Oleh:
Kelompok 5
FAKULTAS TEKNIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan
Nikmat Iman dan Islam. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan dan
ridha-Nya baik yang nampak maupun yang tersembunyi di masa lalu dan saat ini.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi-Nya dan Rosul-Nya,
Muhammad beserta para Sahabatnya yang menolong agama-Nya dengan usaha yang
sungguh-sungguh serta orang-orang yang mengikuti mereka yang mewarisi ilmu
mereka dan ulama itu pewaris para Nabi. Muliakanlah para ulama tersebut sebagai
pewaris dan yang diwarisi.
Selesainya makalah ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan dosen Bpk. Eko
Budianto, S.T.,M.T, serta keluarga yang selalu mendukung, serta kemajuan internet
yang sangat membantu untuk mencari bahan-bahan kuliah. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Semoga makalah ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya,
dan memberikan banyak manfaat kepada pembaca pada umumnya. Sesuai dengan sabda
rasulullah saw. “Sebaik-baik diantara manusia sekalian, ialah orang yang memberi
manfaat kepada orang lain”. Wallahua’lam.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Biografi Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq........................................................................3
2.2. Masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................4
2.3. Wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. status sebagai Rasulullah tidak dapat
diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau
yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang
itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala
kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan
yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah yang
menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah Islam
dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin affan,
dan Ali ibn Abi Thalib.
Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan
Islam sebagai institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masa tersebut.
Dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT. sehingga para pengganti
Nabi tidak memiliki fasilitas “ekstra” dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah
hukum baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.
Pada makalah ini ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Abu Bakar
yang dimulai sejak pengangkatanya sampai kontribusi-kontribusi yang telah
diberikanya untuk islam dan masyarakat.
1
1.2. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap Abu Bakar yaitu Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-
Qurasy al-Tamimi. Dan dikenal dengan Abd al-Ka’bah di masa Jahiliyah. Dia
dilahirkan di Makkah dua tahun setelah tahun gajah, berarti beliau lebih muda dua
tahun dari Rasulullah Saw. Abu Bakar merupakan sahabat terdekat Nabi
Muhammad SAW. beliau yang menemani Nabi berhijrah dari Makkah ke Madinah,
selain itu beliau juga merupakan mertua dari Nabi Muhammad SAW. karena Nabi
menikah dengan putri beliau yaitu Siti ‘Aisyah.
Beliau digelari dengan As Shiddiq dan Al-Atiq. Gelar Al-Atiq yang disandang
oleh Abu Bakar As Shiddiq memiliki beberapa pendapat dikalangan ulama.
Sebagian mereka mengatakan bahwa disandangkannya gelar tersebut karena
wajahnya yang atiq (cerah dan bersih) dan tidak akan tersentuh api neraka. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa ia digelari dengan Al-Atiq karena garis
keturunannya yang bersih dan tidak ada cacatnya. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa ibunya tidak memiliki seorang pun anak laki-laki. Ketika Abu Bakar As
Shiddiq dilahirkan, ibunya menghadap ke Ka’bah dan berkata, “Ya Allah
sesunggunya ini adalah Al-Atiq (pembebasan) dari kematian, maka anugrahkanlah
ia padaku”. Setelah Abu Bakar As Shiddiq besar, ia kemudian digelari dengan Al-
Atiq.
3
sebab itu ia digelari dengan As Shiddiq. Pada masa jahiliyah beliau membenci
minuman khamr, beliau tergolong orang kaya raya. Abu Bakar pada masa mudanya
adalah seorang saudagar kaya, dia yang pertama kali masuk Islam dari kalangan
laki-laki dewasa dan setelah menjadi seorang muslim dia lebih memusatkan diri
dalam kegiatan dakwah Islamiyah bersama Rasulullah.
Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah SAW. yang telah menemani Rasulullah
sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk
Islam (Assabiqunal Awwalun). Allah telah mempersaksikan persahabatan
Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya:
“…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah
berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku).
Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan
meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan
kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari
kaum muslimin). (HR. Bukhari).
4
Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar
sebagai pemimpin baru umat islam atau khalifah islam.
Abu Bakar menerima jabatan Khalifah pada saat sejarah Islam dalam
keadaan krisis dan gawat. Yaitu timbulnya perpecahan, munculnya para
nabi palsu dan terjadinya berbagai pemberontakan yang mengancam
eksistensi negeri Islam yang masih baru. Memang pengangkatan Abu Bakar
berdasarkan keputusan bersama (musyawarah di balai Tsaqifah Bani
Sa’idah) akan tetapi yang menjadi sumber utama kekacauan ialah wafatnya
nabi dianggap sebagai terputusnya ikatan dengan Islam, bahkan dijadikan
persepsi bahwa Islam telah berakhir.
