Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“Nabi Muhammad SAW suri tauladan yang baik”

Disusun oleh:
Cahya Wafa Nabilah
XII-IPA

Jalan. Raya Pondok Aren – Jombang No. 15, Pondok Kacang Timur  
Kota Tangerang Selatan – Banten 15226 
Tahun 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Nabi Muhammad SAW suri tauladan yang baik". Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami selesaikan inj jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih karena telah menyempatkan waktunya untuk membaca
makalah yang kami buat, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca.

Tangerang Selatan, 14 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................................4
A.    Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C.    Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
A.    Riwayat baginda Rasulullah S.A.W...............................................................................................5
B. Sifat – Sifat Rasulullah SAW.............................................................................................................6
C. Akhlak Rasulullah saw................................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...............................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dalam sejarah peradaban Islam tidak dapat dipisahkan dari sejarah seorang
tokoh agung yang dilahirkan dalam lingkungan masyarakat jahiliah dan panganis di
Jazirah Arab. Dia adalah Muhammad bin ‘Abdullah, rasul terakhir dan penutup para
nabi. Perjalanan kehidupannya adalah sebuah sejarah kepemimpinan yang sangat
penting bagi umat manusia, Suri teladan yang ada pada diri Rasulullah S.A.W yang
menjadi panutan umat islam. Sebagaimana firman allah : “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah (Q.S. Al-Ahzab : 21)”. Suri teladan yang ada pada diri Rasulullah S.A.W tidak akan
bisa kita ketahui pada zaman sekarang tanpa kita mengetahui dan mempelajari
sejarah-Nya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah menerapkan akhlak atau suri teladan rasulullah kedalam jiwa
manusia?

C.    Tujuan Penulisan Makalah


a. Agar kita bisa mencontoh karakter Rasulullah S.AW.
b. Supaya anak – anak kita atau generasi yang akan datang bisa memahami karakter
Rasulullah S.A.W.
c. Supaya kita tahu peran dan akhlak Rasulullah S.A.W.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Riwayat baginda Rasulullah S.A.W


Dikala manusia dalam kegelapan dan kehilangan pedoman hidupnya, maka
lahirlah seorang bayi dari keluarga yang sederhana yang akan memberikan cahaya di
dalam peradaban manusia. Bayi itu yatim, karena ayahnya meninggal dunia pada saat
ia berada di dalam kandungan ibunya (2 bulan). Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib bin Hasyim bin Abdumanaf bin Qusai bin Kilab bin Murrah dari golongan
arab bani Ismail. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdumanaf bin Zuhrah bin
Kilab bin Murrah. Silsilah ini memperjelas bahwa beliau adalah keturunan bangsawan
dan terhormat di dalam kabilah - kabilah arab pada saat itu.

Dalam perjalanan hidupnya dari kanak-kanak hingga dewasa dan sampai diangkat
menjadi seorang rasul, beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur, bersahaja, berbudi
luhur dan memiliki kepribadian yang sangat tinggi. Sangat berbeda dengan kebiasaan
pemuda - pemuda arab pada saat itu yang gemar mabuk - mabukan dan berfoya –
foya, Sehingga masyarakat quraisy memberi julukan kepada beliau Al - Amin artinya
orang yang dapat dipercaya. Beliau tidak pernah menyembah berhala, tidak pernah
memakan daging sesembahan berhala yang biasa dilakukan oleh masyarakat jahiliyah
pada saat itu dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beliau berdagang karena
orang tuanya tidak meninggalkan warisan yang cukup dan bahkan kebiasaan
berdagang tetap beliau lakukan meskipun telah menikah dengan seorang Siti Khodijah
seorang janda kaya dan terhormat. Nama Muhammad S.A.W kian bersinar karena
kepribadiaannya yang tinggi dan kejujurannya. Tetapi hati nuraninya berontak karena
melihat kebiasaan masyarakat quraisy pada saat itu yang senang menyembah
berhala, mabuk - mabukan, foya - foya dan bahkan mereka bangga memasang
berhala sesembahan mereka pada dinding ka’bah. Maka mulailah beliau melakukan
persiapan diri dengan mengasingkan diri keluar dari masyarakat jahiliyah untuk
mencari kebenaran yang hakiki yakni pergi ke gua hira yang terletak pada sebuah
bukit yang bernama Jabal Nur yang berjarak sekitar 5 km sebelah utara kota Mekah.
Allah Swt berfirman dalam Al - qur’an:

“Dan Dia dapati kamu dalam kebingungan, lalu diberi hidayah (QS. Adh Dhuha : 7)”

“Dan begitulah telah kami wahyukan kepadamu suatu ruh (Al quran) dari perintah
kami, belum  pernah mengetahui apakah kitab, apakah iman… (QS. Asy Syura : 52)”

Dari situ dimulailah pembersihan hati, penyucian jiwa, pencerahan daya pikir
oleh Allah S.W.T melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad S.A.W sehingga dia
mendapat tugas dari Allah S.W.T sebagai orang yang terpilih untuk membawa
manusia dari alam kegelapan ke alam cahaya Ilahi, menyampaikan tanda - tanda
kekuasaan Allah, membersihkan kotoran hati manusia dan memberikan hikmah
tentang isi ayat - ayat Al-quran. Maka terpancarlah suri tauladan dari dalam diri
Muhammad saw untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Allah S.W.T
berfirman : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu ; (yaitu) bagi orang - orang yang mengharap (ridho) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat, dan banyak berzikir kepada Allah (QS. Al Ahzab : 21)”

Bukti kabar gembira kedatangan Nabi Muhammad S.A.W sebagai seorang Nabi
dan Rasul sudah sampai keterangan atau buktinya kepada Nabi terdahulu. Hal ini
disebutkan di dalam ayat Al-qur’an di bawah :“ Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka
sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-
ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Quran dan Al-Hikmah (As-Sunnah)
serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Al Baqarah : 129)”
5

