1. MAULA AL IIHWAN
2. AZMI FUADI
3. SYUKUR MUGIONO
4. MANGSUR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ILMU NUZULUL
QUR’AN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pe mbaca tentang lebih gamblangnya proses
turunya al-Qur’an dan pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW dan
juga pada masa sahabat . Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada pengasuh pondok pesantren jlamprang, Romo kyai Muhammad Afandi yang
telah membrikan banyak kontribusi bagi kami, kedua orang tua kami yang telah
mendorong atas pembuatan makalah ini, dosen pembimbing kami, Ibu Siti Afifah, M.Ag.,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ....................................................................................................8
2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kitab suci umat islam dan menjadi sumber ajaran islam yang
pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan kita agar kita
memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.
Tetapi sebelum kita mempelajari Al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita
berkenalan dengan al-Qur’an terlebih dahulu dengan mengetahui tentang turunya Al-
Qur’an, bagaimana proses dan tahapan al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah
yang terkandung didalan turunya al-Qur’an?.
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana al-Qur’an itu bisa turun di bumi dan
menjadi pedoman hidup umat muslim di seluruh dunia. Apabila kita tidak mengetahui
sejarah turunya al-Qur’an, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu
ketika terjai pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa awal islam terjadi lagi. Apalagi
mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran yang ngakunya mengambil dari
ayat-ayat al-Qur’an, yang nyatanya hal tersebut adalah leterlek atau dalam bahasa hukum
adalah pemahaman terhadap suatu teks yang terpaku pada apa yang dituliskan teks
tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurang paham dan kurang mendalami ilmu al-Qur’an.
Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin
mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada al-Qur’an dan semakin memperkaya ilmu
pengetahuan kita khususnya tentang nuzulul Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima
bulan. Ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat
(hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan
Islam), dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad ini,
terdapat 28 surat yang diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan. Ayat Al
Quran yang terakhir diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat 5.
Setiap ayat diajarkan oleh malaikat Jibril dan dinyatakan oleh Nabi
Muhammad. Ayat adalah nama yang diberikan untuk setiap kalimat Al Quran, dan
surah adalah nama yang diberikan untuk setiap bagian dari kitab suci. Dalam Al
Quran ada 6.236 ayat, 114 surah dan sekitar 323.000 surat.
2
lima ayat awal surat Al-Alaq yang artinya segumpal darah. Walau diturunkan
pertama kali, surat Al-Alaq yang merupakan surat ke-96 dalam Alquran.
Surat Al Alaq ayat 1-5 tersebut berisi perintah agar umat manusia
mengetahui siapa penciptanya serta dari mana ia berasal, giat mencari ilmu, dan
selalu merendahkan diri di hadapan Allah SWT sebagai sang Maha
Sempurna.keistimewaan peristiwa Nuzulul Quran disebutkan dalam surat Al-
Baqarah Ayat 185:
ت ِّم َن ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ قَا ۚ ِن ِ َّان الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰا ُن هُدًى لِّلن
ٍ اس َوبَي ِّٰن َ ضَ َش ْه ُر َر َم
Artinya: “Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya ada peristiwa
diturunkannya Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil.” (QS. Al
Baqarah: 185)
Peristiwa turunnya Alquran di bulan Ramadhan sangat berharga karena
Alquran merupakan pedoman hidup bagi umat Islam di seluruh dunia. Di dalamnya
terdapat banyak petunjuk untuk menuntun umat manusia memahami mana yang
baik dan buruk.
Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW tidak
dalam satu waktu, melainkan secara berangsur-angsur. Terdapat perbedaan
pendapat di kalangan ulama mengenai durasi waktu tersebut.
Turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur ini dijelaskan dalam salah satu firman-
Nya yang berbunyi,
٢٢ ح َّمحْ فُ ْو ٍظ ۙ ٰ
ٍ فِ ْي لَ ْو٢١ بَلْ هُ َو قُرْ ا ٌن َّم ِج ْي ٌد
Artinya: "Bahkan (yang didustakan itu) Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan)
dalam (tempat) yang terjaga (Lauh al-Mahfuz)."
