Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF

TUGAS MATA KULIAH AKHLAK TASAWUF

DOSEN PENGAMPU:
Nur Kolis, S.AG.,M.AG.,PH.D.
Oleh
Rizkinikmatul Mahfiroh
204230067

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang
berjudul Sejarah Perkembangan Tasawuf ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.Kami
mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga
Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Ponorogo, 20 Februari 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................………..................1

DAFTAR ISI.........................................................………................…..........2

BAB I PENDAHULUAN.......................................……...................….....…3

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………….…5

A. Tasawuf Pada Masa Nabi……………………………………………5


B. Tasawuf Pada Masa Sahabat……………………………………..… 6
C. Tasawuf Pada Masa Tabi'in…………………………………………9
D. Tasawuf Pada Masa Tabi'it Tabi'in……………………………….....9
E. Tasawuf Pada Masa Pasca Tabi'it Tabi'in………………………….10
F. Tasawuf Pada Masa Pada Era Modern…………………………….10
G. Tasawuf Klasik dan Kontemporer ………………………………...11

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………13

A. Kesimpulan………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah munculnya tasawuf dalam Islam berbarengan dengan
munculnya Islam itu sendiri sejak Nabi Muhammad SAW diutus sebagai
Rasul bagi seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta. Fakta sejarah
juga menceritakan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi rasul, ia
berkali-kali diinternir dan diasingkan di Gua Hira guna mengasingkan diri
dari masyarakat Mekah yang sibuk dengan nafsu duniawi.

Tasawuf adalah doktrin yang dianut oleh para sufi yang dianggap
sebagai penganut agama Islam, yang membedakan antara kehidupan dunia
dan akhirat. Bila dicermati Silah yang menggambarkan kehidupan Nabi,
terungkap adanya keterkaitan erat antara gaya hidup Nabi yang bercirikan
keikhlasan dan kesederhanaan dengan kehidupan para zuhud Nabi di masa
awal Islam. Dan para sufi sejati setelah mereka berusaha untuk
meminimalkan tuntutan fisik sehingga jiwa dapat dengan mudah
melakukan berbagai jenis ibadah, berkomunikasi dengan Allah, dan
mendekatkan diri kepada-Nya.Untuk tujuan tersebut, saya melatih diri saya
dalam berbagai jenis Riada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Tasawuf Pada Masa Nabi


2. Apa Tasawuf Pada Masa Sahabat
3. Apa Tasawuf Pada Masa Tabi'in
4. Apa Tasawuf Pada Masa Tabi'it Tabi'in
5. Apa Tasawuf Pada Masa Pasca Tabi'it Tabi'in
6. Apa Tasawuf Pada Masa Pada Era Modern
7. Apa Tasawuf Klasik
8. Apa Tasawuf Kontenporer
C. Tujuan
1. Mengerti Tasawuf Pada Masa Nabi
2. Mengerti Tasawuf Pada Masa Sahabat

3
3. Mengerti Tasawuf Pada Masa Tabi'in
4. Mengerti Tasawuf Pada Masa Tabi'it Tabi'in
5. Mengerti Tasawuf Pada Masa Pasca Tabi'it Tabi'in
6. Mengerti Tasawuf Pada Masa Pada Era Modern
7. Mengerti Tasawuf Klasik
8. Mengerti Tasawuf Kontenporer

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tasawuf Pada Masa Nabi


a. Kehidupan Tasawuf Nabi Ibrahim As
Banyak kisah mengenai keagungan atau kerohanian Nabi Ibrahim,
salah satunya adalah sifat beliau yang memiliki sifat tawakal yang
tinggi.Tawakal adalah sifat Nabi, Taslim dan Inkiyad adalah Syariat Nabi
Ibrahim Surat 15, dan sikap amanah yang paling sempurna dilakukan ketika
Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup oleh Raja Namruz.1

b. Kehidupan Tasawuf Nabi Isa As

Nabi Isa diutus Allah kepada kaum materialistis yang mengingkari


Roh Kudus dan Hari Kebangkitan. Logikanya, kehidupannya otomatis
terhubung dengan upaya mengenalkan dan mendemonstrasikan alam
spiritual, dan dharma yang diusungnya adalah pribadi yang bertapa dan
berdoa kepada Tuhan (asketisme Wat Tajrid).

