syahid dan diantaranya adalah sahabat yang hafal Al-
Qur’an.Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar, Abu Bakar menolak karena
Rasulullah tidak pernah memerintah sebelumnya. Tetapi atas penjelasan Umar yang
rasional maka Abu Bakar menerima usulannya dan mengumpulkan lembaran-lembaran
AlQur’an yang dihimpun oleh Zait bin Tsabit.4

Penjelasan tersebut di atas dapat dipahami bahwa, kekhawatiran Umar mendorong


untuk mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar 3Samsul Munir Amin,Sejarah
Peradaban Islam, Amzah, Jakarta 2010 40 mengumpulkan mushaf Al-Qur’an. Alasan
tersebut didasari agar Al-Qur’an tidak hilang dan tetap lestari. Sehingga Al Qur’an dapat
digunakan sampai sekarang. Pengumpulan Al-Qur’an dilakukan dengan cara
mengumpulkan Al-Qur’an yang ditulis di tulang, pelepah (kulit) kayu, lempengan batu
kemudian disalin oleh Zaid bin Tsabit di atas kulit hewan yang sudah di samak.
Lembaran-lembaran yang berisi tulisan Al-Qur’an yang telah dikumpulkan, di simpan di
rumah Abu Bakar hingga meninggal. Kemudian disimpan di rumah Umar bin Khattab
hingga meninggal dunia, dan akhirnya disimpan di rumah Khafsah binti Umar.

Sistem Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq

1. Dakwah Bill-Lisan
Ketaatan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadikan dirinya sebagai sosok
pemimpin yang selalu tawadhu’. Abu Bakar ingin memberikan contoh yang baik kepada
umatnya, beliau menginginkan umatnya menjadi baik seperti yang dicontohkan oleh
dirinya. Umat yang selalu bertakwa kepada Allah SWT dan tawadhu’. Abu Bakar Ash-
Shiddiq yang begitu taat, pecinta yang begitu mengasih, menginginkan kehidupan yang
baik untuk siapa pun. Hatinya cerdas yang berisi keinginan meluap untuk memberikan
kebaikan untuk umat manusia, kebaikan yang mereka perlukan, bukan kekayaan yang

4
Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta 2010

7
dimilikinya. Ketika memiliki harta dan wibawa, keduanya diinfakkan tanpa
perhitungan.5

Uraian di atas menjelaskan bahwa,manusia tidak hanya memerlukan harta saja,


juga tidak memerlukan wibawa semata. Sebelum semua itu, manusia lebih memerlukan
petunjuk cahaya. Petunjuk untuk membawa ke jalan yang benar dan meninggalkan seluruh
larangan yang telah ditetapkan.

Ketika Abu Bakar dibai’at di Saqifah, keesokan harinya beliau duduk di mimbar
sedang Umar berdiri di sampingnya memulai pembicaraan Abu Bakar berbicara. Umar
mulai mengucapkan pujian terhadap Allah sebagai pemilik segala pujian dan senjung.
Kemudian Umar Berkata. “Wahai saudara-saudara sekalian, aku telah katakan kepada
kalian perkataan yang tidak ku dapati dalam kitabullah, dan tidak pula pernah diberikan
Rasulullah kepadaku. Aku berpikiran bahwa pastilah Rasulullah aku hidup dan terus
mengatur urusan kita, maksudnya bahwa Rasulullah akan wafat belakangan setelah para
sahabat wafat dan sesungguhnya Allah telah meninggalkan untuk kita kitabnya yang
membimbing Rasulullah SAW. Maka jika kalian berpegang teguh dengannya, Allah pasti
akan membimbing kalian sebagaimana Allah telah membimbing Nabinya. Dan
sesungguhnya Allah telah mengumpulkan seluruh urusan kita di bawah pimpinan orang
yang terbaik dari kalian. Ia adalah sahabat Rasulullah SAW dan orang yang kedua ketika
ia dan rasulullah bersembunyi di dalam gua. Maka berdirilah kalian dan berikanlah bai’at
kalian kepadanya. Maka orang-orang segera membai’at Abu Bakar secara umum setelah
sebelumnya dibai’at di Saqifah.”