5
Munawarah serta Makkah Al-Mukaramah itu sudah berada dalam keadaan
terkepung. Gerakan riddat itu bermula dengan kemunculan empat tokoh
yang mengaku dirinya Nabi, guna menyaingi Nabi Muhammad SAW. yaitu:
Musailamah, Tulaihah, Sajah, dan Aswad Al-Insa. Aswad Al-Insa adalah
oarang yang pertama kali mengaku sebagai nabi. Musailamah berasal dari
suku bangsa Bani Hanifah di Arabia Tengah, Tulaiha seorang kepala suku
Bani Asad, Sajah seorang wanita Kristen dari Bani Yarbu yang menikah
dengan Musailamah. Masing-masing orang tersebut berupaya meluaskan
pengikutnya dan membelakangi agama Islam.
Beberapa dari suku itu tunduk tanpa peperangan. Sementara yang lainnya
tidak mau menyerah, bahkan mengobarkan api peperangan. Pecahlah
peperangan melawan mereka. Khalid bin Walid yang diberi tugas untuk
menundukan Tulaiha dalam perang Buzaka berhasil dengan cemerlang.
Sedangkan Musailamah seorang penuntut kenabian yang paling kuat. Abu
Bakar mengirim Ikrimah dan Surabil. Akan tetapi mereka gagal
menundukan Musailamah. kemudian Abu Bakar mengutus Khalid untuk
melawan nabi palsu dari Yaman itu. Dalam pertempuran itu Khalid dapat
mengahacurkan pasukan Musailamah dan membunuhnya dalam taman yang
berdinding tinggi, sehingga taman disebut “Taman Maut”.
6
2.2.3. Pengumpulan Ayat-ayat Al-Qur’an
7
demikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu mengajak
para sahabat untuk bermusyawarah.
8
Setelah menyelesaikan perang dalam negeri, barulah Abu bakar
mengirim kekuatan ke luar arabiah. Khalid bin walid dikirim ke irak dan
dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634M ke Syiriah dikirim ekspedisi
dibawah pimpinan 4 jendral yaitu Abu Ubaida, Amr ibn’Ash, yazid ibn Abi
Sufian dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan di pimpin oleh Usamah yang
masih berusia18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak untuk pergi ke Syiria.
9
3. Konsep pemerintahan
Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan
sendiri kepada rakyat banyak dalam sebuah pidatonya : “Wahai manusia!
Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik diantara kamu. Maka jikalau aku dapat
menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah (ikutilah) aku, tetapi
jika aku berlaku salah, maka luruskanlah ! orang yang kamu anggap
kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya.
Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku
dapat mengembalikan hak kepadanya. Maka hendaklah kamu taat
kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana
aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidaklah perlu
mentaatiku”.
4. Kekuasaan Undang-undang.
Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau diatas undang-
undang. Beliau juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu
kekuasaan yang lebih tinggi dari undang-undang. Dan mereka itu
dihadapan undang-undang adalah sama seperti rakyat yang lain, baik
kaum Muslim maupun non Muslim.
10
Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Anfal/8: 1
Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam
selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H.
Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar
jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau
dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara
makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam
liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar,
Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun di
dalam pengembangan Islam, antara lain :
a. Perbaikan sosial (masyarakat), seperti memerangi kaum murtad, mengatasi
orang yang tidak mau membayar zakat, memberantas nabi-nabi palsu.
b. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam. Perluasan itu antara lain: ke
wilayah Irak dan Persia dipimpin oleh Khalid bin Walid, wilayah Syiria
dipimpin oleh Usamah bin Zaid, wilayah Palestina dipimpin oleh Amr bin
Ash, wilayah Roma dipimpin oleh Ubaidah bin Jarrah, wilayah Damaskus
dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, wilayah Yordania dipimpin oleh
Surahbin bin Hasanah.
c. Mengumpulkan ayat-ayat al Qur’an
d. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
e. Meningkatkan kesejahteraan umat perbaikan sosial yang dilakukan Abu
Bakar, ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan
berhasilnya mengamankan Tanah Arab dari para penyelewengan (orang
murtad, nabi palsu dan orang yang enggan membayar zakat). Adapun usaha
yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu
Bakar melakukan perluasan wilayah luar jazirah Arab. Daerah yang dituju
adalah Iraq dan Syria yamg berbatasan langsung dengan wilayah kekuasan
Islam.
12
DAFTAR PUSTAKA
13