c. Kehidupan Tasawuf Nabi Muhammad SAW

Kehidupan Nabi Muhammad SAW merupakan sumber yang sangat


kaya bagi para sejarawan. Beberapa ahli sejarah telah menulis buku-buku
tebal yang menggambarkan kehidupan Nabi sebagai pemimpin perang dan
pembuka bangsa, menekankan spiritualitas dalam hidupnya, sangat
sederhana dalam berpakaian, dan mandiri dalam makanan. hanya mampu
mandiri Sepotong roti atau minum tamr dengan segelas air, ibadahnya dan
tangisan Qiyamurai adalah kehidupan ideal yang dicita-citakan para sufi.
Benih-benih tasawuf sudah ada sejak awal kehidupan Nabi Muhammad
SAW.2 Hal ini terlihat dalam tindakan dan peristiwanya, serta dalam
ibadahnya. Kehidupan spiritual dalam Islam dimulai dari kehidupan Nabi
besar Muhammad SAW dan para sahabat utamanya, dan sebagaimana telah
disebutkan juga dapat dilihat pada kehidupan para nabi sebelumnya. Nabi
1
M.Abul yusro Abidin, Hikaaya ash-shufiyyah,Dimasq : Daarul basyair, 2001, hal 38
2
Mustafa Zahri , Kunci memahami Tasawuf, Jakarta : PT. Media Ilmu, 1995, hal. 147

5
Muhammad pertama kali melatih dirinya dalam kehidupan spiritual sebelum
memulai pekerjaan besarnya yang menggemparkan dunia.

B. Tasawuf Pada Masa Sahabat


Kehidupan dan tutur kata para sahabatnya menjadi sumber inspirasi
bagi para sufi. Kehidupan dan tutur kata mereka penuh dengan tema
pantangan, hidup sederhana, dan ketaatan kepada Tuhan.Nabi sendiri
membenarkan tingginya kedudukan para Sahabat ini dengan bersabda:
“Saudara-saudaraku ibarat bintang.

a. Abu Bakar Al-Siddiq

Kita telah mengetahui bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling
dekat dengan Nabi di antara para sahabat Nabi. Dia adalah pria dewasa
pertama yang masuk Islam. Dialah yang paling banyak berkorban untuk
Nabi pada khususnya dan untuk masa lalu pada umumnya. Adapun
kedermawanannya, setiap kali Abu Bakar bertanya kepada temannya
yang bersedia menyumbangkan hartanya, ia akan menjawab, “Saya
Rasulullah,” dan memberinya 100 ekor unta, kemudian 100 ekor, dan
100 ekor lagi. ia memberikan Mereka melanjutkan sampai tidak ada
lagi yang tersisa. Dia tidak punya unta lagi. Dari para saudagar kaya di
Mekkah hingga orang-orang miskin yang terkadang menderita
kelaparan. Nabi bertanya kepadanya: ``Jika aku menyumbangkan
semua unta ini, apa yang tersisa untukmu?'' Dia menjawab: ``Allah dan
Rasul-Nya cukup bagiku.'' [8 ]

Abu Bakar adalah seorang pertapa dan konon kelaparan enam hari
dalam seminggu. Ia hanya mengenakan satu baju saja, ia pernah
bersabda: “Ketika seorang hamba terpesona dengan pesona dunia ini,
maka Allah membencinya hingga ia meninggalkannya. ” [9] Suatu
ketika ia terdiam dan berkata: `Lidah' ' `Jika seorang hamba dirundung
'ujub' karena keagungan dunia, maka Allah tidak akan menindaknya
sampai kemuliaan itu terputus darinya.[10] Makna takwa: Keyakinan
dan kerendahan hati terdengar dalam raut mukanya: "Dalam takwa kita

6
merasakan kemurahan hati." Kepuasan atas amanah dan Kehormatan
Kerendahan Hati, ``Pengetahuan sialan,'' katanya: ``Barangsiapa
merasakan sesuatu dan merasa menyatu dengan dirinya sendiri,'' Tuhan
itu suci dan lupa segalanya kecuali Dia, akan mengisolasi dirinya dari
semua orang.

