DOSEN PENGAMPU:
Nur Kolis, S.AG.,M.AG.,PH.D.
Oleh
Rizkinikmatul Mahfiroh
204230067
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................………..................1
DAFTAR ISI.........................................................………................…..........2
BAB I PENDAHULUAN.......................................……...................….....…3
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………….…5
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………13
A. Kesimpulan………………………………………………………...13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah munculnya tasawuf dalam Islam berbarengan dengan
munculnya Islam itu sendiri sejak Nabi Muhammad SAW diutus sebagai
Rasul bagi seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta. Fakta sejarah
juga menceritakan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi rasul, ia
berkali-kali diinternir dan diasingkan di Gua Hira guna mengasingkan diri
dari masyarakat Mekah yang sibuk dengan nafsu duniawi.
Tasawuf adalah doktrin yang dianut oleh para sufi yang dianggap
sebagai penganut agama Islam, yang membedakan antara kehidupan dunia
dan akhirat. Bila dicermati Silah yang menggambarkan kehidupan Nabi,
terungkap adanya keterkaitan erat antara gaya hidup Nabi yang bercirikan
keikhlasan dan kesederhanaan dengan kehidupan para zuhud Nabi di masa
awal Islam. Dan para sufi sejati setelah mereka berusaha untuk
meminimalkan tuntutan fisik sehingga jiwa dapat dengan mudah
melakukan berbagai jenis ibadah, berkomunikasi dengan Allah, dan
mendekatkan diri kepada-Nya.Untuk tujuan tersebut, saya melatih diri saya
dalam berbagai jenis Riada.
B. Rumusan Masalah
3
3. Mengerti Tasawuf Pada Masa Tabi'in
4. Mengerti Tasawuf Pada Masa Tabi'it Tabi'in
5. Mengerti Tasawuf Pada Masa Pasca Tabi'it Tabi'in
6. Mengerti Tasawuf Pada Masa Pada Era Modern
7. Mengerti Tasawuf Klasik
8. Mengerti Tasawuf Kontenporer
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Muhammad pertama kali melatih dirinya dalam kehidupan spiritual sebelum
memulai pekerjaan besarnya yang menggemparkan dunia.
Kita telah mengetahui bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling
dekat dengan Nabi di antara para sahabat Nabi. Dia adalah pria dewasa
pertama yang masuk Islam. Dialah yang paling banyak berkorban untuk
Nabi pada khususnya dan untuk masa lalu pada umumnya. Adapun
kedermawanannya, setiap kali Abu Bakar bertanya kepada temannya
yang bersedia menyumbangkan hartanya, ia akan menjawab, “Saya
Rasulullah,” dan memberinya 100 ekor unta, kemudian 100 ekor, dan
100 ekor lagi. ia memberikan Mereka melanjutkan sampai tidak ada
lagi yang tersisa. Dia tidak punya unta lagi. Dari para saudagar kaya di
Mekkah hingga orang-orang miskin yang terkadang menderita
kelaparan. Nabi bertanya kepadanya: ``Jika aku menyumbangkan
semua unta ini, apa yang tersisa untukmu?'' Dia menjawab: ``Allah dan
Rasul-Nya cukup bagiku.'' [8 ]
Abu Bakar adalah seorang pertapa dan konon kelaparan enam hari
dalam seminggu. Ia hanya mengenakan satu baju saja, ia pernah
bersabda: “Ketika seorang hamba terpesona dengan pesona dunia ini,
maka Allah membencinya hingga ia meninggalkannya. ” [9] Suatu
ketika ia terdiam dan berkata: `Lidah' ' `Jika seorang hamba dirundung
'ujub' karena keagungan dunia, maka Allah tidak akan menindaknya
sampai kemuliaan itu terputus darinya.[10] Makna takwa: Keyakinan
dan kerendahan hati terdengar dalam raut mukanya: "Dalam takwa kita
6
merasakan kemurahan hati." Kepuasan atas amanah dan Kehormatan
Kerendahan Hati, ``Pengetahuan sialan,'' katanya: ``Barangsiapa
merasakan sesuatu dan merasa menyatu dengan dirinya sendiri,'' Tuhan
itu suci dan lupa segalanya kecuali Dia, akan mengisolasi dirinya dari
semua orang.