Selepas di bai’at, Abu Bakar mulai berpidato dan memuji Allah SWT pemilik segala
pujian, beliau berkata: “Aku diangkat menjadi pemimpin kalian, bukan berarti aku orang
yang terbaik dari kalian. Kalau aku memimpin dengan baik, maka bantulah aku. Jika aku
salah, maka hendaklah kalian meluruskanku. Kejujuran adalah amanat dan kebohongan
adalah khianat. Orang lemah diantara kalian adalah orang kuat menurut pandanganku
sampai aku menunaikan apa yang menjadi haknya. Orang kuat diantara kalian adalah
orang kuat menurut pandanganku hingga aku mengambil hak darinya, jika Allah
menghendaki. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah, melainkan Allah
akan menjadikan mereka hina dan dihinakan. Tidaklah perbuatan kotor menyebar di suatu
kaum, melainkan Allah akan menyebarkan mala petaka di tengahtengah mereka. Untuk

5
Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam, Jakarta, Pustaka AlKautsar, 2007

8
itu, taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku melanggar perintah
Allah dan rasul-Nya, maka kalian tidak wajib menaatiku. Sekarang berdirilah kalian
melaksanakan shalat, semoga Allah merahmati kalian.”

Berdasarkan penjabaran diatas, Abu Bakar memerintahkan kepada umatnya agar


mengikuti kebaikan dan keteladanannya. Ketika saat berdakwah atau menyebarkan agama
Islam Abu Bakar melakukan kesalahan maka tidak diperintahkan untuk mengikutinya.
Memerintahkan kepada para umatnya untuk meluruskan kesalahan yang telan beliau
lakukan. Abu Bakar menyadari bahwa dirinya bukanlah manusia yang sempurna.

2. Dakwah Bit Tadwin


Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an pada masa pemerintahan Abu Bakar merupakan
sistem dakwah. Perang Yamamah dalam misi nabi palsu Musailamah Al Kadzab, banyak
sahabat penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan. Keadaan tersebut
menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat Islam akan habisnya para penghafal Al-
Qur’an karena gugur di medan peperangan.
Atas dasar alasan tersebut Umar bin Khattab mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar
untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tertulis diberbagai media seperti pelepah
kurma, tulang onta, dan lain-lain yang disimpan oleh para sahabat. Pada awalnya Abu
Bakar berat melaksanakan tugas tersebut, karena belum pernah dilaksanakan pada masa
Nabi Muhammad SAW. Namun, karena alasan Umar yang rasional maka Abu Bakar
menyetujui usulan dari Umar bin Khattab. Akhirnya Abu Bakar menugaskan kepada Zaid
bin Tsabit untuk mengumpulkannya.6
Bersumber dari uraian di atas, Umar bin Khattab tidak menginginkan Al Qur’an
musnah. Upaya pengumpulan mushaf AlQur’an hingga menjadi kitab Al-Qur’an yang
menjadi pedoman utama kehidupan umat Islam, bahkan bagi seluruh umat yang ada di
permukaan bumi. Jasa terbesar Abu Bakar yang dapat digunakan oleh peradaban manusia
sekarang adalah usaha pengumpulan Al-Qur’an. Pada masa Kekhalifahan Abu Bakar
banyak mengukir prestasi. Sistem dakwah melalui pengumpulan Al-Qur’an yang
dilakukan oleh khalifah Abu Bakar melahirkan sistem dakwah baru. Sistem dakwah baru
yaitu dakwah melalui tulisan seperti menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, surat kabar,
internet, dan memiliki rentang waktu yang relative panjang kerena tidak lekang oleh zaman
dan dapat digunakan oleh generasi-generasi berikutnya.