Al-Junaid berkata dalam pidatonya tentang Abu Bakar:


“Ungkapan terbaik dalam pidatonya adalah: “Ungkapan terbaik dalam
pertanyaan tauhid adalah bahwa Abu Bakar - Pidato Bakar al-Siddiq:
Yang Maha Suci bersabda , ``Dia tidak menciptakan suatu cara bagi
makhluk untuk mengenalnya, tetapi agar mereka tidak mengenalnya.
''[11] Dia menyembah Allah SWT. Kerendahan hati dan tawadunnya
terus berlanjut hingga tercium aroma harum dari mulutnya, yang
berkobar setelah rasa takut kepada Allah.Di malam hari, saya membaca
Al-Quran dan berdoa sepanjang malam. Oleh karena itu, orang-orang
kafir di Mekkah menceritakan kepada Rasulullah bahwa tangisnya saat
membaca Al-Qur'an memikat hati mereka, terutama hati para wanita,
dan bahwa Abu Bakar sedang membaca Al-Qur'an.melarangnya
membaca Al-Qur'an, karena ia terus terpengaruh olehnya. Sekalipun
tidak semuanya masuk Islam setelah mendengar bacaan Abu Bakar,
namun maklum mereka sudah mempunyai simpati terhadap Islam: , dan
kandungan al-Qurun pun sudah bersemi di lubuk hati mereka yang
terdalam: Mereka hanyalah menunggu waktu datang untuk
mengamalkan ajaran Islam kembali. Ketika Abu Bakar terpilih menjadi
khalifah pertama, ia mengucapkan kata-kata yang menunjukkan
kejujuran, integritas, dan kerendahan hati: “Sekarang Anda telah
menunjuk saya sebagai kepala negara Anda.Perlu diketahui bahwa saya
tidak menerima penunjukan ini untuk menjadi yang terbaik dari
semuanya." Jadi jika politik dan kebijaksanaan saya benar, mohon
dukung dan bantu saya. Namun jika saya salah dan menyimpang dari
ajaran Allah dan Sunnah Nabi, mohon dikoreksi.Kebenaran adalah
kejujuran dan kebohongan adalah pengkhianatan.Yakinlah, orang yang
lemah menjadi kuat bagiku ketika dia membela hak-haknya yang

7
sebenarnya, sebaliknya orang yang kuat menjadi lemah bagiku ketika
dia menjadi jorim. Hati-hati dan lanjutkan perang sucimu membela
agama Allah.

b. Ustman Bin Affan

Salah satu temannya yang masuk Islam di awal hidupnya atas


undangan Abu Bakar al-Siddiq. Beliau sangat membantu Nabi SAW
dalam perjuangannya, baik secara moril maupun materiil. Setiap kali
ada peperangan yang dipimpin Nabi SAW, beliau selalu ikut serta,
kecuali Perang Badar. Saat itu, ia sedang merawat istrinya, Ruqaya
Binti Muhammad Saw, yang menderita suatu penyakit hingga
meninggal dunia. Pada Perang Tabuk, Utsman menyumbangkan 950
ekor unta, 59 ekor kuda, dan 1.000 dinar untuk kebutuhan militer.
Dalam peristiwa sebelumnya, Usman menyumbangkan sebagian besar
kekayaannya untuk Islam.

Utsman bin Affan dikenal dengan nama Zhu al-Nurain karena


menikah dengan putri Nabi SAW, Ruqaiya dan Umi Qalsum. Ia juga
termasuk salah satu sahabat para nabi yang diberi kabar gembira
dijanjikan surga. Beliau merupakan salah satu Ikhwan yang dipuji
Allah SWT yang mendampingi Rasulullah. Saat mencari makanan, dia
tidak melupakan latihan spiritualnya. Membaca Al-Quran menjadi
favoritnya. Firman Tuhan tidak pernah luput dari tangan-Nya. Al-
Qur'an yang dikumpulkan pada masa Abu Bakar ditulis ulang pada
masanya menjadi sebuah naskah yang dikenal dengan Naskah Imam.
Tentang al-Qur'a beliau pernah bersabda: ``Ini surat dari saudaraku.''
Tidak patut seorang hamba mengabaikan surat yang datang dari
tuannya. Surat itu harus selalu dibaca agar Anda dapat mempraktikkan
semua yang tertulis di dalamnya. ”

