Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa
kami bersyukur atas tersusunnya Makalah kami yang berjudul “Abu Bakar Ash Shiddiq”.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata pelajar Sejarah Kebudayaan Islam.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak- pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti saat
ini.
Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi
penyusun, teman-teman kelas dan juga semua pihak.

Kalabahi, 30 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Biografi Abu Bakar Shiddiq .......................................................................................... 2
B. Pengangkatan Abu Bakar Menjadi Khalifah (11-13 H/632-634 M) ............................. 5
C. Langkah-Langkah Kebijakan Khalifah Abu Bakar ....................................................... 5
D. Prestasi dan Pesan Abu Bakar ....................................................................................... 6
E. Wafatnya Abu Bakar ..................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni
632 M. Saat itu, Beliau berumur 63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan
umat Islam sempat kacau. Hal itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon
penggantinya secara pasti, dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai
pengganti nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang berhak menggantikan posisi Nabi
Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa kaum Muhajirin adalah orang-
orang pertama yang menerima islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad SAW. Untuk
itu, kaum muhajirin mengusulkan Abu Bakar AshSidiq sebagai pengganti Nabi SAW.
Mereka memperkuat usul itu denga kenyataan bahwa Abu Bakar Ash Shidiq adalah orang
yng menggantikan Nabi SAW menjadi imam sholat ketika beliau sakit.
Di pihak lain, kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat
menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa islam
dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi hijrah ke Madinah dan
mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum anshar kemudian mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
sebagai pengganti.
Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan secara
damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya, Umar
menegaskan bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal Rosulullah orang-
orang Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima kedua belah pihak akhirnya, Umah bin Khatab
membaiat Abu Bakar Ash Shidiq menjadi khalifah dan diikuti oleh Sa’ad bin Ubadah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan Abu Bakar?
2. Bagaimana pengangkatan ke khalifahan Abu Bakar?
3. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar Ash Sidiq?
4. Apa saja prestasi dan pesan Abu Bakar Ash Shidiq?
5. Wafatnya Abu Bakar Ash Shidiq?
 
 
 
 

iv
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Abu Bakar Shiddiq


Sebelum memeluk aga islam beliau bernama Abdul Ka’bah dan setelah memeluk islam
namanya di ganti oleh Rosululloh SAW menjadi Abdullah ibnu Abi Quhafah At-Tamim.
Panggilan Abu Bakar Shidiq ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya
bapak, “Bakar” artinya dengan segera (beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam
dengan segera, mendahului yang lain). Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat
membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang
dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Beliau lahir pada tahun 568
M sebelum hijrah, ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma
Ummul Khair.
Abu Bakar berasal dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. Abu Bakar itu tidak terbatas
hanya pada kabilahnya saja seperti yang sudah kami sebutkan sebutkan, tetapi mereka
memulai juga dengan menyebut namanya dan nama kedua orang tuanya. Lalu melangkah ke
masa anak-anak, masa muda dan masa remaja, sampai apa yang dikerjakannya. Disebutkan
bahwa namanya Abdullah Abi Quhafah, dan Abu Quhafah ini pun nama sebenarnya Usman
bin Amir, dan ibunya, Ummul Khair, sebenarnya Salma bint Sakhr bin Amir.
Sekalipun keluarga Abu Bakar berdiam pada bagian bawah kota Mekkah yang bernama
Masfalah, (bekas rumah kediamannya itu sekarang ini dijadikan sebuah mesjid kecil dan
dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun Kelima ke Tanah Suci), dan
keluarga Muhammad berdiam pada bagian atas kota Mekkah yang dewasa ini dipanggilkan
dengan Syiab-Ali , (bekas rumah kelahiran Nabi Muahmmad itu sekarang ini dijadikan
Gedung Perpustakaan dan dapat dikunjungi oleh setiap orang yang menunaikan Rukun
Kelima Ke Tanah Suci), akan tetapi antara kedua anak muda itu semenjak kecilnya terikat
persahabatan yang akrab.
Dan ada juga yang mengatakan Abu Bakar tadinya bernama Atiq, karena dari pihak
ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. Lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan
anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah.
Sesudah Abu Bakar hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq , seolah ia telah dibebaskan
dari maut.

