Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENCINTAI AL-QUR’AN DAN HADITS, MEMAHAMI CARA DAN


PERILAKU ORANG YANG MENCINTAI AL-QUR’AN DAN HADITS

Dosen Pengampu : Ahmad Dawam, M. Ag

Disusun Oleh :

1. Eli Yana (20300041)


2. Miftahul Jannah (20300040)
3. M. Khasanudin (203000

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ISHLAH

TULANG BAWANG

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum wr,wb.

      Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
para penerus perjuangan beliau hingga akhir zaman.

      Dengan iringan rahmat, inayah dan hidayah dari-Nya lah kami telah diberi kemampuan dapat
menyusun makalah dari mata kuliah ‘’Materi Pembelajaran Al-Qur’am dan Hadits’’ yang
dibimbing oleh Bapak Ahmad Dawam, M.Ag.

      Tak lupa kami ucapkan kepada teman-teman yang memberi dorongan dan semangat. Kami
menyadari makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran pembaca yang kami
harapkan.

Wassalamu’alaikum wr,wb.

Purwajaya, Agustus 2021

Kelompok I

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….... 3

A. Pengertian cinta terhadap al-Quran dan hadits…………….……………….. 3

B. Cara untuk mencintai al-Quran dan hadits .………………………………... 4

C. Perilaku orang yang mencintai al-Quran dan hadits …..…………………... 6

D. Manfaat mencintai al-Quran dan hadits …………………………………….2

E. Perintah mencintai al-Quran dan hadits …………………………………….3

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….. 15

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah. Secara mutlak, al-
Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan paling mulia. Al-Qur’an memiliki
banyak kebaikan dan ilmu, semua kebaikan dan ilmu seluruhnya diambil dan dirujuk dari
kitab Allah. Al-Qur’an berasal dari sisi Allah Yang Maha Tinggi, sehingga al-Qur’an
memiliki derajat yang mulia, terhormat dan utama.1 Al-Qur’an berisikan peringatan bagi
manusia yang bermanfaat untuk kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Barangsiapa
yang mau mengikuti al-Qur’an dan menjadikannya sebagai petunjuk, maka akan
mendapatkan kemuliaan. 2 Allah berfirman dalam al-Qur’an, “Sesungguhnya telah kami
turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan
bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya.”3 Al-Qur’an memiliki beberapa ayat
yang menyebutkan keutamaannya, di antaranya adalah sebagai berikut; al-Qur’an sebagai
petunjuk dan rahmat (QS. Al-A’raf [7]: 52), al-Qur’an sebagai penerang, petunjuk dan
pelajaran bagi manusia (QS. Ali-Imran [3]: 138), al-Qur’an sebagai sumber ketenangan
hati (QS. Ar-Ra’ad [13]: 28), al-Qur’an sebagai obat yang manjur (QS. Al-Isra’ [17]:82),
dan anugerah bagi para pembaca al-Qur’an (QS. Fathir [35]: 29).4 Rasulullah
menganjurkan agar umatnya selalu membaca aberiman di hari kiamat. Rasulullah
bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang memberi syafa’at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti,” (H.R. Muslim no.1910).5 Al-Qur’an sangat penting
bagi kehidupan manusia. Al-Qur’an layaknya lentera, yang akan menerangi kehidupan
manusia di dunia, yang di dalamnya terdapat petunjuk untuk mengantarkan manusia
memasuki kehidupan akhirat yang kekal.
Namun sayanganya, jika melihat fenomena yang ada saat ini sangat
memperihatinkan, seolah tiada lagi al-Qur’an di hati-hati manusia. Sebagaimana apa yang
terjadi di sekitar, manusia lebih suka menyanyikan dan mendengarkan lagu daripada ayat
suci al-Qur’an, lebih suka membaca novel, komik, bahkan media sosial daripada al-
Qur’an, lebih suka berpedoman teoriteori Barat daripada berpedoman kepada al-Qur’an.
Sungguh, hal ini sebenarnya tidak akan terjadi jika di hati-hati manusia terdapat
kecintaan pada al-Qur’an. Gerbang utama dari pintu-pintu kebaikan dan keutamaan

