Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN


“KHALIFA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ”
Dosen pengampu: Eko Budianto, S.T.,M.T

Oleh:

Kelompok 5

Nur Muhammad Syukur : 202255201077

Ratna Julianti : 202255201078

Suci Fitriani : 202255201079

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan
Nikmat Iman dan Islam. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan dan
ridha-Nya baik yang nampak maupun yang tersembunyi di masa lalu dan saat ini.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi-Nya dan Rosul-Nya,
Muhammad beserta para Sahabatnya yang menolong agama-Nya dengan usaha yang
sungguh-sungguh serta orang-orang yang mengikuti mereka yang mewarisi ilmu
mereka dan ulama itu pewaris para Nabi. Muliakanlah para ulama tersebut sebagai
pewaris dan yang diwarisi.

Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen Bpk. Eko
Budianto, S.T.,M.T, serta keluarga yang selalu mendukung, serta kemajuan internet
yang sangat membantu untuk mencari bahan-bahan kuliah. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya,
dan memberikan banyak manfaat kepada pembaca pada umumnya. Sesuai dengan sabda
rasulullah saw. “Sebaik-baik diantara manusia sekalian, ialah orang yang memberi
manfaat kepada orang lain”. Wallahua’lam.

Merauke, 30 November 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Biografi Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq........................................................................3
2.2. Masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................4
2.3. Wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. status sebagai Rasulullah tidak dapat
diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau
yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang
itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala
kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan
yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah yang
menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah Islam
dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin affan,
dan Ali ibn Abi Thalib.

Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan
Islam sebagai institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masa tersebut.
Dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT. sehingga para pengganti
Nabi tidak memiliki fasilitas “ekstra” dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah
hukum baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.

Abu Bakar terpilih menjadi khalifah untuk mengganti kepemimpinan setelah


Rasulullah saw. merupakan anugrah tersendiri, dan ini merupakan keistimewaan
yang diberikan Allah kepadanya. Pada dasarnya sahabat Rasulullah saw merupakan
orang akan mewarisi dakwah Islamiyah/ risalah bagi seluruh umat manusia,
sekaligus menjadi pemimpin bagi dirinya dengan keteladanan yang mereka
unggulkan dan keistiqamahan di dalam menjalankan syari’at Allah swt dan Rasul-
Nya, baik melalui kitabullah maupun sunnah Rasulullah.

Pada makalah ini ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Abu Bakar
yang dimulai sejak pengangkatanya sampai kontribusi-kontribusi yang telah
diberikanya untuk islam dan masyarakat.

1
1.2. Tujuan

1. Mengetahu biografi khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.


2. Mengetahui perjuangan pada masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar Ash-
Shiddiq.
3. Mengetahui wafatnya khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biografi Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Nama lengkap Abu Bakar yaitu Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-
Qurasy al-Tamimi. Dan dikenal dengan Abd al-Ka’bah di masa Jahiliyah. Dia
dilahirkan di Makkah dua tahun setelah tahun gajah, berarti beliau lebih muda dua
tahun dari Rasulullah Saw. Abu Bakar merupakan sahabat terdekat Nabi
Muhammad SAW. beliau yang menemani Nabi berhijrah dari Makkah ke Madinah,
selain itu beliau juga merupakan mertua dari Nabi Muhammad SAW. karena Nabi
menikah dengan putri beliau yaitu Siti ‘Aisyah.

Beliau digelari dengan As Shiddiq dan Al-Atiq. Gelar Al-Atiq yang disandang
oleh Abu Bakar As Shiddiq memiliki beberapa pendapat dikalangan ulama.
Sebagian mereka mengatakan bahwa disandangkannya gelar tersebut karena
wajahnya yang atiq (cerah dan bersih) dan tidak akan tersentuh api neraka. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa ia digelari dengan Al-Atiq karena garis
keturunannya yang bersih dan tidak ada cacatnya. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa ibunya tidak memiliki seorang pun anak laki-laki. Ketika Abu Bakar As
Shiddiq dilahirkan, ibunya menghadap ke Ka’bah dan berkata, “Ya Allah
sesunggunya ini adalah Al-Atiq (pembebasan) dari kematian, maka anugrahkanlah
ia padaku”. Setelah Abu Bakar As Shiddiq besar, ia kemudian digelari dengan Al-
Atiq.

