Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt, yang telah memberi nikmat, rahmat,dan petunjuk sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul “Masa Khulafa’al-Rasyidun: Abu Bakar Ash-Siddiq”.

Semoga dengan makalah ini dapat memberikan ilmu kepada semua pihak baik pembaca maupun
penyusun makalah ini.

Disadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan sebelumnya kami ucapkan terima
kasih.

Kendari, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

A. Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq r.a................................................................................................ 2

1) Riwayat Singkat Abu Bakar ash-Shiddiq

r.a...................................................................................................................................... 2

2) Ciri Fisik dan Karakter Akhlak Abu Bakar ash-


Shiddiq............................................................................................................................... 2

B. Faktor-Faktor Terpilihnya Abu Bakar Menjadi Khalifah................................................................ 3

C. Menyelamatkan Islam Dari Bahaya Besar..................................................................................... 4

D. Akhir Pemerintahan....................................................................................................................... 6

1. Awal Sakitnya.................................................................................................................... 6

2. Wasiat Abu Bakar.............................................................................................................. 6

3. Wafatnya Abu Bakar.......................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................... 8

Kesimpulan...................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abu Bakar adalah khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah, beliau menggantikan Rasul sebagai
pemimpin umat Islam bukan sebagai pengganti ke-Rasulannya. Abu bakar adalah seorang sahabat yang
sangat dekat dengan Rasulullah, sehingga semua yang disampaikan Rasulullah selalu dibenarkan oleh
Abu Bakar secara tegas dan mantap tanpa keragu-raguan. Abu Bakar juga senantiasa menemani
Rasulullah dalam berdakwah dan membantu segala keperluan dalam berdakwah.

Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar memiliki tanggung jawab besar dalam menyelamatkan Islam
sepeninggal Rasulullah. Yang mana sepeninggal Rasulullah banyak umat yang melenceng dari ajaran
yang telah diajarkan Rasulullah sebelumnya. Abu bakar juga meneruskan perjuangan Rasulullah dalam
menegakkan panji-panji Islam.

B. Rumusan Masalah

Siapakah Abu Bakar ash-Siddiq?

Apa saja yang menjadi faktor terpilihnya Abu Bakar ash-Siddiq menjadi khalifah pertama?

Bagaimana peran Abu Bakar menyelamatkan Islam dalam kedudukannya sebagai khalifah?

C. Tujuan Penulisan

Mengacu pada rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini,
antara lain:

1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahannya

2. Untuk mengetahui pencapaian-pencapaian dalam pemerintahan Abu Bakar Ash-Siddiq


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a

1. Riwayat Singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash Shiddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah.1 Dia merupakan
khalifah pertama dari Khulafa'ur Rasyidun, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk
di antara orang-orang yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun).

Nama aslinya adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah
bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Rasulullah pada
kakeknya, Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.2

Dan Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Berarti
ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.3

Abu bakar kecil bernama Abdul Ka’bah. Dan gelar Abu bakar diberikan oleh Rasulullah karena ia
orang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar Ash-Shiddiq yang berarti “amat membenarkan”
adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera membenarkan Rasulullah SAW dalam
berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra’ Mi’raj.4

2. Ciri Fisik Dan Karakter Akhlak Abu Bakar Ash-Shiddiq

Aisyah r.a. menerangkan ciri fisik bapaknya dengan mengatakan, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis
kedua pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya selalu melorot dari pinggangnya), wajahnya selalu
berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, memiliki urat tangan yang tampak menonjol, dan selalu
mewarnai jenggotnya dengan memakai daun pacar (hinai) maupun daun pohon al-Katm.” Begitulah
karakter fisik beliau.5

Sedangkan karakter akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian,
selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, murah hati, penyabar, memiliki azimah
(keinginan kuat), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan (nasab) Arab dan berita-berita tentang
mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari
segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta
lembut dan ramah.6
B. Faktor-faktor Terpilihnya Abu Bakar Menjadi Khalifah

Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di
Muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini.
Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa (merit), mereka mengajukan calon Sa’ad ibn Ubadah.
Kaum Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan calon Abu Ubaidah ibnu
Jarrah. Sementara itu dari Ahlul Bait menginginkan agar Ali ibn Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar
kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan karib Nabi. Hampir saja perpecahan terjadi
bahkan adu fisik. Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh
jamaah kaum muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.7

Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskannya
siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Inilah kutipan beberapa prinsip-prinsip yang diucapkan
dalam pidatonya, antara lain beliau berkata : “ Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk
mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku
menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang
yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak daripadanya, sedang
orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya
kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi
bilamana aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku.”8