v
Tetapi sumber-sumber itu lebih jauh menyebutkan bahwa Atiq itu bukan namanya,
melainkan suatu julukan karena warna kulitnya yang putih. Sumber yang lain lagi malah
menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai; mengapa Abu Bakar diberi nama Atiq
ia menjawab: Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya: Ini yang dibebaskan Allah dari
neraka; atau karena suatu hari Abu Bakar datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah
berkata: Barang siapa yang ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini.
Perjuangan Abu Bakar Ash Shiddiq
Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Mekah. Lepas masa anak-
anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat
sukses. Usaha dagangannya berkembang pesat dan dengan sendirinya ia memperoleh laba
yang cukup besar. Kejujuran dan kesucian hatinya membuat ia selalu berhasil dalam
berdagang.
Keberhasilannya dalam perdagangan itu mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan
wataknya. Berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip
dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak
jelas, begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah Ummulmukminin.
Tentang pribadinya, Abu Bakar, terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia, jujur,
cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani, tetapi beliau terkenal pula sebagai orang yang
rendah hati pemaaf dan dermawan.
Pada masa jahiliyyah, Abu Bakar adalah seorang saudagar kaya. Ia sering melakukan
perjalanan perdagangan untuk menjaja barang dagangannya. Dalam pekerjaannya sebagai
saudagar, ia selalu jujur sehingga banyak keuntungan yang diperolehnya karena percaya
dengan timbangan yang dilakukannya. Kejujuran ini terus terbawa sampai ia masuk Islam dan
selalu mendampingi Nabi Muhammad saat suka dan duka.
Beliau mempunyai kekayaan yang besar sebelum dia masuk Islam, tetapi setelah ia
menyatakan sebagai pengikut setia Nabi Muhammad SAW, dan ikut hijrah ke Madinah, harta
kekayaannya tinggal sedikit. Hal ini disebabkan karena setiap dia melihat adanya
penganiayaan seorang hamba sahaya, ia beli kemudian dibebaskannya.
Oleh karena semua itu, bukan saja ia laki-laki dewasa yang pertama masuk Islam, tetapi
juga orang yang paling banyak berkorban, paling teguh, di samping orang yang tenang dan
patuh di antara para sahabat Nabi yang lain.
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga
mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih
memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka
yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih
dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya.
Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari
tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.