6
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2010

9
1. Dakwah Bil Yad (dengan Tangan)

Tangan secara tekstual diartikan sebagai power yang digunakan dalam


menggunakan situasi kemungkaran. Kata tangan dapat diartikan sebagai kekuatan
kekuasaan. Sistem tersebut efektif bila dilakukan oleh penguasa yang berjiwa dakwah.
Khalifah Abu Bakar menggunakan kekuasaan sebagai sistem dakwah kepada orang-
orang yang membangkang. Dakwah memerangi orang ingkar membayar zakat. Abu
Bakar Ash-Shiddiq mengadakan rapat dengan para sahabat besar guna meminta saran
dalam memerangi mereka yang tak mau membayar zakat.Umar bin Khattab dan
beberapa orang sahabat berpendapat untuk tidak memerangi umat yang beriman kepada
44 Allah dan Rasul-Nya,dan lebih baik meminta bantuan mereka dalam menghadapi
musuh bersama.7

Berdasarkan kalimat tersebut di atas, sebagian besar yang hadir berpendapat


demikian, sedang yang menghendaki jalan kekerasan hanya dalam hal yang cukup
sengit sebagian kecil. Perdebatan mereka melibatkan mendukung golongan minoritas.
Betapa kerasnya Abu Bakar membela pendiriannya.Orang-orang yang keberatan
membayar zakat kepadanya, padahal dulu selalu membayar zakatdilakukan kepada
Rasulullah, akan Abu Bakar perangi. Abu Bakar menegaskan tekatnya untuk
memerangi yang enggan membayar zakat seraya berkata, Demi Allah aku akan
memerangi siapa pun yang memisahkan shalat dengan zakat. Zakat adalah harta
dikatakan kecuali dengan alasan-alasan. Abu Bakar menggunakan kekuatan kekuasaan
untuk menumpas nabi palsu, kaum murtad dari agama Islam,dan dakwah ke wilayah
Irak dan Syiria.

2. Dakwah Bil Hal (Perbuatan)

Langkah Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam mewujudkan perkembangan yang baik


pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar membuat kelompok untuk merealisasikan
masing-masing kelembagaan. Abu Bakar serta menunjuk sejumlah sahabat untuk
menjadi penanggung jabwabnya. Abu Bakar merealisasikan politik dan kebijakan
negara yang telah digariskan dan menunjuk sejumlah sahabat untuk membantu dalam
melaksanakan tugas tersebut. Abu Bakar menugaskan Abu Ubaidah al-Jarrah sebagai
bendahara Baitul 7Badri yatim, sejarah peradaban islam, jakarta, PT. Remaja grafindo

7
Badri yatim, sejarah peradaban islam, jakarta, PT. Remaja grafindo persada, 2004

10
persada, 2004 45 Mal yang diserahkan mandate untuk mengelola urusan-urusan Baitul
Mal.8

Berlandaskan penjelasan di atas bahwa, Abu Bakar jika berdakwah bukan hanya
berucap, tetapi membuktikan dengan perbuatan. Bertujuan agar para umatnya
mengikuti kebaikan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Contohnya seperti diperintahkan
kepada umat untuk membayar zakat yang penyerahannya diserahkan ke bendaharaan
Baitul Mall. Abu Bakar memberi tugas kepada Umar bin Khattab memegang jabatan
peradilan yang juga dijalankan langsung oleh Abu Bakar sendiri. Zaid bin Tsabit
menjadi sekretaris terkadang tugas tersebut dilakukan Ali bin Abi Thalib atau Utsman
bin Affan. Kaum Muslimin memberikan julukan kepadaAbu Bakar sebagai khalifah
pengganti Rasulullah SAW. Para sahabat melihat perlunya membuat Abu Bakar Ash-
Shiddiq dapat sepenuhnya fokus menlaksanakan kekhalifahan tanpa dibebani urusan
kebutuhan hidup.

Membuat lembaga Baitul Mal dan lembaga pertahanan serta lembaga keamanan
untuk mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada dalam rangka mempertahankan
eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan untuk memelihara stabilitas negara
dan agama dalam pemerintahan maupun luar pemerintahan. Panglima pada masa
pemerintahan Abu Bakar diantaranya: Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah, Amr
bin Ash, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Zaid bin sufyan. Abu Bakar dalam memperlancar
jalannya pemerintah di bidang eksekutif mendelegasikan tugas-tugas pemerintahan
kepada sahabat yang lain. Daerah-daerah kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-
provinsi dan untuk setiap provinsi ditunjuk seorang amir. Abu Bakar menunjuk
beberapa sahabat untuk menjadi amir untuk memegang kekuasaan di setiap provinsi
tersebut.