Sedangkan gelar As Shiddiq disandangnya dikarenakan banyak melakukan


kebenaran dan merupakan orang yang pertama kali yang meyakini kebenaran
Rasulullah dan ajaran Allah yang dibawa oleh beliau. Sebagian ulama juga berbeda
pendapat, mereka mengatakan bahwa sebelum masuk Islam, Abu Bakar telah
dikenal dengan sifatnya yang jujur dan dapat dipercaya. Bahkan orang-orang
Quraisy tidak meragukan lagi tentang apa yang disampaikan oleh Abu Bakar, oleh

3
sebab itu ia digelari dengan As Shiddiq. Pada masa jahiliyah beliau membenci
minuman khamr, beliau tergolong orang kaya raya. Abu Bakar pada masa mudanya
adalah seorang saudagar kaya, dia yang pertama kali masuk Islam dari kalangan
laki-laki dewasa dan setelah menjadi seorang muslim dia lebih memusatkan diri
dalam kegiatan dakwah Islamiyah bersama Rasulullah.

Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah SAW. yang telah menemani Rasulullah
sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk
Islam (Assabiqunal Awwalun). Allah telah mempersaksikan persahabatan
Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya:
“…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)

Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah
berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku).
Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan
meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan
kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari
kaum muslimin). (HR. Bukhari).

2.2. Masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

2.2.1. Awal Pemerintahan Abu Bakar

Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan


bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya,
banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan
menggantikan posisinya. Rasulullah telah berpulang ke sisi Allah pada 12
Rabiulawal tahun 11 Hijriah (3 Juni 632 M).Segera setelah kematiannya,
dilakukan musyawarah dikalangan para pemuka kaum Anshar dan

4
Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar
sebagai pemimpin baru umat islam atau khalifah islam.

Abu Bakar menerima jabatan Khalifah pada saat sejarah Islam dalam
keadaan krisis dan gawat. Yaitu timbulnya perpecahan, munculnya para
nabi palsu dan terjadinya berbagai pemberontakan yang mengancam
eksistensi negeri Islam yang masih baru. Memang pengangkatan Abu Bakar
berdasarkan keputusan bersama (musyawarah di balai Tsaqifah Bani
Sa’idah) akan tetapi yang menjadi sumber utama kekacauan ialah wafatnya
nabi dianggap sebagai terputusnya ikatan dengan Islam, bahkan dijadikan
persepsi bahwa Islam telah berakhir.

2.2.2. Perang Riddah.

Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam


persatuan dan stabilitas komunitas dan negara islam saat itu muncul.
Beberapa suku arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang
kepada Khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama islam secara utuh.
Beberapa yang lain kembali memeluk berhala. Suku-suku tersebut
mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen denan Nabi Muhammad dan
dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Dalam hal ini Abu
Bakar sangat di kenal dengan sebuah ungkapannya sekaligus yang menjadi
komitmennya: “Demi Allah jika mereka tidak mau membayar zakat dari
harta yang mampu mereka bayar, padahal (dahulu) mereka
membayarkannya kepada Rasulullah SAW. Maka niscaya aku akan
memerangi mereka”.

Gerakan riddat (gerakan belot agama), bermula menjelang Nabi


Muhammad jatuh sakit. Ketika tersiar berita kemangkatan Nabi
Muhammad, gerakan belot agama itu meluas di wilayah bagian tengah,
wilayah bagian timur, wilayah bagian selatan sampai ke Madinah Al-

5
Munawarah serta Makkah Al-Mukaramah itu sudah berada dalam keadaan
terkepung. Gerakan riddat itu bermula dengan kemunculan empat tokoh
yang mengaku dirinya Nabi, guna menyaingi Nabi Muhammad SAW. yaitu:
Musailamah, Tulaihah, Sajah, dan Aswad Al-Insa. Aswad Al-Insa adalah
oarang yang pertama kali mengaku sebagai nabi. Musailamah berasal dari
suku bangsa Bani Hanifah di Arabia Tengah, Tulaiha seorang kepala suku
Bani Asad, Sajah seorang wanita Kristen dari Bani Yarbu yang menikah
dengan Musailamah. Masing-masing orang tersebut berupaya meluaskan
pengikutnya dan membelakangi agama Islam.