vi
Membela dan melindungi Rasulullah
Ketika agama Islam yang dibawa Rasulullah belum banyak pengikutnya, masyarakat kafir
Quraisy dengan segala cara menghalang-halangi dakwah yang disamaikan rasulullah. Bahkan
seringkali orang-orang kafir Quraisy menggunkan cara-cara kekerasan untuk melawan
Rasulullah dan pengikutnya.
Abu Bakar Shidiq dipilih oleh Nabi Muhammad menjadi sahabat dalam perjalanan
menuju Madinah ketika hijrah. Peran yang dimainkan Abu Bakar Siddiq ini ketika di Mekah
sangat besar sekali. Di bidang materi, segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk
perjuangan dan kejayaan Islam, dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
SAW. Abu Bakar selalu mendampingi Nabi dalam saat suka dan duka.
Beberapa contoh peristiwa yang memperlihatkan betapa Abu Bakar sangat membela dan
melindungi Rasulullah, yakni:
Pengorbanan dan jasanya ketika berdakwah di Mekah besar sekali. Ia berusaha
melindungi Nabi Muhammad ketika banyak orang kafir Quraisy mengejek dan menganggap
Nabi Muhammad orang tak waras. Dialah yang memberikan perlindungan Nabi saat
mendapat kejaran para pemuda kafir Quraisy yang berusaha mengejar Nabi waktu perjalanan
ke Madinah.
Pada waktu Rasulullah sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba seorang kafir quraisy yang
bernama Uqbah bin abi Muaith menjerat leher rasulullah. Melihat rasulullah dalam keadaan
bahaya,Abu Bakar langsung mendekati Uqbah dan membantingnya, sehingga rasulullah
selamat tanpa cidera.
Pada waktu peristiwa Isra’ Mi’raj orang-orang kafir quraisy menentang apa yang
diceritakan oleh Rasulullah, diantara kaum Quraisy yang termasuk golongan awal yang
mempercayai certa tentang Isra’ Mi’raj adalah Abu Bakar.
Pada waktu menghadapi perang badar yaitu: perang pertama antara kaum muslimin
dengan kafir Quraisy, Abu Bakar lah yang pertama menjawab pertanyaan Rasulullah tentang
kesiapan pasukan kaum muslimin. Abu Bakar menjawab siap membela islam dan Rasulullah
SAW. Jawaban Abu Bakar menjadi pemicu semangat para sahabat lainnya, baik dari Anshar
maupun Muhajirin.[4]
Ketika berada di Madinah, Abu Bakar juga selalu mendampingi Nabi Muhammad dan
berusaha membantu Nabi dalam proses penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat
Madinah, yang terdiri dari masyarakat yang beragama Yahudi, Nashrani dan penganut
kepercayaan lainnya.
Peran Abu Bakar ketika di Madinah ialah, beliau selalu ikut bersama Rasulullah
berperang melawan kekuatan yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW antara lain
dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khandak, dan peperangan-peperangan lainnya
pada waktu itu.

vii
Demikian setianya Abu Bakar kepada Nabi dan agama Islam, sehingga seluruh kekuatan
yang dimilikinya semua dikerahkan untuk kepentingan dan kejayaan Islam. Ini tidak hanya
ketika ia berada di kota Mekah, tetapi juga pada periode Madinah. jasa beliau sangat dalam
upaya pengembangan ajaran Islam di kota Madinah,terlebih saat ia terpilih sebagai seorang
khalifah rasyidah yang pertama, yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad sebagai
pemimpin umat Islam.
B. Pengangkatan Abu Bakar Menjadi Khalifah (11-13 H/632-634 M)
Sesudah Rasulullah wafat, kaum Anshor menghendaki agar orang yang akan jadi
Khalifah dipilih dari antara mereka. Dalam pada itu Ali ibnu Abi Thalib menginginkan agar
beliaulah yang diangkat menjadi khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam,
apalagi beliau adalah menantu dan karib Nabi. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum
Muslimin menghendaki Abu Bakar, maka dipilihlah beliau jadi khalifah.
Orang-orangyang tadinya ragu-ragu untuk memberikan bai’ah kepada Abu Bakar, di kala
golongan terbanyak dari kaum Muslimin telah membai’ahnya segera pula memberikan
bai’ahnya.
Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu
dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Di bawah ini kita kutip beberapa
prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata : “Wahai
manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang
yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutlah aku,
tetapi aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang
lemah, hingga aku dapat mengambil hak dari padanya, sedang orang yang kamu pandang
lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya. Hendaklah
kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila mana aku tiada
menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku”.
C. Langkah-Langkah Kebijakan Khalifah Abu Bakar
Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan
tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya
penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan
bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan
karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh
perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah
perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip
keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat
tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka. Berikut
langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh khalifah Abu Bakar, yaitu:
1. Menghadapi gerakan Riddah (pindah agama)
Dapat digolongkan menjadi 3 kelompok:

viii
Orang-orang murtad.
Orang yang tidak mau membayar zakat.
Orang yang mengaku sebagai nabi palsu.
Orang yang mengaku sebagai nabi palsu diantaranya yaitu Thulaihah Al-Asadi,
Musailamah Al Kadzab, dan Aswad Al ausi. Setelah peperangan antara pasukan abu Bakar
dengan Thulaihah Al-Asadi menang,akhirnya Tulaihah masuk Islam kembali.
Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar
tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, ataui masuk Islam karena terpaksa.
Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena
mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi
Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara
agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat
lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula.
Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang
banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain.
Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah
Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat.
Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari
terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan
mereka sebenarnya.Namun setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani
menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu.
Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para
sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua
golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah,
sampai mereka mau kembali kepada kebenaran.
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan
Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan
pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara
sahabat yang hafal Al-Qur’an (Qori) karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut.
Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa
cemas karena mungkin makin bertambahnya para Qori yang tewas akan menghilangkan
sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar
untuk membukukan Al-Qur’an.Abu Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut,
karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju
dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya.
D. Prestasi dan Pesan Abu Bakar
Sifat yang dimiliki Abu Bakar. Khalifah Abu Bakar memiliki akhlak yang mulia dan
terpuji. Sifat lain yang dimilikinya antara lain:

ix
 kemauan dan pendiriannya kuat.
 Hatinya kuat mendukung Islam.
 Jujur dan amanah.
 Pemaaf dan dermawan.
 Percaya pada diri sendiri.
 Hemat.
Prestasi/ jasa Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya.
Bukankah ini merupakan salah satu keajaiban sejarah?! Dalam jangka waktu dua tahun
tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa
bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua
imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya.
Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad
sesudahnya. (Abu Bakar muhammd haikal husain hal 341)
Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an.
Lembaran tersebut banyak yang disimpan oleh para sahabat. Banyak diantara lembaran itu
berupa kulit kayu, tulang belulang, dan ada juga para sahabat yang menuliskan diatas batu.
Karena banyak orang yang hafal al Qur’an meninggal dunia saat peperangan maka Umar bin
khatab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan mushaf alQur’an. Kemudian
dibntuklah panitia penghimpun mushaf al Quran yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Setelah
terkumpul lalu disimpannya di rumah Hafsah binti Umar bin Khatab.
Adapun jasa yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah:
 Perbaikan sosial (masyarakat).
 Perluasan dan penyebaran agama Islam
 Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
 Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi.
 Adapun pesan-pesan yang disampaikan oleh Abu Bakar adalah sebagai berikut.
 Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara yaitu:
 Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa.
 Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat.
 Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amal soleh.
 Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah La ilaha illallah Muhammadur
Rasulullah.
 Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin.

x
Sesungguhnya iblis itu berdiri di hadapanmu, nafsu di sebelah kananmu, dunia di
belakangmu, anggota di sekelilingmu dan Allah juga bersamamu. Iblis yang dilaknat
menyuruhmu meninggalkan agama. Nafsu menyuruhmu berbuat maksiat. Keinginan hawa
nafsu menyerumu ke arah syahwat. Dunia menyeru supaya memilihnya daripada Akhirat.
Anggotamu menyerumu berbuat dosa. Allah menyerumu ke Syurga dan keampunan-Nya.
Siapa yang menyahut seruan iblis terkeluarlah agamanya. Siapa yang menyahut seruan nafsu
terkeluar rohnya (roh kemanusiaan). Siapa yang menyahut seruan syahwat, terkeluar akalnya.
Siapa yang menyahut seruan anggota, terkeluarlah Syurganya. Siapa yang menyahut seruan
Allah, terkeluarlah kejahatannya dan memperolehi segala kebaikan.
Sayidina Abu Bakar berkata: Terdapat delapan perkara yang menjadi perhiasan, kepada
delapan perkara:
 Menjaga perkara yang haram.
 Perhiasan kepada fakir.
 Syukur perhiasan kepada nikmat.
 Sabar perhiasan kepada bala.
 Tawaduk perhiasan kepada kemuliaan.
 Berlemah lembut perhiasan kepada ilmu.
 Merendah diri perhiasan kepada orang yang bercakap.
 Meninggalkan riya  perhiasan kepada kebaikan.
 Khusyuk perhiasan kepada sembahyang.
Sesungguhnya hamba itu apabila datang ujub dengan sesuatu dari perhiasan dunia
nescaya Allah memurkainya hingga dia menceraikan perhiasan itu. Moga-moga aku jadi
pokok kayu dicantas kemudian dimakan.
Dia berkata kepada para Sahabat: Sesungguhnya aku telah mengendalikan urusan kamu,
tetapi bukanlah aku ini orang yang paling baik di kalangan kamu maka tolonglah aku, kalau
aku berlaku lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng betulkan aku.
E. Wafatnya Abu Bakar
Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15
hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun
3 bulan 11 hari.
Dalam masa yang singkat itu Abu Bakar telah menghadapi saat-saat yang amat penting.
Dapat kita katakan bahwa pada permulaan saat-saat yang amat penting itu Abu Bakar adalah
berdiri sendiri, kemudian berkat iman dan keyakinannya yang kuat, maka kaum Muslimin
lekas juga menyokong dan mendukung pendapat dan buah pikirannya.