4
adalah alQur’an, al-Qur’an-lah yang membimbing manusia menuju Allah, mentaati-Nya
dan mengabdikan diri kepada-Nya dengan baik.6 Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan senantiasa membaca, menghafal, memahami dan mengamalkan apa yang
terkandung dalam al-Qur’an. Maka dari itu, sebagai orang yang beriman sudah
seharusnya memiliki rasa cinta terhadap al-Qur’an karena al-Qur’an adalah sumber
petunjuk dalam menjalani kehidupanl-Qur’an, sehingga al-Qur’an kelak akan menjadi
syafaat (penolong) bagi orang-orang.
Menurut petunjuk al-Qur'an, Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk
semua umat manusia, dan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan li al-'alamin),
artinya kehadiran Nabi Muhammad SAW membawa misi kebajikan dan kerahmatan bagi
semua umat manusia dalam segala ruang dan waktu. Di sisi lain, hidup Nabi Muhammad
SAW dibatasi oleh ruang dan waktu, dengan demikian apa yang direkam dari kehidupan
Nabi Muhammad SAW dalam hadis-hadis Nabawi memiliki muatan ajaran yang bersifat
universal, sekaligus ada muatan temporal dan lokal.9 Sebagaimana telah diungkap
sebelumnya, bahwa salah satu fungsi Nabi SAW adalah menjelaskan al-Qur'an serta
mengejawantahkan Islam melalui ucapan, perbuatan serta perjalanan hidupnya baik
dalam kesendiriannya maupun di tengah masyarakat, saat mukim ataupun saat bepergian,
saat terjaga maupun pada saat tidur, dalam kehidupan khusus maupun umum, dalam
hubungannya kepada Allah ataupun dengan sesama makhluk, dengan orang-orang
terdekat maupun orang-orang jauh, dengan mereka yang mencintai maupun yang
memusuhi, pada masa damai maupun masa perang. saat sehat wal afiat maupun saat
menerima musibah.10 Hal-hal di atas itulah yang menuntut umat Islam mempelajari serta
memahami sunnah Nabi SAW dengan sebaik-baiknya, sebagaimana yang telah
dicontohkan para sahabat dan generasi Tabi’in yang secara sungguh-sungguh berusaha
menggali dan mempelajari aktualitas Nabi SAW untuk kemudian mereka amalkan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga dikenallah generasi ini sebagai generasi sebaik-baik
ummat karena mereka mengikuti jejak Nabi SAW demikian pula bagi mereka yang
senantiasa mengikuti jalan yang benar tersebut.

B. Rumusan Masalah

5
1. Bagaimana pengertian cinta terhadap al-quran dan hadits ?
2. Bagaimana cara untuk mencintai al-qur’an dan hadits ?
3. Bagaimana perilaku orang yang mencintai al-quran dan hadits ?
4. Apa saja manfaat mencintai al-Quran dan hadits ?
5. Bagaimana perintah mencintai al-Quran dan hadits ?