“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang
ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung  (QS. Al A’raaf : 157)”

Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama
mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-
sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu
menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya tanaman itu menyenangkan
hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan
pahala yang besar (QS. Al Fath : 29)”

B. Sifat – Sifat Rasulullah S.A.W


1. Siddiq 

Sifat siddiq artinya jujur atau benar. Sifat nabi Muhammad yang sidiq tersirat dalam
kehidupan sehari-harinya sebagai pebisnis atau pedagang pada masanya. Sebagainya
informasi yang tertera dalam Al-Qur'an, rasul memiliki sifat mustahil yang salah
satunya mustahil berbohong. Dengan sifat siddiq ini, Nabi Muhammad menjadi
teladan sahabat-sahabatnya dan disegani lawan-lawannya. 

2. Amanah 

Sifat nabi Muhammad yang kedua yang perlu kita tiru ialah sifat amanah. Amanah
artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad memiliki julukan sebagai Al-Amin yang
artinya dapat dipercaya.

Sebagaimana yang kita ketahui juga, mustahil para rasul memiliki sifat khianat dan
Nabi Muhammad merupakan salah satu rasul, sehingga dia tidak memiliki sifat
khianat. Sifat ini memiliki kekuatan membangun kepercayaan satu sama lain di antara
umat manusia. 

3. Tabligh

Salah satu sifat Nabi Muhammad selanjutnya ialah sifat tabligh yang artinya
menyampaikan. Sifat tabligh dalam diri Nabi Muhammad SAW tercermin dalam
bagaimana Nabi Muhammad menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada sahabat
dan umatnya, yang kemudian itu menjadi pelajaran penting bagi umat Islam di dunia
sampai sekarang.

4. Fathonah 

Sifat Nabi Muhammad yang keempat yang sebaiknya kita pelajari ialah Fathonah yang
artinya cerdas. Nabi Muhammad memiliki sifat fathonah maksudnya ialah seseorang
yang dapat menggunakan kecerdasannya. Nabi Muhammad memaksimalkan
kemampuan intelektualnya untuk melakukan dakwah dan berdagang.
6

C. Akhlak Rasulullah S.A.W


            Rasulullah S.A.W adalah manusia yang paling pemberani. Ali bin Abi Thalib
bertutur kepada beliau “Bila perang tengah berkecamuk, kami berlindung kepada
Rasulullah saw“. Beliau adalah seorang yang paling dermawan, tak pernah menolak
permintaan orang lain, orang yang paling lembut, orang yang pemalu lebih pemalu
dari seorang gadis yang dipingit. Pandangannya tidak tertuju hanya pada satu orang,
Rasulullah tidak pernah balas dendam saat disakiti orang lain, atau marah atas
perbuatan jelek pada orang tersebut kecuali jika hukum-hukum Allah S.W.T dilanggar,
maka balas dendam yang dia lakukan semata-mata karena Allah S.W.T Bila marah
karena Allah S.W.T tiada seorang pun yang berani membantahnya baik yang kuat,
lemah lembut, jauh maupun dekat diperlakukan sama olehnya. Rasulullah tidak
pernah mencela makanannya ketika beliau sedang makan, bila beliau tidak suka maka
beliau tinggalkan, tidak pernah makan dengan bersandar atau pun di meja makan,
tidak pernah menolak makanan yang boleh untuk dimakan bila hanya menjumpai
kurma atau hanya roti kering beliau makan. Abu Hurairah ra berkata: “Sampai
wafatpun Rasulullah SAW tidak merasa pernah kenyang, meski hanya dengan roti
gandum“. Pernah terjadi pada keluarga Nabi Muhammad S.A.W selama tiga bulan
tiada nyala api di rumahnya makanan mereka hanya kurma dan air. Mencintai orang -
orang miskin dan menjenguk tetangganya yang sakit.  Waktunya hanya dihabiskan
untuk ibadah pada Allah atau memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya,
Menggambalakan kambing, dan berkata: “Seluruh nabi melakukan gembala kambing“
Aisyah ra pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah S.A.W, maka diapun menjawab
”Akhlak beliau adalah alQur’an”. Marah dan ridhanya berpijak padanya. Dalam
riwayat yang shahih dari Anas bin Malik ra berkata: “Tidak pernah aku menyentuh
sutera yang lebih halus dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tidak pernah aku
mencium bau yang lebih harum dari aroma tubuh Rasulullah S.A.W”. Setelah aku
melayaninya selama 10 tahun, tak pernah sekalipun ia berkata acuh. Allah telah
mengumpulkan dalam dirinya kesempurnaan akhlak, keindahan perilaku. Allah telah
memberikan padanya ilmu orang - orang yang terdahulu dan yang akan datang, yang
di dalamnya terdapat keberuntungan dan keselamatan. Allah telah memberikannya
sesuatu yang tidak bias diberikan pada siapapun dari makhluknya, dan telah
memilihnya diantara makhluk -makhlukNya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari sinilah kita bisa memahami akhlak dan sejarah tentang Rasulullah S.A.W mulai
dari kecil hingga dewasa, dalam perjalanan hidupnya beliau dia dikenal sebagai
seorang sosok yang berpribadi santun, lemah lembut, jujur, bersahaja, berbudi luhur
dan memiliki kepribadian yang sangat tinggi diasmping itu beliau juga dijuluki sebagai
Al Amin. Beliau juga memiliki sifat - sifat yang teladan yang dipercaya oleh setiap
muslim, maka dari itu kita sebagai seorang muslim kita wajib meneladani dan
mengikuti jejak Rasulullah S.A.W.

Anda mungkin juga menyukai