Adapun faktor-faktor terpilihnya Abu Bakar antara lain:

a) Menurut pendapat umum yang ada pada zaman itu, seorang khalifah (pemimpin)
haruslah berasal dari suku Quraisy; pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi
Muhammad SAW yang berbunyi "al-aimmah min Quraisy" (kepemimpinan itu di tangan
orang Quraisy).

b) Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai khalifah karena
beberapa keutamaan yang dimilikinya, antara ia adalah laki-laki dewasa pertama yang
memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW pada saat hijrah dari
Makkah ke Madinah dan ketika bersembunyi di Gua Tsur, ia yang ditunjuk oleh
Rasulullah SAW untuk mengimami shalat pada saat beliau sedang uzur, dan ia keturunan
bangsawan, cerdas, dan berakhlak mulia.

c) Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, baik dalam bidang agama maupun
kekeluargaan. Beliau seorang dermawan yang mendermakan hartanya untuk
kepentingan Islam.9
C. Menyelamatkan Islam Dari Bahaya Besar

Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat sepeninggal
Muhammad saw. Ia bermusyawarah dengan para sahabat untuk menentukan tindakan yang harus
diambil dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Meski terjadi perbedaan pendapat
tentang tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi kesulitan yang memuncak tersebut, kelihatan
kebesaran jiwa dan ketabahan hatinya. Seraya bersumpah dengan tegas ia menyatakan akan memerangi
semua golongan yang menyimpang dari kebenaran (orang-orang murtad, tidak mau membayar zakat,
dan mengaku diri sebagai nabi), sehingga semuanya kembali ke jalan yang benar atau harus gugur
sebagai syahid dalam memperjuangkan kemuliaan agama Allah.10

Dalam memerangi kemurtadan, Abu Bakar membentuk sebelas pasukan, yang masing-masing dipimpin
oleh Khalid ibnu Walid, Amr bin ‘Ash dan lain-lain. Sebelum pasukan dikirim ke daerah yang dituju,
terlebih dahulu dikirim surat yang menyeru agar kembali kepada ajaran Islam, namun tidak
mendapatkan sambutan. Terpaksa pasukan dikirimkan dan membawa hasil yang gemilang.11Adapun
orang-orang yang mengaku dirinya jadi nabi antara lain al-Aswad al-‘Ansi di Yaman, Thulaihah bin
Khuwailid dari Bani Asad, dan yang paling berbahaya adalah Musailimah al-Kazzab dari Bani Hanifah di
Yamamah serta istrinya Sajah dari Bani Tamim.12

Adapun orang-orang yang tidak mau membayar zakat di antaranya ada yang semata-mata karena
kedegilannya. Orang-orang ini memandang zakat suatu pajak yang dipaksakan, karena itu mereka tidak
mau mematuhinya. Adapun mereka salah dalam memahami Qs. At-Taubah: 103, mereka mengira hanya
nabi Muhammad yang berhak memungut zakat, karena beliaulah yang disuruh mengambil zakat pada
ayat tersebut.13

Selain itu Abu Bakar juga melakukan ekspansi wilayah ke Persia dan Rumawi. Minat kaum
muslimin untuk memerangi bangsa Rumawi lebih besar dari minat mereka untuk memerangi bangsa
Persia. Hal ini disebabkan karena gangguan bangsa Rumawi terhadap kaum Muslimin lebih besar dari
pada gangguan bangsa Persia. Lagi pula negeri Syam, Mesir, dan Palestina adalah merupakan negara-
negara jajahan bangsa Rumawi, yang semiang kalam pun tiada menaruh keikhlasan terhadap bangsa
Rumawi itu.14

Abu Bakar mengirim balatentara Islam ke Persia di bawah pimpinan Khalid ibnu Walid dibantu
oleh al-Mutsanna ibnu Haritsah, Lasykar ini dapat mengalahkan kerajaan Manadzirah dan menduduki
kota Hirah dan Anbar. Setelah kota Hirah dan Anbar diduduki, lasykar Islam mara ke pedalaman Persia.
Tetapi, balatentara yang dikirim oleh Abu Bakar memerangi bangsa Rumawi mengalami kesulitan,
sehingga Abu Bakar memerintahkan Khalid ibnu Walid untuk berangkat ke negeri Rumawi.15

Abu Bakar sendiri mengumpulkan balatentara yang besar jumlahnya untuk dikirim ke negara
Rumawi. Lasykar ini dibagi Abu Bakar atas empat pasukan, yaitu:16
1. Satu pasukan dipimpin oleh Abu ‘Ubaidah ibnu Jarrah yang pernah diberi julukan oleh Nabi:
“Aminul Ummah” (kepercayaan umat). Pasukan ini dikirim ke Himsh. Abu ‘Ubaidah juga diberi
tugas sebagai Pemegang pimpinan tertinggi dari keempat pasukan ini.

