Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

“ILMU NUZULUL QUR’AN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

1. MAULA AL IIHWAN

2. AZMI FUADI

3. SYUKUR MUGIONO

4. MANGSUR

JURUSAN EKONOMI SYAHRIAH

DOSEN PENGAMPU : Ibu Siti Afifah, M.Ag.

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL (STIK)


TAHUN AJARAN 2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ILMU NUZULUL
QUR’AN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pe mbaca tentang lebih gamblangnya proses
turunya al-Qur’an dan pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW dan
juga pada masa sahabat . Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada pengasuh pondok pesantren jlamprang, Romo kyai Muhammad Afandi yang
telah membrikan banyak kontribusi bagi kami, kedua orang tua kami yang telah
mendorong atas pembuatan makalah ini, dosen pembimbing kami, Ibu Siti Afifah, M.Ag.,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Jlamprang, 02 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................I

DAFTAR ISI ..................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................2

A. PENGERTIAN NUZULUL QUR’AN DAN WAKTU TURUNYA ..............................2

B. DALIL DAN BUKTI NUZULUL QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR .......2

C. PEMELIHARAAN AL-QUR’AN DIMASA NABI MUHAMMAD SAW ...................4

D. PEMELIHARAAN AL-QUR’AN DIMASA ABU BAKAR DAN UTSMAN ..............5

E. USAHA LANJUTAN DALAM PENYEMPURNAAN MUSHAF UTSMANI .............7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................8

A. KESIMPULAN ....................................................................................................8

B. KRITIK DAN SARAN ........................................................................................8

C. DAFTAR PUSAKA .............................................................................................9

2
2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Al-Quran adalah kitab suci umat islam dan menjadi sumber ajaran islam yang
pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita
memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.

Tetapi sebelum kita mempelajari Al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita
berkenalan dengan al-Qur’an terlebih dahulu dengan mengetahui tentang turunya Al-
Qur’an, bagaimana proses dan tahapan al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah
yang terkandung didalan turunya al-Qur’an?.

Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana al-Qur’an itu bisa turun di bumi dan
menjadi pedoman hidup umat muslim di seluruh dunia. Apabila kita tidak mengetahui
sejarah turunya al-Qur’an, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu
ketika terjai pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa awal islam terjadi lagi. Apalagi
mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran yang ngakunya mengambil dari
ayat-ayat al-Qur’an, yang nyatanya hal tersebut adalah leterlek atau dalam bahasa hukum
adalah pemahaman terhadap suatu teks yang terpaku pada apa yang dituliskan teks
tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurang paham dan kurang mendalami ilmu al-Qur’an.

Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin
mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada al-Qur’an dan semakin memperkaya ilmu
pengetahuan kita khususnya tentang nuzulul Qur’an.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Nuzulul Qur’an dan Kapan waktu diturunkanya?
2. Apa dalil dan bukti Nuzulul Qur’an secara berangsur-angsur?
3. Bagaimanakah pemeliharaan al-Qur’an dimasa Nabi Muhammad SAW?
4. Bagaimanakah pemeliharaan al-Qur’an dimasa Abu bakar dan Utsman?
5. Bagaimanakah usaha lanjutan dalam penyempurnaan mahaf Ustmani?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NUZULUL QUR’AN DAN WAKTU TURUNYA AL-QUR’AN


Kata “Nuzul” (bahasa Arab: berasal dar i nazala) secara etimologis berarti
turun, jatuh, keadaan turun, tinggal sementara, dan hal yang menimpa. Sedangkan
arti terminologis nuzul ialah turunnya al-Qur’an kepada Nabi saw. yang dibawa oleh
Malaikat Jibril ke bumi. Kata nazala dan derivasinya dipergunakan al-Qur’an
sebanyak 293 kali dan sebagiannya berkaitan dengan kitab yang diturunkan Allah
swt kepada para rasul.

Turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjadikan awal dari kenabian


Muhammad. Waktu turunnya Al Quran juga menjadi awal penyebaran agama Islam.
Al Quran diturunkan dalam dua cara, yaitu secara lengkap di malam Lailatulqadar
dari Lauh Mahfudz ke langit dunia, lalu diturunkan ke Nabi Muhammad secara
bertahap.

Sejarah turunnya Al Quran dibagi menjadi dua periode, yaitu periode


Mekkah (sebelum hijrahnya Nabi pada 17 Ramadan 610 M) dan Madinah (setelah
hijrah). Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi
tentang akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam).

Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima
bulan. Ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat
(hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan
Islam), dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad ini,
terdapat 28 surat yang diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan. Ayat Al
Quran yang terakhir diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat 5.

Setiap ayat diajarkan oleh malaikat Jibril dan dinyatakan oleh Nabi
Muhammad. Ayat adalah nama yang diberikan untuk setiap kalimat Al Quran, dan
surah adalah nama yang diberikan untuk setiap bagian dari kitab suci. Dalam Al
Quran ada 6.236 ayat, 114 surah dan sekitar 323.000 surat.

2.2 DALIL DAN BUKTI NUZULUL QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR

Malam turunnya Alquran atau Nuzulul Quran jatuh pada tanggal 17


Ramadhan. Kala itu, Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya melalui
perantara malaikat Jibril.Pada malam itu di Gua Hira, Nabi Muhammad menerima

2
lima ayat awal surat Al-Alaq yang artinya segumpal darah. Walau diturunkan
pertama kali, surat Al-Alaq yang merupakan surat ke-96 dalam Alquran.

Surat Al Alaq ayat 1-5 tersebut berisi perintah agar umat manusia
mengetahui siapa penciptanya serta dari mana ia berasal, giat mencari ilmu, dan
selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT sebagai sang Maha
Sempurna.keistimewaan peristiwa Nuzulul Quran disebutkan dalam surat Al-
Baqarah Ayat 185:

‫ت ِّم َن ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ قَا ۚ ِن‬ ِ َّ‫ان الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰا ُن هُدًى لِّلن‬
ٍ ‫اس َوبَي ِّٰن‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
Artinya: “Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya ada peristiwa
diturunkannya Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil.” (QS. Al
Baqarah: 185)
Peristiwa turunnya Alquran di bulan Ramadhan sangat berharga karena
Alquran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam di seluruh dunia. Di dalamnya
terdapat banyak petunjuk untuk menuntun umat manusia memahami mana yang
baik dan buruk.
Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW tidak
dalam satu waktu, melainkan secara berangsur-angsur. Terdapat perbedaan
pendapat di kalangan ulama mengenai durasi waktu tersebut.
Turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur ini dijelaskan dalam salah satu firman-
Nya yang berbunyi,

ٍ ‫اس َع ٰلى ُم ْك‬


‫ث َّونَ َّز ْل ٰنهُ تَ ْن ِز ْياًل‬ ِ َّ‫َوقُرْ ٰانًا فَ َر ْق ٰنهُ لِتَ ْق َراَ ٗه َعلَى الن‬
Artinya: "Al-Qur'an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi
Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami
benar-benar menurunkannya secara bertahap." (QS Al Isra: 106).
Proses turunnya Al-Qur'an terbagi ke dalam tiga tahap. Pertama, dari Tuhan
ke Lauh al-Mahfuz. Turunnya Al-Qur'an ke Lauh al-Mahfuz dijelaskan melalui
firman-Nya dalam surah Al Buruj ayat 21-22. Dia berfirman:

٢٢ ‫ح َّمحْ فُ ْو ٍظ‬ ۙ ٰ
ٍ ‫ فِ ْي لَ ْو‬٢١ ‫بَلْ هُ َو قُرْ ا ٌن َّم ِج ْي ٌد‬
Artinya: "Bahkan (yang didustakan itu) Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan)
dalam (tempat) yang terjaga (Lauh al-Mahfuz)."

Kedua, Al-Qur'an diturunkan ke langit dunia sekaligus menjadi awal turunnya


Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini diperkuat dengan firman-Nya
dalam surah Ad Dukhan ayat 3 dan surah Al Qadr ayat 1. Allah SWT berfirman:

٣ ‫اِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة اِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِري َْن‬


Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS Ad Dukhan: 3)

2
‫نز ْل ٰنَهُ فِى لَ ْيلَ ِة ْٱلقَ ْد ِر‬
َ ‫ِإنَّٓا َأ‬
Artinya:" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam
kemuliaan." (QS Qadr: 1)
Terakhir, Al-Qur'an diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur selama
kurang lebih 23 tahun. Kitab suci umat Islam ini diturunkan lewat perantara Jibril
pada malam qadr. al-Zarkasyi mengatakan dalam al-Burhan fi 'Ulum Al-Qur'an, ini
adalah pendapat yang dianut mayoritas ulama

3.2 PEMELIHARAAN AL-QUR’AN DIMASA NABI

Alquran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW. Kalam Allah SWT itu diturunkan secara berangsur-angsur
(mutawatir).Tujuannya, agar kandungan Alquran lebih mudah dipahami, dihafal,
serta diamalkan manusia. Dengan cara seperti ini, Rasulullah SAW akan mudah
memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan, baik oleh umat beliau
sendiri maupun orang-orang kafir. Berikut ini adalah tiga jalan pemeliharaan
Alquran yang berlangsung sejak kenabian hingga akhir hayat Rasulullah SAW.