Diantara ucapan-ucapan Usman bin Affan yang menggambar ajaran


tasawuf, adalah: “Aku dapatkan kebajikan terhimpun dalam empat hal.
Pertama, cinta kepada Allah. Kedua, sabar dalam melaksanakan
hukum-hukum Allah. Ketiga, reda alam menerima takdir (ketentuan)

8
Allah. Dan keempat, malu terhadap pandangan Allah. Maka jelas
disisni, kata al-Taftazani, beliau mengemukakan empat muqamat dari
maqamat perjalanan rohaniah (suluk0, yaitu cinta, sabar, reda dan malu
kepada Allah SWT. 3

C. Tasawuf Pada Masa Tabi’in

Para sufi di antara para musafir tersebut adalah para pengikut


Ikhwanul Nabi SAW. Di antara para musafir yang sering dianggap sebagai
pendiri ajaran tasawuf adalah Hasan al-Bashri, yang merupakan murid
terdekat Huzaifa bin al-Yaman, dan pandangannya diamini oleh Zufd,
Rajah, dan Kawf. Berikutnya adalah Rabia al-Adawiya. Pandangan
tasawufnya yang dikenal dengan konsep cinta murni kepada Allah SWT.
(Mahabba). Selain kedua orang tersebut, tokoh sufi lain pada masa Tabi'in
antara lain: Ibrahim bin Azzam, Sufyan bin Said al-Tsauri, Daud as-Tay,
Malik - Bin Dinar, Tzabit al-Banani, Ayub as- Shaftayani, Muhammad bin
Wasi, Taws, Rabi bin Qaisam, dll. Pada masa musafir ini, yaitu tahun ,
ajaran tasawuf mulai diajarkan dalam bentuk kajian ilmiah. Selain itu fokus
ajarannya juga berupa konsep zufd, raja, kauf dan mahabah yang
berpedoman pada hadis al-Qur'an, Sunnah dan Sahabat.
D. Tasawuf Pada Masa Tabi’it Tabi’in
Generasi kedua setelah Tabi'in Masa tasawuf Tabi'it Tabi'in juga
merupakan masa di mana prinsip dan praktik spiritualitas Islam terus
berkembang. Meskipun istilah ``Tasawf'' mungkin belum umum digunakan
saat ini, namun konsep-konsep yang terkait dengan tasawuf pada tahun
masih berakar pada kehidupan dan ajaran Tavit Tabi'in. Tabi'it Tabi'it
terkenal dengan ibadahnya yang obsesif. Mereka menjalankan tradisi
shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya dengan penuh ketaqwaan dan
keikhlasan. Pada masa Tabi'it, Tabi'in sering diturunkan melalui cerita dan
nasihat yang dimaksudkan untuk menginspirasi dan membimbing umat
Islam.

Di antara tokoh terkemuka periode ini yang terkenal karena


kontribusinya terhadap pemikiran spiritual Islam adalah Hasan al-Basri,
yang meninggal pada tahun 728 M. Beliau merupakan salah satu tokoh

3
Siti Halimah, Tasawuf masa rasul,sahabat,tabi’in, {Bogor, 2017}. Hal. 18

9
utama dalam sejarah awal tasawuf Islam pada tahun Ajarannya menekankan
pentingnya zuhud.

E. Tasawuf Pasca Masa Tabi’it Tabi’in


Tasawuf setelah Tabi'it Tabi'in mencakup periode setelah tahun ,
generasi Tabi'in kedua, dan terus berkembang dalam konteks agama, politik,
sosial, dan intelektual dunia Islam.Pada periode ini, prinsip-prinsip tasawuf
menjadi lebih terorganisir dan terlembaga, dan banyak tokoh dan aliran
tasawuf bermunculan.