2. Satu pasukan di bawah pimpinan Yazid ibnu Abi Sufyan, dikirim ke Damaskus.

3.Satu pasukan dipimpin oleh ‘Amr ibnul Ash dikirim ke Palestina.

4. Satu pasukan di bawah pimpinan Syurahbil ibnu Hasanah dikirim ke lembah Jurdania.

Mulanya lasykar yang ke Syam itu semuanya berjumlah 12.000 orang, tetapi kemudian
ditambah sampai menjadi 24.000 orang.17

Demikianlah jasa-jasa yang dilakukan khalifah Abu Bakar semasa kepemimpinannya, yang
kemudian akan diteruskan oleh khalifah Umar bin Khattab.

D. Akhir Pemerintahan

1. Awal Sakitnya

Pemerasan tenaga dan usianyalah yang telah mempercepat kematian khalifah Rasulullah saw yang
pertama. Disebutkan bahwa sakit dan wafatnya disebabkan oleh ulah orang-orang yahudi yang
memasukkan racun ke dalam makanan yang ia santap bersama kawannya, Attab bin Usaid. Al-Harits bin
Kaldah juga memakannya namun hanya sedikit, kemudian berhenti. Racun ini bereaksi dalam waktu
yang lama, dapat mematikan dengan selang waktu satu tahun sejak dimakan. Ternyata Attab wafat di
Makkah bersamaan harinya dengan Abu Bakar di Madinah. Riwayat ini sanadnya tidak kuat.18

Riwayat yang kuat mengenai sakit dan wafat Abu Bakar bersandar pada putrinya, Aisyah Ummul
Mukminin. Putra Abdurrahman berkata, “penyebab sakitnya Abu Bakar adalah dia mandi malam pada
musim dingin. Setelah itu ia menderita demam dan panas selama 15 hari. Ia tidak keluar untuk menjadi
imam dan menyuruh Umar bin Khatab untuk menggantikannya.”19

2. Wasiat Abu Bakar

a. Menunjuk Umar melanjutkan tampuk pemerintahan.

b. Menyedekahkan seperlima dari hartanya.

c. Kepada Aisyah, Abu Bakar mewasiatkan agar memberikan hewan ternak yang banyak susunya
serta ash-Shaiqal budak yang selalu membantu kaum Muslimin kepada Umar.
3. Wafatnya Abu Bakar

Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya, “Maukah Anda jika kami carikan
seorang tabib atau dokter?” Maka spontan dia menjawab, “Dia telah melihatku (maksudnya Allah) dan
Dia berkata,”Sesungguhnya Aku akan berbuat apa-apa yang Kukehendaki.”20

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pada hari senin di malam hari, ada
yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu
tepatnya delapan hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami
sakit selama 15 hari. Beliau wafat pada usia 63 tahun, persis dengan usia Nabi saw. Ia memegang
kepemimpinan selama dua tahun tiga bulan.21 Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada arwah beliau.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Abu Bakar telah menumpas gerakan riddah serta pemberontakan bangsa Arab yang timbul saat
Rasulullah SAW wafat, hingga sempat menegangkan seluruh negara Arab. Ia juga membuka Irak.
Pasukannya hampir memasuki ibu kotanya, al-Madain. Di samping itu, ia juga menyerbu Syam.
Kemenangan selalu membuntutinya, sehingga benderanya dapat berkibar di Damaskus. Dialah yang
menegakkan pemerintahan di negerinya atas dasar syura. Dia pula yang telah mengumpulkan kitab Allah
SWT. Ia juga telah merampungkan pekerjaan besar, yakni menjaga agama yang suci di tempat
diturunkannya. Ia pun siap membentuk Khilafah Islamiyah serta menyebarkan agama yang suci di
dalamnya. Akhirnya, ia menegakkan hukum bersama rakyatnya berdasarkan landasan yang kuat, yakni
kesadaran dan keadilan. Semua itu ia lakukan selama dua tahun tiga bulan.
Daftar Pustaka

Fu’adi,Imam . Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta: Teras. 2011

http://fadhilah-ms3.blogspot.co.id/2014/05/islam-periode-khalifah-abu-bakar.html, diakses pada hari


Sabtu 07 November 2015, pukul 10.23

Katsir, Al-Hafizh Ibnu. Tartib Wa Tahzib Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah. Jakarta: Darul Haq, 2012

Maryam, Siti,dkk. Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Lesfi. 2002

Haikal, Muhammad Husain, Khalifah Rasulullah Abu Bakar Ash-Shiddiq (Diterjemahkan Abdulkadir
Mahdami). Solo: CV.Pustaka Mantiq, 1994)

Syalabi, A. Sejarah Kebudayaan Islam, Jilid I, (Diterjemahkan Muchtar Yahya). Jakarta: Pustaka al-Husna.
2007

Anda mungkin juga menyukai