BAB II

PEMBAHASAN

6
A. Pengertian cinta terhadap al-quran dan hadits
a. Cinta terhadap Al-Qur’an
Mencintai Al-Qur’an adalah suatu tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata, tapi
mencintai Al-Qur’an adalah dengan membersamai dan berinteraksi dengan Al-Qur’an
setiap saatnya; membaca, memahami dan merenungi, serta mengimplementasikan
kandungan maknanya. Pada zaman dahulu, para sahabat adalah orang yang sangat
mencintai Al-Qur’an. Mereka antusias penuh semangat mendengarkan wahyu yang
disampaikan kepada mereka. Setiap deretan ayat yang didapatkan dari Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaikan hadiah yang sangat berharga bagi dirinya. Maka
tak ayal, banyak sahabat yang meluangkan waktu untuk menghafal, memahami dan
merenungi serta mengimplementasikan isi kandungan maknanya. Abu Abdurrahman al-
Sulami mengatakan bahwa para sahabat belajar kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sepuluh ayat, mereka tidak akan mempelajari sepuluh ayat berikutnya
kecuali mereka memahami kandungan ayat tersebut dan mengamalkannya (Ahmad bin
Hanbal, Musnad Ahmad: 466. Hadis ke-23482). Demikian pula, generasi setelah sahabat,
tabi’in. Mereka dengan penuh semangat membaca Al-Qur’an tanpa mengenal waktu.
Kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an dibuktikan dengan senantiasa menjadikan Al-
Qur’an sebagai teman sehari-harinya. Imam al-Nawawi menceritakan bahwa terdapat
sebagian tabi’in yang sehari-harinya membaca Al-Qur’an hingga mengkhatamkannya
dalam sehari bahkan ada yang mengkhatamkannya di antara waktu dhuhur dan ashar.
(Imam Nawawi, al-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Qur’an: 47).
Pada masa sekarang, jika seorang ditanya, apakah kamu mencintai Al-Qur’an?
Tentu saja jawabannya adalah, “Iya, saya mencintai Al-Qur’an”. Jawaban ini adalah
jawaban yang keluar secara otomatis tanpa perlu pemikiran dan perenungan. Hanya saja,
cinta butuh pembuktian tidak sekadar diucapkan oleh lisan semata. Banyak orang yang
mengaku mencintai Al-Qur’an tapi dalam sehari-harinya ia lebih banyak berinteraksi
dengan hape (telpon genggam) daripada berlama-lama duduk bersama Al-Qur’an.
Bagaimana mungkin dia dikatakan mencintai Al-Qur’an sementara dia tahan berlama-
lama memainkan keyboard ponsel dan rasa kantuk menghampirinya saat menyentuh Al-
Qur’an? Seorang yang dirundung cinta, hatinya akan senantiasa terpaut, bibirnya selalu
menyebut, ia akan merindukannya saat ia jauh darinya dan memutuskan segala sesuatu

7
kecuali bersamanya. Ibaratnya, menurut Sayyidina Ali, dia adalah tawanan yang tidak
bisa lepas dari yang dicintainya.

b. Cinta terhadap hadits


Cinta berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati, kemudian terwujud
dalam tindakan nyata. Orang yang akan mencintai sesuatu, hatinya akan selalu
mengingat dan memikirkannya. Dia akan rela berkorban untuk sesuatu yang
dicintainya. Hadits merupakan salah satu sumber utama hokum islam. Setiapa orang
islam harus mencintai hadits karena dengan demikian dia akan selamat, baik didunia
maupun diakhirat. Orang yang mencintai hadits akan selalu mengutamakannya.
Kecintaannya kepada hadits akan membuatnya selalu ingin mengetahui lebih dalam
ajaran yang terdapat didalamnya.

B. Cara mencintai al-Quran dan hadits


Mencintai sesuatu artinya menyenangi sesuatu tersebut. Mencintai al-qur’an
hadits wajib hukumnya dan mengingkari keduanya berarti mengingkari Allah SWT dan
Nabi Muhammad. Cara mencintai keduanya, anatara lain :
1. Mempercayai al-Quran sebagai kitab yang penuh istimewa
2. Menjadikan keduanya sebagai sebagai pedoman hidup.
3. Mengajarkan keduanya kepada orang lain sebagai pedoman hidup.
4. Membacanya, berusaha untuk memahami dan mengerti maknanya.
5. Dan setelah membaca dan memahami, kita harus mentadaburi.