Pada periode ini, tarekat atau jalan spiritual dalam tasawuf mulai
muncul dan berkembang.Tarekat seperti Qadiriya, Naqsybandiya, dan
Suhrawardiya didirikan oleh para pemimpin sufi terkemuka untuk
membimbing siswa di jalan menuju kesempurnaan spiritual.

Tokoh-tokoh pada masa ini, seperti Ibnu Arabi, menyumbangkan


pemikiran teosofis yang mendalam tentang alam semesta, tujuan penciptaan,
dan hubungan manusia dengan Allah SWT. Karyanya menjadi pusat
perdebatan intelektual dalam tradisi sufi. Saat ini, kaum sufi tidak hanya
fokus pada pengembangan spiritualitas pribadi, tetapi juga terlibat dalam
berbagai kegiatan sosial seperti pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan
advokasi keadilan sosial. Tokoh sufi juga mempunyai pengaruh politik dan
budaya yang signifikan terhadap masyarakat Islam pada periode ini.
Beberapa Tarekat mempunyai pengaruh politik yang kuat dan terlibat dalam
pemerintahan dan dinasti. Di era tasawuf ini, peran guru spiritual atau
mursyid menjadi semakin penting. Para Mursyid ini berperan sebagai
pembimbing spiritual yang mendampingi murid dalam perjalanannya
menuju Allah SWT.

F. Tasawuf Pada Era Modern


Dominasi peradaban modern, rasionalisme, empirisme, dan
positivisme yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah menjadi permasalahan utama umat manusia saat ini, dan

10
nilai-nilai kehidupan dan penghidupan serta modernisasi Barat menjadi
Gagal dan merasa sangat kecewa Memberi telah membawa makna dalam
kehidupan sehari-hari.

Masyarakat modern, khususnya orang Barat, mengalami kekeringan dan


kekosongan spiritual. Kehidupan modern bersifat duniawi dan hedonistik,
penuh perhitungan rasional serta untung dan rugi duniawi, sehingga orang
memandang ke Timur dan mengumpulkan mutiara spiritual.Fenomena ini
merupakan reaksi keras terhadap dampak negatif ilmu pengetahuan,
teknologi, kapitalisme, imperialisme, hegemoni Barat, dan segala sesuatu
yang mengeksploitasi manusia, lingkungan, dan masyarakat. Eksploitasi
telah mengasingkan manusia dari alam, masyarakat, Tuhan, bahkan dirinya
sendiri.

Kehadiran tasawuf di zaman modern ini semakin menguatkan


semangat tersebut, karena tasawuf berperan penting dalam menjaga
keseimbangan antara budaya dan agama, menjadi pedoman bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisasi,
memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta memenuhi spiritualitas. bahwa
krisis ini dapat diatasi. Ini memberi makna spiritual pada dunia yang kering
dan sukses.4

G. Tasawuf Klasik dan Kontemporer

1. Tasawuf Klasik

Tasawuf klasik merujuk paada periode awal pengembangan


mistissime islam, yang dimulai sekitar abad ke-8 Masehi. Pada periode
ini, para tokoh seperti al-junaidi, al-Ghazali, dan Ibn Arabi, diantara
lainnya, membentuk landasan konseptual dan praktik-praktik yang
menjadi inti tasawuf

4
Meutia Ferida, Perkembangan Pemikiran Tasawuf dan Implemestasinya di Era Modern,
Jurnal Substantia, Vol 12, No 01, 2011, Hal 8

11
Tokoh-tokoh seperti al-Ghazali menulis karya-karya penting
seperti”Ihya Ulum Al-Din”yang mengbahas spiritualitas dan praktik-
praktik Tasawuf. Siswa-siswa Tasawuf sering mencari bimbingan
langsung dari guru spiritual atau murshid untuk mendapatkan arahan
dalam perjalanan spiritual mereka. Dzikir (pengulangan nama Allah)
dan meditasi dianggap pentinguntuk mencapai pengalaman spiritual
yang lebih dalam. Para praktisi TasawufKlasik mengutamakan
introspeksi diri dan kontemplasi tentang keberadaanAllah SWT.

Praktik-praktik Tasawuf klasik didasarkan pada pemahaman mendalaM


tentang Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad.