1. Jaminan dari Allah

Antusiasme Nabi SAW begitu tinggi saat menerima wahyu. Beliau tak ingin


kehilangan satu huruf pun dari Kalam Allah yang sampai kepadanya.Maka, beliau
segera menggerakkan lisannya untuk meniru bacaan Jibril meski malaikat mulia itu
belum menyelesaikan bacaan. Allah SWT pun menegur Nabi SAW agar tak
tergesa-gesa (QS al-Qiyamah:16-18).

Surah itu juga menegaskan, Allah SWT menjamin, Dia-lah yang


mengumpulkan setiap ayat Alquran dan menanamkannya dalam dada Nabi SAW.
Rasul SAW tak perlu khawatir ada yang terlewat.

2. Hafalan

Nabi Muhammad SAW merupakan seorang ummi, yakni tak pandai


membaca dan menulis. Memang, umumnya masyarakat Arab kala itu tidak mahir
dengan kepandaian tersebut. Maka dari itu, Nabi SAW berfokus pada upaya
menghafalkan Alquran.Dengan begitu, keakuratan tiap huruf dari firman Allah
Ta’ala akan terjaga. Beliau membacakan perlahan-lahan tiap ayat yang diwahyukan
kepadanya. Selanjutnya, para sahabat mengulanginya, melafalkannya, dan
menghafalkannya.

Banyak sahabat di rumahnya mengulangi hafalan Alquran. Dari kejauhan,


suara mereka seperti dengungan lebah. Rasul SAW kerap menyusuri Madinah saat
malam. Sesekali, beliau berhenti di dekat rumah beberapa sahabatnya yang sedang

2
membacakan Alquran.Suatu kali, beliau memuji Abu Musa al-Asy’ari, “Kamu tak
tahu tadi malam aku mendengarkan bacaanmu. Sungguh, Allah telah
menganugerahkan kepadamu seruling (suara indah) dari seruling keluarga Daud”
(HR Bukhari).

3. Tulisan

Di antara para sahabat Nabi SAW, tak sedikit yang mahir menulis. Kepada
beberapa dari mereka, Rasulullah SAW menyuruh untuk menuliskan ayat-ayat
Alquran. Di antara para penulis wahyu pada era Makkah ialah Abdullah bin Sa’ad
dan Khalid bin Sa’id. Sejak hijrah, tentu kian banyak yang menuliskan Alquran.

Ada sekitar 65 sahabat yang ditugaskan Nabi SAW sebagai penulis wahyu.
Mereka antara lain adalah empat orang yang akhirnya menjadi khulafaur rasyidin.
Pembukuan Alquran terutama pada masa Khalifah Utsman bin Affan juga
mengandalkan tulisan-tulisan Alquran yang diguratkan para sahabat Nabi SAW di
berbagai medium--semisal pelepah kurma, kulit ternak yang telah disamak, batu,
dan sebagainya.

4.2 PEMELIHARAAN AL-QUR’AN DIMASA ABU BAKAR DAN UTSMAN

1. Abu Bakar As-Shidiq

Setelah Rasullah SAW wafat, pemerintahan islam dipegang oleh Abu Bakar.
Ketika Abu Bakar menjabat menggantikan Rasullah SAW, dia menghadapi
beberapa peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagaian orang
islam. Karena itu beliau menyiapkan pasukan dan mengirimkan untuk memerangai
orang-orang murtad itu.

Salah satu peperangan yang terjadi adalah peperangan Yamamah yang


terjadi pada tahun 12 H yang melibatkan para penghafal Al-qur’an, dalam
peperangan ini terdapat 70 qurra’ atau hafis Al-qur’an yang gugur. Umar bin
Khatab merasa resah dengan banyaknya para sahabat penghafal Al-qur’an wafat
terbunuh dalam peperangan, lalu Umar menghadap ke Abu Bakar dan
menyampaikan berita tentang banyaknya qurra’ yang wafat. Setelah itu Umar
menyarankan untuk mengumpulkan Al-qur’an supaya dimushafkan. Umar khawatir
nanti banyak para penghafal Al-qur’an terbunuh kembali dalam peperangan
selanjutnya.