xi
Dalam keadaan yang demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin
menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan waham, malah beliau dapat pula
mengerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisrah (raja Persia) dan Kaisar (raja
Romawi). Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi di masa permulaan Islam, maka nama
Abu Bakar selalu kelihatan dengan jelas di dalamnya. Semoga Allah yang Maha Kuasa
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada arwah beliau.Beliau telah mencerminkan
seluruh nilai-nilai dan norma-norma keislaman yang tinggi dan murni.
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Nama Abu Bakar aslinya adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi. Di masa
jahiliyah bernama Abdul Ka’bah. Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq artinya yang amat
membenarkan. Diberikan gelar itu karena Abu Bakar selalu membenarkan apa yang diajarkan
Rasulullah saw. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah merupakan hasil musyawarah antara
kaum muhajirin dan Anshar.
Abu Bakar menghadapi kaum riddah:
 Orang-orang murtad.
 Orang yang tidak mau membayar zakat.
 Orang yang mengaku sebagai nabi palsu.
Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi:
 Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid.
 Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash,
Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil.
 Jasa besar yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah pengumpulan mushaf Al Qur’an.
Khalifah Abu Bakar ra. Meniggal dunia, senin, 23 agustus 634 M setelah lebih kurang 15
hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun
3 bulan 11 hari.
B. Saran

xii
Makalah Pendidikan Sejarah Perkembangan Islam ini diharapkan menjadi masukan dan
bahan tambahan dalam memahami sejarah seluk beluk tenteng Abu Bakar As Siddiq.  Penulis
juga mengharapkan makalah ini dapat dikembangkan oleh para pembaca.

 
 
 
 
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA
 
Ishaq, Rusli dan Suryantara, Bahroin. 2008. Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan
Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Tim Bina Karya Guru. 2008. Bina Sejarah Kebudayaan Islam: untuk madrasah Ibtidaiyah kelas
VI. (Jakarta: Erlangga).
http://imsakjakarta.wordpress.com/2010/11/09/kepemimpinan-dakwah-abu-bakar-as-shidiq/

xiii
MAKALAH

Tentang

ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

Disusun Oleh :

Kelompok 1

NAMA : 1. ASY SYIFAH R. ULUMANDO

xiv
2. JUNIATI NURAWE
3. NURSAFIKA SULAIMAN
4. ALMUBAROK TOLANG
5. NASRIL LANGKO
6. MUHAMMAD NAZRIL KARI
7. FATHUL MAULA KARIM
8. NURAINI KALAKE
KELAS : VII D
MAPEL : SKI

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 01 ALOR


2023

xv

Anda mungkin juga menyukai