2. Tasawuf Kontemporer

Latar Belakang Tasawuf modern merupakan lahirnya paradigma


Renaisans yang mengidolakan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersifat
materialistis, hedonistik, individualistis dan sekuler, serta meninggalkan
nilai-nilai agama dan spiritual. Akibatnya, mengalami krisis mental.

Pengertian tasawuf modern adalah ``Ajaran sufi yang bernuansa


spiritual, untuk hidup positif dan optimis mengikuti perkembangan
zaman, mendekatkan diri kepada Allah dan mengingat kewajiban sosial
sebagai makhluk hidup.

Tujuan tasawuf modern adalah mengembalikan sifat asli Abdullah


dan Khalifatullah, al-Ard, pada pandangan ketuhanan dan kehadiran
Allah di hati, serta melahirkan umat berbudi luhur neo-Zuhd.

Arah tasawuf modern adalah penguatan keimanan, Islam dan


Ehsanisme, kerukunan ukrawi sekuler (tawzun), partisipasi aktif dalam
kemasyarakatan, dan terciptanya masyarakat yang religius, manusiawi
dan berbudi luhur. Landasan tasawuf modern yaitu Al-Qur'an dan As-
Sunnah, serta landasan dan landasan tasawuf modern dalam
membangun peradaban masyarakat modern yaitu Kamil dan Kafa.5

5
Muhammad Basyrul Muvid, Tasawuf Kontemporer. Jakarta. Amzah. 2020

12
''

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Tasawuf Nabi adalah tentang mengembangkan hubungan yang
dalam dengan Allah SWT, mencerminkan akhlak yang mulia, dan
memberikan pedoman bagi umat islam dalam mencapai kesempurnaan
spiritual.

Kita dapat melihat bahwa tasawuf pada masa sahabat merupakan


pengembangan spiritual yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah, serta
menekankan kesederhanaan, kejujuran, ketaqwaan, dan pengembangan
akhlak yang mulia.

Pada masa Tabi'in, Tasawuf masih dalam tahap awal


perkembangannya sebagai gerakan spiritual yang memiliki fokus pada
pemurnian jiwa, pendidikan spiritual, dan kehidupan asketis, serta
kesinambungan dengan tradisi Nabi dan Sahabat.

Pada masa Tabi'ut Tabi'in, Tasawuf masih dalam proses awal


pengembangannya sebagai gerakan spiritual yang memiliki fokus pada
pemuliaan spiritualitas, praktik-praktik spiritual, dan penerusan tradisi
spiritual yang berasal dari generasi sebelumnya.

Tasawuf pada masa pasca Tabi'ut Tabi'in mengalami perkembangan


yang signifikan, baik dalam hal institusionalisasi, pemikiran teologis,
maupun praktik praktik spiritual. Tasawuf terus memainkan peran penting
dalam kehidupan intelektual, budaya, dan spiritual umat Islam.

13
Tasawuf dalam era modern tetap relevan dan terus beradaptasi
dengan dinamika zaman, sambil mempertahankan esensi nilai-nilai spiritual
dan etika yang mendasarinya.Tasawuf klasik dan kontemporer memiliki
kesamaan dalam tujuan spiritualitas, namun berbeda dalam pendekatan dan
adaptasi terhadap konteks zaman mereka masing-masing. Tasawuf klasik
memberikan fondasi yang kuat, sementara Tasawuf kontemporer
menawarkan adaptasi yang lebih fleksibel terhadap tantangan zaman

DAFTAR PUSAKA
Abidin, M Abul yusro, Hikaaya ash-shufiyyah,Dimasq : Daarul
basyair, 2001
Ferida, Meutia, Perkembangan Pemikiran Tasawuf dan
Implemestasinya di Era Modern, Jurnal Substantia, 12, No 01, 2011
Halimah, Siti , Tasawuf masa rasul,sahabat,tabi’in, {Bogor,
2017}
Muhid, Muhammad Basyrul , Tasawuf Kontemporer. Jakarta.
Amzah. 2020
Zahri, Mustafa , Kunci memahami Tasawuf, Jakarta : PT. Media
Ilmu, 1995

14

Anda mungkin juga menyukai