C. Perilaku orang yang mencintai al-Qur’an dan hadits


1. Berupaya mewujudkan berdirinya taman pendidikan al-Quran (TPQ) di lingkungan
masing-masing.

8
2. Ikut serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan pikiran,
tenaga maupun materi.
3. Menyediakan waktu khusus untuk mempelajari al-Quran dan hadits untuk kemudian
diajarkan kepada orang lain.
4. Mengajak orang-orang yang belum mau belajar al-Quran dan hadits.
5. Selalu menjadikan al-Quran dan hadits sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara
berpikirnya.
6. Berusaha memiliki kitab Al-Qur'an dan Hadits meskipun harus menyisihkan uang
saku.
7. Memiliki kemauan untuk dapat membaca Al-Qur'an dan Hadits secara benar
meskipun harus mengeluarkan biaya.
8. Memiliki kemauan yang sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi kandungan Al-
Qur'an dan Hadits secara benar.
9. Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu untuk mempelajari Al-Qur'an dan Hadits.
10. Tidak suka jika ada pihak lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur'an dan
Hadits.
11. Berusaha menjaga kesucian Al-Qur'an dan Hadits tanpa memandang remeh.
12. Memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur'an dan Hadits
berceceran dan mengumpulkannya.

D. Manfaat mencintai al-Quran dan hadits


Al-Qur'an dan Hadits adalah merupakan dua kitab pokok dalam memahami ajaran
Islam, dan mencintai keduanya tentu membawa manfaat yang sangat luar biasa. Adapun
manfaatnya antara lain sebagai berikut :
1. Memperoleh nasehat, obat hati, petunjuk, dan rahmat dari Allah swt.,
Firman Allah yang terdapat dalam surah Yunus ayat 57 :

9
Artinya: "Wahai manusia ! sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman".
Harus disadari bahwa dalam mengarungi kehidupan dunia ini tentu tidak terlepas dari
berbagai persoalan yang dihadapi. Adakalanya persoalan itu mudah diselesaikan, tetapi
kadang menghadapi persoalan yang sulit untuk diselesaikan, bahkan dengan persoalan
yang dihadapi tak jarang manusia mengalami tekanan bathin yang membuat jiwanya
tidak tenang. Untuk mengatasi hal semacam itu, maka perlu pendekatan dan menekatkan
diri dari pentunjuk Al-Qur'an dan Hadits agar dapat memperoleh ketenangan jiwa
sehingga sesulit apapun persoalan yang dihadapi bisa diatasi dengan jiwa yang tenang.

2. Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan dunia dan akhirat.


Firman Allah dalam surah At-Taha ayat :123
Artinya : "Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah barangsiapa
mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan celaka "

3. Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Allah swt.


Firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat :31
Artinya : "Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya
Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, "Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang".

E. Perintah mencintai al-Quran dan hadits


Perintah mencintai Al-qur'an dan hadits banyak ditemui dan dijumpai dalam Al-
qur'an maupun hadits, diantaranya adalah sebagai berikut :
Surah Ali-imran ayat 31 :
Artinya :"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya
Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, "Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang".
Ayat tersebut menyebutkan bahwa orang yang mencintai Allah, haruslah mengikuti
Nabi Muhammad saw., Sedangkan orang yang mencintai Allah, berarti dia mencintai Al-

10
qur'an sebagai kalam-Nya. Dia pun harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw., berarti
menerima dan mencintai hadits sebagai ajaran-ajaran beliau.
Rasulullah swa., pernah berpesan kepada ummatnya agar senantiasa berpegang teguh
keduanya yakni Al-qur'an dan Hadits, karena dengan berpegang teguh kepada keduanya
maka mereka tidak akan sesat, baik didunia terlebih lagi kelak diakhirat.
Rasulullah saw., bersabda : Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan sesat
selama kamu berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qu'an) dan sunah Nabi-
Nya (hadits). (H.R.Malik)
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw., yang diriwayatkan oleh Iman Al-Bukhari Nabi
Muhammad saw., menyatakan bahwa untuk mencapai kenikmatan iman ada beberapa
syarat dan syarat yang utama adalah mencintai Allah dan Rasulnya.

Artinya : "Ada tiga hal yang barang siapa mencapainya, dia akan merasakan nikmatnya
iman : Allah dan Rasulnya lebih dicintai melebihi segala-galanya, mencintai orang lain
hanya karena Allah, dan membenci kekafiran sebagaimana dia kebenciannya dimasukkan
kedalam api neraka (H.R,Al-Bukhari dari Anas bin Malik).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11
12

Anda mungkin juga menyukai