Abu Bakar memandang gerakan murtad itu sebagai bahaya besar,


kemudian beliau menghimpun para prajurit Madinah dan membagi mereka
atas sebelas batalion dengan komando masing-masing panglima dan
ditugaskan keberbagai tempat di Arabia. Abu Bakar menginstruksikan agar
mengajak mereka kembali pada Islam, jika menolak maka harus perangi.
Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan
peperangan dan memepersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum
kafir yang lemah.

Beberapa dari suku itu tunduk tanpa peperangan. Sementara yang lainnya
tidak mau menyerah, bahkan mengobarkan api peperangan. Pecahlah
peperangan melawan mereka. Khalid bin Walid yang diberi tugas untuk
menundukan Tulaiha dalam perang Buzaka berhasil dengan cemerlang.
Sedangkan Musailamah seorang penuntut kenabian yang paling kuat. Abu
Bakar mengirim Ikrimah dan Surabil. Akan tetapi mereka gagal
menundukan Musailamah. kemudian Abu Bakar mengutus Khalid untuk
melawan nabi palsu dari Yaman itu. Dalam pertempuran itu Khalid dapat
mengahacurkan pasukan Musailamah dan membunuhnya dalam taman yang
berdinding tinggi, sehingga taman disebut “Taman Maut”.

6
2.2.3. Pengumpulan Ayat-ayat Al-Qur’an

Abu Bakar As Siddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis .


Atas saran dan usul dari Umar bin Khattab yang didukung oleh sahabat-
sahabat lain, Abu Bakar mengumpulkan ayat suci Al-Qur’an menjadi satu
naskah (30 juz) dan dikerjakan oleh Zaid bin Tsabit. Usul Umar itu atas
dasar pertimbangan para penghafal wahyu banyak yang gugur syahid di
medan pertempuran dalam memerangi kaum penyeleweng, tidak kurang
dari tujuh ratus orang penghafal Al-Qur’an gugur, wahyu yang ditulis pada
daun-daun, kayu-kayu, tulang,tulang mudah rusak. Apabila penghafal
wahyu dan tulisan itu rusak, dikhawatirkan kemurnian Al-Qur’an akan
hilang.

Abu Bakar As Siddiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk


mengumpulkan koleksi dari Al Qur’an. Setelah lengkap koleksi ini, yang
dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat
pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim
yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah,
anak dari Umar bin Khattab dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW.
Kemudian pada masa pemerintahan Ustman bin Affan koleksi ini menjadi
dasar penulisan teks al Qur’an hingga yang dikenal hingga saat ini

2.2.4. Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar.

Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah sebagaimana dijelaskan pada


peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah, merupakan bukti bahwa Abu Bakar
menjadi Khalifah bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi hasil dari
musyawarah mufakat umat Islam. Denga terpilihnya Abu Bakar menjadi
Khalifah, maka mulailah beliau menjalankan kekhalifahannya, baik sebagai
pemimpin umat maupun sebagai pemimpin pemerintahan. Adapun sistem
politik Islam pada masa Abu Bakar bersifat “sentral”, jadi kekuasaan
legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah, meskipun

7
demikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu mengajak
para sahabat untuk bermusyawarah.