2
نز ْل ٰنَهُ فِى لَ ْيلَ ِة ْٱلقَ ْد ِر
َ ِإنَّٓا َأ
Artinya:" Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam
kemuliaan." (QS Qadr: 1)
Terakhir, Al-Qur'an diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur selama
kurang lebih 23 tahun. Kitab suci umat Islam ini diturunkan lewat perantara Jibril
pada malam qadr. al-Zarkasyi mengatakan dalam al-Burhan fi 'Ulum Al-Qur'an, ini
adalah pendapat yang dianut mayoritas ulama
2. Hafalan
2
membacakan Alquran.Suatu kali, beliau memuji Abu Musa al-Asy’ari, “Kamu tak
tahu tadi malam aku mendengarkan bacaanmu. Sungguh, Allah telah
menganugerahkan kepadamu seruling (suara indah) dari seruling keluarga Daud”
(HR Bukhari).
3. Tulisan
Di antara para sahabat Nabi SAW, tak sedikit yang mahir menulis. Kepada
beberapa dari mereka, Rasulullah SAW menyuruh untuk menuliskan ayat-ayat
Alquran. Di antara para penulis wahyu pada era Makkah ialah Abdullah bin Sa’ad
dan Khalid bin Sa’id. Sejak hijrah, tentu kian banyak yang menuliskan Alquran.
Ada sekitar 65 sahabat yang ditugaskan Nabi SAW sebagai penulis wahyu.
Mereka antara lain adalah empat orang yang akhirnya menjadi khulafaur rasyidin.
Pembukuan Alquran terutama pada masa Khalifah Utsman bin Affan juga
mengandalkan tulisan-tulisan Alquran yang diguratkan para sahabat Nabi SAW di
berbagai medium--semisal pelepah kurma, kulit ternak yang telah disamak, batu,
dan sebagainya.
Setelah Rasullah SAW wafat, pemerintahan islam dipegang oleh Abu Bakar.
Ketika Abu Bakar menjabat menggantikan Rasullah SAW, dia menghadapi
beberapa peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagaian orang
islam. Karena itu beliau menyiapkan pasukan dan mengirimkan untuk memerangai
orang-orang murtad itu.
Pada awalnya Abu Bakar menolak pendapat Umar tersebut, lantaran hal
tersebut tidak pernah di lakukan Rasullah SAW. Tetapi Umar menjawab dan
bersumpah “Demi Allah, perbuatan itu baik”. Umar pun terus membujuk Abu Bakar
dan terus memberikan alasan-alasan yang baik, terhadap apa yang sedang terjadi
2
pada umat islam ada waktu itu.
Dengan izin Allah SWT, hati Abu Bakar pun terbuka atas usul yang telah
Umar sampaikan kepadanya. Setelah itu Abu Bakar menujuk salah satu sahabat
untuk membukukan Al-qur’an (mushaf) yaitu Zaid bin Tsabit. Zaid pun pada
awalnya menolak, atas izin Allah SWT hati Zaid pun terbuka dengan penjelasan
dari Abu Bakar, Zaid berkata “Demi Allah! ini adalah pekerjaan yang berat bagiku.
Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit maka hal itu
tidaklah berat bagiku daripada mengumpulkan Al-qur’an yang engkau perintahkan
itu”.
Dengan demikian Al-qur’an seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit
dalam lembaran-lembaran yang diikatkan dengan benar. Tersusun menurut ayat-
ayatnya sebagaimana telah ditetapkan oleh Rasullah, kemudian diserahkan kepada
Abu Bakar. Mushaf ini tetap di Abu Bakar sampai beliau wafat, kemudian di
pindahkan ke rumah Umar bin Khatab dan tetap di sana slama pemerintahanya.
Setelah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, putri Umar , istri
Rasullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan Al-qur’an di masa Khalifa
Utsman.
Pada masa pemerintahan Usman, wilayah Negara Islam telah meluas sampai
ke Tripoli Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu Islam sudah masuk
wilayah Afrika, Syiriah dan Persia. Para hafidz pun tersebar, sehingga menimbulkan
persoalan baru, yaitu silang pendapat mengenai qiraat Al-Qur’an. Ketika terjadi
perang Armenia dan Azarbaijan diantara orang yang ikut menyerbu kedua kota
tersebut adalah Khuzaifah bin al-Yaman. Ia menemukan banyak perbedaan dalam
cara-cara membaca Al-Qur’an, bahkan sebagian qiraat itu bercampur dengan
dengan kesalahan.