Pada awalnya Abu Bakar menolak pendapat Umar tersebut, lantaran hal
tersebut tidak pernah di lakukan Rasullah SAW. Tetapi Umar menjawab dan
bersumpah “Demi Allah, perbuatan itu baik”. Umar pun terus membujuk Abu Bakar
dan terus memberikan alasan-alasan yang baik, terhadap apa yang sedang terjadi

2
pada umat islam ada waktu itu.

Dengan izin Allah SWT, hati Abu Bakar pun terbuka atas usul yang telah
Umar sampaikan kepadanya. Setelah itu Abu Bakar menujuk salah satu sahabat
untuk membukukan Al-qur’an (mushaf) yaitu Zaid bin Tsabit. Zaid pun pada
awalnya menolak, atas izin Allah SWT hati Zaid pun terbuka dengan penjelasan
dari Abu Bakar, Zaid berkata “Demi Allah! ini adalah pekerjaan yang berat bagiku.
Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit maka hal itu
tidaklah berat bagiku daripada mengumpulkan Al-qur’an yang engkau perintahkan
itu”.

Dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Al-qur’an itu, Zaid bin Tsabit


bekerja amat teliti. Sekalipun beliau hafal Al-qur’an seluruhnya, tetapi untuk
kepentingan mengumpulkan Al-qur’an yang sangat penting bagi umat islam itu,
beliau masih memandang perlu mencocokan hafalan atau catatan sahabat-sahabat
yang lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi.

Dengan demikian Al-qur’an seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit
dalam lembaran-lembaran yang diikatkan dengan benar. Tersusun menurut ayat-
ayatnya sebagaimana telah ditetapkan oleh Rasullah, kemudian diserahkan kepada
Abu Bakar. Mushaf ini tetap di Abu Bakar sampai beliau wafat, kemudian di
pindahkan ke rumah Umar bin Khatab dan tetap di sana slama pemerintahanya.
Setelah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar , istri
Rasullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan Al-qur’an di masa Khalifa
Utsman.

2. Ustman Bin Affan

Pada masa pemerintahan Usman, wilayah Negara Islam telah meluas sampai
ke Tripoli Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu Islam sudah masuk
wilayah Afrika, Syiriah dan Persia. Para hafidz pun tersebar, sehingga menimbulkan
persoalan baru, yaitu silang pendapat mengenai qiraat Al-Qur’an. Ketika terjadi
perang Armenia dan Azarbaijan diantara orang yang ikut menyerbu kedua kota
tersebut adalah Khuzaifah bin al-Yaman. Ia menemukan banyak perbedaan dalam
cara-cara membaca Al-Qur’an, bahkan sebagian qiraat itu bercampur dengan
dengan kesalahan.

Masing-masing mempertahankan bacaannya serta menetang setiap bacaaan


yang tidak berasal dari gurunya. Melihat kedaan yang memprihatinkan ini
Khuzaifah segera melaporkan kepada Khalifah Usman tentang sesuatu yang telah

2
dilihatnya.Usman segara mengundang para sahabat bermusyawarah mencari jalan
keluar dari masalah serius tersebut. Akhirnya dicapai suatu kesepakatan agar
Mushaf Abu Bakar disalin kembali menjadi beberapa mushaf untuk dijadikan
rujukan apabila terjadi perselisihan tentang cara membaca Al-Qur’an.

Untuk terlaksananya tugas tersebut Usman menunjuk satu tim yang terdiri
dari empat orang sahabat, yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash
dan Abdul Rahman bin Haris bin Hisyam.Hasil kerja tersebut berwujud empat
mushaf Al-Qur’an standar. Tiga diantaranya dikirm ke Syam, Kufah dan Basrah,
dan satu mushaf ditinggalakan di Madinah untuk pegangan khalifah yang kemudian
dikenal dengan al-Mushaf al-Imam. Agar persoalan silang pendapat mengenai
bacaan dapat diselesaikan dengan tuntas maka usman memerintahkan semua
mushaf yang berbeda dengan hasil kerja panitia yang empat ini untuk dibakar.

Dengan usahanya itu usman telah berhasil menghindarkan timbulnya fitnah


dan mengikis sumber perselisihan serta menjaga Qur’an dari perubahan dan
penyimpangan sepanjang zaman. mushaf yang ditulis dimasa usman inilah yang
kemudian menjadi rujukan sampai sekarang.