Sedang kebijaksanaan politik yang dilakukan Abu Bakar dalam


mengemban kekhalifahannya yaitu:
1. Mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, untuk
memerangi kaum Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah,
ketika beliau masih hidup. Beberapa sahabat termasuk Umar bin Khattab
tidak setuju dengan kebijaksanaan Khalifah ini. Alasan mereka, karena
dalam negeri sendiri pada saat itu timbul gejala kemunafikan dan
kemurtadan yang merambah untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Tetapi Abu Bakar tetap mengirim pasukan Usamah untuk menyerbu
Romawi, sebab menurutnya hal itu merupakan perintah Nabi SAW.
Pengiriman pasukan Usamah ke Romawi di bumi Syam pada saat itu
merupakan langkah politik yang sangat strategis dan membawa dampak
positif bagi pemerintahan Islam, meskipun negara Islam dalam keadaan
tegang akan tetapi muncul interprestasi dipihak lawan, bahwa kekuatan
Islam cukup tangguh. Sehingga para pemberontak menjadi gentar,
disamping itu juga dapat mengalihkan perhatian umat Islam dari
perselisihan yang bersifat internal (Said bin al Qathani, 1994:166-167).
2. Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan. Hal ini disebabkan adanya
anggapan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka segala
perjanjian dengan Nabi menjadi terputus. Dalam menghadapi
kemunafikan dan kemurtadan ini, Abu Bakar tetap pada prinsipnya yaitu
memerangi mereka sampai tuntas.Adapun orang murtad pada waktu itu
ada dua yaitu :
 Mereka yang mengaku nabi dan pengikutnya, termasuk di dalamnya
orang yang meninggalkan sholat, zakat dan kembali melakukan
kebiasaan jahiliyah.
 Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui
kewajiban zakat dan mengeluarkannya.

8
Setelah menyelesaikan perang dalam negeri, barulah Abu bakar
mengirim kekuatan ke luar arabiah. Khalid bin walid dikirim ke irak dan
dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634M ke Syiriah dikirim ekspedisi
dibawah pimpinan 4 jendral yaitu Abu Ubaida, Amr ibn’Ash, yazid ibn Abi
Sufian dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan di pimpin oleh Usamah yang
masih berusia18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak untuk pergi ke Syiria.

2.2.5. Kebijakan Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

1. Pemerintahan berdasarkan musyawarah.


Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari
hukumnya dalam kitab Allah. Jika beliau tidak memperolehnya maka
beliau mempelajari bagaimana Rasul bertindak dalam suatu perkara. Dan
jika tidak ditemukannya apa yang dicari, beliaupun mengumpulkan
tokoh-tokoh yang terbaik dan mengajak mereka bermusyawarah. Apapun
yang diputuskan mereka setelah pembahasan, diskusi, dan penelitian,
beliaupun menjadikannya sebagai suatu keputusan dan suatu peraturan.

2. Amanat Baitul Mal.


Baitul Mal merupakan lembaga keuangan pertama yang ada pada
zaman Rasulullah walaupun keberadaan lembaga ini lebih populer saat
era Khulafaur Rasyidin. Lembaga ini pertama kali hanya berfungsi untuk
menyimpan harta kekayaan negara dari zakat, infak, sedekah, pajak dan
harta rampasan perang.
Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat
Allah dan masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak
mengizinkan pemasukan sesuatu kedalamnya dan pengeluaran sesuatu
darinya yang berlawanan dengan apa yang telah ditetapkan oleh syari’at.
Mereka mengharamkan tindakan penguasa yang menggunakan Baitul
Mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi.

9
3. Konsep pemerintahan
Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan
sendiri kepada rakyat banyak dalam sebuah pidatonya : “Wahai manusia!
Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik diantara kamu. Maka jikalau aku dapat
menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah (ikutilah) aku, tetapi
jika aku berlaku salah, maka luruskanlah ! orang yang kamu anggap
kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya.
Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku
dapat mengembalikan hak kepadanya. Maka hendaklah kamu taat
kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana
aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidaklah perlu
mentaatiku”.

4. Kekuasaan Undang-undang.
Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau diatas undang-
undang. Beliau juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu
kekuasaan yang lebih tinggi dari undang-undang. Dan mereka itu
dihadapan undang-undang adalah sama seperti rakyat yang lain, baik
kaum Muslim maupun non Muslim.