3. Uswatun Hasanah (Keteladanan)

Keteladanan dalam bahasa Arab diartikan uswah dan qudwah. Arti keteladanan
adalah dapat ditiru atau dicontoh. Memberi teladan yang baik kepada umat Islam
merupakan sistem dakwah agar mencapai tujuan. Abu Bakar mengimplementasikan
sistem keteladanan dalam dakwah Islam, baik sebelum menjadi khalifah ataupun
sesudah menjabat sebagai khalifah. Sopan serta santun, Abu Bakar terkenal tawadhu’
dan rendah hati. Abu Bakar seorang pekerja keras sejak dahulu, sebagai pengusaha

8
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta, Pustaka Al-Khusna, 1983.

11
sukses sebelum Islam datang. Beliau hijrah bersama Rasulullah SAW dan
meninggalkan usahanya demi perjuangan.9

Berdasarkan uraian di atas bahwa, Abu bakar adalah seorang yang kaya raya.
berkat kegigihannya dalam bekerja dapat membawa dirinya menjadi pengusaha yang
sukses. Namun, kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW Abu Bakar rela meninggalkan
usahanya yang sudah dibangun sejak beliau masih muda. Abu Bakar setia menemani
Rasulullah SAW dalam berdakwah dan mengorbankan seluruh hartanya di jalan Allah
SWT.

Sepeninggal Rasulullah SAW dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, tidak
tampak sedikit pun seperti orang kaya pada dirinya. Pada diri Abu Bakar tidak ditemui
rasa gensi, ingin dihormati sebagai pemimpin, serta rasa ingin didengar dan dipuji. Abu
Bakar selama berada di Madinah bersama Rasulullah SAW, menerima jasa sebagai
pemerah susu dan pemasak gandum bagi orang-orang miskin dan janda yang tidak
mampu. Bentuk ketawadhu’an Abu bakar bukan hanya dalam kondisi miskin dan
lemah, akan tetapi juga keadaan berkedudukan tinggi. Abu Bakar pada mulanya sebagai
orang kaya, beliau menafkahkan semua hartanya untuk memperjuangkan agama
Islam.10

Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, Abu Bakar sangat bahagia


menafkahkan hartanya, sehingga lupa bahwa dirinya sudah miskin. Beliau masih
melakukan pekerjaan-pekerjaan orang kecil seperti ternak kambing, meskipun Abu
Bakar pemimpin umat Islam. Abu Bakar memiliki sifat rendah hati, bukan karena tidak
punya apa-apa, justru memiliki segalanya. Sifat ketawadhu’an Abu Bakar yang harus
dicontoh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Peradaban Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq


Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin mendapatkan suatu masalah berat, karena
saat Nabi Muhammad wafat, beliau tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan
menggantikan Nabi Muhammad memimpin umat Islam. Ditengah kekosongan tersebut, ada
golongan sahabat Anshar yang berkumpul ditempat yang biasa digunakan sebagai tempat
musyawarah penduduk kota. Pada saat kaum Muhajirin mengetahui pertemuan orang-orang

9
Hironghisam Sa, Metode Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Semarang, UIN Walisongo,2018
10
Hermanto, Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Nilai-Nilai yang Terkandung di dalamnya, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014