7
sebenarnya, sebaliknya orang yang kuat menjadi lemah bagiku ketika
dia menjadi jorim. Hati-hati dan lanjutkan perang sucimu membela
agama Allah.
8
Allah. Dan keempat, malu terhadap pandangan Allah. Maka jelas
disisni, kata al-Taftazani, beliau mengemukakan empat muqamat dari
maqamat perjalanan rohaniah (suluk0, yaitu cinta, sabar, reda dan malu
kepada Allah SWT. 3
3
Siti Halimah, Tasawuf masa rasul,sahabat,tabi’in, {Bogor, 2017}. Hal. 18
9
utama dalam sejarah awal tasawuf Islam pada tahun Ajarannya menekankan
pentingnya zuhud.
Pada periode ini, tarekat atau jalan spiritual dalam tasawuf mulai
muncul dan berkembang.Tarekat seperti Qadiriya, Naqsybandiya, dan
Suhrawardiya didirikan oleh para pemimpin sufi terkemuka untuk
membimbing siswa di jalan menuju kesempurnaan spiritual.
10
nilai-nilai kehidupan dan penghidupan serta modernisasi Barat menjadi
Gagal dan merasa sangat kecewa Memberi telah membawa makna dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Tasawuf Klasik
4
Meutia Ferida, Perkembangan Pemikiran Tasawuf dan Implemestasinya di Era Modern,
Jurnal Substantia, Vol 12, No 01, 2011, Hal 8
11
Tokoh-tokoh seperti al-Ghazali menulis karya-karya penting
seperti”Ihya Ulum Al-Din”yang mengbahas spiritualitas dan praktik-
praktik Tasawuf. Siswa-siswa Tasawuf sering mencari bimbingan
langsung dari guru spiritual atau murshid untuk mendapatkan arahan
dalam perjalanan spiritual mereka. Dzikir (pengulangan nama Allah)
dan meditasi dianggap pentinguntuk mencapai pengalaman spiritual
yang lebih dalam. Para praktisi TasawufKlasik mengutamakan
introspeksi diri dan kontemplasi tentang keberadaanAllah SWT.
2. Tasawuf Kontemporer
5
Muhammad Basyrul Muvid, Tasawuf Kontemporer. Jakarta. Amzah. 2020
12
''
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Tasawuf Nabi adalah tentang mengembangkan hubungan yang
dalam dengan Allah SWT, mencerminkan akhlak yang mulia, dan
memberikan pedoman bagi umat islam dalam mencapai kesempurnaan
spiritual.
13
Tasawuf dalam era modern tetap relevan dan terus beradaptasi
dengan dinamika zaman, sambil mempertahankan esensi nilai-nilai spiritual
dan etika yang mendasarinya.Tasawuf klasik dan kontemporer memiliki
kesamaan dalam tujuan spiritualitas, namun berbeda dalam pendekatan dan
adaptasi terhadap konteks zaman mereka masing-masing. Tasawuf klasik
memberikan fondasi yang kuat, sementara Tasawuf kontemporer
menawarkan adaptasi yang lebih fleksibel terhadap tantangan zaman
DAFTAR PUSAKA
Abidin, M Abul yusro, Hikaaya ash-shufiyyah,Dimasq : Daarul
basyair, 2001
Ferida, Meutia, Perkembangan Pemikiran Tasawuf dan
Implemestasinya di Era Modern, Jurnal Substantia, 12, No 01, 2011
Halimah, Siti , Tasawuf masa rasul,sahabat,tabi’in, {Bogor,
2017}
Muhid, Muhammad Basyrul , Tasawuf Kontemporer. Jakarta.
Amzah. 2020
Zahri, Mustafa , Kunci memahami Tasawuf, Jakarta : PT. Media
Ilmu, 1995
14