5. Sumber pendapatan negara


Secara umum, pendapatan negara pada masa khalifah Abu Bakar
Ash-Shiddiq tidak berbeda dengan pendapatan Negara di masa
Rasulullah. Hanya saja kondisi pemerintahan yang tidak stabil pada masa
itu, sehingga pendapatan negara yaitu:
 Zakat. Zakat merupakan kewajiban terhadap harta setiap muslim
yang telah mencapai nishab.
 Khumus. Khumus adalah seperlima dari harta rampasan perang
yang diperoleh oleh kaum muslimin dari musuh mereka.

10
Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Anfal/8: 1

“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.


Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab
itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara
sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-
orang yang beriman.”

 Jizyah. Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang non-muslim


khususnya ahli kitab, sebagai jaminan perlindungan jiwa, properti,
ibadah, bebas dari nilai-nilai dan tidak wajib militer.
 Kharaj. Kharaj adalah sejenis pajak yang dikenalkan pada tanah yang
terutama ditaklukkan oleh kekuatan senjata, terlepas dari apakah si
pemilik tanah itu seorang yang di bawah umur atau orang dewasa, budak
atau merdeka, muslim ataupun tidak beriman.

2.3. Wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam
selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H.
Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar
jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau
dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara
makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam
liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar,
Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun di
dalam pengembangan Islam, antara lain :
a. Perbaikan sosial (masyarakat), seperti memerangi kaum murtad, mengatasi
orang yang tidak mau membayar zakat, memberantas nabi-nabi palsu.
b. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam. Perluasan itu antara lain: ke
wilayah Irak dan Persia dipimpin oleh Khalid bin Walid, wilayah Syiria
dipimpin oleh Usamah bin Zaid, wilayah Palestina dipimpin oleh Amr bin
Ash, wilayah Roma dipimpin oleh Ubaidah bin Jarrah, wilayah Damaskus
dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, wilayah Yordania dipimpin oleh
Surahbin bin Hasanah.
c. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur’an
d. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
e. Meningkatkan kesejahteraan umat perbaikan sosial yang dilakukan Abu
Bakar, ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan
berhasilnya mengamankan Tanah Arab dari para penyelewengan (orang
murtad, nabi palsu dan orang yang enggan membayar zakat). Adapun usaha
yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu
Bakar melakukan perluasan wilayah luar jazirah Arab. Daerah yang dituju
adalah Iraq dan Syria yamg berbatasan langsung dengan wilayah kekuasan
Islam.

12
DAFTAR PUSTAKA

Burhannudin. (2012). Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Memenuhi


tugas, Universitas Islam Kalimantan, 2012) Diakses dari
https://fileburhan.wordpress.com/2012/07/05/makalah-kepemimpinan-abu-bakar-ash-
siddiq-by-burhannudin-fekon-uniska-bjm-2011/
Lusi dkk. (2019). Masa Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. (Institut Agama Islam
Negeri Surakarta, 2019). Diakses dari
https://www.coursehero.com/file/47425917/ABU-BAKAR-ASH-SHIDDIQ-
MAKALAH-BENAR-2doc/
Badi’, shaqqar, Abdul. Kepemimpinan Islami. 1970. Cet.II. Pustaka Progessif.
Surabaya.
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jilid 1. 1987. Pustaka Alhusna.
Jakarta.
Khalimatus Sa’diyah. (2015). Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar Bin
Khattab. Diakses dari http://khalimatussadiyah22.blogspot.com/2015/11/makalah-
kepemimpinan-abu-bakar-as_75.html
Makalah4you. (2011). Diakses pada 25 November 2022, dari
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/23/makalah-masa-khalifah-abu-bakar-dan-
umar-bin-khattab/
Suparjo Ramalan. (2021). Sumber Pendapatan Negara Pada Masa Khulafaur
Rasyidin.Diakses 26 November 2022 dari https://www.inews.id/finance/makro/sumber-
pendapatan-negara-pada-masa-khulafaur-rasyidin/2

13

Anda mungkin juga menyukai