12
Anshar tersebut, mereka langsung menuju ke rumah sahabat dari golongan Anshar
tersebut.
Pada saat itu golongan Anshar nyaris mengangkat Sa"ad bin 'Ubadah untuk menjadi
khalifah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili oleh Abu Bakar tidak menyetujui. Abu
bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan khalifah sebaiknya diserahkan
kepada kaum Muhajirin. Abu Bakar mengusulkan agar memilih salah satu diantara Umar
bin Khatab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Namun, Umar bin Khatab menolaknya, dan
memilih agar Abu Bakar yang diikuti oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Dan akhirnya diakui
oleh kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar.
Pada masa khalifah Abu bakar sebagaimana pada masa Rasululla itu bersifat sentral
yang berarti bahwa kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan
khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Abu Bakar juga menjalankan hukum.
Meskipun demikian, Abu Bakar selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah.
Secara umum, kebijakan internal Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan kebijakan Nabi
Muhammad.
Sementara itu, terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh Abu Bakar, salah
satunya adalah perang melawan kaum Murtad. Orang-orang arab yang murtad dan
memisahkan diri dari jama'ah kaum muslim menjadi persoalan yang sanggat penting,
sebab jika terus dibiarkan akan memunculkan keraguan dan kekacauan hati umat muslim
nantinya. Karena itulah Abu Bakar menyiapkan pasukannya untuk menyerang orang-
orang yang enggan kembali dalam pelukan Islam. Selain itu, terdapat pula perang Ummu
Zamal dan perang Fajjah'ah.
Pada saat itu sekelompok besar pengikut Thullaih dari bani Ghatafah berkumpul
menemani Ummu Zamal para hari perang Bazakhah. Wanita bernama Salma binti Malik
bin Hudzalifah mengobarkan semangat mereka untuk berperang melawan Khalid bin
Walid. Ia juga mengajak kabilah lain, ia mengumpulan pasukan yang banyak dan
memimpin sendiri pasukannya. Selain Ummu Zamal, ada sosok lain yang ikut mencecoki
kedamaian umat Islam. Dikisahkan bahwa Abu Bakar sedang berada di Baqi., seorang
laki-laki bernama Iyas ibn Abd Yalail ibn Khaffaf dari bani Sulaim, menemui abu Bakar.
Ia menyatakan keislamannya dihadapan Abu Bakar. Utntuk membuktikan kestiaanya,
Abu Bakar menyuruhnya menyediakan pasukan untuk menyerangi kaum Murtad. Namun,
dalam perjalan, ia akan menghabisi siapaun yang ia temui, baik yang muslim maupun

13
murtad, lalu merampas harta benda mereka. Ketika mendengar hal tersebut abu Bakar
langsung meminta pasukannya untuk menumpasnya.11
Walaupun pada awal permulaan dari kekalifahan Abu Bakar penuh dengan kekacauan,
beliau tetap bersikeras untuk melanjutkan rencana Rasulullah untuk mengirim pasukan ke
daerah Shiria dibawah pimpinan Usama bin Zaid. Langkah politik yang ditempuh Abu
Bakar itu sangat strategis, dan membawa dampak positif dan sukses. Selanjutnya ia
melakukan ekspansi ke Irak dan Suriah. Untuk membantu pasukan Suriah, Abu Bakar
memerintahkan Khalid bin Walid segera meninggalkan Irak menuju Siriah.
Namun, saat kemenangan umat Islam di siriah Abu Bakar tidak dpat menyaksikannya
karena tidak lama beliau jatuh sakit dan meninggal dunia. Selain usaha perluasan wilayah
Islam, Abu Bakar juga berjasa dalam pengmpulan ayat-ayat Al-Qur'an yangberserakan di
berbagai tempat. Usaha ini dilakukan atas saran Umar bin Khatab, walau awalnya beliau
agak berat melakukan tugas ini krena belum pernah dilakukan oleh nabi
Muhammad. Namun, melihat banyaknya penghafal al-Qur'an yang gugur di medan
perang dan dikhawatirkan aan habis seluruhnya Abu Bakar akhirnya mengiyakan usulan
Umar bin Khatab.
Pada masa Abu Bakar, kegiatan bait al-mal masih tetap seperti pada masa nabi
Muhammad. Pada masa awal Abu Bakar menjadi khalifah, dia memberikan 10 dirham
kepada setiap orang. Lalu pada tahap kedua, beliau memberikan 20 dirham untuk
perorangan. Fungsi Bait al-Mal ini adalah untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran
negara secara bertanggung jawab guna terpeliharanya kepentingan umum. Selain
mendirikan Baitu Mal, ia juga mendirikan lembaga peradilan yang ketuanya adalah Umar
bin Khatab.
Pranata sosial ekonomi
Dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
sosial rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia mengelola zakat, infak, dan sedekah yang
berasal dari kaum muslimin, ghanimah harta rampasan perang dan jizyah dari warga
negara non-muslim, sebagai sumber pendapatan Baitul Mal.
Penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan negara ini dibagikan untuk
kesejahteraan para tentara, gaji para pegawai negara, dan kepada rakyat yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan Al-Quran.