5.2 USAHA LANJUTAN DALAM PENYEMPURNAAN MUSHAF UTSMAN


Pada penyempurnaan mushaf Utsmani yang pertama dilakukan pada zaman
Muawwiyah bin Sofyan. Pada mulanya Muawiyah meminta Gubernur Bashrah,
Ziyad bin Abih agar mengirimkan putranya Ubaidillah untuk dites bacaan al-
Qur'annya. Ternyata banyak yang salah, sehingga Ubaidillah diperintahkan untuk
menghadap ke Abu al-Aswad ad-Dauli agar menyusun kaidah-kaidah Bahasa Arab,
tetapi beliau menolaknya.

Tidak kurang akal, Ubaidillah dan tim mengintai Abu al-Aswad ad-Dauli.
Sepanjang perjalanan ke masjid, mereka membaca al-Qur'an dengan berbagai ragam
kesalahan dengan harapan Abu al-Aswad mau membenarkannya. Dari peristiwa
tersebut Abu al-Aswad sadar bahwa umat membutuhkannya dan akhirnya mau
menyusun kaidah-kaidah Nahwu Sharaf. Dalam penyempurnaan pertama ini berupa
titik, titik atas huruf bernbunyi a, titik dibawah huruf berbunyi i dan titik di depan
huruf berbunyi u.

Pada penyempurnaan kedua dilakukkan pada zaman Abdul Malik bin


Marwan oleh Yahya bin Ya'mar. Penyempurnaan yang kedua ini berupa
penambahan titik pada huruf-huruf yang mempunyai bentuk sama tetapi beda

2
tempat keluarnya (makharijul huruf). Untuk membedakan titik yang menandakan
bunyi dan tempat keluarnya huruf, menuliskannya dengan warna yang berbeda,
selanjutnya adanya penambahan syiddah dan sukun.

Pada penyempurnaan ketiga dilakukan oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi,


guru dari Imam Sibawaih. Pada tahap ketiga ini terjadi penyempurnaan dengan
penambahan syakal. Dan hingg saat ini diera modern untuk memudahkan
pemahaman ayat al-Qur'an ditambahkan penerjemahan keberbagai bahasa. Selain
itu juga dilakukan transliterasi bahasa Arab yang dituliskan dengan aksara sesuai
negara masing-masing.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nuzulul Qur’an adalah proses turunya firman dari Allah SWT melalui
malaikat jibril kepada nabi muhammad SAW sebagai Mukjizat, Pedoman dan
petunjukkepada hambanya yang terdiri dari 30 juz, 6666 ayat dan 114 surat yang
diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Adapun tahapannya yaitu :
1) Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di lauhul mahfudz
2) Al-Qur’an turun dari lauhul Mahfudz ke baitul “izzah di sama’ ad-dunya”
3) Al-Qur’an turun dari baitul izzah di langit dunia langsung kepada nabi
muhammad SAW.
Dalam penurunan Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki
banyak manfaat baik bagi pribadi nabi muhammad SAW, bagi sahabat dan
masyarakat saat masa al-Qur’an maupun bagi masyarakat setelah al-Qur’an.

3.2 SARAN DAN SARAN


Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan
kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih mengenali al-Qur’an, dan
bisa menambah kecintaan kita terhadap al-Qur’an. Khususnya pada pelajar Ulumul
Qur’an nanti kita bisa lebih menikmatinya dengan nyaman karena telah berkenalan
dengan al-Qur’an.
Demi kesempurnaan makalah ini kritik da sarah sangat kami harapkan dari
para pembaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

2
DAFTAR PUSAKA

https://www.sonora.id/read/423450992/7-contoh-kata-pengantar-
makalah-yang-baik-dan-benar-lengkap-skripsi-dan-proposal?page=all
https://www.academia.edu/5566703/makalah_nuzulul_quran
https://www.republika.co.id/berita/pfrk90384/penyempurnaan-tulisan-
alquran-mengikuti-mushaf-utsmani
https://www.kompasiana.com/
rizalathifa2204/5ed1c99bd541df2858347892/pemeliharaan-al-qur-an-
pada-masa-ke-masa
https://tafsiralquran.id/pemeliharaan-al-quran-pada-masa-nabi-
muhammad-saw/#:~:text=Pemeliharaan%20Al%2DQuran%20pada
%20masa%20nabi%20Muhammad%20saw%20dilakukan
%20dengan,pelepah%20kurma%20dan%20kulit%20hewan.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6177129/al-quran-diturunkan-
secara-berangsur-angsur-sampai-berapa-lama

Anda mungkin juga menyukai