2
dilihatnya.Usman segara mengundang para sahabat bermusyawarah mencari jalan
keluar dari masalah serius tersebut. Akhirnya dicapai suatu kesepakatan agar
Mushaf Abu Bakar disalin kembali menjadi beberapa mushaf untuk dijadikan
rujukan apabila terjadi perselisihan tentang cara membaca Al-Qur’an.
Untuk terlaksananya tugas tersebut Usman menunjuk satu tim yang terdiri
dari empat orang sahabat, yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash
dan Abdul Rahman bin Haris bin Hisyam.Hasil kerja tersebut berwujud empat
mushaf Al-Qur’an standar. Tiga diantaranya dikirm ke Syam, Kufah dan Basrah,
dan satu mushaf ditinggalakan di Madinah untuk pegangan khalifah yang kemudian
dikenal dengan al-Mushaf al-Imam. Agar persoalan silang pendapat mengenai
bacaan dapat diselesaikan dengan tuntas maka usman memerintahkan semua
mushaf yang berbeda dengan hasil kerja panitia yang empat ini untuk dibakar.
Tidak kurang akal, Ubaidillah dan tim mengintai Abu al-Aswad ad-Dauli.
Sepanjang perjalanan ke masjid, mereka membaca al-Qur'an dengan berbagai ragam
kesalahan dengan harapan Abu al-Aswad mau membenarkannya. Dari peristiwa
tersebut Abu al-Aswad sadar bahwa umat membutuhkannya dan akhirnya mau
menyusun kaidah-kaidah Nahwu Sharaf. Dalam penyempurnaan pertama ini berupa
titik, titik atas huruf bernbunyi a, titik dibawah huruf berbunyi i dan titik di depan
huruf berbunyi u.
2
tempat keluarnya (makharijul huruf). Untuk membedakan titik yang menandakan
bunyi dan tempat keluarnya huruf, menuliskannya dengan warna yang berbeda,
selanjutnya adanya penambahan syiddah dan sukun.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nuzulul Qur’an adalah proses turunya firman dari Allah SWT melalui
malaikat jibril kepada nabi muhammad SAW sebagai Mukjizat, Pedoman dan
petunjukkepada hambanya yang terdiri dari 30 juz, 6666 ayat dan 114 surat yang
diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Adapun tahapannya yaitu :
1) Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di lauhul mahfudz
2) Al-Qur’an turun dari lauhul Mahfudz ke baitul “izzah di sama’ ad-dunya”
3) Al-Qur’an turun dari baitul izzah di langit dunia langsung kepada nabi
muhammad SAW.
Dalam penurunan Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki
banyak manfaat baik bagi pribadi nabi muhammad SAW, bagi sahabat dan
masyarakat saat masa al-Qur’an maupun bagi masyarakat setelah al-Qur’an.
2
DAFTAR PUSAKA
https://www.sonora.id/read/423450992/7-contoh-kata-pengantar-
makalah-yang-baik-dan-benar-lengkap-skripsi-dan-proposal?page=all
https://www.academia.edu/5566703/makalah_nuzulul_quran
https://www.republika.co.id/berita/pfrk90384/penyempurnaan-tulisan-
alquran-mengikuti-mushaf-utsmani
https://www.kompasiana.com/
rizalathifa2204/5ed1c99bd541df2858347892/pemeliharaan-al-qur-an-
pada-masa-ke-masa
https://tafsiralquran.id/pemeliharaan-al-quran-pada-masa-nabi-
muhammad-saw/#:~:text=Pemeliharaan%20Al%2DQuran%20pada
%20masa%20nabi%20Muhammad%20saw%20dilakukan
%20dengan,pelepah%20kurma%20dan%20kulit%20hewan.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6177129/al-quran-diturunkan-
secara-berangsur-angsur-sampai-berapa-lama