11
Amstrong, K. 2002. Islam A Short History. New York: A Modern Library Chronicles Book.

14
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar sebagai khalifah tidak pernah mengambil atau
menggunakan uang dari Baitul Mal. Karena menurutnya, ia tidak berhak mengambil
sesuatu dari Baitul Mal umat Islam. Oleh karena itu, selama ia menjadi khalifah, ia tetap
berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Praktik pemerintahan khilafah abu bakar
Praktik pemerintahan Khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah mengenai suksesi
kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khathab untuk
menggantikannya. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk atau
mencalonkan Umar menjadi khalifah.
Faktor utama adalah kekhawatirannya akan terulang kembali peristiwa yang sangat
menegangkan di Tsaqifah Bani Saidah yang nyaris menyulut umat Islam ke jurang
perpecahan, bila tidak menunjuk seseorang yang akan menggantikannya.12

12
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta: PUSTAKA ALHUSNA

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Nama Asli Abu Bakar sebelum masuk Islam adalah Abdul Ka'bah. Ia termasuk
diantara orang-orang yang pertama memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, setelah
memeluk agama islam ia di beri gelar oleh Rasulullah dengan gelar Nama Abu Bakar.
Jadi nama Abu Bakar merupakan nama gelar yang diberikan oleh Nabi Muhammad
SAW. Selain diberi gelar nama Abu bakar, ia juga diberi gelar oleh Rasulullah dengan
gelar nama As-siddiq yang artinya "amat membenarkan". Gelar As-Siddiq diberikan
padanya karena ia orang paling cepat dalam meyakini dan membenarkan beberapa
peristiwa yang dialami Rasulullah, terutama peristiwa "Isra Mi'raj" yang banyak
diragukan orang.
Peran dan fungsi Abu Bakar diantaranya: Menumpas kelompok-kelompok yang
memerangi Islam, Dimulainya kodifikasi Al-Qur'an, dan memperluas wilayah
kekuasaan islam.
Kepemimpinan yang diinginkan setelah wafatnya Rasulullah saw. adalah
bentuk kepemimpinan yang dapat melanjutkan perjuangan Rasulullah dalam
mewujudkan perdamaian dan menciptakan kerukunan dalam kehidupan umat
manusia.
Melalui musyawarah bahwa pengganti atau yang dikenal dengan istilah khalifah
setelah Kenabian adalah al-Khulafa al-Rasyidin yang terdiri dari empat sosok
pemimpin yang berbeda. Abu Bakar adalah sosok yang pertama diantara keempatnya.
Beliau terpilih dan dibai’ah oleh kaum muslim yang terklasifikasi dari kaum
Muhajirin, Ansar, suku Khazraj dan suku Aus.

B. Saran
Demikianlah makalah ini diselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shalabi, Ali Muhammad. 2002. Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar. Haikal, Muhammad Husain. 2007.
Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq: Khalifah Pertama yang Menentukan Arah Perjalanan
Umat Islam Sepeninggal Rasulullah. Jakarta: Qisthi Press.
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta, Pustaka Al-Khusna, 1983.
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Cet. IV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hal. 160.
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2010

http://satupedang.blogspot.com/2016/03/biografi-dan-sejarah-abu-
bakarash.html#ixzz7LteSbIAW diakses pada tanggal 25 Februari 2022, pukul
16.30 wib.

17

Anda mungkin juga menyukai